Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak anak adalah pembelajar yang hebat. Terkadang apa yang
anak anak pelajari mungkin tidak selalu apa yang guru atau pengajar
maksudkan untuk diajarkan. Oleh sebab itu, sebagai guru yang baik harus
mengerti tingkah laku dari anak didiknya tersebut. Sehingga untuk
mempelajari tingkah laku anak didiknya tersebut teori teori tentang
pembelajaran perilaku sangat dibutuhkan untuk calon pengajar atau guru.
Teori pembelajaran perilaku atau yang sering disebut behavioral learning
theories terpusat pada cara yang dengan cara itu kosekuensi perilaku
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan mengubah perilaku
seseorang lama kelamaan dan cara ketika seseorang mencontohkan
perilakunya kepada orang lain.
Sehingga teori pembelajaran perilaku dapat diartikan sebagai upaya
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan agar terjadi hubungan antara lingkungan dengan tingkah laku
pembelajar. Dalam kenyataannya, tingkah laku berhubungan erat dengan
kebiasaan meskipun keduanya memiliki perbedaan. Kebiasaan adalah
satu proses kegiatan yang berulang ulang. Kebiasaan mengandung tiga
unsur yaitu :
1. Unsur pengetahuan yaitu pengetahuan yang bersifat toeritis
mengenai sesuatu yang ingin dikerjakan.
2. Unsur keinginan yaitu adanya motivasi atau kevenderungan
untuk melakukan sesuatu.
3. Unsur keahlian yaitu kemampuan atau kesanggupan untuk
melakukannya.
Jika ketiga unsur tersebut berpadu pada suatu perbuatan maka perbuatan
tersebut dapat dikategorikan sebagai kebiasaan.
1

Sedangkan untuk tingkah laku atau perbuatan mempunyai


pengertian yang luas yaitu tidak hanya mencakup kegiatan motorik saja
seperti berbicara, berjalan, lari-lari, berolah raga bergerak dan lain-lain.
Tetapi juga mebahas tentang macam macam fungsi seperti melihat,
mendengar, mengingat, berfikir, pengenalan kembali, penampilan emosi
emosi dalam bentuk menangis atau tersenyum dan seterusnya. Sehingga
dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam lagi tentang teori
pembelajaran perilaku.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini memiliki rumusan masalah yang akan dibahas
dalam bab pembahasan. Rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran ?
2. Apakah teori pembelajaran perilaku itu ?
3. Apakah prinsip-prinsip dalam pembelajaran perilaku ?
C. Tujuan
Setiap makalah pastilah memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai,
demikian pula yang dilakukan dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini
memiliki tujuan yaitu :
1. Mengetahui arti yang sebenarnya dari pembelajaran.
2. Mengetahui pengertian dari teori pembelajaran perilaku termasuk
dengan sejarah dari perkembangan teori pembelajaran perilaku.
3. Mengetahui prinsip prinsip dalam pembelajaran perilaku.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan dalam diri seseorang
yang disebabkan oleh pengalaman (Discroll, 2000; Hill, 2002; Schunk,
2004). Sehingga, sejak dahulu manusia sudah melakukan berbagai
pembelajaran dimulai dari manusia pertama kali dilahirkan sehingga
pembelajaran dan perkembangan mempunyai kaitan yang tidak dapat
terpisahkan. Contoh dari pemelajaran adalah pertama saat belajar
berjalan, kebanyakan adalah kemajuan perkembangan tetapi juga
bergantung kepada pengalaman dari merangkak dan kegiatan lainnya.
Kedua adalah dorongan seks remaja, hal ini tidak dipelajari tetapi
pembelajaran membentuk pilihan seseorang tentang pola yang
diinginkan. Dan yang terakhir adalah kecemasan anak dengan melihat
dokter yang sedang membawa jarum suntik, hal ini tentu saja adalah
perilaku yang dipelajari. Anak tersebut telah belajar menghubungkan
jarum dengan rasa sakit sehingga tubuhnya bereaksi secara emosional
ketika seorang anak melihat jarum tersebut. Reaksi ini dapat saja tidak
disadari atau tidak disengaja tetapi bagaimanapun hal itu dipelajari.
Pembelajaran sesungguhnya dapat terjadi melalui berbagai banyak
cara. Pembelajaran dapat bersifat intensional atau bertujuan maupun
tidak intensional. Pembelajaran yang bersifar intensional atau bertujuan
seperti ketika siswa memperoleh informasi yang diberuikan atau disajikan
dalam ruangkelas atau ketika siswa memeriksa sesuatu di internet.
3

Sehingga pembelajaran bersifat intensional adalah pembelajaran yang


memiliki tujuan agar siswa mendapatkan pengethuan yang baru dan
dapat diambil atau didapatkan dari berbagai tempat ataupun bebagai
cara. Dan untuk pembelajaran yang bersifat tidak intensional seperti
reaksi anak terhadap jarum suntik. Sehingga tanpa disadari pembelajaran
akan berlangsung terus menerus sepanjang masa.
Sehingga permasalahan yang dihadapi oleh pengajar atau pendidik
bukanlah cara mengupayakan siswa untuk belajar karena sesungguhnya
siswa sudah terlibat dalam pembelajaran setiap kali terbangun.dalam hal
ini, permasalahan sesungguhnya yang dihadapi adalah bagaimana atau
cara membantu siswa agar mempelajari informasi, pengetahuan, konsep,
dan kemampuan tertentu yang dapat bermanfaat untuk kehidupan yang
di masa depan.

B. Sejarah Teori Pembelajaran Perilaku


Pembelajaran belum dipelajarai hingga akhir abad kesembilanbelas
secara ilmiah. Dengan menggunakan teknik yang dipinjam dari ilmu alam,
peneliti mulai melakukan eksperimen untuk memahami cara manusia dan
binatang belajar. Ada banyak peniliti yang terkenal dalam pemelajaran
perilaku adalah Ivan Pavlov, B. F. Skinner, E.L Thorndike, dsb yang teori
nya dianggap penting yaitu hubungan antara perilaku dan konsekuensi.
1. Pavlov ( Pengkondisian Klasik )
Pada awal abad 1900-an terdapat seorang ilmuan Rusia yang
bernama Ivan Pavlov dan rekan rekannya yang mempelajari tentang
pencernaan anjing. Selama riset tersebut, para ilmuan memperhatiakn
perubahan waktu dan kadar pengeluaran air liur hewan ini. Paclov
mengamati bahwa jika tepung daging didekatkan kepada anjing yang
lapar maka hewan tersebut akan mengeluarkan air liur. Karena tepung
daging membangkitkan tanggapan secara otomatis tanpa adanya
pelatihan khusus maka tepung daging tersubut diseut rangsangan tanpa
4

pengkondisian. Dan saat hewan ini mengeluaran air liur, hal ini juga
terjadi secara otomatis sehingga tanggapan pengeluaran air liur ini
disebut tanggapan tanpa pengkondisian. Dan rangsangan lain seperti
lonceng tidak akan menghasilkan air liur, hal ini disebabkan karena
lonceng tidak mempunyai dampak pada tanggapan tersebut sehingga
rangsangan ini disebut rangsangan netral.
Eksperimen Pavlov memperlihatkan bahwa apabila rangsangan
netral sebelumnya dipasangkan dengan rangsangan tanpa pengkondisian,
rangsangan netral akan berubah menjadi rangsangan pengkondisian dan
memperoleh kekuatan untuk mendorong tanggapan yang mirip dengan
apa yang dihasilkan rangsangan tanpa pengkondisian tadi. Dengan kata
lain, setelah lonceng dan daging disodorkan secara bersama sama,
bunyi lonceng itu sendiri mengakibatkan anjing akan mengeluarkan air
liur. Proses ini disebut dengan pengkondisian klasik.

2. Skinner ( Pengkondisikan Operant )


Beberapa perilaku manusia didorong oleh rangsangan tertentu,
contohnya adalah anjing Pavlov yang mengeluarkan air liur ketika lapar
dan melihat makanan yang mengundang selera. Namun, B. F. Skinner
berpendapat bahwa perilaku reflex hanyalah sebagian kecil dari semua
tindakan. Skinner mengusulkan kelompok perilaku lain yaitu perilaku
operant ( operant behaviour ) karena perilaku tersebut berlangsung pada
lingkungan ketiadaan nyata satu pun rangsangan tanpa pengkondisian
seperti makanan. Karya Skinner terpusat pada hubungan anatar perilaku
dan konsekuensinya. Misalnya adalah perilaku seseorang langsung diikuti
oleh konsekuensi yang menyenangkan, orang tersebut akan lebih sering
terlibat ke dalam perilaku tersebut. Penggunaan konsekuensi yang
menyenangkan ataupun tidak menyenangkan untuk mengubah perilaku
sering disebut dengan pengkondisian operant ( operant conditioning ).

Skinner terkenal karena dia menciptakan dan menggunakan alat


yang lazim disebut dengan kotak Skinner. Kotak Skinner berisi peralatan
yang sederhana untuk mempelajari perilaku binatang, biasanya adalah
tikus dan merpati. Kotak Skinner untuk tikus terdiri atas balok yang
mudah ditekan oleh tikus, corong makanan yang dapat mengeluarkan
butiran makanan dan keran air. Tikus tersebut tidak dapat melihat atau
mendengar apa pun di luar kotak. Saat tikus kebetulan menekan balok,
tikus akan mendapatkan sebutir makanan. Setelah beberapa kali
menekan balok tersebut secara kebetulan, tikus akan mulai sering
menekannya. Imbalan makanan telah mengkondisikan peilaku tikus
dengan memperkuat penekanan balok dan memperlemah semua perilaku
lain ( seperti berputar putar mengelilingi kotak ). Salah satu keunggulan
penting kotak Skinner ialah bahwa alat tersebut memungkinkan studi
ilmiah yang saksama terhadap perilaku dalam lingkungan yang
dikendalikan ( Bigge dan Shermis, 2004 ).
3. E.L. Thorndike (Hukum Perilaku)
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara
stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang
terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain
yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi
yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa
pikiran, perasaan, atau gerakan/ perilaku.
Dalam sejumlah eksperimen-eksperimennya, Thorndike
menempatkan kucing-kucing dalam kota-kotak. Dari kotak-kotak ini
kucing-kucing itu harus keluar agar mendapatkan makanan. Ia
mengamati, bahwa sesudah para kucing belajar bagaimana keluar dari
kotak lebih cepat dengan mengulangi perilaku-perilaku yang mengarah
keluar, dan tidak mengulangi perilaku yang tidak efektif
Dari hasil eksperimen yang ia lakukan, Thorndike
mengembangkan hukumnya yang dikenal dengan Hukum Pengaruh atau
Law of Effect. Hukum pengaruh Thorndike mengemukakan, bahwa jika
suatu tindakan diikuti oleh suatu perubahan yang memuaskan dalam
lingkungan kemungkinan bahwa tindakan itu diulangi dalam situasi-situasi
yang mirip akan meningkat. Tetapi bila suatu perilaku diikuti oleh suatu
6

perubahan yang tidak memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan


tindakan-tindakan itu akan diulangi akan menurun. Jadi konsekuensikonsekuensi dari perilaku seseorang pada suatu saat, memegang peranan
penting dalam menentukan perilaku orang itu selanjutnya.
4. Teori Belajar Menurut Watson
Watson adalah seorang tokoh aliran behavioristik yang datang
sesudah Thorndike. Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara
stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus
berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur.
Dengan kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan perubahan
mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun ia
menganggap hal hal tersebut sebagai faktor yang tak perlu
diperhitungkan. Ia tetap mengakui bahwa perubahan perubahan mental
dalam benak siswa itu penting, namun semua itu tidak dapat menjelaskan
apakah seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat diamati.
Watson adalah behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar
disejajarkan dengan ilmu ilmu lain seperti fisika atau biologi yang sangat
berorientasi pada pengalaman empiric semata, yaitu sejauh dapat diamati
dan diukur. Asumsinya bahwa, hanya dengan cara demikianlah maka akan
dapat diramalkan perubahan perubahan apa yang bakal terjadi setelah
seseorang melakukan tindak belajar. Para tokoh aliran behavioristik
cenderung untuk tidak memperhatikan hal hal yang tidak diukur dan
tidak dapat diamati, seperti perubahan perubahan mental yang terjadi
ketika belajar, walaupun demikian mereka tetap mengakui hal itu penting.
5. Teori Belajar Menurut Clark Hull

Clark Hull juga menggunakan variable hubungan antara stimulus dan respon untuk
menjelaskan pengertian tentang belajar. Namun ia sangat terpengaruh oleh teori evolusi yang
dikembangkan oleh Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi
tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab
itu, teori Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis
adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga
stimulus dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun
7

respon yang akan muncul mungkin dapat bermacam macam bentuknya. Dalam
kenyataannya, teori teori demikian tidak banyak digunakan dalam kehidupan praktis,
terutama setelah Skinner memperkenalkan teorinya.Namun teori ini masih sering
dipergunakan dalam berbagai eksperimen di laboratorium.
6. Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie
Demikian juga dengan Edwin Guthrie, ia juga menggunakan variabel hubungan
stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Namun ia mengemukakan
bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis
sebagaimana yang dijelaskan oleh Clark dan Hull. Dijelaskannya bahwa hubungan antara
stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan
belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara
stimulus dan respon bersifat lebih tetap. Ia juga mengemukakan, agar respon yang muncul
sifatnya sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus
yang berhubungan dengan respon tersebut.Guthrie juga percaya bahwa hukuman
(punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan
pada saat yang tepatakan mampu merubah kebiasaan dan perilaku seseorang. Namun setelah
Skinner mengemukakan dan mempopulerkan akan pentingnya penguatan (reinforcement)
dalam teori belajarnya, maka hukuman tidak lagi dipentingkan dalam belajar.

C. Prinsip Pembelajaran Perilaku


Pada teori pembelajaran perilaku terdapat beberapa prinsip yang harus
diketahui. Prinsip prinsip tersebut, meliput :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Peran konsekuensi
Penguatan ( reinforce )
Penghukuman ( punisher )
Kesegaran konsekuensi ( immediacy of consequence )
Pembentukan ( shaping )
Kepunahan ( extinction )
Jadwal penguatan ( schedule of reinforcement )
Ketahanan ( maintenance )
Peran anteseden ( roel of antecedent )

Masing masing prinsip tersebut akan dibahas lebih lanjut. Berikut ini
adalah penjelasan dari beberapa prinsip tersebut :
1. Peran konsekuensi
8

Prinsip terpenting dalam teori pembelajaran perilaku adalah bahwa


perilaku berubah sesuai dengan konsekuensi langsungnya. Maksud dari
kata tersebut adalah konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat
perilaku sedangkan untuk konsekuensi yang tidak menyenangkan akan
memperlemah perilaku. Dengan kata lain, konsenuensi yang
menyenangkan akan meningkatkan frekuensi seseorang terlibat ke dalam
suatu perilaku. Sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan akan
mengurangi frekuensi suatu perilaku.
Dari pembahasan tersebut dapat mengambil contoh seperti seorang
siswa yang senang membaca buku sehingga siswa tersebut akan lebih
sering untuk membaca buku dan apabila mereka merasa cerita tersebut
membosankan, mereka akan kurang dalam membaca atau mereka akan
memilih kegiatan lain sebagai gantinya. Konsekuensi yang menyenangkan
disebut dengan penguatan atau reinforce , sedangkan konsekuensi yang
tidak menyenangkan disebut dengan Penghukuman atau punisher.
2. Penguatan ( reinforce )
Salah satu prinsip dari teori pembelajaran perilaku adalah
Penguatan ( reinforce ). Penguatan atau reinforce dapat didefinisikan
sebagai setiap konsekuensi yang memperkuat perilaku. Sebelum
menentukan bahwa suartu konsekuensi tertentu merupakan penguatan,
terlebih dahulu harus mempunyai bukti bahwa hal itu memperkuat
perilaku bagi orang tertentu. Dapat diambil contoh yaitu permen pada
umumnya dapat dianggap sebagai penguatan bagi anak kecil, akan tetapi
setelah memakan permen yang banyak . seorang anak mungkin tidak
merasakan permen sesuatu hal yang menyenangkan dan beberapa anak
sma sekali tidakmenyukai permen. Tidak satu pun imbalan dapat
diasumsikan sebagai penguatan bagi setiap orang dalam semua kondisi
( Banhill, 2005 ).
Penguatan memiliki dua kategori yang luas, yaitu penguatan primer
dan penguatan sekunder. Penguatan primer atau yang yang disebut
dengan primary reinforce adalah memuaskan kebutuhan dasar manusia,
9

contohnya adalah makanan, air, keamanan dan lain lain. sedangkan


penguatan sekunder atau yang disebut dengan secondary reinforce
adalah penguatan yang memperoleh nilainya jika dikaitkan dengan
penguatan primer atau penguatan sekunder lainnya yang sudah
terbentuk. Contohnya adalah nilai sekolah memiliki nilai yang kecil bagi
siswa kecuali orang tua mereka memperhatikan dan menghargai nilai
sekolah yang baik, dan pujian orang tua bernilai karena hal itu dikaitakan
dengan kasih saying, kehangatan, keamanan, dan penguatan lain. Nilai
sekolah adalah contoh penguatan sekunder karena tidak bernilai pada
dirinya tetapi telah dikaitkan dengan penguatan primer atau dengan
penguatan sekunder lain yang sudah terbentuk. Ada tiga kategori dasar
penguatan sekunder, yaitu penguatan social ( social reinforcer ),
penguatan kegiatan, dan penguatan pertanda.
Penguatan juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu penguatan positif
dan penguatan negative. Penguatan yang digunakan di sekolah adalah hal
hal yang diberikan kepada siswa. Hali ini dapat disebut penguatan positif
dan meliputi pujian, nilai, dan tanda bintang. Cara lain yang dapat untuk
memperkuat perilaku adalah mengupayakan konsekuensi perilaku
tersebut sebagai pelarian dari situasi yang tidak menyenangkan atau cara
mencegah agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak menyenangkan.
Misalkan orang tua dapat membebaskan siswa untuk mencuci piring
apabila siswa tersebut dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Apabila
pekerjaan mencuci piring adalah sesuatu hal yang tidak menyenangkan,
pembebasan dari tugas tersebut akan memberikan penguatan. Penguatan
yang merupakan pelarian dari situasi yang tidak menyenangkan disebut
dengan penguatan negative.
Salah satu prinsip perilaku yang penting adalah bahwa
meningkatkan kegiatan yang kurang diinginkan dengan mengkaitkan
dengan kegiatan yang diinginkan. Contohnya adalah seorang guru
berkata, begitu kalian menyelesaikan tugas matematika , kalian dapat
pulang. Dari contoh tersebut merupakan contoh dari Prinsip Premack.
Prinsip Premack adalah aturan yang menyatakan bahwa kegiatan yang
10

menyenangkan dapat digunakan untuk memperkuat keikutsertaan ke


dalam kegiatan yang kurang menyenangkan.
3. Penghukuman ( punisher )
Konsekuensi yang melemahkan perilaku disebut dengan
penghukuman atau punisher. Jika konsekuensi yang kelihatannya tidak
menyenangkan tidak mengurangi frekuensi perilaku yang terjadi
sebelumnya, hak ini tidak selalu merupakan penghukuman. Contohnya
adalah beberapa siswa senang disuruh ke kantor kepala sekolah karena
hal tersebut membebaskan mereka dari ruang kelas yang mereka lihat
sebagai situasi yang tidak menyenngkan. Hukuman dapat mempunyai
dua bentuk utama yaitu hukuman pemberlakuan dan hukuman
pencabutan.
Hukum pemberlakuan adalah penggunaan konsekuensi yang todak
menyenangkan atau rangsangan yang tidak disukai, seperti ketika
seseorang siswa diomeli. Sedangkan untuk hokum pencabutan adalah
penarikn kembali konsekuensi yang menyenangkan. Contohnya adalah
seperti kehilangan hak istimewa, keharusan tinggal di kelas selama
istirahat dan masih banyak lagi. Salah satu bentuk hukuman pencabutan
yang sering dilakukan adalh penyingkiran (time out). Dimana siswa yang
berperilaku tidak pantas diminta berdiri di sudut selama beberapa menit.
Pendidik sering menggunakan penyingkiran ketika mereka percaya bahwa
perhatian siswa lain berperan memperkuat perilaku yang tidak pantas,
sehingga penyingkiran menghilangkan penguatan ini dari pelakunya.
Penggunaan penyingkiran sebagai konsekuensi perilaku yang tidak pantas
pada umumnya terbukti mengurangi perilaku yang tidak pantas.
4. Kesegaran konsekuensi ( immediacy of consequence )
Salah satu prinsio teori pembelajaran perilaku yang sangat penting
ialah bahwa konsekuensi yang terjadi segera sesudah perilaku jauh lebih
memengaruhi perilaku daripada konsekuensi yang tertunda. Jika kita
menunggu beberapa menit untuk member butiran makanan kepada tikus
dalam kotak Skinner setelah binatang itu menekan balok, tikus tersebut
11

akan membutuhkan waktu yang lama memelajari kaitan antara tekanan


pada balok dan makanan karena pada saat makanan itu tiba , tikus tadi
mungkin sedang melakukan sesuatu selain menekan balok. Penguatan
yang lebih kecil yang diberikan segera pada umumnya mempunyai
dampak yang jauh lebih besar daripada penguatan besar yang diberikan
penguatan.
Pada ruang kelas, prinsip kesegaran konsekuensi juga sangat
penting. Khususnya bagi siswa yang lebih muda, pujian atas pekerjaan
yang diselesaikan dengan baik yang segera diberikan dapat menjadi
penguatan yang lebih berbobot daripada nilai yang baik yang diberikan
jauh kemudian hari. Dengan mendekati siswa yang berperilaku tidak
pantas, menyentuh bahunya atau memberikan isyarat misalkan jari pada
bibir untuk meminta diam mungkin akan lebih efektif daripada omelan
atau peringatan yang diberikan pada akhir pembelajaran.
5. Pembentukan ( shaping )
Ketika seorang pendidik menuntun siswanya agar menuju sasaran
dengan memperkuat sekian banyak tahap menuju keberhasilan, mereka
menggunakan teknik yang disebut pembentukan ( shaping ). Istilah
pembentukan digunakan dalam teori pembelajaran perilaku untuk
merujuk ke pengajaran kemampuan atau perilaku baru dengan
memperkuat pembelajar untuk mendekati perilaku akhir yang diinginkan (
Bigge dan Shermis, 2004; Driscoll,2000 ).
Misalkan dalam mengajari anak anak mengikat tali sepatu, kita
tidak hanya memperlihatkan kepada mereka bagaimana hal itu dilakukan
dan kemudian menunggu untuk memperkuat mereka hingga mereka
mengerjakan sendiri tugas itu. Sebaliknya, pertama tama akan
memperkuat mereka mencoba ikatan pertama, kemudian membuat
simpul, dan seterusnya hingga mereka dapat mengerjakan seluruh tugas
tersebut. Dengan cara ini, dapat membentuk perilaku anak anak dengan
memperkuat semua tahap ke arah tujuan akhir.
6. Kepunahan ( extinction )
12

Penguatan merupakan memperkuat perilaku, tetapi yang terjadi


ketika penguatan ditarik kembali adalah perilaku tersebut akan
dilemahkan dan akhirnya akan lenyap. Proses tersebut adalah kepunahan.
Perilaku mengalami peningkatan ketika penguatan ditarik kembali
pertama tama, kemudian cepat melemah hingga perilaku itu
menghilang. Namun, perilaku tersebut dapat muncul kembali setelah
sekian lama berlalu.
7. Jadwal penguatan ( schedule of reinforcement )
Dampak dari penguatan terhadap perilaku bergantung kepada banyak
factor dan salah satunya adalah jadwal penguatan ( schedule of
reinforcement ). Istilah ini merujuk ke seberapa sering diberikan
penguatan yaitu berapa lama berlalu antara kesempatan memperoleh
penguatan dan daya prediksi penguatan tersebut. Jadwal penguatan
dibagi menjadi beberapa rasio, yaitu :
a. Rasio tetap ( FR-Fixed Ratio ), salah satu jadwal penguatan yang
lazim adalah jadwal rasio tetap, ketika penguatan diberikan setelah
terjadi perilaku dalam jumlah tetap. Contohnya adalah ketika guru
berkata, begitu kalian menyelesaikan sepuluh soal, kalian dapat
keluar. Tanpa peduli berapa lama pun waktu yang diperlukan,
siswa dikuatkan begitu mereka menyelesaikan sepuluh soal. Ini
adalah jadwal FR10 ( 10 perilaku untuk satu penguatan ).
b. Rasio Variabel ( VR-Variable Ratio ), jadwal rasio variabel penguatan
adalah jadwal ketika jumlah perilaku yang dibutuhkan untuk
memperoleh pengutan tidak dapat diperkirakan, walaupun pasti
perilaku tersebut pada akhirnya akan dikuatkan.
c. Interval Tetap (FI-Fixed Interval ), dalam jadwal interval tetap
penguatan hanya tersedia pada waktu berkala tertentu.
d. Interval Variabel ( VI-Variabel Interval ), dalam jadwal interval
variabel penguatan tersedia pada suatu saat tetapi tidak tersedia
pada saat lain dan tidak tahu kapankah perilaku akan dikuatkan.
8. Ketahanan ( maintenance )

13

Jenis ketahanan perilaku juga terjadi pada perilaku yang tidak perlu
dikuatkan karena hal ini memperkuat secara intrinstik, yang berarti bahwa
keterlibatan ke dalam perilaku ini menyenangkan pada dirinya. Misalnya,
banyak anak senang menggambar, memecahkan masalah, atau
mempelajari sesuatu sekalipun mereka tidak pernah dikuatkan untuk
melakukannya.
9. Peran anteseden ( roel of antecedent )
Konsekuensi perilaku sangat mempengaruhi perilaku. Namun, bukan
hanya sesuatu yang terjadi sesudah perilaku yang mempunyai pengaruh.
Rangsangan yang mendahului perilaku juga memainkan peran penting
( Kazdin, 2001 ).
Pengisyaratan rangsangan anteseden, yaitu peristiwa yang
mendahului perilaku juga dikenal sebagai isyarat ( cue ) karena hal itu
memberitahukan kepada perilaku apa yang akan dikuatkan dan atau
perilaku apa yang akan dihukum. Isyarat mempunyai banyak bentuk dan
memberi petunjuk kapankah sebaiknya mengubah perilaku. Misalnya
adalah selama pembelajaran matematika kebanyakan guru akan
memperkuat siswa yang mengerjakan soal. Namun, setelah guru
mengumumkan bahwa pembelajaran matematika sudah selesai dan
waktunya makan siang, konsekuensi tersebut berubah. Kemampuan
berperilaku dengan satu cara jika muncul satu rangsangan sekarang
adalah jam pembelajaran matematika dan cara berbeda jika muncul
rangsangan lain sekarang adalah jam makan siang dikenal sebagai
dikriminasi rangsangan. Diskriminasi adalah penggunaan isyarat, tanda,
atau informasi untuk mengetahui kapan perilaku cenderung akan
dikuatkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
14

Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan dalam diri seseorang


yang disebabkan oleh pengalaman. Tokoh sejarah teori pembelajaran
perilaku yang terpopuler adalah Ivan Pavlov dan B. F. Skinner. Pada teori
pembelajaran perilaku terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui.
Prinsip prinsip tersebut, meliput :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Peran konsekuensi
Penguatan ( reinforce )
Penghukuman ( punisher )
Kesegaran konsekuensi ( immediacy of consequence )
Pembentukan ( shaping )
Kepunahan ( extinction )
Jadwal penguatan ( schedule of reinforcement )
Ketahanan ( maintenance )
Peran anteseden ( roel of antecedent )

B. Saran
Dari makalah ini diharapkan dapat menjadi bekal kita nantinya
sebagai calon pendidik agar tercapai tujuan pembelajaran yang digunakan
untuk mengajari di kemudian hari akan menjadi efektif dan efesien.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Teori Belajar Perilaku. (Online)


http://misterphysicseducation.blogspot.co.id/2012/11/teori-belajarperilaku.html?m=1. Diakses pada 17 Februaris 2015
15

Ratna, Dewi. 2015. Makalah Behaviorisme Belajar dan Pembelajaran.


(Online) http://doubleddodewii.blogspot.co.id/2015/03/makalahbehaviorisme.html. Diakses pada 17 Februari 2015

16

Anda mungkin juga menyukai