Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 4

KONSEP DAN TEORI


BELAJAR MENGAJAR

Dina Rawan G.R, S.Kep,Ners


1. Dela Pitriani (2022-01-14201-154) 6. Nova (2022-01-14201-176)

2. Helda Restina Karnisa (2022-01-14201-165) 7. Randa (2022-01-14201-177)

3. Karla Pronika (2022-01-14201-168) 8. Rini (2022-01-14201-179)

4. Lina Agustin (2022-01-14201-170) 9. Robert Allan Danuarta (2022-01-14201-181)

5. Nor Widia Wati (2022-01-14201-175) 10. Yolanda Sarita (2022-01-14201-191)


ARTI BELAJAR

• Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan


potensi atau kemampuan pada organisme biologis
dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia
dengan dunia luar dan dunia bermasyarakat.
• Belajar adalah suatu usaha untuk mengusai segala
yang berguna untuk hidup.
• Akan tetapi menurut konsep Eropa, arti belajar itu
agak sempit, hanya mencakup menghapal,
mengingat, dan memproduksi sesuatu yang
dipelajari.
LINGKUP BELAJAR

Ruang lingkupnya dibagi menjadi tiga pokok bahasan, yaitu sebagai berikut.
1. Belajar
Ruang lingkup belajar meliputi hakikat belajar itu sendiri, tori belajar, prinsip utama belajar, macam-
macam belajar, kegiatan belajar, faktor yang berpengaruh pada belajar, perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar, teknik belajar secara efektif, dan sebagainya.
2. Proses belajar
Ruang lingkup proses belajar meliputi tahapan dalam proses belajar, perubahan psikis selama belajar,
perilaku belajar kaitannya dengan pengalaman belajar, motivasi dalam proses belajar, dan sebagainya.
3. Kondisi belajar
Ruang lingkup kondisi belajar meliputi keadaan lingkungan fisik, nonfisik, sosial, dan non sosial.
PENGERTIAN
PROSES BELAJAR

Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi


pada pusat syaraf indivdu yang belajar. Proses belajar
terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan
tidak dapat diamati. Oleh karena itu, proses belajar
hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari
seseorang yang berbeda dengan sebelummnya.
Perubahan perilaku tersebut bisa dalam hal
pengetahuan, afektif, maupun psikomioriknya.
TEORI BELAJAR GESTALT
Teori gestalt yang berdasarkan pada teori belajar psikologi beranggapan, bahwa setiap fenomena
terdiri dari suatu kesatuan esensial yang melebihi jumlah dari unsur-unsurnya. Didalam peristiwa
belajar, keseluruhan situasi belajar amat penting karena belajar merupakan suatu interaksi antara
subjek belajar dengan lingkungannya. Selanjutnya para ahli psikologi gestalt menyimpulkan
bahwa seseorang dikatakan belajar apabila ia memperoleh pemahaman (insight) dalam situasi
yang problematis. Pemahan tersebut ditandai dengan adanya:
 
a) Suatu perubahan yang tiba-tiba dari keadaan yang tidak berdaya menjadi keadaan yang mampu
menguasai atau memecahkan masalah taua problema,
b) Adanya retensi yang baik,
c) Adanya peristiwa transfer.

Untuk memperoleh pehaman itu kita harus berhadapan dengan problem sleving. Ini berarti
bahwa belajar yang sejati adalah apabila seseorang meghadapi problem dan menemukan
pemecahannya.

 
TEORI BELAJAR MENGHAPAL DAN MENTAL DISIPLIN

Para ahli pendidikan yang lain membedakan teori belajar sebagai berikut:
 a. Teori menghafal
Belajar adalah menghafal, dan menghafal adalah usaha mengumpulkan pengetahuan melalui
pembeoan untuk kemudian digunakan bilamana diperlukan. Orang yang sedang belajar
  disepertikan dengan burung beo. Tugas pelajar adalah memberikan pengertian yang sebanyak-
banyaknya tanpa mempertimbangkan subjek belajar, maupun fungsi dari pengetahuan
tersebut. Teori ini tidak seluruhnya benar sebab dari hasil penelitian para ahli dan
menurut pengalaman sehari-hari, hafalan akan hilang lenyap apabila yang dihafalkan itu
tidak fungsional, dan tidak langsung di pergunakan atau dimanfaatkan dalam hidup sehari-
hari.
b. Teori mental disiplin
Disiplin mental ini dapat diperoleh melalui latihan terus-menerus secara kontinu, berencana
dan teratur.

Dalam melatih daya pikir ada dua faktor penting yaitu faktor asah otak dan faktor transper
TEORI ASOSIASI

Teori ini berasal dari hasil ilmu jiwa asosiasi yang dirintis oleh Jhon Lock
atau Herbart. Menurut teori ini belajar adalah mengambil tanggapan
tanggapan dan menggabung-gabungkan tanggapan dengan jalan mengulang-
ulang. Jadi, belajar adalah mengulang-ulang dalam mengasosiasi kan
tanggapan-tanggapan, sehingga reproduksi yang satu dapat menyebabkan
reproduksi yang lain dalam ingatan kita. Tujuan belajar ialah
memproduksikan gabungan tanggapan dengan cepat dan dapat dipercaya.
Konsekuensi dari teori ini adalah bahwa pengajar harus sebanyak mungkin
memberikan stimulus (S) kepada subjek belajar untuk menimbulkan respons
(R).
TEORI-TEORI BELAJAR
SOSIAL (SOCIAL LEARNING)

Untuk melangsungkan kehidupannya, manusia perlu belajar. Dalam hal ini


ada dua macam belajar, yaitu belajar secar fisik, misalnya menari, olah raga,
mengendarai mobil dan sebagainya dan belajar psikis. Dalam belajar psikis
ini termasuk juga belajar sosial (social learning) yakni, seseorang
mempelajari perannya dan peran-peran orang lain dalam kontak sosial.
Selanjutnya orang tersebut akan menyesuaikan tingkah lakunya dengan
peran sosial yang telah dipelajarinya. Cara yang sangat penting dalam
belajar sosial menurut teori stimulus-respons adalah tingkah laku tiruan
(imitatio).
TEORI-TEORI BELAJAR SOSIAL
(SOCIAL LEARNING)

1. Teori dari N.E.Miller, dan J.Dollard


Teori ini membedakan adanya 3 macam mekanisme tingkah laku tiruan, yaitu;
tingkah laku sama (Same Behaviour), tingkah laku tergantung (Matched Dependent
Behavior), tingkah laku salinan (Copying Behaviour).

2. Teori Belajar Sosial dari A.Bandara dan R.H.Walter


Menurut A.Bandura dan R.H. Walter, pengaruh tingkah laku model terhadap
tingkah laku ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu; efek modeling (modeling
effect), efek penghambat (inhibition) dan penghapus hambatan (disinhibition), efek
kemudahan (facilitation effects).
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR

Di dalam kegiatan belajar terdapat tiga persoalan pokok, yakni masukan


(input), proses, dan keluaran (output). Persoalan masukan menyangkut subjek
atau sasaran belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya. Persoalan
proses adalah mekanisme atau proses terjadinya perubahan kemampuan pada
diri subjek belajar, metode yang digunakan, alat bantu belajar, dan materi
atau bahan yang dipelajari. Sedangkan keluaran merupakan hasil belajar itu
sendiri, yang terdiri dari kemampuan baru atau perubahan baru pada diri
subjek belajar. Beberapa ahli pendidikan, antara lain J.Guilbert,
mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ke dalam
kelompok empat besar, yakni faktor materi, lingkungan, instrumental, dan
faktor individual subjek belajar.

 
PROSES BELAJAR PADA ORANG
DEWASA

Pendidikan kesehatan masyarakat merupakan salah satu bentuk pendidikan


orang dewasa (adult education). Perubahan perilaku didalam proses
pendidikan orang dewasa (andragogi) pada umunya lebih sulit daripada
perubahan perilaku didalam pendidikan anak (pedagogi). Pada tingkatan ini
yang dibutuhkan oleh mereka adalah pengetahuan yang lebih luas dan sikap
yang lebih mantap untuk meningkatkan harga dirinya dalam pergaulan yang
lebih luas. Dengan mengetahui kebutuhan kelompok sebagai subjek
pendidikan orang dewasa, maka dapat ditentukan strategi dan susunan belajar
mengajar yang tepat. Strategi belajar yang tepat mencakup isi atau materi
belajar yang relevan, metode, dan teknik belajar mengajar yang sesuai
dengan kondisi subjek belajar tersebut.

 
PRINSIP-PRINSIP
BELAJAR

-Prinsip 1 : Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi di dalam diri si pelajar yang diaktifkan oleh individu itu
sendiri.
-Prinsip 2 : Belajar adalah penemuan diri sendiri.
-Prinsip 3 : Belajar adalah suatu konsekuensi dari pengalaman.
-Prinsip 4: Belajar adalah proses kerja keras sama dan kaloborasi.
-Prinsip 5 : Belajar adalah proses evolusi, bukan proses revolusi karena perubahan perilaku memerlukan
waktu dan kesabaran.
-Prinsip 6 : Belajar kadang-kadang merupakan suatu proses yang menyakitkan karena menghendari perubahan
kebiasaan yang sangat menyenangkan dan sangat berharga bagi dirinya dan mungkin harus melepaskan sesuatu
yang menajdi jalan hidup atau pengangan hidupnya.
-Prinsip 7 : Belajar adalah proses emosional dan intelektual.arus diciptakan situasi yang hidup, gembira, dan tidak
terlalu formal.
-Prinsip 8 : Belajar bersifat individual dan unik.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai