Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN RANCANGAN INTERVENSI

MODIFIKASI PERILAKU

“Modifikasi Perilaku dengan Metode Economic Token Perilaku Susah Mandi pada
Anak Usia 4 tahun”

Anggota Kelompok :

Metrilani Yanra (20011232)


Miranda Pratiwi (20011234)
Nurhamidah D. (20011247)
Nurul Faiza (20011248)

Dosen Pengampu: Roza Eva Susanti, S.Psi., M.Psi.

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak usia dini 1 sampai 5 tahun memiliki sensorik yang tajam. Anak mulai
belajar mengenai ligkungan sekitarnya dari alat inderanya. Dalam kehidupan sehari-
hari, kebiasaan anak menggigit barang adalah bentuk dari proses belajarnya
mengenai benda-benda disekitarnya. Dalam banyak hal anak cenderung tidak ingin
menyentuh atau mendekati sesuatu hal jika ia merasa tidak nyaman atau terancam.
Sebenarnya mengapa anak kadang susah diajak mandi? Dalam kasus anak
yang sulit untuk mandi, cenderung dikarenakan anak takut akan suhu air yang
terlalu dingin, suasana kamar mandi yang mencekam, sedang sakit, sedang sibuk
bermain, atau marah karena terlalu dipaksa. Maka dari itu, orang tua akan mencoba
mendekati anak salah satunya dengan cara memercikkan air kamar mandi tersebut
ke badannya sendiri, agar anak mendapatkan informasi bahwa nair terseubut tidak
lagi dingin atau semacamnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang menjadi alasan peneliti melakukan
penelitian maka rumusan masalah yang ingin diketahui yaitu, bagaimana teknikyang
tepat yang dilakukan pada anak yang sulit untuk mandi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk menemukan metode yan tepat
untuk anak yang sulit untuk mandi.

1.4 Manfaat
a. Bagi subjek penelitian
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan gambaran bagaimana
memahami dan mencari metode yang tepat untukanak yang sulit untukmandi..
b. Bagi orangtua
Orangtua dapat mengetahui gambaran metode untuk mengatasi perilaku sulit
mandi yang dimiliki oleh anaknya, dengan begitu ini dapat dijadikan sebagai
acuan.
c. Bagi peneliti
Peneliti dapat mengembangkan dan mempraktekkan ilmu yang telah didapatkan
selama perkuliahan dengan terjun langsung ke lapangan.
d. Bagi peneliti lainnya
Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan baru dan
dapat dikembangkan lagi ke arah yang lebih baik.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Defenisi Modifikasi Perilaku


Modifikasi Perilaku (Behavior Modification) adalah usaha untuk

menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi

hasil eksperimen pada manusia. Belajar adalah suatu proses yang mana

perubahan–perubahan yang bersifat relatif permanen terjadi dalam potensi

perilaku sebagai suatu akibat pengalaman. Gangguan perilaku terjadi karena

pengalaman yang salah (faulty learning). Misalnya belajar dengan benar tentang

contoh perilaku yang tidak baik atau belajar dengan salah contoh perilaku yang

baik.

Pandangan behaviorist :

-          Klasik yaitu Modifikasi perilaku sebagai penggunaan secara sistematik

teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi

perilaku tertentu atau mengontrol lingkungan perilaku tersebut. Jika teknik

kondisioning diterapkan secara ketat, dengan stimulus, respon dan akibat

konsekuensi diharapkan terbentuk perilaku lahiriah yang diharapkan.

-          Operant yaitu Modifikasi perilaku akan terbentuk ketika penguat atau

pengukuh diberikan berupa reward atau punishment.

-          Behavior Analist yaitu Modifikasi perilaku merupakan penerapan dari

psikologi eksperimen seperti dalam laboratorium. Proses, emosi, problema,

prosedur, semua diukur. Pengubahan perilaku dilaksanakan dengan rancangan

eksperimen dibuat dengan cermat. Perilaku dihitung secara cacah untuk

mendaparkan data dasar. Variabel bebas dimanipulasi, metode statistik


digunakan untuk melihat perubahan perilaku, pengulangan jika perlu dilakukan

hingga terjadi perubahan perilaku secara jelas.

Pendapat  Lain yaitu menurut Eysenck dan Wolpe sebagai berikut

1.      Eysenck  : Modifikasi Perilaku adalah upaya mengubah perilaku dan

emosi manusia dengan cara yang menguntungkan berdasarkan teori yang

modern dalam prinsip psikologi belajar.

2.      Wolpe     :  Penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah teruji

secara  eksperimental untuk mengubah perilaku yang tidak adaptif, dengan

melemahkan atau menghilangkannya dan perilaku adaptif ditimbulkan atau

dikukuhkan

Analisis fungsi untuk mengungkap faktor-faktor yang menyumbang terjadinya

perilaku, yang memelihara perilaku dan tuntutan lingkungan terhadap klien.

yang diperlukan dalam analisis fungsi perubahan perilaku

A (Antecedents) adalah segala hal yang mencetuskan perilaku

yang    dipermasalahkan. Misalnya situasi tertentu, tempat tertentu, atau selagi

melakukan aktivitas tertentu.

B (Behavior) adalah segala hal mengenai perilaku yang dipermaslahkan,

frekuensi intensitas dan lamanya perilaku tersebut berjalan.

C (Consequence) adalah akibat–akibat yang diperoleh setelah perilaku itu

terjadi. Memelihara perilaku yag menjadi masalah dengan jalan memberikan

penguat, berupa pujian, perhatian, perasaan lebih tenang, bebas dari tugas dan

lain sebagainya.
B. Defenisi Token Ekonomi

Pengertian Token Ekonomi Menurut Soekadji (1983) token ekonomi atau


tabungan keping adalah prosedur pemberian satu kepingan (satu tanda atau
isyarat) sesegera mungkin setelah perilaku yang diharapkan muncul.Selain itu
Soekadji (1983) juga menambahkan bahwa nantinya kepingan ini dapat ditukar
dengan benda atau aktivitas pengukuh yang diinginkan subjek. Menurut
Djiwandono (2002) bentuk dari token ekonomi dapat berupa angka, cek, kartu,
mainan yang berbentuk uang, atau apa saja yang dapat diidentifikasi sebagai milik
siswa. Changi dan Daly (2012) juga menjelaskan token ekonomi adalah sebuah
sistem penguatan yang diberikan untuk anak-anak dengan hadiah nyata bagi
perilaku tertentu. Penghargaan ini, atau "token," akan terkumpul sehingga anak
dapat menukar token mereka dengan hadiah atau aktivitas yang sebenarnya.
Token ekonomi telah terbukti menjadi intervensi yang efektif untuk mengurangi
perilaku yang tidak pantas.Program token ekonomi ini menurut Soekadji (1983)
dapat diterapkan pada anak-anak normal, anak-anak atau orang-orang yang
perkembangannya terlambat, yang cacat mental atau yang mengalami
penyimpangan kepribadian.Berdasarkan beberapa penjelasan token ekonomi
tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa token ekonomi adalah prosedur
pemberian satu kepingan (satu tanda atau isyarat) sesegera mungkin setelah
perilaku yang diharapkan muncul, dan kepingan ini nantinya dapat ditukar dengan
benda atau aktivitas yang diinginkan subjek.

C. Defenisi Susah Mandi


Menurut KBBI, susah merupakan rasa tidak senang (karena sukar, sulit,
berat, dan sebagainya); merasa tidak aman (dalam hati); selalu gelisah dan khawatir;
sedih; suka; tidak mudah (mendapat, mencari, dan sebagainya; kekurangan; miskin;
(sumber KBBI)

Mandi adalah aktivitas membasuh tubuh dengan cairan, biasanya


menggunakan air, larutan encer, atau dengan merendam tubuh dalam air. Aktivitas
ini dapat dilakukan untuk tujuan kebersihan pribadi, ritual keagamaan atau tujuan
terapeutik. Istilah ini juga diterapkan pada mandi matahari dan mandi laut yang
hanya dilakukan untuk rekreasi, bukan untuk membersihkan diri. Maka dapat
disimpulkan bahwa susah mandi adalah ketika seseorang merasa enggan untuk
melakukan kegiatan mandi disebbkan faktor yang berbeda-beda. Banyak faktor
yang membuat seseorang malas mandi salah satunya mager atau bahkan ada
seseorang yang takut dengan air

D. Defenisi dan Perkembangan Anak Usia 4 tahun

Menurut UU Sisdiknas 2003 anak usia dini adalah anak yang berada pada usia
0-6 tahun dan antara 0-8 tahun menurut para pakar Pendidikan. Selain itu, masa usia
dini ini disebut juga sebagai periode sensitif (critical period). Dimana pada periode ini
kematangan fungsi fisik dan psikis anak sudah siap untuk merespon stimulasi yang
diberikan oleh lingkungan (Musringati, 2017: 1)
Sedangkan menurut Erikson, anak usia 3-5 tahun merupakan fase Initiative vs Guilt -
Tahap 3 (3-6 tahun); pada tahapan ini anak sudah mulai berkembang secara fisik dan
intelektual. Pada tahap ini anak-anak mulai menimbulkan sikap inisiatif untuk
berinteraksi, bermain, menciptakan permainan dan melakukan aktifitas. Penting agar
anak anak diberikan kesempatan untuk mengembangkan rasa inisiatif dan kapan ingin
bekerja sama dengan orang lain. Apabila tahap ini tidak terpenuhi, maka dapat
menimbulkan rasa frustasi dan rasa bersalah dalam mengambil tindakan atau bahkan
ketidakpedulian.

E. Pentingnya Mandi Bagi Kesehatan


Mandi juga memiliki peranan penting meningkatkan sistem kekebalan menurut
penelitian terbaru mandi ternyata tidak hanya baik untuk membersihkan tubuh dari
kotoran dan menjauhkan stress, tapi mandi juga memiliki peranan penting
meningkatkan sistem kekebalan, membantu kulit terhindar dari penyakit seperti eksema
dan bahkan menyembuhkan masalah medis serius. Penderita diabetes yang
menghabiskan hanya setengah jam berendam dalam bak air hangat dapat menurunkan
tingkat gula darah sekitar 13 persen. Penelitian terpisah di Jepang menunjukkan 10
menit berendam dalam air hangat dapat memperbaiki kesehatan jantung baik pria
maupun wanita, membantu mereka menjalani test olahraga lebih baik dan mengurangi
rasa sakit.
Berikut beberapa pentingnya mandi bagi kesehatan tubuh :
- Bisa mengeluarkan racun : Mandi air hangat sekitar 32-35 derajat Celsius membuka
pori yang dapat membantu mengeluarkan toksin. Mandi air hangat juga dapat
membantu menurunkan tingkat gula darah, menyembuhkan sakit otot dan membantu
menjaga usus besar bekerja dengan baik. Waktu yang dianjurkan selama 10-20 menit
saja.
- Mengurangi stress : Jika anda benar mengalami stress, mandi air dingin akan menjadi
jawaban yang tepat. Temperatur yang dianjurkan sekitar 12-18 derajat Celsius. Mandi
air dingin sangat baik meredakan ketegangan, sebaliknya dari air hangat karena mandi
air dingin dapat mempersempit darah dan meningkatkan tingkat gula darah kita.
- Mencegah eksema : Penyakit kulit tertentu seperti eksema, ruam atau gatal dapat
dicegah dengan menambahkan baking soda ke dalam bak mandi. Isi air dengan air
hangat kuku, tambahkan kira satu pound baking soda dan aduk sampai rata. Dianjurkan
berendam selama 10-20 menit.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. METODE

Pada penelitian eksperimen ini peneliti menggunakan desain eksperimen kasus


tunggal (single case eksperimental design). Kazdin (dalam latipun,2010: 8)
menjelaskan bahwa desain eksperimen kasus tunggal merupakan sebuah desain
penelitian untuk mengevaluasi efek suatu perlakuan dengan kasus tunggal. Dala
kasus ini seorang subjek yaitu anak perepuan berusia 4 tahun

B. RANCANGAN PENELITIAN
1. TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di rumah subjek, karena menimbang topik dari
penelitian adalah perilaku malas mandi dan subjek biasa mandi di rumahnya
sendiri. Selain itu, subjek yang masih berusia 4 tahun biasa dimandikan oleh
orang tuanya di kamar mandi rumah subjek.

2. WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu 10 hari, dimana setiap
sesi memakan waktu dua jam. Dalam 10 hari tersebut, akan dilakukan
observasi awal, wawancara sebagai pengumpulan informasi mengenai anak.
Rincian pelaksanaan intervensi sebagai berikut:
a. Intake
Pada fase ini waktu yang digunakan adalah 2 hari, dimana peneliti
melakukan sesi wawancara dengan orangtua dan mengobservasi melalui 2
cara, yaitu secara langsung dan secara online (video call). Data yang
dikumpulkan adalah berupa data pribadi subjek, data mengenai keluarga
(pola asuh), dan mengenai hal yang disukai dan tidak disukai dimana data ini
dapat digunakan dalam menentukan reinforcement dan reward yang tepat
dalam proses treatment.
b. Baseline
Fase baseline adalah waktu yang digunakan dalam tahapan untuk
memperoleh gambaran mengenai perilaku dan kebiasaan subjek. Proses ini
memakan waktu 4 hari dan dengan melakukan observasi lebih dalam lagi.
c. Treatment
Setelah memperolah data mengenai perilaku susah mandi pada subjek,
peneliti mulai memberika treatmen yang sesuai dengan perilaku-perilaku
yang mucul tersebut. Pada fase ini, modifikasi perilaku dengan Teknik
economic token dilakukan. Dalam hal ini subjek yaitu anak perempuan
berusia 4 tahun diberikan token berupa janji untuk dibelikan mainan atau
permainan di dalam kamar mandi dan di lain situasi jika ia masih enggan
untuk disuruh mandi, peneliti ingin memberikan sedikit punishment yang
dapat mengatasi perilaku malas mandi pada subjek

3. SUBJEK PENELITIAN
Penelitian ini memiliki subjek dengan menggunakan Teknik
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2018: 144) purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Alasan pemilihan sampel dengan menggunakan teknik purposive
sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria sesuai dengan
yang telah penulis tentukan. Kriteria pertimbangan subjek yang dipilih
sebagaiman Erikson mengatakan anak usia 3-5 tahun sudah memasuki fase
inisiative versus guilt dimana dalam fase ini, anak mulai mencoba dan
mengembangkan inisiatifnya. Anak banyak bertanya dan mencoba hal-hal
baru yang ada di sekitarnya. Jika pertanyaan dan keingintahuan ini
difasilitasi, anak akan mengembangkan kepercayaan diri untuk berinisiatif.
Dalam kasus ini, artinya anak sudah seharusnya berinisiatif untuk mandi dan
mencari tahu mengenai hal-hal yang berhubungan dengan mandi.
4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
a. Metode Observasi
Observasi menurut Margono (dalam Khuriyati, 2014) adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang
berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang
akan diteliti. Objek yang diobservasi adalah kemampuan bina diri yang
menurut Mumpuniarti (2003) merupakan kemampuan menolong diri
sendiri mengenai kebiasaan rutin yang biasa dilakukan seseorang seperti
berpakaian, makan, istirahat, memelihara kesehatan, kemampuan buang
air besar dan kecil di tempat yang ditentukan (WC, kamar mandi),
keselamatan diri, dan tindakan pencegahan terhadap penyakit secara
sederhana. Dalam penelitian ini observasi dilakukan pada kemampuan
bina diri anak dalam kegiatan buang air besar atau kecil secara benar
(toilet trainig). Observasi yagn dilakukan adalah observasi non-
partisipan, yaitu suatu bentuk observasi dimana pengamat ataupun
peneliti tidak terlibat secara langsug dalam kegiatan kelompok atau
kegiatan yang diamatinya (Yusuf, 2010).
b. Metode Wawancara
Wawancara atau inteview menurut Yusuf (2010) adalah suatu
kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara dengan
responden secara langsung (bertatap muka) dmana pewawancara
bertanya langsung mengenai objek yang akan diteliti dengan terlebih
dahulu membuat pedoman wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan wawancara kepada orang tua subjek via video call karena
subjek berdomisili diluar Kota padang. Alasan peneliti melakukan
wawancara pada orang tua subjek, karena subjek masih berusia 4 tahun.
Sehingga tidak memungkinkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan peneliti. Namun, peneliti tetap mengajukan beberapa
pertanyaan ringan kepada subjek untuk mendapatkan data primer.

c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pelengkap yang digunakan
dalam penelitian ini. Untuk dokumentasi, peneliti mendapatkan gambar
serta video subjek dari kiriman orang tuanya melalui via whatsapp.
Selain itu, peneliti juga melakukan dokumentasi dengan mengambil
tangkapan layar saat melakukan video call.

5. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN


a. Pedoman observasi

Variabl Sub Variabel Indikator Pengambilan


e Data

0 1 2

Perilaku Kemampuan 1.Subjek mampu mengikuti instruksi untuk


susah inisiatif mandi
mandi

2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat


diberi instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampuan 1. Mampu melepas pakaian


anak
2. Mampu menyiram rambutnya

3. Mampu menyiraam tubuhnya

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan


handuk

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi


b. Pedoman Wawancara

Variabel Sub variabel Indikator Cara


Pengambilan
Data
Orang tua Kondisi Anak 6. Bagaimana kemampuan komunikasi anak?
anak 7. Apakah anak memiliki trauma atau
ketakutan lainnya?
8. Apa saja kegiatan yang sering dilakukan
anak?

Kebiasaan mandi 1. Membujuk anak untuk mandi


anak 2. Memberikan edukasi pentingnya mandi
Kemampuan 1. Mampu melepas pakaian
anak 2. Mampu menyiram rambutnya
3. Mampu menyiraam tubuhnya
4. Mampu mengeringkan tubuh dengan
handuk
5. Mampu memakai pakaian setelah mandi

Faktor-faktor 1. Edukasi mengenai pentingnya mandi


Yang 2. Kondisi fisik
berpengaruh 3. Pola asuh oraang tua
terhadap 4. Kemampuan berkomunikasi
perilaku susah
mandi
Kesulitan yang Rasa takut saat akan dikeramas
dihadapi subjek
dalam treatment
Upaya orang tua Upaya yang dilakukan orang tua sejauh ini
untuk mengatasi adalah mengajak anak berbelanja apabila
kesulitan sudah selesai mandi
tersebut
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengukuran Baseline


Hari ke 1 : Sabtu, 27 Mei 2022
Pada hari pertama, peneliti melakukan perkenalan sekaligus
observasi awal terhadap subjek dengan mengunjungi rumah subjek. Dihari
pertama ini, peneliti melakukan edukasi tentang pentingnya mandi kepada
subjek dengan didampingi oleh orang tua subjek. Selain itu, peneliti juga
mulai memperkenalkan token ekonomi atau reward yang akan didapatkan
oleh subjek apabila subjek mau mandi. Dihari pertama ini, subjek masih sulit
diberi instruksi dan masih mengalami

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 1.Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi instruksi 
untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 


n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 

3. Mampu menyiraam tubuhnya 

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa


1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 2 : Minggu, 28 Mei 2022


Pada hari kedua, peneliti melakukan treatment sekaligus wawancara
kepada orang tua subjek. Dihari kedua ini, subjek masih memunculkan perilaku
yang sama. Total skor pengambilan data juga masih sama dengan hari pertama.

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 1.Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi instruksi 
untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 


n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 

3. Mampu menyiram tubuhnya 

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri


Hari ke 3 : Senin, 29 Mei 2022
Pada hari ketiga ini peneliti melakukan treatment kembali, dan pada hari ketiga ini
subjek memperlihatkan perubahannya, subjek sudah bisa mengikuti intruksi untuk
mandi tetapi masih tantrum.

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 1. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi instruksi 
untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 


n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 

3. Mampu menyiram tubuhnya 

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 4 : Senin 29 Mei 2022

Pada hari keempat ini peneliti mencoba untuk kompromi dengan orang tua subjek untuk
membiarkan subjek mandi (menyiram rambutnya sendiri) tanpa bantuan orang tua.
Tetapi kali ini belum terlihat perubahan, subjek malah bermenung dan tidak melakukan
instruksi orang tuanya.

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 1. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 
instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 


n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 

3. Mampu menyiram tubuhnya 

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 5 : Selasa, 30 Mei 2022

Hari kelima subjek melakukan kembali penelitian seperti hari keempat, tetapi terlihat
subjek melakukan hal yang berbeda yaitu subjek menyiram badannya dan itu hanya
sekali lalu tetap pada akhirnya dibantu orang tua. Sepertinya hal ini hanya kebetulan
dan penelitian masih dilanjutkan.
Variable Sub Indikator Pengambilan
Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 1. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 
instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 


n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 

3. Mampu menyiram tubuhnya 

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 6 : Rabu, 31 Mei 2022

Hari ini kami mencoba untuk mengatakan pada orang tua subjek untuk membiarkan
subjek masuk kedalam kamar mandi sendirian dan hasilnya subjek sudah inisiatif
menyiram kepalanya dengan air

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2
Perilaku Kemampua 1. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 
susah n inisiatif
mandi
2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 
instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 


n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 

3. Mampu menyiram tubuhnya 

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 7 : Kamis, 1 Juni 2022

Pada hari ke 7 ini subjek masih sama dengan hari ke 6, sudah mampu untuk menyiram
rambutnya sendiri dengan air tanpa bantuan orangtua

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 1. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi 2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 
instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 


n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 

3. Mampu menyiram tubuhnya 

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 8 : Jumat, 2 Juni 2022

Pada hari kedelapan ini subjek sudah memiliki banyak perubahan, subjek tidak tantrum
lagi ketika di instruksikan untuk mandi dan subjek sudah menyiram rambut dan
badannya tanpa bantuan orangtua.

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 1. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 
instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)
Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 
n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 

3. Mampu menyiram tubuhnya 

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 9 : Sabtu, 3 Juni 2022

Pada hari ini subjek sudah memiliki kemajuan yang lumayan cepat, subjek meminta
mandi kepada orangtuanya tanpa diinstruksikan lagi.

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 1. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 
instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 


n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 

3. Mampu menyiram tubuhnya 


4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 10 : Minggu, 4 Juni 2022

Pada hari ini adalah terakhir kami melaksanakan penelitian, dilihat dari perubahan pada
subjek sudah sangat lumayan dan cepat dari yang kami bayangkan, sepertinya subjek
hanya memerlukan perhatian yang lebih dari orang dewasa dalam perihal mandi ini.
Pada penelitian kali ini subjek sudah mampu memakai pakaiannya sendiri meskipun
sesekali terlihat kesusahan tapi akhirnya subjek berhasil melakukannya.

Dan untuk mengeringkan tubuhnya subjek masih belum sempurna terlihat masih
kesusahan dalam hal ini sehingga masih butuh bantuan dari orangtuanya,

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 1. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 
instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 


n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 
3. Mampu menyiram tubuhnya 

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Grafik Baseline

B. Hasil Program Intervensi

Hari ke 1 : Sabtu, 27 Mei 2022


Pada hari pertama, observasi yang dilakukan peneliti memberikan
permainan pada bak mandi subjek agar menarik perhatian subjek. Subjek
tidak memunculkan perilaku, pada langkah ini subjek hanya mampu
melepaskan pakaian secara mandiri.

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 1.Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi instruksi 
untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 


n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 
3. Mampu menyiraam tubuhnya 

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 2 : Minggu, 28 Mei 2022


Pada hari kedua, peneliti melakukan treatment sekaligus wawancara
kepada orang tua subjek. Dihari kedua ini, subjek masih memunculkan perilaku
yang sama. Total skor pengambilan data juga masih sama dengan hari pertama.

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 1.Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi instruksi 
untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 


n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 

3. Mampu menyiram tubuhnya 

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 


5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 3 : Senin, 29 Mei 2022


Pada hari ketiga ini peneliti melakukan treatment kembali, dan pada hari ketiga ini
subjek memperlihatkan perubahannya, subjek sudah bisa mengikuti intruksi untuk
mandi tetapi masih tantrum. Skor pada subjek sudah meningkat satu tingkat.

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 1. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 
instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 


n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 

3. Mampu menyiram tubuhnya 

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :
0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 3 : Senin, 29 Mei 2022


Pada hari ketiga ini peneliti melakukan treatment kembali, dan pada hari ketiga ini
subjek memperlihatkan perubahannya, subjek sudah bisa mengikuti intruksi untuk
mandi tetapi masih tantrum.

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 1. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 
instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 


n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 

3. Mampu menyiram tubuhnya 

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri


Hari ke 5 : Selasa, 30 Mei 2022

Hari kelima subjek melakukan kembali penelitian seperti hari keempat, subjek memiliki
perubahan yaitu subjek sudah mampu menyiram badannya dan itu hanya sekali lalu
tetap pada akhirnya dibantu orang tua.

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 1. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
2. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 
instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 1. Mampu melepas pakaian 


n anak
2. Mampu menyiram rambutnya 

3. Mampu menyiram tubuhnya 

4. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

5. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 6 : Rabu, 31 Mei 2022


Hari ini kami melakukan observasi dengan mencoba untuk mengatakan pada orang
tua subjek untuk membiarkan subjek masuk kedalam kamar mandi sendirian dan
hasilnya subjek sudah inisiatif menyiram kepalanya dengan air.

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 3. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
4. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 
instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 6. Mampu melepas pakaian 


n anak
7. Mampu menyiram rambutnya 

8. Mampu menyiram tubuhnya 

9. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

10. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 7 : Kamis, 1 Juni 2022

Pada hari ke 7 ini subjek masih sama dengan hari ke 6, sudah mampu untuk menyiram
rambutnya sendiri dengan air tanpa bantuan orangtua. Disini subjek mendapatkan satu
skor lagi.
Variable Sub Indikator Pengambilan
Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 3. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi
4. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 
instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 6. Mampu melepas pakaian 


n anak
7. Mampu menyiram rambutnya 

8. Mampu menyiram tubuhnya 

9. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

10. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 8 : Jumat, 2 Juni 2022

Pada hari kedelapan ini subjek sudah memiliki banyak perubahan, pada poin pertama
subjek sudah tidak tantrum lagi ketika di instruksikan untuk mandi dan subjek sudah
menyiram rambut dan badannya tanpa bantuan orangtua.

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2
Perilaku Kemampua 3. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 
susah n inisiatif
mandi
4. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 
instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 6. Mampu melepas pakaian 


n anak
7. Mampu menyiram rambutnya 

8. Mampu menyiram tubuhnya 

9. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

10. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 9 : Sabtu, 3 Juni 2022

Pada hari ini subjek sudah memiliki kemajuan yang lumayan cepat, subjek meminta
mandi kepada orangtuanya tanpa diinstruksikan lagi.

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 3. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi 4. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 
instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 6. Mampu melepas pakaian 


n anak
7. Mampu menyiram rambutnya 

8. Mampu menyiram tubuhnya 

9. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

10. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

Hari ke 10 : Minggu, 4 Juni 2022

Pada hari ini adalah terakhir kami melaksanakan penelitian, dilihat dari perubahan pada
subjek sudah sangat lumayan dan cepat dari yang kami bayangkan, sepertinya subjek
hanya memerlukan perhatian yang lebih dari orang dewasa dalam perihal mandi ini.
Pada penelitian kali ini subjek sudah mampu memakai pakaiannya sendiri meskipun
sesekali terlihat kesusahan tapi akhirnya subjek berhasil melakukannya.

Dan untuk mengeringkan tubuhnya subjek masih belum sempurna terlihat masih
kesusahan dalam hal ini sehingga masih butuh bantuan dari orangtuanya,

Variable Sub Indikator Pengambilan


Variabel Data

0 1 2

Perilaku Kemampua 3. Subjek mampu mengikuti instruksi untuk mandi 


susah n inisiatif
mandi

4. Subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi 


instruksi untuk mandi (Tidak tantrum)

Kemampua 6. Mampu melepas pakaian 


n anak
7. Mampu menyiram rambutnya 

8. Mampu menyiram tubuhnya 

9. Mampu mengeringkan tubuh dengan handuk 

10. Mampu memakai pakaian setelah mandi 

Keterangan :

0 : Anak belum bisa

1 : Anak sudah bisa, namun masih dibantu

2 : Anak sudah bisa secara mandiri

C. Pembahasan

Hal pertama yang dilakukan sebelum melakukan intervensi kepada anak


adalah melakukan proses intake dimana peneliti meminta informasi-informasi
mengenai anak kepada saudari ayahnya sebelum menggali informasi lebih dalam
kepada orangtua subjek. Metode yang digunakan adalah wawancara dengan tante
subjek dan orangtua subjek sehingga didapat informasi bahwa subjek sudah mampu
mengikuti intruksi untuk mandi, subjek mampu mengendalikan emosi saat diberi
intruksi untuk mandi (tidak tantrum), mampu melepas pakaian, mampu menyiram
rambutnya, mampu menyiram tubuhnya, mampu memakai pakaian setelah mandi.
Namun untuk mengeringkan tubuhnya subjek terlihat masih kesusahan sehingga
masih butuh bantuan dari orangtuanya. Selain melakukan wawancara dan observasi,
peneliti juga berkenalan dan membangun raport dengan subjek. Pada proses ini
diketahui dari orangtua dan dari hasil observasi dari peneliti bahwa anak suka
bermain dengan smartphone dan suka jalan-jalan sore bersama orangtuanya.
Berdasarakan data tersebut, punishment yang diberikan ketika anak tidak mampu
melaksanakan prosedur dengan baik adalah tidak memberikan smartphone untuk
menonton youtube, tetapi jika dia bisa mengikuti prosedur dengan baik dia akan
dibawa untuk jalan-jalan keluar rumah.

Proses selanjutnya yang dilakukan adalah proses baseline untuk mengetahui


gambaran mengenai kemampuan bisa mandi.

Proses baseline pertama dilakukan pada tanggal 27 Mei 2022 di rumah subjek
di Blok A Piruko, Jorong Piriko, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya

1. Pada hari pertama, peneliti melakukan perkenalan sekaligus observasi awal terhadap
subjek dengan mengunjungi rumah subjek. Dihari pertama ini, peneliti melakukan
edukasi tentang pentingnya mandi kepada subjek dengan didampingi oleh orang tua
subjek. Selain itu, peneliti juga mulai memperkenalkan token ekonomi atau reward
yang akan didapatkan oleh subjek apabila subjek mau mandi. Dihari pertama ini, subjek
masih sulit diberi instruksi dan masih mengalami
2. Pada hari kedua, peneliti melakukan treatment sekaligus wawancara kepada orang tua
subjek. Dihari kedua ini, subjek masih memunculkan perilaku yang sama. Total skor
pengambilan data juga masih sama dengan hari pertama.
3. Pada hari ketiga ini peneliti melakukan treatment kembali, dan pada hari ketiga ini
subjek memperlihatkan perubahannya, subjek sudah bisa mengikuti intruksi untuk
mandi tetapi masih tantrum.
4. Pada hari keempat ini peneliti mencoba untuk kompromi dengan orang tua subjek
untuk membiarkan subjek mandi (menyiram rambutnya sendiri) tanpa bantuan orang
tua. Tetapi kali ini belum terlihat perubahan, subjek malah bermenung dan tidak
melakukan instruksi orang tuanya.
5. Hari kelima subjek melakukan kembali penelitian seperti hari keempat, tetapi terlihat
subjek melakukan hal yang berbeda yaitu subjek menyiram badannya dan itu hanya
sekali lalu tetap pada akhirnya dibantu orang tua. Sepertinya hal ini hanya kebetulan
dan penelitian masih dilanjutkan.
6. Hari ini kami mencoba untuk mengatakan pada orang tua subjek untuk membiarkan
subjek masuk kedalam kamar mandi sendirian dan hasilnya subjek sudah inisiatif
menyiram kepalanya dengan air
7. Pada hari ke 7 ini subjek masih sama dengan hari ke 6, sudah mampu untuk
menyiram rambutnya sendiri dengan air tanpa bantuan orangtua
8. Pada hari kedelapan ini subjek sudah memiliki banyak perubahan, subjek tidak
tantrum lagi ketika di instruksikan untuk mandi dan subjek sudah menyiram rambut dan
badannya tanpa bantuan orangtua.
9. Pada hari ini subjek sudah memiliki kemajuan yang lumayan cepat, subjek meminta
mandi kepada orangtuanya tanpa diinstruksikan lagi.
10. Pada hari ini adalah terakhir kami melaksanakan penelitian, dilihat dari perubahan
pada subjek sudah sangat lumayan dan cepat dari yang kami bayangkan, sepertinya
subjek hanya memerlukan perhatian yang lebih dari orang dewasa dalam perihal mandi
ini. Pada penelitian kali ini subjek sudah mampu memakai pakaiannya sendiri meskipun
sesekali terlihat kesusahan tapi akhirnya subjek berhasil melakukannya. Dan untuk
mengeringkan tubuhnya subjek masih belum sempurna terlihat masih kesusahan dalam
hal ini sehingga masih butuh bantuan dari orangtuanya,

Selama proses treatment dilakukan kesalahan yang terjadi bukan hanya berasal
dari subjek namun juga datang dari peneliti. Dalam proses treatment untuk melihat
perilaku malas mandi yang belum dikuasai subjek peneliti tidak menyaksikan secara
langsung karena selama dalam proses treatment subjek berada dikota yang berbeda. Hal
lain yang juga menjadi kendala dalam penelitian ini adalah orangtua subjek juga tidak
terlalu paham kenapa dan mengapa subjek mengalami kesulitan mandi dikarenakan
sibuk bekerja.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Dari treatment Perilaku Susah Mandi pada Anak Usia 4 tahun yang telah kami
lakukan beberapa hari, dapat kami simpulkan bahwa anak sudah memiliki kemauan
mandi sendiri, subjek sudah mampu mengendalikan emosi saat diberi instruksi untuk
mandi (tidak tantrum) dan subjek sudah bisa memakai pakaiannya sendiri meskipun
sesekali terlihat kesusahan tapi akhirnya subjek berhasil melakukannya. Namun untuk
mengeringkan tubuhnya subjek masih belum sempurna terlihat masih kesusahan dalam
hal ini sehingga masih butuh bantuan orangtuanya.

B. Saran

Adapun saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan orangtuanya memberi


perhatian lebih kepada subjek agar lebih memperhatikan pola asuh anak seperti menjaga
kebersihan anak.

C. Pembagian Tugas

1. Pembuatan BAB I : Metrilani Yanra

Miranda Pratiwi

Nurhamidah D.

Nurul Faiza

2. Pembuatan BAB II : Miranda Pratiwi

Nurul Faiza

3. Pembuatan BAB III : Nurhamidah

Nurul Faiza

4. Pembuatan BAB IV : Mertrilani Yanra

Miranda Pratiwi

Nurhamidah D.

5. Pembuatan BAB V : Miranda Pratiwi

Anda mungkin juga menyukai