Anda di halaman 1dari 91

TUGAS RESUME

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK 4106
MODUL 2
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS TERBUKA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MOHAMMAD ZAINUDDIN


NIM : 837577984
SEMESTER : 1 PGSD-BI
KELAS : 119

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JEMBER
POKJAR LUMAJANG
TAHUN 2017
TUGAS RESUME STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK4105 / MODUL 2

PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Kegiatan Belajar 1 : Pengertian Pelajar

A. Pengertian Belajar
Pendapat modern yang muncul pada abad 19 menganggap bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku (a change in behavior). Ernest R. Hilgard (1948) menyatakan bahwa
learning is the process by which an activity or is changed through training procedures (whether in
the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not
atrisutable to training. Jadi, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh
melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif
yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersebut terjadi secara menyeluruh
meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Pendapat lain mengemukakan bahwa belajar adalah proses pengalaman (learning is
experience), artinya belajar itu suatu proses interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Dalam interaksi tersebut terjadi prose mental, intelektual, dan emosional yang pada akhirnya
menjadi suatu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya.
Definisi belajar yang umum diterima saat ini ialah bahwa belajar merupakan suatu usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkat laku yang baru, secara
keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

B. Hakikat Belajar
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning to know, learning to do,
learning to live together, dan learning to be.
a. Learning to know artinya belajar untuk mengetahui; yang menjadi target dalam belajar
adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan siswa untuk
mengetahui dan memahami substansi materi yang dipelajarinya.
b. Learning to do artinya belajar untuk berbuat; yang menjadi target dalam belajar adalah
proses melakukan atau proses berbuat. Dalam hal ini siswa harus mengerjakan, menerapkan,
menyelesaikan persoalan, melakukan eksperimen, penyelidikan, penemuan, pengamatan,
simulasi dan sejenisnya.
c. Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama; yang menjadi target dalam
belajar adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu hidup dalam
kelompok.
d. Learning to be artinya belajar untuk menjadi; yang menjadi target belajar adalah
mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat dan
kemampuannya.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
dalam dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan
faktor dari luar diri siswa (ekstern).
1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya adalah
kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta
kebiasaan siswa. Setiap individu memiliki kecakapan (ability) yang berbeda-beda.
Kecakapan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatann belajar; yakni sangat
cepat, sedang dan lambat. Demikian pula pengelompokan kemampuan siswa berdasarkan
kemampuan penerimaan, misalnya proses pemahamannya harus dengan cara perantara
visual, verbal, dan atau harus dibantu dengan alat / media.
2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan
fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira,
menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk
dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru
merupakan manajer atau sutradara dalam kelas.
Kegiatan Belajar 2 : Karakteristik Proses Belajar Dan Tahapan Perkembangan Siswa
Sekolah Dasar

Proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar dalam belajar, esensinya
adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam upaya mengubah prilaku yang dilakukan
secara sadar melalui interaksi dengan lingkungan. Proses belajar mengajar di sekolah sangat
dipengaruhi oleh desain pelajaran maupun strategi yang diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran.
Salah satu faktor yang dominan untuk dipertimbangkan dalam melakukan proses belajar
adalah pebelajar (siswa) itu sendiri. Siswa merupakan individu yang utuh sekaligus sebagai
makhluk sosial yang memiliki potensi yang berbeda-beda. Berdasarkan teori perkembangan
setiap siswa memiliki tahapan perkembangan sesuai dengan tingkat usianya. Artinya setiap
proses belajar yang ditempuh siswa harus berdasarkan pada fase perkembangannya.
Seperti telah dikemukakan, bahwa proses belajar merupakan rangkaian aktivitas siswa
melalui pengalaman belajar (learning experience) untuk membentuk perilaku siswa.

A. Karakteristik Proses Belajar di Sekolah Dasar

1. Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar


Belajar merupakan suatu kegiatan pemrosesan kognitif, keterampilan dan sikap. Pebelajar
(siswa) sepenuhnya harus melakukan upaya mengubah perilaku melalui pengalaman, latihan
maupun kegiatan-kegiatan lain yang dianggap efektif sebagai proses untuk mengubah perilaku.
a. Teori Belajar
Ada beberapa belajar yang dikaji sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses
belajar di Sekolah Dasar.
1. Teori Belajar Displin Mental
Karakteristik teori belajar ini menganut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah daya
mental seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir dan sebagainya
yang dapat dilatih dan didisplinkan. Proses belajar berpikir, mengamati dan mengingat
dapat dilakukan siswa SD kelas rendah, yang meliputi a) belajar mengidentifikasi ciri-ciri
karakteristik suatu benda atau kejadian, misalnya; menguraikan atau menjelaskan ciri-ciri
tumbuhan hijau. b) menyebutkan kembali nama-nama ibu kota provinsi di Indonesia.
Belajar itu sendiri merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
individu. Potensi-potensi yang dimiliki individu dapat dikembangkan secara optimal
melalui kegiatan belajar.
2. Teori Belajar Asosiasi
Rumpun teori belajar ini identik dengan teori behaviorisme yang biasa disebut S-R Bond.
Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang menekankan pola
perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi aktivitas yang otomatis. Dalam teori
ini, belajar lebih mengutamakan stimulus-respons yang membetuk kemampuan siswa
secara spesifik dan terkontrol. Hukuman (punishment) dan ganjaran (reward) merupakan
penguatan (reinforcement) yang dipakai. Pelopor aliran ini diantaranya Edward L.
Thorndike.
3. Teori Insight
Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan terjadi
apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang bersifat
eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi.
4. Teori belajar Gestalt
Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karenanya, belajar
lebih mengutamakan keseluruhan, kemudia melihat bagian-bagiannya yang mengandung
makna dan hubungan. Pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk problematik, aktual dan
nyata (sedang terjadi saat ini maupun saat yang akan datang).
Siswa belajar melakukan pemecahan masalah (problem solving), melakukan penyelidikan
(inquiry), melakukan penemuan (discovery) dan kajian (investigation). Dalam prakteknya
penerapan teori belajar tersebut digunakan bercampur, tidak murni satu per satu.
b. Tipe Belajar
Untuk mencapai proses dan hasil belajar yang optimal kita perlu mengenal beberapa tipe
belajar yang dikemukakan Gagne (1970). Menurut Gagne ada 8 tipe belajar yang dapat
dilakukan siswa, yaitu :
1. Signal learning (belajar melalui isyarat)
Belajar isyarat merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui
sinyal atau isyarat sehingga terbentuk sikap tertentu, tetapi respons yang ditimbulkan dapat
bersifat umum, tidak jelas bahkan emosional.
2. Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak balas).
Belajar stimulus-respons merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku
melalui pengkondisian stimulus untuk menghasilkan suatu tindak-balas (respons).
3. Chaining learning (belajar melalui perangkaian)
Belajar chaining merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui
beberapa stimulus-respons (S-R) yang berangkai; dalam bahasa contohnya Ibu-Bapak,
kampung-halaman. Chaining contoh; dari pulang tugas mengajar, buka sepatu,
menyimpan tas, ganti baju, makan dan seterusnya.
4. Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
Belajar verbal association merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku
melalui perkaitan verbal. Perkaitan ini bisa dimulai dari yang sederhana.
5. Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui proses membeda-bedakan objek yang
abstrak maupun konkret. Sesuatu yang berkaitan dengan ruang, bentuk, peristiwa, gambar
dan lambang.
6. Concept learning (belajar melalui konsep)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui pemahaman terhadap sesuatu benda,
peristiwa, kategori, golongan dan suatu kelompok. Yang dimaksud konsep itu sendiri
adalah karakteristik, atribut atau definisi sesuatu objek. Konsep yang konkret dapat
ditunjukkan bendanya sedangkan konsep yang abstrak adalah konsep menurut definisi.
7. Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui aturan. Belajar melalui aturan
merupakan proses belajar yang membentuk kemampuan siswa supaya memahami aturan-
aturan dan mampu menerapkannya. Belajar melalui aturan berarti belajar melalui dalil-
dalil, rumus-rumus, dan ketentuan.
8. Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui kegiatan pemecahan masalah. Tipe
belajar ini merupakan belajar yang dapat membentuk siswa berpikir ilmiah dan kritis yang
termasuk pada belajar yang menggunakan pemikiran atau intelektual tinggi.

c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar.
Kulminasi akan selalui diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus
menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang
bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Bentuk perubahan tingkah laku harus
menyeluruh secara komperhensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku seperti
contoh di atas.
Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah
pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan : 1) kemampuan
membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau diinformasikan; 2)
kemampuan mengindentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan berdasarkan
substansi yang dibaca, diamati dan atau didengar; 3) kemampuan mengorganisasi hasil-hasil
identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan; dan 4) kemampuan melakukan
kajian secara menyeluruh.
B. Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Siswa Sekolah Dasar merupakan individu unik yang memiliki karakteristik tertentu,
bersifat khas dan spesifik. Pada dasarnya setiap siswa adalah individu yang berkembang.
Perkembangan siswa akan dinamis sepanjang hayat mulai dari kelahiran sampai akhir hayat.
Dalam hal in pendidikan maupun pembelajaran sangat dominan memberikan kontribusi untuk
membantu dan mengarahkan perkembangan siswa supaya menjadi positif dan optimal. Setiap
siswa memiliki irama dan kecepatan perkembangan yang berbeda-beda dan bersifat individual.
Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6 12 tahun yang termasuk pada perkembangan
masa pertengahan (middle childhood) memiliki fase-fase yang unik dalam perkembangannya
yang menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang bersangkutan. Tahapan perkembangan
siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut.
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi badan, dan perkembangan
motorik. Siswa pada tingkat Sekolah Dasar, kemampuan motoriknya mulai lebih halus dan
terarah (refined motor skills), tetapi berat badan siswa laki-laki lebih ramping daripada siswa
perempuan karena masa adolesen perempuan lebih cepat daripada laki-laki.
2. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial siswa pada tingkat Sekolah Dasar sudah terasa ada pemisahan
kelompok jenis kelamin (separation of the sexs) sehingga dalam pengelompokkan, siswa
lebih senang berkelompok berdasarkan jenis kelamin padahal kurang sesuai menurut kriteria
pengelompokan belajar.
3. Perkembangan Bahasa
Pada masa ini perkembangan bahasa siswa terus berlangsung secara dinamis. Dilihat dari
cara siswa berkomunikasi menunjukkan bahwa mereka sudah mampu menggunakan bahasa
yang halus dan kompleks.
4. Perkembangan Kognitif
Di Sekolah Dasar siswa diajarkan berbagai disiplin ilmu bahkan cara-cara belajar baik yang
berorientasi pada peningkatan berpikir logis maupun kemampuan manipulatif. Siswa dapat
melihat beberapa faktor dan mengkombinasikannya dengan berbagai cara untuk mecapai
hasil yang sama.
Perkembangan kognitif pada siswa Sekolah Dasar berlangsung secara dinamis. Untuk
menumbuhkembangkan kemampuan kognitif dalam fase konkret operasional pada siswa
Sekolah Dasar, acuannya adalah terbentuknya hubungan-hubungan logis di antara konsep-
konsep atau skema-skema.
Piaget mengemukakan bahwa pada usia Sekolah Dasar siswa akan memiliki kemampuan
berpikir operasional konkret (concrete operation) yang disebut sebagai masa performing
operation.
5. Perkembangan Moral
Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa Sekolah Dasar adalah kemampuan bertindak
menjadi orang baik. Tindakan yang dilakukan selalu berorientasi pada orang lain yang
dianggap berbuat baik. Bahkan siswa akan melakukan tindakan yang baik apabila orang lain
merasa senang.
6. Perkembangan Eksresif
Pola perkembangan ekspresif siswa Sekolah Dasar dapat dilihat dari kegiatan ungkapan
bermain dan kegiatan seni (art). Siswa Sekolah Dasar sudah menyadari aturan dari suatu
permainan, bahkan siswa pada usia itu sudah mulai membina hobinya.
7. Aspek-aspek Intelegensi
Dalam psikologi, teori Gardner (Utami Munandar, 1999; 265) membedakan jenis intelegensi.
Dalam kehidupan sehari-hari itu tidak berfungsi dalam bentuk murni tetapi setiap individu
memiliki campuran yang unik dari ketujuh intelegensi tersebut. Aspek-aspek intelegensi
tersebut dapat ditumbuhkembangkan pada setiap siswa. Aspek intelegensi tersebut
diantaranya adalah :
a. Intelegensi linguistik, yaitu suatu kemampuan untuk menggunakan bahasa, termasuk
kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan kegunaan fungsi-fungsi bahasa.
b. Intelegensi logis-matematis, yaitu kemampuan untuk menjajaki pola-pola, kategori, dan
hubungan-hubungan dengan manipulasi objek-objek atau simbol-simbol, dan kepekaan
kemampuan berpikir logis.
c. Intelegensi spasial, yaitu kemampuan untuk mengamati secara mental, memanipulasi
bentuk dan objek; atau kemampuan mempersepsi dunia ruang visual secara akurat dan
melakukan transformasi persepsi tersebut.
d. Intelegensi musik, yaitu kemampuan untuk menikmati, mempertunjukkan atau mengubah
musik termasuk kemampuan menghasilkan dan mengekpresikan ritme nada dan bentuk-
bentuk ekspresi musik.
e. Intelegensi fisik-kinestetik, yaitu kemampuan untuk menggunakan keterampilan motorik
halus dan kasar dan halus dalam olah raga seni dan produk-produk seni pertunjukan serta
keterampilan meliputi kemampuan mengontrol gerakan tubuh dan menangani objek-objek
secara terampil.
f. Intelegensi intrapribadi, yaitu kemampuan untuk memperoleh akses terhadap pemahaman
perasaan, impian dan gagasan-gagasan diri sendiri, dan memahami kekuatan maupun
kelemahan diri sendiri.
g. Intelegensi interpribadi, yaitu suatu kemampuan untuk mengamati dan merespons suasana
hati, temperamen, dan motivasi orang lain, serta memahami hubungan dengan orang lain.
8. Aspek Kebutuhan Siswa
Selain aspek perkembangan siswa yang telah dikemukakan di atas juga perlu
dipertimbangkan aspek kebutuhan siswa sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
materi apa yang akan dipelajari siswa. Secara umum ada dua kebutuhan siswa : 1) psiko-
biologis yang dinyatakan dalam keinginan, minat, tujuan, harapan dan masalahnya; 2) sosial
yang berkaitan dengan tuntutan lingkungan masyarakat, biasanya menurut pandangan orang
dewasa.

Kegiatan belajar 3 : Karakteristik pembelajaran di sekolah dasar

Topik ini akan membahas tentang karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar yang merupakan topik
lanjutan dari karakteristik proses belajar dan fase-fase perkembangan di Sekolah Dasar. Topik ini
menyajikan ciri-ciri beberapa pembelajaran di Sekolah Dasar sebagai gambaran aplikasi pembelajaran di
Sekolah Dasar.
Apabila Anda merasa telah menguasai karakteristik proses belajar dan tahapan perkembangan di
Sekolah Dasar selanjutnya Anda perlu mempelajari karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar.
Secara umum karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar adalah :
1. Kelas 1 dan kelas 2 Sekolah Dasar berorientasi pada pembelajaran fakta, lebih bersifat konkret atau
kejadian-kejadian yang ada di sekitar lingkungan siswa. Dalam kurikulum 2004 pembelajaran
dilakukan dengan pendekatan tematik.
2. Kelas 3 siswa sudah dihadapkan pada konsep generalisasi yang dapat diperoleh dari fakta atau dari
kejadian-kejadian yang konkret, hal ini lebih tinggi dari kelas 1 dan 2.
3. Kelas 4, 5, dan 6 atau disebut sebagai kelas tinggi siswa dihadapkan pada konsep-konsep atau prinsip-
prinsip penerapannya.

A. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah


Pembelajaran di kelas rendah dilaksanakan berdasarkan rencana pelajaran (silabus) yang telah
dikembangkan oleh guru. Pembelajaran konkret lebih sesuai diberikan pada siswa kelas rendah (kelas 1, 2,
3) di Sekolah Dasar. Proses pembelajaran ini harus dirancang oleh guru sehingga kemampuan siswa,
bahan ajar, proses belajar dan sistem penilaian sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar di Sekolah Dasar, diantaranya
adalah ceramah, tanya jawab, latihan atau drill, belajar kelompok, observasi atau pengamatan. Penggunaan
atau pemilihan strategi belajar harus mempertimbangkan variabel-variabel yang terlibat dalam suatu
proses belajar-mengajar.
Dalam pengembangan kreativitas siswa proses pembelajaran diarahkan supaya siswa melakukan
kegiatan kreativitas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya, misalnya memecahkan permasalahan
melalui permainan sehari-hari. Di bawah ini adalah beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat
dilakukan siswa Sekolah Dasar di kelas rendah.
1. Menggolongkan peran anggota keluarga.
2. Menerapkan etika dan sopan santun di rumah, sekolah dan di lingkungan.
3. Menggunakan kosa kata geografi untuk menceritakan tentang tempat.
4. Menceritakan cara memanfaatkan uang secara sederhana melalui jual beli barang dan menabung.
5. Menceritakan masa kecilnya melalui bantuan foto maupun dari cerita orangtuanya.
6. Melakukan mekanika tubuh yang baik dalam duduk, berdiri dan berjalan.
7. Melakukan latihan dalam meningkatkan kualitas fisik-motorik.
8. Memperagakan rangkaian gerak (ritmik) dengan musik.
9. Mengeskpresikan gagasan imajinasi unsur bunyi dan gerak melalui kegiatan eksplorasi dalam
bernyanyi dan menari.
10. Mengeskpresikan gagasan artistik melalui kegiatan bernyanyi dan menari.
11. Mengkomunikasikan gagasan dengan satu kalimat.
12. Mengkomunikasikan gagasan sederhana dengan lisan dan tertulis. Membaca nyaring / bersuara teks
sederhana + 300 kata.
13. Menulis dengan jelas dan rapi kalimat yang didiktekan dengan menggunakan huruf lepas dan tegak
bersambung.
14. Menulis karangan pendek seperti slogan dan surat undangan, menulis menggunakan atau disertai
label, dan menulis petunjuk sesuatu permainan.
15. Menerapkan EYD dalam menulis dan menggunakan huruf kapital untuk nama suku bangsa, nama
bahasa, dan judul karangan. Menulis tanda titik untuk memisahkan angka, jam, menit, detik.
16. Menyimak dan menceritakan kembali ragam teks sederhana; mendeklamasikan / melagukan pantun,
puisi, syair dan membaca cerita atau buku.
17. Mengaplikasikan konsep atau alogaritma dalam pengerjaan pernjumlahan dan pengurangan.
18. Mengaplikasikan konsep atau alogaritma dama pengerjaan bilangan.
19. Mengkomunikasikan gagasan matematika dengan simbol atau diagram.
20. Membuat dan menafsirkan model matematika dari masalah bilangan pengukuran atau bentuk
geometri.
21. Menentukan pola sifat atau pola bangun menurut bentuk atau unsurnya.
22. Membilang dan menyebutkan banyak benda, mengingat penjumlahan dan pengurangan.
23. Melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan hubungannya.

B. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Tinggi


Esensi proses pembelajaran di kelas tinggi (kelas 4, 5, 6) adalah suatu pembelajaran yang
dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan siswa tentang konsep dan generalisasi
sehingga penerapannya (menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun,
menderetkan, melipat dan membagi).
Di bawah ini ada beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa di kelas tinggi
Sekolah Dasar.
1. Mendeskripsikan aturan-aturan yang berlaku di keluarga.
2. Membandingkan kelompok-kelompok sosial di masyarakat.
3. Menyajikan hubungan antara sumber daya alam dengan kegiatan ekonomi setempat.
4. Melakukan diskusi kelompok tentang jual-beli.
5. Menafsirkan peninggalan-peninggalan sejarah.
6. Melakukan latihan untuk meningkatkan kualitas fisik-motorik.
7. Memperagakan berbagai keterampilan yang dihubungkan dengan keselamatan diri.
8. Memperagakan rangkaian gerak dengan alat musik.
9. Melakukan kegiatan penjelajahan ke perkampungan di sekitar sekolah.
10. Mencoba mengubah pola gerak dari irama dalam rangkaian variasi gerak.
11. Mendesain model konstruksi.
12. Mencari, menemukan, memilih informasi dari lingkungan sekitar sekolah.
13. Membaca dan menghafal surat-surat pendek dan mengartikannya.
14. Mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting dari uraian pembicara (pidato atau dakwah).
15. Membaca dalam hati (secara intensif) teks pendek 3-4 paragraf.
16. Mendengarkan secara apresiatif.
17. Mengaplikasikan konsep alogaritma atau manipulasi matematika dalam pengerjaan bilangan
(termasuk negatif dan pecahan) pengukuran geometri.
18. Melakukan operasi hitung campuran (bilangan bulat pecahan).
19. Melakukan penyelidikan dengan menetukan variabel dan cara pengendaliannya.
20. Mengumpulkan bukti perkembangbiakan makhluk hidup.
21. Menyelidiki hubungan antara ciri makhluk hidup dan lingkungan hidup.
22. Mendesain dan melakukan percobaan untuk menyelidiki antara hubungan gaya dan gerak.
23. Menyelidiki pengaruh gaya magnet.

TUGAS RESUME
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK 4105

MODUL 3
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS TERBUKA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MOHAMMAD ZAINUDDIN


NIM : 837577984
SEMESTER : 1 PGSD-BI
KELAS : 119

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JEMBER
POKJAR LUMAJANG
TAHUN 2017

TUGAS RESUME STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD


PDGK4105 / MODUL 3
Model-model pembelajaran

Kegiatan Belajar 1 : MODEL-MODEL BELAJAR

A. Model-model Belajar
Empat model belajar yang dapat membantu dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar yaitu belajar kolaboratif, belajar kuantum,
belajar kooperatif serta belajar tematik.

1. Belajar Kolaboratif
a. Hakikat Belajar Kolaboratif
Terjadi belajar kolaboratif yaitu apabila dua orang atu lebih bekerja sama ,
memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Unsur yang penting dalam
belajar kolaboratif yaitu;
pertama, adanya tujuan yang sama sehingga siswa menentukan strategi bersama
untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Adanya diskusi yaitu saling bertukar
fikiran untuk mencari jalan keluar dan menetapkan keputusan bersama. Kedua,
ketergantungan yang positif, maksudnya setiap anggotakelompok hanya dapat berhasil
mencapai tujun apabila seluruh anggot bekerja sama. Dengan demikian, dalam kegiatan
kolaboratif, ketergantungan individu sangat tinggi.
Dalam menerapkan belajar kolaboratif, terdapat prinsip-prinsip belajar sebagai
berikut :
1) Mengajarkan ketrampilan kerja sama , mempraktikan, dan balikan diberikan dalam hal
seberapa bak ketrampilan ketrampilan digunakan
2) Kegiatan kelas ditingglkan untik meaksanakan kelompok yang kohesif
3) Individu-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan perilaku masing-
masing
Strategi-strategi yang berkaitan dengan ketiga prnsip tersebut tidak ekseklusif,
namun dilaksanakan dengan cara siklus, misalnya menunjukkan ketrampiln koopertif
sekaligus melaksanakan kekohesifan dan tangung jawab.
b. Manfaat Belajar Koperatif
(1) Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam kelompok
merupakan faktor berpengruh terhadap penguasaan konsep
(2) Belajar memecahkan maslah bersama dalam kelompok
(3) Memupuk rasa kebersamaan antar siswa
(4) Meningkatkan kebranian memunculkan ideatau pendapat untuk memecahkan masalah
bagi setiap individu yang diarahkan untuk mengajarkan atau memberi tahu kepada
teman kelompoknya jika mengetahui dan menguasai permasalahan.
(5) Memupuk rasa tangung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan bersama dalam
bekerja agar tidak tumpang tindih atau perbedaan pendapat yang prinsip
(6) Setiap anggota meliht dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki tanggung
jawab karena kebersamaan dalam belajar mereka juga sangat memperhatikan
kelompok.

2. Belajar Kuantum
a. Hakikat Belajar Kuantum
Model belajar ini muncul untuk menanggulangi kebosanan. Belajar kuantum
mempunyai prinsip bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar dan setiap detail
apapun memberikan sugesti positif dan negatif. Pembelajaran kuantum mengedepankan
unsur-unsur kebebasan, santai, menakjubkan, menyenangkan dan menggairahkan. Indikator
keberhasilan pembelajaran kuantum adalah siswa sejahtera. Siswa dikatakan sejahtera kalau
aktivitas belajarnya menyenangkan dan menggairahkan.
b. Prinsip Utama Pembelajaran Kuantum
(1) Segala yang ada disekelilingnya mengirimkan pesan tentang belajar.
(2) Bertujuan mengembangkan kecakapan siswa dalam mata pelajaran
(3) Mempunyai modal pengalaman sebelum ia belajar tentang materi apa yang telah
dipelajari.
(4) Menghargai setiap usaha siswa agar siswa merasa nyaman sehingga anak menjadi tahu
bagian ana yang mendapatkan penghagaan
(5) Merayakan setiap keberhasilan sebagai umpan balik kemajuan belajar dan
meningkatkan asosiasi emosi positif, bisa dilakukan dengan cara tepuk tangan, berterik
hore 3 kali dan lain sebagainya.
c. Manfaat Belajar Kuantum
(1) Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergaiah belajar
(2) Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada disekelilingnya sebagai pendorong
belajar.
(3) Siswa belajar sesuai gaya belajar masing-masing.
(4) Apa pun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.

3. Belajar Kooperatif
a. Hakikat Belajar Kooperatif
Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga
siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga
anggotanya yang lain. Idenya sangat sederhana, anggota kelas diorganisasikan ke dalam
kelompok-kelompok kecil setelah menerima pembelajaraan dari guru. Kemudian para
siswa itu mengerjakan tugas sampai semua anggota kelompok berhasil memahaminya.
Kegiatan kooperaktif dapat dikatakan eksis apabila dua orang atau lebih bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang sama.
b. Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif
(1) Kesamaan Tujuan
Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan belajar lebih
kooperatif.
(2) Ketergantungan Positif
Ketergantungan antara individu-individu dapat dilakukan dengan cara
a. Tetapkan peran kelompok yang terdiri dari pengamat, penjelas dan perekam.
b. Membagi tugas menjadi sub tugas untuk melengkapi keberhasilan tugas.
c. Menilai kelompok sebagai satu kesatuan yang teriri dari individu-individu.
d. Struktur tujuan kooperatif dapat dikoordinasikan dengan menggunakan kelompok
belajar kooperatif, menghindari pertentangan satu sama lain.
e. Menciptakan situasi pantasi yang menjadikan kelompok bekerja sama untuk
membangun kekuatan imajinatif, dengan aturan yang ditetapkan situasi.
c. Manfaat Belajar Kooperatif
a. Meningkatkan hasil belajar mengajar
b. Meingkatkan hubunngan antar kelompok,
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar
d. Menubuhakan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berfikir
e. Memudahkan dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan.
f. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas
g. Relative murah kaena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya.
d. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif
a. Memerlukan waktu yang cukup bagi setipa siswa untuk bekerja dalam tim
b. Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim
c. Model belajar ini harus sesuai dengan pembahasan materi ajar
d. Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda
e. Memerkulan kemampuan khusus bagi guruuntuk mengkaji berbgai teknik pelaksanaan
belajar kooperatif

4. Belajar Tematik
a. Hakikat Belajar Tematik
Belajar tematik adalah kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide pokoko (tema) dan
melibakan beberapa bidang studi yang berkaitan dengan tema. Pappas (1995) mengatakan
bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang digunakan guru untuk
mendorong partisipasi aktif pebelajar dalam kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada suatu
topic yang disukai pebelajar dan dipilih untuk belajar.
b. Prinsip Belajar Tematik
Meinbach (1995) mengataan bahwa pembelajaran tematik mengombinasikan struktur,
urutan, strategi yang diorganisasikan dengan baik. Belajar tematik merupakan cara untuk
mencapai keterpaduan kurikulum dan juga mencerminkan pola-pola berpikir, tujuan, dan
konsep-konsep umum bidang ilmu.
c. Karakteristik Pembelajaran Tematik
(1) Memberikan pengalaman langsung dengan objek yang nyata vagi pebelajar untuk
menilai dan memenipulasi.
(2) Menciptakan kegiatan dimana anak menggunakan semua pemikirannya
(3) Embangun kegitan sekitar minat umum pebelajar
(4) Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam
pengertian.
(6) Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar
d. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di Sekolah Dasar
(1) Siswa SD kelas awal meahami konsep secara utuh, global, peningkatan kecerrdasan dn
makin terperincinya sert spesifik pemahamannya terhadap konsep tertentu
(2) Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utus dan tematis
(3) Ada konteksnya
(4) Guru SD addalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara utuh, akan
sulit mengajar sub-sub konsep secara terpisah-pisah.
e. Manfaat Belajar Tematik
(1) Mendorong pebelajar memanfaatkan suatu konteks dn literature yang luas
(2) Melihat hubungan ide dan konsep
(3) Meningkatkan pemahaman pebelajar terhadap apa yang dipelajari.
(4) Memberikan kesempatan nyata kepada pebelajar untuk membentuk latar belakang
informasi sendiri dalam rangka membangun pengetahuan baru.

Kegiatan Belajar 2 : RUMPUN MODEL BELAJAR

A. Rumpun Model Sosial


a. Partner dalam Belajar
Membantu pelajar bekerja secara efektif, dan membuat pelajar belajar secara lintas bidang
studi dalam suatu kurikulum, mengembangkan rasa solidaritas serta untuk memperoleh
informasi dan keterampilan melalui inkuiri dari suatu akademik.
b. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok menekankan rencana pada pengaturan kelas umum atau
konvensional. Rencana tersebut meliputi pendalaman materi terpadu secara kelompok,
diskusi, dan perencanaan proyek.
c. Bermain Peran
Bermain peran itu adalah guru mengajak siswa untuk memahami prilaku sosial,
peranannya dalam interaksi sosial dengan cara-cara yang lebih efektif atau membuat
pelajar menorganisasikan informasi isu-isu sosial.
d. Inkuiri Yurispedensi
Inkuiri Yurispedensi ini mengajak pelajar berpikir atas isu-isu sosial mengenai masyarakat
suatu Negara, di tingkat nasional maupun internasional. Tujuan model ini untuk
mempelajari kasus kasus yang ada kemudian dikaitkan dengan kebijakan-kebijakan
public.
e. Keperibadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan seorang guru harus
yakin bahwa semua dapat dikembangkan, perkembangan dapat terjadi secara optimal
apabila lingkungan menyediakan cara kerja secara konseptual.
f. Inkuiri sosial
Model ini dirancang untuk mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara berfikir, studi
tentang nilai-nilai sosial dengan menghubungkan aspek konitif dan sosial

B. Rumpun Model Pemrosesan Informasi


a. Berpikir Positif
Model ini adalah cara belajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan informasi serta
menciptakan dan menguji hipotesis yang mendiskripsikan hubungan di antara serangkaian
data.
b. Pencapaian Konsep
Model ini adalah cara berpikir yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi
dan topik-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
c. Inkuiri Ilmiah
Model belajar yang membawa pebelajar ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan
menganalisis data, meengecek hipotesis dan teori serta mencerminkan hakikat
pembentukan pengetahuan.
d. Latihan Inkuiri
Yaitu model yang memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan
alasan sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan,
membentuk konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
e. Mnemonik
Merupakan strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.
f. Sinektika
Yaitu model yang dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan
menulis kegiatan-kegiatan serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topik-
topik dari suat bidang ilmu yang luas.
g. Pengorganisasi awal
Model yang dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk
memahami materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.
h. Penyesuaian dengan Pebelajar
Yaitu model yang membantu menyesuaikan pembelajaran pada suat tahap kematangan
pebelajar secara individual dan merancang serta meningkatkan perkembangan pebelajar.

C. Rumpun Model Personal


a. Pengajaran Nondirektif
Yaitu model yang menekankan kerja sama antara guru dan murid.
b. Peningkatan harga diri
Yaitu model yang digunakan untuk membimbing suat program dalam hal rasa harga diri
dan kemampuan aktualisasi diri.

D. Rumpun Model Sistem Perilaku


a. Belajar tuntas dan pembelajaran terprogram
Yaitu suat model pembelajaran yang mempelajari materi yang dipecah menjadi unit-unit
dari yang sederhana hingga ke yang kompleks. Materi tersebut dipelajari hingga tuntas.
b. Pembelajaran langsung
Yaitu suat model pembelajaran yang disusun dari studi tentang perbedaan antara guru
mengajar yang lebih efektif dan kurang efektif serta dari teori belajar sosial.
c. Belajar melalui simulasi : latihan dan latihan mandiri
Yaitu model pembelajaran yang menggabungkan informasi tentang keterampilan dengan
demonstrasi, praktik, balikan, dan latihan sampai suatu keterampilan dikuasai.

1. Rumpun Model Sosial


a. Partner dalam Belajar
Belajar kooperatif yang merupakan belajar yang dituntut untuk bekerjasama dengan orang
lain bertujuan untuk membantu pebelajar belajar lintas bidang studi dalam suatu
kurikulum, mmengembangkan rasa percaya diri, ketrampilan sosial dan solidaritas, serta
tujuan belajar akademik untuk memperoleh informasi dan keterampilan melalui inkuri
dari suatu disiplin akademik.
b. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok menekankan pada rencana pengaturan kelas umum atau
konvensional yang meliputi pendalaman materi terpadu secara kelompok, diskusi, dan
perencanaan proyek. Model ini dirancang untuk membimbing mendefinisikan masalah
dan menggali berbagai andangan tentang masalah tersebut. Guru mengorganisasi
kelompok dan mendisiplinkannya, serta membantu pebelajar mengorganisasikan
informasi.
c. Bermain Peran
Secara khusus, bermain peran merupakan membantu pebelajar mengumpulkan dan
mengorganisasikan informasi tentang isu-isu sosial, mengembangkan empty terhadap
orang lain dan berusaha untuk meningkatkan ketrampilan sosial pebelajar.
d. Inkuiri Yurisprudensi
Model ini mengajarkan tentang kebijakan sosial yang bertujuan menyiapkan pelajar
mempelajari tentang isu-isu sosial di masyarakat suatu negara, di tingkat nasional maupun
internasional. Pebelajar diajak mengidentifikasi masalah kebijakan publik, juga
disediakan pilihan untuk pemecahannya.
e. Kepribadian dan Gaya Mengajar
Model dengan adanya gaya belajar pebelajar dan guru diyakini dapat berkembang, yang
terjadi secara optimal, jika lingkungan menyediakan cara kerja konseptual yang
diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang.

f. Inkuiri Sosial
Model ini dirancang dengan maksud mengajarkan informasi, konsep-konsep, dan cara
berfikir dan studi tentang nilai sosial dengan menggabungkan tugas yang menggabungkan
aspek kognitif dan sosial.

2. Rumpun Model Pemrosesan Informasi


a. Berpikir Induktif
Model ini memeberikan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan
informasi serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendeskripsikan hubungan
diantara serangkaian data.
b. Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan
topik-topik yang bersekala luas kepada pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
c. Inkuiri Ilmiah
Pebelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan menganalisis data,
mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.
d. Latihan Inkuiri
Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan alas an
sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertaanyaan,
membentuk konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
e. Mnemonic
Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi. Ini
digunakan untuk membimbing penyaji materi. Guru dapat menyajikan alat-alat yang
dapat digunkan untuk meningkatkan belajar individual maupun kooperatif tentang
informasi dan konsep-konsep.
f. Sinektik
Model ini dirancang untuk pebelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-
kegiatan, serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topic-topik dari suatu ilmu
yang luas.
g. Pengorganisasian Awal
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk
memahami materi, melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.
h. Penyesuaian dengan Pebelajar
Model ini dikembangkan dengan asumsi bahwa pebelajar yang belajar dengan strategi
intelektual yang lebih kompleks akan meningkatkan kemampuan mencapai informasi dan
konsep.

3. Rumpun Model Personal


a. Pembelajaran Nondirektif
Model ini digunakan dengan beberapa cara. Pertama digunkan sebagai model dasar untuk
melaksanakan seluruh program pendidikan. Kedua dikombinasikan dengan model lain
untuk meyakinkan bahwa kontak dilakukan dengan pebelajar. Ketiga digunkan ketika
pebelajar merencanakan proyek belajar mandiri mupun kooperatif. Keempat digunkan
secara periodic ketika memberikan konseling kepada pebelajar, menemuka jalan ke luar
tentang apa yang dipikirkan dan disarankan pebelajar untuk dipahaminya.
b. Peningkatan Harga Diri
Karya Abraham Maslow digunkan untuk membimbing suatu program dalam hal rasa
harga diri dan kemampuan aktualisasi diri. Guru menggali prinsip-prinsip yang dapat
membimbing kegiatan kerja sama dengan pebelajar untuk meykinkan dan memeberikan
gambaran tentang pribadi si pebeljar sebaik mungkin.

4. Rumpun Model Sistem Perilaku


a. Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram
Aplikasi teori system perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk yang disebut
belajar tuntas. Materi dipecah menjadi unit dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Pebelajar mengerjakan setiap bagian secara maju berkelanjutan. Setiap unit sudah
dipelajari maka diadakan tes untuk mengetahui keberhasilan belajae. Jika tidak bisa
menyelesaikan tes maka diadakan pembelajaran ulang..

b. Pembelajaran Langsung
Pernyataan tujuan pembelajaran disampaikan langsung kepada siswa, serangkaian
kegiatan yang jelas berkaitan dengan tujuan, monitoring yang cermat dari kemajuan
belajar, balikan tentang hasil belajar, serta taktik untuk penilaian yang lebih efektif
dikaitkan dengan serangkaian panduan untuk memperoleh kegiatan belajar.
c. Belajar Memulai Simulasi : Latihan dan Latihan Sendiri
Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kelompok cybernetic.
Salah satu diantaranya adalah model teori-ke-praktik dan yang lain adalah simulasi.
Simulasi dibentuk dari deskripsi situasi riil kehidupan lingkungan yang lebih kecil
diciptakan untuk situasi pembelajaran. Terkadang cara membawakan dielaborasi.
TUGAS RESUME
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK 4105

MODUL 4
PROSEDUR PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS TERBUKA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MOHAMMAD ZAINUDDIN


NIM : 837577984
SEMESTER : 1 PGSD-BI
KELAS : 119

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JEMBER
POKJAR LUMAJANG
TAHUN 2017
TUGAS RESUME STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK4105 / MODUL 4

PROSEDUR PEMBELAJARAN

Kegiatan belajar 1 : Kegiatan pra dan awal pembelajaran

Keberhasilan proses pembelajaran di antaranya sangat di pengaruhi oleh kegiatan


pendahuluan pembelajaran adalah alat untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif
sehingga siswa siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti dalam pembelajaran.
Pembelajaran adalah sebagai berikut :

A. Kegiatan Pra Pembelajaran


1. Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik
2. Memeriksa kehadiran siswa
3. Menciptakan kesiapan belajar siswa
a. Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajar
yang diperlukan dalam kegiatan belajar.
b. Menciptkan kondisi belajar untuk meningkatkan peratian siswa dalam belajar
c. Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar
d. Mengontrol seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran
e. Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
minat siswa
f. Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya
4. Menciptakan suasana belajar yang demokratis

B. Kegitan awal pembelajaran


1. Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
2. Memberi acuan
a. memberitahukan tujuan yang diharapkan atau garis besar materi yang dipelajari
b. menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa
3. Membuat kaitan
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
b. Menunjukkan manfaaat materi yang dipelajari
c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan
dibahas
4. Melaksanakan tes awal

Kegiatan belajar 2 : Kegiatan inti dalam pembelajaran

Adalah peranan penting dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan dalam
kurikulum kegiatan inti pembelajaran di arahkan pada peroses pembelajaran hendaknya
melibatkan siswa sebnyak mungkin, yang memenuhi kebutuhan siswa baik secara individual
maupun perkelompok untuk itu kegiatan inti hendaknya merupakan kegiatan yang bervariasi.
1. Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran klasikal
a. Prinsip-prinsip pembelajaran klasikal
1. Sistematis
2. Perhatian dan aktivitas
3. Media pembalajaran
4. Latihan atau penugasan
b. Kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal
1. Menyajikan bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi
2. Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap bahan pelajaran yang lain dengan cara menghubungkan atau mengaitkan materi
yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain atau
dengan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.
2. Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok
a. Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok
1. Adanya topik dan permasalahan
2. Pembentukan kelompok
3. Kerja sama
4. Perhatian
5. Motivasi
6. Sumber belajar dan fasilitas
7. Latihan dan tugas
b. Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok
1. Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran
2. Mengidentifikasi masalah atau sub-sub masalah berdasarkan permasalahan yang telah
dirumuskan
3. Analisis masalah berdasarkan sub-sub masalah.
4. Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok
5. Presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh
kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru.

3. Pembahasan materi pembelajaran dalan pembelajaran perseorangan


a. Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan ditugaskan atau yang akan
dilatihkan kepada siswa
b. Memberikan lembaran kerja atau tugas
c. Memantau dan menilai kegiatan siswa

Kegiatan pembelajaran 3 : Kegiatan akhir dan tindaklanjut pembelajaran

Kegiatan ini di lakukan untuk meyakinkan guru terhadap penguasaan kompetensi oleh
siswa dan upaya pemantapan penguasaan kompetensi yang di harapkan kegiatan ini harus di
laksanakan secara sistem matis,efektif,efisien,dan fleksibel.kegiatan yang dapat di laksanakan
dalam kegiatan akhir pembelajaran adalah :
1. Meninjau kembali penguasaan siswa
Biasanya dilakukan dengan cara merangkum dengan memperhatiakan :
a. Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar
b. Singkat, jelas dan bahasanya mudah dipahami
c. Kesimpulan /rangkuman tidak keluar dari topik
d. Menggunakan waktu sesingkat mungkin
2. Melaksanakan penilaian
Kegiatan tidak lanjut yang dapat di lakukan guru :
1. Memberikan tugas atau latihan
2. Menjelaskan kembali bahan ajaran yang belum di kuasai
3. Menugaskan membacakan materi yang tertentu
4. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
5. Mengungkapkan topik bahasan yang akan datang
TUGAS RESUME
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK 4105

MODUL 5
PEMILIHAN METODE MENGAJAR

UNIVERSITAS TERBUKA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MOHAMMAD ZAINUDDIN


NIM : 837577984
SEMESTER : 1 PGSD-BI
KELAS : 119

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JEMBER
POKJAR LUMAJANG
TAHUN 2017
TUGAS RESUME STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK4105 / MODUL 4

PEMILIHAN METODE MENGAJAR

KEGIATAN BELAJAR 1 : HAKIKAT DAN FAKTOR-FAKTOR DALAM PEMILIHAN


METODE MENGAJAR

A. Hakikat Metode Mengajar Dalam Pembelajaran


Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar,
diantaranya :
1. Harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap
materi pelajaran
2. Harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam
aspek seni
3. Harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah
4. Harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu
5. Harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan terhadap suatu topic
permasalahan
6. Harus memungkinkan siswa mampu menyimak
7. Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri
8. Harus memungkinkan siswa untuk bekerja secara kerja sama
9. Harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya
Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi prosesnya
memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran atau membuat kompetensi
siswa
2. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan
pembelajaran
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran

B. Faktor-faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Metode Mengajar


1. Tujuan Pembelajaran atau Kompetensi Siswa
Tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa merupakan pernyataan yang
diharapkan dapat diketahui, disikapi, dan/atau dilakukan siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran.Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga
pendidikan, misalnya SD, SMP, SMA, SMK, dan seterusnya.Tujuan bidang studi adalah
tujuan yang harus dicapai oleh suatu mata pelajaran atau suatu bidang studi, sedangkan
tujuan pembelajaran adalah tujuan yang harus dicapai dalam suatu pokok bahasan
tertentu.
Untuk mempermudah dalam memahami tujuan pembelajaran dan kompetensi
siswa, mari kita kaji kembali tujuan pembelajaran berdasarkan ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.
a. Kognitif
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
3. Penerapan
4. Analisi
5. Sintesis
b. Afektif
1. Penerimaan
2. Partisipasi
3. Penilain dan Penentuan Sikap
c. Psikomotor
1. Persepsi
2. Kesiapan
3. Gerakan terbimbng
4. Gerakan terbiasa
5. Gerakan yang kompleks
2. Karakteristik Bahan Pelajaran/Materi Pelajaran
Beberapa aspek yang terdapat dalam materi pelajaran terdiri dari :
1. Aspek Konsep (concept)
Meripakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan pengertian, atribut,
karakteristik, label atau ide dan gagasan tertentu.
2. Aspek Fakta (fact)
Merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang
lalu, dat-data yang dimiliki esensi objek dan waktu
3. Aspek Prinsip (principle)
Merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan aturan, dalil, hokum,
ketentuan, dan prosedur yang harus ditempuh.
4. Aspek Nilai (value)
Merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan aspek perilaku yang
baik dan buruk
5. Aspek Keterampilan Intelektual (intellectual skills)
Merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan
kemampuan menyelesaikan persoalan atau permasalahan
6. Aspek Keterampilan Psikomotor (psychomotor skills)
Merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan
kemampuan fisik
3. Waktu yang digunakan
Pemilihan metode mengajar juga harus memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dalam
pelajaran.
4. Faktor Siswa
Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama pada aspek kesegaran mental (faktor
antusias dan kelelahan), jumlah siswa dan kemampuan siswa. Guru harus bias mengelola
pembelajaran berdasarkan jumlah siswa dan harus mengatur tempat duduk supaya sesuai
dengan kondisi siswa dalam belajar.
5. Fasilitas, Media dan Sumber Belajar
Supaya memperoleh hasil belajar yang optimal maka setiap peristiwa pembelajaran harus
dirancang secara sistematis dan sistematik. Guru tidak akan memilih metode mengajar
yang memungkinkan menggunakan fasilitas atau alat belajar yang beragam jika di
sekolahnya tidak memiliki fasilitas dan alat belajar yang lengkap.

C. Pentingnya Metode Mengajar Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran Maupun Membentuk


Kemampuan Siswa
Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa metode mengajar memiliki keterkaitan
yang kuat dengan tujuan pembelajaran.Dalam kurikulum 2004, metode pengajaran tidak
disajikan secara khusus, artinya guru dapat memilih sendiri metode mengajar mana yang
dianggap sesuai dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun pembentukan
kemampuan siswa. Di samping itu, guru juga harus memahami karakteristik metode
mengajar yang akan dipilih sekaligus memahami dampak kemampuan dari metode tersebut.

KEGIATAN BELAJAR 2 : JENIS-JENIS METODE MENGAJAR

A. Metode Ceramah (Lecture)


Metode ceramah merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan
pelajaran secara lisan dari guru. Ceramah yang baik adalah ceramah bervariasi artinya
ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan alat dan media serta adanya tambahan dialog
interaktif atau diskusi sehingga proses pembelajaran tidak menjenuhkan.
1. Karakteristik Metode Ceramah
Metode ceramah digunakan apabila proses pembelajaran yang dilakukan lebih bersifat
pemberian informasi berupa fakta atau konsep-konsep sederhana. Proses pembelajarannya
dilakukan secara klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak. Biasanya penggunaan
metode ceramah lebih bersifat monoton, guru lebih banyak berbicara.
2. Prosedur Metode Ceramah
Untuk memahami prosedur metode ceramah, coba anda lihat kembali Modul Prosedur
Pembelajaran dalam pembelajaran klasikal.
3. Prasyarat Untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Ceramah
Ada beberapa kemampuan yang harus diperhatikan oleh guru untuk mendukung
kebersihan metode ceramah dalam pembelajaran yaitu:
a. Menguasai teknik-teknik ceramah yang memungkinkan dapat membangkitkan minat
dan motivasi siswa
b. Mampu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan pelajaran
c. Menguasai materi pelajaran
d. Menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistematik
e. Menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas
Sedangkan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ceramah berkaitan dengan
kondisi siswa adalah:
a. Siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yang dijelaskan guru
b. Kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materi yang akan dipelajari
c. Memiliki suasana emosional yang mendukung untuk memperhatikan dan memiliki
motivasi mengikuti pelajaran
4. Keunggulan
Penggunaan metode ceramah dapat menjadi baik dalam pembelajaran, diantaranya:
a. Metode ini dianggap ekonomis waktu dan biaya karena waktu dan materi pelajaran
dapat diatur oleh guru secara langsung, materi dan waktu pelajaran sangat ditentukan
oleh sistem nilai yang dimiliki guru yang bersangkutan
b. Target jumlah siswa akan lebih banyak, apalagi jika menggunakan alat sound system
c. Bahan pelajaran sudah dipilih/dipersiapkan sehingga memudahkan untuk
mengklarifikasi dan mengkaji aspek-aspek bahan pelajaran
d. Apabila pelajaran belum dikuasai oleh sebagian siswa maka guru akan meras mudah
untuk menugaskan dan memberikan rambu-rambu pada siswa
5. Kelemahan
Beberapa kelemahan yang mungkin terjadi dalam metode ceramah adalah :
a. Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat yang baik
b. Kemungkinan menimbulkan verbalisme
c. Sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi secara total
(hanya proses mental, tetapi sulit dikontrol)
d. Peran guru lebih banyak sebagai sumber pelajaran
e. Materi pelajaran lebih cenderung pada aspek ingatan
f. Proses pembelajaran ada dalam otoritas guru

B. Metode Diskusi
Metode ini sering digunakan dalam pembelajaran kelompok atau kerja kelompok
yang di dalamnya melibatkan beberapa orang siswa untuk menyelesaikan pekerjaan atau
tugas atau permasalahan. Sering pula metode ini disebut sebagai salah satu metode yang
menggunakan pendekatan CBSA atau keterampilan proses. Metode mengajar diskusi
merupakan cara mengajar yang dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu
problema tau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan
secara bersama.
1. Karakteristik
Tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah lebih banyak berperan sebagai pembimbing,
fasilitator atau motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi
efektif.
2. Prosedur
Lihat kembali Model Prosedur Pembelajaran
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Diskusi
Kemampuan guru yang perlu dipersiapkan dalam melaksanakan pembelajaran diskusi
yaitu:
a. Mampu merumuskan permasalahan sesuai kurikulum yang berlaku
b. Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi permasalahan
serta menarik kesimpulan
c. Mampu mengelompokan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan
pengembangan kemampuan siswa
d. Mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi
e. Menguasai permasalahan yang didiskusikan
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang pelaksanaan
diskusi, diantaranya:
a. Memiliki motivasi, perhatian dan minat dalam berdiskusi
b. Mampu melaksanakan diskusi
c. Mampu menerapkan belajar secara bersama
d. Mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat/ide
e. Mampu memahami dan menghargai pendapat orang lain
4. Keunggulan
Beberapa keunggulan penggunaan metode diskusi, diantaranya metode ini dapat
memfasilitasi siswa agar dapat, yaitu:
a. Bertukar pikiran
b. Menghayati permasalahan
c. Merangsang siswa untuk berpendapat
d. Mengembangkan rasa tanggung jawab
e. Membina kemampuan berbicara
f. Belajar memahami pendapat atau pikiran orang lain
g. Memberikan kesempatan belajar
5. Kelemahan
Dalam metode diskusi pun masih ada kelemahan dan kendala-kendala yang kemungkinan
perlu diantisipasi oleh para guru, diantaranya:
a. Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak
b. Apabila siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan maka tidak akan efektif
c. Materi pelajaran dapat menjadi lebih luas
d. Yang aktif hanya siswa tertentu saja

C. Metode Simulasi (Simulation)


Metode simulasi merupakan salah satu metode mengajar yang dapat digunakan dalam
pembelajaran kelompok.
Beberapa jenis metode simulasi, diantaranya:
1. Bermain peran (role playing)
Merupakan bagian dari metode simulasi, dalam proses pembelajarannya metode ini
mengutamakan pola permaianan dalam bentuk dramatisasi.
2. Sosiodrama
Merupakan bagian dari simulasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok
untuk melakukan aktivitas belajar memecahkan masalah yang berhubungan dengan
masalah individu sebagai makhluk sosial.
3. Permainan simulasi (simulation games)
Merupakan bagian dari simulasi yang dalam pembelajarannya siswa bermain peran sesuai
dengan yang ditugaskan sebagai belajar membuat suatu keputusan.

1. Karakteristik Metode Simulasi


Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi dan interaksi merupakan bagian dari
keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajaran simulasi. Metode mengajar
simulasi lebih banyak menuntut aktifitas siswa sehingga metode simulasi sebagai metode
berlandaskan pada pendekatan CBSA dan keterampilan proses.
2. Prosedur
Prosedur metode simulasi yang harus ditempuh dalam pembelajaran adalah:
a. Menetapkan topik simulasi yang diarahkan oleh guru
b. Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas
c. Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang
dimainkan
d. Proses pengamatan terhadap proses, peran, teknik dan prosedur dapat dilakukan
dengan diskusi
e. Kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Simulasi
Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang metode simulasi,
diantaranya:
a. Mampu membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur dan peran yang akan
dilakukan dalam situasi
b. Mampu memberikan ilustrasi
c. Mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam simulasi tersebut
d. Mampu mengamati secara proses simulasi yang dilakukan oleh siswa
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan dalam penerapan metode simulasi
adalah:
a. Kondisi, minat, perhatian dan motivasi siswa dalam bersimulasi
b. Pemahaman terhadap pesa yang akan menstimulasikan
c. Kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan
4. Keunggulan
Beberapa keunggulan metode simulasi, diantaranya:
a. Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam kelompoknya
b. Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam
pembelajaran
c. Dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial
d. Melalui kegiatan kelompok dalam simulasi dapat membina hubungan personal yang
positif
e. Dapat membangkitkan imajinasi
f. Membina hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam kelompok
5. Kelemahan
Beberapa kelemahan dan kendala-kendala yang memungkinkan perlu diantisipasi oleh
para guru jika akan menerapkan metode ini, diantaranya:
a. Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak
b. Sangat bergantung pada aktivitas siswa
c. Cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar
d. Banyak siswa yang kurang menyenangi simulasi sehingga simulasi menjadi tidak
efektif

D. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan
mempertunjukan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat
mempelajarinya secara proses.
Demonstrasi digunakan semata-mata hanya untuk:
1. Mengonkretkan suatu konsep atau prosedur yang abstrak
2. Mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan prosedur secara tepat
3. Meyakinkan bahwa alat dan prosedur tersebut bisa digunakan
4. Membangkitkan minat menggunakan alat dan prosedur

1. Karakteristik
Dalam pelaksanaan metode mengajar demonstrasi, selain guru yang akan menjadi model
juga dapat mendatangkan nara sumber yang akan mendemonstrasikan objek materi
pelajatan, dengan syarat harus menguasai bahan materi yang didmonstrasikan, serta
mengutamakan aktivitas siswa untuk melakukan demonstrasi tersebut.
2. Prosedur
Prosedur metode demostrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah:
a. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran
b. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan
c. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa
d. Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan/atau latihan) terhadap hasil demonstrasi
e. Kesimpulan
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Demonstrasi
Kemampuan guru yang perlu diperhatikan dalam menunjang keberhasilan demonstrasi,
diantaranya:
a. Mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau topik yang
dipraktikkan
b. Mampu mengelola kelas dan menguasai siswa secara menyeluruh
c. Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan
d. Mampu melaksanakan penilaian proses
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang demonstrasi,
diantaranya:
a. Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang akan
didemonstrasikan
b. Memahami tentang tujuan/maksud yang akan didemonstrasikan
c. Mampu mengamati proses yang didemonstrasikan
d. Mampu mengidentifikasikan kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi
4. Keunggulan
Keunggulan implementasi metode mengajar demonstrasi dapat dicapai apabila kondisi
pembelajaran diciptakan secara efektif, diantaranya:
a. Siswa-siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai dengan objek yang sebenarnya
b. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa
c. Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis
d. Dapat mengetahui hubungan yang struktural atau urutan objek
e. Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek
5. Kelemahan
Kelemahan dan kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh para guru jika
akan menerapkan metode demonstrasi, diantaranya:
a. Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja
b. Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka demonstrasi tidak efektif
c. Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya
d. Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba melakukan praktik yang
didemonstrasikan

E. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam penyajian atau pembahasan
materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati secara proses.
Eksperimen dapat dilakukan secara kelompok maupun individu di dalam laboratorium atau
di kelas atau di luar kelas.
1. Karakteristik
Implementasi pembelajaran eksperimen selalu menuntut penggunaan alat bantu yang
sebenarnya karena esensi pembelajaran ini adalah mencobakan sesuatu objek. Untuk
mendukung keberhasilan pembelajaran eksperimen segala sesuatunya perlu dipersiapkan
dan dikondisikan secara maksimal.
2. Prosedur
Prosedur metode eksperimen dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Mempersiapkan alat bantu
b. Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan
c. Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembarab kerja/pedoman eksperimen
yang disusun secara sistematis
d. Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan diskusi, tanya
jawab, dan/atau tugas
e. Kesimpulan
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Eksperimen
Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar eksperimen berhasil dengan baik,
diantaranya:
a. Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada pembuktian dan
kesimpulan serta membuat laporan eksperimen
b. Menguasai konsep yang dieksperimenkan
c. Mampu mengelola kelas
d. Mampu menciptakan kondisi pembelajaran eksperimen secara efektif
e. Mampu memberikan penilaian secara proses
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang eksperimen
dalah dapat:
a. Memiliki motivasi, perhatian dan minat belajar
b. Memiliki kemampuan melaksanakan eksperimen
c. Memiliki sikap yang tekun, teliti dan kerja keras
d. Mampu menulis, membaca dan menyimak dengan baik

4. Keunggulan
Keunggulan implementasi metode mengajar eksperimen, diantaranya dapat:
a. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa
b. Membangkitkan sikap ilmiah siswa
c. Membuat pembelajaran bersifat aktual
d. Membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu
5. Kelemahan
Kelemahan dan kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru,
diantaranya:
a. Memerlukan alat dan biaya
b. Memerlukan waktu relatif lama
c. Sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen
d. Guru dan siswa banyak yang belum terbiasa melakukan eksperimen

F. Metode Karya Wisata


Pembelajaran outdoor hampir identik dengan pembelajaran karyawisata (field trip) artinya
aktivitas belajar siswa dibawa ke luar kelas. Pembelajaran outdoor selain untuk peningkatan
kemampuan juga lebih bersifat untuk peningkatan aspek-aspek psikologis siswa, seperti rasa
senang dan rasa kebersamaan yang selanjutnya berdampak terhadap peningkatan perhatian
dan motivasi belajar.
1. Karakteristik
Menentukan sumber bahan pelajaran sesuai dengan perkembangan masyarakat,
dilaksanakan di luar kelas/sekolah, memiliki perencanaan, aktivitas siswa lebih muncul
dari pada guru, aspek pembelajaran merupakan salah satu implementasi dari pembelajaran
berbasis konstekstual
2. Prosedur
Prosedur metode karya wisata dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai siswa
b. Mempelajari topik karya wisata
c. Merumuskan kegiatan yang akan ditempuh
d. Melaksanakan kegiatan
e. Menilai kegiatan
f. Melaporkan hasil kegiatan
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Metode Karya Wisata
Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar karya wisata berhasil dengan baik,
diantaranya:
a. Mampu mengidentifikasi objek karya wisata yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Mampu membuat perencanaan dan panduan siswa dalam melaksanakan karya wisata
c. Mampu mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam karya wisata
d. Mampu mengontrol, memfasilitasi dan membimbing aktivitas siswa selama
melaksanakan kegiatan
e. Mampu menilai kegiatan karya wisata
Kondisi dan kemampuan siswa harus diperhatikan untuk menunjang karya wisata adalah:
a. Mampu memahami petunjuk pelaksanaan karya wisata
b. Mampu menyusun laporan karya wisata
c. Mampu belajar secara mandiri maupun kelompok
d. Mampu menggunakan bahan atau alat yang diperlukan dalam kegiatan karya wisata
4. Keunggulan
a. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengalaman nyata, praktis dan
konkret
b. Dapat menumbuhkan rasa senang, minat dan motivasi terhadap objek tertentu
c. Memberikan masukan terhadap program sekolah
d. Mendekatkan siswa dengan lingkungan
5. Kelemahan
a. Memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak
b. Memerlukan pengawasan dan bimbingan ekstra ketat terhadap aktivitas siswa
c. Akan banyak menggunakan biaya
d. Jika tidak dikontrol maka siswa selalu terlena dengan bermainnya dari pada belajarnya

G. Metode Pemecahan Masalah


Pemecahan masalah merupakan salah satu cara yang harus banyak digunakan dalam
pembelajaran karena metode pemecahan masalah merupakan metode mengajar yang banyak
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
1. Karakteristik
Metode pemecahan masalah merupakan suatu metode ilmiah yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Metode ini sesuai jika digunakan pada siswa SD di kelas tinggi.
2. Prosedur
a. Merumuskan dan membatasi masalah
b. Merumuskan dugaan dan pertanyaan
c. Mengumpulkan data atau mengelola data
d. Membuktikan atau menjawab pertanyaan
e. Merumuskan kesimpulan
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Pemecahan Masalah
Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar pemecahan masalah berhasil dengan baik,
diantaranya:
a. Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada pembuktian dan
kesimpulan serta membuat laporan pemecahan masalah
b. Menguasai konsep yang di-problem solving-kan
c. Mampu mengelola kelas
d. Mampu menciptakan kondisi pembelajaran pemecahan masalah secara efektif
e. Mampu memberikan penilaian secara proses
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang pemecahan
masalah adalah:
a. Memiliki motivasi, perhatian dan minat belajar melalui pemecahan masalah
b. Memiliki kemampuan melaksanakan pemecahan masalah
c. Memiliki sikap yang tekun, teliti dan kerja keras
d. Mampu menulis, membaca dan menyimak
4. Keunggulan
a. Mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah
b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis
c. Mempelajari bahan pelajaran yang katual dengan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat
d. Jika dilaksanakan secara kelompok dapat mengembangkan kemampuan sosial siswa
e. Mengoptimalkan kemampuan siswa
5. Kelemahan
a. Waktu yang digunakan relatif lama
b. Bahan pelajaran tidak bersifat logis dan sistematis
c. Memerlukan bimbingan guru

KEGIATAN BELAJAR 3 : HUBUNGAN PENGALAMAN BELAJAR DENGAN METODE


MENGAJAR

Pada hakikatnya anda perlu memahami apa dan bagaimana hubungan antara pengalaman belajar
(learning experinces) dengan metode mengajar. Dalam mengidentifikasi hubungan pengalaman
belajar dengan metode mengajar kita perlu mengingat beberapa hakikat belajar itu sendiri.
1. Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses atau aktivitas
2. Hasil belajar yang diharapkan berupa perubahan-perubahan perilaku siswa (behavioral
changes), baik aspek pengetahuan, sikap maupun keterampialnnya.
3. Pengalaman dalam belajar ditekankan pada interaksi antara siswa dengan lingkungannya.
Apabila kita perhatikan banyak sekali prinsip-prinsip yang bisa kita gunakan, diantaranya:
1. Belajar memerlukan perhatian, pemusatan pikiran dan perasaan terhadap suatu objek
2. Belajar memerlukan motivasi
3. Belajar memerlukan aktivitas yang maksimal
4. Belajar memerlukan feedback (tanggapan)
5. Belajar terjadi secara bertahap
6. Belajar pada dasarnya terjadi secara individual

Demikian pula dalam memperoleh pengalaman belajar perlu pertimbangan kondisi-kondisi


belajar, baik kondisi internal maupun eksternal. Kemampuan siswa yang diharapkan dari lulusan
khusunya Sekolah Dasar yaitu:
a. Mengenali kewajiban dan berperilaku berdasarkan agama
b. Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri
c. Berpikir secara logis, kritis, dan kreatif
d. Menyenangi keindahan
e. Membiasakan hidup sehat
f. Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air
Pengalaman belajar, seperti telah disebutkan di atas, merupakan proses kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mempermudah pemahaman Anda dalam kegiatan
belajar ini mari kita bahas uraian sebagai berikut.
Pembelajaran adalah merupakan suatu proses yang berkelanjutan berdasarkan atas
pengalaman. Pengalaman siswa dalam pembelajaran dapat berupa pengalaman intelektual,
emosional, sosial dan fisik-motorik.
Sehingga hubungan pengalaman dengan metode mengajar dapat dilihat dari gambaran
karakteristik metode mengajar itu sendiri. Metode mengajar itu sendiri sebagai berikut:
a. Metode ceramah
b. Metode diskusi
c. Metode simulasi
d. Metode demonstrasi
e. Metode eksperimen
f. Metode karyawisata
TUGAS RESUME
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK 4105

MODUL 6
MEDIA PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS TERBUKA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MOHAMMAD ZAINUDDIN


NIM : 837577984
SEMESTER : 1 PGSD-BI
KELAS : 119

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JEMBER
POKJAR LUMAJANG
TAHUN 2017
TUGAS RESUME STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK4105 / MODUL 6

MEDIA PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR 1 : HAKIKAT, FUNGSI, DAN PERANAN MEDIA


PEMBELAJARAN
Guru pada umumnya sering menggunakan media pembelajaran dengan tujuan agar
informasi atau bahan ajar tersebut dapat diterima dan diserap dengan baik oleh para siswa.
Sebagai wujud bahwa bahan ajar tersebut dapat diterima oleh para siswa dibuktikan dengan
terjadinya perubahan-perubahan perilaku baik berupa pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
Menurut Heinich, dkk (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal
dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara yaitu perantara sumber pesan (a receiver). Contoh media ini seperti film, televise,
diagram, bahan tercetak(printed material), komputer dan instruktur. Contoh media tersebut bias
dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (message) dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Heinich juga mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode (methods)
dalam proses pembelajaran yang artinya dalam proses pembelajaran terdapat pesan-pesan yang
harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isis dari suatu topik pembelajaran
yang disampaikan oleh guru kepada siswa melalui suatu media dengan menggunakan prosedur
pembelajaran tertentu yang disebut metode.
Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran dari pesan-pesan pembelajaran
(messages) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan
maksud agar pesan-pesan tersebut dapat terserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.
Media pembelajaran terdiri dari 2 unsur penting yaitu:
1. Unsur perangkat keras (hardware)
Adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut.
2. Perangkat lunak (software)
Adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa.
Fungsi utama media pembelajaran yaitu:
1. Sarana untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif
2. Merupakan media integral dari proses pembelajaran
3. Penggunaan media pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar
4. Bukan berfungsi sebagai alat hiburan
5. Mempercepat proses pembelajaran
6. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
7. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir
Nilai dan manfaat media pembelajaran yaitu:
1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak
2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan
belajar
3. Menampilkan objek yang terlalu besar
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat

KEGIATAN BELAJAR 2 : JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN

Media pembelajaran dikelompokan kedalam 3 jenis yaitu :


A. Media Visual
Adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan.
Media visual terdiri dari beberapa media diantaranya :
1. Media visual yang diproyeksikan (Projected Visual)
Adalah media yang menggunakan alat proyeksi (projector) sehingga gambar atau tulisan
tampak pada layar (screen).
Bisa bebrbentuk media proyeksi diam (still pictures) dan media proyeksi gerak, misalnya
gambar bergerak (motion pictures). Jenis alat proyeksi yang saat ini bias digunakan untuk
kegiatan pembelajaran diantaranya adalah:

a. Opaque Projection
Adalah proyektor yang mampu memproyeksikan benda-benda dan gambar/huruf dari
halaman buku atau majalah atau lembar kertas biasa.
b. OHP dan Slide projection
Dapat memproyrksikan gambar-gambar dan huruf-huruf melalui lembar plastic yang
tembus cahaya (transparan).
2. Media visual tidak diproyeksikan (Non Projected Visual)
a. Gambar fotografik
Termasuk ke dalam gambar diam atau mati (still pictures), misalnya gambar tentang
manusia, binatang, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan isi/bahan
pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Keuntungan yang dapat diperoleh yaitu :
1. Dapat menterjemahkan ide/gagagsan yang sifatnya abstrak menjadi lebih realistik
2. Banyak tersedia dalam buku-buku (termasuk buku teks), majalah, surat kabar,
kalender, dll.
3. Mudah menggunakannya dan tidak memperlukan peralatan lain.
4. Tidak mahal, bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya untuk pengadaannya.
5. Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua mata pelajaran/disiplin
ilmu.
Keterbatasan media gambar fotografik yaitu :
1. Terkadang ukuran gambarnya terlalu kecil jika digunakan pada suatu kelas yang
memliki banyak siswa
2. Merupakan media 2 dimensi yang tidak bias menimbulkan kesan gerak.
b. Grafis (Graphic)
Unsure-unsur yang terdapat pada media grafis adalah gambar dan tulisan. Media ini
dapat digunakan untuk mengungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-
kata, angka, dan bentuk simbol (lambang). Karakteristik media ini adalah sederhana,
menarik perhatian, murah dan mudah disimpan atau dipergunakan.
1. Grafik
Merupakan gambar yang sederhana untuk menggambarkan data kuantitatif yang
akurat dan mudah untuk dimengerti.
a) Grafik batang
Merupakan jenis yang paling sederhana dan mudah dibuat.
b) Grafik pictorial
Adalah bentuk grafik dimana jumlah data yang dipertunjukkannya dalam bentuk
gambar-gambar.
c) Grafik lingkaran
Digunakan untuk memperlihatkan bagian-bagian dari keseluruhan dalam bentuk
lingkaran.
d) Grafik garis
Adalah grafik yang paling teliti dan akurat dari semua jenis grafik, terutama
dalam menghubungkan dua rangkaian data.
2. Bagan (Chart)
Biasanya dirancang unruk menggambarkan atau menunjukkan suatu idea atau
gagasan melalui garis, simbol, dan kata-kata singkat.Fungsi utama dari bagan adalah
menunjukkan hubungan, perbandingan, perkembangan, klasifikasi, dan organisasi.
a) Bagan Pohon (Tree Chart)
Jenis bagan ini digunakan untuk menjelaskan bahwa sesuatu dapat diuraikan
menjadi berbagai bagian yang saling berkaitan, misalnya tentang silsilah raja-raja
Mataram.
b) Bagan Arus (Flowchart)
Bagan ini untuk menjelaskan atau mempertunjukkan suatu fungsi, hubungan atau
suatu proses.
c) Bagan Tabel
Merupakan daftar nama-nama yang disusun secara berurutan untuk
memperbandingkan secara kronologis, misalnya table yang menunjukkan tentang
garis waktu.

d) Bagan Organisasi
Menggambarkan struktur suatu organisasi, misalnya struktur organisai badan
pemerintah.
3. Diagram
Merupakan suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan
tentang tata kerja dari suatu benda, terutama dengan garis-garis.
4. Poster
Merupakan kombinasi visual yang terdiri atas gambar pesan/tulisan, biasanya
menggunakan warna yang mencolok. Poster dapat digunakan sebagai
pemberitahuan/informasi, peringatan, penggugah selera, memotivasi, peringatan
atau menangkap perhatian siswa yang walaupun dilihat sekilas namun mampu
menanamkan gagasan yang berarti dalam ingatannya.
5. Kartun (Cartoon)
Merupakan penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang,
gagasan atau situasi yang dirancang untuk membentuk opini siswa.
c. Media 3 Dimensi
1. Media Realia
Merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan
pengalaman secara langsung kepada siswa (Direct Experience). Contohnya
tumbuhan, binatang.
2. Model
Adalah media dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model terdiri atas beberapa jenis, yaitu model padat (solid model), model
penampang (cutaway model), model susun (build-up model), model kerja (working
model), model mock-up dan diaroma.

B. Media Audio
Adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan para siswa untuk
mempelajari bahan ajar. Jenis media audio terdiri atas program kaset suara (audio cassette),
CD audio dan program radio.
Beberapa pertimbangan menggunakan media audio, diantaranya adalah :
1. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah mempunyai
kemampuan berpikir abstrak
2. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding media yang
lainnya
3. Karena sifatnya yang auditif diperlukan juga pengalaman-pengalaman secara visual,
sedangkan kontrol belajar bisa dilakukan melalui penguasaan perbendaharaan kata-kata,
bahasa, dan susunan kalimat.
C. Media Audiovisual
Merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar. Contohnya
program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, program slide suara (sound
slide), dan program CD interaktif.

KEGIATAN BELAJAR 3 : PEMILIHAN, PENGGUNAAN, DAN PERAWATAN MEDIA


PEMBELAJARAN SEDERHANA

A. Pemilihan Media Pembelajaran (Media Selection)


Tiga hal utama yang perlu dijadikan pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran
yaitu:
1. Tujuan Pemilihan Media Pembelajaran
Memilih media pembelajaran harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.
Apakah digunakan untuk kegiatan pembelajaran atau untuk pemberian informasi yang
sifatnya umumatau untuk sekedar hiburan saja.
2. Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi
keandalannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Pemahaman terhadap
karakteristik berbagai media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang perlu anda
mliki dalam kaitannya dengan pembelajaran ini.
3. Alternatif Media Pembelajaran yang Dapat Dipilih
Memilih media pada dasarnya merupakan proses mengambil/menentukan keputusan dari
berbagai pilihan (alternatif) yang ada.
Bebapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran yaitu :
1. Rencana pembelajaran
Media yang dipilih harus disesuaikan dengan rencana pembelajaran dan kurikulum yang
berlaku.
2. Sasaran belajar
Media yang dipilih harus disesuaikan dengan tingakat perkembangan siswa misalnya dari
segi bahasanya, simbol-simbol yang digunakannya, cara menyajikan atau juga waktu
penggunaannya.
3. Tingkat keterbacaan media (reliability)
Maksudnya apakah media pembelajaran tersebut sudah memenuhi syarat-syarat teknis,
seperti kejelasan gambar, huruf, dan pengaturan warna.
4. Situasi dan kondisi
Misalnya, situasi dan kondisi tempat atau ruangan yang dipergunakan untuk kegiatan
belajar mengajar, seperti ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya dan cahayanya. Bisa
juga keadaan siswanya, seperti jumlah siswa, minat, dan motivasi belajarnya.
5. Objektivitas
Maksudnya bahwa Anda harus terhindar dari pemilihan media yang didasari oleh
kesenangan pribadi semata (subjektif).

B. Penggunaan Media Pembelajaran


1. Penggunaan Media Grafis
a. Cara menggunakan grafik
Tujuan penggunaan grafik adalah untuk menunjukkan suatu perbandingan dengan
cepat namun sederhana. Sebagai alat bantu grafik juga dapat disajikan sebagai sumber
belajar dan sebagai bahan kajian para siswa untuk mengungkapkan makna yang ada
dalam grafik tersebut.
Pada umumnya grafik menyajikan data statistik, pembuatannya tidak terlalu menuntut
keterampilan khusus, cukup dengan memahami prinsip-prinsip pembuatannya, yaitu
harus sederhana, berisi hubungan antardata dapat dibaca dan dipahami siswa sesuai
dengan usianya.
b. Cara menggunakan bagan dan diagram
Bagan dan diagram yang sederhana dapat disiapkan dengan mudah dan tidak terlalu
diperlukan keterampilan artistik yang khusus.
Beberapa saran yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bagan/diagram yaitu:
1) Buatlah perencaan terlebih dahulu berupa sketsa/garis besar tentang isi bahan ajar
yang akan dituangkan ke dalam bagan/diagram.
2) Usahakan membuat bagan yang sederhana, tetapi tepat pada sasarannya.
3) Untuk kelas yang cukup besar buatlah bagan/diagram yang cukup besar pula supaya
dapat dilihat dan terbaca oleh semua siswa.
c. Cara membuat poster
Poster yang baik sifatnya harus dinamis, sederhana, menarik perhatian dan tidak
memerlukan pemikiran siswa yang terlalu terperinci dan rumit. Apabila tidak demikian
akan hilang kegunaannya.
d. Cara menggunakan kartun
Kartun merupakan media pembelajaran yang cukup unik untuk menyampaikan
pesan/gagasan yang terkait dengan bahan ajar kepad siswa. Kartun akan membuat para
siswa senang dan tertawa dengan humor dan kelucuannya, namun terarah pada tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Penggunaan Media Tiga Dimensi
a. Model
1) Model Padat
Biasanya memperlihatkan bagian permukaan dari suatu objek dan membuang
bagian-bagian yang membingungkan gagasan utamanya, seperti bentuknya,
warnanya, maupun susunannya. Contoh patung para pahlawan, patung binatang.

2) Model Penampang
Mempertunjukkan bagaimana sebuah objek terlihat apabila bagian permukaan objek
tersebut diangkat/dipotong untuk mengetahui susunan di dalamnya. Contoh model
lapisan bumi, model batang suatu tumbuhan.
3) Model Susun
Merupakan susunan yang terdiri atas beberapa objek yang lengkap/sedikitnya suatu
bagian penting dari objek tersebut. Contoh torso yang memperlihatkan anatomi
tubuh manusia dan susunan dari suatu bel listrik.
4) Model Kerja
Merupakan tiruan yang memperlihatkan proses kerja dari suatu objek studi. Contoh
model pesawat telepon, perahu dayung.
5) Mock up
Merupakan penyederhanaan dari susunan bagian pokok suatu proses yang lebih
rumit. Susunan nyatanya diubah sehingga proses itu mudah dimengerti siswa.
Contoh perangkap tikus, jaringan listrik pedesaan, sistem irigasi.
6) Diorama
Adalah sebuah bentuk tiruan 3 dimensi mini yang bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang suatu susunan/keadaan yang sebenarnya. Contoh interior pada
sebuah gua, pemandangan alam.
c. Media Realia (Benda-benda Nyata)
Merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan
pengalaman langsung kepada siswa.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan apabila tertarik untuk menggunakan media 3
dimensi :
1. Gunakan objek tersebut sesuai dengan kompetensi/tujuan yang dicapai dalam proses
pembelajaran
2. Gunakan hanya objek-objek yang tepat atau cocok saja
3. Apabila menggunakan beberapa objek , hendaknya objek tersebut satu sama lain
berhubungan.
C. Pemeliharaan Media Pembelajaran
1. Media Grafis, seperti bagan, diagram, grafik, poster dan kartun yang dibuat dengan
ukuran cukup besar dan bisa diberi bingkai atas dan bawahnya.
2. Dalam rangka upaya pemeliharaan dan kepraktisan dalam penggunaan media grafis bisa
diupayakan dengan pembuatan display/papan penyajian. Display ini nisa berupa papan
planel, papan buletin.
3. Apabila pihak sekolah memiliki dana yang cukup memadai sebaiknya disediakan ruang
tertentu untuk penyimpanan berbagai media pembelajaran. Ruang tersebut bisa juga
berfungsi sebagai pusat media (media center)/pusat sumber belajar (learning resources
center) pada tingkat sekolah.

KEGIATAN BELAJAR 4: PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER


BELAJAR
Sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang
dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Sumber belajar dibedakan
menjadi 6 jenis yaitu:
1. Pesan (Message)
Adalah segala informasi dalam bentuk ide/gagasan, fakta, data yang disampaikan kepada
siswa. Biasanya pesan-pesan ini sudah tertuang dalam kurikulum yang berlaku.
2. Orang (People)
Adalah manusia yang berpesan sebagai pengolah dan penyaji pesan seperti guru,
pembimbing dan narasumber lain (resource person) yang dilibatkan dalam kegiatan
pembelajaran.
3. Bahan (Materials)
Adalah yang berkaitan dengan software/perangkat lunak yang berisi pesan-pesan
pembelajaran, seperti buku teks, modul, majalah, dll.
4. Alat (Tool And Equipment)
Adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran seperti proyektor OHP, tv, pesawat radio.
5. Teknik (Technique)
Adalah prosedur yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar seperti simulasi,
diskusi.
6. Lingkungan (Setting)
Adalah sumber belajar yang terakhir yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar
mengajar.

A. Pengertian Lingkungan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), lingkungan diartikan sebahai bulatan yang
melingkungi (melingkar). Pengertian lainnya lingkungan adalah sekalian yang terlingkung di
suatu daerah. Dalam Kamus Bahasa Inggris, lingkungan ini cukup beragam diantaranya
adalah istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment. Artinya
kurang lebih berkaitan dengan keadaan/segala sesuatu yang ada di sekitar/sekeliling.
Lingkungan itu sendiri terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), antibiotik (benda
mati) dan budaya manusia.
B. Nilai Lingkungan
Lingkungan yang ada di sekitar siswa adalah salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan
untuk menunjang kegiatan belajar secara lebih optimal.
Keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
diantaranya yaitu:
1. menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siswa, memperkaya wawasannya, tidak
terbatas oleh empat dinding kelas dan kebenaran lebih akurat.
2. Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik, tidak membosankan.
3. Belajar akan lebih bermakna (meaningfull learning) sebab siswa dihadapkan dengan
keadaan yang sebenarnya.
4. Aktivitas siswa akan lebih meningkat dengan memungkinkannya menggunakan berbagai
cara, seperti proses mengamati, bertanya/wawancara.
5. Dengan memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya.
C. Jenis Lingkungan
Lingkungan sosial sangat tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan
kemanusiaan. Lingkungan sosial ini berkenaan dengan interaksi siswa dalam kehidupan
bermasyarakat, misalnya dalam hal-hal berikut.
1. Mempelajari organisasi-organisasi sosial yang ada di masyrakat sekitar sekolah/karang
taruna.
2. Mengenal adat istiadat, kebiasaan dan mata pencaharian penduduk sekitar
3. Mempelajari kebudayaan termasuk kedenian yang ada di sekitar sekolah
4. empelajari struktur pemerintahan setempat (RT, RW, desa/kelurahan, kecamatan)
5. Mengenal kehidupan beragam dan system nilai yang dianut penduduk sekitar
Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang bersifat alamiah seperti sumber daya alam (air,
hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan (flora), hewan (fauna), sungai, dll.
D. Teknik Menggunakan Lingkungan
Beberapa teknik yang dapat dilakukan yaitu:
1. Melakukan kegiatan karyawisata/fieldtrip yaitu mengunjungi lingkungan yang dijadikan
objek studi tertentu sebagai bahan integral dari pelaksanaan kurikulum.
2. Melaksanakan kegiatan perkemahan (school camping).
3. Melakukan kegiatan survei yaitu mengunjungi objek tertentu yang relevan dengan tujuan
pembelajaran.
4. Melakukan praktik kerja pada tempat-tempat pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah.
5. Mengadakan suatu proyek pelayanan kepada masyarakat, seperti membantu dalam hal
kebersihan lingkungan.
E. Prosedur Pemanfaatan Lingkungan
Ada 3 langkah yang bias ditempuh untuk menggunakan lingkungan yaitu :
1. Perencanaan
Langkah perencanaan dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dpat
dilakukan melalui cara sebagai berikut:
a. Menentukan kompetensi/tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa berkaitan
dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Misalnya tujuan yang ingin
dicapai agar siswa dapat menjelaskan proses kerja dari suatu pembangkit tenaga listrik
sederhana.
b. Menetukan objek yang dipelajari/dikunjungi. Seperti jaraknya tidak terlalu jauh, tidak
memerlukan waktu yang terlalu lama, biaya murah.
c. Merumuskan cara belajar/bentuk kegiatan yang harus dilakukan siswa selama
mempelajari lingkungan. Seperti mencatat apa yang telah terjadi, mengamati suatu
proses, melakukan wawancara, membuat sketsa, dll.
d. Menyipkan hal-hal yang sifatnya teknis, seperti tata tertib kegiatan yang harus dipatuhi
siswa, perijinan untuk mengadakan kegiatan.
2. Pelaksana
Langkah pelaksanaan yaitu melakukan berbagai kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai
dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Apabila kegiatan yang dilakukan adalah
karyawisata/survei objek tertentu , kegiatan diawali dengan penjelasan para petugas
mengenai objek yang dikunjungi.
Apabila objek yang dikunjungi sifatnya bebas dan tidak memerlukan petugas khusus yang
mendampingi, seperti kegiatan berkemah/pelayanan kepada masyarakat, para siswa bias
langsung mempelajari objek studi.
3. Tindak Lanjut
Langkah terakhir yaitu tindak lanjut dari semua kegiatan yang telah dilaksanakan.
Langkah ini bias berupa kegiatan belajar di dalam kelas untuk mendiskusikan hasil-hasil
yang telah diperoleh dari lingkungan.
Demianlah beberapa aspek dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang
sangat bermafaat bagi siswa terutama untuk memberikan motivasi belajar, serta
menumbuhkan sikap dan apresiasi terhadap
TUGAS RESUME
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK 4105

MODUL 7
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1

UNIVERSITAS TERBUKA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MOHAMMAD ZAINUDDIN


NIM : 837577984
SEMESTER : 1 PGSD-BI
KELAS : 119

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JEMBER
POKJAR LUMAJANG
TAHUN 2017

TUGAS RESUME STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD


PDGK4105 / MODUL 7

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1

Kegiatan belajar 1 : KETERAMPILAN BERTANYA

A. RASIONALITAS
Guru perlu menguasai keterampilan beratnya karena
a. Guru cendrung mendominasi kelas dengan ceramah
b. Meningkatnya keterlibatan siswa
c. Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan
d. Mendominasi kelemahan siswa
e. Memusatkan perhatian siswa pada satu masalah
f. Membantu siswa menggunakan pendapat dengan bahan yang baik

B. DEFINISI DAN FUNGSI PERTANYAAN


Fungsi pertanyaan menurut Turney (1979) :
1. Membangkikan minat
2. Memusatkan perhatian
3. Menggalakkan belajar aktif
4. Merangsang mengajukan pertanyaan
5. Menstrukturkan tugas
6. Mendiagnosis kesulitan
7. Mengkomunikasikan dan merealisasikan
8. Menyediakan kesempatan mendemostrasikan pemahaman/informasi
9. Melibatkan siswa dalam pengembangan proses berpikir
10. Mengembangkan kebiasaan menenggapi pertanyaan
11. Memberi kesempatan berdiskusi
12. Membantu menyatakan perasaan dan pikiran

C. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN BERTANYA


Keterampilan bertanya dasar terdiri atas komponen- komponen
1. Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat
2. Pemberian acuan
3. Pemusatan
4. Pemindahan giliran
5. Penyebaran
6. Pemberian waktu berfikir
7. Pemberian tuntutan
Keterampilan bertanya lanjut terdiri dari komponen
1. Pengubahan tuntuan kognitif dalam menjawab pertanyaan
2. Pengaturan urutan pertanyaan
3. Penggunaan pertanyaan pelcak
4. Penignktan terjadinya iteraksi
Dalam menerapkan keterampilan dasar dan lanjut guru perlu memperhatikan perinsip
prinsip berikut
1. Kehangatan dan keantusiasan
2. Menghindari kebiasaan menggulung pertanyaan sendiri menjawab pertanyaan sendiri
menganjukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak mengulangi jawaban
siswa mengajukan pertanyaan ganda dan menujuk siswa siswa sebelum mengajukan
pertanyaan
3. Waktu berfikir yang di berikan pertanyaan tingkat lanjut lebih banyak dari yang di berikan
untuk pertanyaan tingkat dasar
4. Pertanyaan pokok harus di sesuaikan terlebih dahulu kemudian dinilai sesudah selesai
belajar

Kegiatan belajar 2 : KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN


Penguatan adalah respon yang di berikan oleh guru terhadap prilaku siswa yang baik
yang menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan prilaku
yang baik tersebut. penguatan di berikan dengan tujuan :
1. meningkatkan perhatian siswa
2. membangkitkan danmemelihara motivasi siswa dalam belajar
3. mengontrol dan memodifikasi prilaku siswa
4. menumbuhkan rasa percaya diri
5. memelihara iklim kelas yang kondusif
B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
pengutan di bagi menjadi pengutan verbal dan non verbal
1. Penguatan Verbal, di berikan dalam untuk kata-kata, komentar, pujian, dukungan,
pengakuan ataupun dorongan untuk meningkatkan motivasi dan perilaku positif siswa
2. Penguatan Non Verbal ditunjjukkan dengan cara :
a. Mimik dan gerakan badan
b. Sentuhan
c. Kegiatan yang menyenangkan,
d. Pemberian benda / simbol
3. pengutan dapat juga di berikan dalam bentuk pengutan tak penuh jika respon/ prilaku siswa
tidak sepenuhnya memenuhi harapan D
C. PRINSIP PENGGUNAAN
Dalam memberikan pengutan harus di perhatikan seperi seperti berikut
1. Kehangatan dan keantusiaan
2. Kebermaknaan
3. Hindari respon negatif
4. Pengutan harus berpariasi
5. Sasaran pengutan harus jelas
6. Penguatan harus diberikan segera setelah prlaku yang di harapkan muncul

Kegiatan belajar 3: KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN


Variasi adalah keanekaragaman yang membuat sesuatu menonton yang bisa berwujud
perubahan atau perbedaan yang sengaja diciptakan untuk memberi kesan yang baik
variasi di dalam kegiatan pembelajaran bertujuan
1. Mengilangkan kebosanaan,
2. Meningkatkan minat dan motivasi siswa
3. Meningkatkan keinginan tahuan siswa,
4. Melayani gaya belajar siswa yang beragam,
5. Meningkatkan kadar keaktifan siswa
B. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILANMENGADAKAN VARIASI
Komponen keterampilan mengadakan variasi di bagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut.
1. Variasi dalm gaya belajar yang meliputi variasi suara, pemusatan perhatian, penyiapan
pergantian posisi guru, kontak pandang, gerakan badan dan mimic serta perubahan dalam
posisi guru
2. Variasi pola intraksi dan kegiatan yang meliputi kegiatan klasikal, kegiatan kelompok kecil,
kegiatan berpasangan dan kegiatan perorangan
3. Variasi penggunaan alat bantu pembelajaranlajar yang meliputi alat/bahan bantu yang dapat
dilihat, alat bantu yang dapat di dengar, diraba dan di manipulasi
C. PRINSIP PENGGUNAAN
dalam mengadakan variasi, guru perlu meningkat prinsip-prinsip penggunanya, yang meliputi
kesesuaian, kewajaran, kelancaran, dan kesinambungan, serta perencanaan bagi alat alat dan
bahan yang memerlukan penataan khusus

Kegiatan belajar : KETERAMPILAN MENJELASKAN

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN


Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan
guru mepunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Pengusaan
keterampilan menjelaskan yang didemonstasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki
pemahaman yang mantap tentang masalah yang di jelaskan, serta meningkatkan keterlibatan
siswa dalam kegiatan pembelajaran
Kegiatan menjelaskan di dalam kegiatan pembelajaran bertujuan
1. Membantu siswa memehami konsep
2. Membimbing siswa menjawab pertanyaan
3. Meningkatkan keterlibatan siswa
4. Memperoleh umpan balik dari apa yang sudah dipahami
5. Memberikan kesempatan memahami proses,
B. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENJELASKAN
1. Keterampilan merencanakan penjelasan
a. Merencanakan isi pesan (materi), meliputi menganalisis masalah yang akan dijelaskan,
menetapkan jenis hubungan antar unsur, menelaah hukum, rumus, prinsip atau
generalisasi yang digunakan
b. Menganalisis karakteristik penerimaan pesan
Komponen keterampilan mengadakan variasi di bagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut.
2. Keterampilan mennyajikan kejelasan
a. Kejelasan
b. Penggunaan contoh dan ilustrasi
c. Pemberian tekanan
C. PRINSIP PENGGUNAAN
dalam mengadakan penjelasan memperhatikan
1) Keterkaitan antara yang menjelaskan, yang mendengar dan bahan yang dijelaskan
2) Penjelasan dapat diberikan di awal, tengah atau akhir
3) Penjelasan harus bermakna dan sesuai tujuan
4) Penjelasan sesuai perencanaan
TUGAS RESUME
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK 4105

MODUL 8
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2

UNIVERSITAS TERBUKA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MOHAMMAD ZAINUDDIN


NIM : 837577984
SEMESTER : 1 PGSD-BI
KELAS : 119

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JEMBER
POKJAR LUMAJANG
TAHUN 2017

TUGAS RESUME STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD


PDGK4105 / MODUL 8

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2

Kegiatan belajar 1 : KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN


Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam
memulai pelajaran (awal), sedangkan menutup pelajaran adalah usaha untuk mengakhiri
pelajaran (akhir).
Tujuan membuka pelajaran secara umum adalah mempersiapkan siswa memulai
pelajaran, yang lebih spesifik bertujuan untuk :
1. Menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan belajar
2. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
3. Memberikan gambaran batas tugas yang dikerjakan
4. Menyadarkan hubungan atara pengalaman dengan bahan ajar
5. Memberikan gambaran tentang pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran
sedangkan menutup pelajaran bertujuan mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar, yang
dapat duraikan :
1. Memantapkan pemahaman terhadap kegiatan belajar yang dilakukan
2. Mengetahui keberhasilan guru dan siswa dari pembelajaran yang dijalani
3. Memberikan tindak lanjut untuk pengembangan kemampuan baru
B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP
1. Komponen keterampilan membuka pelajaran adalah sebagai berikut
a. Menarik perhatian siswa yang dapat di lakukan dengan
1. Memvariasikan gaya mengajar guru
2. Menggunakan alat bantu mengajar
3. Memvariasikan pola interaksi
b. Menimbulkan motivasi yang dapat di lakukan dengan
1. Menujukan kehangatan dan keantusiasan
2. Menimbulkan rasa ingin tau
3. Mengemukakan ide yang bertentangan
4. Memperhatikan minat siswa
c. Memberi acuan yang dapat di lakukan dengan
1. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
2. Menyarankan langkah-langkah yang akan di lakukan
3. Mengingatkan masalah pokok yang akan di bahas
4. Mengajukan pertanyaan-pertnyaan yang berkaitan dengan materi yg akan di bahas
d. Membuat kaitan yang dapat di lakukan dengan
1. Mengaitkan aspek-aspek yang relvan dari bidang studi yang telah di ajarkan
2. Membandingkan/mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama
3. Menjelaskan garis besar konsep untuk bahan yang sama sekali beru
2. Komponen keterampilan menutup pelajaran adalah sebagai berikut
a. Meninjau kembali (mereviu) yang dapat di lakukan dengan
1. Merangkum inti pelajaran
2. Membuat rangkuman/ringkasan
b. Menilai (mengevaluasi) yang dapat di lakukan dengan
1. Tanya jawab secara lisan
2. Mendemonstrasikan keterampilan
3. Mengaplikasikan ide baru
4. Menyampaikan pendapat tentang masalah yang dibahas
5. Memberikan sosl tertuli
c. Memberi tindak lanjut yang berupa
1. Tugas individual
2. Tugas kelompok
3. Menyarankan langkah-langkah yang akan di lakukan
C. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP
Dalam penerapannya memperhatikan prinsip bermakna, berurutan dan berkesinambungan
KEGITAN BELAJAR 2 : KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK
KECIL
A. RASIONALITAS
Guru perlu menguasai keterampilan diskusi karena
a. Guru cendrung mendominasi kelas dengan ceramah
b. Meningkatnya keterlibatan siswa
c. Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan
d. Mendominasi kelemahan siswa
e. Memusatkan perhatian siswa pada satu masalah
f. Membantu siswa menggunakan pendapat dengan bahan yang baik
Guru perlu menguasai keterampilan diskusi kelompok kecil karena
1. Musywarah ( diskusi ) sesudah membudaya dalam masyarakat indonesia
2. Tiap warga negara indonesia di harapkan memiliki keterampilan diskusi
3. Keterampilan berdiskusi / memimpin diskusi tidak di bawa sejak lahir
4. Diskusi punya peran khusus dalam pencapaian tujuan pendidikan yang bersifat
pembentukan sikap nilai kebisaan dan keterampilan
B. PENGERTIAN
Dikusi kelompok kecil dapat terjadi jika sarat-sart berikut dapat di penuhi antara lain
1. Jumlah anggota kelompok 3 9 orang
2. Terjadinya tatap muka informal
3. Ada tujuan yang ingin dicapai dan mengikat
4. Berlangsung secara teratur dan sistematis
C. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
Komponen keterampilan membimbing diskusi kelopok kecil terdiri dari
1. Memusatkat perhatian
o merumuskan tujuan awal seuai topik dan masalah
o menegaskan masalah khusus yang akan dibahas
o mengotrol perubahan yang tidak relevan
o membuat rangkuman pembahasan yang disepakati
2. Memperjelas masalah masalah/urain siswa
o Menguraikan atau merangkum gagasan
o Meminta komentar tetang gagasan
o Memberikan informasi tambahan
3. Menganalisis pandangan siswa
o Menganalisis pandangan dengan mengajukan pertanyaan/alasan
o Memperjelas dan menguraikan gagasan
4. Meningkatlkan urunan siswa
o Mengajukan pertanyaan kunci
o Memberikan contoh
o Mengajukan pertanyaan mengundang
o Memberi waktu berfikir
o Memberikan dukungan ats uraian siswa
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
o Memancing urunan
o Mencegah pembicaraan serentak
o Mengelola dengan bijaksan untuk menghindari monopoli
o Mendoron terjadinya interaksi antar siswa
o Meminta persetujuan siswa
6. Menutup diskusi
o Membuat rangkuman
o Mengemukakan tindak lanjut
o Menilai proses dan hasil diskusi
D. PRINSIP PENGGUNAAN
Agar keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil efektip. harus memperhatikan 1)
memperhatikan kemampuan siswa dalam mengungkapkan pikiran, 2) kesesuaian diskusi
dengan topik bidang studi yang di bahas, 3) memerlukan bimbingan guru, 4) iklim diskusi
yang terbuka dan bersahabat, 5) adanya persiapan dan perencanaan, 6) mempunyai
manfaat/keuntungan maksimal, 7) memperhatikan kelemhan dalam metode diskusi dan 8)
memperhatikan hal-hal yang dapat menggagalkan kegiatan diskusi.
Kegiatan belajar 3:KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS.

A. RASIONAL
Mengelola kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan barang yang
memungkinkan terciptanya dan terpliharanya kondisi belajar yang optimal,kondisi belajar
yang optimal sangat menentukan kehasilannyakegiatan pembelajaran.oleh karna itu, guru
perlu menguasai keterampilan untuk menciptakan kondisi yang optimal tersebut.
B. PENGERTIAN
Pengelolaan kelas didefinisikan berdasarkan pendekatannya yaitu :
1. Pendekatan Otoriter
2. Pendekatan Permisif
3. Pendekatan Motivasi Tingkah Laku
4. Pendekatan Proses Penciptaan Iklim Sosioemosional
5. Pendekatan Perilaku Siswa
C. KEGIATAN PENGELOLAAN DAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL
kegiatan pembelajaran dapat di badakaan menjadi dua kegiatan yang terintegrasi ,yaitu
kegiatan pengelolaan dan. Kegiatan pengelolaan adalah kegiatan yang bertujuan
menciptakan dan memelihara kondisi agar pembelajaran efektif, sedang kegiatan intruksional
adalah kegiatan membantu siswa memperoleh kemampuannya. Kegiatan instruksional harus
di selesaikan secara intruksional , sedangkan kegiatan pengelolaaan harus di selesaikan
secara pengelola.
D. KOMPONEN-KOMPENEN KETERAMPILAN
1. Keterampilan yang bersipat preventip ketrampilan yang terkait dengan usaha mencegah
terjadinya gangguan,yang dapat di tunjukan dengan :
a. menunjukkan sikap tanggap
b.membagi perhatian;
c. memusatkan perhatian kelompok
d.memberikan petunjuk yang jelas
e. menegur
f. memberikan penguatan
2. Keterampilan yang bersipat represif, yang berkaitan dengan usaha mengatasi gangguan
yang muncul,yang dapat dilakukan melalui 3pendekatan berikut:
a. modifikasi tingkah laku ,yang mencakup:
o meningkapkan tingkah laku yang di harapkan.
o mengajarkan tingkah laku yang baru, dan
o mengurangi /menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan
b. pengelola kelompok, yang menekankan pada pemecahan masalah melalui diskusi
kelompok.
c. menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Agar dapat mengelola kelas secara efektip guru harus memperhatikan beberapa hal, antara
lain :
1) kehangatan dan antusiasime,
2) tindakan guru yang menggugah,
3) penggunaan variasi mengajar,
4) keluwesan,
5) pendekatan/tekhnik harus logis
6) menekankan hal-hal positif,
7) guru menjadi contoh penanaman disiplin,
Kegiatan belajar 4 : KETERAMPILAN MEAGAJAR KELOMPOK KECIL DAN
PERORANGAN

A. RASIONAL
Pada dasarnya , siswa mempunyai karakteristik yang sangat berbeda satu dengan yang
lainnya.untuk melanyani perbedaan ini , diperlukan variasi dan perorganisasian kegiatan klasikal,
Penyeimbang hak dan kewajiban.

B. PENGERTIAN
Perorganisasian kegiatan klasikal, kelompok kecil, perorangan dapat di buat berbagai
variasi ,sesuai dengan topik / tujuan, kemampuan siswa, serta kemampuan dan fasilitas yang ada.
Kegiatan klasikal, kelompok kecil, perorangan ditandaindengan ciri-ciri :
1. ada hubungan yang sehat dan akrab antara guru-siswa dan antarsiswa
2. siswa belajar dengan kecepatan,kemampuan ,cara, dan minat sendiri
3. siswa mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya
4. siswa dilibatkan dalam perencanaan pembelajaran .
Guru dapat melaksanakan kegiatan ini harus berperan sebagai :
1. Organisator
2. Sumber informasi
3. Pendorong (motivator)
4. Penyedia materi dan kesempatan belajar
5. Pendiagnosisi kesulitan siswa
C. VARIASI PENGORGANISASIAN
Penerapan Belajar ini membutuhkan perubahan peran guru sekaligus perbahan pengelolaan,
yang disesuaikan dengan hakikat topik, tujuan belajar, kebutuhan siswa dan ketersediaan
sarana dan bahan ajar. Pengorganisasian ini dapt dikelompokkan dalam beberapa model yaitu
model A, model B, model C maupun model D
D. KOMPONEN KETERAMPILAN
Agar dapat mengelola kegiatan kelompok kecil dan perorangan, guru harus menguasai
4 kelompok komponen keterampilan sebagai berikut .
1. keterampilan mengadakan mendekatkan secara pribadi.
2. keterampilan mengoganisasikan.
3. keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
4. keterampilan merancanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran.
E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Agar mengajarkan kelompok kecil dan perorangan dapat berlangsung dengan baik perlu
memperhatikan :
1. Pembiasaan pengajaran kelompok kecil , disamping klasikal
2. Topik bersifat umum yang didiskusikan
3. Guru melakukan pengorganisasian siswa, materi, sumber, ruangan waktu dll
4. Kegiatan selalu diakhiri kegiatan rangkuman
5. Perlunya guru mengenal siswa secara pribadi
6. Kegiatan bervariasi
TUGAS RESUME
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK 4105

MODUL 9
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MOHAMMAD ZAINUDDIN


NIM : 837577984
SEMESTER : 1 PGSD-BI
KELAS : 119

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JEMBER
POKJAR LUMAJANG
TAHUN 2017

TUGAS RESUME STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD


PDGK4105 / MODUL 9

KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN

A. HAKIKAT, TUJUAN, DAN FUNGSI KEGIATAN REMEDIAL

1. Hakikat Kegiatan Remedial

Dalam Random House Websters College Dictionary (1991), Remedial diartikan sebagai intended
to improve poor skill in specified field. Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu. Kalau kita kaitkan
dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remedial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Dari pengertian
tersebut diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remedial
apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang mengalam
kesulitan dalam memahami materi pelajaran atau dalam menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan.

Her (ujian ulang) dapat dianggap sebagai remedial, apabila sebelum her diberikan, guru
melaksankan kegiatan pembelajran yang membantu siswa memahami materi pelajaran yang
belum dikuasainya sehingga siswa menguasai kompetensi yang diharapkan. Tetapi, apabila guru
langsung memberikan ujian ulang tanpa melakukan pembelajaran tambahan yang membantu
siswa mengatasi kesulitan yang dihadapinya maka pelaksanaan her tersebut tidaklah termasuk
kegiatan remedial.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi
pelajaran.

2. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial

Secara umum, tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan pembelajran biasa, yaitu membantu
siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan
kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan remedial bertujuan untuk membantu siswa yang
belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran tambahan.

Sebagai salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, kegiatan remedial
memiliki beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan proses pembelajaran. Warkitri, dkk.
(1991) menyebutkan enam fungsi remedial dalam kaitannya dengan proses pembelajaran.
Keenam fungsi kegiatan remedial tersebut adalah fungsi korektif, pemahaman, penyesuaian,
pengayaan, akselerasi, dan terapeutik.

1) Fungsi Korektif

Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan remedial mempunyai fungsi korektif bagi
kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memperbaiki cara mengajarnya
dan siswa memperbaiki cara belajarnya. Misalnya, guru mengetahui bahwa yang menyebabkan
siswa belum menguasai materi pelajaran adalah karena kurangnya kesempatan untuk berlatih
maka guru harus memperbaiki kegiatan pembelajarannya dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berlatih. Atau apabila siswa tidak menguasai materi karena penjelasan guru
terlalu abstrak maka guru harus menggunakan berbagai metode dan media yang mempermudah
pemahaman siswa terhadap konsep yang dibahas.

2) Fungsi Pemahaman

Kegiatan remedial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam kegiatan remedial akan terjadi
proses pemahaman baik pada diri guru maupun diri siswa. Bagi guru, untuk melaksanakan
kegiatan remedial, guru terlebih dahulu harus memahami kelebihan dan kekurangan kegiatan
pembelajaran yanng dilaksanakannya, serta mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakannya. Berdasarkan hasil pemahaman ini, guru memperbaiki kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakannya.

Dengan kegiatan remedial siswa akan lebih memahami kelabihan dan kelemahan cara belajarnya.
Sebelum kegiatan remedial, guru mengajak siswa mengevaluasi kegiatan belajarnya. Apakah
mereka memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan
sungguh-sungguh? Dengan pemahaman ini siswa diharapkan akan memperbaiki sikap dan cara
belajarnya sehingga dapat menjadi lebih baik.

3) Fungsi Penyesuaian

Kegiatan remedial memiliki fungsi penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan remedial


disesuaikan dengan kesulitan dan karakteristik individu siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Karena semua aspek kegiatan remedial disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik
individu siswa, proses pembelajaran tidak akan menjadi beban bagi siswa melainkan siswa akan
termotivasi belajar dengan giat.

4) Fungsi Pengayaan

Kegiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses pembelajaran karena melalui
kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar. Dalam kegiatan remedial guru dapat
meminta siswa untuk membaca buku lain yanng ada kaitannya dengan materi yang belum
dipahami. Guru juga menerapkan metode mengajar dan alat bantu yang bervariasi. Misalnya,
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi, guru dapat meminta siswa
untuk diskusi atau kerja kelompok atau mungkin dengan menggunakan alat peraga yang
bervariasi. Kegiatan tersebut merupakan pengayaan dalam proses pembelajaran.

5) Fungsi Akselerasi

Kegiatan remedial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran karena melalui
kegiatan remedial guru dapat mempercepat penguasan siswa terhadap materi pelajaran dengan
menambah waktu dan frekuensi pembelajaran. Tanpa remedial siswa yang mengalami kesulitan
dalam pemahaman akan tertinggal oleh temannya yang telah menguasai materi pelajaran.

6) Fungsi Terapeutik

Kegiatan remedial mempunyai fungsi terapeutik karena melalui kegiatan remedial guru dapat
membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek sosial-pribadi. Biasanya siswa
yang merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar sering merasa rendah diri atau terisolasi dalam
pergaulan dengan teman-temannya. Dengan membantu mencapai prestasi belajar yang lebih baik
melalui kegiatan remedial berarti guru telah membantu siswa meningkatkan rasa percaya diri.
Itulah 6 fungsi kegiatan remedial dalam proses pembelajaran. Dari uraian di atas jelaslah bahwa
kegiatan remedial memiliki fungsi penting dalam membantu pengembangan kemampuan siswa
secara optimal.

3. Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa

Secara sepintas kegiatan remedial tidak jauh berbeda dengan pembelajaran biasa. Guru harus
merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan alat evaluasi, memilih dan
mengorganisasikan materi pelajaran, dll. Tetapi kalau kita kaji lebih dalam, kedua bentuk
pembelajran tersebut berbeda. Perbedaan kegiatan remedial dengan pembelajaran biasa.

Komponen Pembelajaran

Pembelajaran Biasa

Kegiatan Remedial

TUJUAN

Berlaku bagi semua siswa (klasikal)

Bersifat individu

MATERI

Sama untuk semua siswa

Sesuai dengan kesulitan siswa

KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Diikuti semua siswa

2. Metode dan media bersifat klasikal

1. Diikuti oleh siswa yang bermasalah

2. Metode dan media bersifat individual atau kelompok.

EVALUASI

Sama untuk semua siswa

Bersifat individual atau kelompok.

Agar menjadi lebih jelas, marilah kita kaji perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran biasa
dengan menganalisis komponen-komponen suatu pembelajaran. Komponen-komponen tersebut
adalah:

1) Tujuan Pembelajaran

Rumusan tujuan bersifat individual. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai


kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran biasa, tujuan pembelajaran
yang dirumuskan guru berlaku bagi semua siswa. Jadi, bersifat klasikal. Sementara itu, dalam
kegiatan remedial tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru bersifat individual, tergantung
pada kesulitan siswa. Tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa A mungkin berbeda dari
tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa B, tergantung pada kompetensi atau tujuan
pembelajaran yang belum dikuasai.

2) Materi Pembelajaran

Materi sesuai dengan kesulitan yang dihadapi. Materi pelajaran dipilih dan diorganisasikan
berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi yang dibahas dalam remedial
akan berbeda antara materi untuk siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, sesuai dengan
kesulitan yang dihadapinya.

3) Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan remedial akan berbeda dari kegiatan pembelajaran biasa.
Dalam pembelajaran biasa, yang berpartisipasi adalah seluruh siswa. Guru memperlakukan siswa
semua sama. Sementara itu, dalam kegiatan remedial, pembelajaran hanya diikuti oleh siswa-
siswa yang memiliki kesulitan belajar tertentu. Kegiatan remedial ini dapat dilakukan secara
individu atau kelompok sesuai dengan kesulitan dan karakteristik siswa yang mengikuti kegiatan
remedial.

4) Evaluasi

Alat evaluasi bersifat individual dan kelompok. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Alat evaluasi yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran biasanya bersifat klasikal sedangkan dalam kegiatan remedial alat evaluasiya
bersifat individual atau kelompok.

Dari uraian tersebut dapat disimpulan bahwa pembelajaran biasa menerapkan pendekatan
klasikal, sedangkan kegiatan remedial menerapkan pendekatan individual atau kelompok.

B. PENDEKATAN DALAM KEGIATAN REMEDIAL

Warkitri dkk. (1991) mengemukakan tiga pendekatan dalam kegiatan remedial. Ketiga
pendekatan tersebut adalah pendekatan yang bersifat preventif, kuratif, dan pengembangan.
Berikut ini akan dibahas ketiga pendekatan tersebut.

1. Pendekatan Yang Bersifat Preventif

Kegiatan remedial dipandang bersifat preventif apabila kegiatan remedial dilaksanakan untuk
membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan. Kegiatan remedial yang bersifat preventif dilaksankan sebelum kegiatan
pembelajaran biasa dilaksankan.

Guru yang sudah berpengalaman, dari keakrabannya dengan siswa, telah mengetahui kelemahan
siswanya. Dari beberapa kegiatan guru mengetahui bahwa siswa A mempunyai kelemahan dalam
mengerjakan soal-soal matematika sehingga guru memberi kesempatan untuk berlatihh lebih
banyak lagi. Bagi yang belum banyak pengalaman, anda dapat menggunakan jeni
TUGAS RESUME
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK 4105

MODUL 10
PENGELOLAAN KELAS

UNIVERSITAS TERBUKA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MOHAMMAD ZAINUDDIN


NIM : 837577984
SEMESTER : 1 PGSD-BI
KELAS : 119

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JEMBER
POKJAR LUMAJANG
TAHUN 2017

TUGAS RESUME STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD


PDGK4105 / MODUL 10

PENGELOLAAN KELAS
A.Hakikat Pengelolaan Kelas

1.Pengertian Pengelolaan Kelas

Istilah pengelolaan kelas (classroom management) dapat didefinisikan beragam tergantung dari
sudut pandang yang dipakai. Pendekatan otoriter (authority approach) memandang pengelolaan
kelas sebagai kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa. Menurut pendekatan ini, tugas
guru adalah menciptakan dan memelihara aturan di dalam kelas melalui penerapan disiplin
(Weber, 1977). Guru yang menganut pendekatan otoriter akan menghukum setiap siswa yang
melanggar disiplin kelas.

Kebalikan dari pendekatan otoriter ialah pendekatan permisif (permissive approach). Pendekatan
permisif menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah kegiatan guru dalam memaksimalkan
kebebasan siswa. Peran guru adalah membantu siswa merasakan kebebasan untuk melakukan apa
yang mereka inginkan kapan pun mereka mau (Weber, 1977).

Apabila kita telaah kedua pengertian pengelolaan kelas tersebut, tidak ada satu pun yang cocok
dengan sistem pendidikan kita. Pendekatan otoriter dipandang kurang manusiawi, sedangkan
pendekatan permisif dipandang tidak realistik. Oleh karena itu, kita tidak mungkin menerapkan
pengertian pengeloaan kelas yang dikemukakan oleh kedua pendekatan tersebut.

Di samping kedua pengertian tersebut, Weber (1977) mengemukakan tiga pengertian lain dari
pengelolaan kelas. Pertama, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru
untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah
laku yang tidak diharapkan. Pengertian ini didasarkan pada pendekatan modifikasi tingkah laku
(behavior modification approach). Menurut pendekatan ini peran guru dalam pengelolaan kelas
adalah membantu siswamempelajari tingkah laku yang diharapkan melalui penerapan prinsip-
prinsip yang berasal dari teori penguatan.

Kedua, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan guru untuk
mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosial-emosional kelas yang
positif. Pengertian ini didasarkan pada pendekatan iklim sosio-emosional (socio emotional
climate approach). Menurut pendekatan ini, peran guru dalam pengelolaan kelas adalah
mengembangkan iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui penciptaan hubungan
interpersonal yang sehat, baik antara guru dan siswa maupun antara siswa dan siswa.

Ketiga, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan
dan memelihara organisasi kelas yang efektif. Pengertian ini didasarkan pada pendekatan proses
kelompok (group-process approach). Menurut pendekatan ini tugas guru dalam pengelolaan kelas
adalah membantu mengembangkan dan melaksanakan sistem kelas yang efektif.

Dari ketiga pengertian pengelolaan kelas tersebut, baik yang didasarkan pada pendekatan
modifikasi tingkah laku, pendekatan iklim sosio-emosional maupun pendekatan proses
kelompok, tidak ada satu pun yang paling baik. Setiap pengelolaan kelas dari setiap pendekatan
akan efektifapabila diterapkan sesuai dengan kondisi kelad yang dihadapi. Guru dapat
menerapkan ketiga pengertian tersebut sesuai dengan situasi kelas yang dihadapi. Guru tidak
harus terikat pada satu pengertian pengelolaan kelas dalam menciptakan dan memelihara kondisi
kelas yang memungkinkan siswa-siswa dapat belajar. Oleh karena itu, akan lebih baik apabila
kita gabungkan ketiga pengertian pengelolaan tersebut menjadi satu pengertian yang utuh.

Pengeolaan kelas adalah serangkaian tinakan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya
tingkah laku siswa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku siswa yang tidak
diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional yang
positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelasyang produktif dan efektif atau secara
singkat: pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk menciptakan, memelihara, dan
mengembangkan iklim belajar yang kondusif.

Winzer (1995) menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam
menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mencapai tujuan akademis dan sosial.

2.Perbedaan Pengelolaan Kelas dari Pembelajaran

Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk memudahkan siswa mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Yang termasuk ke dalam pembelajaran di antaranya adalah
melakukan diagnosis kebutuhan siswa, merencanakan pelajaran, menyajikan informasi,
mengajukan pertanyaan, dan menilai kemajuan belajar siswa.

Pengelolaan kelas adalah segala kegiatan guru yang dilakukan untuk menciptakan dan
memelihara kondisi kelas yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif.

3.Pentingnya Pengelolaan Kelas dalam Proses Pembelajaran

Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk membantu siswa mencapai
tujuan pembelajaran dan pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk
menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran.

Seseorang akan dapat belajar dengan baik apabila ia merasa teah diterima oleh teman-temannya
di kelas sehingga ia merasa aman untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, salah satu tugas guru dalam membantu siswa belajar ialah menciptakan situasi kelas
yang hangat, aman, dan sehat. Situasi kelas yang penuh keakraban akan memberikan rasa aman
dan kebebasan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam situasi
belajar yang seperti inilah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan guru akan dapat dicapai
siswa.

B.Penataan Lingkungan Kelas

1.Penataan Lingkungan Fisik Kelas

Pengelolaan kelas yang efektif bermula dari penataan ruangan kelas dan isinya. Lingkungan fisik
kelas harus ditata atau diatur untuk mendukung aktifitas belajar yang dikembangkan guru secara
individual. Perubahan tujuan pembelajaran dan perubahan kegiatan belajar yang dilakukan siswa
menuntut perubahan dalam penataan lingkungan fisik kelas. Ini berarti bahwa guru hendaknya
menyesuaikan penataan ruangan kelas terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Meskipun barang-barang yang ada di dalam kelas kurang memadai keadaannya, melalui penataan
ruangan kelas yang efektif, barang-barang tersebut menjadi bermanfaat.

a.Prinsip-prinsip Penataan Lingkungan Fisik Kelas

Lingkungan fisik kelas yang baik adalah ruangan kelas yang menarik, efektif serta mendukung
siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Menurut Louisell (1992), ketika menata lingkungan fisik kelas, guru harus mempertimbangkan 5
hal berikut ini.

(1)Keleluasaan pandangan (visibility)

Penempatan atau penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa dan
guru sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru atau benda/kegiatan yang
berlangsung. Siswa dapat melihat kegiatan pembelajaran dari tempat duduk mereka.

(2)Mudah dicapai (accessibility)

Ruangan hendaknya diatur dengan baik sehingga lalu lintas kegiatan belajar di kelas tidak
terganggu. Jarak antartempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat
dengan mudah bergerak dan tidak mengganggu siswa lainnya yang sedang bekerja.

(3)Keluwesan (flexibility)

Barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah untuk ditata dan dipindah-pindahkan
sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa dan guru. Pembelajaran
melalui diskusi kelompok menuntut tatanan ruangan kelas yang berbeda dengan pembelajaran
melalui kegiatan demonstrasi.

(4)Kenyamanan

Prinsip kenyamanan ini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan
kelas. Kenyamanan ruangan kelas akan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi dan
produktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.

(5)Keindahan

Prinsip keindahan berkenaan dengan usaha guru menata ruangan kelas yang menyenangkan dan
kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Ruangan kelas yang menyenangkan dapat meningkatkan
pengembangan nilai keindahan pada diri siswakarena siswa melihat langsung model/contoh yang
dilakukan guru dalam menata kelas.

b.Penataan Tempat Duduk

Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat dilakukan guru memulai penerapan
berbagai strategi pembelajaran. Mungkin guru memulai pembelajarannya dengan penjelasan
umum bagi semua siswa sebelum siswa ditugaskan untuk melakukan diskusi kelompok atau
bekeja secara individual. Mungkin juga guru melaksanakan proses pembelajaran dengan strategi
tutor sebaya, yaitu siswa yang telah mengusai materi pelajaran membantu siswa yang lainnya
yang mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut. Bahkan untuk topik-topik tertentu,
guru menerapkan kegiatan bermain peran. Setiap stretegi pembelajaran yang diterapkan guru
menuntut tatanan tempat duduk yang berbeda-beda. Dengan kata lain, guru harus menata tempat
duduk siswa untuk memperlancar kegiatan pembelajaran.

2.Penataan Lingkungan Psiko-Sosial Kelas

Winzer (1995) menyatakan bahwa iklim psiko-sosial kelas berpengaruh terhadap hasil belajar,
konsep diri, rasa harga diri, dan sikap siswa terhadap sekolah.

Iklim psiko-sosial kelas berkenaan dengan hubungan sosial-pribadi antara guru dan siswa serta
antarsiswa. Hubungan yang harmonis antara guru dan siswa serta antarsiswa akan dapat
menciptakan iklim psiko-sosial kelas yang sehat, dan efektif bagi berlangsungnya proses
pembelajaran.
a.Karakteristik Guru

Beberapa karakteristik yang harus dimiliki guru demi terciptanya iklim psiko-sosial kelas yang
efektif bagi kelangsungan proses pembelajaran:

(1)Disukai oleh siswanya

Apabila siswa telah menyenangi gurunya maka siswa tersebut akan selalu berusaha untuk
mengikuti atau menuruti apa yang diharapkan gurunya. Oleh karena itu, salah satu karakteristik
yang harus dimiliki guru adalah disenangi oleh siswanya. Beberapa sifat guru yang
memungkinkan untuk disenangi ialah periang, ramah, tulus hati, dan mendengarkan keluhan
siswa, serta percaya diri.

(2)Memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya

Guru yang memiliki pandangan tidak realistik terhadap kemampuan siswanya dan dirinya dapat
menghambat efektivitas kegiatan pembelajaran. Apabila guru memiliki pandangan yang realistik
terhadap kemampuan siswa dan dirinya, guru akan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan dan menantang siswa untuk belajar. Siswa akan mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan penuh semangat.

(3)Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa

Untuk mengembangkan hubungan yang baik antara guru-siswa, guru perlu menyediakan waktu
untuk mengenal siswa lebih banyak. Melalui bincang-bincang dengan siswa, guru akan
mengetahui lebih banyak informasi tentang keluarga siswa, kegiatan siswa di luar waktu sekolah,
kesenangan atau hobi mereka, dan sebagainya. Selan itu, siswa juga akan terbuka mengemukakan
masalah yang mereka hadapi. Informasi ini akan membantu guru dalam mengembangkan proses
pembelajaran yang efektif. Guru juga hendaknya selalu ikut serta dalam kegiatan kelompok
siswa, tetapi bukan sebagai anggota. Guru hanya membimbing dan mengamati kegiatan siswa,
serta menyediakan waktu apabila mereka memerlukan bantuan.

(4)Bersikap positif terhadap pertanyaan atau respons siswa

Sikap positif guru terhadap pertanyaan siswa akan muncul apabila guru memang menguasai
materi yang sedang dibahas. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya
sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran.

(5)Sabar, teguh, dan tegas

Menghadapi siswa yang memang cukup lambat dalam menangkap atau memahami sesuatu, guru
dituntut untuk sabar. Apabila guru tidak sabar, siswa akan merasa ketakutan untuk mengajukan
masalah yang dihadapi. Siswa akan bungkam meskipun mereka belum memahmi materi yang
sedang dibahas karena takut dimarahi guru. Selain itu, guru juga harus teguh dan tegas dalam
memegang aturan. Apabila siswa dituntut untuk selalu memperhatikan pertanyaan atau tanggapan
siswa lain, guru harus selalu memperingatkan siswa lain yang melakukan diskusi berdua pada
saat seorang siswa bericara.

b.Hubungan Sosial Antarsiswa

Selain dari pribadi guru sendiri, iklim psiko-sosial kelas juga dipengaruhi oleh hubungan sosial
antarsiswa.Hubungan sosial yang kurang baik antarsiswa dapat mengganggu lancarnya kegiatan
pembelajaran.

Guru sebaiknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengenal teman-temannya
sehingga mereka akan merasa sebagai satu kesatuan. Misalnya, ada temannya yang mengalami
masalah, mereka tentu berusaha membantunya. Perasaan semacam itu akan tumbuh apabila
memberikan kesempatan kepada mereka untuk belajar atau bekerja dalam kelompok. Baik dalam
belajar kelompok maupun kerja kelompok siswa dituntut bekerja sama satu sama lain.

Agar kegiatan kelompok dapat berhasil dengan baik guru harus memperhatikanhal-hal berikut
(Weber, 1977).

(1)Perilaku yang diharapkan

Pernyataan tentang perilaku yang diharapkan ditampilkan siswa dalam kegiatan kelompok harus
dinyatakan dengan jelas, pasti, dan realistik.

(2)Fungsi kepemimpinan

Guru hendaknya menciptakan kegiatan kelompok yang tidak didominasi oleh seorang atau
beberapa orang siswa, tetapi yang memberikan kesempatan kepada semua anggota kelompok
berperan serta dan bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok.

(3)Pola persahabatan siswa

Kegiatan kelompok akan berhasil dengan baik apabila hubngan interpersonal antarsiswa cukup
baik.

(4)Norma/aturan

Norma/aturan ini diperlukan sebagai pedoman bagi anggota kelompok tentang apa yang harus
mereka lakukan dan bagaimana tindakan mereka terhadap anggota lain.

(5)Kemampuan berkomunikasi

Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan perasaan dan pikiran
mereka secara bebas dan dapat dipahami oleh siswa lan.

(6)Kebersamaan

Kegiatan kelompok akan berlangsung apabila setiap anggota kelompok memiliki rasa
kebersamaan sehingga m
TUGAS RESUME
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK 4105

MODUL 11
DISIPLIN KELAS

UNIVERSITAS TERBUKA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MOHAMMAD ZAINUDDIN


NIM : 837577984
SEMESTER : 1 PGSD-BI
KELAS : 119

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JEMBER
POKJAR LUMAJANG
TAHUN 2017
TUGAS RESUME STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK4105 / MODUL 11

DISIPLIN KELAS

KB 1 HAKIKAT DISIPLIN KELAS


A. DISIPLIN DAN DISIPLIN KELAS
1. Disiplin
Secara disiplin dapat diartikan sebagai ketaatan pada aturan yang diterapkan. Disiplin kelas dapat
diartikan sebagai:
a. Tingkat ketaatan siswa terhadap aturan kelas
b. Teknik yang digunakan guru untuk membangun atau memelihara keteraturan dalam kelas
2. Disiplin Kelas
Disiplin kelas dilandasi oleh adanya hubungan guru dengan siswa dalam kelas. Kohn (1996)
mengemukakan disiplin kelas bagian dari pengelolaan kelas terutama berusaha dalam
penanganan perilaku yang menyimpang. Disiplin kelas sebagai tingkat keteraturan, yang terjadi
dalam kelas atau tingkat ketaatan siswa terhadap aturan kelas.
B. DISIPLIN KELAS
Disiplin kelas perlu diajarkan atau ditanamkan pada siswa karena alasan berikut.
a. Agar siswa mampu mendisiplinkan diri
b. Disiplin merupakan pusat berputarnya kehidupan sekolah
c. Disiplin yang tinggi akan menuju kepada terciptanya iklim belajar yang kondusif
d. Tingkat ketaatan yang rendah akan menjurus pada tidak terjadinya belajar yang diharapkan
e. Jumlah dalam satu kelas umumnya banyak
f. Kebiasaan berdisiplin di sekolah diharapkan menghasilkan kebiasaan berdisiplin di
masyarakat
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN KELAS
1. Factor Fisik
Disiplin kelas dilandasi oleh interaksi guru-siswa. Dalam konteks ini maka factor fisik mencakup
guru, siswa dan ruang kelas. Kondisi guru antara lain tampak dalam penampilannya rapi, sehat,
dan tampak semangat akan lebih mudah mengatur siswanya daripada guru yang tampak lusuh
dan lesu.
Kondisi fisik siswa yang prima seperti tampak pada penampilannya serta panca indera yang sehat
akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Siswa yang sakit atau panca inderanya ada yang
tidak berfungsi dengan baik maka sulit memusatkan perhatiannya pada pelajaran.
Kondisi ruang kelas yang mencakup keamanan dan susunan peralatan, serta cara penggunaan
alat-alat pelajaran juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa. Cara penggunaan alat peraga
yang tidak tepat, misalnya menghalangi pandangan siswa maka akan mendorong siswa
melanggar aturan.
2. Factor Sosial
Kelas merupakan mayarakat kecil untuk bersosialisasi dan bergaul untuk guru dan siswa.
Kualitas hubungan siswa-guru dan latar belakang sosial siswa akan mempengaruhi disiplin kelas.
Siswa yang mudah bergaul akan mudah menerima aturan kelas daripada mereka yang menutup
diri, tidak bergaul denga temannya.
3. Factor psikologis
Factor psikologis mencakup perasaan (sedih, senang, benci, dsb) dan kebutuhan (keinginan untuk
dihargai, diakui dan disayangi). Siswa yang perasaanya sedih mungkin akan berbeda dengan
yang senang baik baik di rumah maupun di sekolah.

KP 2 STRATEGI PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN KELAS


A. PANDANGAN TERHADAP PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN KELAS
Pandangan terhadap disiplin kelas akan menentukan cara guru dalam menanamkan dan
menangani disiplin kelas. Pandangan tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Pandangan yang berfokus pada guru, beranggapan bahwa siswa harus mengerjakan apa
yang diinginkan gurunya
b. Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa yang beranggapan bahwa guru harus
tahu kebutuhan siswa dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dan yang sejalan dengan
pandangan ini adalah anggapan yang mengatakan:
1) Pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin adalah yang menghormati hak
individu dan meningkatkan harkat dan konsep diri;
2) Komunikasi yang terbuka dan jujur antara guru dan siswa sangat perlu dalam penanaman
disiplin
c. Pandangan behaviorisme menyatakan bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol
B. STRATEGI PENANAMAN DISIPLIN KELAS
Penanaman disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
a. Menjadi model atau memberi contoh;
b. Mengadakan pertemuan kelas secara berkala;
c. Menerapkan aturan secara luwes;
d. Menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak;
e. Meningkatkan partisipasi siswa
C. STRATEGI PENANGANAN DISIPLIN KELAS
Cara-cara penanganan disiplin kelas dapat dikelompokkan sebgai berikut.
a. Gangguan ringan dapat diatasi, antara lain dengan cara:
1) Mengabaikan;
2) Menatap agak lama;
3) Menggunakan isyarat nonverbal;
4) Mendekati;
5) Memanggil nama;
6) Mengabaikan secara sengaja.
b. Gangguan berat dapat diatasi, antara lain dengan cara:
1) Memberi hukuman secara bijaksana;
2) Melibatkan orang tua.
c. Perilaku agresif dapat diatasi, antara lain dengan cara:
1) Menukar tempat duduk;
2) Menghindari konfrontasi;
3) Mendinginkan emosi/suasana;
4) Menghindari kata-kata kasar;
5) Konsultasi dengan pihak lain.
TUGAS RESUME
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK 4105

MODUL 12
PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

UNIVERSITAS TERBUKA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MOHAMMAD ZAINUDDIN


NIM : 837577984
SEMESTER : 1 PGSD-BI
KELAS : 119

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JEMBER
POKJAR LUMAJANG
TAHUN 2017
TUGAS RESUME STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK4105 / MODUL 12

PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

KB 1 PERENCANAAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF


A. PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses yang ditata dan diatur sedemikian
rupa menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang
diharapkan dan kompetensi dasar dapat tercapai secara efektif
Perencanaan pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu yang saling berhubungan dan saling
menunjang antara berbagai unsure atau komponen yang ada dalam pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran merupakan suatu proses mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsure-
unsur atau komponen pembelajaran.
B. KOMPONEN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Komponen pembelajaran secara umum mencakup empat hal, yaitu:
a. Arah dari suatu program pembelajaran berupa standar kompetensi mata pelajaran,
kompetensi dasar, dan indikator-indikatornya;
b. Isi atau materi yang harus diberikan untuk mencapai komponen tersebut;
c. Strategi pelaksanaan;
d. Penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran.
C. PRINSIP PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran didasarkan pada prinsip-prinsip:
a. Berdasarkan kondisi siswa
b. Berdasarkan kurikulum yang berlaku
c. Memperhitungakan waktu yang tersedia
d. Merupakan urutan kegiatan belajar-mengajar yang sistematis
e. Dilengkapi dengan lembar kerja/tugas/lembar observasi
f. Bersifat fleksibel
g. Berdasarkan pada pendekatan system yang mengutamakan keterpaduan antara kompetensi,
materi, kegiatan belajar, dan evaluasi.
D. PROSEDUR PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Prosedur perencanaan pembelajaran diawali dengan pengembangan silabus (kurikulum
operasional) dilanjutkan dengan penyususnan rencana/satuan pembelajaran. Silabus pada
dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang harus dijabarkan lagi ke dalam program-
program pembelajaran yang lebih terperinci. Silabus merupakan program yang dilaksanakan
untuk jangka waktu yang lebih panjang dan menjadi acuan dalam mengembangkan rencana
pembelajaran.

KB 2 PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF


A. HAKIKAT PEMBELAJARAN EFEKTIF
Pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang direncanakan dengan baik oleh guru dalam
hal materi, strateg penyampaian, media, pengelolaan kelas, dan evaluasi. Perencanaan membantu
guru menata alur dan urutan peristiwa-peristiwa pembelajaran yang tepat dan juga mengatur
waktu.jumlah waktu yang dibutuhkan dalam merencanakan pembelajaran sangat tergantung pada
individu guru.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Isi
2. Bahan
3. Strategi pembelajaran
4. Perilaku guru
5. Menstrukturkan pelajaran
6. Lingkungan belajar
7. Pembelajar
8. Durasi pembelajaran
9. Lokasi pembelajaran
C. KARAKTERISTIK GURU
1. Banyak pengalaman mengajar, guru akan mempengaruhi keputusan perencanaan.
Pengalaman terdahulu membawa guru pada kesiapan mental dan lebih mantap.
2. Filosofi belajar mengajar akan mempengaruhi keputusan tentang perencanaan guru
3. Pengetahuan guru tentang isi pelajaran. Guru yang menguasai materi pelajaran biasanya
dapat merencanakan pembelajaran yang bervariasi dan fleksibel
4. Gaya guru dalam mengorganisasikan pembelajaran akan tercermin dari kebutuhan guru
untuk menyusun perencanaan rutin dan gaya pemecahan masalah
5. Harapan-harapan menata kelas, baik untuk belajar maupun pelaksanaan pembelajaran oleh
guru itu sendiri
6. Perasaan aman dan control pembelajaran
D. GURU YANG EFEKTIF
1. Melakukan review harian
2. Menyiapkan materi baru
3. Melakukan praktik terbimbing
4. Menyediakan balikan dan koreksi
5. Melaksanakan praktik mandiri
6. Review mingguan dan bulanan
E. PENDEKATAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
1. Belajar mandiri
Belajar mandiri adalah pembelajaran yang dilakukan diri sendi bukan orang lain
a. Prinsip-prinsip belajar mandiri
1) Pebelajar belajar untuk dirinya sendiri
2) Pebelajar mempunyai ukuran untuk mengontrol atas kegiatan belajarnya sendiri.
3) Pebelajar memiliki tanggung jawab untuk menentukan konteks belajar, mendiagnosis
kebutuhan belajar pribadi, mengidentifikasi sumber-sumber belajar dan menentukan untuk
belajar serta langkah belajar
4) Pebelajar mungkin mengembangkan rencana kegiatan belajarnya sendiri
5) Kebutuhan individu yang berbeda dikenal dengan respon yang tepat
6) Kegiatan belajar pebelajar didukung, diperluas atau dikurangi, dengan sumber-sumber
belajar dan panduan belajar
7) Peranan pengajar dari guru atau penyampai informasi ke pengelola proses belajar
b. Manfaat belajar mandiri
1) Belajar aktif
2) Kebutuhan individu pebelajar
3) Motivasi pebelajar
4) Peranan pengajar
2. Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pembelajaran untuk mencapai keterampilan-keterampilan
belajar sepanjang hayat. Pembelajaran terpadu dimulai dengan menampilkan tema.
Pendekatan pembelajaran terpadu membantu pebelajar mealui:
1) Belajar aktif
2) Menilai diri sendiri
3) Individualisasi
4) Belajar mandiri
a. Kelebihan pembelajaran terpadu
1) Memberikan gambaran hubungan antarpengetahuan
2) Mempermudah belajar secara terpadu, penyajian materi yang terpadu akan meningkatkan
pemikiran yang terpadu dan pengalaman belajar akan membantu pengembangan struktur
pengetahuan bagi pebelajar
3) Memungkinkan kesatuan penyajian suatu pohon
4) Meminimalkan kontradiksi konsep-konsep
5) Menghindari pengulangan dalam kurikulum
6) Mempermudah kerja sama antardisiplin
7) Memotivasi pebelajar
b. Keterpaduan kurikulum dapat membantu pebelajar
1) Menguasai perubahan-perubahan dalam pengetahuan
2) Menghadapi pengetahuan yang telah berlalu
3) Memahami pengetahuan
3. Belajar berbasis masalah
Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang berpusat pada pebelajar dan juga
menggambarkan metode belajar inti atau suplemen pembelajaran. Adanya masalah mendorong
pebelajar memberi alasan, berpikir kritis dan mempertimbangkan bukti-bukti, mencari-cari dan
berbagi informasi yang relevan. Setiap pebelajar membawa pengalaman individual sehingga
memberikan kontribusi yang berbeda-beda.
Ciri-ciri kelompok belajar berbasis masalah yang efektif yaitu kelompok yang bersatu padu,
termotivasi, saling mendukung, dan ikut serta belajar aktif, anggota kelompok, memahami dan
mengikuti tugas-tugas tersebut dengan penuh semang

teti wardani
Selasa, 09 Juni 2015
Modul 1 Praktikum IPA
I. KEGIATAN PRAKTIKUM 1.1 : CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
Makhluk hidup merupakan benda hidup yang selain memiliki ciri atau sifat sebagai benda , juga
memiliki sifat atau ciri yang membedakannya dari benda tak hidup. Perbedaan itu terutama
tampak pada ciri ciri fisiologisnya.
Ciri makhluk hidup yang membedakannya dari makhluk hidup adalah kemampuan dalam
berkembang biak , menerima dan menerima tanggapan terhadap rangsang, dapat tumbuh
kembang, perlu makan dan air, melakukan pernapasan.
A. Tujuan Penelitian
Mengamati ciri-ciri makhluk hidup yang ada disekitar tempat tinggal.
B. Dasar Teori
Makhluk hidup adalah makhluk yang memiliki ciri-ciri kehidupan.Ciri-ciri tersebut
membedakannya dari benda tak hidup atau benda mati. Ciri-ciri makhluk hidup adalah
bernapas,perlu makan,bergerak terhadap rangsang,tumbuh dan berkembang
C. Alatdan Bahan
1) Alat-alat tulis
2) Tabel pengamatan
3) Alam sekitar.
D. Cara Kerja
1) Menyiapkan alat tulis dan tabel pengamatan yang diperlukan
2) Pergi ke lingkungan sekitar lingkungan tempat tinggal
3) Menemukan lebih kurang 10 mahluk hidup ( 5 hewan dan 5 tumbuhan)
4) Mencatat kesepuluh jenis mahluk hidup tersebut kedalam lembar pengamatan
5) Member tanda cek ( ) sesuai dengan cirri cirri yang telah diamati pada tabel.
6)
E. Hasil Pengamatan
Berdasarkan temuan makhluk hidup di lingkungan tempat tinggal dan sekitarnya, kami
menemukan kurang lebih 10 makhluk hidup.

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Ciri-ciri Makhluk Hidup


No
Nama Makhluk Hidup
Gambar
Ciri-Ciri Makhluk Hidup *)
1
2
3
4
5
1
Ayam

2
Burung Kenari

3
Ikan Hias

4
Pohon Mangga

Image result for pohon mangga

5
Bunga Anggrek

6
Tanaman Cabe

Image result for tanaman cabe

7
Sapi

Image result for sapi

8
Kucing

Image result for kucing

9
Rumput

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcThBywwzfSazlas5wGSDK-
TyeoXuYyr1Gk5jc41VRcV1HWIPU-V

10
Tanaman Putri Malu

Image result for putri malu

*) Keterangan :
1. Bergerak dan Bereaksi Terhadap Rangsang
2. Bernapas
3. Perlu Makan
4. Tumbuh
5. Berkembang
F. Pembahasan
Ciri-ciri makhluk hidup:
1. Bernafas
Mahluk hidup bernafas untuk bertahan hidup. Ketika bernafas, mahluk hidup mengambil oksigen
( zat asam ) dan mengeluarkan zat asam arang ( karbon dioksida ) serta uap air.
2. Tumbuh kembang
Tumbuh : suatu proses bertambah besarnya ukuran makhluk hidup atau volume dan
penambahan ukuran tidak kembali pada ukuran semula.
Kembang : proses menuju kedewasaan yang dipengaruhi oleh hormon, nutrisi dan lingkungan.
3. Perlu makan dan air
Setiap mahluk hidup memerlukan makanan. Hal ini bertujuan agar dapat mempertahankan hidup,
menghasilkan energi, dan pertumbuhan. Setiap mahluk hidup mempunyaicara berbeda beda
dalam memperoleh makanan. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui proses
fotosintesis. Hewan dan manusia tidak dapat membuat makanan sendiri, tetapi tergantung pada
mahluk hidup lainnya.
4. Berkembang biak
Berkembangbiak adalah cara memperbanyak diri untuk mempertahankan kelestarian jenisnya.
5. Menanggapi rangsang
Sesuatu yang ada di luar tubuh mahluk hidup merupakan rangsangan. Rangsangan dapat berupa
cahaya, panas, bunyi, dingin, bau, sentuhan, gelap, dan terang. Mahluk hidup memiliki
kemampuan menerima dan menanggapi rangsangan.
G. Kesimpulan
Hewan dan tumbuhan adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri sebagai makhluk hidup.
Makhluk hidup merupakan benda hidup yang selain memiliki ciri atau sifat sebagai benda, juga
memiliki sifat atau ciri yang membedakan dari benda tak hidup adalah dalam hal
berkembangbiak, menerima dan member tanggapan terhadap rangsang, dapat tubuh kembang,
perlu makan dan air, serta melakukan pernafasan.

H. Jawaban Pertanyaan
1) Iya benar, tumbuhan memenuhi ciri ciri gerak dan bereaksi terhadap rangsang. Hal ini bisa
dibuktikan apabila tanaman putri malu disentuh atau terkena rangsangan, daunnya akan menutup.
2) Persamaan dan perbedaan ciri kehidupan hewan dan tumbuhan
No.
Persamaan
Perbedaan
Tumbuhan
Hewan
1
Sama sama melakukan pernapasan
Tidak memiliki alat pernapasan khusus
Mengambil dan mengeluarkan gas secara pasif
Umumnya memiliki alat pernapasan khusus
Mengambil dan mengeluarkan gas secara aktif
2
Sama-sama memerlukan makanan dan air
Dapat menyusun makanan sendiri dari zat zat sederhana yang ada dilingkungannya
Makanan diambil dalam bentuk gas dan cair
Makan makhluk hidup lain
Makanan diambil dalam bentuk padat dan cair

3
Sama-sama dapat tumbuh dan berkembang
Tumbuh kembang berlangsung selama hidupnya, ada di daerah tumbuh tertentu
Bentuk tubuh menyebar dan bercabang, jumlah bagian tubuh tak tentu
Masa tertentu serempak pada seluruh bagian tubuh
Bentuk tubuh tertentu, jumlah bagian tubuh tertentu.
4
Sama-sama dapat melakukan perkembangbiakan secara kawin atau tak kawin
Pembuahan terjadi di dalam alat perkembanganbiakan betina
Umumnya jumlah anak banyak, tidak dipelihara induk dan dilindungi induk
Pembuahan dapat terjadi di dalam tubuh maupun luar tubuh
Umumnya jumlah anak terbatas dipelihara dan dilindungi
5
Sama-sama menerima dan memberikan tanggapan terhadap rangsang
Reaksi lambat, terbatas, dan lebih pasif
Umumnya menetap atau bergerak sebagian tubuh
Reaksi terhadap rangsang cepat, simultan dan aktif
Dapat berpindah tempat

II. KEGIATAN PRAKTIKUM 1.2 : GERAK PADA TUMBUHAN


A. Tujuan Penelitian
1) Mengamati gerak seismonasti
2) Mengamati gerak niktinasti
3) Mengamati gerak geotropisme negatif pada tumbuhan
B. Dasar Teori
Gerak pada tumbuhan tidak mudah kita amati kecuali beberapa tumbuhan tertentu yang
melakukan niktisasi dan seismonasi. Gerak tubuh pada tumbuhan dibagi atas gerak
taksis,nastidan tropisme.
C. Alat dan Bahan
1) Seismonasti dan niktinasti
a. Tanaman putri malu
b. Kotak karton atau kardus 1 buah
c. Stop watch atau jam tangan 1 buah
d. Alat-alt tulis dan Penggaris.
2) Geotropisme
a. Pot berukuran kecil 2 buah
b. Tanah yang subur secukupnya
c. Biji cabe
d. Air secukupnya
D. Cara Kerja
1. Seismonasti
a. Menyediakan alat dan bahan
b. melakukan sentuhan halus hingga sentuhan yang paling kasar terhadap daun daun putri
malu tersebut
c. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan
2. Niktinasti
a. Menyediakan 2 tanaman putri malu
b. Memberi tanda A pada tanaman putri malu pertama dan B pada putri malu kedua
c. Letakkan tanaman putri malu A di tempat terang dan terbuka
d. Sedangkan tanaman putrimalu B ditutup dengan menggunakan kardus yang kedap cahaya
dengan hati hati agar tidak menyentuhnya .Biarkan tertutup selama kurang lebih setengah jam.
e. Setelah setengah jam dibuka dengan hati-hati agar tidak tersentuh
f. Mengamati yang terjadi pada putri malu B dan membandingkan dengan putri malu A
g. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
3. Gerak Tropisme (Geotropisme negatif)
a. Membuat dua buah pot tanaman cabe dengan menanam 5 biji cabe dalam setiap pot yang
telah diberi lubang pada alasnya
b. Memberi label A untuk pot pertama dan B untuk pot kedua
c. Meletakkan pot B secara horizontal, sedangkan pot A dibiarkan berdiri dan menyimpan
keduanya di tempat terbuka
d. Melakukan pengamatan setiap pagi dan sore selama satu minggu
e. Menuangkan hasil pengamatan pada lembar kerja

E. Hasil Pengamatan
1. Seismonasti

Image result for putri malu

Image result for putri malu

Image result for putri malu

Gambar 2.1. Jenis sentuhan Pada Putri malu


Tabel 2.1. Hasil Pengamatan Seismonasti
No.
Jenis sentuhan
Reaksi
Keterangan
1
Halus
Daun menutup pelan
Reaksi lambat
2
Sedang
Daun menutup agak cepat
Reaksi agak cepat/srentak
3
Kasar
Daun menutup cepat sekali
Reaksi cepat/spontan
2. Niktinasti

Image result for putri malu


Image result for putri malu

Gambar 2.2. Niktinasti pada tanaman putri malu


Tabel 2.2. Hasil pengamatan gerak Niktinasti
No.
Putri malu
Reaksi putri malu
Mula-mula
Setengah jam kemudian
1
Disimpan di tempat terang
Daun segar tanpa menutup
Daun segar tanpa ada yang menutup
2
Ditutup kardus
Daun segar tanpa menutup
Daun menutup

3. Geotropisme Negatif

Gambar 2.3. Geotropisme negatif pada tanaman


Tabel 2.3. Hasil pengamatan Geotropisme negatif
Jenis Pot
Pengamatan Hari Ke-
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
A
5
5,5
6
6,5
6,9
7,2
7,5
Lurus Ke atas
B
5
5,5
5,9
6,4
6,8
7,2
7,4
Tumbuh menuju arah datangnya sinar matahari, batang membengkok ke atas

F. Pembahasan
Gerak dan iritabilitas merupakan salah satu ciri makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan.
Gerak pada hewan mudah diamati, sedangkan gerak pada tumbuhan tidak mudah diamati, kecuali
tumbuhan putri malu yang melakukan niktinasti dan seismonasti.
G. Kesimpulan
Cepat lambatnya reaksi tumbuhan dalam menanggapi rangsang tergantung pada halus, sedang,
dan kasarnya sentuhan. Tumbuhan tumbuh mengikuti arah datangnya sinar (rangsang cahaya).
H. JawabanPertanyaan
1) Contoh tanaman lain yang dapat melakukan gerak niktinasti selain putri malu adalah
tanaman petai cina dan pohon turi. Karena proses niktinasti banyak terjadi pada tumbuhan
berdaun majemuk.Niktinasti terjadi karena sel-sel motor di persendian tangkai daun (anak-anak
daun majemuk) atau pulvinus memompa ion K+ dari satu bagian ke bagian lainnya sehingga
menyebabkan perubahan tekanan turgor. Menurunnya tekanan turgor ini disebabkan karena
pengaruh perubahan suhu.
2) Gerak niktinasti terjadi karena pengaruh perubahan suhu, sedangkan gerak seismonasti
terjadi karena pengaruh rangsangan sentuhan.

III. KEGIATAN PRAKTIKUM 1.3 : RESPIRASI PADA MAKHLUK HIDUP


Bernapas berarti memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Oksigen diangkut oleh
darah ke sel-sel tubuh. Di dalam sel terjadi proses pembakaran bahan-bahan makanan oleh
oksigen dan menghasilkan karbondioksida
A. Tujuan Penelitian
1) Membuktikan bahwa respirasi memerlukan udara (oksigen)
2) Membuktikan bahwa respirasi menghasilkan karbondioksida.
B. Dasar Teori
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas/melakukan respirasi.Ketika melakukan
respirasi/pernapasan, makhluk hidup mengambil oksigen dari lingkungannya dan mengeluarkan
karbondioksida serta uap air ke dalam lingkungannya. Oksigen di dalam tubuh makhluk hidup
digunakan untuk proses pembakaran (oksidasi), dari proses ini akan dihasilkan energi yang akan
digunakan untuk aktivitas hidup.
C. Alat dan Bahan
1) Untuk respirasi memerlukan oksigen
a. Botol ukuran kecil 3 buah.
b. Sedotan air kemasan gelas (aqua gelas) 3 buah.
c. Plastisin secukupnya.
d. Kapur sirih secukupnya.
e. Kapas secukupnya.
f. Jangkrik 1 ekor.
g. Kecambah secukupnya
h. Pipet tetes 1 buah.
i. Air yang diberi pewarna merah secukupnya.
2) Untuk respirasi menghasilkan karbondioksida
a. Kapur sirih secukupnya
b. Air secukupnya
c. Botol selai 3 buah
d. Plastisin secukupnya
e. Sedotan limun 6 buah
f. Spidol 1
D. Cara Kerja
1) Respirasi memerlukan oksigen
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Memasukkan sedikit kapur sirih ke dalam dasar botol, selanjutnya memasukkan kapas
secukupnya.
c. Masukkan kedelai yang sedang berkecambah kedalam botol yang telah diberi kapur sirih
dan kapas pada langkah (2). Kemudian berilah label A pada botol tersebut.
d. Memasukkan jangkrik ke dalam botol yang telah diberi kapas pada langkah (2).Kemudian
berilah label B pada botol tersebut.
e. Melapisi bagian dekat pangkal sedotan air kemasan dengan segumpal plastisin, kira-kira
dapat menyumbat mulut botol, selanjutnya masukkan pangkal sedotan air kemasan yang dilapisi
gumpalan plastisin tersebut hingga plastisin menutup mulut botol, sedotan air kemasan
menghubungkan udara luar dengan udara di dalam botol.
f. Merapikan plastisin pada mulut botol hingga mulut botol tertutup dengan rapat dan rapi.
g. Memberi label C pada respirometer buatan tanpa menggunakan makhluk hidup (sebagai
kontrol).
h. Menetesi ujung sedotan air kemasan gelas pada setiap respirometer dengan air yang diberi
pewarna merah.
i. Mengamati tetesan air berwarna pada setiap respirometer dengan selang waktu 5 menit
selama 5 kali pengamatan.
j. Menuangkan hasil pengamatan pada lembar kerja (Tabel 3.1)

Gambar 3.1. rangkaian percobaan respirasi memerlukan oksigen


2) Respirasi menghasilkan karbondioksida
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Membuat air kapur jenuh. Larutkan kapur sirih kedalam lebih kurang 250 ml hingga jenuh.

Gambar 3.2. membuat larutan kapur sirih


c. Biarkan air kapur mengendap hingga diperoleh air yang jernih

Gambar 3.3. air kapur sirih mengendap


d. Sedotlah air kapur jernih dengan selang plastik kecil
e. Tuanglah air kapur jenuh pada botol (A), (B), (C) dengan ukuran yang sama.
f. Pasanglah perangkat percobaan yaitu sedotan, plastisin seperti gambar.
Gambar 3.4. rangaian perangkat percobaan Respirasi
g. Hisaplah udara dari botol (A) melalui sedotan limun, gunakan untuk bernapas. Selanjutnya
hembuskan napas anda ke botol (B) melalui sedotan limun.
h. Lakukan langkah tersebut berkali-kali hingga air kapur di botol (B) menjadi keruh.
i. Amati kedudukan air berwarna dalam pipa dari sedotan aqua gelas pada setiap
respirometer.
j. Tuangkan hansil pengamatan pada tabel pengamatan.

E. Hasil Pengamatan
1) Pernafasan memerlukan oksigen
Tabel 3.1. hasil pengamatan Respirasi membutuhkan oksigen
No.
Respirometer
Keadaan Air Berwarna pada Respirometer, 5 menit:
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
1.
A
0,1
0,2
0,3
0,5
0,5
2.
B
0,4
0,7
0,9
1
1,05
3.
C
0
0
0
0
0
2) Pernafasan mengeluarkan karbondioksida

Gambar 3.5 percobaan Respirasi menghasilkan Karbondioksida


Tabel 3.2. hasil pengamatan Respirasi menghasilkan Karbondioksida
Botol Percobaan
Kondisi Mula-Mula
Kondisi Akhir Percobaan
A
Jernih
Jernih
B
Jernih
Keruh
C
Jernih
Keruh

F. Pembahasan
a. Respirasi memerlukan oksigen
1. Berdasarkan hasil pengamatan, kami menemukan bahwa tetesan air berwarna pada
respirometer A (yang diisi kecambah) berjalan dari 0 cm menjadi 0,1 cm untuk 5 menit pertama,
berjalan kembali menjadi 0,2cm untuk 5 menit kedua, berjalan lagi menjadi 0,3cm setelah 5
menit ketiga, sedangkan untuk 5 menit keempat dan kelima respirometer menunjukkan angka
yang sama yaitu 0,5cm.
2. Berdasarkan hasil pengamatan, kami menemukan bahwa tetesan air berwarna pada
respirometer B (yang diisi jangkrik) berjalan dari 0 cm menjadi 0,4 cm untuk 5 menit pertama,
berjalan kembali menjadi 0,7cm untuk 5 menit kedua, berjalan lagi menjadi 0,9 cm setelah 5
menit ketiga, sedangkan untuk 5 menit keempat 1 cm dan 5 menit kelima respirometer
menunjukkan angka 1,05cm.
3. Berdasarkan hasil pengamatan, kami menemukan bahwa tetesan air berwarna pada
respirometer C (tanpa diisi makhluk hidup) tidak berjalan dan menunjukkan angka yang sama
yaitu 0 ml baik pada waktu 5 menit pertama, kedua, ketiga, keempat maupun kelima.
4. Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 3.1 dapat kita amati bahwa cairan berwarna pada
respirometer yang diisi makhluk hidup dapat berjalan/berpindah tempat hal ini menunjukkan
adanya pergeseran/pergerakan udara (oksigen) di dalam respirometer, sedangkan cairan berwarna
pada respirometer tanpa makhluk hidup tidak berjalan hal ini menunjukkan tidak adanya
pergerakan udara (oksigen) di dalam respirometer.
b. Respirasi mengeluarkan Karbondioksida
Dari percobaan diatas, kami telah membuat alat pernapasan sederhana yang bertujuan untuk
membuktikan bahwa sistem pernapasan manusia menghasilkan gas karbondioksida. Berdasarkan
percobaan yang telahdilakukan, proses pernapasan manusia menghasilkan karbondioksida. Hal
ini dibuktikan oleh larutan kapur yang telah di uji yaitu air kapur yang jernih menjadi lebihkeruh
setelah ditiup dengan selang atau sedotan.Pada proses pernapasan, oksigen yang dihirup pada saat
menarik napas akanberdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus.
Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh hemoglobin untuk diangkut ke sel-sel jaringan
tubuh. Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh
senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein. Hasil
pernapasan yang dikeluarkan adalah berupa CO2. Sebenarnya reaksi pernapasan berupa
pengolahan O2 menjadi energy dan penglepasan CO2 tersebut dilakukan di dalam sel dan terjadi
pada bagian yang disebut mitokondria. Udara hasil pernapasan selain CO2 adalah H2O (uap air).
Oleh karena itulah, apabila kita mengembuskan napas di kaca akan terbentuk titik-titik
air.Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dari atmosfer, yang menyediakan
kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh
melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yangterdapat di
paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas. Pada udara pernapasan ada
udara yang masuk dan ada udara yang dikeluarkan. Susunan atau komposisi udara yang masuk
dan udara yang dikeluarkan dalam pernapasan berbeda-beda. Perbedaan komposisikandungan gas
dalam udara terdiri atas nitrogen79,01 %, oksigen 20,95 %, carbondioksida 0,04 % dan sisanya
adalah gas- gas lain. Sedangkan komposisi gas yang keluar dari udara yang dipernapaskan terdiri
dari nitrogen 79,6 %, oksigen 18,6 %, dan karbondioksida 4,0 %. Manusia membutuhkan suply
oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan
karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.
G. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap makhluk hidup pasti
melakukan respirasi/pernapasan dan ketika melakukan respirasi, makhluk hidup memerlukan
udara (oksigen). Kesimpulan dari hasil percobaan ini adalah dapat dibuktikan bahwa setelah kita
menghirup oksigen akan dihembuskan karbon dioksida, hal ini ditunjukkan pada perubahan air
kapur yang awalnya jernih kemudian berubah menjadi keruh setelah berikatan dengan
karbondioksida. Warna kapur yang keruh itulah yang menjadi bukti nyata hasil dari endapan
reaksi air kapur dengan karbondioksida.

H. Jawaban Pertanyaan
1. Guna kapur sirih dalam percobaan respirasi memerlukan oksigen adalah untuk mengikat
sehingga yang dikeluarkan jangkrik setelah melakukan respirasi/pernapasan bereaksi dengan
kapur sirih.
2. Tetesan pewarna (eosin) pada alat respirometer (A) bergerak dan (B) tidak bergerak. Hal
ini disebabkan karena respirometer (A) diisi dengan makhluk hidup (jangkrik) sedangkan kita
semua mengetahui bahwa setiap makhluk hidup melakukan respirasi. Pada saat melakukan
respirasi makhluk hidup memerlukan udara (oksigen). Dengan demikian, tetesan pewarna (eosin)
pada respirometer (A) bergerak disebabkan karena adanya pergerakan/pergeseran udara (oksigen)
di dalam respirometer. Tetesan pewarna (eosin) pada alat respirometer (B) tidak bergerak karena
tidak ada makhluk hidup di dalam respirometer sehingga tidak terjadi respirasi di dalamnya
akibatnya udara di dalam respirometer (B) tidak bergerak dan tetesan pewarna (eosin) pada
respirometer (B) pun tidak ikut bergerak.
3. Air kapur yang paling keruh didapatkan dpada botol (B), karena pada udara hasil
pernapasan dari hisapan udara di botol (A) banyak mengandung CO2. Karena terdapat endapan
garam pada air kapur. Ketika air kapur (Ca(OH)2) direaksikan dengan CO2 yang dihasilkan oleh
ekspirasi pernapasan kita akan menghasiulkan garam (CaCO3) dan air (H2O). Garam inilah yang
menyebabkan air kapur menjadi keruh.
I. Daftar Pustaka
Sumardi, Yosaphat.dkk(2009). KONSEP DASAR Di SD. Modul 1.Jakarta : Universitas Terbuka.

KEGIATAN PRAKTIKUM 2
SIMBIOSIS

I. SIMBIOSIS PARASITISME
A. Tujuan :
Mengidentifikasi simbiosis parasitisme di lingkungan sekiar.
B. Alat dan Bahan :
1. Alat-alat tulis
2. Tabel pengamatan
3. Lingkungan sekitar
C. Teori Dasar :
Simbiosis berasal dari bahasa Yunani sym yang berarti dengan dan biosis yang berarti
kehidupan.Simbiosis merupakan interaksi antara dua organisme yang hidup
berdampingan.Simbiosis merupakan pola interaksi yang sangat erat dan khusus antara dua
makhluk hidup yang berlainan jenis.Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut
simbion.Parasitisme adalah di mana pihak yang satu mendapat keuntungan dan merugikan pihak
lainnya.
D. Cara Kerja :
1. Siapkan alat-alat tulis dan table pengamatan yang diperlukan
2. Pergilah ke lingkungan yang ada disekitar tempat tringgal anda, jika ada pergilah ke
kebun atau hutan terdekat.
3. Cobalah identifikasi beberapa simbiosis parasitisme yang terjadi anatara heawan dengan
tumbuhan, antara hewan dengan hewan, atau antara tumbuhan dengan tumbuhan.
4. Temukan sedikitnya 5 hubungan yang terjadi!
5. Tuliskan hasil identifikasi anda pada Lembar Kerja.
E. Data Pengamatan :

Gambar 2.1. Contoh Simbiosis Parasitisme


Tabel. 1.1. Hasil Pengamatan Simbiosis Parasitisme

No

Jenis hubungan parasitisme


Pihak yang dirugikan

Pihak yang diuntungkan


Jenis makhluk hidup
Jenis kerugian
Jenis makhluk hidup
Jenis keuntungan
1
Parasitisme
Pohon Mangga
Diambil makanan
Benalu
Mendapat makanan
2

Tanaman Pagar
Diambil makanannya
Tali Putri
Mendapat makanan
3

Tanaman Jambu air


Diambil makanannya
Ulat
Mendapat makanan
4

Kucing
Dihisap darahnya
Kutu
Mendapat makanan
5

Manusia
Dihisap darahnya
Kutu
Mendapat makanan

F. Pembahasan :
Benalu (Loranthus, suku Loranthaceae adalah sekelompok tumbuhan parasit yang hidup dan
tumbuh pada batang (dahan) pohon tumbuhan lain. Benalu dapat dijumpai dengan mudah pada
pohon-pohon besar di daerah tropis.Biji tumbuhan ini pada buahnya menghasilkan getah seperti
lem berbentuk jeli yang lengket.
Penyebaran tumbuhan ini terjadi dibantu oleh burung, apabila burung memakan buah dan bijinya
lalu mengekskresikan pada dahan pohon, bijinya yang lengket akanmenempel pada dahan pohon
selanjutnya akan berkecambah dan benalu muda mulai tumbuh.
Pada pohon jambu air dan pohon mangga, benalu dan tali putri sebagai pohon parasit akan
memperoleh makanan dari pohon inangnya (pohon tempat benalu/taliputrihidup). Kutu yang ada
pada kucing akan menghisap darah kucing dan kutu yang ada pada rambut manusia akan hidup
dengan cara menghisap darah manusia.

G. Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup hidup yang
bersifat parasit akan mendapatkan keuntungan dan akan merugikan merugikan pihak yang lain.
Sebagai contoh yang mudah di temukan adalah benalu pada pohon mangga dan pada pohon-
pohon lainnya, putri malu pada inangnya, kutu akan mendapatkan makanan dari kucing/hewan
lain yang dihinggapinya, kutu akan menghisap darah pada kepala manusia atau cacing akan
memakan makanan yang ada dalam perut manusia.
H. Pertanyaan dan Jawaban
1. Apakah hubungan kutu anjing dengan anjing merupakan hubungan parasitisme?
Jawab :
Ya, Karena dalam hal ini kutu mendapatkan makanan yang banyak dari anjing sedangkan anjing
dirugikan yaitu rusaknya bulu pada anjing
2. Di antara hubungan parasitisme yang anda temukan ,adakah yang menyebabkan kematian
pada inangnya?
Jawab :
Ya, Terutama pada tumbuhan mangga apabila benalu didiamkan maka dia akan memakan
tumbuhan inangnya sehingga tumbuhan tersebut akan layu,kering dan mati.
II. SIMBIOSIS KOMENSALISME
A. Tujuan
Mengidentifikasi simbiosis komensalisme di lingkungan sekitar
B. Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. Lembar pengamatan
3. Lingkunagn sekitar
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Pergi ke lingkungan sekitar
3. Mengidentifikasi beberapa jenis Simbiosis Komensalisme
4. Menemukan 3 hubungan yang terjadi
5. Menulis identifikasi pada lembar kerja
6. Menganalisis makhluk hidup mana yang diuntungkan dan mana yang tidak diuntungkan
dan juga dirugikan
7. Menuangkan hasil dengan melengkapi tabel
D. DasarTeori
Simbiosis berasal dari bahasa Yunani : syn dengan dan biosis hidup, yang artinya adalah
dekat dan sering-interaksi jangka panjang antara biologis yang berbeda species (Bennett,1877).
Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion. Hubungan simbiotik termasuk
asosiasi di mana satu pasangan hidup di dalam yang lain. Atau simbiosis bisa diartikan hubungan
timbal balik antara organisme yang berbeda.
Simbiosis dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Simbiosis Parasitisme
2. Simbiosis Komensalisme adalah suatu hubungan simbiosis, di mana suatu spesies
makhluk hidup diuntungkan, sedangkan pihak lainnya tidak diuntungkan ataupun dirugikan.
3. Simbiosis Mutualisme
E. Hasil Pengamatan

Gambar 2.2. simbiosis komensalisme

No.
Jenis hubungan Komensalisme
Pihak yang diuntungkan
Jenis Makhluk Hidup yang tidak untung juga tidak rugi
Jenis Makhluk Hidup
Jenis Keuntungan
1
Tanaman anggrek dengan pohon inangnya
Tanaman Aggrek
(Tumbuhan)
Mendapatkan tempat tinggal
Pohon (inangnya)
2
Tanaman paku tanduk rusa dengan pohon inangnya
Paku Tanduk Rusa (Tumbuhan)
Mendapatkan tempat tinggal
Tumbuhan (Pohon)
Tabel. 1.2. Hasil Pengamatan Simbiosis Komensalisme
F. Pembahasan
Simbiosis komensalisme merupakan hubungan antara 2 makhluk hidup dimana pihak yang satu
diuntungkan sedangkan pihak yang lain tidak diuntungkan dan tidak dirugikan. Seperti pada
contoh diatas berikut alasannya:
1. Tanaman Anggrek dengan pohon inangnya
Tanaman anggrek biasanya hidup pada pohon yang tinggi untuk mendapat cahaya, sehingga
dapat melakukan fotosintesis sendiri. Akar tanaman adalah akar epifit, yaitu mengembangkan
akar sekulen dalam melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh tetapi tidak merugikan pohon
inangnya.
2. Tanaman paku tanduk rusa dengan pohon inangnya.
Tanaman tanduk rusa biasanya digunakan sebagai tanaman hias yang ditempelkan pada batang
pohon. Tanaman tanduk rusa memiliki sifat yang sama dengan tanaman anggrek, yaitu tidak
menyerap makanan dari tanaman inangnya.
G. Kesimpulan
Simbiosis komensalisme merupakan pola interaksi antara makhluk hidup dimana salah satu
simbion mendapat keuntungan sedangkan simbion yang satunya lagi tidak mendapatkan
keuntungan juga tidak mengalami kerugian.
H. JawabanPertanyaan
Hubungan komensalisme dalam kadar tertentu tidak menimbulkan kerugian, seperti pada
tanaman anggrek dengan pohon inangnya. Anggrek menempel pada inangnya hanya untuk
tempat hidup, bukan untuk mengambil sari-sari makanan pohon inangnya

III. SIMBIOSIS MUTUALISME


A. Tujuan
Mengamati Simbiosis Mutualisme pada lingkungan sekitar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. Lembar Pengamatan
3. Lingkungan Sekitar
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Pergi ke lingkungan sekitar
3. Mengidentifikasi beberapa Simbiosis Mutualisme
4. Menemukan 3 hubungan Simbiosis Mutualisme
5. Menulis identifikasi pada lembar kerja
6. Jenis keuntungan apa saja yang diperoleh pada setiap spesies
7. Menuangkan hasil pada lembar kerja
D. Dasar Teori
Simbiosis berasal dari bahasa Yunani : syn dengan dan biosis hidup, yang artinya adalah
dekat dan sering-interaksi jangka panjang antara biologis yang berbeda species (Bennett,1877).
Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion. Hubungan simbiotik termasuk
asosiasi di mana satu pasangan hidup di dalam yang lain. Atau simbiosis bisa diartikan hubungan
timbal balik antara organisme yang berbeda.
Simbiosis dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Simbiosis Parasitisme
2. Simbiosis Komensalisme
3. Simbiosis Mutualisme adalah hidup bersama di antara dua spesies makhluk hidup, dimana
kedua spesies tersebut mendapatkan keuntungan.

E. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Simbiosis Komensalisme
No
Jenis hubungan Simbiosis
Pihak I yang diuntungkan
Pihak II yang diuntungkan
Jenis Makhluk hidup
Jenis Keuntungan
Jenis Makhluk hidup
Jenis Keuntungan
1
Jamur dan Ganggang
Jamur
Mendapatkanmakanan
Ganggang
Mendapatkan mineral dan air
2
Bunga dengan Lebah
Bunga
Dibantu proses penyerbukannya

Lebah
MendapatkanMakanan
3
Bungan dan Kupu-kupu
Bunga (Tumbuhan)
Membantu proses penyerbukan
Kupu-kupu (Hewan)
Mendapatkanmakanan

F. Pembahasan
Simbiosis mutualisme adalah simbiosis yang menguntungkan kedua simbion, simbion yang
menguntungkan kelangsungan kedua simbion tersebut. Berikut uraian pengamatan dari simbiosis
mutualisme:
Jamur dengan Ganggang
http://2.bp.blogspot.com/_NUEZmBcMFtc/SupfnioPavI/AAAAAAAACX8/9pTj9_paMcA/s400/
multiclavulamucida.JPG
Gambar Jamur dengan Ganggang Hijau
Jamur mendapatkan makanan dari hasil fotosintesis ganggang, sedangkan ganggang
mendapatkan air dan mineral tanah dari jamur
Bunga dengan Lebah
http://4.bp.blogspot.com/-
wY5ymsOlCoo/Tz6CWbutDkI/AAAAAAAAAU4/SYEOx4MUea8/s1600/MUTUALISME.png

Gambar Lebah dengan Bunga


Bunga dibantu penyerbukan oleh lebah dan lebah menghisap madu dari bunga.
Bunga dan Kupu-kupu
http://1.bp.blogspot.com/-
tapwaFEP7CM/T4ROqsGiDwI/AAAAAAAAADc/HRnTNbYw5YM/s400/symbiosis1-
kom2.jpg
Gambar. Kupu-kupu pada bunga
Kupu-kupu mendapatkan nectar pada bunga sebagai makanannya. Sedangkan bunga
dapat melakukan proses penyerbukan dibantu oleh kupu-kupu.
G. Kesimpulan
Simbiosis mutualisme merupakan simbiosis yang saling menguntungkan. Tidak ada pihak yang
dirugikan dari kedua simbion. Karena salah satu simbion memerlukan simbion lain untuk
melakukan proses untuk kelangsungan hidupnya.
H. Jawaban Pertanyaaan
Contoh simbiosis mutualisme yang terjadi pada tubuh manusia adalah bakteri E. Coli dalam usus
besar manusia yaitu untuk membantu proses pembusukan sisa pencernaan, sedangkan bakteri E.
Coli mendapatkan makanan.

KEGIATAN PRAKTIKUM 3
PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


A. Tujuan
Mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang merah.
B. Dasar Teori
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan jumlah sel yang
mengakibatkan bertambah besarnya organisme. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya
pembelahan mitosis, dan bersifat irreversiabel artinya organisme yang tumbuh tidak akan
kembali ke bentuk semula. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor yang terdapat
dalam tubuh organisme, seperti sifat genetika yang ada dalam gen dan hormon yang merangsang
pertumbuhan.
Perkembangan adalah suatu proses kemajuan yang terjadi secara berangsur-angsur dari
kompleksitas rendah ke kompleksitas tinggi dan terjadi diferensiasi. Perkembangan dapat
dinyatakan melalui berbagai cara, mulai dari bagian tertentu suatu tanaman sampai jumlah total
perkembangan tanaman.Pada tanaman, aktifitas perkembangan yang vital ini banyak tumpang
tindih. Pertumbuhan apikal pada ujung akar dan ujung batang mendahului morfogenesis dan
diferensiasi. Tetapi pembesaran batang terjadi oleh karena pembesaran sel sel setelah
morfogenesis dan diferensiasi berlangsung.
C. Alat dan Bahan
1. Biji Kacang merah 6 buah
2. Botol selai 2 buah
3. Kertas saring secukupnya
4. Kertas label secukupnya
5. Gunting 1 buah
D. Cara Kerja
1. Merendam biji kacang merah dalam air semalaman.
2. Melipat keras saring sehingga lebarnya setinggi dasar sampai leher botol selai. Bila perlu
potonglah kelebihannya.
3. Menggulung kertas saring tersebut dan masukkan ke dalam botol selai sehingga menempel
pada dinding botol bagian dalam.
4. Menyisipkan 6 biji kacang merah pada botol selai. Tambahkan air secukupnya sehingga
kertas saring tetap basah (kira-kira 1/10 nya).
5. Menyimpan sediaan di tempat terang tetapi tidak terkena sinar matahari langsung selama 2
minggu. Jika air tampak berkurang (kertas saring mongering) menambahkan air secukupnya
sehingga kertas saring tetap basah tetapi permukaan air tidak merendam biji.
6. Mengamati perkecambahan dan pertumbuhan biji-biji tumbuhan dari sediaan tersebut.
Mencatat kapan biji kacang merah mulai berkecambah, mengamati bagaimana akar, batang dan
daun tumbuh. Memasukkan hasilnya ke dalam lembar kerja.
E. Data Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Perkecambahan Biji Kacang Merah
Hari Ke
Pertumbuhan Kecambah Kacang Merah
Panjang
Keterangan
Akar
Batang
1
Kondisi awal
1 mm
2-3mm
Bakal akar terlihat
2
Tumbuh akar
1-1,5 mm
8-10 mm
Jelas terlihat
3
Terlihat batang
2-3 mm
20 mm
Biji kacang terangkat
4
Terlihat batang
5-10 mm
40 mm
Terangkat ke atas

F. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa pada minggu pertama terdapat
perubahan. Pada umur 1 hari panjang akar 1mm dan terus bertambah panjangnya hingga minggu
ke 2 panjangnya mencapai 14 cm, begitu juga batang dan tumbuhnya daun. Hal itu dikarenakan
sel terus membelah dan berdiferensiasi dan merupakan akibat dari aktivitas meristem lateral.
Ukuran akar yang semakin panjang dikarenakan pada ujung akar sel selnya selalu membelah
karena adanya aktifitas meristem apikal. Pertumbuhan dan perkembangan juga terjadi pada daun.
Daun yang semula hanya 1 helai kecil tumbuh menjadi 2 helai yang kemudian membesar begitu
juga dengan bertambah panjangnya batang kecambah.
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada pertumbuhan dan perkembangan dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan organismemerupakan hasil dari pembelahan sel, pembesaran sel
serta diferensiasi sel. Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan kacang tanah
khususnya dari waktu ke waktu mengalami perubahan tumbuh tanaman apabila dilihat dari
bertambahnya tinggi, jumlah daun, diameter akar dan batang pada tanaman. Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tersebut dipengaruhi oleh faktor dari luar maupun dari dalam. Faktor dari
dalam berupa hormon sedang faktor dari luar yaitu gen, cahaya matahari, suhu udara,
kelembaban udara, tanah, nutrisi dan air.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan
A. Tujuan
1. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan lalat buah (Drosophila sp) dari telur sampai
imago (dewasa).
2. Mengetahui lamanya siklus hidup lalat buah.
B. Dasar Teori
Drospilla sp atau lalat buah adalah lalat yang biasanya menghinggapi buah yang sudah busuk.
Lalat buah mempunyai kontruksi modular, yaitu suatu segmen abdomen. Seperti hewan simestris
bilateral lainnya, drospilla mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor). Pada drospilla,
determinan sitoplasmik yang sudah ada didalam telur memberi informasi posisional unutk
penempatan kedua poros bahkan sebelum fertilisasi. Metamorfosis pada Drosophila termasuk
metamorfosis sempurna yaitu: telur-larva instarI-larva instarII-larva instarIII-pupa-imago.
Faktor yang mempengaruhi siklus hidup drospilla adalah suhu lingkungan, ketersediaan
makanan, tingkat kepadatan botol pemeliharaan, intensitas cahaya.

C. Alat dan Bahan


1. Plastik transparan pembungkus ukuran besar 1 buah
2. Botol selai 3 buah
3. Pisang ambon secukupnya
4. Tape ketela pohon secukupnya
5. Sendok makan 1 buah
6. Kertas saring secukupnya
7. Lalat buah 20 ekor
D. Cara Kerja
1. Membuat medium lalat buah
Untuk setiap botol selai diperlukan 2 sendok makan penuh medium. Jadi untuk percobaan ini
diperlukan 6 sendok makan penuh medium. Dengan demikian anda dapat memeperkirakan
banyaknya medium yang akan dibuat. Cara membuat medium lalat buah ikutilah prosedur
berikut.
a. Sediakan alat penumbuk/blender jika ada, pastikan alat-alat tersebut dalam keadaan bersih
b. Haluskan pisang ambon yang sudah ranum dan tape ketela pohon dengan perbandingan 6
pisang : 1 tape menggunakan penumbuk/blender
c. Sesudah medium tercampur rata dan halus, masukkan ke dalam botol selai, masing-masing
2 sendok makan dan ratakanlah
d. Masukkan kertas saring steril atau kertas tissue yang sudah anda lipat kedalam setiap botol
selai
2. Menangkap lalat buah
a. Persiapkan botol selai dan tutupnya serta kantong plastik besar
b. Pergilah ke tempat dimana terdapat tong sampah/tumpukan sampah
c. Setelah sampai di tempat sampah, kembangkanlah kantong plastik besar dengan mulut
plastik terbuka lebar dan anda pegang pada pangkalnya kemudian arahkan mulut tong sampah
terbuka dan buatlah kejutan dengan cara memukul atau mengguncang-guncangkan tong sampah.
d. Biasanya lalat buah akan terbang dan akan terperangkap ke dalam kantong plastik dengna
cara sehingga beberapa ekor lalat buah sekarang terperangkap dalam kantong plastik
3. Mengkultur lalat buah
a. Masukan lalat buah yang terperangkap dalam plastik tadi dengan hati-hati ke dalam botol
kultur, pekerjaan ini agak sulit dan mintalah bantuan teman. Jika anda kesulitan biuslah lalat buah
yang ada dalam plastik tersebut dengan ether/chloroform yang dimasukkan ke dalam botol kultur
lebih kurang ekor lalat buah. Hati-hati jangan sampai terendam atau terkena medium. Jadi
sebaiknya diletakkan di atas kertas saring. Biasanya dalam waktu kurang 5 menit lalat buah akan
siuman
b. Sebelum lalat buah siuman tutuplah botol kultur dengan plastik dan ikatlah dengan karet
gelang
c. Tusuk-tusuklah tutup plastik dengan jarum pentul agar ventilasinya baik
d. Tempatkanlah botol kultur di tempat yang teduh dan aman
e. Amatilah biarkan tiap pagi dan sore hari secara teratur. Misalnya setiap jam 08.00 dan jam
18.00. pengamatan meliputi kapan timbul telur, larva, pupa, pupa berubah warna, dan keluarnya
lalat dewasa (imago). Tuangkanlah hasil pengamatan anda pada lembar kerja.
E. Tabel Pengamatan
Hari Ke
Waktu Pengamatan
Kejadian / Perubahan
1
Siang
Belum ada perkembangan
2
Siang
Belum ada perkembangan
3
Siang
Belum ada perkembangan
4
Siang
Ada embrio

F. Pembahasan
Dari pengamatan yang telah dilakukan yaitu dimulai dari tanggal 29 april 2015 dengan
mengamati pertumbuhan dan perkembangan siklus hidup lalat buah drospila sp dari telur sampai
dengan imago. Pengamatan dilakukan selama dua kali sehari selama 11 hari setiap pagi dan sore.
Dimana lalat buah disimpan didalam botol selai yang sudah ada makanannya kemudian
diletakkan di ruangan yang teduh.
Pada hari ke-0 s/d 1 tubuh lalat tetap berwarna kuning kecoklatan. Dan dihari kedua mulai ada
bercak-bercak putih yang tidak lain itu adalah telur. Kemudian dihari ke-3 bercak-bercak putih/
telur berubah menjadi larva yang berwarna puih, bersegmen dan mirip dengan belatung tetapi
bentuknya sangat kecil. Proses ini terus terjadi sampai hari ke-4 dan dihari ke-5 larva mulai
bergerak aktiv ditandai dengan tubuhnya yang menggeliat. Tubuhnya bergerak semakin aktiv
dengan merayap ke atas botol da ukurannya bertambah besar. Pada hari ke-6 bentuknya hampir
menyerupai pupa dimana tubuhnya mulai memendek, berwarna putih dan sudah tidak bergerak
lagi bahkan diam. Di hari 7 s/d 8 sudah mencapai fase pupa warnanya berubah menjadi putih
kecoklatan, masih terlihat diam, dan segmen tubuhnya mulai terlihat jelas. Pada hari ke 9s/d10
lalat buah mulai menyerupai bentuk drospila / seperti induknya dahulu. Tetapi ukurannya kecil
dan sayapnya belum terbentang.dan dihari ke 11 lah sudah menjadi imago/lalat dewasa yang siap
unutk dilepas dari botol dan siap untuk terbang.

G. Kesimpulan
Berdasarkan laporan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa Lalat buah adalah serangga yang
mudah berkembang biak. Dari satu perkawinan saja dapat dihasilkan ratusan keturunan, dan
generasi yang baru dapat dikembangbiakkan setiap dua minggu.
Tahapan fase daur hidup drosphilla sp adalah telur larva pupa lalat muda lalat dewasa/
imago.
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRx4w1TdvPqUdNG7g-
LnlGo0NuDdQw9E3rETy4WjgrWEgNQktr8eg

3. Perkembangbiakan Tumbuhan
A. Tujuan
Mengamati struktur bunga.
B. Dasar Teori
Pada tumbuhan ada 2 cara perkembangbiakan yaitu generatif dan vegetatif. Genertif ditandai
dengan adanya biji, vegetatif secara alami dan buatan. Pada Angiospermae, bunga merupakan
salah satu organ yang erat hubungannya dengan reproduksi. Bunga tumbuhan ini sebenarnya
adalah merupakan pucuk yang tumbuh menjadi ranting diiringi dengan daun yang mengalami
modifikasi yang idak lain adalah kelopak bunga.
Ditinjau dari segi susunannya bunga dibagi manjadai bunga lengkap dan bunga tidak lengkap.
Pada bungan lengkap memiliki bagian yang terdiri dari alat perhiasan berupa kelopak dan
mahkota bunga sedang alat reproduksi berupa putik sebagai bunga betina dan benang sari sebagai
bunga jantan.
Berdasarkan atas perkembangbiakan yang dihasilkan, bunga dibedakan atas bunga sempurna dan
bunga tidak sempurna. Bunga sempurna bersifat hemoprodita, karena dalam satu bunga terdapat
putik dan benang sari. Sedangkan pada bunga tak sempurna disebut bunga uniseksual karena
dalam satu bunga hanya terdapat putik saja disebut bunga betina dan bunga yang hanya memiliki
benang sari saja disebut bunga jantan.
C. Alat dan Bahan
1. Struktur bunga
2. Loup ( kaca pembesar ) 1 buah
3. Pinset 1 buah
4. Pisau / silet 1 buah
5. Bunga sepatu 1 buah
D. Cara Kerja
1. Amatilah bagian-bagian bunga dengan tanpa merusaknya, perhatikan bagian kelopak,
mahkota, benang sari, putik, dan dasar bunganya.
2. Gambarlah hasil pengamatan dan lengkapi keterangan gambar.
3. Amatilah bagian kelopaknya. Catatlah bentuk dan warna kelopak yang diamati.
4. Amati pula mahkota bunganya. Catat bentuk dan warnanya!
5. Untuk mengamati benang sari, Anda harus menyiingkirkan bagian mahkota bunga. Hitunglah
jumlah benang sari yang ada. Apakah benang sari melekat pada mahkota bunga ? Catat hasil
pengamatan Anda. Dengan menggunakan kaca pembesar amati bagian kepala sari (anthera).
Apakah anda melihat adanya serbuk sari yang bentuknya mirip debu pada kepala sari ?
6. Amatilah bagian putik yang biasanya terletak di bagian tengah bunga. Catatlah bagaimana
bentuk putik bunga tersebut. Perhatikan bagian ovarium, tangkai putik dan kepala putiknya.
7. Buatlah gambar struktur putik, meliputi ovarium, tangkai putik dan kepala putik.

E. Data Hasil Pengamatan


Struktur pada bunga sepatu marupakan salah satu contoh bunga lengkap dan bunga sempurna
karena bunga sepatu memiliki kelopak, mahkota, putik dan benang sari. Dalam pengamatan kita
dapat melihat adanya serbuk sari yang mirip debu pada kepala putik.
Gambat 1.
Morfologi bunga sepatu
Hasil gambar untuk morfologi bunga sepatu
Gambar 2.
Sayatan vertikal bunga sepatu
http://1.bp.blogspot.com/-Jgcl2-
U1lt4/UkbXTfh7K7I/AAAAAAAAAAY/52JniA19mLg/s1600/bunga.png
F. Pembahasan
1. Kelopak bunga
Kelopak bunga merupakan bagian bunga paling besar, sebenarnya adalah pucuk daun yang
memiliki modifikasi. Fungsinya melindungi bunga sepatu kuncup. Bentuknya panjang dan
ujungnya lancip warnanya hijau.
3. Mahkota bunga
Mahkota bunga terletak dibagian dalam kelopak tersusun bertumpuk-tumpuk. Mahkota berbentuk
bundar dan lebar, pangkalnya kecil, warnanya merah. Karena warnanya yang cantik dan bunga
yang harum sehingga menjadi daya tarik serangga untuk datang menghisap madu dan membantu
proses penyerbukan. Jumlah mahkota ada 5 buah.
4. Benang sari
Benang sari ada di bagian dalam mahkota bunga. Benang sari bentuknya panjang dan kecil. Pada
ujungnya terdapat kepala sari. Warnanya merah kekuning-kuningan. Benang sari fungsinya
sebagai alat perkembangbiakan jantan. Jumlah benang sari ada 74 buah. Benang sari tidak
melekat pada mahkota, serbuk sarinya mirip debu yang terdapat pada kepala sari.
5. Putik
Putik ada di dalam mahkota bunga. Bentuknya bundar, jumlahnya ada 5 warnanya merah.
Fungsinya putik sebagai alat perkembangbiakan betina.
6. Bunga disayat secara vertikal
Ketika bunga disayat akan terlihat ovarium (bakal buah), yaitu suatu rongga pada bagian dasar
karpel dengan dinding tebal disekelilingnya dan di dalamnya terdapat satu atau lebih ovulum
yang nantinya ovarium ini berkembang menjadi buah. Selain ovarium juga terlihat ovulum (bakal
biji) pada tumbuhan berbiji, suatu struktur yang berisi gamet betina yang setelah dibuahi gamet
jantan berkembang menjadi embrio. Ovulum ini melekat pada dinding ovarium melalui sebuah
tangkai.
G. Kesimpulan
Bunga sepatu memiliki struktur kelengkapan bunga tapi tidak bisa melakukan perkembangan
secara generatif. Hal tersebut terjadi karena letak putik berada diatas benang sari, sehingga sulit
terjadi penyerbukan dan pembuahan. Bunga sepatu dikembangbiakan melalui cara vegetatif
buatan yaitu dengan stek batang dan mencangkok.
H. Pertanyaan dan Jawaban
1. Berapa buah benang sari bunga sepatu yang anda amati ?
Ada 5 buah benang sari
2. Apa fungsi benang sari dan putik ? jelaskan !
Benang sari sebagai alat perkembangbiakan jantan, putik sebagai alat perkembangbiakan betina.
Karena tanpa adanya kedua alat perkembangbiakan tidak akan terjadi proses pembuahan yang
diawali proses penyerbukan yaitu peristiwa menempelnya dan jatuhnya benang sari ke kepala
putik.
4. Perkembangan vegetatif buatan
A. Tujuan
Mengidentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara vegetatif alami.
B.Dasar Teori
Perkembangbiakan secara vegetatif adalah perkembangbiakan yang terjadi tanpa
melalui proses penyerbukan atau pembuahan. Tumbuhan yang baru terbentuk berasal dari
pertumbuhan dan perkembangan bagian tubuh tertentu dari induknya. Perkembangbiakan
vegetatif dikelompokkan menjadi dua, yaitu perkembangbiakan vegetatif alami dan
perkembangbiakan vegetatif buatan. Perkembangbiakan vegetatif alami adalah
perkembangbiakan tumbuhan tanpa bantuan manusia. Perkembangbiakan vegetatif alami dapat
terjadi melalui spora, umbi batang, umbi lapis, tunas, akar tinggal, geragih, dan tunas adventif.
C. Alat dan Bahan
1. Alat-alat tulis dan lembar pengamatan
2. Tumbuhan yang ada disekitar
3. Cangkul kecil atau sekop
D. Cara Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pergi ke kebun yang ada disekitar tempat tinggal.
3. Mencari jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami
4. Menggali tanaman, jika ingin meyakinkan umbi atau akar rimpang.
5. Menggambar morfologi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami
pada lembar kerja.
E. Data Hasil Pengamatan
Perkembangan aseksual alami pada tumbuhan
Nama tumbuhan dan jenis perkembangbiakan aseksual
Gambar tumbuhan dengan perkembangbiakan aseksual

Paku
(spora)

Bambu
(tunas)
bambu.jpg

Cocor bebek
(tunas daun/ tunas adventif)
https://mukegile08.files.wordpress.com/2012/10/101812_0044_perkembangi8.png?w=614

Bawang merah
(umbi lapis)
http://4.bp.blogspot.com/-
lSuDdg_gMqw/T31zuxD8KeI/AAAAAAAAASA/cSt49lC0yp8/s1600/umbi+lapis.JPG

Tebu
(umbi batang)
tebu.jpg

Wortel
(umbi akar)
Hasil gambar untuk wortel

Jahe
(akar tinggal/ rhizoma)
jahe.jpg

geragih/ stolon

F. Pembahasan
1. Spora
Spora adalah sel yang berubah fungsi menjadi alat perkembangbiakan. Ukuran spora sangat kecil
dan bentuknya seperti biji. Tumbuhan yang berkembangbiak dengan spora yaitu jamur, lumut,
dan paku-pakuan
2. Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di dalam tanah dan ujungnya menggelembung menjadi
umbi. Umbi batang tersebut sebenarnya merupakan cadangan makanan bagi tumbuhan itu. Pada
permukaan umbi batang tumbuh sisik dan kuncup membentuk mata tunas.
3. Umbi lapis
Umbi lapis merupakan pelepah daun yang berlapis-lapis. Pada bagian atas umbi lapis tumbuh
daun, sedangkan pada bagian bawah umbi lapis terdiri dari cakram dan akar serabut. Contoh
tumbuhan yang memiliki umbi lapis, antara lain bawang merah, bawang putih, bunga bakung,
dan bunga tulip. Perkembangbiakan umbi lapis dimulai dengan tumbuhnya siung pada tunas
ketiak yang paling luar. Pada awal pertumbuhannya, siung mengambil makanan dari induknya.
Jika siung itu telah berdaun dan berakar, siung itu dapat membuat makanannya sediri dengan
melakukan fotosintesis.
4. Umbi akar
Umbi akar adalah akar yang membesar berisi cadangan makanan. Jika umbi ini ditanam bersama
dengan pangkal batang maka akan tumbuh tunas. Tunas tersebut merupakan tumbuhan baru.
Contoh tumbuhan yang memiliki umbi akar, antara lain dahlia, wortel, lobak, dan singkong. Pada
singkong umbi akarnya tidak dapat untuk berkembang biak, karena tidak ada pangkal batangnya.
Sedangkan umbi akar pada dahlia dan wortel dapat untuk berkembang biak karena ada tunas pada
pangkal batangnya.
5. Akar tinggal
Akar tinggal adalah batang yang seluruhnya berada dan tumbuh menjalar di permukaan tanah.
Tunas tumbuhan baru tumbuh dari ketiak sisik setiap buku akar tinggal. Contoh tumbuhan yang
memiliki akar tinggal, antara lain kunyit, jahe, lengkuas, dan kencur.
6. Geragih
Geragih atau stolon adalah batang yang tumbuh mendatar di permukaan tanah. Tumbuhan baru
dimulai dengan kuncup ujung yang menyentuh tanah, kemudian membelok ke atas. Pada bagian
yang menyentuh tanah akan tumbuh tunas yang berakar dan berdaun. Tunas-tunas itu tumbuh
menjalar dan tidak tergantung lagi pada induknya, tetapi masih tetap berhubungan. Contoh
tumbuhan yang berkembang biak dengan cara geragih adalah antanan, arbei, rumput teki, dan
strowberi.
7. Tunas
Tunas tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda menjadi tumbuhan baru dan
tumbuh di sekitar induknya sehingga terbentuklah rumpun. Tunas ini tidak tergantung pada
induknya. Walaupun induknya ditebang, tunas ini akan tumbuh terus. Tumbuhan yang
berkembang biak dengan tunas, antara lain pisang, bambu, dan tebu.
8. Tunas adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh tidak di ujung batang dan ketiak daun. Tunas ini
tumbuh di bagian tumbuhan yang biasanya tidak bertunas, seperti pada bagian daun dan akar.
Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas adventif adalah cocor bebek, sukun,
cemara, dan kersen/talok.
G. Kesimpulan
Perkembangbiakan vegetatif alami dapat terjadi melalui spora, umbi batang, umbi lapis, tunas,
akar tinggal, geragih, dan tunas adventif.
5. PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF BUATAN
A. Tujuan
Terampil melakukan perkembangbiakan vegetatif buatan dengan cara menyambung, okulasi dan
cangkok.
B. Dasar Teori
Perkembangbiakan secara buatan adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan campur
tangan manusia.
1. Metode Mencangkok / Cangkok
Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang
yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang
kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain.
2. Merunduk / Menunduk
Merunduk adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara menundukkan batang
tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah akar timbul, maka batang sudah
bisa dipotong dan dibawa ke tempat lain.
3. Menyetek / Nyetek
Menyetek adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang tanaman agar
tumbuh menjadi tanaman baru. Contohnya seperti singkong.
4. Menyambung / Mengenten
Mengenten adalah perkembang biakan buatan yang biasanya dilakukan pada tumbuhan sejenis
buah-buahan atau ketela pohon demi mendapatkan kualitas buat yang baik.
C. Alat dan Bahan
1. Gunting stek
2. Pisau tajam
3. Tanah gembur dan humus
4. Plastik/sabut kelapa
5. Tanaman untuk keperluan stek, okulasi, nyambung, dan cangkok
6. Vaselin
D. Cara Kerja
Okulasi (menempel)
1. Tentukan jenis tanaman yang akan ditempel
2. Tentukan pula jenis tanaman yang masih muda dengan diameter batang 1 cm (sebesar jari
kelingking) dan berasal dari biji serta mempunyai sifat batang dan perakaran yang kuat, untuk
dijadikan batang bawah
3. Buat torehan persegi panjang dengan ukuran 1,5 x 2 cm pada batang bawah
4. Ambil kulit yang berisi mata tunas dari ranting tanaman yang akan ditempel dengan ukuran
yang sama dengan torehan pada batang bawah
5. Tempelkan kulit bertunas pada batang bawah dan ikat dengan tali rafia dan tutuplah dengan
celah-celah yang ada dengan menggunakan vaselin
6. Setelah tunas baru tumbuh, bukalah tali pengikatnya dan potonglah bagian atas dari
tanaman bawah
Menyambung
1. Carilah tanaman bawah (root stock) kira-kira sebesar jari kelingking
2. Potonglah batang tersebut secara miring dengan jarak lebih kurang 5 cm dari permukaan
tanah dan beri sedikit sayatan pada potongan tersebut
3. Ambillah ranting tanaman yang sejenis yang mempunyai sifat-sifat yang kita inginkan dan
ukurannya kira-kira sama dengan ukuran batang bawah dan dipotong dengan kmeiringan yang
sama dengan kemiringan potongan batang bawah dan diberi sedikit sayatan pada potongan
batang bawah tersebut
4. Sambungkan ranting tersebut dengan batang bawah, lalu ikat dengan menggunakan sloptip
transparan atau tali rapia
5. Buang ranting pada tanaman bawah dan jagalah tanaman tersebut agar tidak terkena sinar
matahari terlalu banyak
Menyangkok
1. Tentukan jenis tanaman yang anda inginkan untuk dicangkok, syaratnya memiliki cambium
dan mudah anda jumpai
2. Pilihlah cabang yang akan dicangkok dengan diameter 2,5 cm dan tidak berpenyakit
3. Kulit cabang tanaman tersebut sepanjang 10 cm dan berjarak 10-15 cm dari pangkal
cabang
4. Buanglah kambiumnya dengan cara mengoreknya sampai bersih
5. Biarkan mongering selama 6-2 jam
6. Tutuplah bagian yang terbuka tersebut dengan tanah yang gembur dicampur kompos
secukupnya
7. Bungkuslah dengan sabut kelapa atau plastik dan ikatlah kedua ujungnya
E. Tabel Hasil Pengamatan
Menempel (Okulasi)
NO
KONDISI TEMPELAN HARI KE-
1
Belum ada perkembangan
2
Belum ada perkembangan
3
Belum ada perkembangan
4
Belum ada perkembangan

Menyambung
NO
KONDISI TEMPELAN HARI KE-
1
Belum ada perkembangan
2
Belum ada perkembangan
3
Belum ada perkembangan
4
Belum ada perkembangan

Menyangkok
NO
KONDISI TEMPELAN HARI KE-
1
Belum ada perkembangan
2
Belum ada perkembangan
3
Belum ada perkembangan
4
Belum ada perkembangan

F. Pembahasan
Mencangkok
Teknik mencangkok ini telah umum digunakan oleh masyarakat. Tetapi dalam kegiatan
pencangkokkan ini terdapat beberapa kelemahan antara lain ; praktikan atau pencangkok harus
memiliki keahlian dalam pencangkokan ini, kegiatan pencangkokkan pada pohon yang telah
tinggi sukar dilakukan karena untuk mencangkok harus lebih dahulu memanjat. Selain itu karena
kegiatan pencangkokkan ini menggunakan cabag tanaman yang nantinya dipotong, maka terlalu
boros dalam pengguanaan bahan tanam (batang yang untuk dicangkok). Untuk cangkokkan
umumnya digunakan cabang orthotrof yang tidak telalu tua maupun terlalu muda yang umumnya
berwarna hijau kecoklat-coklatan. Bahan untuk pembungkus cangkokkan biasanya digunakan
sabut kelapa atau karung goni untuk membungkus tanah sebagai media perakaran. Supaya
cangkokkan dapat berhasil dengan baik, dengan waktu yang relatif cepat dan ekonomis maka
sabut kelapa atau karung goni diganti dengan plastik. Medium perakaran tanah dapat diganti
dengan gambut atau lumut. Lumut yang digunakan sebagai media tanam mempunyai sifat selain
anti septik juga dapat menahan kandungan air yang cukup tinggi, sehingga dalam pelaksanaan
pencangkokkan tidak perlu terlalu sering disiram air. Mengenai kulit bagian atas yang diiris
sebaiknya dioles dengan Rootone F yang berguna untuk mempercepat dan memperbanyak
keluarnya akar.
Menyambung
Salah satu teknik menyambung yang dapat disampaikan dalam laporan ini adalah sambung celah.
Adapun teknik-teknik dalam kegiatan sambung celah itu sebagai berikut:
a. Batang bawah dipotong mendatar dengan gunting atau pisau yang tajam. Daunnya
disisakan satuata dua pasang kemudian pada luka potongan batang dibuat celah ditengah-tengah
sepanjang 3-4 cm dengan pisau sambung.
b. Entres dipilih dari ruas ke dua dan dipotong per ruas + 7 cm. Daun dan cabang dikupir
labih kurang 1,5 cm dari sumbu entres. Kemudian pangkan entres diruncingkan sebelah kanan
dan kirinya sepanjang 3-4 cm.
c. Entres kemudian dimasukkan sedalam celah pada batang bawah, kemudian diikat dengan
tali rafia.
d. Untuk menjaga kelengesan pada sambungan sambungan sungkup sengan kantong plastik.
e. Untuk menjaga kelengesan tanah, sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan
penyiraman.
f. Setelah selang 30 35 hari dapat diketahui berhasil atau tidaknya penyambungan tersebut
yaitu melihat ada tidaknya tunas yang tumbuh pada batang atas. Bila tunas sudah kelihatan
tumbuh maka sungkup plastik harus dibuka.
Okulasi (menempel)
Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan terutama
pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara
okulasi yaitu :
- Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.
- Pertumbuhan tanaman yang seragam.
- Penyiapan benih relatif singkat.
- Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu klon agar serentak
pada waktu tertentu, dengan demikian akan memudahkan pengendalian penyakit Oidium hevea
bila terjadi.
Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu :
- suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya
keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)
- perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
- Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal
atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.
Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu :
- Tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru)
- Antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama.
- Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus.
- Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama.
- Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak
mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya
disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang
biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan
yang cepat. Pada klon yang akan dijadikan batang atas atau entres tanaman harus memiliki
produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap penyakit.
Teknik Mengokulasi :
- Membuat Jendela Okulasi
Ukuran jendela disesuaikan dengan perisai dan besarnya batang bawah. Untuk batang bawah
yang dibawah umur 5-6 bulan dapat ukuran jendela ( 1) cm x (3 4) cm.
Torehan membujur dapat dimulai daribawah atau dari atas. Jarak torehan terbawah lebih kurang 5
cm dari tanah. Torehan melintang dapat dari atas atau dari bawah. Jika diatas jendela akan
terbuka kebawah atau juga sebaliknya.
Sebelum ditoreh, batang dibersihkan dari kotoran atau tanah yang menempel akubat percikan air
hujan. Setelah ditoreh akan keluar lateks, lateks ini dibiarkan membeku kemudian dibersihkan
dengan kain sebelum jendela dibuka.
- Mengambil Mata Okulasi
Mata okulasi diambil dari kayu okulssiyang sehat, segar dan mudah dikupas.
Mata okulasi diambil bersama sedikit bagian kayu, bentuk perisai yang ukuranya sedikit lebih
kecil dari ukuran jendela okulasi. Pengambilan mata okulsi yang terlalu kecil akan
mengakibatkan pemulihan luka lambat.
Untuk melepas bagian kayu, menariknya pelan-pelan supaya mata tetap menempel pada kulit.
Pembuatan perisai harus bersih dan lapisan kambium jangan sampai terkena tangan atau kotoran.
Perisai yang telah dibuat harus segera diselipkan ke jendela okulasi.
- Menempel Mata Okulasi Dan Membalut
Setelah perisai disiapkan, jendela okulasi dibuka denga cara menarik bibir jendela okulasi. Perisai
diselipkan dibawah jendela okulasi dan dijepit dengan ibu jari untuk memudahkan pembalutan.
Dalam keadaan perisai terlalu kecil, diusahakan supaya tepi tepi bagian atas dan salah satu sisi
perisai berimpit dengan jendela okulasi.
Pembalutan dimulai dari torehan melintang digunakan plastik ukuran 2 x 0,02 cm dengan
panjang 40 cm. Akhir ikatan sebaiknya dibawah. Pada waktu membalut jangan sampai perisai
bergeser.
Pemeriksaan Hasil Okulasi
Pemeriksaan pertama dilakukan 2-3 minggu setelah okulasi dilaksanakan bersamaan dengan
pembukaan pembalut.Okulasi yang gagal diberi tanda dengan mengikat tali pada batang bawah,
hal ini dilakukan untuk memudahkan okulasi janda. Pemeriksaan ke dua dilakukan 10 15 hari
dari pemeriksaan pertama. Cara pemeriksaan sama seperti pemeriksaan pertama.
G. Kesimpulan
Setiap tumbuhan memiliki ciri-ciri makhluk hidup diantaranya berkembang biak, tetapi diantara
kesamaan tersebut banyak sekali perbedaannya, dalam pembahasan kali ini dibahas masalah
perkembangbiakan, perkembangbiakan tumbuhan terdiri dari dua yaitu vegetatif dan generative,
tapi kali ini kita hanya membahas perkembangbiakan vegetatif, vegetatif terbagi dua seperti yang
kita bahas sekarang yaitu vegetatif buatan, dalam perkembangbiakan vegetatif buatan tumbuhan
atau tanaman memiliki berbagai cara untuk berkembangbiak diantaranya mencangkok, menempel
dan menyambung. Biasanya kegiatan ini banyak digunakan oleh petani untuk memperbanyak
hasil panen. sedangkan pada hewan ada yang bertunas, membelah diri, fragmentasi,
Parthenogenesis. Tapi dalam penelitian kali ini kami hanya membahas pada tumbuhan saja.
H. Pertanyaan
1. Mengapa pada celah-celah tempelan pada percobaan okulasi sebaiknya diolesi dengan
vaselin? Jelaskan!
Jawab: Agar tidak terkena tangan atau kotoran
2. Mengapa setelah mata tunas tumbuh menjadi tunas, tanaman bawah harus dipotong?
Jawab: Karena tanaman bawah merupakan kultur jaringan sangat rentan terhadap
serangan hama penyakit dan udara luar.
3. Pada hari keberapa tunas-tunas batang yang disambung pada percobaan menyambung
mengalami pertumbuhan?
Jawab: 2-3 minggu
4. Pada hari keberapa sambungan tersebut sudah menyatu dengan kuat?
Jawab: 30 35 hari
5. Pada percobaan mencangkok, setelah cambium dikorek, sebaiknya sayatan dikeringkan
selama 6-12 jam. Apa tujuan perlakuan tersebut?
Jawab: Agar cambium tetap kering
6. Pada hari keberapa akar cangkokkan yang anda kerjakan mulai tumbuh dan pada hari
keberapa perakaran tersebut sudah cukup banyak dan siap disemaikan?
Jawab: Pada hari ke 30-35 mulai tumbuh akar cangkokan dan pada hari 60-70 akar sudah
siap disemaikan.
sekar taji di 06.17
Berbagi

2 komentar:

SDN 003 Sagulung18 April 2016 22.47


izn cipas bu

Balas

Risco ardy10 Desember 2016 18.47


makasih ibu

Balas

Beranda
Lihat versi web
Mengenai Saya
Foto saya
sekar taji

TUGAS RESUME
PENDIDIKAN IPS DI SD
PDGK 4106

MODUL 3
ESENSI KURIKULUM IPS SD TAHUN 2006
KELAS 5 DAN 6

UNIVERSITAS TERBUKA

DISUSUN OLEH :
NAMA : MOHAMMAD ZAINUDDIN
NIM : 837577984
SEMESTER : 1 PGSD-BI
KELAS : 119

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JEMBER
POKJAR LUMAJANG
TAHUN 2017

Anda mungkin juga menyukai