Anda di halaman 1dari 24

Struktur kepribadian manusia

menurut perspektif Al-Qur’an/Islam


• Bagaimana substansi manusia itu?
Para ahli membagi substansi manusia itu kepada 2 yaitu:
1. Jasad
2. Ruh
Kedua substansi manusia ini saling berlawanan,namun
pada prinsipnya saling membutuhkan. “Jasad tanpa ruh
merupakan substansi yang mati, sedang ruh tanpa jasad
tidak dapat teraktualisasi”.
• Dalam terminologi Psikologi Islam, sinergi yang dapat
menampung ruh dan jasad itu disebut dengan nafs.
• Dengan demikian, secara lengkap maka substansi
manusia itu menjadi:
1. Substansi jasmani (jasad).
2. Substansi rohani (ruh).
3. Substansi nafsani (nafs).
1. Substansi Jasmani

• Jasad adalah substansi manusia yang terdiri


atas struktur organismme fisik. Organisme fisik
manusia memiliki unsur material yang terbuat
dari unsur: tanah, api, udara dan air. Keempat
unsur tersebut merupakan materi yang abiotik
(mati). Ia akan hidup jika diberi energi
kehidupan yang bersifat fisik.
• Menurut Ibnu Maskawih dan Abu Hasan Al-Asyari
menyebut energi kehidupan itu dengan istilah al
hayah (daya hidup).
• Menurut Al Ghozali menyebutnya dengan istilah al
ruh jasmaniah (ruh material).
Setelah jasad yang abiotik itu diberi energi kehidupan
atau daya hidup maka dampaknya jasad manusia dapat
bernafas, merasakan sakit, panas-dingin, pahit-manis,
haus-lapar, seks dan sebagainya.
• Perbedaan antara al-hayah/nyawa dengan ruh
antara lain:
• Al-hayah/nyawa ada sejak adanya sel kelamin
sedangkan ruh menyatu dalam tubuh manusia
setelah embrio berusia empat bulan dalam
kandungan.
• Ruh bersifat substansi (jauhar) yang hanya
dimiliki manusia sedang al-hayah/nyawa
merupakan sesuatu yang baru (‘aradh) yang juga
dimiliki oleh hewan.
• Berdasarkan konsep jasad/jasmani sebagaimana telah
dikemukakan di atas maka yang perlu dipahami sekarang
adalah bagaimana karakteristik dari jasad/jasmani itu?
• Al Farabi, mengatakan bahwa komponen jasad ini
merupakan alam ciptaan, memiliki rupa, berkualitas,
berkadar, bergerak dan diam, berjasad yang terdiri dari
beberapa organ.
• Al Ghozali mengatakan bahwa komponen jasad ini dapat
bergerak memiliki rasa, berwatak gelap dan kasar.
• Ibnu Rusdy mengatakan bahwa jasad merupakan
komponen materi.
• Selain itu jasad manusia juga memiliki natur
buruk. Keburukan jasad disebabkan oleh:
• Jasad merupakan penjara ruh.
• Jasad menganggu kesibukan ruh untuk
beribadah kepada Allah.
• Jasad tidak mampu mencapai makrifat Allah.
2. Substansi Ruhani

• Ruh merupakan substansi psikologis manusia yang


menjadi esensi kehidupannya. Apa itu Ruh? Dalam
pandangan para ahli:
• Menurut Al Farabi, ruh berasal dari alam perintah
(amar) yang mempunyai sifat yang berbeda dengan
jasad. Hal ini dikarenakan ruh dari Allah, meskipun ia
tidak sama dengan zat Allah.
• Menurut Al Ghozali, ruh ini merupakan latifah (sesuatu
yang halus) yang bersifat ruhani. Ia dapat berfikir,
mengingat, mengeatahui dan sebagainya. Ia sebagai
penggerak bagi keberadaan jasad, dan sifatnya ghaib.
• Dilihat dari fitrahnya ruh itu:
• Multi dimensi yang tidak dibatasi ruang dan waktu.
• Ruh hidup sebelum tubuh manusia ada.
• Kematian tubuh bukan kematian ruh.
• Ruh masuk pada tubuh manusia ketika tubuh tersebut
siap menerimanya (empat bulan dalam kandungan).
• Ketika ruh masuk ke dalam jasad manusia, maka ruh
berubah nama menjadi al nafs (gabungan ruh dan
jasad).
Bagaimana karakteristik dari ruh?
• Para prinsipnya ruh memiliki natur yang baik
dan bersifat ketuhanan (ilahiyah).
• Merupakan substansi samawi dan alamnya
berada dalam alam ruhani.
• Ruh hidup melalui zatnya sendiri dan tidak
butuh makanan minuman serta kebutuhan
jasmani lainnya.
Ruh dapat dibedakan menjadi dua bagian:
1. Al-Munazzalah, ruh yang berhubungan dengan zatnya sendiri. Ada pun gambaran
dari ruh Al-Munazzalah ini antara lain:
• Berkaitan dengan esensi ruh asli yang diberikan secara langsung dari Allah kepada
manusia.
• Esensi dari ruh ini tidak berubah, sebab jika ia berubah maka eksistensi manusia
berubah.
• Ruh ini diciptakan di alam ruh.
• Ruh ini sebelum tubuh manusia ada sehingga sifatnya ghaib.
• Ruh ini ada sebagai fitrah asal yang menjadi hakikat (esensi) struktur manusia.
• Fungsi ruh ini berguna untuk memberikan motivasi dna menjadikan dinamisasi
tingkah laku.
• Ruh ini membimbing kehidupan spiritual nafsani manusia.
• Ruh ini memotivasi kehidupan nafsani untuk pancaran nur Ilahi.
• Wujud ruh Al-Munazzalah adalah Al Amahah, yaitu titipan atau kepercayaan Allah
yang dibebankan kepada manusia untuk menjadi hamba dan khalifah di muka
bumi.
2. Al-Ghozali, ruh yang berhubungan dengan
badan jasmani. Ruh Al-Ghozali inilah yang
disebut dengan nafs, dan nafs inilah yang
menjadi komponen substansi nafsani manusia.
3. Substansi Nafsani

• Nafs dalam substansi nafsani ini merupakan substansi psikofisik


manusia. Bagaimana karakteristik dari Nafs dalam sistem nafsani?
• Nafs memiliki natur gabungan antara natur ruh dan jasad.
• Nafs merupakan potensi jasad-ruhani (psikofisik) manusia yang ada
sejak manusia siap menerimanya.
• Potensi-potensi psikofisik ini bersifat potensial, yang dapat
diaktualisasikan jika manusia mengupayakannya.
• Setiap komponen yang ada dalam nafs memiliki daya laten yang
dapat menggerakkan tingkah laku.
• Aktualisasi dari nafs membentuk kepribadian, yang
perkembangannya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Setiap komponen yang ada dalam nafs memiliki
daya-daya laten yang dapat menggerakkan
tingkah laku
Aktualisasi dari nafs membentuk kepribadian
yang perkembangannya dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal
Substansi nafs/Al Gharizah ini dapat dibedakan
menjadi 3 bagian
Komponen yang berhubungan
Qalb dengan rasa atau emosi

Komponen yang berhubungan


Akal dengan cipta atau kognisi

Nafsu Komponen yang berhubungan


dengan karsa atau konasi
Qalbu Akal Nafsu
1. Berkedudukan di
1. Berkududukan di otak perut dan alat
1. Berkedudukan di
2. Berdaya cipta kelamin
jantung
(kognisi) 2. Berdaya karsa
2. Berdaya rasa (emosi)
3. Mengikuti natur ruh (konasi)
3. Mengikuti natur ruh
dan jasad yang 3. Mengikuti natur
yang ilahiyah
insaniyah jasad yang
4. Potensi bersifat cita
4. Potensi bersifat hewaniyah
rasa dan intuitif
argumentatif dan 4. Potensi yang bersifat
5. Berkedudukan pada
logis inderawi
alam supra
5. Berkedudukan pada 5. Berkedudukan pada
kesadaran manusia
alam kesadaran alam bawah
6. Apabila
manusia sadar/pra sadar
mendominasi jiwa
6. Apabila mendominasi 6. Apabila
manusia, maka
jiwa manusia, maka mendominasi jiwa
menimbulkan
menimbulkan manusia, maka akan
kepribadian yang
kepribadian yang menimbulkan
muthmainnah
lawammah kepribadian yang
ammarah
Dinamika Subsistem Nafsani Dalam
Membentuk Kepribadian
Ihsan
Kepribadian Islam
Qalbu Muthmainnah Iman

Sosialitas
Nafsani Akal Kepribadian Motalitas
lawammah Rasional

Nafsu Kepribadian Produktif


Ammaroh Kreatif
Konsumtif
Karakteristik Kepribadian
1. Kepribadian Muthmainnah
• Dapat meninggalkan sifat dan perilaku tercela dan menumbuhkan sifat-sifat
perilaku yang baik
• Dapat membentuk enam kompetensi keimanan, lima kompetensi
keislaman dan kompetensi keihsanan

2. Kepribadian Lawwamah
• Masih suka melakukan perbuatan-perbuatan tercela, namun kemudian
mencela perbuatannya dan berusaha memperbaikinya dan bertaubat

3. Kepribadian Ammaroh
• Cenderung mengejar prinsip kenikmatan
• Selalu mengikuti syahwat sehingga menginginkan birahi, kesukaan diri,
ingin tahu urusan orang lain, suka campur tangan urusan orang lain
• Selalu mengikuti daya ghodob sehingga menimbulkan sifat tamak, serakah,
mencekal, berkelahi, ingin menguasai orang lain, keras kepala, angkuh dan
sebagainya
Kepribadian Manusia
• Menurut Usman Najati (dalam Suparlan,
2011), pola kepribadian manusia berdasarkan
al-Qur'an, dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kepribadian Orang Beriman (Mu'minun)
2. Kepribadian Orang Kafir (Kafirun)
3. Kepribadian Orang Munafik (Munafiqun)
Kepribadian Orang Beriman
(Mu'minun)
• Kepribadian orang beriman akan dapat
tercapai bila diawali dengan percaya pada
rukun iman yang terdiri atas iman kepada
Allah swt., iman kepada para malaikat-Nya,
iman kepada Kitab-kitab Nya, iman kepada
para rasul-Nya, percaya pada Hari Akhir, dan
percayapadaketentuan Allah (qadlalqadar).
Kepribadian Orang Kafir (Kafirun)

• Ciri-ciri orang kafir yang diungkapkan dalam al-Qur'an


antara lain: Suka putus asa, tidak menikmati kedamaian
dan ketenteraman dalam kehidupannya, tidak percaya pada
rukun iman yang selama ini menjadi pedoman keyakinan
umat Islam, tidak mau mendengar dan berpikir tentang
kebenaran yang diyakini kaum Muslimin, sering tidak setia
pada .janji, bersikap sombong, suka dengki, cenderung
memusuhi orang-orang beriman, suka kehidupan hedonis
atau kehidupan yang berlandaskan hal-hal bersifat matelial.
Tujuan hidup mereka hanya kesuksesan duniawi, sehingga
sering kali berakibat ketidakseimbangan pada kepribadian.
Mereka pun tertutup pada pengetahuan ketauhidan.
Kepribadian Orang Munafik
(Munafiqun)
• Munafik adalah segolongan orang yang
berkepribadian sangat lemah dan bimbang. Di
antara sifat atau watak orang munafik yang
tergambar dalam al-Qur'a antara lain: Mereka
"lupa" dan menuhankan sesuatu atau seseorang
selain Allah Swt. Dalam berbicara mereka suka
berdusta, mereka menutup pendengaran,
penglihatan, dan perasaannya dari kebenaran.
Orang-orang munafik ialah kelompok manusia
dengan kepribadian yang lemah, peragu, dan
tidak rnempunyai sikap yang tegas dalam
masalah keimanan.
Daftar Pustaka

Mukhlis & Lestari, Yuliana, Intan. (2011).


Psikologi Islam. Pekanbaru: Al-Mujtahadah
Press.
Suparlan. (2011). Psikologi dan Kepribadian
Persfektif Al.Quran. Jurnal Humanika. Vol.
XI, No.I, hal. 1-14.

Anda mungkin juga menyukai