Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN

MEMBUAT ARTIKEL

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. M. Taufik, M.Ag

DISUSUN OLEH :

NURINTAN MARDIKA (200106016)

KELAS : 4A

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022
HAKEKAT BELAJAR DAN FAKTOR-FAKTOR BERPENGRUH

A. Pengertian, Karakteristik dan Hakekat Belajar


Secara etimologis dalam Kamus Bahasa Indonesia, belajar memiliki
arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. 1 Belajar memiliki
pengertian yang sangat luas, sehingga ada banyak sekali pendapat
mengenai pengertian belajar menurut beberapa ahli, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Croanbach memberikan definisi yakni belaja ditunjukkan oleh
perubahan perilaku sebagai hasil perwujudan dari pengalaman
inividu
2. Mouly memberikan pendapat bahwa belajar pada hakekatnya
adalah perubahan tingkah laku seorang akibat adanya
pengalamannya

Dari berbagai pendapat mengenai pengertian belajar di atas,


maka dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah suatu aktivitas sadar
yang dilakukan oleh individu melalui latihan maupun pengalaman
yang menghasilkan perubahan tingkah laku seseorang berkat
pengalaman dan latihan.

Karakteristik belajar

1. Perubahan terjadi secara wajar. Seseorang yang belajar akan


menyadari terjadinya perubahan, atau sekurang-kurangnya ia
merasakan telah terjadi suatu perubahan dalam dirinya.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Sebagai


hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung
secara berkesinambungan, tidak statis.

1
Indonesia. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktiv. Dalam perbuatan
belajar, perubahan-perubahan senantiasa bertambah dan tertuju untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang


bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja
dan tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar
seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan sebagainya.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Perubahan tingkah


laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang


diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar, meliputi
perubahan keseluruhan tingkah laku jika seseorang belajar sesuatu.

Hakekat belajar, hakekat belajar dan pembelajaran perlu dipelajari


secara mendalam untuk mengetahui batasan-batasan dari masing-
masing istilah tersebut. Belajar merupakan suatu aktifitas sadar yang
dilakukan oleh individu melalui latihan maupun pengalaman yang
menghasilkan perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. Selain mengetahui hakekat belajar
komponen-komponen yang berada didalamnya seperti ciri-ciri belajar,
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dan prinsip-prinsip belajar
menjadi penting untuk dikaji. 2

B. Jenis, Proses dan Ciri Perilaku Belajar


Jenis-jenis belajar yang diuraikan dalam pembahasan berikut ini
merupakan penggabungan dari pendapat ketiga ahli di atas. Walaupun
begitu, dari pendapat ketiga para ahli di atas, ada jenis-jenis belajar
tertentu yang tidak dibahas dalam kesempatan ini, dengan pertimbangan
sifat buku yang dibahas. Oleh karena itu, jenis-jenis belajar yang diuraikan

2
Silviana Nur Faizah,Hakikat belajar dan pembelajaran,Jurnal pendidikan Guru madrasah
ibtidaiyah:Vol ,No2,2017.
berikut ini menyangkut masalah belajar arti kata-kata, belajar kognitif,
belajar menghafal, belajar teoritis, belajar kaedah, belajar
konsef/pengertian, belajar keterampilan motorik, dan belajar estetik. Untuk
jelasnya ikutilah uraian berikut.
1) Belajar arti kata-kata
Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai
menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
Pada mulanya suatu kata sudah dikenal, tetapi belum tahu artinya.
Misalnya, pada anak kecil, dia sudah mengetahui kata “kucing”
atau “anjing”, tetapi dia belum mengetahui bendanya, yaitu
binatang yang disebutkan dengan kata itu.
2) Belajar Kognitif
Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan
masalah mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri
seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang
merupakan sesuatu bersifat mental. Gagasan atau tanggapan
tentang objek-objek yang dilihat itu dituangkan dalam kata-kata
atau kalimat yang disampaikan kepada orang yang mendengarkan
ceritanya.
3) Belajar Menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi
verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan
{diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli,
dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila
diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.
4) Belajar Teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data
dan fakta {pengetahuan} dalam suatu kerangka organisasi mental,
sehingga dapat difahami dan digunakan untuk memecahkan
problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. Maka,
diciptakan konsep-konsep, relasi-relasi di antara konsep-konsep
dan struktur-struktur hubungan.
5) Belajar Konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang
memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-
objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam
golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang
dalam bentuk. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep
yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang
menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan fisik. Konsep ini
mewakili benda tertentu, seperti meja, kursi, tumbuhan, rumah,
mobil, sepeda motor dan sebagainya. Konsep yang didefinisikan
adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung
menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena
realitas itu tidak berbadan. Hanya dirasakan adanya melalui proses
mental.
6) Belajar Kaidah
Belajar kaidah termasuk dari jenis belajar kemahiran
intelektual. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih
dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang
mereprensikan suatu keteraturan. Orang yang telah mempelajari
suatu kaidah, mampu menghubungkan beberapa konsep. Hal ini
berarti bahwa kaidah merupakan suatu keteraturan yang berlaku
sepanjang masa.
7) Belajar Berpikir
Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang
harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan
reorganisasi dalam pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui
operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta
metode-metode bekerja tertentu.
Telah dipahami belajar adalah berubah. Berubah berarti belajar,
tidak berubah, berarti tidak belajar. Itulah sebabnya hakikat belajar adalah
perubahan. Tetapi tidak semua perubahan berarti belajar. Agar setelah
melakukan kegiatan belajar didapatkan hasil yang efektif dan efesien tentu
saja diperlukan proses belajar tertentu yang dapat melapangkan jalan ke
arah keberhasilan. Maka calon guru/pembimbing seharusnya sudah dapat
menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, ialah prinsip belajar yang dapat
terlaksana dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa
secara individual. Namun demikian marilah kita susun proses belajar itu,
sebagai berikut:
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
intruksional
2. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya
3. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang
kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional
4. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya
5. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery
6. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan instruksional yang harus dicapai
Ciri Khas Perilaku Belajar
1. Ciri Khas Perilaku Belajar, perilaku belajar tidak dapat dipisahkan
dari berbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses,
sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran itu
sendiri. Bagi seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban.
Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung
pada proses belajar yang dialami oleh siswa tersebut.
2. Perwujudan Perilaku budaya belajar, sebagaimana kebudayaan,
maka budaya belajar juga memiliki substansi yang senantiasa
melekat pada kehidupan masyarakat. Substansi budaya belajar
dikategorikan dalam tiga bagian penting, yakni : a) sistem
pengetahuan budaya belajar; b) sistem nilai budaya belajar dan
sistem etos budaya belajar dan ; c) sistem pandangan hidup
mengenai budaya belajar.Sistem pengetahuan budaya belajar yang
dimilki manusia merupakan hasil akumulasi perolehan
pembelajaran sepanjang hidupnya dilingkungannya, baik dalam
lingkungan sosial maupun lingkungan alam. 3

C. Faktor-faktor Berpengaruh dalam Belajar


Proses belajar banyak yang mempengaruhinya, secara umum dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstren,
faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan; faktor fisikologisme yang
meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan,
kesiapan dan faktor kelelahan; maupun faktor yang ada di luar individu itu
sendiri, misalnya: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
masyarakat.faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya,
tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan Yakni, faktor intern dan
faktor ekstren. Adapun faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstren adalah faktor yang
ada di luar individu. 4
1. Faktor Internal yang Mempengaruhi Belajar Peserta Didik
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar.5
 Faktor internal dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor, yaitu:
a) Faktor jasmani

3
Andi taslim, Pendidikan harus dikedepankan sejak dini, diakses dari
http://anditaslim.blogspot.com/2010/05/ciri-khas-perilaku-belajar.html?m=1 pada tanggal 3 April
2022 Pukul 16:14 WITA
4
Samsuri, Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta : Rineka Cipta, 1991), hlm.
54
5
Depdiknas, Kurikulum Sastra Indonesia Respons dan Analisis, (Jakarta: Depdikbud, 2003), hlm.
4-7
Faktor jasmani terdiri dari atas: Faktor kesehatan (sehat berarti
dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau
bebas dari penyakit), Cacat Tubuh (cacat tubuh adalah sesuatu
yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai
tubuh atau badan).
b) Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu
adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan
dan kelelahan. 6
c) Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat
dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuhan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan
untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa
pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk
berkonsentrasi seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja 7
2. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Belajar Peserta Didik
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut
mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua,
sekolah, dan masyarakat.
a) Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal dari orang tua utamanya adalah cara mendidik
orang tua terhadap anaknya.
b) Faktor yang berasal dari sekolah

6
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajawali Press) hlm. 20-21
7
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan, (Jakarta: Raja Frafindo Persada, 2002) hlm. 17-20
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata
pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru
banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang
menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya.
c) Faktor yang berasal dari masyarakat
Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat
bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak.
Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung atau
tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut
mempengaruhi.Selain itu masih terdapat faktor penghambat
prestasi belajar yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar diri
siswa. Faktor dari dalam yaitu kesehatan, kecerdasan, perhatian,
minat dan bakat. Sedangkan faktor dari luar diri siswa yaitu
keluarga , sekolah,disiplin yang diterapkan di sekolah, masyarakat,
lingkungan tetangga, dan aktivitas organisasi. 8

8
Tim Penyusun Buku Sekolah Pendidikan Guru (Jawa Timur: 1989) hlm. 8
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Kurikulum Sastra Indonesia Respons dan Analisis. Jakarta:
Depdikbud.
Faizah, Silviana Nur,Hakikat belajar dan pembelajaran,Jurnal pendidikan Guru
madrasah ibtidaiyah:Vol ,No 2, 2017.
Indonesia. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Samsuri. 1991. Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajawali Press
Suryabrata Sumadi. 2002. Psikologi pendidikan. Jakarta: Raja Frafindo Persada.
Taslim, Andi, Pendidikan harus dikedepankan sejak dini, diakses dari
http://anditaslim.blogspot.com/2010/05/ciri-khas-perilaku-
belajar.html?m=1 pada tanggal 3 April 2022 Pukul 16:14 WITA
Tim Penyusun Buku Sekolah Pendidikan Guru Jawa Timur: 1989

Anda mungkin juga menyukai