Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN

KAWASAN RUSUNAWA CINGISED


“Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Lingkungan”

Dosen Pengampu : Ainin Rahmanawati, S.Psi., M.A.

Disusun Oleh :

Adisty Sheyra Muchyi Pratama 200207004

Ahmad Al Pauzi 200207008

Danti Noviani 200207051

Delia Ratna Sari 200207058

Muhammad Nazrey 200207161

Salsabila Nada Bachtiar 200207246

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

2023
1. Deskripsi Kondisi Lingkungan Fisik Rusunawa Cingised

Rumah Susun Sederhana Sewa atau dapat disingkat RUSUNAWA merupakan


bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang masing-masing dapat
disewa dan digunakan secara terpisah. Lokasi yang kami kunjungi dalam tugas lapangan
ini adalah Rusunawa Cingised yang terletak di Jl. Cingised No.125, Cisaranten Kulon,
Kec. Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat. Rusunawa Cingised merupakan salah satu
dari beberapa rusun di Kota Bandung yang memiliki 5 gedung terpisah yang disebut
sebagai twin blok. Masing-masing gedung atau twin blok yang ada di Rusunawa
Cingised tersebut terdiri atas 4 lantai dengan jumlah unit keseluruhan sekitar kurang lebih
500 unit.

(Twin Blok 1) (Twin Blok 2) (Twin Blok 3-5)

Kondisi lingkungan fisik pada setiap gedung twin blok yang ada di Rusunawa
Cingised berbeda-beda, namun secara kesuluruhan kondisi lingkungan fisik dapat
dikatakan baik dan cukup terawat. Hal ini dikarenakan menurut hasil wawancara dengan
salah satu penghuni di twin blok 1, pemerintah melakukan perbaikan unit yang ada di
Rusunawa Cingised sebanyak dua kali dalam setahun. Selain itu, ada petugas kebersihan
yang membersihkan masing-masing wilayah twin blok pada setiap pagi. Namun di
samping itu, ada beberapa kondisi lingkungan yang cukup mengganggu seperti para
penghuni yang menjemur pakaian di tembok-tembok rusunawa sampai penghuni yang
membuka warung di depan unitnya hingga menutup lorong dan menghalangi jalan
penghuni unit lain.
(Beberapa kondisi Rusunawa Cingised yang cukup mengganggu)

Selain itu, terdapat beberapa fasilitas lain yang ada di Rusunawa Cingised yaitu
diantaranya kantor UPT, masjid, pos keamanan, lapangan olahraga, tempat pembuangan
sampah sementara, tempat parkir, gazebo, dan taman. Fasilitas tersebut dapat digunakan
oleh seluruh penghuni di Rusunawa Cingised. Kondisi fasilitas-fasilitas tersebut dapat
dikatakan bersih dan terawat, hal ini karena dilakukan pengelolaan dan perawatan
terhadap fasilitas tersebut oleh petugas khusus serta menjadi tanggung jawab bersama
para penghuni yang menggunakan.

2. Gambaran Perilaku Warga

Berdasarkan dari hasil wawancara yang kami lakukan bersama pada salah satu
warga, dan juga yang dapat terlihat oleh kami perilaku yang dapat merusak lingkungan di
sekitar rusun yaitu dengan masih banyak nya orang yang membuang sampah
sembarangan termasuk anak-anak yang paling sering melakukan nya. Terdapat juga
banyak tumpukan barang diluar unit, yang dapat mengakibatkan penumpukan debu dan
akan banyak di hinggapi oleh nyamuk.
Hal yang dapat dilakukan untuk merawat atau menjaga lingkungan nya yaitu, di
Rusunawa Cingised mempekerjakan beberapa warga untuk membersihkan lingkungan
nya setiap pagi dan sore hari. Yang mereka lakukan yaitu, membersihkan sampah yang
berserakan, menyapu dan mengepel tangga, membersihkan saluran selokan dan juga
memotong dan merapihkan tanaman.

3. Gambaran Bentuk-Bentuk Environmental Stress (stres lingkungan)

Menurut salah satu warga rusunawa yang kami wawancarai, mereka memaparkan
bahwa secara keseluruhan mereka tidak mengalami stress lingkungan yang cukup berat.
karena menurut mereka kondisi lingkungan yang mereka tinggali sangat terorganisir,
sehingga mereka hidup rukun dan tentram antar satu warga dengan warga lainnya. selain
itu, di tempat mereka juga terdapat pengawasan dari pihak keamanan yang berjaga
selama 24 jam. sehingga mereka merasa aman yang berdampak pula pada kondisi
emosional mereka. Hanya saja mereka mengalami kendala stress itu sendiri di lingkungan
satu rumah yang mereka tempati, artinya mereka mungkin hanya merasakan
emosionalnya terganggu karena tingkah laku atau ulah keluarga serumah mereka sendiri.

4. Gambaran Bentuk-Bentuk Environmental Risk

Rumah Susun Sederhana Sewa atau yang biasa dikenal Rusunawa merupakan
solusi yang dianggap tepat karena mampu untuk memberikan kebutuhan hunian yang
layak bagi masyarakat ekonomi menengah kebawah. Meskipun rusunawa ini memiliki
banyak manfaat, ternyata pembangunan rusunawa juga dapat menimbulkan risiko
lingkungan atau yang dikenal sebagai environmental risk. Beberapa penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa sarana prasarana dan juga bentuk pembangunan
lingkungan rusunawa yang tidak memadai dapat menyebabkan menurunnya produktivitas
dan aktivitas kerja sehari-hari.

Pada Rusunawa Cisinged daerah Arcamanik Kota Bandung yang telah kami
observasi dan telah disampaikan pada poin sebelumnya, kondisi lingkungan fisik
rusunawa bisa menimbulkan beberapa risiko lingkungan. Bangunan rusunawa yang
dibangun menyusun ke atas ini bisa menimbulkan risiko terjatuh dari ketinggian,
khususnya pada anak-anak. Kelompok kami sempat mengobrol dengan dua anak yang
berada pada lantai 9. Salah satu diantaranya pernah mengalami jatuh dari tangga ketika
bermain, sehingga menyebabkan kepalanya terbentur dan bocor. Ia juga menunjukkan
bekas lukanya kepada kami karena lukanya membekas hingga saat ini. Selain itu,
bangunan rusunawa yang lembab dan minim terkena panas pencahayaan matahari dapat
menimbulkan risiko beberapa penyakit yang muncul. Penelitian Wanda Gautami dan
Elisna Syahruddin yang berjudul “Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah Susun dengan
Prevalensi Penyakit Respirasi Kronis di Jakarta” juga menunjukkan terdapat hubungan
antara prevalensi penyakit respirasi kronis dengan ventilasi rusun dan dengan
pencahayaan dalam rusun. Namun faktor kepadatan hunian menunjukkan tidak ada
hubungan, karena banyak dari penghuni rumah lebih sering beraktivitas di luar rumah
saat siang hari dan pulang hanya waktu-waktu istirahat saja. Bencana alam juga
merupakan bentuk lainnya yang dapat menjadi risiko pada penghuni rusunawa. Salah satu
bencana alam yang paling berisiko ialah gempa bumi. Bangunan rusunawa yang
bertingkat sangat rawan gempa bumi jika tidak dibangun berdasarkan standar struktur
bangunan tahan gempa.

Jika dilihat dari teori persepsi risiko lingkungan dengan pendekatan psychology
approaches (heuristics and cognitive), individu cenderung melihat tingkat risiko saat ini
sebagai sesuatu yang terlalu tinggi untuk sebagian besar kegiatan (Slovic, 2000). Menurut
penelitiannya, individu menganggap semua hal sama. Semakin banyak individu
merasakan manfaat, semakin besar toleransinya terhadap risiko. Jika seseorang
mendapatkan kesenangan dan cenderung menilai manfaatnya, maka individu akan
menilai manfaatnya setinggi mungkin dan menilai risikonya serendah mungkin.
Berkaitan dengan pengamatan lingkungan rusunawa, beberapa penghuni Rusunawa
Cisinged diantaranya menyadari akan beberapa risiko lingkungan yang memungkinkan
terjadi. Namun hal tersebut tidak dijadikan suatu permasalahan utama karena mereka
mendapatkan banyak manfaat dari tinggal di rusunawa ini.

5. Pengalaman Warga Rusunawa Cingised

Dikutip dari pengalaman warga sekitar rusunawa ada satu orang yang sudah
tinggal hampir 10 tahun lebih. ia termasuk warga lokal asli daerah sana dan memilih
untuk bertempat tinggal dirusun. Selain menjadi warga ia juga merupakan salah satu
petugas kebersihan yang diperintahkan oleh UPT. Tugasnya adalah membersihkan
halaman-halaman umum warga setiap rusun namun bergiliran antar blok. Ia bercerita
banyak sekali pengalaman suka duka yang sudah dilewati. seperti halnya ketika
merasakan gempa ketika ada dilantai paling atas dan berhamburan kebawah mencari
tangga, mendapatkan perilaku acuh tak acuh dari warga sekitar, kurangnya rasa toleransi
antar warga namun dibalik itu dalam keadaan keadaan genting seperti kematian seluruh
warga ikut mengurusinya. Selain itu jika ada acara pernikahan pasti selalu ikut
menghadiri. Beliau juga sering mengurusi beberapa anak disabilitas disana. meskipun
jumlahnya tidak banyak namun ada saja setiap rusunnya. Satu hal yang unik ditemuin
didaerah Rusun B ialah terdapat banyak warung antar lantai yang dimana ada salah satu
lantai menamainya dengan “Warung Disabilitas”.

Banyak peraturan yang sering kali tidak diindahkan oleh warga sekitar,namun
tidak mau menjadi masalah maka ia selalu mengabaikan hal itu. Menurutnya hidup
dirusun tidak seburuk yang dipikirkan orang seperti kumuh,rusak,dan lain halnya. namun
ketika dari pihak atas memberikan kenyamanan seperti kebersihan yang dijaga dan
toleransi yang terus dipupuk itu tidak menjadi masalah besar baginya.

6. Rencana Preventif dan Mitigasi untuk Menangani Permasalahan Lingkungan di


Rusunawa Cingised

Dalam hal ini, untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh warga
setempat dan juga terjadinya musibah yang tidak di inginkan, maka ada beberapa upaya
yang harus di lakukan, khususnya oleh pengelola Rusunawa Cingised tersebut. Pertama
mengenai sampah, pengelola harus lebih tegas lagi mengenai hal ini, karena hal ini masih
banyak di langgar oleh banyak warga setempat, khususnya anak-anak. Kedua ketertiban
lingkungan, dalam hal ini mengenai warga yang membuat warung di depan kamarnya
yang mengganggu akses jalan warga yang lain. Pengelola juga harus lebih mempertegas
aturan mengenai pembukaan warung tersebut. Seperti contohnya membuat aturan untuk
siapapun yang ingin berjualan atau membuka warung harus di tempat yang sudah
disediakan pengelola. Supaya lingkungan yang di tinggali tetap nyaman. Dan juga
pengelola harus membuat aturan untuk semua warga supaya tidak menjemur baju atau
barang apapun di depan kamar, karena itu mengganggu keindahan dan kenyaman saat
melewati depan kamar tersebut. Kemudian yang ketiga mengenai keselamatan penghuni
rusunawa. Dari hasil wawancara kami dengan salah satu warga setempat, untuk bangunan
itu sudah sesuai standar yang ada, jadi ketika ada gempa itu masih aman, hanya saja
paling beberapa genting dan atap yang jatuh, namun itu tidak berpengaruh signifikan.
Akan tetapi yang perlu di tekan kan itu mengenai keselamatan anak-anak. Pengelola
harus lebih memperhatikan hal ini. Contohnya dengan cara sedikit meninggikan pagar
atau tembok depan kamar penghuni, karena itu masih gampang untuk di naiki anak-anak,
dan itu bisa menimbulkan kecelakaan.
DAFTAR PUSTAKA

Gautami, W., & Syahruddin, E. (2014). Hubungan kondisi lingkungan rumah susun dengan
prevalensi penyakit respirasi kronis di Jakarta. eJournal Kedokteran Indonesia.

Slovic, Paul. (2000). The Perception of Risk. Earthscan, Virginia


LAMPIRAN

(Kunjungan Kelompok 1 ke Rusunawa Cingised)

Anda mungkin juga menyukai