KESEHATAN
OLEH :
GILANG MAULANA AZIZI
KELAS VIII E / 17007
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan
karunia, rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga karya tulis yang berjudul
“PERLUKAH REMAJA BERPACARAN” dapat kami selesaikan.
Karya tulis ini kami susun dengan maksud memberi pengetahuan
terhadap generasi muda agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas
sehingga memiliki masa depan yang lebih baik, juga memberikan saran, kritik,
serta kesan bagaimana cara menjalani kasih sayang sebelum melangkah ke arah
pernikahan sesuai dengan norma sosial, norma hukum, dan norma agama.
Karya tulis ini kami susun secara ringkas dengan menggunakan bahasa
yang sederhana. Kami berharap materi yang tersaji dalam karya tulis ini dapat
diterima dengan mudah oleh para remaja. Kami berusaha menyusun karya tulis
ini dengan segala kemampuan. Kami mengakui sebagai manusia yang terbatas
dalam berbagai hal dan sangat jauh dari kesempurnaan. Begitu pula dengan
karya tulis ini, tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna. Kami
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Maka
dari itu seperti yang telah dijelaskan, Kami menerima kritik dan saran dari
pembaca yang budiman. demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini,
sekaligus sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis saya di masa
datang.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah
membantu dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah saya
pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
Akhir kata, kami berharap semoga karya tulis ini bermanfaat dan
menambah pengetahuan pembaca, terutama bagi para generasi muda serta bisa
jadi referensi untuk karya ilmiah selanjutnya. Selamat membaca, semoga sukses.
Lumajang, Maret
2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.............................................................………………………… i
DAFTAR ISI
.......................................................……………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN :
1.1 Latar Belakang
......................................................................…… 1
1.2 Rumusan Masalah
.......................................................................….. 3
1.3 Ruang Lingkup
........................................................................…. 3
1.4 Tujuan Penelitian
......................................................................…... 4
BAB II PEMBAHASAN :
2.1 Pengertian Remaja
............................................…….……………………….. 5
2.2 Pengertian Pacaran
………….........................................……………………… 6
A. Definisi Pacaran secara Umum
..................................................... 6
B. Definisi/Kajian Islam tentang Pacaran
......................................... 8
2.3 Hubungan Remaja dengan Pacaran
………....................................……... 10
2.4 Tahap-tahap dalam Pacaran Remaja
.................................................... 11
2.5 Alasan Remaja Berpacaran
..................................................... 12
2.6 Macam Gaya Pacaran Remaja
............................……………………... 13
2.7 Manfaat Pacaran Usia Remaja
..................……………………………….. 16
2.8 Dampak Pacaran Usia Remaja
............…….................…........…….. 17
2.9 Perlu Tidaknya Berpacaran
............…….................…........…….. 20
2.10 Sikap Dan Solusi menghadapi Fenomena Pacaran Remaja
..........…….. 20
BAB III PENUTUP :
5.1 Kesimpulan
......................................…………………...…............. 23
5.2 Kritik dan Saran
.................................……................…...…............. 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia diciptakan sangat istimewa oleh Allah, yaitu menurut gambar Allah
sendiri. Dengan demikian, manusia adalah makluk ciptaan termulia, paling sempurna dan
paling berharga dibandingkan dengan ciptaan-ciptaan Tuhan lainnya. Manusia dikatakan
sebagai ciptaan tuhan yang paling sempurna karena manusia memiliki pikiran,akal
budi,cipta,rasa dan karya, berbeda dengan makhluk ciptaan tuhan lainnya yang tidak
memiliki hal tersebut.
Dalam hidup manusia, manusia memiliki tahap-tahap dalam kehidupannya
seperti, masa kanak-kanak, remaja, dewasa , dan tua/manula. Menurut Aristo Teles,
perkembangan individu sejak anak sampai dewasa terdiri dari 3 tahap yaitu :
1. Tahap I : dari 0-7 tahun (masa anak kecil/masa bermain)
2. TahapII : dari 7-14 tahun (masa anak/masa sekolah rendah)
3. Tahap III : dari 14-21 tahun (masa remaja/pubertas,masa peralihan dari usia
anak menjadi orang dewasa)
Masa remaja/masa pubertas biasanya identik dengan pencarian jati diri. Karena
pada masa ini emosi mereka masih labil dan mereka cenderung ingin mecoba hal-hal yang
baru. Dorongan untuk mencari jati diri dengan mencoba hal-hal baru amatlah kuat, dan
terkadang jika ‘kelewatan’ bisa merusak akal sehat. Tekanan untuk menjalani masa
‘pacaran’, iming-iming dari orang-orang sekitar, dan siaran media masa-pun turut andil
dalam keinginan remaja untuk menjalani sebuah masa ‘pacaran’.
Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang terjadi pada masa transisi
remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak
manusia telah, sedang dan akan terjadi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja.
Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide
cemerlang dan positif.
Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu hal yang
menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian
remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada rumor
yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum
mempunyai identitas diri yang lengkap. Ataukah pacaran adalah suatu hal yang penting
karena dengan pacaran kita punya seseorang yang bisa membantu kita dalam mengatasi
persoalan hidup dan tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri
dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka akan sulit.
Istilah pacaran itu muncul sejak tahun 1970-an sebagai ganti ungkapan tentang
muda-mudi yang saling mencintai. Artinya kedua belah pihak ada minat, maksud dan
tujuan ke jenjang pernikahan. Jenjang cinta atau berpacaran ini ditempuh dalam rangka
saling menjajagi, mencari, menyesuaikan dan menentukan pilihan yang tepat sebagai
calon pendamping hidupnya yang sejati. Pacaran ada yang diartikan sebagai hubungan
yang dijalani ketika seorang pria dan seorang wanita saling menyukai satu sama lain dan
ingin menjajaki kemungkinan untuk melangkah ke hubungan yang lebih serius lagi, atau
sebagai status yang mengesahkan mereka untuk merasa bebas saat terlihat selalu berdua
dan saling mengungkapkan ekspresi sayang, atau hubungan yang dijalani sebagai
kesempatan untuk mengenal lebih dalam seseorang yang akan menjadi suami atau istri
mereka di kemudian hari.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga, 2002:807), pacar adalah
kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-
kasih. Berpacaran adalah bercintaan; (atau) berkasih-kasihan (dengan sang pacar).
Memacari adalah mengencani; (atau) menjadikan dia sebagai pacar. Pada kenyataannya,
penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang
belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju
pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka
lakukan.
Istilah pacaran ini dulu sangatlah asing dan tak dikenal oleh para remaja seperti
sekarang ini, namun pada dewasanya pacaran sudah merebak baik itu dalam lingkup kota
maupun desa pada kalangan remaja di abad ini. Para remaja ini seolah membuat suatu
tradisi kebudayaan baru yang dalam hal ini mengusung pacaran sebagai suatu budaya
pada masanya. Sebenarnya itu adalah sautu kewajaran yang biasa dalam pergaulan
remaja kini bahkan pacaran ini sekarang dianggap sebagai suatu kewajiban dalam prosesi
pergaulan mereka. Padahal ketika dahulu prosesi pacaran ini tidaklah ada bahkan
khususnya di Indonesia, pacaran itu dianggap sebagai suatu hal yang dianggap tabu dan
bahkan sangat dilarang karena tidak sejalan dengan nilai dan norma khususnya dalam
pandangan agama yang pada saat itu sifatnya sangat mengikat kuat terhadap masyarakat.
Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh
tradisi individu-individu dalam masyarakat yang terlibat. Dimulai dari proses pendekatan,
pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif. Perbedaan
tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh agama dan kebudayaan yang dianut oleh
seseorang. Menurut persepsi yang salah, sebuah hubungan dikatakan pacaran jika telah
menjalin hubungan cinta-kasih yang ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas seksual.
Berpacaran yang kini telah di anggap hal yang biasa di kalangan remaja Indonesia,
hal ini tentu saja mengakibatkan pergeseran norma di masyarakat. Dampak dari kegiatan
ini sudah terasa dan semua orang menyadari akan hal ini, masyarakat mengerti tentang
nilai dan norma juga mengerti hal baik dan buruk, namun masyarakat seolah tidak
memperdulikannya. Jika dikaji dari permasalahan yang muncul di Indonesia, akibat
aktifitas tersebut sangat tidak baik. Kegiatan berpacaran yang dilakukan antara sepasang
remaja ini dapat menjerumuskan ke perzinahan, hal ini diakibatkan karena remaja yang
berpacaran sering mencari tempat yang jauh dari keramian untuk menghabiskan waktu
bersama. Salain itu dengan banyaknya metode remaja berhubungan satu samalain seperti
melalui medi sosial, seperti yang telah muncul berbagai kasus penculikan yang didasari
komunikasi mencari pasangan melalui media sosial. Dampak lain dari berpacaran
sangatlah banyak seperti remaja akan berbohong kepada orang tua demi pasangannya
dan orang yang berpacaran akan membuang waktu dengan kegiatan yang tidak
bermanfaat, dari segi moral agama dan sosial berpacaran tentu banyak sisi yang
merugikan daripada yang menguntungkan, namun hal inilah yang tidak disadari oleh
remaja Indonesia Saat ini.
Para generasi muda tidak mau ketinggalan. Mereka juga mengikuti perkembangan
dunia dengan cara mereka sendiri. Banyak generasi muda yang terjebak karena mengikuti
perkembangan dunia misalnya menggunakan presepsi pacaran yang akhirnya berujung
pada seks bebas. Sebenarnya apa yang mereka lakukan tidaklah benar. Mereka yang
melakukan seks bebas hanya ingin mendapatkan kenikmatan sesaat. Padahal mereka
tidak tahu apa yang mereka lakukan itu akan merusak masa depan mereka sendiri.
Akibatnya mereka menanggung resiko yang diperbuatnya. Ada yang hamil di luar nikah
sehingga melakukan aborsi dan ada juga yang nekat mau bunuh diri karena pasangannya
tidak mau bertanggung jawab.
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam bergaul. Jangan sampai hal-hal yang
tidak diinginkan terjadi. Jadi, kita perlu berpikir positif agar memiliki masa depan yang
cerah.
Istilah pacaran memang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sudah banyak orang yang
mengangkat topik ini untuk dikaji, dibahas, dan diteliti. Namun topik ini selalu menarik
untuk diangkat karena melekat dalam kehidupan kita sehari-hari terutama bagi remaja.
Karya Ilmiah ini disusun atas dasar kondisi psikis penulis sendiri yang sedang
mengalami kebimbangan dalam mengambil sebuah keputusan yang nantinya akan
menjadi prinsip dan pedoman hidup. Penulis sedang mengalami sebuah masa dimana
seseorang itu mencari tahu siapa dirinya dan apa yang semestinya dilakukan dan tidak
dilakukan dengan kata lain penulis sedang mencari jati diri. Masalah pacaran merupakan
masalah yang kontemporer dikalangan pemuda saat ini. Sebuah tindakan yang wajar
sebagai wujud dari perasaan suka kepada lawan jenis namun kebanyakan menjadi ajang
pelampiasan nafsu yang berakibat buruk bagi para pelakunya. Sebagai seorang remaja
yang sebentar lagi menginjak usia dewasa tentu sudah pernah merasakan getaran-
getaran cinta. Seuatu perasaan suka kepada lawan jenis yang diekspresikan melalui
berbagai macam cara. Suatu perasaaan yang bergejolak di dalam hati terhadap seseorang
yang menimbulkan rasa ingin memperhatikan dan diperhatikan, rasa ingin tahu lebih, rasa
malu, rasa cemburu, rasa curiga dsb semua rasa bercampur menjadi satu kadang suka,
kadang sedih, kadang berani, kadang takut untuk melakukan sesuatu hal yang
berhubungan denganya. Rasa ini yang bisa mengubah seseorang baik dari segi perspektif,
tingkah laku, tutur kata, gaya berbusana dll bergantung pada dengan siapa dan
bagaimana orang disekitarnya mempengaruhi untuk berlaku apa yang semestinya dia
lakukan menurut pandangan mereka.
Proses pacaran ini memberikan pasti memberikan dampak, baik dampak positif
maupun negatif bagi remaja dalam menjalani kehidupannya. Namun, dampak yang nanti
akan dirasakan bergantung dari sikap para remaja dalam menjalani proses tersebut.
Dengan dilakukannya penelitian tentang dampak pacaran sehat saat usia remaja,
diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana remaja
menjalani proses pacaran dalam kehidupannya. Sehubungan dengan itu untuk
mengetahui hal-hal yang lebih spesifik tentang pacaran, kami buat karya ilmiah ini yang
berjudul “Perlukah Ramaja Berpacaran”
A. Tujuan Umum
1. Dapat mengetahui penyebab dari pacaran.
2. Dapat mengetahui manfaat dari pacaran.
3. Dapat memahami gaya pacaran remaja sekarang.
4. Dapat mengetahui tahapan dalam pacaran.
5. Dapat mempelajari dampak yang ditimbulkan dari pacaran.
6. Upaya yang dapat dilakukan terhadap persoalan ini.
7. Dapat mengetahui pacaran yang sehat dan bertanggung jawab.
2. Kebutuhan Remaja
Berikut yang termasuk kedalam kebutuhan remaja :
a. Kebutuhan akan pengendalian diri
b. Kebutuhan akan kebebasan
c. Kebutuhan akan rasa kekeluargaan
d. Kebutuhan akan penerimaan social
e. Kebutuhan akan penyesuaian diri
f. Kebutuhan akan agama dan nilai-nilai sosial
Faktor Internal :
- Nafsu yang tidak bisa di kendalikan oleh para remaja
- Masalah dalam diri sendiri yang tidak bisa di atasi sendiri
- Tertekan
- Iman yang kurang kuat
Faktor eksternal :
- Lingkungan keluarga; kurang perhatian dari orang tua.
- Lingkungan sekolah; tidak ada tindakan tegas dari sekolah jika ada siswa yang
berpacaran terlalu berlebihan.
-Pergaulan yang bebas; pergaulan yang salah.
A. DAMPAK MORAL
1. Mudah terjerumus ke perzinaan
Beberapa pelaku pacaran seringkali menyangkal tentang hal ini. Kata mereka,
asalkan bisa menjaga hati, InsyaAllah tidak terjadi hal itu (waaah, perbuatan munkar
kok pake InsyaAllah..). cobalah simak hadits ini:
“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya.
Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara,
tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah
(berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi)
oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).
Padahal engkau tahu, yang namanya orang pacaran, pasti ada hal-hal yang
tidak dibenarkan dalam islam: memandang lawan jenis, berpegangan tangan,
berduaan di tempat sepi, berciuman, hingga….ah, tak usah disebutkan. Bahkan meski
pacarannya hanya sebatas lewat telpon, SMS atau chatting pun, hal tersebut sudah
bisa memicu terjadinya zina hati.
Semua larangan-larangan tadi ada dalil shahihnya. Sebagai contoh, simaklah hadits
Rasulullah ini:
Rasulullah saw. berpesan “Janganlah engkau ikuti padangan dengan padangan
berikutnya, karena untukmu adalah padangan yang pertama, sedangkan selanjutnya
bukan untukmu.” (HR. Ahmad) Dan hadits yang terkenal : ”Barang siapa yang
beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan
seorang wanita yang tidak disertai oleh mahramnya karena sesungguhnya yang
ketiga adalah setan.”
Tentang dampak negatif yang pertama ini tak perlu disangkal lagi. Tak
terhitung lagi jumlah pemuda muslim yang benar-benar terjerumus dalam
perzinaan—yang diawali dari aktivitas pacaran. Kalau sudah berzina, berarti ia telah
melakukan dosa besar yang akan menyebabkan dampak-dampak buruk lainnya—baik
yang ia rasakan di dunia maupun di akhirat. Menurunkan tingkat keimanan
Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di
atas rasa cinta kepada Tuhan. Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan, sebab
pernyataan ini bisa dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas ibadah
seseorang menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi kecintaannya
kepada Allah berkurang. Ia jadi jarang ke tempat ibadah, jarang membaca kiatb suci,
meninggalkan ibadah kepemudaan dan lain lain.
2. Melemahkan Iman
Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di
atas rasa cinta kepada Sang Pencipta. Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan,
sebab pernyataan ini bisa dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas
ibadah seseorang menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi
kecintaannya kepada Allah berkurang. Ia jadi jarang ke Masjid, jarang membaca Al
Quran, meninggalkan shalat sunnah, bahkan beberapa hafalannya hilang, serta
banyak ibadah lain yang terlewatkan.
3. Melatih kemunafikan
Orang yang berpacaran itu seringkali menipu, berusaha agar pasangannya
yakin bahwa ialah yang terbaik. Memang tidak semua.. tapi umumnya begitu. Ia akan
menampakkan hal-hal yang baik di depan kekasihnya. Adapun hal-hal yang buruk
sebagian besar ia sembunyikan. Sebagian orang ada yang sengaja menunjukkan
beberapa keburukannya kepada kekasihnya sekedar untuk meraih simpati, mencari
kesamaan, mendapatkan pemakluman, atau sebagai bumbu-bumbu romantisme
belaka. Namun tidak jarang orang yang berpacaran mengatakan sesuatu yang
sebenarnya bertentangan dengan hati kecilnya.
B. DAMPAK SOSIAL
Manusia adalah makhluk sosial yang berarti makhluk yang tidak bisa hidup
sendiri dan manusia selalu bergantung kepada orang lain. Sama juga halnya dengan
remaja, ketika seorang remaja memiliki seorang pacar atau bisa disebut memiliki
seorang kekasih yang ingin dimengerti kita begitu sebaliknya dan saling
membutuhkan satu sama lain , banyak hal- hal yang berdampak positif maupun
negatif bagi kehidupan sosial disekelilingnya bagi seseorang tersebut yang memiliki
pacar .
Banyak sekali dampak negatif dari pacaran di berbagai lingkungan karena
biasanya para remaja memanfaatkan lingkungan yang cenderung sepi untuk
melakukan maksiat. Karena biasanya para remaja malah memilih tempat yang sepi
untuk berpacaran daripada tempat yang ramai banyak dikunjungi oleh orang lain.
Terkadang pacaran juga bisa merugikan lingkungan, contohnya jika kita berpacaran di
tempat terbuka biasanya enaknya kita sambil memakan atau meminum sesuatu dan
tanpa kita sadari karena asiknya pacaran maka sampah minuman atau makanan itu
kita buang sembarangan. Seharusnya kita jangan terlalu asik pacaran tetapi
mengabaikan kebersihan lingkungan. Pacaran juga bisa mempengaruhi sifat
seseorang dari lingkungan yang biasa didatangi. Apabila kita berpacaran dengan
seseorang yang mempunyai tempat tinggal di lingkungan yang menurut kita baik
maka jika kita sering berkunjung ke daerah tersebut kita juga akan terbawa baik
karena lingkungan yang baik pula. Tetapi sebaliknya jika seseorang tersebut
mempunyai tempat tinggal yang menurut kita tidak baik dan kita sering berkunjung
ke tempat tersebut dan kita terbawa oleh pergaulan di lingkungan tersebut maka
secara tidak langsung kelakuan kita juga bisa terbawa tidak baik yang dikarenakan
lingkungan yang tidak baik. Belum lagi pemuda yang berpacaran yang seringkali
menghabiskan banyak waktu untuk berpacaran sering pulang melebihi jam wajar
sehingga hal ini menimbulkan berbagai reaksi dari tetangga, terutama kepada wanita
yang pulang terlalu larut. Tetangga sering mengadu ke orang tua, hal ini lebih baik
meski terkadang tetangga lebih senang mencibir dan membicarakan perilaku tercela
tersebut.
C. DAMPAK AKADEMIK
1. Menurunya Jam Belajar
Siswa yang berpacaran tentu saja harus membagi waktu untuk sang pacar dan
sekolah. Pada saat ini bertemu dengan sang pacar umumnya dilakukan remaja pada
sabtu malam karena keesokkan harinya libur sekolah, namun remaja saat ini yang
berpacaran merasa waktu sabtu malam itu telalu singkat sehingga mereka cenderung
menmanfaatkan waktu sebanyak mungkin untuk berdua dengan san pacar. Dalam hal
ini semisal siswa SMA akan mengikuti ekstrakulikuler yang sama dengan pacarnya
agar dapat bertemu dan berdua, seoran siswa akan rela mengantar menjemput dan
memenuhi semua permintaan sang pacar yang tentusaja memerlukan waktu dan
tenaga. Dalam kegiatan belajar siswa umumnya dilakukan dengan belajar di rumah
dan di lembaga bimbingan belajar, jika siswa yang dulunya tidak berpacaran akan
bias belajar dengan waktu yang lama namun tidak setelah berpacaran. Siswa akan
lebih suka bertelepon atau SMS dengan sang pacar, belum lagi keperluan mendadak
dengan sang pacar hal ini yang menyita waktu untuk belajar.
2. Menurunya perhatian di kelas
Keiatan belajar di kelas merupakan kegiatan yang pokok dimana siswa
memperoleh ilmu dari guru yang membimbing dan menjelaskan, namun hal ini sering
di abaikan bagi siswa yang tidak memahami pentingnya belajar. Siswa yang
berpacaran lebih sering tidak memperhatikan guru karena bermain HP, mulai dari
SMS ataupun pepmerbaharui status di jejaring social mereka, dan jika dilihat saat ini
pelajar sering mengubah ubah setatusnya tentang sang pacar dan hal lain yang tidak
bermanfaat.
3. Menurunya prestasi
Siswa yang berpacaran dan tidak dapat mengendalikan waktu bias saja
menjadi korban waktu itu sendiri. Apabila remaja yang berpacaran sudah mlas belajar
dan sering tidak memperhatikan guru di kelas hal ini dapat menurunkan prestasi
siswa secara akademik. Tidak jarang banyak siswa yang nilai rapotnya menurun
setelah berpacaran.
D. DAMPAK EKONOMI
Pemborosan
Remaja yang berpacaran selalu ingin membahagiakan sang pasangan hal ini
dilakukan baik oleh sang lelaki maupun perempuan. Saat ini remaja seringkali
berpacaran dengan pergi ke tempat tempat romantik dan tempat wisata, belum lagi
tempat bergaul di kafe dan restauran. Hal ini mengakibatkan remaja harus
menyiapkan anggaran yang banyak karena selain untuk memenuhi kebutuhannya
juga kebutuhan pacarnya saat pergi berdua. Seringkali remaja kehabisan uang
sebelum waktu jatah berakhir hal ini mengakibatkan remaja meminta uang tambahan
kepada orang tia dengan berbagai macam alasan.
E. DAMPAK SIKOLOGI
Depresi
Remaja yang melakukan hubungan berpacaran seringkali berada dalam konfik
dalam hubungan. Konflik yang timbul akibat pertengkaran dengan pasangan
menyebabkan remaja depresi. Hal yang dapat menjadi pertengakran beragam, mulai
dari salah bicara dan rasa cemburu. Hal tersebut sangatlah tidak baik bagi sikologi
remaja yang seharusnya disi dengan kegiatan yang positif dan membahagiakan untuk
perkembangan mental dan karakter ketika dewasa.
Banyak tips pacaran sehat yang dapat diterapkan para remaja masa kini, diantaranya:
Kasih sayang, setia.
Lakukan kegiatan-kegiatan positif bersama seperti belajar.
Jangan melakukan tindakan kekerasan.
Sering bargaul dengan teman-teman.
Pilah dan pilihlah teman-teman pergaulanmu dengan tepat agar tidak terjerumus
kedalam permasalahan seks.
Di usia muda pastikan bahwa orientasi cinta anda adalah sebatas sosialisasi dan
perkenalan bukan orientasi untuk melakukan aktifitas seksual yang dini.
Jangan berpacaran terlalu dalam, sebelum memastikan tujuan dan partner hidup
yang pasti nantinya.
Berkomunikasilah selalu dengan orang-orang terdekatmu agar ada pendamping di
saat mendapatkan permasalahan, termasuk yang utama adalah selalu bina
komunikasi dengan orang tua.
Selalu ingat bahaya dari pergaulan seksual yang salah dan berupaya untuk selalu
mencegahnya.
Terapkan pacaran yang selalu dilandasi proses cinta dimana dimensi fisik, psikis
dan sosialmu selalu dalam keadaan baik dan sehat.
Jangan menghabiskan waktu seharian berdua saja apalagi di tempat-tempat sepi.
“Say No to Free Sex”. Dengan hindari buku-buku, majalah, gambar-gambar, video
yang isinya seputar seks. Karena sekali dan sekilas saja kita melihat gambar, video
atau cerita seks tershebut bakal ‘terekam tak pernah mati’ di pikiran dan akan
timbul keinginan untuk mengulangi ataupun mempraktekkannya.
Pengendalian diri untuk tidak berbuat diluar batas ketika sedang kontak fisik
dengan pasangan.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan-pembahasan di atas, dapat di simpulkan bahwa,Pacaran
adalah sesuatu yang khas dengan dunia remaja. Mereka mulai mengenal cinta setelah
pubertas. Berpacaran bukanlah sekedar bersenang-senang belaka namun pacaran akan
menjurus ke arah pernikahan. Pacaran adalah hubungan yang dijalani dua orang dalam
rangka mencari kecocokan satu sama lain dengan harapan bermuara ke hubungan
pernikahan, di dalam hubungan ini terdapat rasa sayang dan peduli terhadap satu sama
lain dan satu sama lain memiliki keterikatan tapi tidak resmi (wajib). Tetapi pacaran pada
anak remaja harus bersifat sehat dan positif, karena dengan pacaran yang sehat mereka
tidak akan tersesat dalam gaya hidup bebas.
Pacaran dapat memberikan dampak yang positif bagi remaja, akan tetapi dilain
pihak sisi negatifnya juga banyak. Gaya pacaran remaja Indonesia zaman sekarang
memang sudah terlalu berlebihan, cenderung bebas dan tidak sesuai dengan paham yang
di anut oleh Indonesia, gaya pacaran yang kini menjadi tren yang di lakoni para remaja,
seolah berlandaskan paham liberalisme yang menjunjung tinggi kebebasan, berbeda jauh
dengan gaya pacaran zaman dulu yang menjunjung tinggi nilai moral dan agama dalam
menjalin hubungan. Dampak positif pacaran tidak seberapa, karena peran pacar bisa
digantikan dengan sahabat dan orang tua, tapi dampak negatif gaya pacaran yang terlalu
berlebihan ini dapat merusak masa depan remaja dan generasi bangsa baik di tahun kini
maupun di tahun-tahun mendatang. Islam melarang yang namanya pacaran karena hal ini
telah diterangkan dalam Al Quran dan Hadis Rasulullah Shaullahu’alaihi wa salam.
Maka untuk itu kita harus mengkondisikan agar remaja berpacaran yang sehat
agak menghindari dampak negatif tadi dan diperlukan kerja sama dari berbagai pihak agar
remaja tidak terjerumus kedalam pacaran yang tidak sehat yang mengarah pada freeseks.
Islam mempunyai cara tersendiri dalam pengenalan dengan lawan jenis (orang yang
spesial) yakni dengan jalan taaruf. Taaruf adalah media syar`i yang dapat digunakan untuk
melakukan pengenalan terhadap calon pasangan.
Penulis menyimpulkan yang menjadikan Pacaran tidak boleh adalah “Aktivitasnya”
seperti saling memandang, berpegangan tangan, berdua-duaan. Dll
www.google.com
www.wikipedia.com
forum.detik.com
www.wordpress.com
www.scribd.com
Internet dan Jejaring sosial facebook, twiter dll ……………………………..
memeichan.blogspot.com/2010/02/apa-itu-remaja.html
urehtm.blogspot.com/2008/08/apakah-remaja-itu.html
lifestyle.kompasiana.com/urban/2010/12/29/apa-itu-pacaran
http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-pacaran.html
http://www.anakciremai.com/2008/04/makalah-psikologi-tentang-psikologi.html
http://forum.vivanews.com/lajang/115208-7-alasan-remaja-ingin-mempunyai-pacar.html
http://www.psychologymania.com/2012/02/apakah-pacaran-itu-sebuah-kebutuhan.html
http://www.scribd.com/doc/16577941/Pacaran-Di-Kalangan-Remaja-Sekarang.html
http://rizkyindrawan.wordpress.com/tag/pacaran- lingk-sos-bud-teknologi-agama.html
http://www.psychologymania.com/2011/04/seberapa-penting-pacaran-sebelum.html
http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/12/alasan-alasan-yang-umum-untuk.html
http://www.untukku.com/artikel-untukku/pacaran-positif-dan-pacaran-sehat-html
http://www.academia.edu/4052364/Dampak_Positif_dan_Negatif_Pacaran_Bagi_Remaja
http://jackysitinjak.blogspot.com/2011/05/bagaimana-hubungan-pacaran-sehat.html
http://ranamaiza.speedytaqwa.com/post/kategori/182/fiqih