Anda di halaman 1dari 14

PENDEKATAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Muhammad Amir

Dosen UIN Alauddin Makassar DPK STAI DDI Pinrang


Email: muhamir0823@gmail.com

Abstract
This topic gives information for many approaches in learning process, and those can be
developed by the teacher in classroom that make students learn refreshing and happiness. The
successful of learning is seen output of students passed exam and many students clever. These
approaches in this writing are: (1) individual approach, (2) group approach, (3) variation
approach, (4) education approach, (5) experience approach, (6) habite approach, (7)
emotional approach, (8) rational approach, and (9) fangtion approach. Then these
approaches are explained specifily.
Key words: Approach, Learning processes, and Teaching
Abstrak
Artikel ini memberikan informasi untuk banyak pendekatan dalam proses pembelajaran, dan
yang dapat dikembangkan oleh guru di kelas yang membuat siswa belajar menyegarkan dan
bahagia. Keberhasilan pembelajaran terlihat dari hasil siswa yang lulus ujian dan banyak siswa
yang pandai. Pendekatan dalam penulisan ini adalah: (1) pendekatan individu, (2) pendekatan
kelompok, (3) pendekatan variasi, (4) pendekatan pendidikan, (5) pendekatan pengalaman, (6)
pendekatan kebiasaan, (7) pendekatan emosional, (8) pendekatan rasional, dan (9) pendekatan
fangtion. Kemudian pendekatan ini dijelaskan secara spesifik.
Kata kunci: Pendekatan, Proses Pembelajaran, dan Pengajaran

I. PENDAHULUAN ceritakan pengalaman sehingga anak didik


secara pelan-pelan merasa kesal dan bosan
Pendidikan makin hari semakin
mendengarkan apa yang disampaikan. Oleh
berkembang dan semakin banyak tantangan
karena itu, pendidik/guru harus memiliki
yang dihadapi oleh para pendidik, baik guru
berbagai kompetensi tentang seni mengajar
sebagai pengajar siswa/anak didik, dosen
sehingga apa yang disampaikan itu dapat
sebagai pengajar mahasiswa, maupun
widyaiswara sebagai pengajar Pegawai diterima oleh anak didik secara baik dan
berkesan. Guru harus memiliki kemam-puan
Negeri Sipil (PNS), terutama dalam
mengelola kelas dan meng-gunakan variasi
penggunaan teknologi dan media pem-
metode, strategi, dan pendekatan yang
belajaran yang berkaitan dengan strategi
berkaitan dengan materi yang disajikan agar
atau metode dan pendekatan yang diper-
anak didik merasa tertarik.
gunakan dalam proses belajar mengajar
Pendekatan-pendekatan yang diguna-
perlu dikuasai oleh pengajar sehingga
kan sesuai dengan kondisi, yakni guru
mereka mampu mengelola kelas dengan
melakukan pendekatan sesuai dengan
baik.
kondisi anak didik dan kondisi lingkungan
Mengajar tidak sekedar omong di
termasuk kelengkapan sarana dan alat
depan anak didik, menyampaikan sesuatu
peraga yang mendukung penyajian materi
atau menyajikan segudang ilmu, dan men-

Muhammad Amir, Pendekatan Belajar dan Pembelajaran 187


sehingga dapat tercipta suasana belajar yang Gestaltis sebagaimana yang dikutip
kondusif dan nyaman bagi anak didik. Wibowo B.S mengatakan bahwa: “belajar
Mengamati kondisi di lapangan, adalah fenomena kognitif”1. Organisme
sebagian guru masih memegang prinsip pola mulai melihat solusi setelah memikirkan
lama, masih banyak di antara mereka belum problem. Pembelajar memikirkan semua
mau berubah, yakni masih men-dominasi unsur yang dibutuhkan untuk memecahkan
menggunakan metode ceramah sehingga apa problem dan menempatkannya bersama
yang disampaikan, anak didik merasa kesal. (secara kognitif) dalam satu cara dan
Seyogiyanya guru pada dewasa ini di kemudian ke cara-cara lainnyasampai
samping menggunakan variasi metode perlu problem terpecahkan.
menggunakan pendekatan-pendekatan baru Whittaker sebagaimana yang dikutip
yang dapat mengubah dan mengaktifkan oleh Ahmadi dan Supriyono mengatakan
anak didik dalam kelas. bahwa; “belajar merupakan proses di mana
Pembelajaran pada dewasa ini perlu tingkah laku ditimbulkan atau diubah
dikembangkan learning by doing and melalui latihan atau pengalaman”.2
playing, yakni belajar sambil bekerja Menurut pengertian secara psikologi
(melakukan apa yang disajikan oleh guru) bahwa belajar merupakan suatu proses suatu
dan sambil bermain sehingga anak didik perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah
merasa gembira dan senang dalam mengi- laku sebagai hasil interaksi dengan
kuti proses pembelajaran. lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
Dalam kegiatan pembelajaran terjadi hidupnya3.
interaksi antara guru dan anak didik untuk Pembelajaran menurut Syaiful Sagala
mencapai tujuan. Guru dan anak didik adalah merupakan pembelajaran siswa
berperan menggerakan interaksi antara menggunakan asas pendidikan maupun teori
mereka sehinga terjadi proses belajar belajar yang merupakan penentu utama
mengajar. Dalam proses belajar mengajar, keberhasilan pendidikan4.
guru harus mampu menggunakan pendeka- Definisi tersebutdi atas, intinya adalah
tan secara arif dan bijaksana serta menjadi belajar untuk menimbah ilmu dan mengubah
pembimbing terhadap anak didik yang tingkah laku. Tingkah laku anak didik dapat
membutuhkan bimbingan atau anak didik berubah jika guru dapat menggunakan
yang bermasalah. komponen-komponen pendekatan scara
bijaksana, yakni guru memiliki perasaan
II. PEMBAHASAN
yang menggugah hati anak didik sehingga
Sebelum dibahas pendekatan pem- dalam proses pembelajaran menyenangkan.
belajaran, terlebih dahulu dikemukakan Berkaitan dengan hal itu, penulis
pengertian belajar yang erat kaitannya mengemukakan beberapa pendekatan pem-
dengan proses pembelajaran. belajaran sebagai berikut:
Belajar berbeda-beda pandangan
orang, tergantung pada cara mereka dari 1. Pendekatan Individual
sudut mana mereka memandang dan Dipahami bahwa di dalam kelas ada
menerapkannya sehingga dengan demikian sekelompok anak didik yang duduk di kursi
dapat dilakukan dalam berbagai variasi masing-masing. Mereka berkelompok dari
metode dan pendekatan untuk mengaktifkan dua sampai lima, atau tujuh orang. Di depan
anak didikdi kelas. mereka ada meja untuk membaca dan

1 2
Hergenhahn, B.R. dan Matthew H. Olson. Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004.
2008. Theories of Learning; Terjemah Tri Wibowo Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
B.S. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. hlm. Alquranul Karim. hlm.126
3
291 Ahmadi dan Supriyono, hlm.128.
4
Syaiful Sagala, 2010. Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

188 Volume 7, Nomor 2, Juli 2021


menulis atau untuk meletakkan fasilitas yakni makhluk yang cenderung untuk hidup
belajar. Mereka belajar dengan memper- bersama.
lihatkan gaya atau gerak yang berbeda-beda. Melalui pendekatan kelompok,
Perilaku mereka juga beracam-macam, cara diharapkan dapat ditumbuhkan dan dikem-
mengemukakan pendapat, cara berpakaian, bangkan rasa sosial yang tinggi pada diri
daya serap terhadap materi, tingkat kecer- setiap anak didik. Mereka dibina untuk
dasan atau kompetensi, dan sebagainya mengendalikan rasa egois yang ada dalam
selalu ada variasinya. Masing-masing anak diri mereka masing-masing sehingga dapat
didik memang memiliki karakteristik terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas.
tersendiri yang bebeda dari seorang anak Mereka menyadari bahwa hidup ini saling
didik dengan didik lainnya. ketergantungan, seperti ekosistem dalam
Perbedaan individual anak didik ter- mata rantai kehidupan semua makhlak hidup
sebut memberikan wawasan kepada guru di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang
untuk mengubah penggunaan strategi atau terus menerus berdiri sendiri tanpa keter-
metode pembelajaran terhadap aspek indi- libatan makhluk lain, langsung atau tidak
vidual ini. Dengan kata lain, guru harus langsung, disadari atau tidak, makhluk lain
melakukan pendekatan individual dalam itu ikut mengambil bagian dalam kehidupan
strategi pembelajaran. makhluk tertentu.
Pada kasus-kasus tertentu yang timbul Anak didik dibiasakan hidup bersama,
dalam kegiatan pembelajaran dapat diatasi bekerja sama dalam kelompok supaya
dengan melalui pendekatan individual. menyadari bahwa ada kekurangan dan
Misalnya, untuk menghentikan anak didik kelebihan pada diri mereka. Ank didik yang
suka banyak bicara dengan cara memisah- memiliki kelebihan dengan ikhlas mau
kan salah satu dari anak didik tersebut pada membantu teman yang masih memiliki
tempat yang terpisah dengan jarak yang kekurangan, sedangkan anak didik yang
cukup ber-jauhan. Anak didik yang suka memiliki kekurangan dapat menyadari diri
banyak bicara ditempatkan pada kelompok dengan ikhlas mau belajar dari teman anak
anak didik pendiam. didik yang memiliki kelebihan tanpa merasa
Pengelolaan kelas sangat memerlukan minder. Dengan demikian, persaingan
pendekatan individual. Pemilihan metode positif terjadi di kelas dalam rangka
perlu tepat sehingga guru dalam melak- mencapai prestasi belajar yang optimal. Hal
sanakan tugas selalu melakukan pendekatan inilah diharapkan supaya anak didik daspat
individual terhadap anak didik. Kesulitan aktif, kreatif, dan mandiri.
belajar bagi anak didik mudah diatasi Jika guru mau menggunakan pen-
dengan menggunakan pendekatan indivi- dekatan kelompok, maka ia harus memper-
dual, meskipun pada suatu saat pendekatan timbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan
kelompok diperlukan. Dengan demikian, dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung,
pendekatan individual memilki arti penting metode yang akan digunakan sudah
dalam kegiatan proses belajar mengajar5. dikuasai, dan bahan yang akan diberikan
kepada anak didik memang sudah cocok dan
2. Pendekatan Kelompok
sudah sesuai dengan pendekatan kelompok.
Pendekatan kelompok memang suatu Oleh karena itu, pendekatan kelompok tidak
waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk bisa dilakukan dengan sembarangan, tetapi
membina dan mengembangkan sikap sosial harus dipertimbangkan hal-hal lain yang ikut
anak didik. Hal ini dapat disadari bahwa mempengaruhinya.
anak didik ialah jenis makhluk homo socius, Dalam pengelolaan kelas, terutama
yang berkaitan dengan penempatan anak

5
Bahri Djamarah, Syaiful dan Anwar Zain.
1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. hlm. 62-63

Muhammad Amir, Pendekatan Belajar dan Pembelajaran 189


didik, pendekatan kelompok sangat diper- kurang bergairah belajar. Sementara
lukan. Perbedaan individual anak didik pada sebagian besar anak didik, satu atau dua
aspek biologis, intelektual, dan psikologis orang anak didik ikut belajar. Mereka duduk
dapat dijadikan sebagai pijakan dalam dan berbicara (berbincang-bincang) dengan
pendekatan kelompok. Beberapa pengarang satu sama lain tentang hal-hal yang terlepas
mengatakan bahwa keakraban atau kesatuan dari mata pelajaran.
kelompok ditentukan oleh tarikan-tarikan Dalam pelaksanaan pembelajaran,
interpersonal, atau menyukai satu sama lain. guru hanya menggunakan satu metode
Yang memiliki kecenderungan menamakan biasanya sulit menciptakan suasana kelas
keakraban sebagai tarikan kelompok ialah yang kondusif dalam waktu relatif yang
satu-satunya faktor yang menyebabkan singkat. Apabila terjadi perubahan suasana
kelompok bersatu. kelas, maka sulit menormalkan kembali. Hal
Keakraban kelompok ditentukan oleh ini sebagai tanda adanya gangguan dalam
beberapa faktor sebagai berikut: proses belajar mengajar sehingga pem-
1. Perasaan diterima atau disukai oleh belajaran menjadi kurang efektif. Efisiensi
teman-teman; dan efektivitas pencapaian tujuan pun
2. Tarikan kelompok; terganggu karena anak didik kurang mampu
3. Teknik pengelompokan oleh guru; berkonsentrasi. Penggunaan hanya satu
4. Keterlibatan dalam kelompok; metode tidak dapat diperankan karena
5. Penerimaan tujuan kelompok dan memang gangguan itu terpangkal dari
persetujuan dalam cara mencapainya; kelemahan metode tersebut. Oleh karena itu,
6. Struktur dan sifat-sifat kelompok. dalam pelaksanaan pembelajaran, guru perlu
Sifat-sifat kelompok, yaitu: menggunakan banyak metode (variasi
a. Suatu multi personalia dengan tingkat metode) sehingga suasana kelas suasana
keakraban tertentu; kelas dapat hidup.
b. Suatu sistem interaksi; Dalam kegiatan pembelajaran, guru
c. Suatu organisasi atau struktur; bisa saja membagi anak didik ke dalam
d. Merupakan suatu motif tertentu atau beberapa kelompok belajar. Akan tetapi,
tujuan bersama; dalam hal ini terkadang diperlukan juga
e. Merupakan suatu kekuatan atau pendapat dan kemauan anak didik. Boleh
standar perilaku tetentu; jadi dalam satu pertemuan, ada anak didik
f. Pola perilaku yang dapat diobservasi yang suka belajar dalam kelompok dan ada
yang disebut kepribadian. juga anak didik yang senang belajar sendiri.
Dengan demikian, guru dapat Apabila hal ini terjadi, maka ada dua
memanfaatkan pendekatan kelompok untuk kemungkinan yang terjadi, yaitu anak didik
kepentingan pengelolaan pembelajaran dan belajar kelompok dan belajar sendiri yang
pengelolaan kelas6. dibawa pengawasan dan bimbingan guru.
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap
3. Pendekatan Variatif
anak didik biasanya bervariasi sehingga
Apabila guru menghadapai per- pendekatan yang digunakan lebih tepat
masalahan anak didik, maka guru ber- dengan pendekatan variatif. Misalnya, anak
hadapan dengan permasalahan anak didik didik yang tidak disiplin dan suka berbicara
yang bervariasi. tentu akan berbeda mengatasi mereka.
Dalam belajar, anak didik memiliki Demikian juga halnya, terhadap anak didik
motivasi yang berbeda. Pada satu sisi anak yang suka membuat keributan. Guru tidak
didik memiliki motivasi yang rendah, tetapi bisa menggunakan teknik pemecahan
pada saat lain anak didik memiliki motivasi masalah yang sama.
yang tinggi. Anak didik yang lain bergairah
belajar, sedangkan anak didik yang lainnya
6
Bahri Djamarah dan Zain, hlm. 65

190 Volume 7, Nomor 2, Juli 2021


Untuk mengatasi anak didik yang suka dalam kelompok sejenis mereka. Demikian
membuat keributan misalnya, guru bisa sebaliknya, semua anak laki-laki berbaris
melakukan bahwa anak didik tersebut dalam kelompok sejenis mereka. Jadi,
sedapat mungkin ditempatkan pada tempat barisan dibentuk menjadi duadengan
duduk paling depan. Demikian juga, anak pandangan mengarah ke pintu masuk. Di
didik yang suka berbicara dengan teman samping pintu masuk, guru berdiri sambil
yang duduk di sampingnya dapat dipisah- mengontrol keadaan barisan anak didik
kan tempat duduk mereka. apakah tertib atau tidak. Semua anak didik
dipersilakan masuk oleh ketua kelas. Mereka
4. Pendekatan Edukatif
masuk satu persatu di kelas sambil
Pendekatan edukatif salah satu pen- menyalami dan mencium tangan guru
dekatan yang sangat penting dilakukan oleh mereka.
guru. Guru sebagi pendidik dan pembimbing Contoh tersebut menggambarkan pen-
perlu memperhatikan pendektan tersebut dekatan edukatif yang telah dilakukan oleh
sehingga bisa tercapai tujan pembelajaran guru dengan menyuruh anak didik berbaris
yang efektif. Guru tidak boleh dendam, di depan pintu masuk kelas. Guru telah
menakut-nakuti, gensi, dan sebagainya. menentukan tujuan untuk membina watak
Anak didik yang telah melakukan anak didik dengan pendidikan akhlak yang
kesalahan, seperti membuat keributan di mulia. Guru membimbing anak didik cara
kelas pada saat guru memberikan pelajaran memimpin kawan-kawan sendiri dan anak-
tidak tepat diberikan sanksi hukum dengan anak lainnya. Guru membina cara meng-
cara memukul badannya sehingga luka atau hargai orang lain dengan cara mematuhi
cedera. Tindakan sanksi seperti itu tidak semua perintahnya yang bernilai kebaikan.
bernilai pendidikan. Jika demikian yang Alangkah baiknya jika semua sekolah TK
dilakukan oleh guru, maka guru telah sampai kepada SMA, guru melakukan yang
melakukan pendekatan yang keliru dan ia demikian itu sehingga dapat terbina akhlak
telah menggunakan teori power, yakni teori mulia bagi anak didik.
kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Mungkin kewibawaan guru yang
Dalam pendidikan, guru kurang arif dan dirasakan sekarang ini telah mulai memudar
bijaksana apabila menggunakan teori kekua- dapat dimunculkan kembali dan tetap
saan. Oleh karena itu, ia bisa merugikan melekat pada pribadi guru. Sekarang saatnya
pertumbuhan dan perkembangan kepriba- mengedepankan pendidikan kepribadian
dian anak didik. terhadap anak didik dan tidak hanya pen-
Pendekatan yang benar bagi anak didikan intelektual serta keterampilan
didik ialah pendekatan edukatif, yakni setiap semata yang bisa mengakibatkan anak
perbuatan, sikap atau tindakan yang tumbuh sebagai seorang intelektual atau
dilakukan oleh guru harus bernilai pendidi- ilmuwan yang berpribadi kering. Guru yang
kan dengan tujuan untuk mendidik dan hanya mengajar di kelas belum menjamin
membimbing anak didik supaya menghargai terbentuknya kepribadian anak didik mulia.
norma hukum, norma susila, norma moral, Demikian juga halnya, jika guru yang
norma sosial, dan norma agama. Cukup menjauh dari anak didik dan komunikasi
banyak tindakan yang perlu dilakukan oleh kurang, tidak terjalin hubungan harmonis,
guru untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan maka bisa saja merendahkan kepribadian
terhadap anak didik. Salah satu contohnya anak didik. Kerawanan hubungan seperti ini
ialah ketika lonceng dibunyikan tanda menjadi kendala bagi guru untuk melakukan
masuk kelas, anak didik jangan dibiarkan pendekatan edukatif terhadap anak didik.
langsung masuk dulu, tetapi suruhlah Guru yang hanya mengajar, jarang
mereka berbaris di depan pintu kelas dan bergaul dengan anak didik, dan tidak mau
perintahkan ketua kelas untuk mengatur mengetahui masalah (kesulitan) yang
barisan. Semua anak perempuan berbaris dirasakan oleh anak didik bisa membuat

Muhammad Amir, Pendekatan Belajar dan Pembelajaran 191


mereka apatis dan tertutup mengenai apa “menyuruh anak mencopet” Dengan demi-
yang dirasakan. Sikap guru yang demikian kian, ciri-ciri pengalaman yang bersifat
tidak dibenarkan dalam praktek pendidikan edukatif ialah berpusat pada suatu tujuan
sebab menyebabkan anak didik menjadi yang berarti bagi anak didik, berkesinam-
tertutup. bungan dengan kehidupan anak, interaktif
Guru sebagai inovator, fasilitator yang dengan lingkungan, dan menambah integrasi
memilki tugas mulia untuk mengajar dan anak didik. Demikian pendapat Witherington.
mendidik harus sabar menghadapi segala Alangkah tingginya niali suatu pengalaman
tantangan atau permsalahan yang muncul, sehingga dapat disadari pentingnya penga-
baik internal maupun eksternal. laman itu bagi perkem-bangan jiwa anak
Firman Allah dalam Q.S. Al-Imran: didik. Dengan demikian, pengalaman itu
200 yang berbunyi: dapat dijadikan salah satu pendekatan dalam

‫صا ُُِوا َوََا ُُِوا‬ ِ ْ ‫يَٰاايُّها ٱلَّ ِذين ءامنُوا‬


pembelajaran. Pendekatan pengalaman
َ ‫ٱصِبُوا َو‬ ََ َ َ َ sebagai suatu frase yang baku dan diakui

‫َوٱتَّ ُقوا ٱللَّهَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُحو َن‬


penggunaannya dalam pen-didikan.
Untuk pendidikan agama Islam,
pendekatan pengalaman yaitu diberikan
Terjemahnya pendekatan pengalaman keagamaan dalam
“Hai orang-orang yang beriman, rangka menananmkan nilai-nilai keagaman
bersabar-lah kamu dan kuatkanlah bagi anak didik. Dalam pendekatan ini, anak
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga didik diberi kesempatan untuk menimbah
(di perbatasan negerimu) dan bertakwa- pengalaman keagamaan, baik secaraindividu
lah kepada Allah supaya kamu ber- maupun kelompok. Dapat dicontohkan
untung” bahwa ketika saat bulan Rama«an datang,
semua kaum muslimin diwajibkan melak-
5. Pendekatan Pengalaman sanakan ibadah puasa. Pada malam bulan
Dalam ungkapan bahasa Inggris Ramadhan dilaksanakan shalat tarwih
dikatakan bahwa experience is the best (shalat malam) dan ceramah agama.
teacher yang artinya pengalaman adalah Guru menganjurkan anak didik pergi
guru yang terbaik. Pengalaman ialah guru ke mesjid untuk melaksanakan ¡alat tarwih
bisu yang tidak pernah marah. Pengalaman sekaligus mendengarkan ceramah agama
ialah guru tanpa jiwa, namun selalu dicari dan mencatat nama muballig serta topik
oleh siapa pun juga. Belajar dari pengalaman ceramah yang dibawakan oleh muballig
lebih baik daripada sekedar bicara yang tersebut. Kemudian aktivitas yang dilakukan
tidak pernah berbuat sama sekali. Belajar oleh anak didik selama bulan Ramadhan
ialah kenyataan yang ditunjukkan dengan melaporkan hasilnya secara tertulis kepada
kegiatan fisik. Oleh karena itu, dikatakan guru mereka. Mereka pergi ke mesjid setiap
oleh Burton: the process of learning is malam, melihat banyak kaum muslimin dan
doing, reacting, undergoing, experiencing. muslimat yang melaksanakan shalat tarwih,
The products of learning are all achieved by dan men-dengarkan ceramah agama menun-
the learner through his own activity7. jukkan bahwa anak didik menimbah penga-
Meskipun pengalaman diperlukan dan laman di mesjid sehingga pengalaman
selalu dicari selama kita hidup, namun tidak keagamaan mereka dapat bertambah.
semua pengalaman dapat bersifat mendidik. Untuk pendekatan pengalaman ini,
Suatu pengalaman yang tidak bersifat pemilihan metode mengajar yang perlu
mendidik jika guru tidak membawa anak dipertimbnagkan ialah pemberian tugas atau
didik ke arah tujuan pendidikan, tetapi yang disebut resitasi dan tanya jawab
menyelewengkan dari tujuan itu misalnya,

7
Burton (1986: 57)

192 Volume 7, Nomor 2, Juli 2021


tentang pengalaman keagamaan yang J. B. Watson (dalam Djamarah dan
diperoleh dalam kegiatan keagamaan. Zain) mengatakan bahwa reaksi-reaksi
kodrati yang dibawa sejak lahir itu sedikit
6. Pendekatan Pembiasaan
sekali. Kebiasan-kebiasaan itu terbentuk
Pembiasaan merupakan salah satu alat dalam perkembangan latihan dan belajar.
pendidikan yang sangat penting dilakukan Jadi, dalam kebiasaan ini, alairan beha-
oleh guru, terutama bagi anak yang masih viorisme dari J.B. Watson dan aliran
kecil. Pembiasaan itulah pada akhirnya suatu Empirisme dari John Locke lebih dominant
aktivitas akan menjadi milik anak didik di dari pada aliran Nativisme dari
kemudian hari. Pembiasaan yang baik akan Shcopenhour9.
membentuk sosok manusia yang berkepriba- Bertolak dari pendidikan kebiasaan
dian yang baik pula. Begitu juga sebaliknya, itulah yang dijadikan dasar sebagai pen-
pembiasaan yang buruk akan membentuk dekatan pembiasan. Pendidikan agama Islam
manusia berkepribadian buruk. Begitulah sangat penting dalam hal ini sebab dengan
biasanya yang tejadi pada diri seseorang. pendidikan pembiasaan itulah diharapkan
Oleh karena itu, di dalam pergaulan di anak didik senantiasa meng-amalkan ajaran
tengah masyarakat, kedua kepribadian yang agamanya.
bertentangan ini selalu ada dan sering Pendekatan pembiasaan dimaksudkan
menimbulkan komflik di antara masyarakat. di sini, yakni memberikan kesempatan
Purwanto mengatakan bahwa anak kepada anak didik untuk senantiasa menga-
kecil tidak seperti orang dewasa yang dapat malkan ajaran agamanya, baik secara
berpikir abstrak. Anak kecil hanya dapat individual maupun secara kelompok dalam
berpikir konkret8. Kata-kata seperti, kebijak- kehidupan sehari-hari. Untuk itu, metode
sanaan, keadilan, dan perumpamaan alalah mengajar yang perlu dipertimbangkan antara
contoh kata benda abstrak yang sukar lain ialah metode latihan (drill), pelaksanaan
dipikirkan oleh anak kecil. Anak kecil belum tugas, demonstrasi, dan pengalaman
kuat ingatannya, ia cepat melupakan apa langsung di lapangan.
yang sudah dan baru terjadi. Perhatiannya
cepat dan mudah beralih kepada hal-hal 7. Pendekatan Emosional
yang baru, hal lain, dan hal yang disukainya. Emosi merupakan gejala kejiwaan
Anak kecil diakui bahwa memang yang ada dalam diri seseorang yang
belum mempunyai kewajiban, tetapi dia berhubungan dengan perasaan. Seseorang
sudah mempunyai hak seperti, hak dipeli- yang mempunyai perasaan pasti dapat
hara, hak dilindungi, hak diberi makanan merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah
yang bergizi, dan hak memperoleh pen- maupun perasaan rohaniah. Di dalam
didikan. Salah satu cara untuk memberikan perasan rohaniah terdapat perasan intelek-
haknya di bidang pendidikan ialah dengan tual, perasaan estetis, perasaan etis, perasaan
cara membiasakan melakukan hal-hal yang sosial, dan perasaan harga diri.
baik dalam kehidupan mereka. Berdasarkan Hasan merasa adalah aktualisasi kerja
pembiasaan itulah anak didik menjadi dari hati sebagai materi dalam struktur tubuh
terbiasa menurut dan taat kepada aturan atau manusia, dan merasa sebagai aktivitas
norma yang berlaku di tengah masyarakat. kejiwaan ini ialah suatu pernyataan jiwa
Pengaruh pendidikan pem-biasaan, baik yang bersifat subjektif. Hal ini dilakukan
dalam rumah tangga maupun di sekolah dengan mengemukakan suatu kesan senang
sangat besar pada diri mereka dan tercermin atau tidak senang dan pada umumnya tidak
dalam perilaku mereka dalam kehidupan tergantung pada pengamatan yang dilakukan
sehari-hari.

8 9
Purwanto, Ngalim M. 1991. Ilmu Pendidikan Bahri Djamarah, Syaiful dan Anwar Zain.
Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka
Hlm. 224 Cipta. hlm.73

Muhammad Amir, Pendekatan Belajar dan Pembelajaran 193


oleh indera.10 cerita, sindiran, pujian, ejekan, berita,
Ahmadi dan Widodo perasaan adalah dialog, anjuran, perintah, dan sebagainya.
”sebagai fungsi jiwa untuk dapat mem- Mengenai rangsangan nonverbal, yaitu
pertimbangkan dan mengukur sesuatu dalam bentuk perilaku berupa sikap dan
menurut “rasa senang dan tidak senang” 11, perbuatan. Emosi memiliki peran yang
mempunyai sifat-sifat senang dan sedih/ penting dalam pembentukan watak dan
tidak senang, kuat dan lemah, lama dan kepribadian seseorang. Itulah sebabnya
sebentar, relatif, dan tidak berdiri sendiri pendekatan emosional yang berdasarkan
sebagai pernyataan jiwa. emosi atau perasaan dijadikan sebagai salah
Ditambahkan oleh mereka bahwa nilai satu pendekatan dalam pendidikan dan
perasaan bagi manusia pada umumnya ialah pembelajaran, terutama dalam pendidikan
dapat menyesuaikan diri dengan keadaan agama Islam. Pendekatan emosional dimak-
alam sekitar. Seseorang dapat ikut serta sudkan di sini ialah suatu usaha untuk
mengalami, menimbulkan rasa senasib dan menggugah perasaan dan emosi anak didik
sekewajiban sebagai manusia (perasaan dalam meyakini, memahami, dan meng-
relegius), dapat membedakan antara hayati ajaran agamanya.
makhluk bahwa manusia merupakan Dalam pendekatan keagamaan ini
makhluk yang memiliki perasaan. diusahakan selalu mengembangkan pera-
Dalam kehidupan sehari-hari, sese- saan keagamaan agar anak didik menjadi
orang yang tergugah perasaannya berarti kuat keyakinannya terhadap kebesaran Allah
emosinya tergugah. Orang yang emosional Swt. dan kebenaran ajaran agama-Nya.
ialah orang yang cepat tergugah perasaan- Untuk mendukung tercapainya tujuan dari
nya. Misalnya, menonton film yang menim- pendekatan emosional ini, motode pem-
bulkan kesedihan yang menyentuh perasaan belajaran yang perlu dipertim-bangkan
seseorang pasti orang yang tersentuh antara lain ialah metode ceramah, bercerita,
perasaanya bisa menangis atau sedih. dan sosiodrama.
Mendengar atau melihat saudara seiman dan
8. Pendekatan Rasional
seagama menderita atau meninggal dunia
akibat gempah, sunami, atau peperangan, Pendekatan ini penting juga digunakan
seorang bisa sedih, marah, mencaci maki, oleh guru dalam proses belajar mengajar
mengecam, dan sebagainya. agar materi pembelajaran betul-betul bisa
Dalam kehidupan sosial keagamaan masuk di benak anak didik sebagai manusia
perasaan seiman dan seagama mengikat yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha
perasaan seseorang sebagai orang yang Kuasa. Manusia adalah makhluk yang
beragama karena mereka menyadari suatu tersempurna ciptaan sebagaimana firman
kewajiban yang dibebankan menurut hukum Allah Swt. dalam Q.S. At-Tiin:4 sebagai
agama. Perasaan keagamaan yang demikian berikut:
ِ
ْ ِ ‫لَ َق ْد َخلَ ْقنَا ْاْلنْ َسا َن‬
ْْ‫ِف اَ ْح َس ِن تَ ْق ِو‬
tumbuh dan berkembang seiring dengan
bertambahnya usia seseorang dari sejak jadi
anak hingga dewasa. Terjemahnya:
Emosi atau perasaan merupakan “Sesungguhnya Kami menciptakan
sesuatu yang peka yang akan memberi manusia dalam bentuk yang terbaik”.
tanggapan (respon) apabila ada rangsangan Manusia berbeda dengan makhluk
(stimulus) dari luar diri seseorang, baik lainnya yang diciptakan oleh Tuhan Yang
rangsangan verbal maupun nonverbal dapat Maha Kuasa. Pebedaannya ialah manusia
mempengaruhi kadar emosi seseorang. mempunyai akal untuk berpikir, sedangkan
Rangsangan verbal itu misalnya, ceramah, makhluk lainnya seperti, binatang dan

10 11
Hasan, Khalijah. 1994. Dimensi-dimensi Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004.
Psikologi Pendidikan. Surabaya: Al-Ikhlas, hlm. 39 Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Alquranul Karim, hlm. 36

194 Volume 7, Nomor 2, Juli 2021


sejenisnya tidak mempunyai akal. Dengan dalam memahami dan menerima kebenaran
demikian, hanya manusialah yang mampu ajaran agam termasuk mencoba memahami
berpikir, sedangkan makhluk lainnya tidak hikmah dan fungsi ajaran agama.
mampu berpikir. Malaui kekuatan akal Keampuhan akal atau rasio itulah pada
manusia mampu membedakan perbuatan akhirnya dijadikan sebagai pendekatan yang
yang baik dan perbuatan yang buruk, yang disebut pendekatan rasional untuk kepen-
benar dan yang salah dari sesuata ajaran atau tingan pendidikan dan pembelajaran di
perbuatan. Dengan akal manusia dapat sekolah. Untuk mendukung penggunaan
membuktikan dan membenarkan adanya pendekatan ini, maka metode pembelajaran
Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Pencipta yang perlu dipertimbangkan ialah metode
atas segala sesuatu di dunia ini. Meskipun ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja
demikian, disadari bahwa akal manusia kelompok, latihan, dan pemberian tugas.
terbatas, tidak semua dapat memikirkan dan
9. Pendekatan Fungsional
memecahkan persoalan yang muncul, tetapi
diyakini pula bahwa dengan akal yang sehat Pendekatan fungsional ini penting
dapat dicapai ketinggian ilmu pengetahuan juga digunakan dalam proses belajar
dan hasil teknologi yang modern. Itulah mengajar. Ilmu pengetahuan yang dipelajari
sebabya bahwa manusia disebut sebagai oleh anak didik di sekolah bukanlah sekedar
homo sapien, semacam makhluk yang mengisi otak saja, tetapi diharapkan berguna
cenderung untuk berpikir. bagi kehidupan anak didik, baik sebagai
Akal atau rasio memang memiliki individu maupun sebagai kelompok atau
potensi untuk menaklukkan dunia. Akan makhluk sosial. Anak didik dapat meman-
tetapi, perlu juga hati-hati jangan sampai faatkan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari
mempertuhankan akal yang akan meng- sesuai dengan tingkat perkem-bangannya.
gelincirkan keiman terhadap ajaran agama. Di samping itu, yang lebih penting lagi ialah
Jadi sebaknya, akan dijadikan alat untuk ilmu pengetahuan dapat membentuk
membuktikan kebenaran ajaran agama. kepribadian anak didik. Anak didik dapat
Dengan demikian, keyakinan dan kebenaran merasakan manfaat ilmu yang diperoleh
terhadap ajaran agama yang dianut bertam- selama belajar di sekolah. Ia mendaya-
bah kuat. gunakan nilai guna suatu ilmu untuk
Guru perlu kreatif dalam melak- kepentingan hidupnya. Dengan demikian,
sanakan pembelajaran di sekolah, mendidik nilai ilmu sudah berfungsi di dalam diri anak
dan mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan didik.
yang dapat membangkitkan semangat untuk Apabila mereka mempelajari pelaja-
berpikir. Perkembangan berpikir anak didik ran agama, maka pelajaran agama itu bukan
dibimbing ke arah yang lebih baik sesuai hanya memberantas kebodohan dan pengisi
dengan tingkat usia anak didik. Per- kekosongan intelektual, tetapi juga untuk
kembangan berpikir anak didik dimulai dari diimplementasikan ke dalam kehidupan
yang abstrak sampai kepada yang konkret sehari-hari. Hal yang demikian itulah yang
sehingga pembuktian suatu kebenaran, dalil, pada akhirnya yang akan dicapi oleh tujuan
dan prinsip atau hukum menghendaki hal- pendidikan agama di sekolah dalam berbagai
hal yang sangat sederhana manuju ke jenis dan tingkatan. Oleh sebab itu,
kompleks. kurikulum pun harus disusun sesuai dengan
Pembuktian mengenai sesuatu yang kebutuhan anak didik dan sosiokultural di
berkaitan dengan masalah keagamaan harus tengah masyarakat. Pen-dekatan Pembelaran
sesuai dengan tingkat berpikir anak didik. merupakan jalan yang akan ditempuh oleh
Kesalahan pembuktian akan berakibat fatal seorang guru dan peserta didik dalam
bagi perkembangan jiwa anak didik. Jadi, mencapai suatu tujuan intruksional untuk
usaha yang terpenting dilakukan oleh guru suatu satuan intruk-sional.Pada suatu pen-
ialah memberikan peranan kepada akal dekatan tertentu saja, akantetapi pendeka-

Muhammad Amir, Pendekatan Belajar dan Pembelajaran 195


tan disesuaikan dengan kebutuhan materi nya berdasarkan persamaan ciri-ciri dari
ajar yang dituangkan dalam suatu sekumpulun stimulus dan juga dari objek-
perencaaan pembelajaran. objeknya ia membentuk suatu penger-tian
atau konsep-konsep. Secara eksternal,
10. Pendekatan Konsep
adanya persamaan-persamaan ciri tertentu
Pendekatan konsep adalah suatu dari sejumlah perangsang dan obyek-obyek
pendekatan pengajaran secara langsung yang dihadap pada indipidu. Flaiell
menyajikan konsep tanpa memberi kesem- menyarankan, bahwa pemahaman terhadap
patan kepada siswa untuk menghayati konsep-konsep dapat dibedakan dalam tujuh
bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep dimensi yaitu:
merupakan buah pemikiran seseorang atau 1. Atribut, setiap konsep mempunyai atribut
sekelompok orang yang dinyatakan dalam yang berbeda, contoh-contoh konsep
definisi sehingga melahirkan pruduk harus mempunyai atribut yang relevan;
pengetahuan memiliki prinsip, hukum, dan termasuk juga atribut-atribut yang tidak
teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, relevan. Contoh-contoh konsep, meja
pengalaman, melalui generalisasi dan harus mempunyai suatu permukaan yang
abstrak, kegunaan konsep untuk menjelas- datar, dan sambungan-sambungan yang
kan dan meramalkan. mengarah kebawah yang mengangkat
Konsep menunjukan suatu hubungan permukaan itu dari lantai. Atribut-atribut
antar konsep-konsep yang lebih sederhana dapat berupa fisik, seperti warna, tinggi,
sebagai dasar perkiraan atau jawaban atau bentuk, atau dapat juga atribut-
manusia terhadap pertanyaan-pertanyaan atribut itu berupa fungsional.
yang bersifat asasi tentang mengapa suatu 2. Struktur, menyangkut cara terkaitnya
gejala itu bisa terjadi. Konsep merupakan atau tergabungnya atribut-atribut itu. Ada
pikiran seseorang atau sekelompok orang tiga stuktur yang dikenal, yaitu:
yang dinyatakan dalam definisi sehingga a. Konsep-konsep konjungtif adalah
menjadi produk pengetahuan yang meliputi konsep-konsep dimana terdapat dua
prinsip-prinsip, hukum, dan teori. Konsep atau lebih sifat-sifat, sehingga dapat
diperoleh dari pakta, peristiwa, pengalaman memenuhi syarat sebagai contoh
melalui generasi, dan berfikir abstrak. konsep.
Konsep dapat mengalami perubahan b. Konsep-konsep disjungtif adalah
disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan konsep-konsep dimana satu dari dua
baru, sedangkan kegunaan konsep adalah atau lebih sifat-sifat harus ada.
menjelaskan dan meramalkan. c. Konsep-konsep relasional menyatakan
Para ahli sikologi menyadari akan hubungan tertentu antara atribut-
pentingnya konsep-konsep, dan sutu definisi atribut konsep.
yang tepat mengenai konsep belum 3. Keabstrakan, yaitu konsep-konsep dapat
diberikan. Oleh karena itu konsep-konsep itu dilihat dan konkret, atau konsep-konsep
merupakan penyajian-penyajian internal itu terdiri dari konsep-konsep lain.
dari sekelompok stimulus-stimulus, konsep- 4. Keinklusifan (inclusiveness), yaitu
konsep itu tidak dapat diamati, konsep- ditunjukkan pada jumlah contoh-contoh
konsep harus disimpulkan dalam perilaku. yang terlibat pada konsep itu.
Dalam pendekatan konsep ini Syamsudin 5. Generalisasi atau keumuman, yaitu bila
Makmun mengemukakan bahwa dengan diklasifikasikan, konsep-konsep dapat
diperolehnya kemahiran mengadakan diskri- berbeda pada posisi superordinatatau sub
minasi atas pola-pola stimulus respons (S-R) ordinatnya. Makin umum suatu konsep,
itu, siswa belajar mengidentifikasikan makin banyak asosiasi yang dapat dibuat
persamaan-persamaan karakteristik dari dengan konsep-konsep lainnya.
sejumlah pola-pola S-R tersebut12. Selanjut-
12
Syamsudin Makmun , hlm. 228

196 Volume 7, Nomor 2, Juli 2021


6. Ketepatan, yaitu suatu konsep menyang- dalam pembelajaran yang menggunakan
kut apakah ada kumpulan aturan-aturan pendekatan proses adalah:
untuk membedakan contoh-cobtoh dari 1. Mengamati gejala yang timbul
noncontoh-noncontoh suatu konsep. 2. Mengklasifikasikan sifat-sifat yang sama,
Klausmeier mengungkapkan empat serupa
tingkat pencapaian konsep (concept 3. Mengukur besar-besaran yang bersang-
attainment), mulai dari tingkat konflik kutan
sampai tingkat formal. 4. Mencari hubungan antar konsep-konsep
7. Kekuatan (power), yaitu kekuatan suatu yang ada
konsep oleh sejauh mana orang setuju 5. Mengenal adanya suatu masalah,
bahwa konsep itu penting. merumuskan masalah
Rosser menyatakan bahwa konsep 6. Memperkirakan penyebab suatu gejala,
adalah suatu abstraksi yang mewakili satu merumuskan hipotesa.
kelas objek-objek, kejadian-kejadian, 7. Meramalkan gejala yang mungkin akan
kegiata-kegiatan, atau hubungan-hubungan terjadi
yang mempunyai atribut yang sama 13. 8. Berlatih menggunakan alat-alat ukur
Menurut Ausubel konsep-konsep diperoleh 9. Melakukan percobaan
dengan cara formasi konsep (concept 10. Mengumpulkan, menganalisis, dan
formation) merupakan bentuk perolehan menafsirkan data
konsep-konsep sebelum anak-anak masuk 11. Berkomunikasi
sekolah14. Menurut Gagne formasi konsep 12. Mengenal adanya variable, mengen-
dapat disamakan dengan belajar konsep- dalaikan adanya variabel.
konsep konkret, dan asimilasi konsep Keunggulan pendekatan proses
(concept assimilation) merupakan cara adalah:
utama memperoleh konsep-konsep selama 1. Memberi bekal cara memperoleh penge-
dan sesudaj sekolah15. tahuan, hal yang sangat penting untuk
Pendekatan pembelajaran ini oleh para pengembangan pengetahuan dan masa
ahli pendidikan didasarkan pada pola depan.
pengorganisasian bahan pengajaran, yang 2. Pendahuluan proses bersifat kreatif,
meliputi pengajaran linier dan pengajaran siswa aktif, dapat meningkatkan keteram-
komulatif. pilan berfikir dan cara memperoleh
pengetahuan.
11. Pendekatan proses
Kelemahan pendekatan proses adalah:
Pendekatan proses adalah suatu 1. Memerlukan banyak waktu sehingga sulit
pendekatan pembelajaran member kesem- untuk dapat menyelesaikan pengajaran
patan kepada siswa untuk ikut menghayati yang ditetapkan dalam kurikulum.
proses penemuan atau penyusunan suatu 2. Memerlukan fasilitas yang cukup baik
konsep sebagai suatu keterampilan proses. dan lengkap sehingga tidak semua
Pembelajaran dengan menekankan kepada sekolah dapat menyediakannya.
belajar proses dilatarbelakangi oleh konsep- 3. Merumuskan masalah, menyusun hipo-
konsep belajar menurut teori ‘Naturalisme- tesis, merancangkan suatu percobaan
Romantis’ dan teori ‘Kognitif Gestalt’. untuk memperoleh data yang relevan
Dalam pendekatan proses ini, siswa adalah pekerjaan yang sulit, tidak semua
tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari siswa mampu melaksanakannya.
sesama temannya, dan dari manusia- Pendekatan proses pada hakekatnya
manusia sumber di luar sekolah. Kegiatan- adalah memproses informasi, yaitu infor-
kegiatan yan dapat dilakukan oleh siswa masi pembelajaran. Hasil belajar bukan
hanya berupa penguasaan pengetahuan,
13 15
Rosser, 1984 Menurut Gagne, 1977
14
Ausubel, 1968

Muhammad Amir, Pendekatan Belajar dan Pembelajaran 197


tetapi juga kecakapan dan keterampilan 2. Menyajikan aturan, yang bersifat umum
dalam melihat, menganalisis dan memecah- lengkap dengan definisi dan buktinya.
kan masalah, membuat rencana dan meng- 3. Disajikan contoh-contoh khusus agar
adakan pembagian kerja. Dengan demikian siswa dapat menyusun hubungan antara
aktivitas dan produk yang dihasilkan dari keadaan khusus itu dengan aturan prinsip
aktivitas belajar ini, mendapatkan penilaian. umum.
Penilaian tidak hanya dilakukan 4. Disajikan bukti-bukti untuk menunjang
secara tertulis, melainkan juga secara lisan, atau menolak kesimpulan bahwa keadaan
dan penilaian akan perbuatan. Pengetahuan khusus itu merupakan gambaran dari
disajikan secara mental dalam berbagai keadaan umum.
bentuk yaitu preposisi, produksi dan Sedangkan berpikir deduktif disebut
gambaran mental. Dalam kenyataan proses juga berpikir dengan menggunakan
pembelajaran seringkali terjadi kekeliruan, silobisme terdiri dari preposisi statemen
karena yang diutamakan hasil maka proses yang terdiri dari’remise’ yaitu dasar
belajar kurang diperhatikan, demikian juga penarikan kesimpulan sebagai pernyataan
sebaliknya, karena yang diutamakan proses akhir yang mengandung suatu kebenaran.
maka hasil yang diabaikan. Jadi hasil dan Berpikir deduktif prosesnya berlangsung
proses dalam kegiatan pembelajaran mem- dari yang umum menuju ke yang khusus.
punyai kedudukan yang sama kuat, guru Dalam berpikir deduktif ini orang bertolak
tidak dapat memperlakukannya berat dari suatu teori, prinsip, ataupun kesimpulan
sebelah, harus seimbang diantara keduanya. yang dianggapnya benar dan sudah bersifat
Proses diukur melalui hasil, dan hasil umum. Dari situ diterapkan kepada
akan kelihatan melalui proses, jadi bersifat fenomena-fenomena yang khusus, dan
komplementer atau saling melengkapi. mengambil kesimpulan khusus yang berlaku
Pendekatan proses ini menggambarkan bagi fenomena tersebut.
bahwa, kegiatan belajar yang berlangsung 2. Pendekatan Induktif
disekolah bersifat formal, prosesnya
disengaja dan direncanakan dalam bim- Pendekatan Induktif pada awalnya
bingan guru dan pendidik lainnya agar siswa dikemukakan oleh filosof inggris prancis
mencapai tujuan dan menguasai bahan Bacon (1561) yang menghendaki agar
belajar yang diberikan guru sesuai penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-
kurikulum untuk dipelajari. fakta yang kongkrit sebanyak mungkin,
system ini dipandang sebagai system ber-
C. Pendekatan Deduktif dan Pendekatan pikir yang paling baik pada abad per-
Induktif tengahan yaitu cara induktif disebut juga
1. Pendekatan Deduktif sebagai dogmatif artinya bersifat memper-
Pendekatan deduktif adalah proses cayai begitu saja tanpa diteliti secara
rasional. Berpikir induktif ialah suatu proses
penalaran yang bermula dari keadaan umum
dalam berpikir yang berlangsung dari khusus
kekeadaan khusus sebagai pendekatan
menuju ke yang umum.
pengajaran yang bermula dengan menyaji-
Tepat atau tidaknya kesimpulan atau
kan aturan, prinsip umum itu kedalam
cara berpikir yang diambil secara induktif ini
keadaan khusus. Langkah –langkah yang
menurut Purwanto bergantung representative
digunakan dalam pendekatan deduktif dalam
atau tidaknya sampel yang diambil mewakili
pembelajaran adalah:
fenomena keseluruhan16.
1. Memilih konsep, prinsip, aturan yang
Langkah-langkah yang dapat diguna-
akan disajikan dengan pendekatan
kan dalam pendekatan induktif adalah:
deduktif.

16
Purwanto, 2002, hlm. 47

198 Volume 7, Nomor 2, Juli 2021


1. Memilih konsep, prinsip, aturan yang 2. Variasi metode dapat melahirkan
akan disajikan dengan pemdekatan pendekatan baru dalam kegiatan pem-
induktif. belajaran dan membuat anak didik aktif,
2. Menyajikan contoh-contoh khusus baik keaktifan individu maupun keaktifan
konsep, prinsip atau aturan itu yang kelompok sehingga interaksi mereka
memungkinkan siswa memperkirakan lebih optimal.
(hipotesis) sifat umum yang terkandung 3. Pendekatan dalam proses belajar menga-
dalam contoh-contoh itu. jar berveriasi dan menyesuaiakan kondisi
3. Disajikan bukti-bukti yang berupa contoh lingkungan dan kondisi anak didik,
tambahan untuk menunjang atau bahkan karakter dan watak anak didik
menyangkal perkiraan itu. tidak boleh diabaikan agar dapat tercapai
4. Disusun pernyataan mengenai sifat pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
umum yang telah terbukti berdasarkan telah dirumuskan.
langkah-langkah yang terdahulu. 4. Pengoptimalan pembelajaran yang
Menurut Syamsudin Makmun siswa menyenangkan anak didik ialah penerap-
belajar mengadakan kombinasi dari berbagai kan konsep pembelajaran aktif (learning
konsep dengan mengoperasikan kaidah- bay doing and playing), yakni anak didik
kaidah logika formal (induktif, deduktif, dituntun belajar sambil melakukan apa
analisis, sintesis, asosiasi, diferensiasi, yang disampaikan oleh guru, baik
komparasi, dan kausalitas), sehingga siswa dilakukan secara individu maupun
dapat membuat kesimpulan (kongklusi) kelompok dengan menggunakan strategi
tertentu yng mungkin selanjutnya dapat dan pendekatan variatif sehingga dapat
dipandang sebagai “rule” (prinsip, dalil, tercipta suasana belajar kondusif dan
aturan, hokum faedah dsb). Pendekatan yang nyaman.
tidak bersifat demokratis ialah pendekatan
deduktif yang agak lebih banyak mengan- DAFTAR PUSTAKA
dung sifat otoriter17. Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004.
Pendekatan fungsional yang diterap- Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka
kan di sekolah diharapkan dapat menjem- Cipta. Alquranul Karim
batani kebutuhan anak didik secara optimal.
Untuk memperlancar pendekatan fungsional Djamarah, Bahri, Syaiful dan Anwar Zain.
dalam proses belajar mengajar tentu saja 1997. Strategi Belajar Mengajar.
diperlukan penggunaan metode mengajar Jakarta: PT. Rineka Cipta.
yang mendukung. Dalam hal ini, metode Hadi, Amirul dkk. 1992. Teknik Mengajar
mengajar yang perlu dipertim-bangkan, Secara Sistematis (Terjemahan).
yaitu latihan, pemberian tugas, ceramah, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
tanya jawab, dan demonstrasi. Hasan, Khalijah. 1994. Dimensi-dimensi
III. KESIMPULAN Psikologi Pendidikan. Surabaya: Al-
Ikhlas
Dari uraian yang sederhana di atas
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai Hamalik, Oemar.v1991. Pendekatan Baru
berikut: Strategi Belajar Mengajar Berdasar-
1. Dalam proses belajar mengajar, guru kan CBSA. Bandung. Sinar Baru.
harus memiliki kompetensi, yakni Hergenhahn, B.R. dan Matthew H.Olson.
pengetahuan dan keterampilan mengelola 2008. Theories of Learning; Terjemah
kelas dan memahami karakter anak didik Tri Wibowo B.S. Jakarta: Kencana
yang berbeda-beda supaya permasalahn Prenada Media Group.
pembelajaran yang muncul di tengah
mereka dapat cepat teratasi.
17
Syamsudin Makmun,2003, hlm. 228

Muhammad Amir, Pendekatan Belajar dan Pembelajaran 199


Nasution, S. 1989. Kurikulum dan Penga-
NK, Roestiyah. 1991. Strategi Belajar
jaran. Bandung: Bina Aksara
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sagala, Syiful, 2010. Konsep dan Makna
Purwanto, Ngalim M. 1991. Ilmu Pendidi-
Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
kan Teoritis dan Praktis. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis
S, Sudjarwo. 1998. Teknologi Pendidikan
Kompetensi. Jakarta: Kencana,
(Terjemahan). Jakarta: PT Gelora
Prenada Media Group.
aksara Pratama.
Sanjaya, Wina. 2005. Strategi Pembelajaran
Usman, Uzer dan Setiawati, Lilis. 1993.
Berorientasi Standar Proses
Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Mengajar. Bandung: Remaja Rosda
karya Offset. Sukwiaty, dkk. 2006. Ekonomi. Jakarta. PT
Ghalia Indonesia Printing.
Barrowrs, H. S dan Tamblyn R. M. 1980.
Problem Based Learning: An www.psikologibelajar.co.id
Approach to Medical Education. New
York: Springer Publishing.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelaja-
ran Berbasis Kompetensi dan Kon-
tekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara.

200 Volume 7, Nomor 2, Juli 2021

Anda mungkin juga menyukai