Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Belajar dan
Psikologi Perkembangan yang dibina oleh Dr. Nuril Mufidah,M.Pd
Disusun oleh :
KELAS C
Februari 2020
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan … 3
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan … 10
3.2 Saran … 10
DAFTAR PUSTAKA … 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Victoria Bull, Oxford Learner’s Pocket Dictionary (English:Oxford University Press,2015), hlm. 34.
2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), 38
4
a. Connectionism (S-R Bond) oleh Edward Lee Thorndike
5
belajar akan lebih berhasil bila invidu memiliki kesiapan untuk
melakukannya yang berupa jasmani atau rohani.
3) Law of Exercise (hukum latihan),semakin sering dibimbing atau dilatihnya
ikatan S-R semakin bertambah pula jalin ikatannya, sebaliknya jika
lemahnya bimbingan atau dilatihnya ikatan S-R akan berdampak
berkurang pula jalin ikatannya. Dengan demkian, belajar akan berhasil
apabila banyak melakukan latihan, tes atau memberi tugas-tugas.3
3
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,2007
4
Nurhidayati, Titin. "Implementasi Teori Belajar Ivan Petrovic Pavlov (Classical
Conditioning) dalam Pendidikan." Jurnal Falasifa 3.1 (2012).
6
Apa peran classical conditioning dalam membentuk kepribadian ?
perannya yaitu memberikan kontribusi terhadap pembentukan respon
respon emosional, seperti rasa takut, cemas atau phobia. Kontribusi ini
relatif lebih kecil, namun sangat penting dalam pembentukan reaksi-reaksi
emosional. Contoh : Seorang Nenek separuh baya yang takut melewati
jembatan layang karena mempunyai pengalaman yang sangat menakutkan
pada masa kecil.
c. Guthrie’s contiguous conditioning oleh Edwin Guthrie
Teori belajar yang dicetuskan dari penelitiannya ialah Law of
Contiguity atau hukum gabungan. Gabungan beberapa stimulus yang
diiringi tindakan, ketika waktu muncul kembali akan cenderung diikuti
tindakan yang sama. ). Teori ini menyatakan bahwa peristiwa belajar
terjadi karena adanya sebuah kombinasi antara rangsangan yang
disandingkan dengan gerakan yang cenderung diikuti oleh gerakan yang
sama untuk waktu berikutnya.5 Guthrie juga memakai variabel hubungan
stimulus dan respon untuk menguraikan terjadinya proses belajar. Belajar
terjadi karena tindakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus
adapun pada saat yang sama tidak ada respon lain yang dapat terjadi.
Pengukuhan semata-mata hanya melindungi hasil belajar yang baru supaya
tidak hilang dengan cara mencegah perolehan respon baru.
Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara. Oleh
sebab itu pada kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi
stimulus agar hubungan antara S dan R bersifat lebih kukuh dan menetap.
Guthrie, berbeda dengan behavioris yang lain ketika melihat faktor
punisherment, hukuman, memiliki peranan penting dalam proses belajar.
Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan dapat mengubah
tingkah laku seseorang. Saran utama dari teori ini pembimbing harus dapat
menghubungkan antara stimulus dan respon secara tepat. Peserta didik
harus dibimbing untuk melakukan apa-apa yang perlu dipelajari, jangan
mengabaikan peserta didik.
d. Systhematic Behavior theory oleh Clark Hull
5
Pavlov. "Teori Behaviorisme: Classical Conditioning Ivan Pavlov Contiguous ." Buku
Perkuliahan: 35
7
Clark Hull ialah seorang behavioris yang sangat terpengaruh oleh
teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, semua fungsi tingkah laku
bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme terus bertahan hidup
(struggle for existence). Oleh karena itu, kebutuhan biologis (drive) dan
pemenuhan kebutuhan biologis (drive reduction) sangatlah penting dan
menduduki posisi primer dalam segala kegiatan manusia, sehingga
stimulus dalam belajar pun hampir selalu dihubungkan dengan kebutuhan
biologis, meskipun respon yang akan muncul mungkin dapat berupa
macam-macam.6
e. Operant Conditioning oleh B.F. Skinner
Teori ini dilandasi oleh adanya pengukuhan (reinforcement).
Bedanya dengan teori dari Pavlov, jika dalam teori Pavlov yang diberi
kondisi ialah stimulus (S)nya, maka dalam teori operant conditionng yang
diberi kondisi ialah respon (R)nya. Contohnya, karena seorang anak
belajar dengan giat maka ia dapat menjawab beberapa atau semua soal
ketika ulangan atau ujian. Pendidik kemudian memberikan apresiasi
(sebagai pengukuhan terhadap respon) kepada anak tersebut dengan nilai
tinggi, pujian maupun hadiah. Karena pemberian apresiasi ini maka anak
itu akan belajar lebih giat lagi.
Sebagai seorang behavioris, kemunculan Skinner merupakan yang
paling akhir, namun karena konsep Skinner lebih unggul ketimbang tokoh
sebelumnya maka dialah yang disebut sebagai pengembang teori
behaviorisme. Ia dapat menjelaskan konsep belajar secara sederhana dan
lebih lengkap. Objek penelitiannya, yakni seekor tikus dan burung
merpati.
6
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2001) hal. 38
8
2. Law of Operant Extinction, jika timbulnya tingkah laku operant yang
telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diikuti stimulus
penguat, maka kekuatan tingkah laku tersebut akan menurun bahkan
akan menghilang.
9
dikurangi untuk memperkuat respon, maka penguat positif harus ditambah
agar respon lebih kuat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Saran :
Setelah mempelajari bagaimana proses terjadinya teori behaviour itu
terjadi, penulis menyarankan agar kita lebih sering menggali informasi tentang
teori-teori belajar lain. Sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab tentu
10
kita akan di gembleng oleh banyak sekali teori belajar yang nantinya akan kita
terapkan apabila sudah menjadi guru di sekolah kepada peserta didik yang akan
kita didik. Dan tidak hanya untuk peserta didik kita, teori belajar ini pasti akan
kita terapkan kepada anak-anak kita nanti.
DAFTAR PUSTAKA
11
12