Dan
Teori belajar psikologi social Bandura
OLEH :
KELOMPOK III
LILI
RIAMA LUSIA SIRAIT
WISNU
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
di dalam makalah ini guru semakin lebih memahami makna dari belajar dan kegiatan
pembelajaran.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu, untuk mengetahui:
1. Pengertian dari belajar
2. Teori belajar Gagne
3. Teori belajar Bandura (Teori Pembelajaran Sosial)
3
BAB II
PEMBAHASAN
3. Reproduksi, dalam tahapan ini seseorang yang telah memberikan perhatian untuk
mengamati dengan cermat dan mengingat kembali perilaku yang telah ditampilkan
oleh modelnya maka berikutnya adalah mencoba menirukan atau mempraktekkan
perilaku yang dilakukan oleh model.
Teori pembelajaran sosial berpangkal pada dalil bahwa tingkah laku manusia
sebagian besar adalah hasil pemerolehan, dan bahwa prinsip-prinsip belajar cukup untuk
menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang dan menetap. Teori-teori belajar
sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah laku ini muncul,
juga kurang menyadari fakta bahwa banyak peristiwa belajar yang penting terjadi dengan
perantaraan orang lain. Artinya, sambil mengamati tingkah laku orang lain, individu-individu
belajar mengimitasi atau meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan
orang lain model bagi dirinya.
6
3. Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru sebagai
model
4. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang positif
5. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku atau
timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif
7
4. Peniruan Sesaat / seketika ; Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu
saja.
5. Peniruan Berkelanjutan ; Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun.
Selain itu juga harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai prinsip prinsip
sebagai berikut:
1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara mengorganisasikan
sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik kemudian melakukannya.
2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang
dimilikinya.
3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan tersebut disukai
dan dihargai dan perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.
Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk
bahasa, lisan, dan tertulis.
9
2. Kemahiran intelektual (Intellectual skill)
Yang dimaksud adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya
sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol
(huruf, angka, kata, dan gambar).
3. Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy)
Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri,
sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.
4. Keterampilan motorik (Motor skill)
Adalah kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam
urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan
secara terpadu.
5. Sikap (Attitude)
Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan,
apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.
Menurut Gagne ada empat komponen penting dalam proses pembelajaran, yaitu fase-
fase pembelajaran, hirarki hasil belajar, kondisi atau tipe pembelajaran, dan kejadian-kejadian
instruksional.
1. Fase-fase Pembelajaran
Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu:
a. fase receiving the stimulus situation (apprehending) merupakan fase seseorang
memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus
tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara. Misalnya “golden eye” bisa
ditafsirkan sebagai jembatan di amerika atau sebuah judul film. Stimulus itu dapat spontan
diterima atau seorang guru dapat memberikan stimulus agar siswa memperhatikan apa yang
akan diucapkan.
b. stage of acquisition, pada fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu kesanggupan
yang belum diperoleh sebelumnya dengan menghubung-hubungkan informasi yang diterima
dengan pengetahuan sebelumnya. Atau boleh dikatakan pada fase ini siswa membentuk
asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama.
10
c. storage adalah fase penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka
pendek ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka
pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.
d. retrieval adalah fase mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada
dalam memori. Kadang-kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau kehilangan
hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih daya ingat maka perlu informasi yang
baru dan yang lama disusun secara terorganisasi, diatur dengan baik atas pengelompokan-
pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah dipanggil.
Kemudian ada fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu :
e. fase motivasi sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa untuk
belajar,
f. fase generalisasi adalah fase transfer informasi, pada situasi-situasi baru, agar lebih
meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta mengaplikasikan sesuatu dengan informasi
baru tersebut.
g. Fase penampilan adalah fase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu penampilan yang
nampak setelah mempelajari sesuatu, seperti mempelajari struktur kalimat dalam bahasa
mereka dapat membuat kalimat yang benar, dan
h. fase umpan balik, siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang telah ditampilkan
(reinforcement).
11
Data/fakta : Kenyataan yang diketahui, misalnya ”Negara Indonesia dilalui khatulistiwa. Jadi
yang memiliki pengetahuan tertentu, berkemampuan untuk menuangkan pengetahuan itu
dalam bentuk bahasa yang memadahi, sehingga dapat dikomunikasikan pula kepada orang
lain.
Mempunyai informasi verbal memegang peranan penting dalam kehidupan manusia,
karena tanpa sejumlah pengetahuan orang tidak dapat mengatur kehidupannya sehari-hari dan
tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain secara berarti. Misalnya, ibu rumah tangga
memiliki seperangkat pengetahuan tentang mengurus kerumahatanggaan, seorang hakim
memiliki pengetahuan tentang memimpin sidang. Makin luas pengetahuan seseorang tentang
bidang studi yang menjadi spesialisasinya, makin besar kemungkinan dia berkembang
menjadi seorang ahli dalam bidang tersebut
Keterampilan intelektual
Keterampilan intelektual merupakan penampilan yang ditunjukkan siswa tentang
operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya. Keterampilan intelektual memungkinkan
seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui pengunaan simbol-simbol atau
gagasan-gagasan. Yang membedakan keterampilan intelektual pada bidang tertentu adalah
terletak pada tingkat kompleksitasnya. Keterampilan intelektual bisa dijelaskan sebagai
sesuatu yang mencakup "struktur pendidikan formal yang bersifat dasar pada waktu yang
sama bersifat paling luas jangkauannya. Akan tetapi, tidak seperti halnya informasi berupa
fakta, keterampilan intelektual tidak dapat dipelajari hanya dengan mendengarkannya atau
melihatnya.
Kategori kemahiran intelektual terbagi atas empat subkemampuan, yaitu :
a. Diskriminasi Jamak ; Berdasarkan pengamatan yang cermat terhadap berbagai obyek,
orang mampu membedakan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain. Contoh;
Menyebutkan merk mobil-mobil yang lewat di jalan.
b. Konsep ; Suatu arti yang mewakili sejumlah obyek yang mempunyai ciri-ciri yang sama.
c. Kaidah ; Bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu satu sama lain, terbentuk suatu
ketentuan yang mempresentasikan suatu keteraturan
d. Prinsip ; Dalam prinsip telah terjadi kombinasi dari berbagai kaidah, sehingga terbentuk
suatu kaidah yang bertaraf lebih tinggi dan lebih kompleks.
14
8. Assess performance (menilai hasil belajar) ; Menilai hasil-belajar dengan memberikan
kesempatan kepada murid untuk mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan
pelajaran itu dengan memberikan beberapa soal.
9. Enhance retention and transfer to the job (mengusahakan transfer) ; Mengusahakan
transfer dengan memberikan contoh-contoh tambahan untuk menggeneralisasi apa yang
telah dipelajari itu sehingga ia dapat menggunakannya dalam situasi-situasi lain.
Dalam mengajar hal di atas dapat terjadi sebagian atau semuanya, Proses belajar
sendiri terjadi antara peristiwa nomor lima dan enam. Peristiwa-peristiwa itu digerakkan dan
diatur dengan perantaraan komunikasi verbal yakni guru mengatakan kepada murid apa yang
harus dilakukannya
Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran
orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan
bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi hadiah atau pujian.
15
Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami dengan
stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan,
sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal
dari luar dirinya.
Kekurangannya:
Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), dimana guru
bersifat otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa
yang harus dipelajari murid.
Bersifat meanistik
Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan
tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir,
dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Teori Belajar Sosial, Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang ahli
psikologi. Teori pembelajaran ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang
mengalami pembelajaran dalam lingkungan sekitarnya. Pendekatan teori belajar sosial lebih
ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan).
Teori Belajar Gagne menyatakan bahwa belajar Belajar tidak merupakan sesuatu yang
terjadi secara alamiah tetapi hanya akan terjadi dengan adanya kondisi-kondisi tertentu, yaitu :
1. kondisi internal, yang antara lain menyangkut kesiapan pebelajar dan apa yang
telah dipelajari sebelumnya ( prerequisite).
2. eksternal, yang merupakan situasi belajar dan penyajian stimuli yang secara
sengaja diatur oleh guru dengan tujuan memperlancar proses belajar. Tiap-tiap
jenis hasil belajar memerlukan kondisi-kondisi tertentu yang perlu diatur dan
dikontrol.
17
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
perbaikan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bell, Frederick H. (1981). Teaching and Learning Mathematics (in Secondary School) IOWA:
WnC Brown Comp. Publisher.
Richard I. Arends, (2008), Learning To Teach: belajar untuk mengajar, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
Dahar, Ratna W, (2006), Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Erlangga, Jakarta
Qalbu, Himitsu, (2014), Teori Belajar, (online. http://himitshu-qalbu.blogspot.com/2010/12/
teori-belajar.html), 24 Agustus 2014
Tanti, (2014), Teori belajar Bandura, Ausable, gagne, (Online:
http://catatantanti.blogspot.com/2012/08/ teori-belajar-bandura-ausable-dan-
gagne.html), 24 Agustus 2014
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.
Thobroni, M. 2015. BELAJAR & PEMBELAJARAN : Teori dan Praktik. Yogyakarta. Ar-
Ruzz Media.
http://bkuny.blogspot.co.id/2008/06/teori-eklektik.html
http://suksespend.blogspot.co.id/2009/06/implementasipenerapan-teori-gagne-dalam.html
18
19