PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak anak adalah pembelajar yang hebat. Terkadang apa yang
anak anak pelajari mungkin tidak selalu apa yang guru atau pengajar
maksudkan untuk diajarkan. Oleh sebab itu, sebagai guru yang baik harus
mengerti tingkah laku dari anak didiknya tersebut. Sehingga untuk
mempelajari tingkah laku anak didiknya tersebut teori teori tentang
pembelajaran perilaku sangat dibutuhkan untuk calon pengajar atau guru.
Teori pembelajaran perilaku atau yang sering disebut behavioral learning
theories terpusat pada cara yang dengan cara itu kosekuensi perilaku
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan mengubah perilaku
seseorang lama kelamaan dan cara ketika seseorang mencontohkan
perilakunya kepada orang lain.
Sehingga teori pembelajaran perilaku dapat diartikan sebagai upaya
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan agar terjadi hubungan antara lingkungan dengan tingkah laku
pembelajar. Dalam kenyataannya, tingkah laku berhubungan erat dengan
kebiasaan meskipun keduanya memiliki perbedaan. Kebiasaan adalah
satu proses kegiatan yang berulang ulang. Kebiasaan mengandung tiga
unsur yaitu :
1. Unsur pengetahuan yaitu pengetahuan yang bersifat toeritis
mengenai sesuatu yang ingin dikerjakan.
2. Unsur keinginan yaitu adanya motivasi atau kevenderungan
untuk melakukan sesuatu.
3. Unsur keahlian yaitu kemampuan atau kesanggupan untuk
melakukannya.
Jika ketiga unsur tersebut berpadu pada suatu perbuatan maka perbuatan
tersebut dapat dikategorikan sebagai kebiasaan.
1
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini memiliki rumusan masalah yang akan dibahas
dalam bab pembahasan. Rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran ?
2. Apakah teori pembelajaran perilaku itu ?
3. Apakah prinsip-prinsip dalam pembelajaran perilaku ?
C. Tujuan
Setiap makalah pastilah memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai,
demikian pula yang dilakukan dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini
memiliki tujuan yaitu :
1. Mengetahui arti yang sebenarnya dari pembelajaran.
2. Mengetahui pengertian dari teori pembelajaran perilaku termasuk
dengan sejarah dari perkembangan teori pembelajaran perilaku.
3. Mengetahui prinsip prinsip dalam pembelajaran perilaku.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan dalam diri seseorang
yang disebabkan oleh pengalaman (Discroll, 2000; Hill, 2002; Schunk,
2004). Sehingga, sejak dahulu manusia sudah melakukan berbagai
pembelajaran dimulai dari manusia pertama kali dilahirkan sehingga
pembelajaran dan perkembangan mempunyai kaitan yang tidak dapat
terpisahkan. Contoh dari pemelajaran adalah pertama saat belajar
berjalan, kebanyakan adalah kemajuan perkembangan tetapi juga
bergantung kepada pengalaman dari merangkak dan kegiatan lainnya.
Kedua adalah dorongan seks remaja, hal ini tidak dipelajari tetapi
pembelajaran membentuk pilihan seseorang tentang pola yang
diinginkan. Dan yang terakhir adalah kecemasan anak dengan melihat
dokter yang sedang membawa jarum suntik, hal ini tentu saja adalah
perilaku yang dipelajari. Anak tersebut telah belajar menghubungkan
jarum dengan rasa sakit sehingga tubuhnya bereaksi secara emosional
ketika seorang anak melihat jarum tersebut. Reaksi ini dapat saja tidak
disadari atau tidak disengaja tetapi bagaimanapun hal itu dipelajari.
Pembelajaran sesungguhnya dapat terjadi melalui berbagai banyak
cara. Pembelajaran dapat bersifat intensional atau bertujuan maupun
tidak intensional. Pembelajaran yang bersifar intensional atau bertujuan
seperti ketika siswa memperoleh informasi yang diberuikan atau disajikan
dalam ruangkelas atau ketika siswa memeriksa sesuatu di internet.
3
pengkondisian. Dan saat hewan ini mengeluaran air liur, hal ini juga
terjadi secara otomatis sehingga tanggapan pengeluaran air liur ini
disebut tanggapan tanpa pengkondisian. Dan rangsangan lain seperti
lonceng tidak akan menghasilkan air liur, hal ini disebabkan karena
lonceng tidak mempunyai dampak pada tanggapan tersebut sehingga
rangsangan ini disebut rangsangan netral.
Eksperimen Pavlov memperlihatkan bahwa apabila rangsangan
netral sebelumnya dipasangkan dengan rangsangan tanpa pengkondisian,
rangsangan netral akan berubah menjadi rangsangan pengkondisian dan
memperoleh kekuatan untuk mendorong tanggapan yang mirip dengan
apa yang dihasilkan rangsangan tanpa pengkondisian tadi. Dengan kata
lain, setelah lonceng dan daging disodorkan secara bersama sama,
bunyi lonceng itu sendiri mengakibatkan anjing akan mengeluarkan air
liur. Proses ini disebut dengan pengkondisian klasik.
Clark Hull juga menggunakan variable hubungan antara stimulus dan respon untuk
menjelaskan pengertian tentang belajar. Namun ia sangat terpengaruh oleh teori evolusi yang
dikembangkan oleh Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi
tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab
itu, teori Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis
adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga
stimulus dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun
7
respon yang akan muncul mungkin dapat bermacam macam bentuknya. Dalam
kenyataannya, teori teori demikian tidak banyak digunakan dalam kehidupan praktis,
terutama setelah Skinner memperkenalkan teorinya.Namun teori ini masih sering
dipergunakan dalam berbagai eksperimen di laboratorium.
6. Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie
Demikian juga dengan Edwin Guthrie, ia juga menggunakan variabel hubungan
stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Namun ia mengemukakan
bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis
sebagaimana yang dijelaskan oleh Clark dan Hull. Dijelaskannya bahwa hubungan antara
stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan
belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara
stimulus dan respon bersifat lebih tetap. Ia juga mengemukakan, agar respon yang muncul
sifatnya sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus
yang berhubungan dengan respon tersebut.Guthrie juga percaya bahwa hukuman
(punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan
pada saat yang tepatakan mampu merubah kebiasaan dan perilaku seseorang. Namun setelah
Skinner mengemukakan dan mempopulerkan akan pentingnya penguatan (reinforcement)
dalam teori belajarnya, maka hukuman tidak lagi dipentingkan dalam belajar.
Peran konsekuensi
Penguatan ( reinforce )
Penghukuman ( punisher )
Kesegaran konsekuensi ( immediacy of consequence )
Pembentukan ( shaping )
Kepunahan ( extinction )
Jadwal penguatan ( schedule of reinforcement )
Ketahanan ( maintenance )
Peran anteseden ( roel of antecedent )
Masing masing prinsip tersebut akan dibahas lebih lanjut. Berikut ini
adalah penjelasan dari beberapa prinsip tersebut :
1. Peran konsekuensi
8
13
Jenis ketahanan perilaku juga terjadi pada perilaku yang tidak perlu
dikuatkan karena hal ini memperkuat secara intrinstik, yang berarti bahwa
keterlibatan ke dalam perilaku ini menyenangkan pada dirinya. Misalnya,
banyak anak senang menggambar, memecahkan masalah, atau
mempelajari sesuatu sekalipun mereka tidak pernah dikuatkan untuk
melakukannya.
9. Peran anteseden ( roel of antecedent )
Konsekuensi perilaku sangat mempengaruhi perilaku. Namun, bukan
hanya sesuatu yang terjadi sesudah perilaku yang mempunyai pengaruh.
Rangsangan yang mendahului perilaku juga memainkan peran penting
( Kazdin, 2001 ).
Pengisyaratan rangsangan anteseden, yaitu peristiwa yang
mendahului perilaku juga dikenal sebagai isyarat ( cue ) karena hal itu
memberitahukan kepada perilaku apa yang akan dikuatkan dan atau
perilaku apa yang akan dihukum. Isyarat mempunyai banyak bentuk dan
memberi petunjuk kapankah sebaiknya mengubah perilaku. Misalnya
adalah selama pembelajaran matematika kebanyakan guru akan
memperkuat siswa yang mengerjakan soal. Namun, setelah guru
mengumumkan bahwa pembelajaran matematika sudah selesai dan
waktunya makan siang, konsekuensi tersebut berubah. Kemampuan
berperilaku dengan satu cara jika muncul satu rangsangan sekarang
adalah jam pembelajaran matematika dan cara berbeda jika muncul
rangsangan lain sekarang adalah jam makan siang dikenal sebagai
dikriminasi rangsangan. Diskriminasi adalah penggunaan isyarat, tanda,
atau informasi untuk mengetahui kapan perilaku cenderung akan
dikuatkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
Peran konsekuensi
Penguatan ( reinforce )
Penghukuman ( punisher )
Kesegaran konsekuensi ( immediacy of consequence )
Pembentukan ( shaping )
Kepunahan ( extinction )
Jadwal penguatan ( schedule of reinforcement )
Ketahanan ( maintenance )
Peran anteseden ( roel of antecedent )
B. Saran
Dari makalah ini diharapkan dapat menjadi bekal kita nantinya
sebagai calon pendidik agar tercapai tujuan pembelajaran yang digunakan
untuk mengajari di kemudian hari akan menjadi efektif dan efesien.
DAFTAR PUSTAKA
16