Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PERILAKU TERPUJI DAN TERCELA


Sebagai tugas pendidikan agama Islam

Di susun oleh:
Agus faiz gilang R

(02)

Arsyah syaifudin Zuhri

(06)

Intan Rosita Maharani

(16)

Rahma Ismayanti

(25)

Ratna Sari Pratiwi

(26)

Uman Syafrudin

(29)

Vilda Rima Aulia Z

(30)

Yoga Ardi Wiratama(32)

SMA NEGERI 2 LAMONGAN


2011

BERPERILAKU TERPUJI
A. ADAB BERPAKAIAN DAN BERHIAS
1. Fungsi Pakaian
Ada tiga macam fungsi pakaian, yakni sebagai penutup aurat, untuk menjaga
kesehatan, dan untuk keindahan. Tuntunan Islam mengandung didikan moral yang
tinggi. Dalam masalah aurat, Islam telah menetapkan bahwa aurat lelaki adalah
antara pusar samapi kedua lutut. Sedangkan bagi perempuan adalah seluruh tubuh
kecuali muka dan telapak tangan.
Mengenai bentuk atau model pakaian, Islam tidak memberi batasan, karena
hal ini berkaitan dengan budaya setempat. Oleh karena itu, kita diperkenankan
memakai pakaian dengan model apapun, selama pakaian tersebut memenuhi
persyaratan sebagai penutup aurat.
Pakaian merupakan penutup tubuh untuk memberikan proteksi dari bahaya
asusila, memberikan perlindungan dari sengatan matahari dan terpaan hujan,
sebagai identitas seseorang, sebagai harga diri seseorang, dan sebuah kebutuhan
untuk mengungkapkan rasa malu seseorang. Dahulu, pakaian yang sopan adalah
pakaian yang menutup aurat, dan juga longgar sehingga tidak memberikan
gambaran atau relief bentuk tubuh seseorang terutama untuk kaum wanita.
Sekarang orang-orang sudah menyebut pakaian seperti itu sudah dibilang kuno dan
tidak mengikuti mode zaman sekarang atau tidak modis. Timbul pakaian you can
see atau sejenis tanktop, dll. Yang uniknya, semakin sedikit bahan yang digunakan
dan semakin ketat pakaian tersebut maka semakin mahal pakaian tersebut. Ada
seseorang yang berkata sedikit mengena, Anak jaman sekarang bajunya kayak
baju anak kecil, pantesan saya nyari baju anak rada susah, berebut ama orang
dewasa. Memang tidak salah dia mengatakan hal seperti itu, toh, itu memang
kenyataan. Padahal jika kita tidak bisa menjaga aurat kita, kita akan kerepotan.
Sangat tidak mungkin kita akan mengumbar aurat di depan umum, jika hal tersebut
dilakukan, maka kita bisa disebut gila. Mau tidak anda disebut gila?
Tidakkah para mukminin dan mukminat telah diperintahkan oleh Allah di
dalam kitab nan suci, al-Quran, surat Al-Araf ayat 26:

Hai, anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah
yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagaian dari tanda-tanda
Kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS Al Araf : 26)
Atau Q.S. Al-Ahzab ayat 59 yang artinya :
Hai para Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan
istri-istri orang mukmin, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali karena itu
mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS
Al Ahzab : 29)
Tapi mengapa kaum hanya kaum wanita saja yang dibahas? Ya, karena wanita
adalah manusia yang paling dijaga harga dirinya oleh Allah SWT. Sudah dijaga koq
masih tidak bersyukur?
2. Adab Berpakaian
Islam melarang umatnya berpakaian terlalu tipis atau ketat (sempit sehingga
membentuk tubuhnya yang asli). Kendati pun fungsi utama (sebagai penutup aurat)
telah dipenuhi, namun apabila pakaian tersebut dibuat secara ketat (sempit) maka
hal itu dilarang oleh Islam. Demikian juga halnya pakaian yang terlalu tipis.
Pakaian yang ketat akan menampilkan bentuk tubuh pemakainya, sedangkan
pakaian yang terlalu tipis akan menampakkan warna kulit pemakainya. Kedua cara
tersebut dilarang oleh Islam karena hanya akan menarik perhatian dan menggugah
nafsu syahwat bagi lawan jenisnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda yang
artinya : Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat
keduanya, yaitu 1) kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka
pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam, 2) perempuan-perempuan yang
berpakaian, tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat,
rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa masuk surga dan tidak akan
mencium bau surga padahal bau surga itu dapat tercium sejauh perjalanan
demikian dan demikian. (HR Muslim).
Ada dua maksud yang menjadi kesimpulan pada hadits ini, yaitu sebagai berikut :

1. Maksud kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi ialah


perempuan-perempuan yang suka menggunakan rambut sambungan
(cemara dalam bahasa jawa), dengan maksud agar rambutnya tampak
banyak dan panjang sebagaimana wanita lainnya. Selanjutnya, yang
dimaksud rambutnya seperti atau sebesar punuk unta adalah sebutan bagi
wanita yang suka menyanggul rambutnya. Kedua macam cara tersebut
(memakai cemara dan menyanggul) termasuk perkara yang tecela dalam
Islam
2. Mereka dikatakan berpakaian karena memang mereka menempelkan
pakaian pada tubuhnya, tetapi pakaian tersebut tidak berfungsi sebagai
penutup aurat. Oleh karena itu, mereka dikatakan telanjang. Pada zaman
modern seperti sekarang ini, amat banyak manusia (perempuan)
mengenakan pakaian yang amat tipis sehingga warna kulitnya tampak
jelas dari luar. Sementara itu banyak pula perempuan yang memakai
pakaian relatif tebal, namun karena sangat ketat sehinga bentuk lekuk
tubuhnya terlihat jelas. Kedua cara berpakaian seperti itu (terlampau tipis
dan ketat) termasuk perkara yang dilarang dalam Islam.
Ciri-ciri pakaian wanita Islam di luar rumah ialah:

Pakaian itu haruslah menutup aurat sebagaimana yang dikehendaki syariat.

Pakaian itu tidak terlalu tipis sehingga kelihatan bayang-bayang tubuh badan
dari luar.

Pakaian itu tidak ketat atau sempit tapi longgar dan enak dipakai. la haruslah
menutup bagian-bagian bentuk badan yang menggiurkan nafsu laki-laki.

Warna pakaian tsb suram atau gelap seperti hitam, kelabu asap atau perang.

Pakaian itu tidak sekali-kali dipakai dengan bau-bauan yang harum

Pakaian itu tdak bertasyabbuh (bersamaan atau menyerupai)dengan pakaian


laki-laki yaitu tidak meniru-niru atau menyerupai pakaian laki-laki.

Pakaian itu tidak menyerupai pakaian perempuan-perempuan kafir dan musyrik.

Pakaian itu bukanlah pakaian untuk bermegah-megah atau untuk menunjuknunjuk atau berhias-hias.
Aurat perempuan yang merdeka (demikian juga khunsa) dalam sholat

adalah seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan yang lahir dan batin hingga
pergelangan tangannya. Oleh karena itu jika nampak rambut yang keluar ketika

sholat atau nampak batin telapak kaki ketika rukuk dan sujud, maka batallah
sholatnya.
Aurat perempuan merdeka di luar sholat Di hadapan laki-laki ajnabi atau
bukan muhram.Yaitu seluruh badan. Artinya, termasuklah muka, rambut, kedua
telapak tangan (lahir dan batin) dan kedua telapak kaki (lahir dan batin). Maka
wajiblah ditutup atau dilindungi seluruh badan dari pandangan laki-laki yang ajnabi
untuk mengelakkan dari fitnah. Demikian menurut mahzab Syafei.
Di hadapan perempuan yang kafir Auratnya adalah seperti aurat bekerja
yaitu seluruh badan kecuali kepala, muka, leher, dua telapak tangan sampai kedua
siku dan kedua telapak kakinya. Demikianlah juga aurat ketika di hadapan
perempuan yang tidak jelas pribadi atau wataknya atau perempuan yang rosak
akhlaknya.
Ketika sendirian, sesama perempuan dan laki-laki yang menjadi muhramnya
Auratnya adalah di antara pusat dan lutut Walau bagaimanapun, untuk menjaga
adab dan untuk memelihara dan berlakunya hal yang tidak diingini, maka perlulah
ditutup lebih dari itu agar tidak menggiurkan nafsu. Ini adalah penting untuk
menghindarkan fitnah.
Salah satu permasalahan yang kerap kali dialami oleh kebanyakan manusia
dalam kesehariannya adalah melepas dan memakai pakaian baik untuk tujuan
pencucian pakaian, tidur, atau yang selainnya. Sunnah-sunnah yang berkaitan
dengan melepas dan memakai pakaian adalah sebagai berikut : Mengucapkan
Bismillah. Hal itu diucapkan baik ketika melepas maupun memakai pakaian. Imam
An-Nawawy berkata : Mengucapkan bismillah adalah sangat dianjurkan dalam
seluruh perbuatan. Memulai Dengan Yang Sebelah Kanan Ketika Akan Memakai
Pakaian. Berdasarkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Apabila kalian memakai
pakaian maka mulailah dengan yang sebelah kanan.
Kaum Lelaki Dilarang Memakai Cincin Emas dan Pakaian Sutra
Dalam hal ini, cincin emas dan pakaian sutra yang dipakai oleh kaum
lelaki, Khalifah Ali r.a pernah berkata : Rasulullah SAW pernah
melarang aku memakai cincin emas dan pakaian sutra serta pakaian
yang dicelup dengan ashfar. (HR Thabrani)

Yang dimaksud dengan ashfar ialah semacam wenter berwarna kuning yang
kebanyakan dipakai oleh wanita kafir pada zaman itu. Ibnu umar meriwayatkan
sebagai berikut:
Rasulullah SAW pernah melihat aku memakai dua pakaian yang dicelup dengan
ashfar maka sabda beliau: Ini adalah pakaian orang-orang kafir, oleh
karena itu janganlah engkau pakai.
Larangan bagi laki-laki memakai cincin emas dan pakaian dari sutra adalah
suatu didikan moral yang tinggi. Allah telah menciptakan kaum lelaki yang
memiliki naluri berbeda dengan perempuan, memiliki susunan tubuh yang berbeda
dengan tubuh perempuan. Lelaki memiliki naluri untuk melindungi kaum
perempuan yang relatif lemah kondosi fisiknya. Oleh sebab itu, sangat tidak layak
kiranya apabila lelaki meniru tingkah laku perempuan yang suka berhias dan
berpakaian indaah serta suka dimanja. Dari sisi lain, larangan ini sekaligus sebagai
upaya pencegahan terhadap sikap hidup bermewah-mewahan, sementara masih
banyak rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan.
3. Tata Krama Berhias
Pada hakikatnya Islam mencintai keindahan selama keindahan tersebut masih
berada dalam batasan yang wajar dan tidak bertentangan dengan norma-norma
agama.
Beberapa ketentuan agama dalam masalah berhias ini antara lain sebagai berikut:
a. Laki-laki dilarang memakai cincin emas
Sebagaimana larangan yang ditujukan oleh Rasulullah SAW terhadap Ali r.a
b. Jangan bertato dan mengikir gigi
Pada zaman jahiliyah banyak wanita Arab yang menato sebagian besar
tubuhnya, muka dan tangannya dengan warna biru dalam bentuk ukiran.
Pada zaman sekarang ini (khususnya di lingkungan masyrakat kita) bertato
banyak dilakukan oleh kaum lelaki. Dengan bertato ini, mereka merasa
mempunyai kelebihan dari orang lain.

Adapun yang dimaksud dengan mengikir gigi ialah memendekkan dan


merapikan gigi. Mengikir gigi banyak dilakukan oleh kaum perempuan
dengan maksud agar tampak rapi dan cantik. Rasulullah SAW bersabda;
Artinya: Rasulullah SAW melaknat perempuan yang menato dan yang
minta ditato, yang mengikir gigi dan yang minta dikikir giginya. (HR At
Thabrani)
c. Jangan menyambung rambut
Selain hadits yang tersebut didepan (dalam hal menyambung rambut)
terdapat pula riwayat sebagai berikut:
Artinya: Seorang perempuan bertanya kepada nabi SAW: Ya Rasulullah,
sesunguhnya anak saya tertimpa suatu penyakit sehingga rontok
rambutnya, dan saya ingin menikahkan dia. Apakah boleh saya
menyambung rambutnya?. Rasulullah menjawab: Allah melaknat
perempuan yang melaknat perempuan yang melaknat rambutnya.
(HR Bukhari)
d. Jangan berlebih-lebihan dalam berhias
Berlebih lebihan ialah melewati datas yang wajar dalam menikmati yang
halal. Berhias secara berlebih-lebiha cenderung kepada sombong dan
bermegah-megahan yang sangat tercela dalam Islam. Setipa muslim dan
muslimat harus dapat menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan
kesombongan, baik dalam berpakaian maupun dalam berhias bentuk yang
lain. Memoles wajah dengan bahan make-up terlampau banyak serta
menggunakan perhiasan emas pada leher, kedua tangan dan kedua kaki
secara mencolok termasuk berlebih-lebihan. Perbuatan yang demikian itu
tidak lain adalah bermaksud untuk menarik perhatian pihak lain, terutama
lawan jenisnya. Apabila yang dimaksudkan adalah untuk menarik perhatian
suaminya maka hal itu baik untuk dilakukan. Akan tetapi, apabila yang
dimaksud itu semua orang (selain suami) maka hal itu termasuk perbuatan
yang dialranga dalam Islam. Selain menjurus kepada sikap sombong,
berlebih-lebihan termasuk perbuatan tabzir, sedangkan tabzir dilarang oleh
Allah SWT. (lihat al-quran onlines di google)
Artinya: 26) Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. 27)

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan


syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS Al Isra : 26-27)
B. ADAB DALAM PERJALANAN
1. Tata Krama di Jalan Raya
Dalam Qs An nisa 4 :59 dijelaskan yang artinya hai orang orang yang beriman
taatilah Allah dan taatilah rasulnya dan ulil amri di antara kamu . kemudian jika kamu
berlainan perndapat tentang sesuatu , maka kembalikanlah ia kepada Allah dan rasul ,
jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari kemudian , yang demikian itu
lebih utama dan lebih baik akibatnya
Mengacu kepada ayat Al Quran tersebut setiap muslim/muslimah hendaknya
menaati ajaran ajaran Allah swt dan rasulnya (ajaran islam ) dan undang-undang serta
peraturan pemerintah dimana pun dia berada misalkan ketika berada dalam perjalanan
Seseorang dianggap bertata krama dalam perjalanan , apabila tatkala ia menggunakan
jalan umum atau jalan raya, ia menaati undang undang dan peraturan lalu lintas yang
telah ditetapkan pemerintah .

A. Pejalan kaki hendaknya


- Berjalan disebelah kiri jalan atau kalau ada trotoarnya diharuskan berjalan di
trotoar
- Haru menaati lampu merah walaupun saat terburu buru
- Menyeberang di jembatan penyeberangan atau di zebra cross
- Menjaga sopan santun dan tidak melakukan tindakan yang mengganggu
ketertiban umum
B. Pengemudi kendaraan bermotor hendaknya
- Memperhatikan dan menaati rambu rambu lalu lintas
- Melengkapi kelengkapan kendaraan seperti SIM , STNK dan helom (bagi
pengendara motor)
- Mengemudi dalam batas kecepatan yang sesuai dengan keadaan jalan raya .
misalkan saaat padat kendaraan tidak mengemudi di atas 25 km/jam
- Tidak membuang sampah sembarangan
- Tidak menggunakan HP ketika sedang dalam mengendarai motor atau mobil
C. Pejalan kaki dan Pengemudi kendaraan bermotor hendaknya

- Menjauhkan diri dari makan yang terlalu kenyang, memakai perhiasan yang
berlebihan dan bermewah-mewah dalam makanan dan kendaraan.
- Berbuatlah yang baik (halus) kepada setiap orang bahkan kepada pengemis
sekalipun. Hendaknya menjauhkan diri dari permusuhan, pertengkaran, berlaku
kasar dan berdesak-desakan dengan orang lain dalam perjalanan.
- Menjaga lisannya dari mencela, membicarakan kejelekan orang, mencela
binatang dan semua perkataan yang jelek.
Hendaklah selalu ingat akan sabda rosululloh SAW:
Barangsiapa melaksanakan haji tanpa berkata kotor dan tidak melakukan
tindakan kefasikan, maka ia kembali seperti saat dilahirkan oleh ibunya.
- Sebaiknya melakukan perjalanan berkelompok untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan dan memang disunnahkan untuk tidak menyendiri dalam
perjalanan.
- Apabila berjalan dalam kelompok tiga orang atau lebih, maka pilihlah salah
seorang untuk menjadi pemimpin. Pilihlah orang yang paling baik dan yang
paling luas pandangannya (pengalamannya).
- Jangan membawa anjing atau lonceng dalam perjalanan karena Malaikat tidak
akan menemani rombongan yang didalamnya terdapat anjing atau lonceng.
Apabila salah seorang dari anggota rombongan membawa anjing atau lonceng
dan kita tidak mampu mencegahnya, maka ucapkan doa ini:
Ya Allah sesungguhnya aku membebaskan diri kepada Mu dari perbuatan
mereka, maka janganlah Engkau mengharamkanku dari ditemani malaikat
2. Tata Krama Bagi Para Penumpang Kendaraan Umum
Bagi para penumpang kendaraan umum seperti bis dan kereta api hendaknya
memperhatikan dan melaksanakan tata krama , antara lain :
- Bermanis muka dan bertutur kata baik , terhadapa para penumpang lainnya
- Seorang penumpang kendaraan umum hendaknya hormat kepada penumpang
yang lebih tua , dan sayang kepada penumpang lain yang lebih muda
- Jika diperlukan sesama penumpang hendaknya saling tolong menolong dalam
kebaikan
- Jangan melakukan perbuatan yang mengganggu dan merugikan penumpang
lain
C. ADAB BERTAMU DAN MENERIMA TAMU

1. Tata Krama Bertamu


Bertamu adalah salah satu cara untuk menyambung tali persahabatan yang
dianjurkan oleh Islam. Islam memberi kebebasan untuk umatnya dalam bertamu.
Tata krama dalam bertamu harus tetap dijaga agar tujuan bertamu itu dapat tercapai.
Apabila tata krama ini dilanggar maka tujuan bertamu itu justru akan menjadi
rusak, yakni merenggangnya hubungan persaudaran.. Islam telah memberi
bimbingan dalam bertamu, yaitu jangan bertamu pada tiga waktu aurat.
Yang dimaksud dengan tiga waktu aurat ialah sehabis zuhur, sesudah isya, dan
sebelum subuh. Allah SWT berfirman:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan
wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu,
meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang
subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah
sembahyang Isya. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan
tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu,
sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah
Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (QS An Nur : 58)
Ketiga waktu tersebut dikatakan sebagai waktu aurat karena waktu-waktu
itu biasanya digunakan. Lazimnya, orang yang beristirahat hanya mengenakan
pakaian yang sederhana (karena panas misalnya) sehingga sebagian dari auratnya
terbuka. Apabila budak dan anak-anak kecil saja diharuskan meminta izin bila akan
masuk ke kamar ayah dan ibunya, apalagi orang lain yang bertamu. Bertamu pada
waktu-waktu tersebut tidak mustahil justru akan menyusahkan tuan rumah yang
hendak istirahat, karena terpaksa harus berpakaian rapi lagi untuk menerima
kedatangan tamunya.
2. Cara Bertamu yang Baik
Cara bertamu yang baik menurut Islam antara lain sebagai berikut:
a. Berpakaian yang rapi dan pantas

Bertamu dengan memakai pakaian yang pantas berarti menghormati tuan


rumah dan dirinya sendiri. Tamu yang berpakaian rapi dan pantas akan lebih
dihormati oleh tuan rumah, demikian pula sebaliknya. Allah SWT
berfirman: (lihat al-quran onlines di google)
Artinya: Jika kamu berbua baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu
sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu
sendiri. (QS Al Isra : 7)
b. Memberi isyarat dan salam ketika datang
Allah SWT berfirman: (lihat al-quran onlines di google)
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki
rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam
kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu
(selalu) ingat. (QS An Nur : 27)
Diriwayatkan bahwa:
Bahwasanya seorang laki-laki meminta izin ke rumah Nabi Muhammad
SAW sedangkan beliau ada di dalam rumah. Katanya: Bolehkah aku
masuk? Nabi SAW bersabda kepada pembantunya: temuilah orang itu dan
ajarkan kepadanya minta izin dan katakan kepadanya agar ia
mengucapkan Assalmu alikum, bolehkah aku masuk lelaki itu mendengar
apa yang diajarkan nabi, lalu ia berkata Assalmu alikum, bolehkah aku
masuk? nabi SAW memberi izin kepadanya maka masuklah ia. (HR Abu
Daud)
c. Jangan mengintip ke dalam rumah
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Dari Sahal bin Saad ia berkata:
Ada seorang lelaki mengintip dari sebuh lubang pintu rumah Rasulullah
SAW dan pada waktu itu beliau sedang menyisir rambutnya. Maka
Rasulullah SAW bersabda: Jika aku tahu engkau mengintip, niscaya aku
colok matamu. Sesungguhnya Allah memerintahkanuntuk meminta izin itu
adalah karena untuk menjaga pandangan mata. (HR Bukhari)
d. Minta izin masuk maksimal sebanyak tiga kali
Jika telah tiga namun belum ada jawaban dari tuan rumah, hendaknya
pulang dahulu dan datang pada lain kesempatan.
e. Memperkenalkan diri sebelum masuk

Apabila tuan rumah belum tahu/belum kenal, hendaknya tamu


memperkenalkan diri secara jelas, terutama jika bertamu pada malam hari.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits yang artinya: dari Jabir ra Ia berkata:
Aku pernah datang kepada Rasulullah SAW lalu aku mengetuk pintu rumah
beliau. Nabi SAW bertanya: Siapakah itu? Aku menjawab: Saya
Beliau bersabda: Saya, saya! seakan-akan beliau marah (HR
Bukhari)
Kata Saya belum memberi kejelasan. Oleh sebab itu, tamu hendaknya
menyebutkan nama dirinya secara jelas sehingga tuan rumah tidak ragu lagi
untuk menerima kedatangannya
f. Tamu lelaki dilarang masuk kedalam rumah apabila tuan rumah hanya seorang
wanita
Dalam hal ini, perempuan yang berada di rumah sendirian hendaknya juga
tidak memberi izin masuk tamunya. Mempersilahkan tamu lelaki ke dalam
rumah sedangkan ia hanya seorang diri sama halnya mengundang bahay
bagi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, tamu cukup ditemui diluar saja.
g. Masuk dan duduk dengan sopan
Setelah tuan rumah mempersilahkan untuk masuk, hendajnya tamu masuk
dan duduk dengan sopan di tempat duduk yang telah disediakan. Tamu
hendaknya membatasi diri, tidak memandang kemana-mana secara bebas.
Pandangan yang tidak dibatasi (terutama bagi tamu asing) dapat
menimbulkan kecurigaan bagi tuan rumah. Tamu dapat dinilai sebagai orang
yang tidak sopan, bahkan dapat pula dikira sebagai orang jahat yang
mencari-cari kesempatan. Apabila tamu tertarik kepada sesuatu (hiasan
dinding misalnya), lebih ia berterus terang kepada tuan rumah bahwa ia
tertarik dan ingin memperhatikannya.
h. Menerima jamuan tuan rumah dengan senang hati
Apabila tuan rumah memberikan jamuan, hendaknya tamu menerima
jamuan tersebut dengan senang hati, tidak menampakkan sikap tidak senang
terhadap jamuan itu. Jika sekiranya tidak suka dengan jamuan tersebut,
sebaiknya berterus terang bahwa dirinya tidak terbiasa menikmati makanan
atau minuman seperti itu. Jika tuan rumah telah mempersilahkan untuk

menikmati, tamu sebaiknya segera menikmatinya, tidak usah menunggu


sampai berkali-kali tuan rumah mempersilahkan dirinya.

i. Mulailah makan dengan membaca basmalah dan diakhiri dengan membaca


hamdalah
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits yang artinya: Jika seseorang
diantara kamu hendak makan maka sebutlah nama Allah, jika lupa
menyebut nama Allah pada awalnya, hendaklah membaca: Bismillahi
awwaluhu waakhiruhu. ( HR Abu Daud dan Turmudzi)
j. Makanlah dengan tangan kanan, ambilah yang terdekat dan jangan memili
Islam telah memberi tuntunan bahwa makan dan minum hendaknya
dilakukan dengan tangan kanan, tidak sopan dengan tangan kiri (kecuali
tangan kanan berhalangan). Cara seperti ini tidak hanya dilakukan saat
bertamu saja. Mkelainkan dalam berbagai suasana, baik di rumah sendiri
maupun di rumah orang lain
k. Bersihkan piring, jangan biarkan sisa makanan berceceran
Sementara ada orang yang merasa malu apabila piring yang habis
digunakan untuk makan tampak bersih, tidak ada makann yang tersisa
padanya. Mereka khawatir dinilai terlalu lahap. Islam memberi tuntunan
yang lebih bagus, tidak sekedar mengikuti perasaan manusia yang terkadang
keliru. Tamu yang menggunakan piring untuk menikmati hidangan tuan
rumah, hendaknya piring tersebut bersih dari sisa makanan. Tidak perlu
menyisakan makanan pada pring yang bekas dipakainya yang terkadang
menimbulkan rasa jijik bagi yang melihatnya.
l. Segeralah pulang setelah selesai urusan
Kesempatan bertamu dapat digunakan untuk membicarakan berbagai
permasalahan hidup. Namun demikian, pembicaraan harus dibatasi tentang
permasalahan yang penting saja, sesuai tujuan berkunjung. Hendaknya
dihindari pembicraan yang tidak ada ujung pangkalnya, terlebih
membicarakan orang lain. Tamu yang bijaksana tidak suka memperpanjang

waktu kunjungannya, ia tanggap terhadap sikap tuan rumah. Apabila tuan


rumah tekah memperhatikan jam, hendaknya tamu segera pamit karena
mungkin sekali tuan rumah akan segera pergi atau mengurus masalah lain.
Apabila tuan ruamh menghendaki tamunya untuk tetap tinggal dahulu,
hendaknya tamu pandai-pandai membaca situasi, apakah permintaan itu
sungguh-sungguh atau hanya sekadar pemanis suasana. Apabila permintaan
itu sungguh-sungguh maka tiada salah jika tamu memperpanjang masa
kunjungannya sesuai batas kewajaran.
3. Lama Waktu Bertamu Maksimal Tiga Hari Tiga Malam
Terhadap tamu yang jauh tempat tinggalnya, Islam memberi kelonggaran
bertamu selama tiga hari tiga malam. Waktu twersebut dikatakan sebagai hak
bertamu. Setelah waktu itu berlalu maka habislah hak untuk bertamu, kecuali jika
tuan rumah menghendakinya. Dengan pembatasan waktu tiga hari tiga malam itu,
beban tuan rumah tidak telampau berat dalam menjamu tamuhnya.
4. Tata Krama Menerima Tamu
a.Kewajiban Menerima Tamu
Sebagai agama yang sempurna, Islam juga memberi tuntunan bagi uamtnya
dalam menerima tamu. Demikian pentingnya masalah ini (menerima tamu)
sehingga Rasulullah SAW menjadikannya sebagai ukuran kesempurnaan iman.
Artinya, salah satu tolak ukur kesempurnaan iman seseorang ialah sikap dalam
menerima tamu. Sabda Rasulullah SAW:

( )

Artinya: Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia
memuliakan tamunya. (HR Bukhari)
b. Cara Menerima Tamu yang Baik
1) Berpakaian yang pantas
Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya mengenakan
pakaian yang pantas pula dalam menerima kedatangan tamunya. Berpakaian
pantas dalam menerima kedatangan tamu berarti menghormati tamu dan

dirinya sendiri. Islam menghargai kepada seorang yang berpakaian rapih,


bersih dan sopan. Rasululah SAW bersabda yang artinya: Makan dan
Minunmlah kamu, bersedekahlah kamu dan berpakaianlah kamu, tetapi
tidak dengan sombong dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah amat
senang melihat bekas nikmatnya pada hambanya. (HR Baihaqi)
2) Menerima tamu dengan sikap yang baik
Tuan rumah hendaknya menerima kedatangan tamu dengan sikap yang baik,
misalnya dengan wajah yang cerah, muka senyum dan sebagainya. Sekalikali jangan acuh, apalagi memalingkan muka dan tidak mau
memandangnmya secara wajar. Memalingkan muka atau tidak melihat
kepada tamu berarti suatu sikap sombong yang harus dijauhi sejauhjauhnya.
3) Menjamu tamu sesuai kemampuan
Termasuk salah satu cara menghormati tamu ialah memberi jamuan
kepadanya.
4) Tidak perlu mengada-adakan
Kewajiban menjamu tamu yang ditentukan oleh Islam hanyalah sebatas
kemampuan tuan rumah. Oleh sebab itu, tuan rumah tidak perlu terlalu repot
dalam menjamu tamunya. Bagi tuan rumah yang mampu hendaknya
menyediakan jamuan yang pantas, sedangkan bagi yang kurang mampu
henaknya menyesuaikan kesanggupannya. Jika hanya mampu memberikan
air putih maka air putih itulah yang disuguhkan. Apabila air putih tidak ada,
cukuplah menjamu tamunya dengan senyum dan sikap yang ramah
5) Lama waktu
Sesuai dengan hak tamu, kewajiban memuliakan tamu adalah tiga hari,
termasuk hari istimewanya. Selebihnya dari waktu itu adalah sedekah
baginya. Sabda Rasulullah SAW:


( )

Artinya: Menghormati tamu itu sampai tiga hari. Adapun selebihnya
adalah merupakan sedekah baginya,. (HR Muttafaqu Alaihi)
6) Antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang
Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan tamu adalah apabila tuan
rumah mengantarkan tamunya sampai ke pintu halaman. Tamu akan merasa
lebih semangat karena merasa dihormati tuan rumah dan kehadirannya
diterima dengan baik.

c. Wanita yang sendirian di rumah dilarang menerima tamu laki-laki masuk


ke dalam rumahnya tanpa izin suaminya
Larangan ini bermaksud untuk menjaga fitnah dan bahaya yang mungkin
terjadi atas diri wanita tersebut. Allah berfirman: (lihat al-quran onlines di google)
Artinya: Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada SAW lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena SAW telah memelihara (mereka)
(QS An Nisa : 34
Rasulullah SAW bersabda;
)
(
Artinya: Wanita itu adalah (ibarat) pengembala di rumah suaminya. Dia akan
ditanya tentang pengembalaannya (dimintai pertanggung jawaban). (HR Ahmad,
bukhari, Muslim, Abu Daud, Turmudzi dan Ibnu Umar)
Oleh sebab itu, tamu lelaki cukup ditemui diluar rumah saja, atau diminta
datang lagi (jika perlu) saat suaminya telah pulang bekerja. Membiarkan tamu
lelaki masuk ke dalam rumah padahal dia (wanita tersebut) hany seorang diri, sama
saja dengan membuka peluang besar akan timbulnya bahaya bagi diri sendiri.
Bahaya yang dimaksud dapat berupa hilangnya harta dan mungkin sekali akan
timbul fitnah yang mengancam kelestarian rumah tangganya.

PERILAKU TERCELA
A. HASUD
Dengki, hasud / iri hati yang tidak baik ialah perasaan tidak senang atau tidak
rela bila orang lain mendapatkan nikmat anugerah dari Tuhan, serta menghendaki
hilangnya nikmat itu dan agar supaya nikmat tadi berpindah kepadanya.

Dengki atau hasud adalah termasuk perangai buruk serta budi yang tercela yang
bagi kita umat Islam harus berusaha keras untuk menjauhinya, oleh karena janganlah
seseorang mengharapkan kekayaan, derajat ataupun lainnya tentang hal keduniaan yang
telah dianugerahkan oleh Allah kepada kepada orang lain yang tidak dapat ia
mencapainya karena segala sesuatu yang telah terjadi di dunia ini berjalan menurut apa
yang telah ditakdirkan oleh Allah sejak zaman azali.
Tidak semua kehendak manusia dapat tercapai, Tuhanlah yang menentukan.
Manusia tidak dapat menentukan terhadap diri sendiri.Tiap-tiap manusia baik laki-laki
maupun perempuan mendapat bagian menurut apa yang telah diusahakannya.
Menurut suatu riwayat bahwa pada suatu ketika Umi Salamah (istri Nabi
Muhammad SAW) meminta agar wanita diwajibkan ikut berjihad bersembahyang
jumat dan sebagainya sebagaimana laki-laki agar mendapat pahala seperti mereka. Hal
ini tidak mungkin sebab Allah sangat bijaksana memberi tugas terhadap manusia
disesuaikan dengan kondisi dan situasi sehingga yang diharapkan itu hanya merusak
pikiran dan tidak bermanfaat sebab wanita mempunyai tugas yang berat dari tugas pria.
Misalnya melahirkan bayi dan sebagainya. Jadi tidak perlu iri hati yang tidak pada
tempatnya.
Tingkat-tingkat dengki:
1. Mengharap hilangnya kenikmatan orang lain supaya kebahagiaan yang diperoleh
orang lain tadi hilang.
2. Mengharap supaya kenikmatan orang lain itu pindah kepadanya.
3. Dengki sebab mali bila menderita kekalahan.

Sebab-sebab yang menimbulkan dengki:


1. Karena permusuhan.
2. Takabur karena merasa dirinya lebih besar.
3. Kahawatir tidak memperoleh anugerah Tuhan.
4. Adanya hati yang jahat, iri, dan segala macamnya.

Adapun cara menghilangkan rasa dengki itu ialah dengan menyadari tentang
jahatnya sifat dengki dan segala akibat-akibatnya bagi diri sendiri ataupun bagi
pergaulan di masyarakat.
Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya,Jauhilah olehmu dengki atau hasud
karena sesungguhnya dengki itu makan kebaikan sebagaimana api makan kayu
bakar(H.R. Muslim)
B. RIYA
Riya' adalah berbuat kebaikan/ibadah dengan maksud pamer kepada manusia
agar orang mengira dan memujinya sebagai orang yang baik atau gemar beribadah
seperti shalat, puasa, sedekah, dan sebagainya. Ciri-ciri riya: "Orang yang riya berciri
tiga, yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia malas, dan selalu
ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang munafik ada tiga tanda
yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia
berkhianat." (HR. Ibnu Babawih).
Orang yang riya, maka amal perbuatannya sia-sia belaka. Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebutnyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan
hartanya karena riya kepada manusia [QS. Al- Baqarah: 264] Maka kecelakaanlah
bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang- orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat
karena riya [Al Maauun 4-6] "Riya' membuat amal sia-sia sebagaimana syirik." (HR.
Ar- Rabii) "Sesungguhnya riya' adalah syirik yang kecil." (HR. Ahmad dan Al Hakim).
Imam Al Ghazali mengumpamakan orang yang riya itu sebagai orang yang
malas ketika dia hanya berdua saja dengan rajanya. Namun ketika ada budak sang raja
hadir, baru dia bekerja dan berbuat baik untuk mendapat pujian dari budak- budak
tersebut.. Nah orang yang riya juga begitu. Ketika hanya berdua dengan Allah Sang
Raja Segala Raja, dia malas dan enggan beribadah. Tapi ketika ada manusia yang tak
lebih dari hamba/budak Allah, maka dia jadi rajin shalat, bersedekah, dan sebagainya
untuk mendapat pujian para budak.
Agar terhindar dari riya, kita harus meniatkan segala amal kita untuk Allah taala
(Lillahi taala). Bakhil atau Kikir Bakhil alias Kikir alias Pelit alias Medit adalah satu
penyakit hati karena terlalu cinta pada harta sehingga tidak mau bersedekah. Sekalikali janganlah orang- orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada
mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka.

Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu
akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. [Ali Imran 180] Padahal segala harta kita termasuk diri kita adalah milik
Allah..
Saat kita lahir kita tidak punya apa- apa. Telanjang tanpa busana. Saat mati pun
kita tidak membawa apa-apa kecuali beberapa helai kain yang segera membusuk
bersama kita. Sesungguhnya harta yang kita simpan itu bukan harta kita yang sejati.
Saat kita mati tidak akan ada gunanya bagi kita. Begitu pula dengan harta yang kita
pakai untuk hidup bermegah-megahan seperti beli mobil dan rumah mewah. Dan
adapun orang- orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala
terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya
tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa [Al Lail 8-11]
Yang justru jadi harta yang bermanfaat bagi kita di akhirat nanti adalah harta
yang kita belanjakan di jalan Allah atau disedekahkan. Harta tersebut akan jadi pahala
yang balasannya adalah istana surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Berlombalombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya
seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul- rasul- Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki- Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. [Al Hadiid 21]
Riya' adalah berbuat kebaikan/ibadah dengan maksud pamer kepada manusia
agar orang mengira dan memujinya sebagai orang yang baik atau gemar beribadah
seperti shalat, puasa, sedekah, dan sebagainya. Ciri-ciri riya: "Orang yang riya berciri
tiga, yakni
1. Apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia malas, dan selalu
ingin mendapat pujian dalam segala urusan.
2. Sedangkan orang munafik ada tiga tanda yakni apabila berbicara bohong,
bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat." (HR. Ibnu
Babawih).Orang yang riya, maka amal perbuatannya sia-sia belaka. Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut- nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada
manusia [QS. Al- Baqarah: 264] Maka kecelakaanlah bagi orang-orang
yang shalat, yaitu orang- orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat

karena riya [Al Maauun 4-6] "Riya' membuat amal sia-sia sebagaimana
syirik." (HR. Ar- Rabii) "Sesungguhnya riya' adalah syirik yang kecil." (HR.
Ahmad dan Al Hakim).Imam Al Ghazali mengumpamakan orang yang riya
itu sebagai orang yang malas ketika dia hanya berdua saja dengan rajanya.
Namun ketika ada budak sang raja hadir, baru dia bekerja dan berbuat baik
untuk mendapat pujian dari budak- budak tersebut. Ketika hanya berdua
dengan Allah Sang Raja Segala Raja, dia malas dan enggan beribadah. Tapi
ketika ada manusia yang tak lebih dari hamba/budak Allah, maka dia jadi
rajin shalat, bersedekah, dan sebagainya untuk mendapat pujian para
budak.Adakah hal itu tidak menggelikan? Agar terhindar dari riya, kita harus
meniatkan segala amal kita untuk Allah taala (Lillahi taala).
3. Bakhil atau Kikir Bakhil alias Kikir alias Pelit alias Medit adalah satu
penyakit hati karena terlalu cinta pada harta sehingga tidak mau bersedekah.
Sekali-kali janganlah orang- orang yang bakhil dengan harta yang Allah
berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu
baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka.
Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari
kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di
bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Ali Imran 180]
Padahal segala harta kita termasuk diri kita adalah milik Allah.. Saat kita
lahir kita tidak punya apa- apa. Telanjang tanpa busana. Saat mati pun kita
tidak membawa apa-apa kecuali beberapa helai kain yang segera membusuk
bersama kita. Sesungguhnya harta yang kita simpan itu bukan harta kita
yang sejati. Saat kita mati tidak akan ada gunanya bagi kita. Begitu pula
dengan harta yang kita pakai untuk hidup bermegah-megahan seperti beli
mobil dan rumah mewah. Dan adapun orang- orang yang bakhil dan merasa
dirinya cukup serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan
menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat
baginya apabila ia telah binasa [Al Lail 8-11]Yang justru jadi harta yang
bermanfaat bagi kita di akhirat nanti adalah harta yang kita belanjakan di
jalan Allah atau disedekahkan. Harta tersebut akan jadi pahala yang
balasannya adalah istana surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Berlomba- lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu
dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-

orang yang beriman kepada Allah dan Rasul- rasul- Nya. Itulah karunia
Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki- Nya. Dan Allah
mempunyai karunia yang besar. [Al Hadiid 21]
C. ANIAYA
Aniaya adalah perbuatan bengis seperti penyiksaan atau penindasan.
Menganiaya berarti menyiksa, menyakiti dan berbagai bentuk ketidak sewengan seperti
menindas, mengambil hak orang lain dengan paksa dan lain-lainnya Pengertian diatas
dapat dijelaskan bahwa penganiayan merupakan kejahatan yang bersifat mengancam
harta dan jiwa. Perbuatan itu sama dosanya dengan mencuri, bahkan lebih besar, karena
didalamnya terdapat unsur kekerasan. Jika sampai membunuh korbannya maka jelas
perbuatan itu termasuk salah satu dosa besar. Firman Allah SWT
Artinya: Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi
Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh
atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik[414], atau
dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu
penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.
(QS Al Maidah : 33)
Dari ayat tersebut, dinyatakan bahwa hukuman bagi penganiaya diberlakukan
sesuai dengan jenis perbuatan yang dilakukannya, yaitu sebagai berikut.
1. Jika menganiaya dan membunuh korban serta mengambil hartanya, penganiaya
dihukum dibunuh dan disalib
2. Jika ia hanya mengambil harta tanpa membunuh korbannya maka hukumannya
dihukum potong tangan dan kakinya dengan cara silang.
3. Jika ia tidak mengambil harta dan membunuh karena tetangkap sebelum sempat
melakukan sesuatu atau hanya menakui0nakuti saja maka hukumannya adalah
dipenjara

D. DISKRIMINASI

Diskriminasi merupakan satu amalan yang biasa dijumpai dalam masyarakat


dunia.Ia berpunca daripada kecenderungan manusia untuk membezabezakan antara satu
sama lain.Diskriminasi boleh berlaku dalam pelbagai konteks antaranya ia boleh
dilakukan oleh orang perseorangan,institusi,firma malah oleh kerajaan.Selain daripada
itu diskriminasi merupakan layanan tidak adil kepada seseorang atau kelompok
berdasarkan prejudis(sangkaan buruk).Melayan orang secara buruk selalunya
disebabkan oleh perbezaan antara kelas,bangsa,gender atau kategori lain bukannya
berdasarkan siapa individu itu tersebut.
A. Bentuk-Bentuk Diskriminasi
Terdapat lima bentuk diskriminasi yaitu;
1.Diskriminasi dengan sengaja.
Penglahiran secara terbuka atau secara terang-terangan oleh perasaan benci,kekasaran
atau ketidaksamaan layanan kepada anggota kumpulan tertentu dengan tiada mengambil
kira keupayaan dan kemampuan anggota kumpulan itu melaksanakan sesuatu kerja.
contoh; sebuah iklan mencari pekerja baru yang hanya menyenaraikan kerja untuk
pekerja lelaki atau perempuan secara berasingan.

2.Layanan tidak sama


Adalah satu bentuk diskriminasi yang mengunakan satu set piawai,tatacara atau satu
kemudahan yang berlainan dalam melayani anggota kumpulan tertentu. contohnya;
ujian khas dikenakan kepada orang kulit hitam manakala bagi orang kulit putih
dikenakan ujian yang lain.
3.Kesan tidak sama
Melibatkan penggunaan piawai,tatacara atau kemudahan yang sama bagi setiap anggota
tertentu dalam kumpulan. contonnya ;Iklan pengambilan pekerja disiarkan dalam
media(seperti akhbar)yang hanya menarik perhatian anggota kumpulan
tertentu,sedangkan anggota kumpulan lain tidak mengetahui iklan berkenaan kerana
tidak berminat dengan media berkenan.
4.Masa lalu
Diskriminasi masa lalu pula melibatkan perlakuan berlandaskan diskriminasi yang biasa
dilakukan terhadap anggota kumpulan tertentu pada masa lalu. contohnya ; anggota
kumpulan tertentu yang pernah dinafikan sesuatu pekerjaan kerana berpakaian menutup

Aurat akan terus dinafikan peluang bekerja dengan adanya syarat yang lebih ketat
supaya mereka tidak akan bersaing untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.
5. Tindak balas terhadap orang yang menentang diskriminasi.
Bentuk diskriminasi ini ditujukan kepada mana-mana anggota kumpulan yang
menentang amalan diskriminasi oleh sesebuah organisasi.antara tindakan yang diambil
ke atas mereka yang menentang diskriminasi ialah memaksa,mengugut atau
mengenakan sebarang tindakan lain.
contohnya; pekerja yang menentang diskriminasi akan dibuang, digantung ,ditukar
tempat kerja atau diturunkan pangkat.
B. Jenis-Jenis Diskriminasi
Terdapat beberapa jenis diskriminasi yang ketara berlalu di dunia kini antaranya ialah;
1.Jantina
Individu diberi layanan yang tidak adil kerana jantina mereka.Dimana,diskriminasi
lebih cenderung kepada kaum wanita kerana wanita dianggap lemah dari segi fizikal
dan hanya sesuai dengan kerja yang mudah dan ringan sahaja. Contohnya:Wanita
menerima gaji yang lebih rendah daripada lelaki sedangkan pada dasarnya kedua
individu ini mempunyai tahap kemampuan yang sama terutama dari segi pendidikan.
2.Politik
Diskriminasi politik berlaku apabila seseorang atau kumpulan itu mempunyai fahaman
politik yang berbeza. contoh; Hak dan peluang parti pembangkang yang ingin
melakukan sesuatu tetapi disekat oleh parti pemerintah, manakala kemahuan parti
pemerintah dilayan dengan baik. Ketidaksamaan layanan itu menimbulkan diskriminasi
kepada parti lawan.
3.Agama
Diskriminasi agama berlaku apabila hak dan peluang sesebuah kumpulan penganut
agama lain tidak mendapat layanan yang adil. Keadaan ini biasanya berlaku kepada
penganut agama yang menjadi golongan minoriti dalam sesebuah negara; contohnya ;Di
Perancis, perempuan islam tidak di benarkan bersekolah jika mereka memakai
hijab(tudung kepala untuk perempuan).
4.Bangsa & warna kulit
Diskriminasi ini berlaku apabila golongan minoriti di dalam sesebuah negara merasa
mereka didiskriminasikan dalam banyak perkara oleh golongan majoriti. Contoh:Di

Amerika Syarikat,rakyat kulit hitam yang merupakan kumpulan minoriti di katakan


tidak mendapat peluang dan hak yang sama seperti rakyat kulit putih dalam perkara
berhubung dengan perumahan,pekerjaan dan pendidikan.
5.Umur
Diskrimanasi umur sering berlaku antara golongan muda dengan golongan yang lebih
tua.Diskriminasi ini berlaku disebabkan kurangnya rasa hormat,selain daripada
itu,diskriminasi ini sering berlaku dalam bidang pekerjaan yang mana wujudnya
persaingan antara orang muda dengan orang tua.Dalam bidang pekerjaan diskriminasi
yang wujud ialah persaingan mendapatkan pangkat, contohnya ;golongan berumur lebih
diperlukan kerana dikatakan lebih berpengalaman berbanding orang muda.
6.Kesehatan
Terjadi apabila seseorang(pendiskriminasi) mendiskriminasi orang lain atas sebab
kesihatan atau pun kecacatan.
contohnya; seseorang ibu menghidap HIV.Masyarakat menganggap ibu tersebut seorang
yang kotor & menjijikan sedangkan ibu tersebut menghidap penyakit itu daripada suami
yang tidak bertanggungjawab.Manakala golongan cacat dianggap tidak mendatangkan
faedah kepada mereka.
7.Derajat
Timbul akibat daripada sifat yang mementingkan kebendaan semata-mata.
contohnya; orang yang berada melarang anak-anak mereka bergaul dengan kelas
bawahan tetapi mengalakkan anak-anak mereka untuk berkawan dengan golongan yang
sama taraf.
C. Faktor-Faktor Menyebebkan Deskriminasi
1. Sifat dendam -secara amnya,sifat dendam ini wujud dalam diri setiap individu
yang disebabkan oleh faktor masa lalu.
2. Politik -ahli-ahli politik biasanya mengunakan sebarang teknik untuk
kepentingan sendiri dan secara tidak langsung menimbulkan sikap diskriminasi
antara masyarakat.
3. Ekonomi@kewangan -faktor ini biasanya timbul antara golongan berada dan
golongan bawahan.
4. Budaya -disebabkan oleh sifat mempertahankan serta mengagung-agungkan
budaya masing-masing.

5. Kepercayaan -agama dan kepercayaan sesebuah masyarakat. Sifat diri ego serta
pentingkan diri sendiri dan tidak rasional.
D. Kesan-Kesan Deskriminasi
Kesan-kesan diskriminasi biasanya terjadi apabila golongan yang didiskriminasi
bangkit untuk memperjuangkan hak mereka.
Antara kesan-kesan diskriminasi yang mungkin akan terjadi ialah seperti;
Peperangan
Perpecahan
Penindasan
Hilang hak asasi
Membantutkan ekonomi dan masa depan negara serta individu itu diri sendiri.
E. Cara Mengatasi
Peranan ibu-bapak :
-Keluarga seharusnya memberi galakan kepada anak-anak mereka,supaya tidak memilih
kawan.
-Tidak menunjukan sikap diskriminasi dalam keluarga,kerana ini boleh membuat anakanak mereka mengikut sikap ibubapa tersebut dan boleh menjadi satu tabiat.
-Selain itu,ibu-bapak seharusnya memberi pendedahan agama dan moral kepada anakanak kerana ini boleh melahirkan seorang individu yang berakhlak.
Individu dan masyarakat :
-Perlunya ada kesedaran dalam diri individu dan masyarakat iaitu tidak mengamalkan
sifat perkauman,keagamaan,memilih warna kulit,darjat,jantina,keadaan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai