Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan yang terjadi pada semua orang
yang berlangsung seumur hidup. Dari proses belajar akan ada hasil yang ditimbulkan
yaitu berupa perubahan tingkah laku pada diri individu, perubahan tingkah laku
tersebut menyangkut perubahan dalam aspek pengetahuan (kognitif),keterampilan
(psikomotor) dan sikap (afektif).Dari istilah belajar ada juga istilah “pembelajaran”.
Pembelajaran yang dimaksud ini merupakan usaha sadar dan terencana dengan
maksud agar terjadi proses belajar pada diri seseorang. Dalam proses belajar sendiri
banyak hal-hal penting yang harus diketahui dan dipahami oleh pengajar/ guru
mengenai apa saja yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran agar proses
belajar peserta didik dapat berjalan dengan baik.Oleh karena itu, sebagai seorang yang
bergerak dalam bidang Pendidikan (khususnya guru) perlu mempelajari hakikat dari
belajar, agar pendidik dapat memahami proses belajar/gaya belajar pada tiap peserta
didik yang bermacam-macam dan kendala atau hambatan-hambatan dari proses
belajar tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian belajar?
2. Apa-apa saja ciri-ciri perilaku dalam belajar?
3. Apa tujuan dari belajar?
4. Bagaimana dengan prinsip-prinsip belajar?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi belajar?
6. Bagaimana cara belajar yang efektif?
7. Bagaimana belajar dalam konsep islam?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian belajar
2. Untuk mengetahuiciri-ciri perilaku dalam belajar
3. Untuk mengetahui tujuan dari belajar
4. Umtuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip belajar
5. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi belajar
6. Untuk mengetahui cara belajar yang efektif
7. Untuk mengetahui belajar dalam konsep islam

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan
kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar merupakan
proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan
sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Kemampuan manusia
untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan
makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun
bagi masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar secara terus akan
memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi
masyarakat belajar mempunyai peran penting dalam mentransimisikan budaya dan
pengetahuan dari generasi ke generasi (Bell- Gredler, 1986).
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar
merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian
menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan
oleh lainnya.
Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku (M. Ngalim P, 1997:85) yaitu
proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses
berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami
sesuatu yang dipelajari.
Proses Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikirdan
merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif.
Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan-perubahan tersebut,
tentunya si pelaku juga akan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan
bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya
B. Ciri-Ciri Perilaku Dalam Belajar
Perilaku belajar tidak dapat dipisahkan dari berbuatan belajar,karena belajar
merupakan suatu proses,sedangkan preatasi belajar adalah hasil dari proses
pembelajaran itu sendiri. Bagi seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban.
Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar
yang dialami oleh siswa tersebut.
Menurut Logan,dkk (1976) dalam Sia Tjundjing (2001:70) belajar dapat
diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan latihatan. Senada dengan hal tersebut , Winkel (1997:193)
berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivutas

2
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat relatif konstan dan berbekas.
Belajar tidak hanya dapat dilakukan disekolah saja, namun dapat dilakukan
dimana-mana, seperti runah ataupun dilingkungan masyarakat. Irwanto (1997:105)
berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi
sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan menurut Mudzakir (1997:34) belajar adalah suatu usaha atau
kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup
perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan
sebagainya.
Di dalam belajar, siswa mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu,
karena itu menurut Cronbach (Sumadi Suryabrata, 1998:231) : "Belajar yang sebaik-
baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu pajar mempergunakan
pancainderanya. Pancaindera tidak terbatas hanya indera penglihatan saja, tetapi juga
berlaku bagi indera yang lain".
Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa,
namun semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah
laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas (Mubihhin Syah,
2000:116) antara lain:
a. Perubahan Intensional
Perubahan dalam proses belajar adalah karena pengalaman atau
praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa
menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan
pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.
b. Perubahan Positif dan Aktif
Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan
serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih
baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi
karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan.
c. Perubahan Efektif dan Fungsional
Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaan
tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan salam diri siswa tersebut relatif
menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan
dimanfaatkan lagi.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yanh baru secara keseluruhan, secara sengaja,disadari dan perubahan tersebut
relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam
berinteraksi dengan lingkungannya
C. Tujuan Belajar
Dalam tujuan pembelajaran yang menjadi kunci dalam rangka menentukan
tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri.

3
Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yan hendak dicapai dan
dikembangkan dan diapresiasikan. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk
kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru sendiri
adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan
memilih tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat diukur.
Untuk merumuskan tujuan pembelajaran kita harus mengambil suatu rumusan
tujuan dan menentukan tingkah laku siswa yang spesifik yang mengacu ke tujuan
tersebut. Tingkah laku yang spesifik harus dapat diamati oleh guru yang ditunjukkan
oleh siswa, misalnya membaca lisan, menulis karangan, untuk
mengoperasionalisasikan tujuan suatu tingkah laku harus didefinisikan di mana guru
dapat mengamati dan menentukan kemajuan siswa sehubungan dengan tujuan
tersebut.
Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku
dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui belajar
diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif,
tetapi juga pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya adalah untuk
memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Benyamin S Bloom,
menggolongkan bentuk tingkah laku sebagai tujuan belajar atas tiga ranah, yakni:
1) Ranah Kognitif
2) Ranah Afektif
3) Ranah Psikomotorik.
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan
beberapa pengertian tujuan pembelajran yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu
sebagai berikut:
Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah
perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan
tingkat kompetensi tertentu.
Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan
pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau
penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil
belajar yang diharapkan.
Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang
diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.
Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu
deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsung pembelajaran .
Tujuan pembelajaran pada hakekatnya mempunyai kedudukan yang sangat
penting. Tujuan pembelajaran ini merupakan landasan bagi:
1. Penentuan isi (materi) bahan ajar.
2. Penentuan dan pengembangan strategi pembelajaran.
3. Penentuan dan pengembangan alat evaluasi.

4
Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan atas tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum adalah pernyataan umum tentang hasil pembelajaran yang
diinginkan yang mengacu pada struktur orientasi, sedangkan tujuan khusus adalah
pernyataan khusus tentang hasil pembelajaran yang diinginkan yang mengacu pada
konstruk tertentu.1
Tujuan umum pembelajaran dapat dibedakan atas:
 Tujuan yang bersifat orientatif, dapat diklasifikasikan pula atas 3 tujuan, yakni:
a. Tujuan orientatif konseptual. Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran
adalah agar siswa memahami konsep-konsep penting yang tercakup dalam
suatu bidang studi.
b. Tujuan orientatif procedural. Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran
adalah agar siswa belajar menampilkan prosedur.
c. Tujuan orientatif teoritik. Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran
adalah agar siswa memahami hubungan kausal penting yang tercakup
dalam suatu bidang studi.
 Tujuan pendukung dapat diklasifikasikan menjadi 2 tujuan, yakni:
a. Tujuan pendukung prasyarat, yaitu tujuan pendukung yang menunjukkan
apa yang harus diketahui oleh siswa agar dapat mempelajari tugas yang
didukungnya.
b. Tujuan pendukung konteks, yaitu tujuan pendukung yang membantu
menunjukkan konteks dari suatu tujuan tertentu dengan tujuan yang
didukungnya.
Selain tujuan umum dan tujuan khusus di atas, terdapat pula tujuan
pembelajaran yang lain yaitu untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak
dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.

D. Prinsip-Prinsip Belajar
Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai
dasar dalam upaya pembelajaran, yang baik bagi siswa untuk meningkatakan upaya
belajarnya maupun bagi guru yang digunakan untuk meningkatkan upaya
mengajarnya. Berikut ini adalah contoh prinsip-prinspnya:
1. Prinsip Kesiapan
Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang dipengaruhi
kesiapan siswa atau kondisi siswa yang memungkinkan ia dapat belajar.
2. Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk mengatur
arah kegiatan dan memelihara kondisi tersebut.
3. Prinsip Persepsi
Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan dipengaruhi
oleh perilaku individu itu sendiri. Setiap individu dapat melihat dunia dengan
caranya sendiri yang berbeda dari yang lain.
4. Prinsip Tujuan

5
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap individu.
Tujuan ini harus lebiah jelas tergambar dalam pikiran dan dapat diterima oleh
setiap peserta didik dalam proses pembelajaran itu terjadi.

5. Prinsip Perbedaan Individual


Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam
kelas dan dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-
tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal
memenuhi kebutuhan seluruh siswa.
6. Prinsip Transfer dan Retensi
Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat menyimpan
dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru dan pada akhirnya dapat
digunakan dalam situasi yang lain. Proses itulah yang disebut dengan Proses
Transfer. Sedangkan yang dimaksud dengan Retensi adalah kemampuan
sesesorang untuk menggunakan lagi hasil belajar.
7. Prinsip Belajar Kognitif
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep,
penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya
membentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi. Dalam
prinsi ini akan melibatkan proses pengenalan dan penemuan.
8. Prinsip Belajar Afektif
Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsur yaitu nilai emosi, dorongan,
minat dan sikap. Prinsip belajar afektif seseorang akan menemukan bagaimana ia
menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru.
9. Prinsip Belajar Evaluasi
Belajar evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya
pelaksanaan pelatihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji
kemajuan dalam pencapaian tujuan.
10. Prinsip Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor individu menetukan bagaimana ia mampu
mengendalikan aktifitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek
mental dan fisik.
Secara umum, prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan:
 Perhatian dan Motivasi
 Keaktifan
 Keterlibatan langsung atau pengalaman
 Pengulangan
 Tantangan
 Balikan dan Penguatan (law of effect)
 Perbedaan individual

E. Faktor yang Mempengaruhi Belajar


Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi belajar.
Diantaranyasebagai berikut:

6
1. Faktor Internal yang Mempengaruhi Belajar Peserta Didik
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Faktor internal dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor, yaitu:

a. Faktor jasmani
Faktor jasmani terdiri dari atas:
1) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-
bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal
sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang
terganggu. Selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah
pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-
gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Agar
seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan
badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-
ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, makan, tidur dan beribadah.
2) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat itu dapatberupa buta,
setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-
lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat
belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada
lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat
menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya.

a. Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah : intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Untuk
mendapatkan penjelasan tentang ketujuh faktor tersebut di atas dapat di
uraikan sebagai berikut:
1) Inteligensi
Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari:
- kecakapan untuk menghadapi dan menyusuaikan kedalam situasi
yang baru dengan cepat dan efektif.
- Mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif.
- Mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Iteligensi besar pegaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi
yang sama, siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil
dari pada yang mempuyai tingkat inteligensi yang rendah. Walaupun begitu
siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi belum pasti berhasil
dalam belajarnya. Hal ini disebabkan belajar adalah suatu proses kompleks
dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan inteligensi adalah

7
salah satu faktor di antara faktor yang lain. Jika faktor lain itu bersifat
menghambat/mempengaruh negatif terhadap belajar, akhirnya siswa gagal
dalam belajarnya. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal
dapat berhasil dengan baik dalam belajar jika ia belajar dengan baik
Maksudnya belajar dengan menerapkan metode yang efesien dan
faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya. Seperti faktor jasmaniah,
psikologi, keluarga, sekolah dan masyarakat memberi pengaruh yang positif.
Jika siswa memiliki inteligensi yang rendah, ia perlu mendapat perhatian dan
pendidikan dilembaga pendidikan khususnya.
2) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-
mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk
dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak
menjadi perhatian siswa maka timbul kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka
belajar.
Agar siswa dapat belajar dengan baik,usahakanlah bahan pelajaran
selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai
dengan hobbi ataupun bakatnya.
3) Minat
Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi, beberapa
dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu
yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat
selalu diikuti dengan perasaan senang, dan dari situ diperoleh suatu
keputusan.Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang di pelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-
segan untuk belajar, ia tidak memperoleh keputusan dari pelajaran itu. Bahan
pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih muda dipelajari dan dikuasi,
karena minat dapat menambah kegiatan belajar.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat
diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara
menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal
yang berhubungan dengan cita-citanya serta kaitannya dengan bahan pelajaran
yang sedang dipelajarinya itu.
4) Bakat
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu
dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud. Bakat memerlukan latihan dan
pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang.
Selain, kecerdasan bakat merupakan faktor yang menentukan berhasil
tidaknya seseorang dalam belajar. Belajar pada bidang yang sesuai dengan
bakatnya akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk

8
berhasil.Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat dalam berbahasa dan
bersastra misalnya, akan lebih cepat dapat menguasai bahan dan sastra
dibandingkan dengan orang lain yang kurang tahu tidak berbakat di bidang itu.
Bakat juga dapat mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari
siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya cendrung lebih baik.
Karena ia senang belajar dan pastilah ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.
Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa belajar di sekolah yang sesuai
dengan bakatnya.
5) Motifasi
Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk
melakukan sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh
kebutuhan individu yang ingin dipenuhi. Ada dua macam motivasi yaitu
motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi
yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan,
motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau
motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya
angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan
dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua
pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan memiliki,
kemampuan pada suatu mata pelajaran, baik itu pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang mampu dikembangkan, siswa diharapkan dapat mengalih
gunakan kemampuan-kemampuan tersebut dalam mengahadapi
masalahmasalah dalam berbagai bidang pelajaran. Kemampuan bernalar,
kemampuan memilih strategi yang cocok dengan permasalahannya, maupun
kemampuan menerima dan mengemukakan suatu informasi secara tetap dan
cermat merupakan kemampuan umum yang dapat digunakan dalam berbagai
bidang.Motifasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.
Didalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi
untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab
berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya. Dalam
proses belajar haruslah diperhatikan apa yang mendorong siswa agar dapat
belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk berfikir dan memutuskan
perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan, dan
menunjang dalam belajar. Motif-motif di atas dapat juga ditanamkan kepada
diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan dan kebiasaan-kebiasaan
yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.Dari
penjelaan-penjelasan di atas jelaslah bahwa motifasi yang kuat sangatlah perlu
dalam belajar. Dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan
dengan adanya Latihan-latihan dan kebiasaan-kebiasaan dan juga pengaruh
lingkungan memperkuat. Jadi, latihan dan kebiasaan itu sangat perlu dalam
belajar.
6) Kematangan

9
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang
yang alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
Misalnya, anak dengan kakaknya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan
jari-jarinya sudah siap untuk menulis, denagan otaknya sudah siap untuk
berfikir, dan lain-lain. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan
kegiatan secara terus menerus. Untuk itu diperlukan latihan-latihan dan
belajar. Dengan kata lain, anak yang sudah siap (matang) belum dapat
melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih berhasil jika
anak sudah siap (matang). Jadi, kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu
terganggu dari kematangan dan belajar.
7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atu berinteraksi.
Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan
kematangan, karena kematanagn berarti kesiapan untuk melaksanakan
kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika
siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan
cendrung lebih naik.
a. Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
(bersifat psikis).Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi
karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga
darah tidak/kurang lancar pada bagian tertentu.
Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuhan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga
sulit untuk berkonsentrasi seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.
Kelelahan rohani dapat terjadi terus menerus memikirkan masalah yang
dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu sama tanpa ada
variasi, dan megerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan
bakat, minat, dan perhatiannya.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kelelahan itu juga dapat
mempengaruhi belajar siswa. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah
menghindari agar jangan samapi terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu
diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan. Kelelahan baik kelelahan jasmani
maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara sebagai berikut :
 Tidur
 Istirahat
 Mengusahakan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja
 Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran
darah,misalnya obat gosok
 Rekriasi dan ibadah yang teratur

10
1. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Belajar Peserta Didik
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut
mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan
masyarakat.
1) Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal dari orang tua utamanya adalah cara mendidik orang tua
terhadap anaknya. Dalam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua
mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire.
Cara atau tipe mendidik yang demikian masing-masing mempunyai kebaikan dan
ada pula kekurangannya. Salah satu tipe mendidik yang sesuai dengan
kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe di atas, karena orang
tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan masuk terlalu dalam.
Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan
bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri
handayani. Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan
kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua
juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak
langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan
yang kurang tertib dalam belajar.
Di dalam pergaulan di lingkungan keluarga hendaknya berubah menjadi
situasi pendidikan, yaitu bila orang tua memperhatikan anak, misalnya anak
ditegur dan diberi pujian….” Pendek kata, motivasi, perhatian, dan kepedulian
orang tua akan memberikan semangat untuk belajar bagi anak.
2) Faktor yang berasal dari sekolah
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang
ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab
kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan
mengajarnya. Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan
perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang
diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan, kemampuan,
dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur
tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak
dalam belajar.
3) Faktor yang berasal dari masyarakat
Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat
kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit
dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak,
masyarakat juga ikut mempengaruhi. Selain itu masih terdapat faktor
penghambat prestasi belajar yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar diri
siswa. Faktor dari
dalam yaitu kesehatan, kecerdasan, perhatian, minat dan bakat. Sedangkan
faktor dari luar diri siswa yaitu keluarga , sekolah,disiplin yang diterapkan di
sekolah, masyarakat, lingkungan tetangga, dan aktivitas organisasi. Menurut
Muhibbinsyah, faktorfaktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu:

11
a. Faktor internal (faktor dalam diri pesrta didik), keadaan/kondisijasmani dan
rohani peserta didik.
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan
peserta didik.
c. Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar peserta didik yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk
melakukan kegiatan pembelajaran peserta didik.
F. Cara Belajar efektif
Belajar yang efektif adalah cara belajar secara kuantitatif dan berkualitas,
berkesinambungan sehingga menimbulkan perubahan secara akademis dan perilaku
yang lebih baik (disiplin dan kebiasaan). Agar belajar secara efektif dapat terwujud,
siswa harus dimotivasi agar giat belajar. Motivasi sangat penting dalam kaitannya
mengupayakan prestasi optimal siswa. Motivasi perlu dibangun oleh sekolah melalui
unsur guru, karyawan administrasi, siswa dan kepala sekolah. Pada dasarnya motivasi
itu bersumber dari adanya kebutuhan(teori Moslow). Maka untuk menumbuhkan
motivasi berprestasi bagi siswanya, kepala sekolah dapat menggunakan berbagai cara,
yaitu diantaranya :
a) ciptakan iklim kerja keras,
b) jadikan prestasi sebagai acuan
c) tumbuhkan semangat persaingan positif,
d) terkankan keimanan dan ketaqwaan pada diri siswa,
e) aktifkan mengikuti berbagai lomba.
Selain siswa dimotivasi agar giat belajar, juga terdapat factor-faktor yang
mempengaruhi siswa belajar secara efektif, yaitu :
1. Faktor Internal, mencakup 3 faktor yaitu :
a) Faktor jasmani (fisik)
b) Faktor psikologis (jiwa)
c) Faktor kelelahan
2. Faktor Eksternal, mencakup 3 faktor yaitu :
a) Faktor keluarga : faktor pertama dan utama, karena keluarga memiliki
pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak, karena
sebagian besar kehidupan anak berada ditengah-tengah keluarganya.
b) Faktor sekolah : lembaga pendidikan secara resmi menyelenggarakan
pendidikan secara sistematis, berencana, sengaja dan terarah, yang dilakukan
oleh pendidik yang profesional dengan program yang dituangka kedalam
kurikulum tertentu dan diikuti oleh peserta didik pada setiap jenjang tertentu.
c) Faktor masyarakat : pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh
anggotanya, tetapi tidak sistematis.
d) Cara belajar yang efektif di sekolah : Biasakan berangkat sekolah tepat
waktu, tidak terlambat dan tidak membolos, karena pelanggaran dengan
segala konsekuensinya akan membawa jiwa tidak tenang.
Jadilah siswa yang simpatik, karena orang yang simpatik akan disenangi
banyak orang.
Proaktif dalam belajar

12
Bila ada pelajaran yang kosong, manfaatkan perpustakaan. Ingat, waktu
berjalan sekali dan tidak akan terulang.
 Bacalah buku di perpustakaan baik yang ada kaitannya dengan mata pelajaran
maupun buku-buku umum
 Lengkapi buku catatan
 Biasakan berdoa sebelum beraktifitas
 Usahakan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan segar
 Biasakan baca dulu sebelum guru mengajar
 Biasakan mengulang pelajaran yang diberikan guru di sekolah sesampai di
rumahSelalu berdoa agar diberikan kemudahan dalam belajar dan mengerjakan
ulangan atau ujian di sekolah.

Cara belajar yang efektif di rumah :


 Mengatur waktu belajar
 Mengulang pelajaran atau menghafal
 Membuat ringkasan
 Membaca dengan baik
 Mengerjakan latihan-latihan dan PR serta tugas yang diberikan guru di sekolah
untuk diselesaikan di rumah.

Cara Mengatasi Kesulitan Belajar


Kesulitan belajar ditunjukkan dengan kegagalan-kegagalan mencapai prestasi
akademik sesuai dengan kapasitas yang diinginkan. Kesulitan ini dapat diketahui
ketika siswa gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan akademik.
Beberapa faktor penyebab kesulitan belajar, yaitu :
1) Faktor Internal (dari diri sendiri) : Faktor ini timbul dari siswa sendiri yang sering
kali menganggap remeh dan tidak berusaha memperbaiki, yang termasuk dalam
sebab ini, yaitu :
 Siswa tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas
 Siswa kurang berminat terhadap pelajaran
 Kesehatan siswa terganggu
 Kebiasaan belajar yang kurang menguntungkan bagi siswa
2) Faktor Eksternal : Faktor keluarga (ekonomi, kurang kontrol keluarga, tidak ada
dukungan keluarga)

G. Belajar dalam Konsep Islam


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman.
Sedangkan menurut al ghazali, belajar adalah proses memanusiakan manusia
sejak masa kejadiannya sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan
yang di sampaikan dalam bentuk pengajaran yang teerhadap, dimana proses proses
pembelajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua, dan masyarakat menuju
pendekatan diri kepada allah menuju manusia sempurna.

13
Dari pengertian diatas dapat kita cermati sebagai berikut :
1. Belajar adalah proses memanusiakan manusia.
2. Waktu belajar adalah seumur hidup, dimuli sejak lahir hingga akhir hayat.
3. Belajar adalah proses pengalihan pengetahuan dari guru kepada murid.
Sedangkan Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan
kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk
berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka mengajar
sebagai kegiatan guru. Disamping itu ada beberapa difinisi lain, yang dirumuskan
secara rinci dan tampak bertingkat. Dalam pengertian yang luas, mengajar diartikan
sebagai suatau aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkunagn sebaik-
baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau
dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi ynag kondusif untuk
berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian
rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun
rohani, baik fisik maupun mental.
B. Ayat-Ayat dan Hadist Tentang Kewajiban Belajar Mengajar.
Hukumbelajarataumenuntutilmuadalahwajib seperti sabda Rasululla Saw :
‫َطَلُب ْالِع ْلِم َفِرْيَض ٌة َع َلى ُك ِّل ُم ْس ِلٍم َو ُم ْس ِلَم ٍة‬
Rasulullah Saw bersabda : Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap
muslim laki-laki maupun perempuan.

Dari penjelasan hadist di atas sudah sangat jelas bahwasanya hukum menuntut
ilmu bagi kaum muslim maupun muslimat yaitu fardu (wajib) dan Ilmu yang wajib di
pelajari adalah Ilmu yang di perlukan untuk menghadapi tugas atau kondisi dirinya
misalkan kita di wajibkan menjalankan sholat,maka wajib bagi kita memiliki ilmu
yang berkaitan dengan sholat, secukupnya guna menunaikan kewajiban tersebut,
Wajib pula mempelajari Ilmu-ilmu lain yang menjadi sarana dalam menunaikan
kewajibannya.
Begitu pentingnya ilmu hingga allah berfirman dalam surat al-alaq yang mana
merupakan surat pertama yang di turunkan allah kepada nabi muhammad saw melalui
perantara malaikat jibril as.
‫) َع َّلَم اِإْل ْنَساَن َم ا َلْم َيْع َلْم‬4( ‫) اَّلِذ ي َع َّلَم ِباْلَقَلِم‬3( ‫) اْقَر ْأ َو َرُّبَك اَأْلْك َرُم‬2( ‫) َخ َلَق اِإْل ْنَساَن ِم ْن َع َلٍق‬1(‫اْقَر ْأ ِباْس ِم َرِّبَك اَّلِذ ي َخ َلَق‬

Yang berarti :
1. Bacalah dengan ( menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan.
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah,dan tuhanmulah yang maha pemurah.
4. Yang mengajar ( manusia) dengan perantara qalam.
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak di ketahui.

Dari wahyu yang pertama ini allah memberikan petunjuk, sejatinya melalui
perantara alat tulis manusia memelihara dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
mendokumentasikan hukum-hukum, menyampaikan surat sebagai ganti dirinya,dan
berbagai keperluan. Tentu semua ini merupakan nikmat besar dari allah saw,sebab
seandainya tidak ada keterampilan membaca dan menulis maka agama tidak akan
tegak dan kehidupan manusia tidak berjalan dengan baik, dengan demikian terjadi
14
transformasi dari kegelapan (kebodohan) menuju pencerahan (cahaya Ilmu
Pengetahuans). Berbagai aktivitas pendidikan di mulai dari aktivitas baca tulis dan
hampir semua ahli dalam semua bidang memulai aktivitasnya lewat baca tulis.
Sedangkan Hukum mengajar dalam agama islam sendiri adalah wajib seperti
disebutkan dalam firman Allah SWT.
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
‫َوَم ا َك اَن اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ِلَيْنِفُروا َك اَّفًةۚ َفَلْو اَل َنَفَر ِم ْن ُك ِّل ِفْر َقٍة ِم ْنُهْم َطاِئَفٌة ِلَيَتَفَّقُهوا ِفي الِّديِن َوِلُيْنِذ ُروا َق ْو َم ُهْم ِإَذ ا َرَج ُع وا ِإَلْيِهْم َلَع َّلُهْم‬
‫َيْح َذ ُروَن‬
Yang artinya, “Tidak sepatutnya bagi mukmin ini tupergi semuanya (kemedan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya. Ada beberapa riwayat tentang penafsiran ayat ini, dan
penetapan kelompok yang pergi untuk memperdalam agama dan nantinya memberi
peringatan kepada meraka ketika kembali kepada mereka.
Dalam penafsiran Ibnu Abbas ra- dan dari penafsiran Hasan Al-Bashri, pilihan
Ibnu Jarirath-Thabari, serta pendapat Ibnu Katsir, adalah bahwa agama ini adalah
“manhaj haraki”, yang takdapat dipahami kecuali oleh orang-orang yang berharakah
didalamnya. Oleh karena itu, orang-orang yang keluar untuk berjihad
memperjuangkan agama ini adalah orang-orang yang berpotensial untuk
memahaminya, karena mereka telah melihat secara langsung atas ayat-ayatnya dan
implementasi praktisnya ketika mengusung harakah agama, sehingga mereka lebih
banyak menyingkap banyak rahasia dan makna agama ini.
Dan orang-orang yang berdiam di dalam negeri, mereka adalah orang-orang
yang membutuhkan penjelasan dari orang-orang yang berharakah. Karena mereka
takmenyaksikan apa yang disaksikan oleh orang-orang yang keluar, takmemahami
apa yang mereka pahami, dan takmencapai rahasia-rahasia agama ini seperti yang
dicapai oleh orang-orang yang berharakah. Apalagi jika keluarnya bersama
Rasulullah, keluar bersama beliau secara umum lebih mendekatkan seseorang untuk
memahami dan mengerti agama ini.
Mungkin penafsiran ini berbeda jika dilihat secara diametral dengan yang diduga
secara elementer pertama kali oleh kebanyakan orang, bahwa orang-orang yang
berdiam, tak ikut berperang, takberjihad, dan takberharakah itulah yang harusnya
mengkhususkan dirinya untuk mendalami agama. Tapi ini hanya ilusi saja, dan
taksesuai dengan sifat agama ini. Karena harakah adalah pokok agama ini. Sehingga
yang betul-betul memahami agama ini adalah yang turut serta berjihad, bergerak
dengannya berjuang membumikan panji islam dalam kehidupan manusia dengan
harakah amaliah, dan memenangkannya atas kejahiliahan. Sementara itu, hal itu
taktampak pada orang-orang yang tenggelam dalam buku-buku dan hanya
berinteraksi dengan kertas-kertas. [6]
Melihat asbabun nuzul ayat ini, Ibnu al- Hatim meriwayatkan dari dari I’krimah
bahwa ketika turun ayat, “Jika kamu tidak berangkat (untuk berperang), niscaya Allah
akan menghukum kamu dengan azab yang pedih...(At-taubah: 39), padahal waktu itu
sejumlah oramg tidak ikut berperang karena sedang berada di padang pasir untuk
mengajar agama kepada kaum meraka- maka orang-orang munafik mengatakan, “Ada
beberapa orang dipadang pasir tinggal (tidak berangkat perang). Ccelakalah orang-

15
orang padang pasir itu.” Maka turunlah ayat, “Dan tidak sepatutnya orang-oang
mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang)...........(At- taubah: 122)”
Ibnu Katsir (2/528) menulis bahwa mujahidah mengatakan, “Ayat ini turun tentang
beberapa orang sahabat Rasulullah yang pergi ke padang pasir, lalu mereka mendapat
perlakuan yang baik dari penduduknya, dan mereka memanfaatkan kesuburan daerah
itu, serta mendakwahi orang-orang yang merka temui. Penduduk setempat berkata
kepada mereka, “ Kami lihat kalian telah meninggalkan para sahabat kaliandan kalian
mendatangi kami.” Kalimat itu mendatangkan rasa tidak enak dalam hati mereka.
Lalu mereka semuanya meninggalkan daerah padang pasir untuk menghadap
Rasulullah. Maka Allah menurunkan Firman-Nya, ( ‫َفَلْو اَل َنَفَر‬..).[7]
Ayat tersebut merupakan isyarat tentang wajibnya pendalaman agama dan bersedia
mengajarkannya di tempat-tempat pemukiman serta memahamkan orang lain tentang
ilmu agama, sebanyak yang dapat memperbaiki keadaan mereka. Sehingga, mereka
tidak bodoh lagi tentang hukum-hukum agama secara umum yang wajib diketahui
oleh setiap mukmin.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku
dariindividu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Tujuan
belajardapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku dari individu
setelahindividu tersebut melaksanakan proses belajar.Tujuan penting dalam rangka
sistem pembelajaran, yakni merupakan suatukomponen sistem pembelajaran yang
menjadi titik tolak dalam merancang sistemyang efektif. Secara khusus, kepentingan
itu terletak pada:
a. Untuk menilai hasil pembelajaran.
b. Untuk membimbing siswa belajar.
c. Untuk merancang sistem pembelajaran.
d. Untuk melakukan komunikasi dengan guru-guru lainnya dalam meningkatkan
proses pembelajaran.
e. Untuk melakukan control terhadap pelaksanaan dan keberhasilan program
pembelajaran.
Aspek-aspek belajar dan pembelajaran mencakup diantaranya : Aspek
kognitif,aspek afektif, aspek psikomotorik dan aspek social.Pengertian kurikulum
adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturanmengenai isi dan bahan
pembelajaran yang dipedomani dalam aktivitas belajarmengajar.
Pengertian kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan
pengaturanmengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam aktivitas
belajarmengajar.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini disesuaikan dengan kurikulum pendidikan yang
diterapkan di Negara Republik Indonesia dan sesuai dengan tujuan Pendidikan dalam
konteks belajar dan pembelajaran. Penulis meminta kritik dan saran untuk
pengembangan makalah ini agar menjadi lebih baik dan sempurna.

17

Anda mungkin juga menyukai