Nim : 220203501028
Mereviw
KELOMPOK I
A. Pengertian Belajar
Pengertian belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu
untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi
yang telah dipelajari. Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas
psikis yang dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara
sebelum dan sesudah belajar. Arti belajar adalah suatu proses perubahan
kepribadian seseorang dimana perubahaan tersebut dalam bentuk peningkatan
kualitas perilaku, seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir,
pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar adalah adanya perubahan yang
terjadi secara sadar, dimana tingkah laku seseorang menjadi lebih baik, dan sifatnya
menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Setidaknya ada delapan jenis
belajar yang dilakukan oleh manusia. Adapun beberapa jenis belajar adalah sebagai
berikut:
Menurut Sadirman (2011: 26-28), secara umum ada tiga tujuan belajar, yaitu:
Untuk Memperoleh Pengetahuan
Hasil dari kegiatan belajar dapat ditandai dengan meningkatnya kemampuan
berpikir seseorang. Jadi, selain memiliki pengetahuan baru, proses belajar juga
akan membuat kemampuan berpikir seseorang menjadi lebih baik.
Menanamkan Konsep dan Keterampilan
Keterampilan yang dimiliki setiap individu adalah melalui proses belajar.
Penanaman konsep membutuhkan keterampilan, baik itu keterampilan jasmani
maupun rohani.Dalam hal ini, keterampilan jasmani adalah kemampuan
individu dalam penampilan dan gerakan yang dapat diamati. Keterampilan ini
berhubungan dengan hal teknis atau pengulangan.
Membentuk Sikap
Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap seseorang. Dalam hal ini,
pembentukan sikap mental peserta didik akan sangat berhubungan dengan
penanaman nilai-nilai sehingga menumbuhkan kesadaran di dalam dirinya.
Dalam proses menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi anak didik,
seorang guru harus melakukan pendekatan yang bijak dan hati-hati.
1. Belajar rasional, yaitu proses belajar menggunakan kemampuan berpikir
sesuai dengan akal sehat (logis dan rasional) untuk memecahkan masalah.
2. Belajar abstrak, yaitu proses belajar menggunakan berbagai cara berpikir
abstrak untuk memecahkan masalah yang tidak nyata.
3. Belajar keterampilan, yaitu proses belajar menggunakan kemampuan gerak
motorik dengan otot dan urat syaraf untuk menguasai keterampilan
jasmaniah tertentu.
4. Belajar sosial, yaitu proses belajar memahami berbagai masalah dan cara
penyelesaian masalah tersebut. Misalnya masalah keluarga, persahabatan,
organisasi, dan lainnya yang berhubungan dengan masyarakat.
5. Belajar kebiasaan, yaitu proses pembentukan atau perbaikan kebiasaan ke
arah yang lebih baik agar individu memiliki sikap dan kebiasaan yang lebih
positif sesuai dengan kebutuhan (kontekstual).
6. Belajar pemecahan masalah, yaitu belajar berpikir sistematis, teratur, dan
teliti atau menggunakan berbagai metode ilmiah dalam menyelesaikan suatu
masalah.
B. Pengetian Pembelajaran
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata
dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi
“pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat
berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang
mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam
konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan
(aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik.
Penting untuk dicatat bahwa pembelajaran bukan hanya tentang menghafal
fakta atau informasi, tetapi juga tentang pengembangan pemahaman yang
mendalam, keterampilan praktis, dan kemampuan untuk berpikir secara kritis
dan kreatif. Pembelajaran yang efektif menciptakan perubahan berkelanjutan
dalam pengetahuan, sikap, dan perilaku peserta didik, membantu mereka untuk
menghadapi tantangan dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
MEREVIW
KELOMPOK III
D. Jenis-jenis Permodelan
Jenis–jenis permodelan:
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau alasan. Motif
merupakan tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau
suatu tenaga di dalam diri manusia, yang menyebabkan manusia bertindak atau
melakukan sesuatu. Motivasi merupakan tenaga pendorong yang mendorong
manusia untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri seseorang yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Sedangkan motivasi belajar adalah “Keseluruhan daya penggerak psikis di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai
suatu tujuan.
G. Teori Harapan
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And
Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “Teori
Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari
yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa
tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya,
apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya
terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya
mendapatkannya. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil
dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan
bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu.
Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan
tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan
berupaya mendapatkannya. Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana,
teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan
harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan
akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu.
Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis,
motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
KELOMPOK V
A. Pengertian Pendekatan
Pembelajaran Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang
salah satu artinya adalah “Pendekatan”. Dalam pengajaran, approach diartikan
sebagai a way of beginning something ‘cara memulai sesuatu’. Karena itu,
pengertian pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Dan lebih
luas lagi, pendekatan berarti seperangkat asumsi mengenai cara belajar-
mengajar. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
B. Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran
Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :
1. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode
pembelajaran yang akan digunakan.
2. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
4. Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul, dan
5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.
C. Macam-Macam Pendekatan dalam Pembelajaran
➢ Pendekatan Kontekstual / Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (US Departement of Education, 2001).
Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya,
dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa
akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya
nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri
yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan
siswa akan berusaha untuk menggapinya.
➢ Pendekatan Kontruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam
menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri
siswa yang didasarkan pada pengetahuan. Dalam pendekatan
konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembibimbing dan pengajar
dalam kegiatan pembelajaran.
➢ Pendekatan Deduktif – Induktif
a. Pendekatan Deduktif
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering disebut
pembelajaran tradisional yaitu guru memulai dengan teori-teori dan
meningkat ke penerapan teori. Dalam bidang ilmu sains dijumpai upaya
mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka
pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit
memperhatikan pengetahuan utama siswa, dan kurang atau tidak
mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Dalam pendekatan deduktif
menjelaskan hal yang berbentuk teoritis kebentuk realitas atau
menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus. Disini
guru menjelaskan teori-teori yang telah ditemukan para ahli, kemudian
menjabarkan kenyataan yang terjadi atau mengambil contoh-contoh.
b. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik
kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut
sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi
umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula
dari keadaan khusus menuju keadaan umum. Sedangkan menurut Yamin
(2008:89) menyatakan bahwa: Pendekatan induktif dimulai dengan
pemberian kasus, fakta, contoh, atau sebab yang mencerminkan suatu
konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing untuk berusaha keras
mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari
pelajaran tersebut.
➢ Pendekatan Konsep dan Proses
Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik
meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan
konsep (miskonsepsi).. Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh
dari pengamatan dan pengalaman. Pendekatan Konsep merupakan suatu
pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa
memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep
itu diperoleh.
Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses
penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan
proses. Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada
proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan
benarbenar menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya
pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor
peserta didik.
D. Pengertian Model Pembelajaran
Model Pembelajaran adalah contoh pola atau struktur pembelajaran siswa
yang didesain, diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pengertian lain Model Pembelajaran
adalah suatu contoh bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran
terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun
secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis,
sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung.
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pengertian pembelajaran berdasarkan masalah pembelajaran berdasarkan
masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir
tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi
yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri
tentang dunia sosial dan sekitarnya.
MEREVIW
KELOMPOK VII
MENDEKSPRESIKAN PENGERTIAN TEORI BELAJAR
KONSTRUKTIVISME
• Peran guru
Guru membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru
dituntut memahami jalan pikiran siswa dalam belajar. Guru tidak dapat
mengeklaim bahwa satusatunya cara yang tepat adalah sama dan sesuai
dengan kemauannya.
• Sarana Belajar
Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas
lainnya disediakan untuk membantu pembentukan siswa dalam
mengkonstruksikan pengetahuan sendiri. Siswa diberi kebebasan untuk
mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang
dihadapinya.
• Evaluasi Belajar
Lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan
interpretasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan, serta aktivitas-aktivitas
lain yang didasarkan pada pengelaman.
E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Kontruktivisme
1. Kelebihan Teori Belajar Konstruktivistik
Teori Konstruktivistik memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
• Dalam Aspek Berfikir yakni pada proses membina pengetahuan baru,
murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menggali ide dan membuat
keputusan;
• Dalam aspek kefahaman seorang murid terlibat secara langsung dalam
mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan mampu
mengapliksikannya dalam semua situasi;
2. Kekurangan Teori Belajar Konstruktivistik
Teori belajar konstuktivisme memiliki kekurangan atau kelemahan yakni:
• Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil
konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi sesuai dengan kaidah ilmu
pengetahuan sehingga menyebabkan miskonsepsi;
• Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri,
hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan
penanganan yang berbeda-beda;
F. Hakikat Teori Belajar Kontruktivisme
Dalam belajar sesuatu peserta didik telah mempunyai prakonsep
berdasarkan pengalaman yang telah di perolehnya. Untuk itu, guru perlu
mencermati prakonsep ini dalam menanamkan konsep-konsep baru. Apabila
prakonsep ini tidak diperhatikan, kemungkinan akan terjadi miskonsepsi atau
konsep yang salah. Apabila peserta didik mempunyai miskonsepsi yang tidak
dikoreksi atau dibiarkan, maka akan menyulitkan peserta didik untuk belajar
sesuatu secara benar.
Dalam menerapkan teori kontruktivisme dalam belajar dapat digunakan
model pembelajaran yang melibatkan beberapa tahap, yaitu:
1. Pengenalan
Tahap pengenalan merupakan pemberian hal-hal yang konkrit dan mudah
dengan contoh-contoh sederhana yang terdapat dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Pembelajaran kompetensi
Bila peserta didik telah menguasai kompetensi secara benar, guru dapat
menilai sejauh mana minat, potensi, dan kebutuhan dalam penguasaan
kompetensi dasar.
3. Pemulihan
Penilaian yang dilakukan menunjukkan apakah suatu kompetensi
telah tuntas dikuasai atau belum. Dari hasil penilaian dapat diketahui jenis-
jenis latihan yang perlu diberikan kepada peserta didik sebagai pemulihan,
pendalaman, dan pengayaan.
4. Pendalaman
Perlu dipertegas, bahwa strategi pembelajaran perlu mengikuti kaedah
pedagogik, yaitu pembelajaran diawali dari konkret ke abstrak, dari yang
sederhana ke yang kompleks, dan dari yang mudah ke sulit. Peserta didik
perlu belajar secara aktif dengan berbagai cara untuk mengkontruksi atau
membangun pengetahuannya.