Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu alternatif penanganan perilaku malas mandi adalah melakukan


modifikasi perilaku. Modifikasi perilaku merupakan salah satu teknik pengubahan
perilaku yang paling populer di kalangan para pendidik maupun psikolog. Modifikasi
perilaku secara umum dapat diartikan sebagai hampir segala tindakan yang
bertujuan mengubah perilaku (Purwanta, 2012).
Menurut psikiater anak Dr. Dwidjo Saputro, Sp.KJ, ciri-ciri anak menentang
antara lain emosi yang mudah meledak, sikapnya selalu menjengkelkan orang lain,
senang berdebat atau beradu pendapat dengan orang dewasa, selalu menentang
atau membangkang, tidak patuh pada peraturan atau tuntutan orang dewasa, selalu
menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri, mudah tersinggung atau merasa
diganggu oleh orang lain, selalu marah-marah, dan selalu ingin balas dendam. “Ciri-
ciri perilaku ini mengakibatkan anak tidak dapat diterima oleh lingkungannya,
bahkan menimbulkan masalah dalam belajar maupun fungsi kehidupan lainnya,”
lanjut Dwidjo pada kesempatan yang sama.
Sikap anak seperti ini memang menjengkelkan. Hanya saja, “Sikap ini
sebenarnya bisa merupakan bagian dari mulai tumbuhnya kemandirian dan
kemampuan untuk mengemukakan diri. Di usia ini, kebanyakan anak mulai menguji
otonominya dan mencoba melakukan berbagai hal atas inisiatifnya sendiri,” ujar.
Shinto. Tindakan atau inisiatif tersebut, lanjut Shinto, adakalanya tidak sesuai atau
mengkhawatirkan orang tua, sehingga orang tua melarangnya dan anak merasa
terhambat otonomi atau inisiatifnya.  Akibatnya, anak dapat bereaksi positif, yaitu
patuh, atau sebaliknya, bersikap negatif dengan menolak untuk patuh atau
bersikeras melakukan hal yang dilarang.
Sikap menentang ini salah satunya mendapati anak susah mandi yang membuat
orangtuanya resah. Karena bagaimanapun juga mandi merupakan aktivitas yang
harus dijalani secara rutin minimal dua kali sehari. Selain untuk menjaga kesehatan,
mandi juga penting agar tubuh selalu bersih dan segar. Dan biasanya, bagi anak

1
yang malas mandi pasti ada saja alasan yang akan dilontarkan. Mulai takut mata
pedih saat terkena shampo atau sabun, mengulur waktu sampai akhirnya tak mau
mandi dengan alasan sudah malam, dan beribu alasan lainnya.
Berhubungan dengan ini, seorang ibu mengeluhkan bahwa anaknya susah jika
disuruh mandi. Padahal teman-teman bermainnya setiap sore hari biasa dalam
keadaan sudah mandi. Anaknya ini memang memiliki pikiran bahwa mandi tidak
mandi sama saja, ini dikarenakan sudah menjadi kebiasaan dari sejak kecil, kedua
orang tuanya sibuk bekerja dari pagi sampai maghrib sehingga tidak ada waktu
untuk mengurusi anaknya khususnya mandi.
Seringkali kita jumpai orang yang sangat malas dengan mandi pagi. Banyak
orang tua yang mengeluh jika pada pagi hari untuk menyuruh anaknya mandi
sangatlah susah. Selalu saja anak itu menolak atau mengulur-ulurkan waktu agar
mandinya menjadi siang hari. Terkadang ketika anak masuk sekolah apalagi pada
masuk sekolahnya jam 07.00 pagi. Pastinya orang tua marah-marah dulu untuk
memaksa anaknya mandi.
Subyek yang diteliti ini berinisial R berusia 7 tahun. Dia merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara. Pada penelitian ini saya mengambil subyek yang
sama yaitu malas untuk mandi pagi. Setiap pagi sebelum berangkat kesekolah R
selalu rayu-rayu oleh ibu-nya agar segera bangun dan mandi dan segera bersiap
berangkat kesekolah. Tapi setiap pagi juga ibu R harus marah-marah dan berterik-
teriak agar R mandi sebelum berangkat kesekolah. Ibu R selalu menyakinkan R
bahwa apabila dia tidak mandi dulu sebelum kesekolah maka dia akan bau tidak
enak dan tidak bisa konsentrasi belajar dengan baik. Jika konsentrasi tidak baik
maka dia bisa mendapatkan nilai yang jelek terus. Dan si R selalu berangkat
kekamar mandi ketika ibunya sudah marah-marah dan menginyakan perkataan
ibunya, tapi didalam kamar mandi R hanya berganti pakaian saja tanpa mengambil
air sedikitpun. Kadang kala R marah dan pergi meninggalkan rumah (kabur&lari)
ketika moudnya tidak bagus dan kemarahan ibunya sudah meledak-ledak. Hanya
dalam acara tertentu saja dan tergantung moudnya si R ini mandi tanpa dimarahi
ibunya.

2
Dari penelitian ini subyek mengulur-ulurkan waktu sampai 1 jam jika pergi
kesekolah, dan ketika hari libur subyek mengulur waktu sampai 2 hingga 3 jam
malah subyek terkadang jarang untuk mandi ketika pergi sekolah. Jika waktu libur
sekolah dan ada dan ketika ada acara saja subjek mau untuk mandi.

Karena malas mandinya ini subyek menjadi malas-malasan untuk melakukan


aktivitasnya. Sebagai contoh saat bangun pagi subyek hanya duduk di depan layar
TV sambil baring-baring jika diminta untuk mandi oleh ibunya subyek berkata “iya
ma tunggu setelah ini”. Padahal tontonan TV kartun yang ditinton sudah habis, tapi
subjek masih mengulur waktu hingga ibunya berteriak baru subjek mau ke kamar
mandi. Subjek mau mandi jika ia sudah bosan dengan bau badannya, subjek juga
mau mandi hanya ketika ada acara, itu juga tergantung acara yang akan dihadiri.
Ketika acaranya itu menarik subjek akan langsung mandi tanpa disuruh.
Untuk merubah perilaku yang tidak baik pada orang yang malas mandi yang
membuat aktivitasnya terganggu sangatlah butuh proses dengan waktu yang
bertahap. Hal ini berhubungan dengan eksternal shapping pembentukan respon
yang dengan cara mengontrol lingkungan dimana organisme berada. Dengan
menggunakan token economy berdasarkan prinsip conditioning reinforcement yaitu
stimulus yang tidak secara langsung menguatkan tingkah laku namun stimulus
tersebut bisa menjadi penguat jika dipasangkan dengan reinforcer lain.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti :

1. Apa yang menjadi kendala sehingga tidak mandi?


2. Apa pentingnya mandi bagi kesehatan?

C. Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Apa yang menjadi kendala sehingga tidak mandi
2. Apa pentingnya mandi bagi kesehatan
D. Manfaat

3
1. Dengan tritment ini dapat menjaga kesehatan anak
2. Memberi informasi kepada orang tua bahwa tidak hanya menggunakan
kata-kata kasar kepada anak ketika menyuruh mandi
3. Dapat meningkatkan motivasi untuk hidup bersih dan sehat, khususnya
mandi

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Modifikasi Perilaku


Modifikasi Perilaku (Behavior Modification) adalah usaha untuk menerapkan
prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen
pada manusia. Belajar adalah suatu proses yang mana perubahan–perubahan yang
bersifat relatif permanen terjadi dalam potensi perilaku sebagai suatu akibat
pengalaman. Gangguan perilaku terjadi karena pengalaman yang salah (faulty
learning). Misalnya belajar dengan benar tentang contoh perilaku yang tidak baik
atau belajar dengan salah contoh perilaku yang baik.

Pandangan behaviorist :

 Klasik yaitu Modifikasi perilaku sebagai penggunaan secara sistematik teknik


kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku
tertentu atau mengontrol lingkungan perilaku tersebut. Jika teknik kondisioning
diterapkan secara ketat, dengan stimulus, respon dan akibat konsekuensi
diharapkan terbentuk perilaku lahiriah yang diharapkan.
 Operant yaitu Modifikasi perilaku akan terbentuk ketika penguat atau pengukuh
diberikan berupa reward atau punishment.
 Behavior Analist yaitu Modifikasi perilaku merupakan penerapan dari psikologi
eksperimen seperti dalam laboratorium. Proses, emosi, problema, prosedur,
semua diukur. Pengubahan perilaku dilaksanakan dengan rancangan
eksperimen dibuat dengan cermat. Perilaku dihitung secara cacah untuk
mendaparkan data dasar. Variabel bebas dimanipulasi, metode statistik
digunakan untuk melihat perubahan perilaku, pengulangan jika perlu dilakukan
hingga terjadi perubahan perilaku secara jelas.

5
Pendapat  Lain yaitu menurut Eysenck dan Wolpe sebagai berikut

1. Eysenck  : Modifikasi Perilaku adalah upaya mengubah perilaku dan emosi


manusia dengan cara yang menguntungkan berdasarkan teori yang modern
dalam prinsip psikologi belajar.
2. Wolpe     :  Penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah teruji
secara  eksperimental untuk mengubah perilaku yang tidak adaptif, dengan
melemahkan atau menghilangkannya dan perilaku adaptif ditimbulkan atau
dikukuhkan

Analisis fungsi untuk mengungkap faktor-faktor yang menyumbang terjadinya


perilaku, yang memelihara perilaku dan tuntutan lingkungan terhadap klien.
yang diperlukan dalam analisis fungsi perubahan perilaku

 A (Antecedents) adalah segala hal yang mencetuskan perilaku


yang    dipermasalahkan. Misalnya situasi tertentu, tempat tertentu, atau
selagi melakukan aktivitas tertentu.
 B (Behavior) adalah segala hal mengenai perilaku yang dipermaslahkan,
frekuensi intensitas dan lamanya perilaku tersebut berjalan.
 C (Consequence) adalah akibat–akibat yang diperoleh setelah perilaku
itu terjadi. Memelihara perilaku yag menjadi masalah dengan jalan
memberikan penguat, berupa pujian, perhatian, perasaan lebih tenang,
bebas dari tugas dan lain sebagainya.

B. Pentingnya mandi bagi kesehatan

Mandi juga memiliki peranan penting meningkatkan sistem kekebalan menurut


penelitian terbaru mandi ternyata tidak hanya baik untuk membersihkan tubuh dari
kotoran dan menjauhkan stress, tapi mandi juga memiliki peranan penting
meningkatkan sistem kekebalan, membantu kulit terhindar dari penyakit seperti
eksema dan bahkan menyembuhkan masalah medis serius. Penderita diabetes
yang menghabiskan hanya setengah jam berendam dalam bak air hangat dapat
menurunkan tingkat gula darah sekitar 13 persen. Penelitian terpisah di Jepang

6
menunjukkan 10 menit berendam dalam air hangat dapat memperbaiki kesehatan
jantung baik pria maupun wanita, membantu mereka menjalani test olahraga lebih
baik dan mengurangi rasa sakit.

Berikut ada beberapa petunjuk mandi asyik dan menyehatkan:

 Bisa mengeluarkan racun : Mandi air hangat sekitar 32-35 derajat Celsius


membuka pori-pori yang dapat membantu mengeluarkan toksin. Mandi air
hangat juga dapat membantu menurunkan tingkat gula darah,
menyembuhkan sakit otot dan membantu menjaga usus besar bekerja
dengan baik. Waktu yang dianjurkan selama 10-20 menit saja.
 Stress : Jika anda benar-benar mengalami stress, mandi air dingin akan
menjadi jawaban yang tepat. Temperatur yang dianjurkan sekitar 12-18
derajat Celsius. Mandi air dingin sangat baik meredakan ketegangan,
sebaliknya dari air hangat karena mandi air dingin dapat mempersempit
darah dan meningkatkan tingkat gula darah kita.
 Eksema : Penyakit kulit tertentu seperti eksema, ruam atau gatal-gatal
dengan menambahkan baking soda ke dalam bak mandi dapat membuat
perbedaan besar. Isi air dengan air hangat kuku, tambahkan kira-kira satu
pound baking soda dan aduk sampai rata. Dianjurkan berendam selama 10-
20 menit.
 Infeksi : Infeksi yeast seperti sariawan dapat dibantu dengan menambahkan
tiga atau empat cuka dari sari buah apel ke dalam bak mandi. Ini juga baik
untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh karena cuka dapat
menyeimbangkan kembali asam. Tambahkan pada air hangat dan
berendam selama 15-20 menit.
 Flu dan Sakit Kepala : Merendam kaki dalam air hangat dapat membantu
menyembuhkan flu dan sakit kepala dan juga menyegarkan kembali kaki
yang lelah. Masukan air hangat secukupnya dalam bak sampai menutupi
kaki dan pergelangan kaki tambahkan beberapa tetes minyak seperti
lavender, peppermint atau lemon. Setelah selesai basuh dengan air dingin.
Lakukan selama 10-20 menit.

7
 Insomnia : Merendam kaki dalam air dingin sangat baik bagi anda yang
memiliki masalah insomnia atau mereka yang memiliki masalah tidur.
Masukan kaki sampai kaki merasa dingin. Pengobatan ini juga berguna bagi
kaki lelah, pendarahan hidung, flu dan sembelit.
 Sirkulasi : Cobalah merendam kaki secara bergantian antara air hangat dan
air dingin jika anda mengalami masalah sirkulasi. Mulai dengan merendam
kaki selama satu atau dua menit dalam air hangat, kemudian 30 menit
dalam air dingin. Cobalah lakukan selama 15 menit kemudian diselesaikan
dengan air dingin.

8
BAB III

METODE ASESMEN DAN PROBLEM

A. Perilaku Targer

Perilaku target adalah perilaku malas mandi, untuk mengatasi hal tersebut disini
kita memberikan motivasi dan penguatan dari lingkungan.

B. Metode Asesmen

Metode yang digunakan dalam asesmen ini adalah observasi dan wawancara.
Dimana kedua metode ini dilakukan pada subyek. Dari hasil observasi dan
wawancara dapat disimpulkan bahwa subyek malas mandi karena kebiasaanya
tidak mandi dari umur 6 tahun lalu. subyek mengulur-ulurkan waktu sampai 1 jam
jika pergi kesekolah, dan ketika hari libur subyek mengulur waktu sampai 2 hingga 3
jam malah subyek terkadang jarang untuk mandi ketika pergi sekolah.

C. Deskripsi Problem

Dari penelitian ini subyek mengulur-ulurkan waktu sampai 1 jam jika pergi
kesekolah, dan ketika hari libur subyek mengulur waktu sampai 2 hingga 3 jam
malah subyek terkadang jarang untuk mandi ketika pergi sekolah. Jika waktu libur
sekolah dan ada dan ketika ada acara saja subjek mau untuk mandi.

Karena malas mandinya ini subyek menjadi malas-malasan untuk melakukan


aktivitasnya. Sebagai contoh saat bangun pagi subyek hanya duduk di depan layar
TV sambil baring-baring jika diminta untuk mandi oleh ibunya subyek berkata “iya
ma tunggu setelah ini”. Padahal tontonan TV kartun yang ditinton sudah habis, tapi
subjek masih mengulur waktu hingga ibunya berteriak baru subjek mau ke kamar
mandi. Subjek mau mandi jika ia sudah bosan dengan bau badannya, subjek juga
mau mandi hanya ketika ada acara, itu juga tergantung acara yang akan dihadiri.
Ketika acaranya itu menarik subjek akan langsung mandi tanpa disuruh.

9
D. Jadwal Asesmen

NO. HARI/ TANGGAL PUKUL TEMPAT TUJUAN


1. Sabtu / 8 Juni 2019 16:00 Rumah Mengajukan form
subyek assesmen awal dan
informed concent
2. Minggu/ 9 Juni 2019 11:38 – 14:00 Rumah Wawancara ibu subjek
subyek
3. Senin/ 10 Juni 2019 15:55 – 19:00 Rumah Wawancara ayah
subyek subjek
4. Selasa/ 11 Juni 2019 16:00 Rumah Observasi
subyek
5. Rabu/ 12 Juni 2019 16:00 Rumah Observasi
subyek
6. Kamis/ 13 Juni 2019 16:00 Rumah Observasi
subyek
7. Jum’at/ 14 Juni 2019 07:00 – 10:00 Rumah Melakukan tritmen
dan seterusnya dan subyek
15:00 – 18:00

10
BAB IV

A. Identitas Subyek

Nama :R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tgl. Lahir : 10 Januari2012
Umur : 7 tahun
Pekerjaan : Siswa
Pendidikan : SDN LAWANG 2
Alamat : Jl. Singorejo RT 03/ rw 03 ketindan Kec. Lawang,
Kab.Malang, 65214

B. Identitas orang tua

Nama : Irma
Jenis Kelamin : Perempuan
Tgl. Lahir : 12 Mei 1990
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl. Singorejo RT 03/ rw 03 ketindan Kec. Lawang,
Kab.Malang, 65214

Nama : Husain
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tgl. Lahir : 12 Mei 1989
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl. Singorejo RT 03/ rw 03 ketindan Kec. Lawang,
Kab.Malang, 65214

11
C. Hasil Pencatatan Asesemen

Setelah peneliti mengobservasi subyek selama 3 hari, peneliti langsung


mentritment subyek pada hari ke 7 sampai hari ke 11. Prilaku yang dimodifikasi
pada masalah ini menggunakan tritment yaitu token economy dimana subyek
diintruksi agar mau mandi langkah-langkah-langkahnya sebagai berikut :

 Hari ke tujuh berkomunikasi terlebih dahulu dengan subyek


menanyakan hal masalah kenapa subyek sangat sulit untuk mandi dan
membuat sebuat permainan dimana jika subyek mau mandi dengan
waktu lebih cepat 20 menit dari yang pertama maka akan mendapatkan 1
poin dan jika poin tersebut sudah terkumpul 7 poin maka subjek akan
diberi hadiah berupa jalan-jalan ke Time Zone dan belanja mainan.
 Hari ke delapan subyek juga diminta hal yang sama jika hari pertama tadi
lebih cepatnya hanya 30 menit dan mendapatkan poin 1 maka hari
kedua waktu lebih cepat 1 jam dari hari biasanya dan mendapatkan 1
poin
 Hari ke sembilan subyek juga diminta hal yang sama jika hari pertama
dan kedua tadi lebih cepatnya hanya 30 menit sampai 1 jam dan
mendapatkan poin 1 maka hari ketiga lebih lebih dipercepat 1/½ jam dari
hari biasanya dan mendapatkan 1 poin
 Hari ke sepuluh subyek juga diminta hal yang sama lagi jika hari pertama,
kedua dan ketiga lebih cepatnya hanya 30 menit, 1 jam, dan 1/½ jam
serta mendapatkan poin 1 maka hari keempat lebih dipercepat 2 jam dari
hari biasanya dan mendapatkan 1 poin
 Hari ke sebelas subyek diminta untuk mandi setelah bangun pagi jika
terlaksana maka anak di beri 1 poin

D. Rancangan Modifikasi perilaku

1. Tekinik modifikasi perilaku

12
Pada modifikasi ini saya menggunakan teknik token economy dimana
subyek senang sekali dengan hadiah jadi subyek pasti ingin hadiah. Tapi token
economy yang saya lakukan tidak membuat subyek menjadi ketagihan dalam hal
pemberian hadiah karena semakin hari saya memberi semakin banyak
durasinya agar subyek bukannya mengharap hadiah lagi tapi sudah menjadi
kebiasaan yang baik.

2. Kelemahan dan Kelebihan Teknik Modifikasi Perilaku

Kelebihannya subyek sangat senang mendapatkan hadia dari proses


tersebut. Kekerungannya membuat subyek menjadi ketergantungan dan
ketagihan akan hadiah tersebut.

3. Modul Teknik Modifikasi Perilaku


Penelitian ini saya lakukan selama 11 hari, saya meneliti subjek pada hari
aktif sekolah dan libur sekolah. Pada hari pertama sampai hari ketiga saya
mengamati subyek setelah bangun pagi, dimana hari pertama sampai hari ketiga
saya hanya mengamati dari jauh subyek pada saat ingin mau mandi. Disini
subyek sangat sulit untuk diminta mandi dalam 3 hari ini anak selalu dimarahi
oleh ibunya untuk diminta mandi.

Subyek berkata iya tapi yang buat lama itu banyak hal untuk ia mengulur-ulur
waktu. Hari pertama saat ia diminta orang tuanya mandi subyek malah duduk-
duduk disofa sambil menonton TV, sekitar 2 jam dari jam setelah bangun pagi
yaitu jam 05.00 dan mandinya baru jam 07:00 padahal jam 07:00 sudah
waktunya berangkat kesekolah. Hari kedua lagi-lagi subyek mengulur-ulurkan
waktu dengan termenung saat orang tuanya meminta subyek mandi subyek
mengulur waktu bekisar 1/½ jam. Hari ketiga ia sudah berada ditempat mandi
tetapi subyek hanya mengodak-odak air didalam bak mandi itu mengulurkan
waktu 30 menit.

13
Setelah peneliti mengobservasi subyek selama 3 hari, peneliti langsung
mentritment subyek pada hari ke 7 sampai hari ke 11. Prilaku yang dimodifikasi
pada masalah ini menggunakan tritment yaitu token economy dimana subyek
diintruksi agar mau mandi langkah-langkah-langkahnya sebagai berikut :

Hari ke tujuh berkomunikasi terlebih dahulu dengan subyek menanyakan


hal masalah kenapa subyek sangat sulit untuk mandi dan membuat sebuat
permainan dimana jika subyek mau mandi dengan waktu lebih cepat 20 menit
dari yang pertama maka akan mendapatkan 1 poin dan jika poin tersebut sudah
terkumpul 7 poin maka subjek akan diberi hadiah berupa jalan-jalan ke Time
Zone dan belanja mainan.

Hari ke delapan subyek juga diminta hal yang sama jika hari pertama tadi
lebih cepatnya hanya 30 menit dan mendapatkan poin 1 maka hari kedua waktu
lebih cepat 1 jam dari hari biasanya dan mendapatkan 1 poin.

Hari ke sembilan subyek juga diminta hal yang sama jika hari pertama dan
kedua tadi lebih cepatnya hanya 30 menit sampai 1 jam dan mendapatkan poin
1 maka hari ketiga lebih lebih dipercepat 1/½ jam dari hari biasanya dan
mendapatkan 1 poin.

Hari ke sepuluh subyek juga diminta hal yang sama lagi jika hari pertama,
kedua dan ketiga lebih cepatnya hanya 30 menit, 1 jam, dan 1/½ jam serta
mendapatkan poin 1 maka hari keempat lebih dipercepat 2 jam dari hari
biasanya dan mendapatkan 1 poin.

Hari ke sebelas subyek diminta untuk mandi setelah bangun pagi jika
terlaksana maka anak di beri 1 poin.

Berdasarkan tritment didapatkan evaluasi yaitu dimana dalam 11 hari. Yang


pertama, di hari empat sampai hai ke enam dilakukannya sebuah pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti. Saat di hari keempat sampai keenam subyek yang
diamati selalu mengulur-ulurkan waktu ketika mau mandi apalagi pada pagi hari

14
dan peneliti mengambil pengamatan tersebut pada pagi hari setelah subyek
bangun pagi.  

Dan tritmentnya peneliti menggunakan token economy tapi terlebih dahulu


peneliti menanyakan kepada subyek kenapa subyek sangat susah untuk mandi
pagi. Token economy ini lebih tepat digunakan karena subyek masih tergolong
anak-anak. Subyek diminta mengumpulkan point jika subyek mandi pada jam
tertentu yang lebih cepat dari pada hari biasanya. Hari pertama subyek
mengalami keberhailan dalam mandi lebih awal hari sebelumnya, hari kedua
subyek juga berhasi hari ketiga subyek juga berhasil mandi lebih cepat dari hari
kedua, hari keempat subyek berhasil kembali mendapatkan poin, hari kelima
subyek berhasil maka subyek mendapatkan hadiah.

15
BAB V

Daftar pustaka

Miltenberger, G.R. (2012). Behavior modification: principles and procedures.5th


edition. USA: Wadsworth Cengage Learning
Eka Sari Setianingsih, S.Pd, tahun 2010, Diktat Modifikasi Perilaku untuk kalangan
sendiri: Pringsewu
Soekadji, S (1983), Modifikasi Perilaku: Penerapan sehari-hari dan Penerapan
Profesional, Yogyakarta, Liberty
Purwanta, E (2012), Modifikasi Perilaku: Alternatif Penanganan Anak Berkebutuhan
Khusus, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

16

Anda mungkin juga menyukai