Anda di halaman 1dari 30

MANFAAT TIDUR SIANG BAGI

KESEHATAN

OLEH :
GILANG MAULANA AZIZI
KELAS VIII E / 17007

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG


DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 1 SUKODONO
PEBRUARI 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan
karunia, rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga karya tulis yang berjudul
“PERLUKAH REMAJA BERPACARAN” dapat kami selesaikan.
Karya tulis ini kami susun dengan maksud memberi pengetahuan
terhadap generasi muda agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas
sehingga memiliki masa depan yang lebih baik, juga memberikan saran, kritik,
serta kesan bagaimana cara menjalani kasih sayang sebelum melangkah ke arah
pernikahan sesuai dengan norma sosial, norma hukum, dan norma agama.
Karya tulis ini kami susun secara ringkas dengan menggunakan bahasa
yang sederhana. Kami berharap materi yang tersaji dalam karya tulis ini dapat
diterima dengan mudah oleh para remaja. Kami berusaha menyusun karya tulis
ini dengan segala kemampuan. Kami mengakui sebagai manusia yang terbatas
dalam berbagai hal dan sangat jauh dari kesempurnaan. Begitu pula dengan
karya tulis ini, tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna. Kami
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Maka
dari itu seperti yang telah dijelaskan, Kami menerima kritik dan saran dari
pembaca yang budiman. demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini,
sekaligus sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis saya di masa
datang.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah
membantu dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah saya
pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
Akhir kata, kami berharap semoga karya tulis ini bermanfaat dan
menambah pengetahuan pembaca, terutama bagi para generasi muda serta bisa
jadi referensi untuk karya ilmiah selanjutnya. Selamat membaca, semoga sukses.
Lumajang, Maret
2015

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.............................................................………………………… i
DAFTAR ISI
.......................................................……………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN :
1.1 Latar Belakang
......................................................................…… 1
1.2 Rumusan Masalah
.......................................................................….. 3
1.3 Ruang Lingkup
........................................................................…. 3
1.4 Tujuan Penelitian
......................................................................…... 4
BAB II PEMBAHASAN :
2.1 Pengertian Remaja
............................................…….……………………….. 5
2.2 Pengertian Pacaran
………….........................................……………………… 6
A. Definisi Pacaran secara Umum
..................................................... 6
B. Definisi/Kajian Islam tentang Pacaran
......................................... 8
2.3 Hubungan Remaja dengan Pacaran
………....................................……... 10
2.4 Tahap-tahap dalam Pacaran Remaja
.................................................... 11
2.5 Alasan Remaja Berpacaran
..................................................... 12
2.6 Macam Gaya Pacaran Remaja
............................……………………... 13
2.7 Manfaat Pacaran Usia Remaja
..................……………………………….. 16
2.8 Dampak Pacaran Usia Remaja
............…….................…........…….. 17
2.9 Perlu Tidaknya Berpacaran
............…….................…........…….. 20
2.10 Sikap Dan Solusi menghadapi Fenomena Pacaran Remaja
..........…….. 20
BAB III PENUTUP :
5.1 Kesimpulan
......................................…………………...…............. 23
5.2 Kritik dan Saran
.................................……................…...…............. 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia diciptakan sangat istimewa oleh Allah, yaitu menurut gambar Allah
sendiri. Dengan demikian, manusia adalah makluk ciptaan termulia, paling sempurna dan
paling berharga dibandingkan dengan ciptaan-ciptaan Tuhan lainnya. Manusia dikatakan
sebagai ciptaan tuhan yang paling sempurna karena manusia memiliki pikiran,akal
budi,cipta,rasa dan karya, berbeda dengan makhluk ciptaan tuhan lainnya yang tidak
memiliki hal tersebut.
Dalam hidup manusia, manusia memiliki tahap-tahap dalam kehidupannya
seperti, masa kanak-kanak, remaja, dewasa , dan tua/manula. Menurut Aristo Teles,
perkembangan individu sejak anak sampai dewasa terdiri dari 3 tahap yaitu :
1. Tahap I : dari 0-7 tahun (masa anak kecil/masa bermain)
2. TahapII : dari 7-14 tahun (masa anak/masa sekolah rendah)
3. Tahap III : dari 14-21 tahun (masa remaja/pubertas,masa peralihan dari usia
anak menjadi orang dewasa)
Masa remaja/masa pubertas biasanya identik dengan pencarian jati diri. Karena
pada masa ini emosi mereka masih labil dan mereka cenderung ingin mecoba hal-hal yang
baru. Dorongan untuk mencari jati diri dengan mencoba hal-hal baru amatlah kuat, dan
terkadang jika ‘kelewatan’ bisa merusak akal sehat. Tekanan untuk menjalani masa
‘pacaran’, iming-iming dari orang-orang sekitar, dan siaran media masa-pun turut andil
dalam keinginan remaja untuk menjalani sebuah masa ‘pacaran’.
Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang terjadi pada masa transisi
remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak
manusia telah, sedang dan akan terjadi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja.
Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide
cemerlang dan positif.
Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu hal yang
menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian
remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada rumor
yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum
mempunyai identitas diri yang lengkap. Ataukah pacaran adalah suatu hal yang penting
karena dengan pacaran kita punya seseorang yang bisa membantu kita dalam mengatasi
persoalan hidup dan tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri
dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka akan sulit.
Istilah pacaran itu muncul sejak tahun 1970-an sebagai ganti ungkapan tentang
muda-mudi yang saling mencintai. Artinya kedua belah pihak ada minat, maksud dan
tujuan ke jenjang pernikahan. Jenjang cinta atau berpacaran ini ditempuh dalam rangka
saling menjajagi, mencari, menyesuaikan dan menentukan pilihan yang tepat sebagai
calon pendamping hidupnya yang sejati. Pacaran ada yang diartikan sebagai hubungan
yang dijalani ketika seorang pria dan seorang wanita saling menyukai satu sama lain dan
ingin menjajaki kemungkinan untuk melangkah ke hubungan yang lebih serius lagi, atau
sebagai status yang mengesahkan mereka untuk merasa bebas saat terlihat selalu berdua
dan saling mengungkapkan ekspresi sayang, atau hubungan yang dijalani sebagai
kesempatan untuk mengenal lebih dalam seseorang yang akan menjadi suami atau istri
mereka di kemudian hari.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga, 2002:807), pacar adalah
kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-
kasih. Berpacaran adalah bercintaan; (atau) berkasih-kasihan (dengan sang pacar).
Memacari adalah mengencani; (atau) menjadikan dia sebagai pacar. Pada kenyataannya,
penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang
belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju
pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka
lakukan.
Istilah pacaran ini dulu sangatlah asing dan tak dikenal oleh para remaja seperti
sekarang ini, namun pada dewasanya pacaran sudah merebak baik itu dalam lingkup kota
maupun desa pada kalangan remaja di abad ini. Para remaja ini seolah membuat suatu
tradisi kebudayaan baru yang dalam hal ini mengusung pacaran sebagai suatu budaya
pada masanya. Sebenarnya itu adalah sautu kewajaran yang biasa dalam pergaulan
remaja kini bahkan pacaran ini sekarang dianggap sebagai suatu kewajiban dalam prosesi
pergaulan mereka. Padahal ketika dahulu prosesi pacaran ini tidaklah ada bahkan
khususnya di Indonesia, pacaran itu dianggap sebagai suatu hal yang dianggap tabu dan
bahkan sangat dilarang karena tidak sejalan dengan nilai dan norma khususnya dalam
pandangan agama yang pada saat itu sifatnya sangat mengikat kuat terhadap masyarakat.
Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh
tradisi individu-individu dalam masyarakat yang terlibat. Dimulai dari proses pendekatan,
pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif. Perbedaan
tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh agama dan kebudayaan yang dianut oleh
seseorang. Menurut persepsi yang salah, sebuah hubungan dikatakan pacaran jika telah
menjalin hubungan cinta-kasih yang ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas seksual.
Berpacaran yang kini telah di anggap hal yang biasa di kalangan remaja Indonesia,
hal ini tentu saja mengakibatkan pergeseran norma di masyarakat. Dampak dari kegiatan
ini sudah terasa dan semua orang menyadari akan hal ini, masyarakat mengerti tentang
nilai dan norma juga mengerti hal baik dan buruk, namun masyarakat seolah tidak
memperdulikannya. Jika dikaji dari permasalahan yang muncul di Indonesia, akibat
aktifitas tersebut sangat tidak baik. Kegiatan berpacaran yang dilakukan antara sepasang
remaja ini dapat menjerumuskan ke perzinahan, hal ini diakibatkan karena remaja yang
berpacaran sering mencari tempat yang jauh dari keramian untuk menghabiskan waktu
bersama. Salain itu dengan banyaknya metode remaja berhubungan satu samalain seperti
melalui medi sosial, seperti yang telah muncul berbagai kasus penculikan yang didasari
komunikasi mencari pasangan melalui media sosial. Dampak lain dari berpacaran
sangatlah banyak seperti remaja akan berbohong kepada orang tua demi pasangannya
dan orang yang berpacaran akan membuang waktu dengan kegiatan yang tidak
bermanfaat, dari segi moral agama dan sosial berpacaran tentu banyak sisi yang
merugikan daripada yang menguntungkan, namun hal inilah yang tidak disadari oleh
remaja Indonesia Saat ini.
Para generasi muda tidak mau ketinggalan. Mereka juga mengikuti perkembangan
dunia dengan cara mereka sendiri. Banyak generasi muda yang terjebak karena mengikuti
perkembangan dunia misalnya menggunakan presepsi pacaran yang akhirnya berujung
pada seks bebas. Sebenarnya apa yang mereka lakukan tidaklah benar. Mereka yang
melakukan seks bebas hanya ingin mendapatkan kenikmatan sesaat. Padahal mereka
tidak tahu apa yang mereka lakukan itu akan merusak masa depan mereka sendiri.
Akibatnya mereka menanggung resiko yang diperbuatnya. Ada yang hamil di luar nikah
sehingga melakukan aborsi dan ada juga yang nekat mau bunuh diri karena pasangannya
tidak mau bertanggung jawab.
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam bergaul. Jangan sampai hal-hal yang
tidak diinginkan terjadi. Jadi, kita perlu berpikir positif agar memiliki masa depan yang
cerah.
Istilah pacaran memang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sudah banyak orang yang
mengangkat topik ini untuk dikaji, dibahas, dan diteliti. Namun topik ini selalu menarik
untuk diangkat karena melekat dalam kehidupan kita sehari-hari terutama bagi remaja.
Karya Ilmiah ini disusun atas dasar kondisi psikis penulis sendiri yang sedang
mengalami kebimbangan dalam mengambil sebuah keputusan yang nantinya akan
menjadi prinsip dan pedoman hidup. Penulis sedang mengalami sebuah masa dimana
seseorang itu mencari tahu siapa dirinya dan apa yang semestinya dilakukan dan tidak
dilakukan dengan kata lain penulis sedang mencari jati diri. Masalah pacaran merupakan
masalah yang kontemporer dikalangan pemuda saat ini. Sebuah tindakan yang wajar
sebagai wujud dari perasaan suka kepada lawan jenis namun kebanyakan menjadi ajang
pelampiasan nafsu yang berakibat buruk bagi para pelakunya. Sebagai seorang remaja
yang sebentar lagi menginjak usia dewasa tentu sudah pernah merasakan getaran-
getaran cinta. Seuatu perasaan suka kepada lawan jenis yang diekspresikan melalui
berbagai macam cara. Suatu perasaaan yang bergejolak di dalam hati terhadap seseorang
yang menimbulkan rasa ingin memperhatikan dan diperhatikan, rasa ingin tahu lebih, rasa
malu, rasa cemburu, rasa curiga dsb semua rasa bercampur menjadi satu kadang suka,
kadang sedih, kadang berani, kadang takut untuk melakukan sesuatu hal yang
berhubungan denganya. Rasa ini yang bisa mengubah seseorang baik dari segi perspektif,
tingkah laku, tutur kata, gaya berbusana dll bergantung pada dengan siapa dan
bagaimana orang disekitarnya mempengaruhi untuk berlaku apa yang semestinya dia
lakukan menurut pandangan mereka.
Proses pacaran ini memberikan pasti memberikan dampak, baik dampak positif
maupun negatif bagi remaja dalam menjalani kehidupannya. Namun, dampak yang nanti
akan dirasakan bergantung dari sikap para remaja dalam menjalani proses tersebut.
Dengan dilakukannya penelitian tentang dampak pacaran sehat saat usia remaja,
diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana remaja
menjalani proses pacaran dalam kehidupannya. Sehubungan dengan itu untuk
mengetahui hal-hal yang lebih spesifik tentang pacaran, kami buat karya ilmiah ini yang
berjudul “Perlukah Ramaja Berpacaran”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang dikemukakan dalam Karya
Tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian remaja?
2. Apa saja kebutuhan seorang remaja?
3. Pengertian pacaran?
4. Hubungan antara masa remaja dan pacaran?
5. Bagaimana tahapan pacaran?
6. Apa alasan seorang remaja berpacaran?
7. Adakah manfaat dari pacaran?
8. Apakah dampak dari pacaran?
9. Pacaran itu perlu tidak?
10. Bagaimana pacaran yang sehat dan betanggungjawab?

1.3. Ruang Lingkup


Dalam karya ilmiah ini, penulis membatasi ruang lingkup kajian berdasarkan
kamampuan dan wawasan penulis tentang materi permasalahan yang terjadi
disekitar penulis (dari berapa siswa yang dikenal di lembaga pendidikan tempat
penulis sekolah dan dari literatur atau media yang diketahui penulis) yang
berhubungan dengan rumusan masalah diatas, yaitu tentang :
1. Pengertian remaja.
2. Pengertian pacaran.
3. Hubungan remaja dengan pacaran.
4. Gaya pacaran remaja zaman sekarang.
5. Pacaran yang sehat diusia remaja.
6. Dampak pacaran sehat diusia remaja.
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis bertujuan :

A. Tujuan Umum
1. Dapat mengetahui penyebab dari pacaran.
2. Dapat mengetahui manfaat dari pacaran.
3. Dapat memahami gaya pacaran remaja sekarang.
4. Dapat mengetahui tahapan dalam pacaran.
5. Dapat mempelajari dampak yang ditimbulkan dari pacaran.
6. Upaya yang dapat dilakukan terhadap persoalan ini.
7. Dapat mengetahui pacaran yang sehat dan bertanggung jawab.

B. Tujuan bagi penulis


1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang permasalahn
yang ditulis dalam karya ilmiah ini.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman penulis tentang Karya Ilmiah dan
penelitian.
2. Makalah ini dijadikan tolak ukur kemampuan penulis dalam menyusun karya
Ilmiah selanjutnya yang memerlukan perbaikan di semua unsur-unsurnya.

C. Tujuan bagi pembaca


1. Semoga dengan disusunya karya ilmiah ini dapat menambah pengetahuan
pembaca tentang problematika dan solusi dalam hal pacaran dalam dalam
hidup bermasayarakat dan beragama.
2. Semoga karya ilmiah ini dapat dijadikan tolak ukur perilaku pembaca dalam
menjalin hubungan dengan lawan jenis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Remaja


Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak
mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga
golongan dewasa atau tua.
Menurut Santrock (2003: 26) bahwa adolescene diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Usia remaja merupakan usia dimana seorang
remaja memiliki rasa ingin tau dan rasa ingin mencoba sesuatu yang baru dalam
hidupnya.
Remaja memiliki emosi yang masih labil. Oleh karena itu, saya setuju dengan
pendapat-pendapat diatas yang menyatakan bahwa remaja berasal dari kata adolensence
yang berarti tumbuh menjadi dewasa; sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-
emosional.
Menurut Hurlock(1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18
tahun. Menurut Monks,dkk (2000), remaja adalah mereka yang berusia 12-21 tahun.
Menurut Stanley Hall (dala Santrock 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23
tahun.,masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress).
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau
pencarian identitas diri. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-
kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi
pada tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap
sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja. (Darajat Zakiah, Remaja harapan dan
tantangan:
Hal inilah yang membawa para pakar pendidikan dan psikologi condong untuk
menamakan tahap-tahap peralihan tersebut dalam kelompok tersendiri, yaitu remaja
yang merupakan tahap peralihan dari kanak-kanak, serta persiapan untuk memasuki
masa dewasa. Biasanya remaja belum dianggap sebagai anggota masyarakat yang perlu
didengar dan dipertimbangkan pendapatnya serta dianggap bertanggung jawab atas
dirinya. Terlebih dahulu mereka perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
kapasitas tertentu, serta mempunyai kemantapan emosi, sosial dan kepribadian. Dalam
pandangan Islam seorang manusia bila telah akhil baligh, maka telah bertanggung jawab
atas setiap perbuatannya. Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala dan apabila
melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa. Masa remaja merupakan masa dimana
timbulnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan
fisik yang lebih jelas dan daya fakir menjadi matang. Namun masa remaja penuh dengan
berbagai perasaan yang tidak menentu, cemas dan bimbang, dimana berkecambuk
harapan dan tantangan, kesenangan dan kesengsaraan, semuanya harus dilalui dengan
perjuangan yang berat, menuju hari depan dan dewasa yang matang.
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintelegensi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang
yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam
masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif,
kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual
yang mencolok.
Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya
untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya
merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini. Fase remaja merupakan
perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-
organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konpka (Pikunas, 1976)
masa remaja ini meliputi (a) remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja madya: 15-18 tahun; (c)
remaja akhir: 19-22 tahun. Sementara Salzman mengemukakan, bahwa remaja
merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke
arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian
terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral. Dalam budaya Amerika, periode remaja ini
dipandang sebagai “Strom dan Stress”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis
penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan teralineasi (tersisihkan)
dari kehidupan sosial budaya orang dewasa (Lustin Pikunas, 1976).

1. Ciri-Ciri Masa Remaja


Ciri-ciri masa remaja adalah:
a. Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke
peralihan masa dewasa.
b. Masa remaja sebagai periode perubahan.
c. Masa remaja sebagai usia bermasalah.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
e. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah
penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan
membutuhkan penyesuaian diri.
f. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong
kepada ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan
perhatiannya terpusat pada dirinya.

2. Kebutuhan Remaja
Berikut yang termasuk kedalam kebutuhan remaja :
a. Kebutuhan akan pengendalian diri
b. Kebutuhan akan kebebasan
c. Kebutuhan akan rasa kekeluargaan
d. Kebutuhan akan penerimaan social
e. Kebutuhan akan penyesuaian diri
f. Kebutuhan akan agama dan nilai-nilai sosial

2.2. Pengertian pacaran.


A. Definisi Pacaran secara Umum
Definisi yang dibakukan di buku KBBI, kamus resmi bahasa. Buku PIA mengungkap:
“Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga, 2002: 807), pacar adalah kekasih
atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-
kasih. Berpacaran adalah bercintaan; [atau] berkasih-kasihan [dengan sang
pacar]. Memacariadalah mengencani; [atau] menjadikan dia sebagai pacar.” (PIA: 19)
“Sementara kencan sendiri menurut kamus tersebut (lihat halaman 542) adalah berjanji
untuk saling bertemu di suatu tempat dengan waktu yang telah ditetapkan bersama.”
(PIA: 20).
Jika definisi-definisi baku tersebut kita satukan, maka rumusannya bisa terbaca
dengan sangat jelas sebagai berikut: Pacaran adalah bercintaan atau berkasih-kasihan
(antara lain dengan saling bertemu di suatu tempat pada waktu yang telah ditetapkan
bersama) dengan kekasih atau teman lain-jenis yang tetap (yang hubungannya
berdasarkan cinta-kasih). Singkatnya, pacaran adalah bercintaan dengan kekasih-tetap.
Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya
berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang
dikenal dengan pernikahan. Mengungkapa : “Menurut Wikipedia bahasa Indonesia” Pada
kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang
sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi
persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang
semestinya tidak mereka lakukan. Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya
dan sangat dipengaruhi oleh tradisi individu-individu dalam masyarakat yang terlibat.
Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani
hubungan afeksi yang ekslusif. Perbedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh
agama dan kebudayaan yang dianut oleh seseorang.
Menurut persepsi yang salah, sebuah hubungan dikatakan pacaran jika telah
menjalin hubungan cinta-kasih yang ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas seksual
atau percumbuan. tradisi berpacaran yang telah nyata melanggar norma hukum, norma
agama, maupun norma sosial di Indonesia masih terjadi dan dilakukan secara turun-
temurun dari generasi ke generasi yang tidak mememiliki pengetahuan menjaga
kehormatan dan harga diri yang semestinya mereka jaga dan pelihara. Mengungkap
: “Menurut Wikipedia bahasa Indonesia”
Dengan demikian, pacaran yang aktivitasnya “lebih dari” bercintaan, misalnya
ditambahi aktivitas baku-syahwat, itu pun masih dapat disebut ‘pacaran’ Sedangkan, pada
dua orang yang baru saling mengungkapkan cinta telah ada aktivitas bercintaan, tetapi
belum ada hubungan yang ‘tetap’, sehingga belum tergolong pacaran.
Hubungan yang ‘tetap’ itu dapat tercipta dengan ikatan janji atau komitmen untuk
menjalin kebersamaan berdasarkan cinta-kasih. Kebersamaan yang disepakati itu bisa
berujud apa saja. Dengan demikian, yang tidak diniatkan untuk nikah masih bisa
dinyatakan pacaran. Bahkan, ‘hidup bersama tanpa nikah’ pun bisa disebut ‘pacaran’.
Istilah “pacaran” itu sendiri menurut para ahli mungkin dalam pembahasaannya ada
sedikit perbedaan. Tetapi tidak dalam konteks dan realita. karena setidaknya ada tiga hal
yang pasti, bahwa pacaran itu ‘mensyaratkan’ adanya “cinta”, “keintiman” dan
“pengakuan masing-masing lawan jenis itu sebagai pacar”.
Mungkin pada “kadar” cinta dan keintiman, masing-masing orang boleh jadi
berbeda,tetapi masalah “pengakuan masing-masing lawan jenis itu sebagai pacar” adalah
perkara mutlak yang tidak terbantahkan lagi sebagai prasyarat suatu hubungan disebut
“pacaran”.
Hal ini sesungguhnya tidak terlalu sulit untuk dipahami. Bahkan jika kita mau jujur,
bertanya kepada mereka yang “aktivis” pacaran, sebelum ada kejelasan “status sebagai
pacar” maka hubungan yang terjalin antara 2 insan lain jenis itu belum diakui sebagai
“Pacaran”. Mungkin ada yang menyebutnya“TTM” atau “HTS” atau “SAHABATAN”, tetapi
tidak “berpacaran”.
Pendapat lain mengatakan masa remaja adalah masa peralihan dari masa
kekanakan menuju masa kedewasaan. Saat ini, pacaran sudah menjadi kebiasaan yang
menjadi tradisi pada kalangan remaja. Bahkan terkadang remaja yang belum pernah
berpacaran dikatakan ketinggalan zaman. Sebenarnya, pacaran itu bukanlah sesuatu
yang membuat remaja yang tidak berpacaran menjadi terbelakang. Karena pacaran
secara harfiah sebenarnya bukanlah ditujukan untuk remaja. Melainkan untuk orang
dewasa yang sudah mulai menuju ke jenjang pernikahan.
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, definisi dari pacaran pada
remaja saat ini adalah sebuah hubungan yang diawali dengan perdekatan dan
ketertarikan diantara dua insan yang berlawanan jenis, yang dimulai dengan adanya
kesepakatan antara kedua belah pihak.
Dari banyaknya pendapat tentang definisi pacaran, sehingga muncullah dua
golongan masyarakat, yang mengatakan bahwa pacaran merupakan hal yang dilarang,
atau merupakan hal yang boleh-boleh saja dilakukan.
Definisi pacaran yang sebenar-benarnya adalah “persiapan menikah”. Mengingat
bahwa menikah merupakan langkah besar dalam kehidupan, kita pada umumnya takkan
mungkin siap nikah tanpa mempersiapkannya.
Bila ditinjau secara umum remaja jatuh cinta kepada lawan jenis karena beberapa
hal antara lain:
a. karakter
b. fisik
c. agama
d. harta
e. perhatian yang diberikan
Menurut Kelley dalam Burhan Shadiq (2004: 59) Cinta dibagi menjadi tiga macam yaitu :
a. Cinta nafsu
Cinta jenis ini cenderung tak terkontrol karena hubungan antara dua orang yang
dikuasai oleh emosi.
b. Cinta pragmatis
Cinta jenis ini cenderung dapat mengontrol perasaan
c. Cinta atruistik
Cinta yang disertai kasih sayang yang tak terbatas. Misalnya cinta seorang ibu kepada
anaknya

B. Definisi/Kajian Islam tentang Pacaran


Istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam Islam. Untuk istilah hubungan
percintaan antara laki-laki dan perempuan pranikah, Taaruf adalah kegiatan
bersilaturahmi, kalau pada masa ini kita bilang berkenalan bertatap muka, atau
main/bertamu ke rumah seseorang dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya. Bisa
juga dikatakan bahwa tujuan dari berkenalan tersebut adalah untuk mencari jodoh.
Taaruf bisa juga dilakukan jika kedua belah pihak keluarga setuju dan tinggal menunggu
keputusan anak untuk bersedia atau tidak untuk dilanjutkan ke jenjang khitbah
(Pernikahan) - taaruf dengan mempertemukan yang hendak dijodohkan dengan maksud
agar saling mengenal. Sebagai sarana yang objektif dalam melakukan pengenalan dan
pendekatan, taaruf sangat berbeda dengan pacaran. Taaruf secara syar`i memang
diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin nikah. Perbedaan hakiki
antara pacaran dengan ta’aruf adalah dari segi tujuan dan manfaat. Karena kebanyakan
tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina, dan maksiat, Taaruf menurut
mereka tujuannya yaitu untuk mengetahui kriteria calon pasangan. Islam mengenalkan
istilah “khitbah” (meminang). Ketika seorang laki-laki menyukai seorang perempuan,
maka ia harus mengkhitbahnya dengan maksud akan menikahinya pada waktu dekat.
Selama masa khitbah, keduanya harus menjaga agar jangan sampai melanggar aturan-
aturan yang telah ditetapkan oleh Islam, seperti berduaan, memperbincangkan aurat,
menyentuh, mencium, memandang dengan nafsu, dan melakukan hal selayaknya suami
istri. Jika seseorang menyatakan cinta pada lawan jenisnya yang tidak dimaksudkan untuk
menikahinya saat itu atau dalam waktu dekat.

1. Pacaran Bagian dari Zina


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah menetapkan untuk anak adam bagiannya dari zina, yang pasti akan
mengenainya. Zina mata adalah memandang, zina lisan adalah dengan berbicara,
sedangkan jiwa berkeinginan dan berangan-angan.” (HR.Bukhari & muslim).
Kalaulah kita ibaratkan zina adalah sebuah ruangan yang memiliki pintu yang berlapis-
lapis, maka orang yang berpacaran adalah orang yang telah memiliki semua kuncinya.
Kapan saja ia bisa masuk. Saat berpacaran tidak lepas dari zina mata dengan bebas
memandang,sering melembut-lembutkan suara di hadapan pacarnya, orang yang
berpacaran senantiasa memikirkan , membayangkan, mengkhawatirkan keadaan
pacarnya.
Larangan Allah untuk mendekati Zina
1. Allah melarang kita mendekati zina, karena zina itu adalah perbuatan yang keji dan
suatu jalan yang buruk . “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan keji. Dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Isra’:32).
Maksud ayat ini, janganlah kamu melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa
menjerumuskan pada perbuatan zina. Di antara perbuatan tersebut seperti berdua-
duaan dengan lawan jenis ditempat yang sepi, bersentuhan termasuk bergandengan
tangan, berciuman, dan lain sebagainya.
2. Tidak menyentuh perempuan yang bukan mahramnya
Rasulullah SAW bersabda:
“Demi Allah sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum dari
besi maka itu lebih baik dari menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”
“Bagian dari zina pasti dia akan melakukan, kedua mata zina adalah memandang,
kedua telinga zina adalah mendengar, lidah zina adalah berbicara, tangan zina adalah
memegang, kaki zina adalah melangkah, sementara kalbu berkeinginan dan berangan-
angan maka kemaluan lah yg membenarkan atau mendustakan.”
3. Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya
Dilarang laki dan perempuan yang bukan mahramnya untuk berdua-duan. Nabi
Muhammad SAW bersabda:
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia
bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak mahramnya, karena ketiganya
adalah setan." (HR. Ahmad)
4. Harus menjaga mata atau pandangan
Sebab mata kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang sering membawa
kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah berfirman:
"Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka memalingkan
pandangan (dari yang haram) dan menjaga kehormatan mereka..... Dan katakanlah
kepada kaum wanita hendaklah mereka meredupkan mata mereka dari yang haram
dan menjaga kehormatan mereka..." (QS. An-Nur: 30-31)
Yang dimaksudkan menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan, tidak
melepaskan pandangan begitu saja apalagi memandangi lawan jenis penuh dengan
gelora nafsu.
5. Menutup aurat
"menutup aurat" Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat dan dilarang
memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk suaminya.
Dalam hadis dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan berpakaian yang
mempertontonkan lekuk tubuh, memakai minyak wangi yang baunya semerbak,
memakai "make up" dan sebagainya setiap langkahnya dikutuk oleh para Malaikat, dan
setiap laki-laki yang memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiamat
nanti perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apa lagi masuk surga).
Dari hasil wawancara yang Kami lakukan sebagian besar mengatakan bahwa
pacaran adalah hubungan yang khusus yang di jalin oleh dua anak manusia yang berbeda
jenis. Tapi menurut sumber yang Kami baca mengatakan bahwa pacaran merupakan
proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian
tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan
pernikahan. Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari
tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan
memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang
semestinya tidak mereka lakukan.
2.3. Hubungan antara Remaja dan pacaran
Banyak pendapat yang mengatakan, remaja adalah peralihan antara anak-anak
dan masa dewasa, karena itu, pada masa remaja inilah identitas pertama kali dibentuk,
menjadi seperti apakah dirinya, sedikit banyak bergantung pada masa remajanya.
Menurut Sternberg, setiap komponen itu pada tiap-tiap orang berbeda derajatnya. Ada
yang hanya tinggi di gairah, tapi rendah pada komitmen. Sedangkan cinta yang ideal
adalah apabila ketiga komitmen itu berada dalam proporsi yang sesuai pada suatu waktu
tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen
keintiman. Setelah keintiman berlanjut pada gairah yang lebih besar (dalam beberapa
budaya) harus disertai dengan komitmen yang lebih besar, misalnya melalui perkawinan.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, pada hubungn cinta seseorang sangat
ditentukan oleh pengalamannya sendiri mulai dari masa kanak-kanak. Bagaimana orang
tuanya saling mengekspresikan perasaan cinta mereka (atau malah bertengkar melulu..).
Hubungan awal denga n teman-teman dekat, kisah-kisah romantis sampai yang horor,
dsb. akan membekas dan mempengaruhi seseorang dalam berhubungan. Karenanya
setiap orang disarankan untuk menyadari kisah cinta yang ditulis untuk dirinya sendiri.
Memang teori Sternberg tentang cinta ini belumlah lengkap dan memuaskan
semua orang misalnya bagaimana teori ini dapat menjelaskan cinta ibu terhadap anak-
anaknya?
atau bagaimana cinta dapat dipertentangkan dengan perang dan kebencian?
Hanya saja, sebagai sebuah deskripsi ilmiah terhadap fenomena cinta, teori ini dapat
dikatakan cukup membantu dalam memetakan pola-pola hubungan cinta antar individu..
Cinta, Kita memang mengharapkan dia menjadi milik kita. Segala apa yang kita
buat, kalau buleh nak dia tahu.. dan kita sebuleh mungkin tak nak sakitkan hati dia. kita
akan sentiasa berfikir tentang dirinya. (dalam erti lain : cinta di tujukan kepada seseorang
yg kita selalu ingat dan mimpi….. Tanpanya kita akan rasa sunyi dan kita cintakan sepenuh
jiwa dengan hati yg ikhlas kepadanya walaupun dia buat tak tau je)
Sayang, Kita memerlukan dia di masa kita mahukan seseorang untuk berkongsi
rahsia dan kisah duka kita. selalunya kita akan sayangkan seseorang yang menjadi
TELINGA kepada masalah kita. (dalam erti lain : sayang di tujukan kepada seseorang yang
boleh membuangkan masa dia untuk mendengar dan memeningkan kepalanya dgn
masalah kita dan kita jugak boleh menyakitkan hati dia kerana kita bukannya cinta
kepadanya)
Suka,Kita sukakan dia kerana dia kelakar. Dia happy-go-lucky. Bila bersama
dengan dia, kita rasa nak tergelak sampai nak pecah perut. Tapi, kita taklah rindu sangat
kat dia bila tak berjumpa seminggu…(dalam erti lain : suka di tujukan kepada seseorang
yang boleh menjadi pelawak kepada kita. Kita akan suruh dia diam sekirangnya keng kita
dah nak pecah…)
Minat, Apa sesuatu pada dirinya yang menarik kita untuk mendekatinya.(dalam
erti lain : minat ditujukan kepada seseorang yang ada sifat, peribadi atau barang yang kita
mahukan… )
Disamping itu banyak pendapat mengatakan masa remaja adalah masa yang indah.
Banyak hal yang terjadi pada masa transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju
dewasa. Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang dan akan teradi
dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta
peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang dan positif. Namun
demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu hal
yangmenarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang
digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewas a gemar
melakukannya. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang
belum punya pacar berarti belum mempunyai identitas diriyang lengkap.Memang tidak
dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan
kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka akan sulit. Sebagian ada yang
mendifinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan kepuasan libido seksual,
atau pacaran hanya sebagai label ”saya punya pacar dan dapat mendongkrak
percaya diri”. Ataukah pacaran adalah suatu hal yang penting karena dengan
pacaran kita punya seseorang yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan
hidup dan untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang lainnya.
Awal dari pacaran bermula ketika remaja masuk dalam tahap pubertas. Istilah
pubertas berasal dari bahasa latin yang artinya rambut. Pubertas adalah munculnya
rambut didaerah genetalia (2002:20).Bila dilihat dari sudut pandang biologis. Pubertas
diawali dengan adanya tanda-tanda kelamin sekunder yang akan membedakan
remaja putra dan remaja putri.
Menurut Cole dalamWarkitri dan kawan-kawan (2002:21), tanda-tanda tersebut
adalah:
1. Tumbuh rambut dibeberapa tempat.
2. Pada anak putra tumbuh jakun, sedangkan putri tumbuh buah dada.
3. Suara pada anak putra merendah, sedangkan anak putri meninggi.
4. Pada anak putra bahu, dada bidang, sedangkan putri adalah pinggul.
5. Otot pada anak putra kelihatan besar.
6. Mulai berfungsi kelenjar keringat
Tradisi pacaran sendiri memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat
dipengaruhi oleh tradisi individu-individu dalam masyarakat yang terlibat. Dimulai dari
proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang
ekslusif. Perbedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh agama dan
kebudayaan yang dianut oleh seseorang. Menurut persepsi yang salah, sebuah hubungan
dikatakan pacaran jika telah menjalin hubungan cinta-kasih yang ditandai dengan adanya
aktivitas-aktivitas seksual atau percumbuan. Tradisi seperti ini dipraktikkan oleh orang-
orang yang tidak memahami makna kehormatan diri perempuan, tradisi seperti ini
dipengaruhi oleh media massa yang menyebarkan kebiasaan yang tidak memuliakan
kaum perempuan. Sampai sekarang, tradisi berpacaran yang telah nyata melanggar
norma hukum, norma agama, maupun norma sosial di Indonesia masih terjadi dan
dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang tidak mememiliki
pengetahuan menjaga kehormatan dan harga diri yang semestinya mereka jaga dan
pelihara.

2.4. Tahap-tahap Pacaran Remaja


1. Tahap Ketertarikan
Dalam tahap ini tantangannya ialah bagaimana mendapatkan kesempatan untuk
menyatakanketertarikan dan menilai orang lain. Munculnya ketertarikan kita
sama doi, misalnya, karena penampilan fisik (doi cakep/cantik, tinggi), kemampuan
(pintar), karakteristik atau sifat misalnyasabar, coolabis, dan lain-lain. Menurut para ahli,
umumnya cowok pada pandangan pertama lebihtertarik pada penampilan fisik.
Sedangkan cewek lebih karena karakteristik atau kemampuan yang dimiliki
cowok.
2. Tahap ketidakpastian
Pada masa ini sedang terjadi peralihan dari rasa tertarik ke arah rasa tidak pasti.
Maksudnya, kitamulai bertanya-tanya apakah doi benar-benar tertarik sama kita
atau sebaliknya apakah kita b e n a r - b e n a r t e r t a r i k s a m a d o i . P a d a t a h a p
ini kita mendadak ragu apakah mau melanjutkanhubungan atau tidak.
Kalau kita enggak mampu memahami tahapan ini, kita akan
m u d a h berpindah dari satu orang ke orang lainnya.
3. Tahap komitmen dan keterikatan
Pada tahap ini yang timbul adalah keinginan kita kencan dengan seseorang secara
eksklusif. Kitamenginginkan kesempatan memberi dan menerima cinta dalam
suatu hubungan yang khusustanpa harus bersaing dengan orang lain. Kita juga
ingin lebih rileks dan punya banyak waktuuntuk dilewatkan bersamanya.
Seluruh energi digunakan untuk menciptakan saling cinta dan hubungan yang
harmonis.
4. Tahab Keintiman
Dalam tahap ini mulai dirasakan keintiman yang sebenarnya, merasa lebih rileks
untuk berbagilebih mendalam dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan merupakan
kesempatan untuk lebihmengungkapkan diri kita. Tantangannya adalah menghadapi sisi
yang kurang baik dari diri kita.Tanpa pemahaman yang baik bahwa cowok dan cewek
mempunyai reaksi yang berbeda terhadapkeintiman, kita akan mudah mengambil
kesimpulan yang salah bahwa terlalu banyak perbedaanantara kita dan doi untuk
melanjutkan hubungan.

2.5. Alasan Remaja Berpacaran


Alasan seorang remaja berpacaran sangat berfariasi tapi sebenarnya intinya sama
saja.Berdasarkan hasil wawancara Kami kepada teman-teman mahasiswa mereka
berpacaran karena alasan-alasan sebagai berikut:
1. Sebagai teman kencan.
Agar tidak sendiri dalam bepergian salah satunya dengan mengajak si do’i
jalan bareng. Alasan ini juga mendukung sebab-sebab remaja mempunyai pacar.
2. Untuk motivasi belajar
Meskipun jarang, ada juga remaja yang menjadikan pacarnya sebagai motivasi
untuk meningkatkan beajarnya.
3. Membutuhkan tempat pelampiasan kasih sayang
Pacaran adalah salah satu cara untuk melampiaskan rasa kasih sayang. Yang
perlu diketahui bahwa, rasa cinta dan kasih sayang itu ada dua macam yaitu
companionate love dan passionate love. Companionate love adalah cinta yang
ditunjukkan dalam bentuk persahabatan. Sedangkan passionate love adalah cinta
yang ditunjukkan dalam bentuk cinta romantic yang lebih banyak dipengaruhi oleh
aspek biologis.
Biasanya seorang remaja atau dewasa akan mencari pacar karena kebutuhan
akan passionate love ini. companionate love bisa didapatkan dari persahabatan
dengan ibu, bapak, saudara, keluarga dan teman. Sedangkan passionate love hanya
didapatkan melalui pacaran.
4. Ikut trend.
Wah, pacaran koq biar nge-trend? Ternyata ada juga remaja yang seerti ini,
menjalin hubungan agar tidak ketinggalan zaman di ere remaja sekarang.
5. Untuk membuktikan ada yang mau
Dengan mepunyai pacar menandakan seorang remaja tersebut ada yang
mencintainya.
6. Saling bantu membantu
Ini adalah alasan yang paling sering dikemukakan,terutama bagi remaja
sekolah atau masih dalam jenjang perkuliahan.Saling bantu membantu membuat
tugas sekolah/kuliah misalnya,saling curhat memecahkan masalah masing-
masing,dan lain-lain.Hubungan dalam pacaran yang tidak dewasa, kadang berujung
pada pemanjaan salah satu pihak. Dengan alasan ada yang membantu, seseorang
misalnya, malas mengerjakan tugas sekolah atau kuliah. Dalam hal pemecahan
masalah yang mereka hadapi, terkadang menghasilkan sebuah diskusi yang ngawur,
tidak kunjung ada kata penyelesaian yang tepat, walaupun menghabiskan waktu yang
begitu sangat panjang. Diskusinya bukan memecahkan sebuah masalah, tetapi
membesar-besarkan masalah, yang terkadang sangat kecil dan bisa diselesaikan
sendiri, tetapi karena tidak ada bahan pembicaraan lain, sehingga hal tak penting
sama sekali pun dibicarakan.
7. Status
Berkencan bagi laki-laki dan perempuan, terutama dalam bentuk berpasangan
tetap, memberikan status dalam kelompok sebaya, berkencan dalam kondisi
demikian merupakan batu loncatan ke status yang lebih tinggi dalam kelompok
sebaya.
8. Sosialisasi
Kalau anggota kelompok sebaya membagi diri dalam pasangan-pasangan
kencan, maka laki-laki dan perempuan harus berkencan apabila masih ingin menjadi
anggota kelompok dan mengikuti berbagai kegiatan sosial kelompok
9. Hiburan
Apabila berkencan dimaksudkan untuk hiburan, remaja menginginkan agar
pasanganya mempunyai berbagai keterampilan sosial yang dianggap penting oleh
kelompok sebaya, yaitu sikap baik hati dan menyenangkan
10. Penjajakan sebelum menikah
ada yang menganggap bahwa masa pacaran itu sebagai masa penjajakan, media
perkenalan sisi yang lebih dalam serta mencari kecocokan antar keduanya. Semua itu
dilakukan karena nantinya mereka akan membentuk rumah tangga. Dengan tujuan
itu, sebagian norma di tengah masyarakat membolehkan pacaran. Paling tidak
dengan cara membiarkan pasangan yang sedang pacaran itu melakukan aktifitasnya.
Maka istilah apel malam minggu menjadi fenomena yang wajar dan dianggap sebagai
bagian dari aktifitas yang normal.

2.6. Macam-macam gaya pacaran remaja


Masa-masa remaja bisa juga disebut sebagai masa dimana kita mulai mengenal
lawan jenis dan mulai kenal dengan istilah pacaran. Namun sayang, karena kurangnya
perhatian orang tua dan pengaruh tren pergaulan masa kini, akhirnya remaja terpaksa
harus menjalani gaya berpacaran yang cenderung negatif, apa saja itu?
1. Suka berpacaran berduaan di area yang gelap
Berpacaran di tempat yang gelap, apapun alasannya sudah barang pasti
negatif, karena pacaran ditempat yang gelap ketika tak ada seorang pun yang
memantau mereka berduaan, bisa jadi menimbulkan perbuatan lain yang menjurus
kearah yang terlarang.
Banyak muda-mudi yang menikmati aktifitas ini karena terpengaruh dengan
hawa nafsu mereka, terdengar klasik memang, namun hal ini sangat berbahaya jika
dilihat dari segi moralitas, sosial, psikologi, bahkan kesehatan. Karena apabila
perbuatan pacaran di tempat gelap itu telah terlalu jauh menjurus ke hubungan intim
pra-nikah, maka tinggal pilih, mau hamil dan buat malu keluarga, terserang penyakit
menular seksual, atau rusak secara moral?
Sebuah hal yang bisa dibilang romantis, tetapi coba dipikirkan lagi, se-efektif
apakah adegan itu di kehidupan nyata dalam menjamin utuhnya hubungan anda dan
seberapa amankah anda dari penyakit yang menular melalui cairan tubuh seperti aids,
hepatitis, dll karena melakukan adegan kurang bermanfaat itu?
2. Cewek Lukai tangannya untuk mengukir nama pacarnya di Tangan menggunakan benda
tajam
Yang ini lebih ngeri lagi dibanding poin ke-2, cewek lukai tangannya untuk
mengukir nama pacarnya demi menunjukkan kesetiaan dan rasa cinta abadi? well…
beruntung kalau nama cowoknya hanya “Budi”, “Aep”, atau “Parjo”. Nah kalau nama
cowoknya itu: “Teguh budi aep parjo ingin bersamanya celalu dalam duka dan suka
walau badai menghadang” ? nah lho! Cara ini juga tak efektif menjamin pasangan
untuk setia. Bisa dibayangkan ketika anda sudah susah payah melukai tubuh anda
demi mengukir namanya di tubuh anda, namun ternyata ia selingkuh dan hubungan
anda kandas? please girl, be smarter!!
4. Berpacaran di kamar
Well…. ini tak usah dideskripsikan lagi apa sisi negatifnya mungkin ga sih dua
insan yang lagi kasmaran berbeda jenis kelamin, berduaan di kamar hanya main catur
atau playstasion?? hmm…
5. Memasang foto mesra berlebihan di jejaring sosial
Memasang foto mesra dengan pasangan boleh-boleh saja, misalnya foto anda
berdua di foto box atau tempat lainnya yang terlihat normal. Namun kalau foto anda
(sorry agak vulgar) kissing atau bahkan melakukan hal yang lebih dari itu anda publish
juga di media sosial? atau tak usah jauh-jauh, foto remaja yang masih berpakaian
lengkap namun sang wanita tiduran dibawah pria yang juga masih berpakaian lengkap
berpose mencium kening ceweknya seraya menindih tubuh si wanita. foto seperti itu
pernah penulis dapati di media sosial facebook yang lantas dikomentari oleh banyak
pengguna facebook saat itu.
6. Memasang status hubungan yang berlebihan di facebook
Tidak salah memang jika memasang status “marriage” atau menikah di
facebook, padahal anda belum menikah dengannya secara resmi. Namun,
sesungguhnya hal itu bisa menimbulkan judge negatif dari masyarakat, opini bisa
berkembang menjadi anda sudah “ngapa-ngapain” dengan kekasih anda. Selain itu
status palsu ini akan membuat anda malu ketika tiba-tiba putus dari sang kekasih,
tentunya ini akan menimbulkan cemoohan publik facebook. yang wajar dan jujur
sajalah, status masih pacaran ya tulis saja berpacaran.
7. Wanita Menyerahkan keperawanannya sebagai tanda cinta dan percaya kepada
pasangannya.
Ini merupakan puncak dari tren gaya berpacaran yang negatif. Memang
terdengar cukup tak bisa dipercaya, namun inilah realita yang terjadi di masyarakat
yang juga pernah dibuktikan oleh beberapa survey ilmiah. Banyak wanita yang
terkecoh oleh rayuan gombal cowoknya bahwa jika ia memang percaya dan cinta
kepada cowoknya itu, maka ia harusnya tak ragu lagi “menghadiahkan” mahkotanya
itu kepada sang pacar.
Wanita haruslah lebih kritis dalam hal ini, come on girls, be smarter! masa iya
hal yang paling istimewa yang harusnya diserahkan hanya untuk suaminya kelak yang
menempuh berbagai persyaratan dan pengorbanan untuk mendapatkan cintanya itu
harus lebih dulu diserahkan kepada cowok yang belum jelas asal-usulnya kelak?
selain itu hubungan merekapun juga tanpa ikatan apapun, dengan kata lain
wanita yang menyerahkan keperawanan pra-nikah adalah wanita yang lugu(bahasa
halusnya) karena menyerahkan harta berharganya kepada orang lain secara cuma-
cuma. duuuh….
Karena itu, diharapkan peran orang tua harus lebih maksimal, bukan dengan melarang
ini dan itu, tetapi merangkul dan menjalin komunikasi dengan baik kepada sang anak,
niscaya anak yang menginjak usia remaja akan terhindar dari perilaku berpacaran
negatif ini.

Pandangan lain tentang Gaya Pacaran Remaja Zaman Sekarang.


Gaya pacaran anak usia 12-21 tahun (remaja) sebenarnya berbeda dengan gaya
pacaran orang dewasa. Gaya pacaran anak remaja tidaklah seserius orang dewasa yang
orientasi pacarannya untuk mencari pasangan hidup. Namun, sekarang ini, gaya pacaran
remaja zaman sekarang juga sudah terbilang sangat bebas. Seolah-olah mereka
mencontohi gaya pacaran orang dewasa yang terlalu serius dan yang parah mereka
meniru pacaran orang luar yang tak mengenal etika.
Ada beberapa pemahaman salah tentang pacaran anak muda jaman sekarang, yaitu:
- Tidak punya pacar, berarti kuno.
- Belum dinamakan pacaran kalau belum pernah berciuman "mesra".
- Seorang wanita tidak benar-benar cinta kalau tidak mau diajak "ML" oleh pria.
Pemahaman ini sudah tidah tabuh lagi dalam remaja zaman sekarang saat menjalin
hubungan special dengan pasangannya. Oleh karena itu, sekarang ini banyak hal-hal yang
tidak diinginkan terjadi, contohnya kekerasan dikalangan remaja.
Oleh karena itu, untuk menghindari itu semua, sebelum pacaran kita harus
berkomitmen dan berjanji pada diri sendiri bahwa pacaran itu bukan hanya untuk main-
main atau mengikuti tren, tapi karena memang kita ingin menjadi lebih dewasa dan untuk
mengenal bagaimana lawan jenis kita itu. Selain itu, cara yang paling efektif yaitu dengan
berpacaran sehat.
Berdasarkan hasil wawancara yang kami dapatkan, dapat di simpulkan bahwa
memang gaya pacaran remaja sekarang ini cenderung terlalu berlebihan dan kelewat
batas, melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya di lakukan oleh kalangan remaja. Contoh
nyata adalah tidak sedikit remaja yang menjadi pelaku video porno, hal-hal seperti ini bisa
dengan mudah di akses di internet. Bahkan sering ramai terdengar pemberitaan tentang2
siswa dari salah satu sekolah meningkat pertama (SMP), menjadi pelaku video porno, dan
ini dengan nyata di ungguh ke Youtube. Gaya pacaran remaja sekarang dengan zaman
dulu juga jauh berbeda dengan zaman sekarang, ini di sebabkan karena perkembangan
zaman yang mengenalkan masyarakat dengan teknologi yang kian hari kian canggih dan
menyebarluaskan budaya barat yang berlandaskan paham liberalisme yang mendasarkan
kebebasan, tanpa adanya landasan nilai moral dan agama. Bahkan banyakinformasi yang
kami dapatkan, beberapa siswi berhenti sekolah karena hamil di luar nikah. Dari tingkat
SMP sampai tin gkat perguruan tinggi.
Dari data di atas dapat di ketahui bahwa, gaya pacaran yang berlebihan telah
merusak masa depan remaja dan bangsa, siswi-siswi di atas hanya beberapa di antara
banyak siswi di Indonesia yang mengalami hal yang serupa, ini sudah menjadi bukti
bahwa gaya pacaran remaja sekarang yang terlalu berlebihan, hingga merusak dirinya
sendiri.
Di Indonesia, yang cenderung lebih sibuk mencari pacar ketimbang memikirkan
sekolahnya dan kewajibannya sebagai pelajar, dan tidak sedikit juga orang tua yang justru
mendukung anaknya untuk mencari pasangan di usia yang terbilang masih belia dan
seharusnya masih tidak pantas berpacaran. Terlihat jelas, bahwa remaja di negara yang
kecil memiliki kualitas pola pikir yang lebih baik dari Indonesia. Ini adalah kondisi yang
sangat mengancam bagi Indonesia di tahun-tahun mendatang dan begitu
memprihatinkan bagi negara kita.

Penyebab Gaya Pacaran Remaja Sekarang Terlalu Berlebihan :


Berikut beberapa pendapat tentang penyebab pacaran yang berlebihan, yaitu :
1. nafsu yang tidak bisa dikendalikan oleh para remaja; perhatian yang kurang dari
orang tua; pergaulan yang terlalu bebas; dan kurangnya pendidikan moral dan agama
2. Penyebabnya adalah dari lingkungan, baik lingkungan rumah, pergaulan, maupun
sekolah. Dari lingkungan rumah, mungkin banyak remaja-remaja yang kurang
perhatian dari orang tua, orang tua yang cenderung tidak dekat dengan anaknya,
sehingga tidak bisa menjadi orang yang menjadi tempat mengadu remaja, sehingga
mencari orang lain (pacar) untuk tempat mengadu, sebagai sarana curahan hati,
awalnya mungkin hanya pacaran biasa, namun bisa-bisa gaya pacarannya berlebihan
dan di luar batas, terpengaruh oleh pergaulan bebas. Dari lingkungan pergaulan,
sekali seorang anak atau remaja sudah terjerumus ke pergaulan yang salah, maka
salahlah pergaualan anak tersebut, pergaulan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan remaja. Dari lingkungan sekolah, mungkin pihak sekolah yang tidak
langsung tanggap jika melihat gaya pacaran remaja yang terlalu berlebihan, tidak
memberikan ganjaran yang membuat mereka jera, sehingga mereka bisa dengan
santainya melakukan hal-hal yang tidak-tidak.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, telah kami simpulkan, bahwa ada beberapa
penyebab gaya pacaran zaman sekarang terlalu berlebihan, cenderung bebas,
penyebabnya ada yang berasal dari dalam diri manusia (internal), maupun yang berasal
dari luar (eksternal), berikut adalah beberapa penyebabnya.

Faktor Internal :
- Nafsu yang tidak bisa di kendalikan oleh para remaja
- Masalah dalam diri sendiri yang tidak bisa di atasi sendiri
- Tertekan
- Iman yang kurang kuat

Faktor eksternal :
- Lingkungan keluarga; kurang perhatian dari orang tua.
- Lingkungan sekolah; tidak ada tindakan tegas dari sekolah jika ada siswa yang
berpacaran terlalu berlebihan.
-Pergaulan yang bebas; pergaulan yang salah.

2.7. Manfaat pacaran


Berdasarkan hasil wawancara kami,mereka mengatakan bahwa pacaran memiliki
manfaat bagi mereka,manfaat tersebut antara lain:
1. Ada teman curhat selain teman dan orang tua
Terkadang seorang remaja malu untuk menceritakan hal-hal pribadi kepada orang
tuanya,dan lebih nyaman menceritakannya kepada sang pacar.hal ini bisa jadi karena
hubungan orangtua kepada anaknya kurang begitu dekat sehingga anak tidak
nyaman menceritakan masalah pribadinya kepada orangtuanya.
2. ada yang bisa ngertiin kita selain keluarga dan teman
Perhatian dari keluarga di nilai kurang oleh para remaja dan mencari seorang pacar
biar ada yang memberikan perhatian kepada dia secara khusus.
3. bisa jadi penyemangat juga
ada juga yang berpendapat bahwa dengan punya pacar maka akan jadi penyemangat
bagi dia ketika menghadapi masalah.
4. belajar bersosialisasi terhadap lawan jenis.
Pendapat berikutnya yaitu belajar bersosialisasi terhadap lawan jenis,maksudnya
dengan mempunyai pacar maka seorang remaja akan bisa bersosialisasi dengan
lawan jenisnya.
5. motivasi berprestasi,
Pendapat berikutnya yaitu menjadi motivasi perprestasi.para remaja berpendapat
bahwa dengan punya pacar maka prestasi mereka akan membaik karena ada yang
memberikan motivasi-motivasi dan motivasi tersebut di nilai remaja begitu kuat
karena di berikan oleh orang yang special baginya sehingga mendorong sang remaja
untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar tidak mengecewakan sang pacar.
6. pembelajaran untuk dapat lebih dewasa dan konsekuen pada keputusan.ketika
berpacaran tentu banyak hal yang di toleransi karena perbedaan-perbedaan
keduanya mulai dari gaya hidup,dan lain-lain sehingga menuntut mereka untuk saling
mengerti dan menuntut mereka untuk berfikir lebih dewasa dalam menyikapi
perbedaan-perbedaan tersebut.
7. pembelajaran untuk dapat memegang teguh suatu komitmen.pacaran adalah ajang
untuk memegang teguh suatu komitmen yang telah mereka sepakti sebelum atau
selama berpacaran.

2.8. Dampak Dari Pacaran


Secara umum dampak pacaran dapat dikategorikan sebagai berikut :
A. Dampak Positif
1. Diri Sendiri
a. Problema cinta seperti patah hati, naksir dan perselingkuhan bisa
menjadi sebuah pengalaman yang mendukung kita menjadi lebih
dewasa dan matang.
b. Pacar bisa memberikan motivasi kepada kita agar dapat berpikir kedepan.
2. Orang Lain
a. Dengan cinta dapat mengubah perilaku seseorang menjadi lebih progresif.
Misalnya seseorang yang tadinya malas belajar mendadak jadi rajin belajar
karena dorongan dari sang pacar.
b. Belajar mengenal dan menerima orang lain dalam kehidupan pribadi.
3. Orang Tua
a. Menjadikan motivasi untuk anak agar dapat berpikir kedepan.
b. Menjadikan anak lebih dewasa dalam mengambil keputusan.
B. Dampak Negatif
1. Diri Sendiri
a. Menyakiti diri sendiri saat sedang patah hati
b. Sulit membagi waktu dalam belajar maupun kehidupan sehari-hari.
c. Membuat diri menjadi lebih egois dan lebih tertekan.
2. Orang Lain
a. Meningkatkan penggunaan narkoba
b. Menyebarkan penyakit dan virus, seperti HIV/AIDS
c. Menurunnya tingkat ke perawanan wanita
3. Orang Tua
a. Semakin jarang menghabiskan waktu bersama dengan orang tua
b. Sering membantah perintah orang tua
c. Mengecewakan orang tua dalam bidang prestasi

Secara lebih sepesifik dampat pacaran dapan dijelaskan sebagai berikut :

A. DAMPAK MORAL
1. Mudah terjerumus ke perzinaan
Beberapa pelaku pacaran seringkali menyangkal tentang hal ini. Kata mereka,
asalkan bisa menjaga hati, InsyaAllah tidak terjadi hal itu (waaah, perbuatan munkar
kok pake InsyaAllah..). cobalah simak hadits ini:
“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya.
Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara,
tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah
(berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi)
oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).
Padahal engkau tahu, yang namanya orang pacaran, pasti ada hal-hal yang
tidak dibenarkan dalam islam: memandang lawan jenis, berpegangan tangan,
berduaan di tempat sepi, berciuman, hingga….ah, tak usah disebutkan. Bahkan meski
pacarannya hanya sebatas lewat telpon, SMS atau chatting pun, hal tersebut sudah
bisa memicu terjadinya zina hati.
Semua larangan-larangan tadi ada dalil shahihnya. Sebagai contoh, simaklah hadits
Rasulullah ini:
Rasulullah saw. berpesan “Janganlah engkau ikuti padangan dengan padangan
berikutnya, karena untukmu adalah padangan yang pertama, sedangkan selanjutnya
bukan untukmu.” (HR. Ahmad) Dan hadits yang terkenal : ”Barang siapa yang
beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan
seorang wanita yang tidak disertai oleh mahramnya karena sesungguhnya yang
ketiga adalah setan.”
Tentang dampak negatif yang pertama ini tak perlu disangkal lagi. Tak
terhitung lagi jumlah pemuda muslim yang benar-benar terjerumus dalam
perzinaan—yang diawali dari aktivitas pacaran. Kalau sudah berzina, berarti ia telah
melakukan dosa besar yang akan menyebabkan dampak-dampak buruk lainnya—baik
yang ia rasakan di dunia maupun di akhirat. Menurunkan tingkat keimanan
Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di
atas rasa cinta kepada Tuhan. Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan, sebab
pernyataan ini bisa dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas ibadah
seseorang menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi kecintaannya
kepada Allah berkurang. Ia jadi jarang ke tempat ibadah, jarang membaca kiatb suci,
meninggalkan ibadah kepemudaan dan lain lain.
2. Melemahkan Iman
Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di
atas rasa cinta kepada Sang Pencipta. Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan,
sebab pernyataan ini bisa dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas
ibadah seseorang menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi
kecintaannya kepada Allah berkurang. Ia jadi jarang ke Masjid, jarang membaca Al
Quran, meninggalkan shalat sunnah, bahkan beberapa hafalannya hilang, serta
banyak ibadah lain yang terlewatkan.
3. Melatih kemunafikan
Orang yang berpacaran itu seringkali menipu, berusaha agar pasangannya
yakin bahwa ialah yang terbaik. Memang tidak semua.. tapi umumnya begitu. Ia akan
menampakkan hal-hal yang baik di depan kekasihnya. Adapun hal-hal yang buruk
sebagian besar ia sembunyikan. Sebagian orang ada yang sengaja menunjukkan
beberapa keburukannya kepada kekasihnya sekedar untuk meraih simpati, mencari
kesamaan, mendapatkan pemakluman, atau sebagai bumbu-bumbu romantisme
belaka. Namun tidak jarang orang yang berpacaran mengatakan sesuatu yang
sebenarnya bertentangan dengan hati kecilnya.

B. DAMPAK SOSIAL
Manusia adalah makhluk sosial yang berarti makhluk yang tidak bisa hidup
sendiri dan manusia selalu bergantung kepada orang lain. Sama juga halnya dengan
remaja, ketika seorang remaja memiliki seorang pacar atau bisa disebut memiliki
seorang kekasih yang ingin dimengerti kita begitu sebaliknya dan saling
membutuhkan satu sama lain , banyak hal- hal yang berdampak positif maupun
negatif bagi kehidupan sosial disekelilingnya bagi seseorang tersebut yang memiliki
pacar .
Banyak sekali dampak negatif dari pacaran di berbagai lingkungan karena
biasanya para remaja memanfaatkan lingkungan yang cenderung sepi untuk
melakukan maksiat. Karena biasanya para remaja malah memilih tempat yang sepi
untuk berpacaran daripada tempat yang ramai banyak dikunjungi oleh orang lain.
Terkadang pacaran juga bisa merugikan lingkungan, contohnya jika kita berpacaran di
tempat terbuka biasanya enaknya kita sambil memakan atau meminum sesuatu dan
tanpa kita sadari karena asiknya pacaran maka sampah minuman atau makanan itu
kita buang sembarangan. Seharusnya kita jangan terlalu asik pacaran tetapi
mengabaikan kebersihan lingkungan. Pacaran juga bisa mempengaruhi sifat
seseorang dari lingkungan yang biasa didatangi. Apabila kita berpacaran dengan
seseorang yang mempunyai tempat tinggal di lingkungan yang menurut kita baik
maka jika kita sering berkunjung ke daerah tersebut kita juga akan terbawa baik
karena lingkungan yang baik pula. Tetapi sebaliknya jika seseorang tersebut
mempunyai tempat tinggal yang menurut kita tidak baik dan kita sering berkunjung
ke tempat tersebut dan kita terbawa oleh pergaulan di lingkungan tersebut maka
secara tidak langsung kelakuan kita juga bisa terbawa tidak baik yang dikarenakan
lingkungan yang tidak baik. Belum lagi pemuda yang berpacaran yang seringkali
menghabiskan banyak waktu untuk berpacaran sering pulang melebihi jam wajar
sehingga hal ini menimbulkan berbagai reaksi dari tetangga, terutama kepada wanita
yang pulang terlalu larut. Tetangga sering mengadu ke orang tua, hal ini lebih baik
meski terkadang tetangga lebih senang mencibir dan membicarakan perilaku tercela
tersebut.

C. DAMPAK AKADEMIK
1. Menurunya Jam Belajar
Siswa yang berpacaran tentu saja harus membagi waktu untuk sang pacar dan
sekolah. Pada saat ini bertemu dengan sang pacar umumnya dilakukan remaja pada
sabtu malam karena keesokkan harinya libur sekolah, namun remaja saat ini yang
berpacaran merasa waktu sabtu malam itu telalu singkat sehingga mereka cenderung
menmanfaatkan waktu sebanyak mungkin untuk berdua dengan san pacar. Dalam hal
ini semisal siswa SMA akan mengikuti ekstrakulikuler yang sama dengan pacarnya
agar dapat bertemu dan berdua, seoran siswa akan rela mengantar menjemput dan
memenuhi semua permintaan sang pacar yang tentusaja memerlukan waktu dan
tenaga. Dalam kegiatan belajar siswa umumnya dilakukan dengan belajar di rumah
dan di lembaga bimbingan belajar, jika siswa yang dulunya tidak berpacaran akan
bias belajar dengan waktu yang lama namun tidak setelah berpacaran. Siswa akan
lebih suka bertelepon atau SMS dengan sang pacar, belum lagi keperluan mendadak
dengan sang pacar hal ini yang menyita waktu untuk belajar.
2. Menurunya perhatian di kelas
Keiatan belajar di kelas merupakan kegiatan yang pokok dimana siswa
memperoleh ilmu dari guru yang membimbing dan menjelaskan, namun hal ini sering
di abaikan bagi siswa yang tidak memahami pentingnya belajar. Siswa yang
berpacaran lebih sering tidak memperhatikan guru karena bermain HP, mulai dari
SMS ataupun pepmerbaharui status di jejaring social mereka, dan jika dilihat saat ini
pelajar sering mengubah ubah setatusnya tentang sang pacar dan hal lain yang tidak
bermanfaat.
3. Menurunya prestasi
Siswa yang berpacaran dan tidak dapat mengendalikan waktu bias saja
menjadi korban waktu itu sendiri. Apabila remaja yang berpacaran sudah mlas belajar
dan sering tidak memperhatikan guru di kelas hal ini dapat menurunkan prestasi
siswa secara akademik. Tidak jarang banyak siswa yang nilai rapotnya menurun
setelah berpacaran.

D. DAMPAK EKONOMI
Pemborosan
Remaja yang berpacaran selalu ingin membahagiakan sang pasangan hal ini
dilakukan baik oleh sang lelaki maupun perempuan. Saat ini remaja seringkali
berpacaran dengan pergi ke tempat tempat romantik dan tempat wisata, belum lagi
tempat bergaul di kafe dan restauran. Hal ini mengakibatkan remaja harus
menyiapkan anggaran yang banyak karena selain untuk memenuhi kebutuhannya
juga kebutuhan pacarnya saat pergi berdua. Seringkali remaja kehabisan uang
sebelum waktu jatah berakhir hal ini mengakibatkan remaja meminta uang tambahan
kepada orang tia dengan berbagai macam alasan.
E. DAMPAK SIKOLOGI
Depresi
Remaja yang melakukan hubungan berpacaran seringkali berada dalam konfik
dalam hubungan. Konflik yang timbul akibat pertengkaran dengan pasangan
menyebabkan remaja depresi. Hal yang dapat menjadi pertengakran beragam, mulai
dari salah bicara dan rasa cemburu. Hal tersebut sangatlah tidak baik bagi sikologi
remaja yang seharusnya disi dengan kegiatan yang positif dan membahagiakan untuk
perkembangan mental dan karakter ketika dewasa.

2.9. Perlu dan tidaknya Pacaran


Soal pertanyaan ini ada beragam, ada yang merasa perlu dan juga ada yang
merasa tidak perlu berpacaran. Mereka merasa perlu beralasan mumpung masih muda
jadi nikmatin dulu masa muda,menurut mereka masa muda adalah masa untuk
bersenang-senang,masa untuk menjalin kasih sayang dengan lawan jenis biar tidak di
bilang tidak laku dan berbagai macam celaan yang di berikan kepada remaja yang tidak
mempunyai pacar. Hal ini didukung dengan pendapat beberapa lapisan masyarakat
bahwa pacaran meupakan suatu bentuk manifestasi dampak perkembangan dan
sekaligus motivasi terhanak
Sedangkan yang bilang tidak perlu memandang dampak yang diakibatkan oleh
pacaran masa remaja sebagai akibat masih labilnya mental dan tingkat pola fikir dan
keimanan remaja. Terlebih melihat dampak pacaran remaja sekarang, baik secara umum
(terhadap diri, orang lain dan orang tua). Maupun dampak yang ditimbulkan bila ditinjau
dari segi sosial, mental, ekonomi, pendidikan maupun norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Disamping itu bagi merekayang beragama Islam beralasan bahwa agama kita
(islam) melarang yang namanya pacaran.

2.10 Solusi dan Sikap menghadapi Fenomena Pacaran Diusia Remaja.


Sebagian masyarakat yang berpendapat memperbolehkan remaja berpacaran
menyandarkan pada orientasi perkembangan mental remaja yang memerlukan motifasi
dan kontrol ke arah yang sehat. Sehingga mereka berpendapat bahwa solusi mengatasi
masalah pacaran remaja yaitu menggiring mereka dalam pola pacaran tertentu, yang
mereka namakan “Poacaran Sehat”. pendapat yang Pacaran sehat adalah pacaran yang
memperhatikan batasan-batasan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan
dalam berpacaran menurut norma umum di masyarakat.
Pada saat ini, kekerasan pada masa pacaran merupakan masalah yang sering
ditemui dan cukup kompleks. Namun demikian, kita harus tetap berusaha untuk
mengantisipasi munculnya kekerasan dalam masa pacaran ini. Salah satu cara yang
mungkin bisa dilakukan, terutama oleh remaja adalah dengan melakukan pacaran yang
”sehat”. Pacaran yang memenuhi kriteria ”sehat”, baik sehat fisik, sehat psikis, sehat
sosial, maupun sehat seksual .
1. Sehat fisik.
Pacaran dikatakan sehat secara fisik jika dalam aktivitas berpacaran tersebut tidak
ditemui adanya kekerasan secara fisik
Itu berarti bahwa walaupun remaja putra secara fisik memang lebih kuat dari remaja
putri, bukan berarti remaja putra dapat seenaknya menindas ataupun memanipulasi
remaja putri secara fisik.
2. Sehat psikis.
Pacaran dikatakan sehat secara psikis, jika sepasang individu yang menjalaninya
mampu saling berempati serta mengungkapkan dan mengendalikan emosinya
dengan baik, saling percaya, saling menghargai, dan saling menghormati. Dengan
demikian, hubungan di antara keduanya menjadi lebih nyaman, saling pengertian,
dan juga ada keterbukaan.
3. Sehat sosial. Pacaran dikatakan sehat secara sosial jika aktivitas berpacaran
tersebut tidak bersifat saling mengikat atau mengisolasi pasangan. Artinya, walaupun
remaja putra dan putri terikat dalam komitmen pacaran, namun hubungan sosial
masing-masing mereka dengan individu lain tetap harus dijaga dan sebaiknya remaja
putra atau putri tidak hanya terfokus pada pacar atau pasangannya saja.
4. Sehat seksual. Kemudian, pacaran juga harus sehat secara seksual. Secara biologis,
kaum remaja mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari,
pacaran juga mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik
dapat mendorong keinginan untuk melakukan kontak fisik yang lebih jauh. Jika hal itu
diteruskan dan tidak terkontrol, maka dapat menimbulkan hal-hal yang sangat
berisiko. Karena adanya resiko yang harus ditanggung akibat tindak seksual yang
mereka lakukan, maka aktivitas percaran yang mereka lakukan tidak lagi disebut
sebagai pacaran yang ”sehat”.

Banyak tips pacaran sehat yang dapat diterapkan para remaja masa kini, diantaranya:
 Kasih sayang, setia.
 Lakukan kegiatan-kegiatan positif bersama seperti belajar.
 Jangan melakukan tindakan kekerasan.
 Sering bargaul dengan teman-teman.
 Pilah dan pilihlah teman-teman pergaulanmu dengan tepat agar tidak terjerumus
kedalam permasalahan seks.
 Di usia muda pastikan bahwa orientasi cinta anda adalah sebatas sosialisasi dan
perkenalan bukan orientasi untuk melakukan aktifitas seksual yang dini.
 Jangan berpacaran terlalu dalam, sebelum memastikan tujuan dan partner hidup
yang pasti nantinya.
 Berkomunikasilah selalu dengan orang-orang terdekatmu agar ada pendamping di
saat mendapatkan permasalahan, termasuk yang utama adalah selalu bina
komunikasi dengan orang tua.
 Selalu ingat bahaya dari pergaulan seksual yang salah dan berupaya untuk selalu
mencegahnya.
 Terapkan pacaran yang selalu dilandasi proses cinta dimana dimensi fisik, psikis
dan sosialmu selalu dalam keadaan baik dan sehat.
 Jangan menghabiskan waktu seharian berdua saja apalagi di tempat-tempat sepi.
 “Say No to Free Sex”. Dengan hindari buku-buku, majalah, gambar-gambar, video
yang isinya seputar seks. Karena sekali dan sekilas saja kita melihat gambar, video
atau cerita seks tershebut bakal ‘terekam tak pernah mati’ di pikiran dan akan
timbul keinginan untuk mengulangi ataupun mempraktekkannya.
 Pengendalian diri untuk tidak berbuat diluar batas ketika sedang kontak fisik
dengan pasangan.

Pacaran yang sehat


Dari hasil wawancara Kami tentang hal ini mereka mengatakan bahwa pacaran yang sehat
itu dengan cara melakkukan pendekatan dan saling mengenal pasangannya dengan cara
yang positif,tidak melakukan seks bebas,dan tidak merugikan kedua belah pihak.
Berdasarkan sumber yang kami kumpulkan,pacaran yang sehat itu antara lain:
 Sebelum memulai hubungan pacaran, alangkah baiknya jika Kita melakukan
pendekatan terlebih dahulu. Pendekatan di sini Kami maksud sebagai proses Kita
untuk mengetahui bagaimana pola tingkah laku, ataupun keseharian calon
pasangan Kita. Hal ini dilakukan agar kelak pada saat berpacaran tidak ada rasa
penyesalan saat Kita mengetahui ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan
Kita yang dimiliki oleh calon pasangan Kita.
 Sebelum memulai hubungan pacaran, sebaiknya kita juga harus jujur kepada
pasangan kita. Jujur di sini saya maksud adalah agar kita mengakui segala sesuatu
tentang kita, baik itu tentang kebaikan dan keburukan kita. Terutama keburukan,
karena tidak dapat dipungkiri lagi orang lain pasti lebih bisa menerima kebaikan
daripada keburukan orang lain. Hal ini dilakukan agar pasangan kita tidak lagi
terkejut apabila saat menjalani hubungan tingkah buruk kita diketahui, karena
sepintar-pintarnya manusia menutupi keburukannya pasti akan ketahuan juga
suatu saat. Oleh karena itu, saya beranggapan lebih baik kita menerima keburukan
pasangan kita terlebih dahulu daripada menerima kebaikannya, karena semua
manusia adalah tempat di mana kekhilafan dan kesalahan selalu terjadi.
 Pada saat menjalin hubungan, sebaiknya kita selalu saling percaya terhadap
pasangan masing-masing. Saling percaya di sini bukan berarti kita membiarkan
apasaja bebas dilakukan pasangan kita, asalkan dia suka TIDAKK… saling percaya di
sini saya maksudkan bahwa suatu sikap yang memberikan rasa percaya dengan
anggapan bahwa dia selalu bertanggung jawab dengan semua perbuatannya dan
tidak akan melakukan apapun yang bisa merusak hubungan yang sedang dijalin.
Dalam hal ini sebaiknya kita tidak terlalu berlebih dalam memberikan perhatian
apalagi sampai membuat pasangan kita sampai merasa terkekang.
 Selalu berpikiran positif atas apa yang dilakukan oleh pasangan kita.
 Dan ini adalah point penting yang belakangan ini banyak dilupakan oleh muda-
mudi saat ini dalam menjalani hubungan pacaran, dimana kita harus menjauhi apa
yang di sebut dengan melakukan hubungan badan di luar nikah. Hal ini adalah
pelanggaran berat yang melanggar kesusilaan, norma-norma agama, dan nilai-nilai
luhur hidup. Rasa sayang dan cinta dalam tahap pacaran tidak harus digambarkan
dengan melakukan hubungan ini, dewasa ini banyak pasangan yang mengatakan
bahwa mereka melakukan hubungan suami istri karena dilandaskan oleh rasa
saling cinta dan saling sayang padahal itu salah. Apabila kita mencintai dan
menyayangi pasangan kita seharusnya kita menjaga dia dan menjauhkan dia dari
hal-hal buruk seperti ini sampai kita dan pasangan kita menuju ke jenjang
pernikahan. Oleh karena itu langkah yang baik agar kita dapat terhindar dari
perbuatan ini adalah dengan cara mendekatkan diri selalu dengan TUHAN YME
melalui ajaran agama yang kita yakini masing-masing. Dan juga sebaiknya kita
masing-masing harus bisa lebih mawas diri dan mengontrol diri kita masing, kita
harus belajar membuang hawa nafsu dan pikiran-pikiran negative yang ada di
dalam diri kita sendiri.
 Sebaiknya orang tua atau keluarga kita mengetahui dengan siapa kita sedang
menjalani hubungan pacaran. Mungkin untuk sebagian orang hal ini adalah hal
yang malas untuk dilakukan, tetapi menurut saya pribadi ini adalah hal yang baik,
kita ambil satu sisi positif nya apabila orang tua kita mengetahui kita berpacaran
dengan seseorang kita lebih bisa belajar untuk menjalin hubungan pacaran yang
serius dan bukan lagi “pacaran main-mainan”. Lagipula orang tua mempunyai
pengalaman yang lebih jauh dari kita, sehingga kita bisa meminta pendapat
apabila kita perlu orang lain untuk “sharing” tentang hubungan kita.

Secara Umum Upaya untuk mengurangi/mengatasi dampak negatif pacaran


A. Upaya untuk mengatasi pacaran yang ditinjau dari sisi diri sendiri :
- Menggunakan aspek agama. Dalam hal ini kita harus mempertimbangkan aspek
agama, yang melarang tindakan seksualitas diluar nikah.
- Mengutamakan masa depan
B. Upaya untuk mengatasi pacaran yang ditinjau dari sisi Orang Tua :
- Meningkatkan keterbukaan dalam hubungan keluarga, antara anak dengan
orang tua. Seperti berkomunikasi tentang curahan hati.
- Meningkatkan rasa perhatian daan kasih sayang Orang Tua terhadap anak.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan-pembahasan di atas, dapat di simpulkan bahwa,Pacaran
adalah sesuatu yang khas dengan dunia remaja. Mereka mulai mengenal cinta setelah
pubertas. Berpacaran bukanlah sekedar bersenang-senang belaka namun pacaran akan
menjurus ke arah pernikahan. Pacaran adalah hubungan yang dijalani dua orang dalam
rangka mencari kecocokan satu sama lain dengan harapan bermuara ke hubungan
pernikahan, di dalam hubungan ini terdapat rasa sayang dan peduli terhadap satu sama
lain dan satu sama lain memiliki keterikatan tapi tidak resmi (wajib). Tetapi pacaran pada
anak remaja harus bersifat sehat dan positif, karena dengan pacaran yang sehat mereka
tidak akan tersesat dalam gaya hidup bebas.
Pacaran dapat memberikan dampak yang positif bagi remaja, akan tetapi dilain
pihak sisi negatifnya juga banyak. Gaya pacaran remaja Indonesia zaman sekarang
memang sudah terlalu berlebihan, cenderung bebas dan tidak sesuai dengan paham yang
di anut oleh Indonesia, gaya pacaran yang kini menjadi tren yang di lakoni para remaja,
seolah berlandaskan paham liberalisme yang menjunjung tinggi kebebasan, berbeda jauh
dengan gaya pacaran zaman dulu yang menjunjung tinggi nilai moral dan agama dalam
menjalin hubungan. Dampak positif pacaran tidak seberapa, karena peran pacar bisa
digantikan dengan sahabat dan orang tua, tapi dampak negatif gaya pacaran yang terlalu
berlebihan ini dapat merusak masa depan remaja dan generasi bangsa baik di tahun kini
maupun di tahun-tahun mendatang. Islam melarang yang namanya pacaran karena hal ini
telah diterangkan dalam Al Quran dan Hadis Rasulullah Shaullahu’alaihi wa salam.
Maka untuk itu kita harus mengkondisikan agar remaja berpacaran yang sehat
agak menghindari dampak negatif tadi dan diperlukan kerja sama dari berbagai pihak agar
remaja tidak terjerumus kedalam pacaran yang tidak sehat yang mengarah pada freeseks.
Islam mempunyai cara tersendiri dalam pengenalan dengan lawan jenis (orang yang
spesial) yakni dengan jalan taaruf. Taaruf adalah media syar`i yang dapat digunakan untuk
melakukan pengenalan terhadap calon pasangan.
Penulis menyimpulkan yang menjadikan Pacaran tidak boleh adalah “Aktivitasnya”
seperti saling memandang, berpegangan tangan, berdua-duaan. Dll

3.2 Kritik dan Saran


Dengan adanya penelitian ini para pembaca dapat mengetahui bagaimana agama
memandang pacaran. Ambilah keputusan sesuai dengan aturan Agama karena agama
adalah pedoman hidup. semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan menambah
pengetahuan baru tentang pacaran.
Sebagai remaja yang baik dan berpendidikan, kita harus dapat membedakan yang
mana yang baik dan buruk, yang betul dan salah, serta yang positif dan negatif. Ini semua
demi diri kita dan masa depan kita nanti. Jangan pernah coba-coba sesuatu yang belum
tentu baik, apalagi yang sudah jelas tidak baik.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah di uraikan, maka kami mengajukan


beberapa saran, antara lain :

a. Remaja harus lebih selektif


b. Penanaman pendidikan moral dan agama
c. Meningkatkan peran orang tua dalam memberi arahan.
d. Lebih mencintai diri sendiri, karena ketika kita sudah mencintai diri sendiri, kita tidak
akan membiarkan diri kita melakukan hal-hal yang hanya akan menjerumuskan ke hal-
hal yang negatif.
e. Berorientasi pada masa depan
f. Tidak mencintai orang lain (pacar) berlebih dari kita mencintai diri kita sendiri dan
Tuhan, karena ketika kita mencintai orang lain melebihi kita mencintai Tuhan dan diri
kita sendiri, kita akan cenderung memberikan segalanya kepada orang tersebut, tanpa
peduli, itu adalah hal yang baik atau tidak.
g. Harus pandai-pandai mengendalikan nafsu. Jika merasa masih belum mampu
mengendalikan nafsu, lebih baik jangan coba-coba menjalin hubungan pacaran,
daripada harus terjerumus ke lembah kebinasaan.
h. Jadikan agama dan keimanan sebagai alat untuk membatasi atau mengontrol diri
dalam berpacaran agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas atau seks bebas.
i. Bagi mempunyai pacar diharapkan untuk bisa menjaga diri, kehormatan kesucian dan
nama baik dirinya sendiri, keluarga, agama, almamater dan daerah asalnya serta
bangsanya.
j. Jadikan pacaran sebagai motivasi atau penyemangat untuk berprestasi dalam bidang
pendidikan.
Ada baiknya tidak usah pacarantetapi melalui ta’aruf saja sesuai yang di ajarkan
agama kita (islam) agar segala macam fitnah tidak terjadi. Bagi yang mempunyai
pasangan atau pacar(ta’aruf) yang harus diperhatikan antara lain:
1. Bertanggung jawab;
2. Sabar atau mengontrol emosi;
3. Mencintai sebatas saudara;
4. Menepati janji;
5. Bisa menjaga kehormatan dan kebaikan bersama;
6. Mampu membimbing pasangan ke arah yang positif;
7. Menghargai kepribadian pasangan;
8. Setia.
Bagi yang belum mempunyai pasangan atau pacar(ta’aruf) yang harus
diperhatikan antara lain:
1. Selesaikan pendidikan terlebih dahulu;
2. Berpikir ke arah yang lebih positif misalnya memikirkan masa depan yang lebih baik;
3. Belajar lebih tekun;
4. Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya;
5. Perbanyak teman secara luas(mengetahui batasan dalam Islam).
DAFTAR PUSTAKA

www.google.com
www.wikipedia.com
forum.detik.com
www.wordpress.com
www.scribd.com
Internet dan Jejaring sosial facebook, twiter dll ……………………………..
memeichan.blogspot.com/2010/02/apa-itu-remaja.html
urehtm.blogspot.com/2008/08/apakah-remaja-itu.html
lifestyle.kompasiana.com/urban/2010/12/29/apa-itu-pacaran
http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-pacaran.html
http://www.anakciremai.com/2008/04/makalah-psikologi-tentang-psikologi.html
http://forum.vivanews.com/lajang/115208-7-alasan-remaja-ingin-mempunyai-pacar.html
http://www.psychologymania.com/2012/02/apakah-pacaran-itu-sebuah-kebutuhan.html
http://www.scribd.com/doc/16577941/Pacaran-Di-Kalangan-Remaja-Sekarang.html
http://rizkyindrawan.wordpress.com/tag/pacaran- lingk-sos-bud-teknologi-agama.html
http://www.psychologymania.com/2011/04/seberapa-penting-pacaran-sebelum.html
http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/12/alasan-alasan-yang-umum-untuk.html
http://www.untukku.com/artikel-untukku/pacaran-positif-dan-pacaran-sehat-html
http://www.academia.edu/4052364/Dampak_Positif_dan_Negatif_Pacaran_Bagi_Remaja
http://jackysitinjak.blogspot.com/2011/05/bagaimana-hubungan-pacaran-sehat.html
http://ranamaiza.speedytaqwa.com/post/kategori/182/fiqih

Anda mungkin juga menyukai