Anda di halaman 1dari 13

TEORI BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas mata kuliah Teori Belajar
Dosen pengampu Feida Noorlaila Istiadah, M.Pd.

Oleh :

Kelompok 4 ( BK 2C)
Yesi Mutiara C2286201145
Dini Anggraeni C2286201086
Senja Maulana C2286201047

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “ Teori
Belajar Sosial Albert Bandura”. Tidak lupa sholawat serta salam, semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, sahabatnya, dan
semoga kepada kita selaku umatnya.

Dalam penyusunan makalah ini, Kami tidak berjalan sendiri tetapi di bantu
oleh beberapa pihak yang membawa kami mendapatkan jalan kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami sampaikan terimakasih banyak
kepada semua pihak yang telah membantu.

Makalah dengan judul “Teori belajar sosial Albert Bandura” ini disusun
sebagai bahan pembelajaran bagi semua. Kami menyadari sepenuhnya makalah
ini masih sangat jauh dari sempurna serta banyak sekali kesalahan. Maka, kami
memohon maaf atas hal tersebut serta mengharapkan kritik dan saran pembaca
sehingga dapat menjadi bahan refleksi bagi kami melakukan yang lebih baik lagi.

Tasikmalaya, 09 Maret 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Semakin pesatnya perkembangan teknologi menuntut manusia
supaya mampu beradaptasi menggunakan perubahan yang ada.
manusia wajib bersifat dinamis dalam menghadapi setiap perubahan
tersebut. Pada upaya menghadapi perubahan, manusia melakukan
suatu proses yang disebut belajar. Belajar ialah suatu proses perubahan
di dalam kepribadian manusia, serta perubahan tersebut ditampakkan
dalam bentuk peningkatan kualitas serta kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir, serta kemampuan lainnya. ada banyak teori
tentang bagaimana insan dapat belajar suatu hal. keliru satunya adalah
teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Teori
Bandura yang sangat populer merupakan Teori Pembelajaran Sosial
(Social Learning Theory) yg menekankan di komponen kognitif
berasal
pikiran, pemahaman, dan penilaian.
Bandura menciptakan teori yang valid, yang bertentangan dengan
sudut pandang di mana individu dipandang sebagai penanggap pasif
terhadap rangsangan eksternal atau korban dorongan bawah sadar.
Penulis menunjukkan bahwa perilaku dijelaskan dalam hal
interaktivitas timbal balik yang berkelanjutan, di mana faktor-faktor
pribadi, situasional dan perilaku berinteraksi satu sama lain sebagai
penentu yang saling bergantung. Dalam pendekatan ini, proses
simbolik, tidak langsung dan pengaturan diri memainkan peran yang
paling penting.
Sejak awal karir ilmiahnya, Albert Bandura memberikan perhatian
khusus pada peran besar pemodelan simbolik dalam pembentukan dan
penyebaran bentuk-bentuk baru perilaku dan hubungan sosial. Dengan
perkembangan teknologi komunikasi, lingkungan simbolik memainkan
peran yang semakin meningkat dalam penyebaran ide, nilai, dan
perilaku.
Dari sudut pandang pembelajaran sosial, pemodelan
mempengaruhi pembelajaran terutama melalui fungsi informatif Jika
orang dibimbing dalam kehidupan sehari-hari hanya dengan coba-
coba, maka belajar akan sangat melelahkan, belum lagi proses yang
berisiko. Tetapi, dalam kebanyakan kasus, mengamati orang lain, kita
belajar dari contoh, bahkan perkiraan, dan oleh karena itu kita
menghindari banyak kesalahan. V Isu yang paling kontroversial dalam
pembelajaran observasional adalah peran penguatan. Konsekuensi
diasumsikan secara otomatis memperkuat perilaku, tanpa keterlibatan
struktur kognitif. Namun, dalam proses belajar, para ilmuwan sampai
pada kesimpulan bahwa ketika pembelajaran terjadi secara tidak sadar,
maka itu sangat lambat dalam waktu dan tidak efektif. Paling sering,
penguatan dialami secara langsung atau tidak langsung. Namun, selain
penguatan langsung dan tidak langsung, orang mengatur perilaku
mereka sendiri melalui penguatan diri. Penguatan diri terjadi ketika
orang mempertahankan kinerja tingkat tinggi dan memberi
penghargaan atau menghukum diri mereka sendiri untuk pencapaian
dan kegagalan. Orang dapat melatih semacam kontrol kognitif atas
perilaku, motivasi, dan lingkungan mereka sendiri. Dalam konteks
penguatan diri, Albert Bandura memperkenalkan istilah pengaturan
diri dan menunjukkan bagaimana perilaku manusia dimotivasi dan
diatur oleh standar internal dan tanggapan evaluasi diri.
Self-efficacy adalah pusat pemikiran Bandura. Ketika orang
menyadari keefektifan mereka sendiri dalam situasi tertentu, mereka
mulai mengerahkan lebih banyak usaha, mereka dapat menahan
rintangan lebih lama, mereka bertahan dalam keadaan yang tidak
bersahabat dan pengalaman yang tidak menyenangkan. Efikasi diri
yang tinggi terkait dengan harapan sukses biasanya mengarah pada
hasil yang baik dan dengan demikian meningkatkan harga diri.
Sebaliknya, efikasi diri yang rendah menyebabkan kegagalan dan
harga diri yang rendah. Seseorang terus-menerus mencoba
mengendalikan situasi yang tidak terduga dan dengan demikian
mencoba melakukan kontrol atas berbagai aspek keberadaan.
Bandura menganggap perilaku sebagai aktivitas yang cukup
bertujuan, dan efektivitas niat dalam perilaku yang diatur sebagian
ditentukan oleh seberapa jauh tujuan diarahkan ke masa depan
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep teori belajar menurut bandura ?
2. Apa saja ciri pemodelan teori bandura ?
3. Bagaimana aplikasi teori bandura dalam pembelajaran ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan teori bandura ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep teori belajar bandura
2. Untuk mengetahui ciri pemodelan teori bandura
3. Untuk mengetahui aplikasi teori bandura dalam pembelajaran
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori bandura
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Teori Belajar Menurut Albert Bandura


Teori pembelajaran yang dikemukakan oleh Bandura disebut teori
pembelajaran sosial-kognitif dan disebut pula sebagai teori pembelajaran
melalui peniruan. Teori Bandura berdasarkan pada tiga asumsi, yaitu:
a. Individu melakukan pembelajaran dengan meniru apa yang ada di
lingkungannya, terutama perilaku-perilaku orang lain. Perilaku
orang lain yang ditiru disebut sebagai perilaku model atau
perilaku contoh. Apabila peniruan itu memperoleh penguatan,
maka perilaku yang ditiru itu akan menjadi perilaku dirinya.
Proses pembelajaran menurut proses kognitif individu dan
kecakapan dalam membuat keputusan.
b. Terdapat hubungan yang erat antara pelajar dengan lingkungannya.
Pembelajaran terjadi dalam keterkaitan antara tiga pihak yaitu
lingkungan, perilaku dan faktor-faktor pribadi.
c. Hasil pembelajaran adalah berupa kode perilaku visual dan
verbal yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Atas dasar
asumsi tersebut, maka teori pembelajaran Bandura disebut sosial
kognitif karena proses kognitif dalam diri individu memegang
peranan dalam pembelajaran, sedangkan pembelajaran terjadi
karena adanya pengaruh lingkungan sosial. Individu akan mengamati
perilaku dilingkungannya sebagai model, kemudian ditirunya sehingga
menjadi perilaku miliknya.

Dengan demikian, maka teori Bandura ini disebut teori


pembelajaran melalui peniruan. Perilaku individu terbentuk melalui
peniruan terhadap perilaku di lingkungan proses pembelajaran
menurut teori Bandura, terjadi dalam tiga komponen(unsur) yaitu
perilaku model (contoh), pengaruh perilaku model, dan proses internal
pelajar. Jadi individu melakukan pembelajaran dengan proses
mengenal perilaku model (perilaku yang akan ditiru), kemudian
mempertimbangkan dan memutuskan untuk meniru sehingga
menjadi perilakunya sendiri. Perilaku model ialah berbagai
perilaku yang dikenal di lingkungannya. Apabila bersesuaian dengan
keadaan dirinya(minat, pengalaman, cita-cita, tujuan dan sebagainya)
maka perilaku itu akan ditiru.

B. Ciri-ciri teori Pemodelan Bandura


1. Unsur pembelajaran utama ialah perhatian dan peniruan
2. Tingkah laku model bisa dipelajani melalui bahasa, teladan, nilai dan
lain – lain
3. Pelajar meniru suatu kemampuan dan kecakapan yang di
demonstrasikan guru sebagai model
4. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan
penguatan yang positif
5. Proses pembelajaran meliputi perolehan, mengingat. penilaian dengan
tingkah laku dan timbal
6. balik yang sesuai diakhiri dengan penguatan yang posi
C. Aplikasi teori bandura dalam pembelajaran
1. Siswa Banyak Belajar dengan Mengobservasi yang Lain Berdasarkan
banyak behavioris, orang harus membuat respons aktif agar
pembelajaran terjadi. Para murid dapat mempelajari perilaku yang ada
di sekitar, seperti melihat lingkungannya mendapat penguatan atau
hukuman dari suatu respon. Guru dan staf sekolah harus konsisten
memberikan penghargaan dan hukuman, tidak hanya dari murid ke
murid tetapi juga dari waktu ke waktu. Karena faktanya, para murid
bisa sangat kesal kepada guru yang menetapkan standar perilaku
kepada murid yang berbeda.
2. Membuat Konsekuensi Terhadap Perilaku Membuat konsekuensi bisa
menaikkan perilaku baik dan menurunkan perilaku buruk secara
efektif. Yaitu dengan memberikan penghargaan kepada perilaku baik
dan peringatan untuk perilaku buruk. Sebaliknya, jika memberi
penguatan atau hukuman ketika mereka tidak mengerti dengan
hubungan antara tindakan dan konsekuensi bisa tidak merubah
perilaku.
3. Merancang Alternatif untuk Mengajarkan Perilaku Baru Untuk
membentuk perilaku baru, harus dimulai dengan memperkuat perilaku
yang sudah ada dan setelahnya secara berkala memodifikasi melalui
pendekatan yang berurutan ke perilaku akhiran yang diinginkan; untuk
perilaku dan keterampilan yang kompleks, proses ini dapat memakan
waktu cukup lama.
4. Menjadi Model yang Baik Guru, orang tua, dan orang dewasa yang
ada di sekitar anak-anak harus menjadi model yang baik dan berusaha
untuk tidak mencontohkan perilaku buruk di sekitar anak-anak. Orang
dewasa biasanya memiliki karakteristik yang bisa mempengaruhi
anak-anak. Oleh karena itu, orang dewasa harus hati-hati dalam
berperilaku ketika berinteraksi dengan anak-anak
5. Murid Harus Percaya Mereka Mampu Menyelesaikan Tugas Sekolah
Self-efficacy para murid mempengaruhi belajar dan pencapaian
akademik mereka. Untuk meningkatkan self-efficacy murid yang
berhubungan dengan aktivitas sekolah, para guru bisa menggunakan
faktor yang bisa mendorong self-efficacy. Contohnya, para guru bisa
memberitahu muridnya bahwa teman sebaya yang mirip dengan
mereka telah menguasai hal yang telah dipelajari. Para guru juga bisa
membuat muridnya mengobservasi keberhasilan teman sebayanya
dalam mencapai sesuatu. Dalam tambahan, guru bisa merencanakan
aktivitas grup yang membuat para muridnya berkolaborasi dalam tugas
yang menantang.
6. Guru Harus Membantu Muridnya untuk Menentukan Ekspetasi yang
Realistis Selama anak yang berkembang makin meregulasi dirinya,
mereka mulai mengadopsi standar untuk perilaku mereka sendiri.
Seperti standar yang biasanya di adopsi oleh orang di sekitarnya, dan
mereka bisa saja merasa sangat optimistik atau bahkan sangat
pesimistik. Ketika murid menaruh standarnya tinggi secara tidak
realistik, ini akan dilanjutkan dengan kekecewaan dan frustasi dan
sebaliknya. Jika murid menaruh standarnya cukup rendah, minim
prestasi akan menjadi hasilnya. Guru bisa menjadi orang yang
memfasilitasi akademik muridnya dan progres sosial dengan
membantu mereka membentuk ekspektasi diri yang optimis.
Cara yang dapat di gunakan untuk menerapkan teori belajar sosial
Albert Bandura dalam proses belajar mengajar adalah :
1. Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman atau kehidupan siswa
2. Menggunakan alat pemusat perhatian seperti peta konsep, gambar,
bagan, dan media-media pembelajaran visual lainnya.
3. Menghubungkan pesan pembelajaran yang sedang dipelajari
dengan topik-topik yang sudah dipelajari.
4. Menggunakan musik
5. Menciptakan suasana riang.
6. Teknik penyajian materi bervariasi.
7. Mengurangi bahan/materi yang tidak relevan.
Belajar memberikan ruang bagi terjadi proses mental, emosional
dan fisik. Contoh aktifitas mental misalnya mengidentifikasi,
membandingkan, menganalisis, dan sebagainya. Sedangkan yang
termasuk aktifitas emosional misalnya semangat, sikap, positif
terhadap belajar, motivasi, keriangan, dan lain-lain. Contoh aktifitas
fisik misalnya melakukan gerak badan seperti kaki, tangan untuk
melakukan ketrampilan tertentu.
Cara-cara yang dapat digunakan antara lain:
1. Memberikan pertanyaan-pertanyaan ketika proses pembelajaran
berlangsung.
2. Mengerjakkan latihan pada setiap akhir suatu bahasan.
3. Membuat percobaan dan memikirkan atas hipotesis yang diajukan.
4. Membentuk kelompok belajar
5. Menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif.
D. Kelemahan Dan Kelebihan Teori Albert Bandura
A. Kelemahan:
Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan
dalam teori behavioristik. Karena, teknik pemodelan Albert Bandura
adalah mengenal peniruan tingkah laku dan adakalanya cara penilaian
tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar membentuk tingkah lakunya dengan
hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian
individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru
tingkah laku yang negative. Termasuk perlakuan yang tidak diterima
dalam masyarakat.
B. Kelebihan:
Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar
sebelumnya. Teori ini menekankan bahwa lingkungan dan perilaku
seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura
memandang tingkah laku manusia bukan semata - mata reflex atas
stimulus (S-R bond) melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat
interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya
conditioning (pembiasaan merespon). Selain itu pendekatan belajar sosial
menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari
perkembangan anak- anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang
menjelaskan perkembangan anak- anak, faktor social dan kognitif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. L. B. E. R. T., & Doll, E. B. (2005). TEORI BELAJAR SOSIAL.


Buku Perkuliahan, 101.
Chubar, N. N. Ringkasan: Albert Bandura: Teori kepribadian sosio-kognitif.
Albert bandura-teori pembelajaran sosial.
Kustanti, E. R., & Fatmasari, P. A. E. PENUGASAN MAKALAH TEORI
BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA MATA KULIAH.
Mohamad Surya,Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung:Pustaka Bani
Quraisy, 2004), 44.
Janet Lesilolo H. (2018) PENERAPAN TEORI BELAJAR SOSIAL ALBERT
BANDURA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH
KENOSIS Vol. 4 No. 2

Anda mungkin juga menyukai