Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian belajar
Pengertian belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu
untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang
telah dipelajari. Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang
dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan
sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau tanggapan, karena adanya pengalaman baru,
memiliki kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan aktivitas berlatih. Arti belajar adalah suatu
proses perubahan kepribadian seseorang dimana perubahaan tersebut dalam bentuk
peningkatan kualitas perilaku, seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir,
pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya. Belajar merupakan sesuatu yang
berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam masing-masing tingkatan
pendidikan.
Agar lebih memahami apa arti belajar, kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli
berikut ini :

 Menurut Winkel
Pengertian belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengelolaan pemahaman.

 Menurut Ernest R. Hilgard (1984)


Belajar diartikan sebagai proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang
kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang
ditimbulkan oleh lainnya.

Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula.
Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat
kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.

 Menurut Gagne (1977)


Definisi belajar menurut Gagne merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan
dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu
berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu.

Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan
perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang hanya bersifat naluriah.

 Menurut Moh. Surya (1981)


Definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa
diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah
perubahan dari diri seseorang.
 Menurut Nasution
Pengertian belajar menurut Nasution didefinisikan sebagai proses untuk menambah
dan mengumpulkan sejumlah pengetehuan.

 Menurut W. Gulo (2002)


Pengertian belajar menurut W. Gulo adalah suatu proses yang berlangsung di dalam
diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir,
bersikap, dan berbuat

 Menurut Notoatmodjo
Arti belajar menurut pendapat Notoatmodjo adalah usaha untuk menguasai segala
sesuatu yang berguna untuk hidup.

 Menurut Djamarah
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

 Menurut Bell-Gredler (2008)


Pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan
aneka ragam kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude),
yang diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa
tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

 Menurut Ahmadi A.
Menurut Ahmadi, pengertian belajar secara singkat adalah sebuah proses perubahan
dalam diri manusia.

Setidaknya ada delapan jenis belajar yang dilakukan oleh manusia. Adapun beberapa
jenis belajar adalah sebagai berikut:

1. Belajar rasional, yaitu proses belajar menggunakan kemampuIYan berpikir sesuai


dengan akal sehat (logis dan rasional) untuk memecahkan masalah.

2. Belajar abstrak, yaitu proses belajar menggunakan berbagai cara berpikir abstrak
untuk memecahkan masalah yang tidak nyata.

3. Belajar keterampilan, yaitu proses belajar menggunakan kemampuan gerak motorik


dengan otot dan urat syaraf untuk menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.

4. Belajar sosial, yaitu proses belajar memahami berbagai masalah dan cara
penyelesaian masalah tersebut. Misalnya masalah keluarga, persahabatan, organisasi,
dan lainnya yang berhubungan dengan masyarakat.
5. Belajar kebiasaan, yaitu proses pembentukan atau perbaikan kebiasaan ke arah
yang lebih baik agar individu memiliki sikap dan kebiasaan yang lebih positif sesuai
dengan kebutuhan (kontekstual).

6. Belajar pemecahan masalah, yaitu belajar berpikir sistematis, teratur, dan teliti atau
menggunakan berbagai metode ilmiah dalam menyelesaikan suatu masalah.

7. Belajar apresiasi, yaitu belajar kemampuan dalam mempertimbangkan arti atau


nilai suatu objek sehingga individu dapat menghargai berbagai objek tertentu.

8. Belajar pengetahuan, yaitu proses belajar berbagai pengetahuan baru secara


terencana untuk menguasai materi pelajaran melalui kegiatan eksperimen dan
investigasi.

B. Pengertian pembelajaran

Pembelajaran atau dalam bahasa inggris biasa diucapkan dengan learning merupakan
kata yang berasal dari to learn atau belajar. Susanto, Ahmad (2013: 18-19) kata
pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas
belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada peserta didik, sementara
mengajar secara instruksional dilakukan oleh guru, jadi istilah pembelajaran adalah
ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar, proses belajar mengajar atau kegiatan
belajar mengajar. Secara psikologis pengertian pembelajaran ialah suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku secara
menyeluruh, sebagai hasil dari interaksi individu itu dengan lingkungannya.

C. Teori -teori belajar dan pembelajaran

1. Teori Behaviorisme

Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan
dihasilkan oleh respon pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan
dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi
yang diinginkan. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang
berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik yang menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Aliran psikologi belajar
yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktek
pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori
behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang
belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan
semakin kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai
hukuman.
2. Teori Humanistik

Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses
belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaikbaiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku
balajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatannya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya,
yaitu membantu masingmasing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada
dalam diri mereka.

3. Teori Belajar Konstrustivisme

Kontruktivisme berasal dari kata kontruksi yang berarti “membangun”. Ketika masuk
ke dalam kontek filsafat pendidikan maka kontruksi itu diartikan dengan upaya dalam
membangun susunan kehidupan yang berbudaya maju. Gagasan tentang teori ini
sebenarnya buhkan hal baru, karena segala hal yang dilalui di kehidupan merupakan
himpunan dan hasil binaan dari pengalaman yang menyebabkan pengetahuan muncul
dalam diri seseorang. Teori kontruktivisme mendefinisikan belajar sebagai aktivitas
yang benar-benar aktif, dimana peserta didik membangun sendiri pengetahuannya,
mencari makna sendiri, mencari tahu tentang yang dipelajarinya dan menyimpulkan
konsep dan ide baru dengan pengetahuan yang sudah ada dalam dirinya.

D. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

 Tujuan Intruksional, Tujuan Pembelajaran, dan Tujuan Belajar Pendidik


merumuskan tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
Tujuan instruksional khusus (TIK) atau tujuan pembelajaran khusus (TPK)
juga disebut sebagai sasaran belajar mahasiswa. Tujuan instruksional
(pembelajaran) khusus (TIK/TPK) mempertimbangkan pengetahuan awal dan
kebutuhan belajar mahasiswa. Dari segi dosen tujuan instruksional dan tujuan
pembelajaran merupakan pedoman tindak mengajar dengan acuan berbeda.
Tujuan instruksional (umum dan khusus) dijabarkan dari kurikulum yang
berlaku secara legal di Perguruan Tinggi. Dari segi mahasiswa, sasaran belajar
tersebut murupakan panduan belajar. Panduan belajar tersebut harus diikuti,
sebab mengisyaratkan kriteria keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar
mahasiswa merupakan prasyarat belajar selanjutnya. Keberhasilan belajar
mahasiswa berarti tercapainya tujuan belajar mahasiswa dengan demikian
merupakan tercapainya tujuan instruksional dan sekaligus tujuan belajar bagi
mahasiswa.
 Mahasiswa dan Tujuan Belajar Mahasiswa adalah subjek yang terlibat dalam
kegiatan belajar mengajar di kampus. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa
mengalami tindak mengajar, dan merespon dengan tindak belajar. Pada
umumnya semula mahasiswa belum menyadari pentingnya belajar. Berkat
informasi dosen tentang sasaran belajar, maka mahasiswa mengetahui apa dan
arti bahan belajar baginya. Maka dapat disimpulkan bahwa Tujuan Belajar
adalah merubah tingkah laku dan perbuatan yang ditandai dengan kecakapan,
keterampilan, kemampuan dan sikap sehingga tercapainya hasil belajar yang
diharapkan.
 Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang
perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Segala kegiatan
pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Dilihat dari
sejarahnya, tujuan pembelajaran pertama kali diperkenalkan oleh B. F Skinner
pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (Behavioural
science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian
diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku yang berjudul: “Preparing
Instructional Objective” pada tahun 1970 diseluruh lembaga pendidikan
termasuk di Indonesia. Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan saja
memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar, tetapi dari
segi efisiensi diperoleh hasil belajar yang maksimal. Dapat disimpulkan bahwa
Belajar dan pembelajaran adalah dua kata yang sangat erat kaitannya dalam
mendidik peserta didik agar nantinya dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

E. Ciri – ciri Belajar dan Pembelajaran

 Ciri – ciri belajar

Ciri Belajar Djamarah (2011: 15-17) menyatakan, jika hakekat belajar


adalah peru-bahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu
yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar.

a) Perubahan yang Terjadi Secara Sadar


b) Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional
c) Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif
d) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara
e) Perubahan dalam Belajar Bertujuan dan Terarah
f) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku

 Ciri-ciri Pembelajaran

1) Memiliki tujuan yaitu untuk membentuk peserta didik dalam suatu


perkembangan tertentu.

2) Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode dan teknik yang


direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3) Fokus materi ajar, terarah dan terencana dengan baik.

4) Adanya aktivitas peserta didik merupakan syarat mutlak bagi


berlangsungnya kegiatan pembelajaran

5) Aktor pendidik yang cermat dan tepat


6) Terdapat pola aturan yang ditaati pendidik dan peserta didik dalam proporsi
masing-masing

7) Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran

8) Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil

F. Jenis -jenis belajar dan Pembelajaran

 Jenis-jenis belajar

Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas bahwa belajar


menekankan kepada pembiasaan seperti dalam pengkondisian klasik,
belajar terjadi secara sadar ataupun secara tidak sadar. Jenis jenis
belajar yang dikembangkan oleh ahli memiliki ragam yang sangat
banyak. Jenis-jenis belajar menurut Suyono & Hariyanto (2014: 129)
yaitu: belajar sederhana tanpa asosiasi, belajar asosiasi, pembeajaran
melalui pemberian kesan, belajar observasional, bermain, enkulturasi,
belajar dengan multimedia, e-learning, belajar dengan menghafal,
belajar informal, belajar formal, dan belajar non formal. Lebih jelasnya
maka berikut akan dikelompokan jenis-jenis belajar.

a. Belajar Berlandaskan Behaviorisme


b. Belajar Berlandaskan Kognitivisme dan Konstruktivisme
c. Belajar Berdasarkan Robert M Gagne
d. Belajar Berdasarkan Pengorganisasian

 Jenis- jenis pembelajaran

Pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari banyak jenisnya, tergantung


sesuai dengan kebutuhan. Dilihat dari aspek pembelajaran yang
dicapai, dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:

(1) pembelajaran keterampilan,

(2) pemelajaran sikap,

(3) pembelajaran pengetahuan, dsb,


sedangkan Gagne membagi pembelajaran menjadi beberapa kategori
dari tingkat yang sederhana hingga ke tingkat yang rumit, yaitu

(1) pembelajaran melalui isyarat,

(2) pembelajaran rangsangan tindak balas,

(3) pembelajaran melalui perantaian,

(4) pembelajaran melalui perkaitan verbal,

(5) pembelajaran dengan membedakan,

(6) pembelajaran konsep,

(7) pembelajaran menurut aturan,

(8) pembelajaran melalui penyelesaian masalah.

Anda mungkin juga menyukai