MIDDLE TEST
belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca,mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar
itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.
Pembelajaran adalah bagian dari mengajar yaitu proses atau cara di mana seseorang guru
memberikan materinya kepada muridnya
Perbedaan dari ketiga istilah ini bisa dilihat dari pengertian,pelakunya,kegiatan yang dilakukan,peran pelaku,dll.
Mengajar adalah proses pemberian pengetahuan atau pengalaman baik dari cara membimbing,
menjelaskan, memberikan nasehat dan lain-lain. dari pengertian tersebut.
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar
dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru. Disamping itu ada beberapa difinisi lain,
yang dirumuskan secara rinci dan tampak bertingkat.
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada siswa. Menurut pengertian ini berarti tujuan
belajar dari siswa itu hanya sekedar ingin mendapatkan atau menguasai pengetahuan.[5]
Dalam pengertian yang luas, mengajar diartiakn sebagai suatau aktivitas mengorganisasikan atau
mengatur lingkunagn sebaik baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.
Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi ynag kondusif untuk berlangsungnya
kegiatan belajar bagi para siswa.
2. Apakah penerapan teori behavioristik saat ini masih relevan? Jelaskan dengan
contoh!
Masih relevan
Berdasarkan pembahasan diatas kami dapat menyimpulkan bahwa teori belajar behaviorisme
adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara
stimulus dan respon, serta memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap
lingkungan, pengalaman dan latihan yang akan membentuk prilaku mereka.
:
1.Kelebihan teori Behavioristik
a) Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran
orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-
bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
b) Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar
2. Kelemahan Teori Behavioristik
a) Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat mekanistik,
dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.
b) Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar
dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
Psikologi humanistik berharap bahwa guru sebagai fasilitator. Berbagai cara untuk memberi
kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator, sebagai berikut.
a. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau
pengalaman kelas.
b. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan
juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
c. Fasilitator mempercayai adanya keinginan dan masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan
yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong yang tersembunyi di dalam belajar yang
bermakna.
d. Fasilitator mencoba mengatur dan menyediakan sumber untuk belajar yang paling luas dan paling mudah
dimanfaatkan siswanya untuk mencapai tujuan mereka.
e. Fasilitator menempatkan dirinya disuatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
f. Di dalam menghadapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, guru menerima baik yang bersifat
intelektual, sikap, perasaan dan menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual maupun bagi
kelompok.
g. Bilamana kelas telah mantap, fasilitator berangsur-angsur dapat berperan sebagai seorang siswa yang turut
berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pandangannya sebagai seorang individu
seperti siswa yang lain.
h. Fasilitator mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan
tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja
digunakan atau ditolak oleh siswa.
i. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan
kuat selama belajar.
j. Di dalam berperan sebagai fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk mengenali dan menerima
keterbatasan-keterbatasannya sendiri (Dakir, 1993: 65).
Ciri-ciri guru yang baik menurut humanistik ialah guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik,
lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan wajar. Ruang kelas lebih terbuka
dan mampu menyesuaikan pada perubahan. Sedangkan guru yang tidak efektif ialah guru yang memiliki
rasa humor rendah, mudah menjadi tidak sabar, suka melukai perasaan siswa dengan komentar yang
menyakitkan, bertindak agak otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.
Peserta didik berperan sebagai pelaku utama (student centre) yang memaknai proses pengalaman
belajarnya sendiri. Dengan peran tersebut, diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan
potensi dirinya secara positif, dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Tujuan pembelajaran
lebih menitik beratkan pada proses belajar daripada hasil belajar.
4. Apakah perbedaan teori konstruktivisme dan teori kognitif serta berikan contoh pada
kegiatan pembelajaran untuk anak usia SD!
Dalam belajar konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru hanya membantu siswa untuk membentuk
pengetahuannya sendiri. Guru dituntut lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam
belajar. Guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-satunya cara yang tepat adalah yang sama dan sesuai
dengan kemauannya.
Peranan kunci guru dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian, yang meliputi:
3) Menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar siswa mempunyai peluang
optimal untuk berlatih.
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan
menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anak dapat belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus
membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing bagi anak.
4. Berikan peluang kepada anak, agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas hendaknya anak diberi kesempatan untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-
temannya.
Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa secara efektif sangat penting. Sebab objek
utamanya tentu siswa, bagaimana keberhasilan dalam pembelajaran merupakan hal utama yang tentu saja
siswalah yang lebih tahu bagaimana cara mengembangkan daya pikir dalam menyerap dan memahami
pelajaran yang diberikan guru. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan
pengetahuan baru dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki siswa (C. Asri, 2004: 51)