Anda di halaman 1dari 19

Eklektik behaviorism Gagne

Dan
Teori belajar psikologi social Bandura

OLEH :

KELOMPOK III

LILI
RIAMA LUSIA SIRAIT
WISNU

Kelas/ Program Studi : B-1/Teknologi Pendidikan

Mata Kuliah: TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Dosen pengampu : Dr. R. Mursid, M.Pd.

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar merupakan pembahasan menarik yang menjadi pusat perhatian para ahli
psikologi pendidikan untuk mengungkap rahasia dibalik belajar . Beberapa ahli psikologi dari
berbagai aliran mendefinisikan istilah belajar, seperti Kimble (1961) mendefinisikan belajar
sebagai perubahan yang relatif permanen di dalam behavioral potentiality (potensi behavioral)
yang terjadi sebagai akibat dari praktik yang diperkuat.
Definisi tersebut di atas tidak serta merta diterima secara universal, beberapa ahli
psikologi tidak menerima definisi tersebut. Terlepas dari perbedaan pendefinisian istilah
belajar, hal menarik yang penting untuk diketahui adalah teori belajar dari beberapa tokoh
(ahli) yang menjadi sumber untuk pengembangan belajar maupun pembelajaran di dunia
pendidikan. Pembelajaran merupakan kegiatan interaktif dan timbal balik antara pendidik dan
peserta didik (katakan sebagai siswa). Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan maka
seorang pendidik (katakan sebagai guru) seharusnya menyiapkan berbagai kebutuhan sebelum
mengajar termasuk kebutuhan setelah mengajar. Merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran merupakan kegiatan wajib yang dilakukan guru sehingga perlu
untuk mempelajari teori-teori belajar walaupun implikasinya tak semanis teorinya. Dengan
demikian guru dapat berkreasi dan berinovasi pada kelasnya dengan teori yang mendasari
proses pembelajaran tersebut.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pendidik/guru, guru harus memiliki dasar
empiris yang kuat untuk mendukung profesi guru sebagai pengajar.
Terdapat banyak teori belajar yang mendasari proses pembelajaran, diantaranya Teori
belajar Gagne dan Bandura. Teori belajar Gagne menyatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh
faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi, serta teori belajar
Bandura dapat dikatakan sebagai social learning (belajar sosial), anak belajar dari meniru hal-
hal yang dilakukan oleh orang lain sehingga lingkungan adalah faktor penting yang
mempengaruhi perilaku, meskipun proses kognitif juga tidak kalah pentingnya manusia
memiliki kemampuan untuk mengendalikan polanya sendiri. Melalui makalah ini, kami ingin
memaparkan teori belajar Gagne dan Teori Belajar Bandura. Diharapkan melalui pemaparan

2
di dalam makalah ini guru semakin lebih memahami makna dari belajar dan kegiatan
pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari belajar ?
2. Bagaimanakah teori belajar menurut Gagne ?
3. Bagaimanakah teori belajar menurut Bandura (Teori Pembelajaran Sosial) ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu, untuk mengetahui:
1. Pengertian dari belajar
2. Teori belajar Gagne
3. Teori belajar Bandura (Teori Pembelajaran Sosial)

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar


Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan
bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Di
bawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli :
Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan
dan sikap baru”.
Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau
berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap
sebagai hasil dari pengalaman”.
Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena
pengalaman”
Ciri – ciri utama belajar, yaitu :
1) Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan.
Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktifitas pikiran dan
perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan
yang dapat diamati guru adalah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat dari
adanya aktifitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
2) Perubahan Perilaku
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku seseorang yang belajar
akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan, atau
penguasaan nilai-nilai sikap.
4
3) Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara
individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik,
misalnya : buku, alat peraga, alam sekitar. Lingkungan sosial, misalnya: guru, siswa
pustakawan, dan Kepala Sekolah.
Belajar bisa melalui pengalaman langsung maupun melalui pengalaman tidak
langsung. Belajar melalui pengalaman langsung, misalnya siswa belajar dengan melakukan
sendiri dan pengalaman sendiri. Belajar melalui pengalaman tidak langsung, misalnya
mengatahui dari membaca buku, mendengarkan penjelasan guru. Belajar dengan melalui
pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik karena siswa lebih memahami, lebih
menguasai pelajaran tersebut, bahkan pelajaran terasa oleh siswa lebih bermakna.

2.2 Teori Pembelajaran Sosial


Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Mondare, Alberta, berkebangsaan
Kanada. Ia seorang psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta
efikasi diri. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang
menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Karena melibatkan atensi, ingatan dan motifasi, teori Bandura dilihat dalam kerangka
Teori Behaviour Kognitif. Teori pembelajaran sosial membantu memahami terjadinya
perilaku agresif dan penyimpangan psikologi dan bagaimana memodifikasi perilaku.
Konsep dari teori ini menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman
dan evaluasi. Menurut Bandura, orang belajar melalui pengalaman langsung atau pengamatan
(mencontoh model). Orang belajar dari apa yang ia baca, dengar, dan lihat di media, dan juga
dari orang lain dan lingkungannya.
Albert Bandura mengemukakan bahwa seorang individu belajar banyak tentang
perilaku melalui peniruan/modeling, bahkan tanpa adanya penguat (reinforcement) sekalipun
yang diterimanya. Proses belajar semacam ini disebut “observational learning” atau
pembelajaran melalui pengamatan.
Albert Bandura (1971), mengemukakan bahwa teori pembelajaran sosial membahas
tentang :
1. Bagaimana perilaku kita dipengaruhi oleh lingkungan melalui penguat (reinforcement)
dan observational learning,
2. Cara pandang dan cara pikir yang kita miliki terhadap informasi,
5
3. Bagaimana perilaku kita mempengaruhi lingkungan kita dan menciptakan penguat
(reinforcement) dan observational opportunity.

Teori belajar sosial menekankan observational learning sebagai proses


pembelajaran, yang mana bentuk pembelajarannya adalah seseorang mempelajari perilaku
dengan mengamati secara sistematis imbalan dan hukuman yang diberikan kepada orang lain.
Proses yang terjadi dalam observational learning antara lain :
1. Atensi, dalam tahapan ini seseorang harus memberikan perhatian terhadap model
dengan cermat.
2. Retensi, tahapan ini adalah tahapan mengingat kembali perilaku yang ditampilkan oleh
model yang diamati maka seseorang perlu memiliki ingatan yang bagus terhadap
perilaku model.

3. Reproduksi, dalam tahapan ini seseorang yang telah memberikan perhatian untuk
mengamati dengan cermat dan mengingat kembali perilaku yang telah ditampilkan
oleh modelnya maka berikutnya adalah mencoba menirukan atau mempraktekkan
perilaku yang dilakukan oleh model.

4. Motivasional, tahapan berikutnya adalah seseorang harus memiliki motivasi untuk


belajar dari model.

Teori pembelajaran sosial berpangkal pada dalil bahwa tingkah laku manusia
sebagian besar adalah hasil pemerolehan, dan bahwa prinsip-prinsip belajar cukup untuk
menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang dan menetap. Teori-teori belajar
sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah laku ini muncul,
juga kurang menyadari fakta bahwa banyak peristiwa belajar yang penting terjadi dengan
perantaraan orang lain. Artinya, sambil mengamati tingkah laku orang lain, individu-individu
belajar mengimitasi atau meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan
orang lain model bagi dirinya.

Ciri-ciri teori pemodelan Bandura :


1. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan
2. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain –lain

6
3. Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru sebagai
model
4. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang positif
5. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku atau
timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif

Eksperimen Albert Bandura


Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak –
anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Eksperimen Pemodelan Bandura :
Kelompok A = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa memukul, menumbuk,
menendang, dan menjerit kearah patung besar Bobo.
Hasil = Meniru apa yang dilakukan orng dewasa malahan lebih agresif
Kelompok B = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa bermesra dengan patung
besar Bobo
Hasil = Tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif seperti kelompok A
Rumusan :
Tingkah laku anak – anak dipelajari melalui peniruan / permodelan adalah hasil dari
penguatan.
Hasil Keseluruhan Eksperimen :
Kelompok A menunjukkan tingkah laku yang lebih agresif dari orang dewasa. Kelompok B
tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif

Jenis – jenis Peniruan (modelling)


Jenis – jenis Peniruan (modeling):
1. Peniruan Langsung ; Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling , yaitu suatu fase
dimana seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi
bagaimana suatu ketrampilan itu dilakukan.
2. Peniruan Tak Langsung ; Peniruan Tak Langsung adalah melalui imaginasi atau perhatian
secara tidak langsung.
3. Peniruan Gabungan ; Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan tingkah laku
yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung.

7
4. Peniruan Sesaat / seketika ; Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu
saja.
5. Peniruan Berkelanjutan ; Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun.
Selain itu juga harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai prinsip prinsip
sebagai berikut:
1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara mengorganisasikan
sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik kemudian melakukannya.
2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang
dimilikinya.
3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan tersebut disukai
dan dihargai dan perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.

Kelemahan Teori Bandura


Kelemahan Teori Bandura adalah : mengenai peniruan tingkah laku. Adakalanya cara
peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru. Selain itu
juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan
( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini
juga akan meniru tingkah laku yang negatif , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam
masyarakat.

Kelebihan Teori Bandura


Kelebihan Teori Bandura, bahwa teori belajar Bandura lebih lengkap dibandingkan
teori belajar sebelumnya, karena menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang
dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Pendekatan teori belajar sosial lebih
ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasan merespon) dan imitation (peniruan).
Selain itu pendekatan belajar sosial menekankan pentingnya penelitian empiris dalam
mempelajari perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang
menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor sosial dan kognitif.

2.3 Teori Belajar Gagne


Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan Amerika yang terkenal
dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne adalah pelopor dalam instruksi
pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia kemudian
8
mengembangkan konsep dari teori instruksionalnya untuk mendesain pelatihan berbasis
komputer dan belajar berbasis multi media. Teori Gagne banyak dipakai untuk mendesain
software instruksional.
Gagne disebut sebagai Modern Neobehaviouris yang mendorong guru untuk
merencanakan instruksional pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi.
Belajar dimulai dari hal yang paling sederhana dilanjutkan pada yang lebih kompleks ( belajar
SR, rangkaian SR, asosiasi verbal, diskriminasi, dan belajar konsep) sampai pada tipe belajar
yang lebih tinggi (belajar aturan dan pemecahan masalah). Praktiknya gaya belajar tersebut
tetap mengacu pada asosiasi stimulus respon.
Teori belajar yang disusun Gagne merupakan perpaduan yang seimbang antara
behaviorisme dan kognitivisme, yang berpangkal pada teori proses informasi. Menurut Gagne
cara berpikir seseorang tergantung pada :
1. Keterampilan apa yang telah dimilikinya.
2. Keterampilan serta hirarki apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu tugas.
Selanjutnya Gagne berpendapat bahwa di dalam proses belajar terdapat dua fenomena yaitu :
1. Keterampilan intelektual yang meningkat sejalan dengan meningkatnya umur serta
latihan yang diperoleh individu.
2. Belajar akan lebih cepat apabila strategi kognitif dapat dipakai dalam memecahkan
masalah.
Belajar menurut Gagne tidak merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah tetapi
hanya akan terjadi dengan adanya kondisi-kondisi tertentu, yaitu :
1. kondisi internal, yang antara lain menyangkut kesiapan pebelajar dan apa yang
telah dipelajari sebelumnya ( prerequisite).
2. eksternal, yang merupakan situasi belajar dan penyajian stimuli yang secara
sengaja diatur oleh guru dengan tujuan memperlancar proses belajar. Tiap-tiap
jenis hasil belajar memerlukan kondisi-kondisi tertentu yang perlu diatur dan
dikontrol.
Gagne menyebut hasil belajar dengan istilah kapabilitas. Menurut Gagne ada lima
kategori kapabilitas belajar yang dapat dipelajari oleh pebelajar, yaitu :
1. Informasi verbal (Verbal information)

Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk
bahasa, lisan, dan tertulis.

9
2. Kemahiran intelektual (Intellectual skill)
Yang dimaksud adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya
sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol
(huruf, angka, kata, dan gambar).
3. Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy)
Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri,
sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.
4. Keterampilan motorik (Motor skill)

Adalah kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam
urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan
secara terpadu.
5. Sikap (Attitude)

Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan,
apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.

Menurut Gagne ada empat komponen penting dalam proses pembelajaran, yaitu fase-
fase pembelajaran, hirarki hasil belajar, kondisi atau tipe pembelajaran, dan kejadian-kejadian
instruksional.

1. Fase-fase Pembelajaran
Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu:
a. fase receiving the stimulus situation (apprehending) merupakan fase seseorang
memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus
tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara. Misalnya “golden eye” bisa
ditafsirkan sebagai jembatan di amerika atau sebuah judul film. Stimulus itu dapat spontan
diterima atau seorang guru dapat memberikan stimulus agar siswa memperhatikan apa yang
akan diucapkan.
b. stage of acquisition, pada fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu kesanggupan
yang belum diperoleh sebelumnya dengan menghubung-hubungkan informasi yang diterima
dengan pengetahuan sebelumnya. Atau boleh dikatakan pada fase ini siswa membentuk
asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama.

10
c. storage adalah fase penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka
pendek ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka
pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.
d. retrieval adalah fase mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada
dalam memori. Kadang-kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau kehilangan
hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih daya ingat maka perlu informasi yang
baru dan yang lama disusun secara terorganisasi, diatur dengan baik atas pengelompokan-
pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah dipanggil.
Kemudian ada fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu :
e. fase motivasi sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa untuk
belajar,
f. fase generalisasi adalah fase transfer informasi, pada situasi-situasi baru, agar lebih
meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta mengaplikasikan sesuatu dengan informasi
baru tersebut.
g. Fase penampilan adalah fase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu penampilan yang
nampak setelah mempelajari sesuatu, seperti mempelajari struktur kalimat dalam bahasa
mereka dapat membuat kalimat yang benar, dan
h. fase umpan balik, siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang telah ditampilkan
(reinforcement).

2. Hirarki Hasil Belajar


Setelah selesai belajar, penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan (capabilities). Kemampuan (kapabilitas) sebagai hasil belajar yang
diberikan Gagne yaitu : Verbal Information (informasi verbal) dan Intellectual skills
(keterampilan intelektual).
Informasi verbal
Informasi verbal adalah kemampuan siswa untuk memiliki keterampilan mengingat
informasi verbal, ini dapat dicontohkan kemampuan siswa mengetahui benda-benda, huruf
alphabet dan yang lainnya yang bersifat verbal.
Informasi verbal meliputi :
Cap Verbal : Kata yang dimiliki seseorang untuk menunjukkan pada obyek-obyek yang
dihadapi, misalnya kata ”kursi” untuk benda tertentu.

11
Data/fakta : Kenyataan yang diketahui, misalnya ”Negara Indonesia dilalui khatulistiwa. Jadi
yang memiliki pengetahuan tertentu, berkemampuan untuk menuangkan pengetahuan itu
dalam bentuk bahasa yang memadahi, sehingga dapat dikomunikasikan pula kepada orang
lain.
Mempunyai informasi verbal memegang peranan penting dalam kehidupan manusia,
karena tanpa sejumlah pengetahuan orang tidak dapat mengatur kehidupannya sehari-hari dan
tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain secara berarti. Misalnya, ibu rumah tangga
memiliki seperangkat pengetahuan tentang mengurus kerumahatanggaan, seorang hakim
memiliki pengetahuan tentang memimpin sidang. Makin luas pengetahuan seseorang tentang
bidang studi yang menjadi spesialisasinya, makin besar kemungkinan dia berkembang
menjadi seorang ahli dalam bidang tersebut
Keterampilan intelektual
Keterampilan intelektual merupakan penampilan yang ditunjukkan siswa tentang
operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya. Keterampilan intelektual memungkinkan
seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui pengunaan simbol-simbol atau
gagasan-gagasan. Yang membedakan keterampilan intelektual pada bidang tertentu adalah
terletak pada tingkat kompleksitasnya. Keterampilan intelektual bisa dijelaskan sebagai
sesuatu yang mencakup "struktur pendidikan formal yang bersifat dasar pada waktu yang
sama bersifat paling luas jangkauannya. Akan tetapi, tidak seperti halnya informasi berupa
fakta, keterampilan intelektual tidak dapat dipelajari hanya dengan mendengarkannya atau
melihatnya.
Kategori kemahiran intelektual terbagi atas empat subkemampuan, yaitu :
a. Diskriminasi Jamak ; Berdasarkan pengamatan yang cermat terhadap berbagai obyek,
orang mampu membedakan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain. Contoh;
Menyebutkan merk mobil-mobil yang lewat di jalan.
b. Konsep ; Suatu arti yang mewakili sejumlah obyek yang mempunyai ciri-ciri yang sama.
c. Kaidah ; Bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu satu sama lain, terbentuk suatu
ketentuan yang mempresentasikan suatu keteraturan
d. Prinsip ; Dalam prinsip telah terjadi kombinasi dari berbagai kaidah, sehingga terbentuk
suatu kaidah yang bertaraf lebih tinggi dan lebih kompleks.

3. Kondisi atau Tipe Pembelajaran


Ada delapan kondisi atau tipe pembelajaran:
12
a. Signal learning (belajar isyarat)
Belajar isyarat merupakan proses belajar melalui pengalaman-pengalaman menerima suatu
isyarat tertentu untuk melakukan tindakan tertentu. Misalnya ada “Aba-aba siap” merupakan
isyarat untuk mengambil sikap tertentu, tersenyum merupakan isyarat perasaan senang.

b. Stimulus-response learning (belajar melalui stimulus-respon)


Belajar stimulus-respon (S-R), merupakan belajar atau respon tertentu yang diakibatkan oleh
suatu stimulus tertentu. Melalui pengalaman yang berulang-ulang dengan stimulus tertentu
sesorang akan memberikan respon yang cepat sebagai akibat stimulus tersebut.
c. Chaining (rantai atau rangkaian)
Chaining atau rangkaian, terbentuk dari hubungan beberapa S-R, oleh sebab yang satu terjadi
segera setelah yang satu lagi. Misalnya : Pulang kantor, ganti baju, makan, istirahat.
d. Verbal association (asosiasi verbal)
Mengenal suatu bentuk-bentuk tertentu dan menghubungkan bentuk-bentuk rangkaian verbal
tertentu. Misalnya : seseorang mengenal bentuk geometris, bujur sangkar, jajaran genjang,
bola dlsbnya. Lalu merangkai itu menajdi suatu pengetahuan geometris, sehingga seseorang
dapat mengenal bola yang bulat, kotak yang bujur sangkar.
e. Discrimination learning (belajar diskriminasi)
Belajar diskriminasi adalah dapat membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya, dapat
membedakan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya walaupun bentuk manusia
hampir sama, dapat membedakan merk sepeda motor satu dengan yang lainnya walaupun
bentuknya sama. Kemampuan diskriminasi ini tidak terlepas dari jaringan, kadang-kadang
jika jaringan yang terlalu besar dapat mengakibatkan interferensi atau tidak mampu
membedakan.
f. Concept learning (belajar konsep)
Belajar konsep mungkin karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi
internal tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan bahasa. Mungkin juga binatang bisa
melakukan tetapi sangat terbatas, manusia dapat melakukan tanpa terbatas berkat bahasa dan
kemampuan mengabstraksi. Dengan menguasai konsep ia dapat menggolongkan dunia
sekitarnya menurut konsep itu misalnya : warna, bentuk, jumlah.
g. Rule learning (belajar aturan)
13
Belajar model ini banyak diterapkan di sekolah, banyak aturan yang perlu diketahui oleh
setiap orang yang telah mengenyam pendidikan. Misalnya : angin berembus dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah, 1 + 1 = 2 dan lainnya. Suatu aturan dapat diberikan contoh-contoh
yang konkrit.
h. Problem solving (memecahkan masalah)
Memecahkan masalah merupakan suatu pekerjaan yang biasa yang dilakukan manusia. Setiap
hari dia melakukan problem solving bayak sekali. Untuk memecahkan masalah dia harus
memiliki aturan-aturan atau pengetahuan dan pengalaman, melalui pengetahuan aturan-aturan
inilah dia dapat melakukan keputusan untuk memecahkan suatu persoalan. Seseorang harus
memiliki konsep-konsep, aturan-aturan dan memiliki “sets” untuk memecahkannya dan suatu
strategi untuk memberikan arah kepada pemikirannya agar ia produktif.
4. Peristiwa-peristiwa Pembelajaran
Mengajar terdiri dari sejumlah kejadian - kejadian tertentu yang menurut Gagne
terkenal dengan “Nine instructional events” atau Sembilan kondisi intruksional yang dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Gain attention (memelihara perhatian) ; Dengan stimulus eksternal kita berusaha
membangkitkan perhatian dan motivasi siswa untuk belajar.
2. Inform learners of objectives (penjelasan tujuan pembelajaran) ; Menjelaskan kepada
murid tujuan dan hasil apa yang diharapkan setelah belajar. Ini dilakukan dengan
komunikasi verbal.
3. Stimulate recall of prior learning (merangsang murid) ; Merangsang murid untuk
mengingat kembali konsep, aturan dan keterampilan yang merupakan prasyarat agar
memahami pelajaran yang akan diberikan.
4. Present the content (menyajikan stimulus) ; Menyajikan stimuli yang berkenaan dengan
bahan pelajaran sehingga murid menjadi lebih siap menerima pelajaran.
5. Provide "learning guidance" (memberikan bimbingan) ; Memberikan bimbingan kepada
murid dalam proses belajar
6. Elicit performance /practice (pemantapan apa yang dipelajari) ; Memantapkan apa yang
dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk menerapkan apa yang telah dipelajari
itu.
7. Provide feedback (memberikan feedback) ; Memberikan feedback atau balikan dengan
memberitahukan kepada murid apakah hasil belajarnya benar atau tidak.

14
8. Assess performance (menilai hasil belajar) ; Menilai hasil-belajar dengan memberikan
kesempatan kepada murid untuk mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan
pelajaran itu dengan memberikan beberapa soal.
9. Enhance retention and transfer to the job (mengusahakan transfer) ; Mengusahakan
transfer dengan memberikan contoh-contoh tambahan untuk menggeneralisasi apa yang
telah dipelajari itu sehingga ia dapat menggunakannya dalam situasi-situasi lain.
Dalam mengajar hal di atas dapat terjadi sebagian atau semuanya, Proses belajar
sendiri terjadi antara peristiwa nomor lima dan enam. Peristiwa-peristiwa itu digerakkan dan
diatur dengan perantaraan komunikasi verbal yakni guru mengatakan kepada murid apa yang
harus dilakukannya

Implikasi teori Gagne di dalam proses pembelajaran


1. Mengontrol perhatian siswa.
2. Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan guru.
3. Merangsang dan mengingatkan kembali kemampuan-kemampuan siswa.
4. Penyajian stimuli yang tak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar.
5. Memberikan bimbingan belajar.
6. Memberikan umpan balik.
7. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapainya.
8. Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning.
9. Memberikan kesempatan untuk melakukan praktek dan penggunaan kemampuan yang
baru diberikan.

Kelebihan Teori Sembilan Intruksional Gagne:


 Gagne disebut sebagai modern noebehaviouristik mendorong guru untuk
merencanakan pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi.
 Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan
kebiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan spontanitas kelenturan
reflek, dan daya tahan

 Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran
orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan
bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi hadiah atau pujian.

15
 Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami dengan
stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan,
sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal
dari luar dirinya.

Kekurangannya:
 Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), dimana guru
bersifat otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa
yang harus dipelajari murid.
 Bersifat meanistik

 Hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur

 Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan
tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir,
dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Teori Belajar Sosial, Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang ahli
psikologi. Teori pembelajaran ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang
mengalami pembelajaran dalam lingkungan sekitarnya. Pendekatan teori belajar sosial lebih
ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan).
Teori Belajar Gagne menyatakan bahwa belajar Belajar tidak merupakan sesuatu yang
terjadi secara alamiah tetapi hanya akan terjadi dengan adanya kondisi-kondisi tertentu, yaitu :
1. kondisi internal, yang antara lain menyangkut kesiapan pebelajar dan apa yang
telah dipelajari sebelumnya ( prerequisite).
2. eksternal, yang merupakan situasi belajar dan penyajian stimuli yang secara
sengaja diatur oleh guru dengan tujuan memperlancar proses belajar. Tiap-tiap
jenis hasil belajar memerlukan kondisi-kondisi tertentu yang perlu diatur dan
dikontrol.

17
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
perbaikan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bell, Frederick H. (1981). Teaching and Learning Mathematics (in Secondary School) IOWA:
WnC Brown Comp. Publisher.
Richard I. Arends, (2008), Learning To Teach: belajar untuk mengajar, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
Dahar, Ratna W, (2006), Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Erlangga, Jakarta
Qalbu, Himitsu, (2014), Teori Belajar, (online. http://himitshu-qalbu.blogspot.com/2010/12/
teori-belajar.html), 24 Agustus 2014
Tanti, (2014), Teori belajar Bandura, Ausable, gagne, (Online:
http://catatantanti.blogspot.com/2012/08/ teori-belajar-bandura-ausable-dan-
gagne.html), 24 Agustus 2014
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.
Thobroni, M. 2015. BELAJAR & PEMBELAJARAN : Teori dan Praktik. Yogyakarta. Ar-
Ruzz Media.
http://bkuny.blogspot.co.id/2008/06/teori-eklektik.html
http://suksespend.blogspot.co.id/2009/06/implementasipenerapan-teori-gagne-dalam.html

18
19

Anda mungkin juga menyukai