Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan topik
pembahasan mengenai Belajar dan Pembelajaran. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dari dosen kami, Ibu Nurhaeda, S.Pd., M.Pd. dalam mata kuliah
belajar dan pembelajaran.
Dalam makalah ini, kami akan merinci berbagai aspek yang berkaitan
dengan belajar dan pembelajaran. Kami akan membahas pengertian dasar dari
kedua konsep ini, serta menggali lebih dalam mengenai bagaimana proses belajar
dan pembelajaran berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kami juga
akan membahas peran teknologi dalam mendukung pembelajaran, metode-metode
pembelajaran yang efektif, dan tantangan-tantangan yang sering dihadapi dalam
proses pembelajaran..
Dalam penyusunan makalah ini, kami merujuk kepada berbagai literatur,
sumber informasi, dan kajian sejarah yang relevan. Kami juga mencoba
menerapkan pemahaman yang kami peroleh dari mata kuliah ini untuk mengulas
secara mendalam mengenai topik yang diberikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan dan
keterbatasan, baik dalam hal konten maupun penulisan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan saran, kritik, dan masukan yang membangun guna
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat dan
memberikan wawasan baru bagi pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara pembelajaran maka yang menjadi sorotan dan orientasi
yang utama tertuju pada kualitas pesertadidik sebagai output dalam proses
pembelajaran. Pemberlajaran khususnya di Indonesia masih dipandang
rendah pola pembelajrannya dibandingkan dengan negara-negara maju,
kita sebut Negara Malaysia yang dulu mereka banyak berguru di
Indonesia, namun saat sekarang Malaysia jauh lebih maju sentor
pembelajarannya di banding Negara kita. Bahkan model dan teori
pembelajaran mereka jauh lebih unggul telah menggunakan model-model
yang variatif dalam proses belajar mengajarnya (Ahdar, 2019).
Proses belajar dan pembelajaran merupakan aspek yang tak
terpisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui proses belajar, individu
memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya. Tidak dapat dipungkiri bahwa tanpa adanya proses belajar,
manusia akan kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap aktivitas
sehari-hari memerlukan pengetahuan yang diperoleh melalui proses
belajar.
Pendidikan, pada dasarnya, berfungsi sebagai sarana untuk
membantu manusia menggali potensi dirinya sehingga mampu
menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Namun,
dalam konteks perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan
dihadapkan pada berbagai tantangan dan hambatan yang perlu diatasi.
Salah satu kendala yang signifikan adalah masalah mutu pendidikan yang
dihadapi di negara ini. Oleh karena itu, penting bagi para pengelola
pendidikan untuk berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dan konsep dasar dari “Belajar” dan “Pembelajaran” ?
2. Seperti apa itu proses belajar?
3. Bagaimana saja teori-teori pembelajaran?
4. Bagaimana sebuah Hakekat pembelajaran?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui definisi dan konsep dasar dari “Belajar” dan
“Pembelajaran”.
2. Untuk mengetahui proses belajar.
3. Untuk mengetahui teori-teori pembelajaran.
4. Untuk mengetahui Hakekat sebuah pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Teori Kognitifisme
3. Teori Kontruktivisme
Konstruktivisme berasal dari kata "konstruksi" yang memiliki arti
"membangun". Ketika diterapkan dalam konteks filsafat pendidikan,
konstruksi diinterpretasikan sebagai usaha untuk membangun kerangka
kehidupan yang berkembang menjadi lebih maju secara budaya.
Teori konstruktivisme mengartikan pembelajaran sebagai sebuah
aktivitas yang sangat aktif, di mana peserta didik secara mandiri
membangun pengetahuannya sendiri. Mereka mencari makna,
mengejar pemahaman tentang materi yang dipelajari, dan
menyimpulkan konsep serta ide-ide baru dengan memanfaatkan
pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka.
4. Teori Humanisme
Teori humanistik memandang tujuan belajar sebagai upaya untuk
mengembangkan potensi manusia secara penuh. Proses pembelajaran
dianggap berhasil jika peserta didik mampu memahami diri mereka
sendiri dan lingkungan sekitarnya. Dalam teori ini, siswa diharapkan
aktif berusaha untuk mencapai aktualisasi diri yang terbaik. Teori
belajar ini berfokus pada pemahaman perilaku belajar dari perspektif
pelaku belajar sendiri, bukan dari sudut pandang pengamat eksternal.
Dalam teori humanistik, pendidikan lebih dari sekadar
penyampaian pengetahuan atau keterampilan; ia juga berperan dalam
membantu individu mengenali, memahami, dan mengembangkan
potensi diri mereka. Teori ini menekankan pentingnya aspek
psikologis, emosional, dan sosial dalam proses pembelajaran.
Salah satu konsep utama dalam teori humanistik adalah "self-
actualization" atau aktualisasi diri, yang mengacu pada usaha individu
untuk mencapai potensi penuh mereka dan menjadi versi terbaik dari
diri mereka sendiri. Pendidik dalam pendekatan ini berperan sebagai
fasilitator yang mendukung perkembangan pribadi dan pertumbuhan
siswa.
Dalam rangka mencapai tujuan belajar yang sesuai dengan teori
humanistik, pendekatan pembelajaran harus menekankan aspek-aspek
seperti pengembangan kepribadian, kreativitas, pemahaman diri, dan
kemampuan untuk beradaptasi dalam berbagai situasi.
Teori humanistik menempatkan penekanan yang sangat besar pada
apa yang dipelajari daripada pada proses belajar itu sendiri. Teori ini
lebih banyak membahas konsep-konsep pendidikan yang bertujuan
untuk membentuk individu sesuai dengan cita-cita yang diinginkan,
serta menciptakan proses belajar yang ideal.
Dengan kata lain, teori humanistik lebih berfokus pada pemahaman
belajar dalam bentuknya yang paling ideal, dibandingkan dengan
analisis proses belajar yang terjadi dalam keadaan sebenarnya, seperti
yang umumnya diperiksa oleh teori-teori belajar lainnya. Dalam
praktiknya, pendekatan belajar yang diusulkan oleh teori humanistik
juga tercermin dalam pendekatan belajar yang diajukan oleh seorang
ahli bernama Ausubel.
Pandangan Ausubel tentang belajar yang berarti atau "Meaningful
Learning," yang juga termasuk dalam aliran kognitif, berpendapat
bahwa belajar melibatkan proses asimilasi makna atau pemahaman
yang mendalam.
Dari pemikiran di atas, terlihat bahwa perbedaan antara pandangan
satu dengan yang lain sering kali hanya muncul karena perbedaan
sudut pandang atau penekanan yang diberikan. Kadang-kadang,
perbedaan ini hanya sebatas dalam penyampaian atau penekanan yang
berbeda. Jadi, berbagai pandangan atau penjelasan yang berbeda
hanyalah variasi dalam pemahaman suatu konsep dari sudut pandang
yang berbeda.
Dengan demikian, pendekatan teori humanistik dengan pendekatan
elektiknya, yang mencoba menggabungkan dan merangkum berbagai
teori belajar dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup manusia,
bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi juga seharusnya dilakukan.
Banyak tokoh terkenal yang menganut pendekatan humanistik, seperti
Kolb dengan konsep "Belajar Empat Tahap," Honey dan Mumford
dengan klasifikasi berbagai jenis peserta didik, Huberman dengan
"Tiga Macam Tipe Belajar," serta Bloom dan Krathwohl dengan
"Taksonomi Bloom."
C. Hakekat Pembelajaran
Istilah "pembelajaran" melibatkan perencanaan dan perancangan
(desain) sebagai upaya untuk mengedukasi siswa. Oleh karena itu, dalam
konteks pembelajaran, peserta didik tidak hanya berinteraksi dengan guru
sebagai satu-satunya sumber pembelajaran, tetapi mungkin juga
berinteraksi dengan berbagai sumber pembelajaran yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Konsep "sistem" adalah
istilah yang memiliki makna yang luas. Contohnya, manusia, organisasi,
mobil, tata surya, semuanya dapat dianggap sebagai sistem. Istilah
"sistem" berasal dari bahasa Yunani "systema," yang berarti suatu
himpunan bagian atau komponen yang berhubungan secara teratur dan
membentuk suatu keseluruhan. Dalam konteks pembelajaran, sistem
merujuk pada kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara
fungsional, dimana masukan diubah menjadi keluaran.
Dengan kata lain, pembelajaran sebagai suatu sistem adalah proses
interaksi antara peserta didik dan pendidik dalam suatu lingkungan belajar
tertentu, yang melibatkan susunan tertentu, dan menghasilkan umpan
balik. Berikut adalah komponen-komponen pembelajaran sebagai suatu
sistem:
2. Proses
Materi: Merupakan materi pelajaran yang digunakan
oleh pengajar dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Materi ini dirancang secara terstruktur sehingga
menciptakan lingkungan yang mendukung peserta didik
dalam proses belajar.
Metode: Ini adalah strategi atau cara yang diterapkan
oleh seorang pendidik saat mengajar kepada peserta
didik. Metode ini digunakan untuk memfasilitasi
pemahaman dan pembelajaran peserta didik.
Media: Merupakan alat bantu yang digunakan oleh
pendidik untuk menyampaikan materi pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Media ini dapat
berupa berbagai alat atau teknologi yang membantu
dalam proses komunikasi dan pemahaman materi
Pelajaran.
3. Output
Peserta didik dengan kompetensi khusus merujuk pada
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yakni mencapai hasil
tertentu setelah menjalani proses belajar. Keberhasilan
pencapaian kompetensi oleh peserta didik dapat dicapai ketika
seluruh komponen pembelajaran sebagai sistem, termasuk
input, proses, output, dan umpan balik, telah tercapai dan
berjalan dengan baik.
4. Feedback
Umpan balik adalah informasi yang diperoleh dari hasil
upaya belajar yang telah dilakukan oleh peserta didik.
Informasi ini berkaitan dengan kemampuan siswa dan guru,
dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keduanya.
Informasi ini mencakup apa yang telah dicapai, bagaimana
hasilnya, serta langkah-langkah yang perlu diambil untuk
perbaikan.
Proses pembelajaran dapat dirancang secara individual oleh
guru untuk mengakomodasi perbedaan siswa. Idealnya,
kegiatan pembelajaran untuk siswa yang memiliki tingkat
pemahaman yang berbeda harus disesuaikan, meskipun
tujuannya sama, karena setiap siswa memiliki karakteristik
unik. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap
berbagai pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran sangat
penting dan tidak dapat diabaikan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada akhir perjalanan penelusuran kami terhadap topik "Belajar
dan Pembelajaran," kami berhasil merangkum definisi dan konsep dasar
yang mendasarinya. Belajar diartikan sebagai suatu proses di mana
individu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman baru
melalui beragam aktivitas yang melibatkan interaksi dengan
lingkungannya. Sementara itu, pembelajaran merujuk pada upaya individu
untuk menggabungkan pengetahuan baru ini dalam pemahaman yang lebih
dalam dan dalam rangka meningkatkan kinerja serta kemampuan di
berbagai aspek kehidupan.
Berbagai teori pembelajaran yang telah kami telaah, seperti
behaviorisme, konstruktivisme, dan kognitivisme, memberikan wawasan
tentang beragam pendekatan dalam memahami bagaimana manusia
belajar. Meskipun pendekatan-pendekatan ini memiliki perbedaan dalam
penekanannya, semuanya memberikan kontribusi penting dalam
memperdalam pemahaman kita terhadap proses belajar dan pengajaran.
Dalam intinya, pembelajaran adalah tentang pengembangan individu, di
mana individu menggabungkan, menyesuaikan, dan menerapkan
pengetahuan baru dalam kehidupan sehari-hari mereka.
B. SARAN
Disarankan untuk tetap terbuka terhadap pengalaman baru dalam
kehidupan, aktif mencari peluang untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan, dan bijak dalam mengintegrasikan teknologi dalam proses
pembelajaran. Selain itu, dianjurkan untuk menjaga semangat
pembelajaran yang berkelanjutan, berkomitmen untuk terus
mengembangkan diri, dan mencari dukungan dari komunitas pembelajaran
yang dapat memberikan inspirasi dan dorongan positif. Terakhir, mari
hadapi dengan percaya diri setiap tantangan dalam proses pembelajaran,
karena sering kali itulah kesempatan terbaik untuk belajar dan tumbuh
secara mendalam.