Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPA SD
Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang
berupa keterampilan siswa yang disesuaikan dengan situasi masa sekarang
dan masa yang akan datang. Selain keterampilan laboratoris atau motoris,
jenis keterampilan lain yang juga penting diperoleh siswa dari belajar Sains
adalah keterampilan intelektual dalam menggunakan nalar. Untuk mencapai
keterampilan tersebut guru harus menyajikan pembelajaran Sains yang
memberikan kemampuan-kemampuan tertentu yang dapat dialihgunakan.
Kemampuan itu antara lain berupa:
1. Kemampuan mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban terhadap
pertanyaan yang diajukan
2. Kemampuan mengajukan gagasan berdasarkan pengalaman dan
penalaran terhadap kejadian disekitarnya
3. Kemampuan bertindak berdasarkan nalar serta tanggung jawab terhadap
keteraturan sistem di alam.
Kita mengetahui bahwa pada dasarnya manusia itu berpikir utuh-
menyeluruh terlebih pada usia kanak-kanak. Pada masanya, kanak-kanak
belum dapat secara efektif berpikir parsial, spesifik, dan terkotak-kotak.
Berdasarkan itu maka pelajaran Sains di Sekolah Dasar (SD) semestinya
disajikan dalam bentuk yang holistik dan terpaut dengan dunia nyata anak
dan mata pelajaran yang lain.
Penerapan selanjutnya adalah guru harus meletakkan siswa sebagai
faktor utama dalam pembelajaran ( child center ) dan siswa diberikan
banyak kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dari penggunaan
indranya. Pembelajaran IPA di SD banyak menggunakan percobaan-
percobaan dan berhubungan dengan hal-hal yang nyata atau dengan hal-
halyang dapat mereka bayangkan. Hal ini akan melahirkan pembelajaran
IPA yang banyak melibatkan siswa secara langsung, guru memberikan
kesempatan anak untuk menemukan sendiri jawabannya, sedangkan guru

6
siap dengan alternatif jawabannya bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Sehingga
pada akhirnya pembelajaran IPA akan membawa dampak yang baik bagi
perkembangan pengetahuan anak didik.
B. Hakikat Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses
yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. (Rusman,2010, hal 1).
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru
dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar.
Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan
pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai
kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Hubungan antara guru,
siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks.
Dalam peristiwa belajar semua aspek dalam diri siswa sebagai
individu seperti intelektual,sosial emosional, fisik harus terlibat secara uruh
sehingga potensi, bakat dan minat siswa dapat terjadi secara maksimal.
Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran,
terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen
tujuan, komponen materi, komponen strategi belajar mengajar, dan
komponen ebaluasi. Masing masing komponen tersebut saling terkait dan
saling memengaruhi satu sama lain.
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai
komponen yang saling berhubungan satu sama dengan yang lain.
Komponen tersebut meliputi : tujuan, materi,metode, dan evaluasi.
Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru
dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran apa yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

7
C. Ciri Belajar
Banyak pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli terdapat
tiga atribut pokok (ciri utama) belajar, yaitu : proses, perubahan perilaku
dan pengalaman
1. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan
merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaanya
aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati
orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan ( orang yang
sedang belajar itu ). Guru tidaka dapat melihat aktivitas pikiran dan
perasaan siswa. Yang dapat diamati gutu ialah manisfestasinya, yaitu
kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan
pada diri siswa tersebut.
2. Perubahan perilaku
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang
yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang
berupa pengetahuan, keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai ( sikap ).
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasill\
kan dari pengalaman ( interaksi dengan lingkungan ), tempat proses
mental dan emosional terjadi. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar
dikelompokkan ke dalam tiga ranah ( kawasan ) yaitu : pengetahuan
(kognitif), keterampilah (psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai atau
sikap (afektif).
3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi
antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial.Lingkungan pembelajaran yang baik adalah
lingkungan yang memicu dan menantang siswa belajar. Guru yang
mengajar tanpa menggunakan alat peraga, apalagi di kelas rendah
kurang memicu siswa belajar lebih giat.

8
Belajar dapat melalui pengalaman langsung dan melalui pengalaman
tidak lansung. Belajar melalui pengalaman langsung, siswa belajar
dengan melakukan sendiri atau dengan menhalaminya sendiri. Akan
tetapi bila siswa mengetahui karena membaca buku atu mendengarkan
penjelasan guru, maka disebut belajar melalui pengalaman tidak
langsung.
D. Tahap Perkembangan Belajar Anak Sekolah Dasar
Tahap perkembangan tingkah laku belajar siswa Sekolah Dasar
sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungan
yang ada di sekitarnya. Kedua hali tersebut tidak mungkin dipisahkan
karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri siswa
dengan lingkungannya. Menurut Piaget (1950) Setiap anak memiliki cara
tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan
lingkungannya ( teori kognitif). Setiap anak schemata, yaitu sistem konsep
yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahamanterhadap objek yang ada
dalam lingkungannya. Pemahaman tentangobjek tersebut berlangsung
melalui proses asimilasi,yaitu menghubungkan objek dengan konsep yang
sudah ada dalam pikiran anak dan akomodasi, yaitu proses memanfaatkan
konsep-konsep dalam pikirannya untuk menafsirkan objek yang dilihatnya.
Kecenderungan belajar anak usia Sekolah Dasar memiliki tiga ciri
yaitu : konkret, integratif dan hierarkis.
Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal
yang konkret yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba dan diotak-
atik dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar yangdapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil
pembelajaran yang berkualitas bagi anak usia sekolah dasar. Pemanfaatan
lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar lebih bermakna dan
bernilai, sebab siswa dihadapkandengan peristiwa dan keadaan yang
sebenarnya. Keadaan yang dialami sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih
bermakna dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

9
Integratif berarti memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu
keutuhan dan terpadu, berbagai disiplin ilmu dikaitkan menjadi pengalaman
belajar yang bermakna.
Hierakis berarti berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang
sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
E. Metode Pembelajaran
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan
oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai setelah pelajaran berakhir. Djamarah (1991, dalam Djamarah dan
Zain, 2002) mengungkapkan seorang guru tidak akan dapat melaksanakan
tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang telah
dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur
manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar
bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalamannya
guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan
baik dan sistematis.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah
bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen
yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode
mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah
asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
perumusan tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode
bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik
perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak
akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak
tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi

10
psikologis anak didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru diperlukan
dalam pemilihan metode yang tepat. Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M.Sc.
Ed, mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan
metode mengajar sebagai berikut:
1. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
2. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
3. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
4. Fasilitas yang berbagai-bagai keadaannya
5. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
F. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan
bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara
melakukan sesuatu sehingga dapat memperlajarinya secara proses.
Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran disesuaikan
dengan topik dan tujuan pembelajaran yang akan dicapainya.
1. Karakteristik
Metode mengajar demonstrasi hakikatnya untuk menyamaikan
embelajaran ada siswa dalam penguasaan proses objek tertentu. Metode
mengajar demonstrasi juga identik dengan metode mengajar modeling.
Dalam pelaksanaan metode mengajar demonstrasi, selain guru yang
akan menjadi model juga dapat mendatangkan nara sumber yang akan
mendemonstrasikan objek materi pelajaran, dengan syarat harus
menguasai bahan materi yang didemonstrasikan, serta mengutamakan
aktivitas siswa untuk melakukan demonstrasi tersebut. Dalam
demonstrasi cenderung bahan dan situasi yang digunakan adalah objek
yang sebenarnya.
2. Prosedur
Prosedur metode demonstrasi yang haru dilakukan dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam
pembelajaran

11
b. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didimonstrasikan.
c. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan
dari siswa
d. Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan latihan ) terhadap hasil
demonstrasi
e. Kesimpulan
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Demonstrasi
Kemampuan guru yang perlu diperhatikan dalam menunjukkan
keberhasilan demonstrasi, diantaranya adalah (1) mampu secara proses
dalam melaksanakan demonstrasi materi atau topk yang dipraktikkan;
( 2 ) Mampu mengelola kelas dan menguasai siswa secara menyeluruh;
( 3 ) Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan; ( 4 ) mampu
melaksanakan penilaian proses.
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk
menunjang demonstrasi, diantaranya adalah: (1) siswa memiliki
motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang akan
didemonstrasikan; (2) memahami tentang tujuan/ maksud yang akan
didemostrasikan; (3) mampu mengamati proses yang didemonstrasikan;
(4) mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam
demostrasi .
4. Keunggulan
Keunggulan implementasi metode mengajar demonstrasi dapat dicapai
apabila kondisi pembelajaran diciptakan secara efektif di antaranya
keunggulan tersebut adalah:
a. Siswa dapat memahami bahwa pelajaran sesuai dengan objek yang
sebenarnya;
b. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa;
c. Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis;
d. Dapat mengetahui hubungan yang struktural atau urutan objek;
e. Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.

12
5. Kelemahan
Kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi
oleh guru jika akan menerapkan metodi demonstrasi adalah
a. Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja
b. Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka
demonstrasi tidak efektif
c. Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya
d. Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan
praktik yang didemonstrasikan.
G. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan
pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:
a.Menghadirkan obyek sebenarnya atau obyek yang langkah
b. Membuat duplikasi dari obyek yang sebenarnya
c.Membuat konsep abstrak ke konsep konkret
d. Memberi kesamaan persepsi
e.Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak
f. Menyajikan ulang informasi secara konsisten
g. Memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai dan menarik.
H. Macam Benda Asli atau Benda Nyata (Real Object)
Benda asli atau benda sebenarnya pada dasarnya adalah benda yang
digunakan supaya kegiatan belajar berlangsung dalam lingkungan yang
sangat mirip dengan kondisi yang sebenarnya, sehingga proses
pembelajarannya lebih efektif.Benda nyata memiliki macam sangat variasi
namun dapat diklasifikasikan dalam dua istilah yaitu objek dan benda/
barang contoh (specimen). Objek yaitu semua benda yang masih dalam

13
keadaan asli, alami seperti ia hidup dan berada. Benda contoh yaitu benda
benda asli atau sebagian benda asli yang dipergunakan sebagai sampel.
Benda nyata juga dapat diklasifikasikan menjadi benda nyata alami
dan benda nyata buatan manusia. Benda nyata alami yaitu benda yang
benar-benar asli tanpa ada perubahan bentuk dan sifat aslinya, oleh manusia
sedangkan benda nyata buatan yaitu benda nyata yang sudah diubah baik
bentuk maupun sifatnya oleh manusia yang mungkin dibuat perhiasan, alat,
perlengkapan, makanan, dan minuman.
I. Peran Benda Nyata dalam Proses Pembelajaran
Peran benda nyata dalam proses pembelajaran di sekolah dasar
sangatlah penting baik itu pada kegiatan pra pembelajaran, kegiatan inti/
penyajian pembelajaran maupun dalam kegiatan tindak lanjut.Pemanfaatan
benda nyata mampu meransang dan memotivasi siswa memahami materi
dengan cepat dan tepat, mengoptimalkan dan membantu menjaga perhatian
serta menumbuhkan kegiatan yang aktif, karena siswa tentunya dapat
melakukan aktivitas seperti mengamati,mendiskusikan, menganalisis serta
mengklasifikasi.
J. Hasil Belajar
Menurut Arikunto (2006) “Hasil belajar merupakan suatu hasil yang
diperoleh siswa dalam mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh
guru”. Sedangkan menurut Slameto (2003: 3) hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar, belajar itu
sendiri yaitu berusaha memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap. Dari beberapa definisi diatas, maka dapat peneliti
simpulkan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang diperoleh siswa
sebagai hasil yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran.
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor dalam
diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar diri siswa ( ekstern )

14
1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terdapat hasil belajar
diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi,perhatian,
kelemahan dan kesehatan serta kebiasan siswa.
2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar di
antaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik ( termasuk suasan kelas
dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial
budaya, lingkungan keluarga, program sekolah ( termasuk dukungan
komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran dan teman sekolah.

15

Anda mungkin juga menyukai