OLEH :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
Rahmat dan Karunia –Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul ‘Belajar dan
Pembelajaran’ dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas akademik belajar dan semata-mata hanya untuk menambah pengetahuan. Adapun topik
yang dibahas di dalam makalah ini adalah teori belajar menurut Robert M. Gagne. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam penyususnan
makalah ini. `
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah masih ini jauh dari kata
sempurna, hal itu dikarenakan oleh keterbatasan yang ada. Sehingga kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, demi perbaikan
penyusunan makalah ini. Kiranya makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi
kehidupan kita semua. Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan..................................................................................................... 1
D. Manfaat Pembahasan................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan....................................................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan proses di mana seseorang dari tidak tahu menjadi tahu. Proses
belajar ini dimulai sejak manusia masih bayi sampai sepanjang usianya. Kapasitas
manusia untuk belajar, terutama tentang bagaimana proses belajar terjadi pada manusia
mempunyai sejarah panjang dan telah menghasilkan beragam teori. Teori adalah
seperangkat asas tentang kejadian-kejadian yang di dalamnya memuat ide, konsep,
prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya.
Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun
terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefinisikan sebagai integrasi
prinsip-prinsip yang menuntun untuk merancang kondisi demi tercapainya tujuan
pendidikan. Salah satu teori belajar yang terkenal adalah teori belajar behavioristik atau
sering disebut teori perilaku. Seorang guru dikatakan kompeten bila Ia memiliki pola
kriteria yang dapat dipergunakan untuk memilih cara-cara yang tepat di dalam
menyajikan pengalaman belajar mengajar, semua itu hanya akan diperoleh jika guru
menguasai teori belajar. Oleh karena itu dengan adanya teori belajar akan memberikan
kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
D. Manfaat Pembahasan
Manfaat pembahasan dalam makalah ini yaitu, untuk memberikan pemahaman
kepada pembaca dalam memahami teori belajar, agar pembaca dapat mengetahui jenis-
jenis teori belajar yang ada, serta agar pembaca dapat mengetahui serta memahami teori
belajar menurut Robert M. Gagne.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Robert Mills Gagne adalah seorang ilmuwan psikologi yang lahir di Andover
Utara,Massachusettspada 21 Agustus 1916 dan meninggal pada 28 April 2002. Tahun
1937 Gagne memperoleh gelar A.B. dari Yale University dan tahun 1940 memperoleh
gelar Ph.D. dari Brown University dalam bidang psikologi. Beliau adalah seorang
professor dalam bidang psikologi dan psikologi pendidikan di Connecticut College for
women(1940–1949, Penn State University dari tahun 1945-1946, serta professor di
Tallahasse, Florida State University mulai tahun 1969. Antara tahun 1949-1958, Gagne
menjadi Direktur Perceptual and Motor Skills Laboratory US Air Force. Pada waktu inilah
dia mulai mengembangkan teori “Conditions of Learning” yang mengarah pada hubungan
tujuan pembelajaran dan kesesuaiannya dengan desain pengajaran. Teori ini
dipublikasikan pada tahun 1965.
Gagne merupakan seorang tokoh psikologi yang mengembangkan teori belajar dan
pengajaran.Walaupun pada awal karirnya, dia adalah seorang behaviorist, namun
belakangan dia memusatkan perhatian pada pengaruh pemrosesan informasi terhadap
belajar dan memori.Dia juga dikenal sebagai seorang psikolog eksperimental yang
berkonsentrasi pada belajar dan pengajaran.Kontribusi besar Gagne dalam pengembangan
pengajaran adalah tulisan-tulisannya tentang: Instructional Systems Design, The Condition
of Learning (1965), dan Principles of Instructional Design (Gagne). Ketiga karyanya
tersebut telah mendominasi bagaimana melaksanakan pengajaran untuk berbagai topik
pelajaran di sekolah. Karyanya tentang The condition of Learning, merupakan tulisan yang
dibuatnya ketika melaksanakan latihan militer di Angkatan Udara Amerika.
Robert M. Gagne adalah seorang ahli psikologi yang banyak melakukan penelitian
mengenai fase-fase belajar, tipe-tipe kegiatan belajar, dan hirarki belajar. Dalam
penelitiannya ia banyak menggunakan materi matematika sebagai medium untuk
mengujipenerapan teorinya (Depdiknas, 2005:13).
2
Sebagaimana tokoh-tokoh lainnya dalam psikologi pembelajaran, Gagne
berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang
paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Lingkungan indiviu
seseorang meliputi lingkungan rumah, geografis, sekolah, dan berbagai lingkungan
sosial. Berbagai lingkungan itulah yang akan menentukan apa yang akan dipelajari oleh
seseorang dan selanjutnya akan menentukan akan menjadi apa ia nantinya.
Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu
bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan
mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan,
perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut
bersifat menetap meskipun hanya sementara.
Menurut Gagne belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek tak
langsung. objek tak langsung antara lain kemampuan menyelidiki, kemampuan
memecahkan masalah, ketekunan, ketelitian, disiplin diri, bersikap positif terhadap
matematika. Sedangkan objek tak langsung berupa fakta, keterampilan, konsep, dan
prinsip.
1. Fakta
2. Ketrampilan
3
3. Konsep
4. Prinsip
Prinsip adalah pernyataan yang memuat hubungan antara dua konsep atau lebih.
Prinsip merupakan yang paling abstrak dari objek matematika yang berupa sifat
atau teorema. Contohnya, teorema Pytagoras yaitu kuadrat hipotenusa pada segitiga
siku-siku sama dengan jumlah kuadrat dari dua sisi yang lain. Untuk mengerti
teorema Pytagoras harus mengetahui konsep segitiga siku-siku, sudut dan sisi.
Seorang siswa dinyatakan telah memahami prinsip jika ia dapat mengingat aturan,
rumus, atau teorema yang ada; dapat mengenal dan memahami konsep-konsep yang
ada pada prinsip tersebut; serta dapat menggunakannya pada situasi yang tepat.
Beberapa ucapan kasar untuk mempermalukan, siswa yang gelisah pada saat
pelajaran matematika mungkin karena kondisi tidak suka matematika pada orang
itu. Belajar isyarat sukar dikontrol oleh siswa dan dapat mempunyai pengalaman
yang pantas dipertimbangkan pada tindakannya. konsekuensinya, seorang guru
matematika, seharusnya mencoba membangkitkan stimulus yang tidak dikondisikan
yang akan menimbulkan perasaan senang pada siswa dan berharap mereka akan
mengasosiasikan beberapa perasaan senang dengan isyarat netral pada pelajaran
matematika. Apabila perlakuan yang disenangi membangkitkan hal-hal positif,
stimulus yang tidak diharapkan mungkin gagal menimbulkan asosiasi keinginan
4
positif dengan isyarat netral, kecerobohan menimbulkan stimulus negatif, pada satu
waktu akan merusak keinginan siswa untuk mempelajari pelajaran yang diajarkan.
Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini adalah faktor
penguatan (reinforcement). Waktu antara stimulus pertama dan berikutnya amat
penting. Makin singkat jarak S-R dengan S-R berikutnya, semakin kuat
penguatannya. Kemampuan tidak diperoleh dengan tiba-tiba, akan tetapi melalui
latihan-latihan. Respon dapat diatur dan dikuasai. Respon bersifat spesifik, tidak
umum, dan kabur. Respon diperkuat dengan adanya imbalan atau reward. Sering
gerakan motoris merupakan komponen penting dalam respon itu.
Tipe belajar ini masih mengandung asosiasi yang kebanyakan berkaitan dengan
keterampilan motorik. Chaining ini terjadi bila terbentuk hubungan antara beberapa
S-R, oleh sebab yang satu terjadi segera setelah yang satu lagi, jadi berdasarkan
”contiguity”. Kondisi yang diperlukan bagi berlangsungnya tipe balajar ini antara
lain, secara internal anak didik sudah harus terkuasai sejumlah satuan satuan pola
S-R, baik psikomotorik maupun verbal. Selain itu prinsip kesinambungan,
pengulangan, dan reinforcement tetap penting bagi berlangsungnya proses chaining.
Ada dua karakteristik dari belajar stimulus respon dan belajar rangkaian dalam
pengajaran Matematika yaitu siswa tidak dapat menyempurnakan rangkaian
stimulus respon apabila tidak menguasai salah satu keterampilan dari rangkaian
tersebut, dan belajar stimulus respon dan rangkaian diafasilitasi dengan cara
memberikan penguatan bagi tingkah laku yang diinginkan. Meskipun memberi
hukuman dapat digunakan untuk meningkatkan belajar stimulus respon, tetapi hal
tersebut dapat berakibat negatif terhadap emosi, sikap, dan motivasi belajar.
5
antara suatu objek dengan namanya yang melibatkan belajar rangkaian stimulus
respon dari tampilan objek dengan karakteristiknya dan stimulus respon dari
pengamatan terhadap suatu objek dan memberikan tanggapan dengan menyebutkan
namanya.
6
Dalam belajar konsep, tipe-tipe sederhana belajar dari prasyarat harus
dilibatkan. Penambahan beberapa konsep yang spesifik harus diikutkan dengan
prasyarat rangkaian stimulus respon, asosiasi verbal yag cocok, dan diskriminasi
dari karakteristik yang berbeda . Sebagai contoh, tahap pertama belajar konsep
lingkaran mungkin belajar mengucapkan kata lingkaran sebagai suatu
membangkitkan sendiri hubungan stimulus respon, sehingga siswa dapat
mengulangi kata. Kemudian siswa belajar untuk mengenali beberapa objek berbeda
sebagai lingkaran melalui belajar asosiasi verbal individu. Selanjutnya siswa
mungkin belajar membedakan antara lingkaran dan objek lingkaran lain seperti dan
lingkaran. Hal tersebut penting bagi siswa untuk menyatakan lingkaran dalam
variasi yang luas. Situasi representatif sehingga mereka belajar untuk mengenal
lingkaran. Ketika siswa secara spontan mengidentifikasi lingkaran dalam konteks
yang lain, mereka telah memahami konsep lingkaran. Kemampuan membuat
generalisasi konsep kedalam situasi yang baru merupakan Kemampuan yang
membedakan belajar konsep dengan bentuk belajar lain. Ketika siswa telah
mempelajari suatu konsep, siswa tidak membutuhkan waktu lama untuk
mengidentifikasi dan memberikan respon terhadap hal baru dari suatu konsep,
sebagai akibatnya cara untuk menunjukkan bahwa suatu konsep telah dipelajari
adalah siswa dapat membuat generalisasi konsep kedalam situasi yang lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan suatu konsep baru kepada
siswa:
7
Aturan terdiri dari sekumpulan konsep. Aturan mungkin mempunyai tipe
berbeda dan tingkat kesulitan yang berbeda. Beberapa aturan adalah definisi dan
mungkin dianggap sebagai konsep terdefinisi.
Tipe belajar ini menurut Gagne merupakan tipe belajar yang paling kompleks,
karena di dalamnya terkait tipe-tipe belajar yang lain, terutama penggunaan aturan-
aturan yang disertai proses analisis dan penarikan kesimpulan. Pada tingkat ini
siswa belajar merumuskan memecahkan masalah, memberikan respon terhadap
ransangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematik. Tipe
belajar ini memerlukan proses penalaran yang kadang-kadang memerlukan waktu
yang lama, tetapi dengan tipe belajar ini kemampuan penalaran siswa dapat
berkembang. Dengan demikian poses belajar yang tertinggi ini hanya mungkin
dapat berlangsung apabila proses belajar fundamental lainnya telah dimiliki dan
dikuasai.
8
Kriteria suatu pemecahan masalah adalah siswa belum pernah sebelumnya
menyelesaikan masalah khusus tersebut,walaupun mungkin telah dipecahkan
sebelumnya oleh banyak orang. sebagai contoh pemecahan masalah, siswa yang
belum pernah sebelumnya belajar rumus kuadrat, menurunkan rumusnya untuk
menentukan penyelesaian umum persamaan ax2 + bx + c = 0. Siswa akan memilih
keterampilan melengkapkan kuadrat tiga suku dan menerapkan keterampilan dalam
cara yang tepat untuk menurunkan rumus kuadrat, dengan melaksanakan petunjuk
dari guru.
E. Fase-Fase Belajar
Fase-fase belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. Menurut Gagne, ada 4 buah fase
dalam proses belajar, yaitu:
Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang belajar. Ini ada beberapa
langkah. Pertama timbulnya perhatian, kemudian penerimaan, dan terakhir adalah
pencatatan (dicatat dalam jiwa tentang apa yang sudah diterimanya).
Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum. Orang
yang telah belajar akan dapat dibuktikannya dengan memperlihatkan adanya
perubahan pada kemampuan atau sikapnya.
Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat
digunakan bila diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan kenangan.
9
4. Fase pengungkapan kembali (Retrieval phase)
Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dsalam ingatan) dengan maksud
untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita akan
menggunakan apa yang disimpan, maka kita harus mengeluarkannya dari tempat
penyimpanan tersebut, dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali.
Fase ini meliputi penyadaran akan apa yang telah dipelajari dan dimiliki, serta
mengungkapkannya dengan kata-kata (verbal) apa yang telah dimiliki tidak
berubah-ubah.
Menurut Gagne, fase pertama dan kedua merupakan stimulus, dimana terjadinya
proses belajar,sedangkan pada fase ketiga dan keempat merupakan hasil belajar.
F. Hasil-Hasil Belajar
Setelah selesai belajar, penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan (capabilities). Kemampuan-kemampuan tersebut dibedakan
berdasarkan atas kondisi mencapai kemampuan tersebut berbeda-beda. Ada lima
kemampuan (kapabilitas) sebagai hasil belajar yang diberikan Gagne yaitu :
1) Informasi Verbal.
2) Keterampilan intelektual.
3) Strategi kognitif.
10
digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian,
belajar, mengingat dan berpikir. Beberapa strategi kogniti adalah strategi
menghafal, strategi menghafal, strategi elaborasi, strategi pengaturan, strategi
metakognitif, dan strategi afektif.
4) Sikap-sikap.
5) Keterampilan-keterampilan motorik.
G. Kejadian-kejadian Instruksi
Mengajar dapat kita pandang sebagai usaha mengontrol kondosi eksternal. Kondisi
eksternal merupakan satu bagian dari proses belaajar, namun termasuk tugas guru
dalam mengajar. Menurut Gagne mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian
tertentu yang dikenal dengan ”Nine Instruction events” yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
https://iwanlukman.blogspot.com/2018/04/teori-belajar-gagne.html
http://saidangsaid.blogspot.com/
https://adityanursasongko.wordpress.com/2015/10/23/profil-singkat-gagne/
14