Disusun oleh :
2015/2016
BAB II
Teori Belajar Behavioristik
A. Belajar
Pengertian belajar
Belajar merupakan aktivitas kearah perubahan tingkah laku melalui interaksi aktif individu
terhadap lingkungan (pengalaman). Secara umum belajar dapat disimpulkan sebagai tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan kognitif.
Ciri-ciri belajar
Ciri-ciri belajar adalah sebagi berikut:
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
2. Perubaha dalam belajar bersifat aktif dan positif
3. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
6. Perubahan mencakup seluruh tingkah laku
Ciri-ciri belajar juga dapat dilihat dari penggolongannya berdasarkan dari segi proses dan dari
segi hasilnya:
a. Dari segi proses
1. Adanya aktivitas (fisik, mental, emosional)
2. Melibatkan unsur lingkungan
3. Bertujuan kearah terjadinya perubahan tingkah laku (behavioral changes)
b. Dari segi hasil
1. Bersifat relative tetap
2. Diperoleh melalui usaha
2. Pertumbuhan dan perkembangan manusia lebih banyak terjadi secara non instingtif atau
alamiah
B. Pembelajaran
Pengertian pembelajaran
Pembelajaran adalah penyediaan sistem lingkungan yang mengakibatka terjadinya proses belajar
pada diri siswa.
Ciri-ciri pembelajaran
1.
2.
3.
4.
5.
Pentingnya pembelajaran
Perlunya pembelajaran disebabkan beberapa faktor berikut:
1. Peristiwa belajar tidak selalu terjadi atas inisiatif dari individu
2. Individu memerlukan bantuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya
3. Perlunya lingkungan yang kondusif guna mencapai perkembangan individu secara optimal
a. Kejelasan
b. Urgensi
c. Tingkat kesulitan
d. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa
4. Faktor materi
a. Kejelasan
b. Kemenarikan
c. Sistematika
d. Jenis materi
5. Faktor instrumental
a. Kelengkapan
b. Kuantitas
c. Kualitas
d. Kesesuaian
6. Faktor lingkungan
a. Lingkungan fisik
Suhu dan kelembapan udara
b. Lingkungan sosial
1) Manusia
2) Representasi manusia
Tujuan belajar-pembelajaran
Tujuan balajar-pembelajaran merupakan perilaku yang diharapkan dapat dicapai siswa
sehubungan dengan aktivitas belajar-pembelajaran. Adapun tujuan tersebut adalah:
1. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku
2. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik
3. Belajar bertujuan untuk mengubah sikap dri negative menjadi positif, tidak hormat menjdi
hormat, benci menjadi sayang, dan sebgainya
4. Belajar bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan atau kecakapan
5. Belajar bertujuan untuk meambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu
Jenis-jenis perilaku yang menjadi dasar dalam penentuan dan perumusan tujuan belajarpembelajaran
Jenis-jenis perilaku yang menjadi dasar dalam penentuan dan perumusan tujuan belajarpembelajaran adalah perilaku kognitif, perilaku ranah afektif, perilaku ranah psikomotorik.
C. Teori-teori belajar
a. Teori Behaviorisme
Aliran behaviorisme menekankan pada perubahan perilaku yang tampak sebagai indicator
terjadinya proses belajar. Menurut behaviorisme, tujuan utama psikologi adalah membuat
prediksi dan mengendalikan perilaku dan sedikitpun tidak ada kaitannya dengan kesadaran.
Kajian dalam teori ini adalah benda-benda atu hal-hal yang dapat diamati secara langsung, yaitu
rangsangan (stimulasi) dan gerak balas (respon). Misalnya, untuk mengubah suasana kelas yang
biasanya pasif ketika diberi pertnyaan, maka seorang pendidik atau guru harus mengubah atau
memodifikasi stimulusnya. Misalnya dengan memberikan hadiah bagi siswa yang bisa
menjawab. Pemberian hadiah diharapkan dapat menjadi stimulus yang dapat memunculkan
respon yang diharapkan, yaitu meningkatnya keaktifan siswa di kelas. Tokoh besar dalam aliran
behaviorisme ini adalah Pavlov, Thorndike, B.F.Skinner.
1. Teori Ivan Panlov
Teori Pavlov merupakan salah satu bentuk belajar respoden. Dalam belajar semacam ini suatu
respon dikeluarkan suatu stimulus yang telah dikenal.
Dalam teori ini, Pavlov melakukan suatu eksperimen dengan mempelajari proses pencernaan
pada anjing. Selama penelitian mengamati perubahan waktu dan tingkat kecepatan
pengeluaran air liur dari binatang (anjing) tersebut.
No
1
Stimulus
Respon
Keterangan
terkondisi / US)
Lampu menyala
Diulang-ulang selama
dikondisikan
Telah terjadi proses
terkondisi / CS)
terkondisi / CR)
pembelajaran
Bersifat instingtif
Motif
Stimulus
Respon
Keterangan
hasil
Lapar
Kurungan
Makanan
(beberapa
dikuci
di
hari
Masalah
tidak dengan
Melakukan
luar berbagai
tali kurungan
diberi
makanan)
Lapar
dapat terbuka
Kurungan
Makanan
Pintu
tidak
terbuka
macam
perbuatan
Kucing
Pintu terbuka,
3, dst
dikunci
tidak
kucing
dengan tali
sengaja
langsung
menginjak
keluar
tali
mengambil
pengikat
makanan
Percobaan kedua diulang selama bebrapa kali. Semakin lama, jangka
waktu yang dibutuhkan oleh kucing untuk membuka tali pengikat
semakin pendek. Ini menunjukkan bahwa kucing belajar untuk keluar
1) Hukum kesiapan
Disini ada 3 macam kedaan yang menujukkan perilaku Hukum Kesiapan, yaitu:
a) Apabila pada individu /seseorang ada tendensi atau kecenderungan bertindak,
maka melakukan tindakan tersebut akan menimbulkan kepuasan dan
menyebabkan individu tadi tidak akan melakukan tindakan tindakan yang
lain.
b) Apabila pada individu ada tendensi bergerak, tetapi tidak melakukan tindakan
tersebut, maka akan menimbulkan rasa tidak puas. Oleh karena itu individu
tadi akan melakukan tindakan-tindakan lain untuk mengurangi atau
meniadakan ketidak puasan tadi.
c) Apabila individu tidak ada tendesi bertindak, maka melakukan tindakan akan
menimbulkan ketidak puasan. Oleh karena itu individu melakukan tindakantindakan lain untuk mengeliminasi atau menghapus ketidakpuasan tadi.
2) Hukum latihan
Hukum latihan akan menyebabkan semakin kuat atau semkain lemah hubungan SR. kurang latihan akan semakin melemahkan hubungan S-R. hukum ini
sebenarnya tercermin dalam perkataan repitioest mater studiorum atau practice
perfect. Penggunaan hukum latihan dalam proses belajar mengajar adalah prinsip
ulangan, ,misalnya:
a) Memberi ketrampilan kepada para siswa agar sering atau semkain banyak
yang telah diperolehnya.
b) Diadakan latihan resitasi dari bahan-bahan yan dipelajari.
c) Diadakan ulangan-ulangan yang teratur dan bahkan dengan ulangan yang
ketat atau system drill, ini akan memperkuat hubungan S-R.
3) Hukum efek
Hukum efek merujuk pada semakin kuat atau semakin lemahnya hubungn S-R
sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Rumusan tingkat hukum efek adalah,
bahwa suatu tindakan yang disertai hasil menyenanngkan cenderung untuk
dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi, sebaliknya suatu tindakan yang
tidak menyenangkan cenderung untuk ditinggalkan dan tidak diulangi lagi. Jadi
hukum efek menunjukkan bagaimana pengaruh hasil suat tindakan bagi perbuatan
serupa. Implikasi hukum efek dalam pendidikan adalah sebagi berikut:
a) Buat pengalaman atau situasi kelas yang menyenangkan bagi para siswa,
sehingga mereka puas pada tugas belajarnya.
b) Buatlah bahan-bahan pengajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari,
sehingga lebih dapat dimengerti.
c) Memberikan wawasan tahap-tahap hasil yang akan siswa capai ketika
mengerjakan tugas-tugas sekolah, dan meyakinkan siswa bahwa mereka
mampu mengerjakannya.
d) Memberikan wawasan kesukaran apa yang akan dialami ketika mengerjakan
tugas, sehingga siswa dapat mengantisipasi dan tidak sampai terjadi
kegagalan.
e) Agar tidak menjemukan, bahan-bahan dan metode kepegajaran dibuat variasi.
f) Memberikan motivasi proses belajar mengajar, seperti berupa bimbingan,
pemberian hadiah, pujian, bahkan bila perlu hukuman.
3. Teori Skinner
Skinner mengembangkan teori belajar yang dikenal dengan operan conditioning/
pengkondisian operan, di mana reinforcement (penguatan) sebagai unsur penting