Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DAN 4 PILAR BELAJAR UNESCO

OLEH:
FIRDAUS EKA NGENCA SINURAYA 1913071032
DEWA KETUT RAMA BERLIAN NANDANA 1913071042

S1 PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peribahasa tiada hari tanpa belajar, bukanlah pribahasa biasa, karena memang disetiap
kehidupan manusia sehari hari kita tidak dapat terlepas dari kata belajar, secara sadar maupun
tidak kita sadari. Dimana pun dan kapan pun selama masih berjalan nya kehidupan seseorang
maka kegiatan belajar masih terus berlangsung. Karena selama manusia beraktifitas dan itu
membentuk kecakapan dan keterapilan yang menghasilkan adanya perubahan dalam dirinya
itu juga akan disebut sebagai bagian dari kegiatan belajar dan memperoleh pembelajaran.
Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidup
manusia. Dengan belajar, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.
Tanpa belajar, manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Semua
aktivitas keseharian membutuhkan ilmu yang hanya didapat dengan belajar.

Walaupun banyak yang sudah mengenali dan mengetahui betapa pentingnnya belajar
namun tidak sedikit juga yang masih belum paham tentang pengrtian belajar itu sendiri,
masih banyak yang berfikir proses belajar hanya melalui jalur pendidikan formal maupun
non-formal sedangkan kegiatan belajar merupakan segala hal yang dapat membuat perubahan
dalam diri seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dan membentuk keterampilan tersendiri.
Kegiatan belajar pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik dalam
proses belajar sehingga meraka dapat memeperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang
diharapkan.

Karena pentingnya belajar dan pembelajaran maka perlunya penanaman kesadaran


sejak dini tentang pengertian belajar dan pembelajaran agar lebih mengerti lagi tentang
belajar, dan bagaimana mengembangkan kegiatan tersebut agar lebih efektif dan lebih mudah
mengetahui bahkan memahami, dan bukan hanya memahami tetapi juga akan melakukan
tindakan yang baik sebagai bentuk dari keterampilan, dan juga belajar lebih lagi untuk
berkolaborasi dalam kehidupan bersama.

1.2 Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang diatas maka dapat ditemukan beberapa rumusan masalah
seperti :

1. Apa pengertian dari belajar dan pembelajaran ?


2. Apa yang disebut dengan ciri ciri perubahan perilaku?
3. Bagaimana cara membedakan ciri-ciri perilaku hasil belajar dan ciri-ciri perilaku
yang bukan termasuk dari hasil pembelajaran?
4. Apa makna yang tersirat dari 4 pilar belajar UNESCO?

1.3 Tujuan

Adapun pembuatan makalah ini adalah, agar mahasiswa mengetahui :

1. Pengertian mengenai belajar dan pembelajaran


2. Ciri-ciri dari perubahan perilaku yang diperoleh dari hasil belajar
3. Perbedaan dari ciri-ciri perilaku hasil belajar maupun ciri-ciri perilaku yang
diperoleh bukan dari belajar
4. Makna yang terkandung dalam 4 pilar belajar UNESCO
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah berusaha memperoleh


kepandaian atau ilmu. Pengertian Belajar menurut W. Gulö (2002: 23) adalah suatu proses
yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku
dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. James O. Whittaker (Djamarah,1999) menyatakan
bahwa pengertian belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman. Sedanghkan menurut R. Gagne (Djamarah; 1999:22) pengertian
belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,
kebiasaan dan tingkah laku.
Pengertian belajar dapat diartikan sebagai aktifitas mental atau ( psikhis ) yang terjadi
karena adanya interaksi aktif antara ndividu dengan lingkungannya yang menghasilkan
perubahan-perubahan yang bersifat relativ tetap dalam aspek-aspek : kognitif, psikomotor
dan afektif. Perubahan tersebut dapat berubah sesuatu yang sama sekali baru atau
penyempurnaan/penigkatan dari hasil belajar yang telah di peroleh sebelumnya. Pengertian
belajar menerut Cronbach memberikan definisi :“Learning is shown by a change
in   behavior as a result of experience”. (Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam
perilaku sebagai hasil dari pengalaman). Sedangkan Geoch, memberi batasan pengertian
belajar sebagai : “Learning is a change in performance as a result of practice”. (Belajar
adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek. (Sardiman A.M, 2005:20)
Pengertian belajar juga dapat didifensikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan
berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dengan keadaan bahwa
karaktarestik-karaktarestik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan
dasar kecendrungan-kecendrungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan sementara dari
organisme. (Learning is the process by which an activity that the characteristics of the
change in activity cannot be explained on the basis of native response tendencies,
maturation, and temporary states of the organism) (Hilgard & Bower, 1996:2, dalam
Jogiyanto, 2006:12).
Berdasarkan beberapa pengertian dan defenisi dari belajar diatas dapat kita Tarik
kesimpulan untuk mendefinisikan arti belajar adalah adanya perubahan dalam diri seseorang
baik tingkah laku maupun kepribadian dan penampilan dari kegiatan mengamati melalui
pendengaran, penglihatan, membaca, mengamati, meniru dan kegiatan sebagainya. Juga
belajar itu akan lebih baik jika adanya juga praktek langsung agar individu yang sedang
belajar mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat hanya materi saja dan
membosankan. Belajar tidak hanya dapat dilakukan sebagai kegiatan individu tetapi juga
dilakukan secara berkelompok, walaupun kegiatan belajar sering dinilai sebagai kegiatan
individu untuk lebih merangsang individu lain di lingkunganya, sehingga adanya ikatan dari
satu individu teerhadap linkungan belajar atau tempat pembelajarannya. Pembelajaran dapat
diartikan sebagai kegiatan membantu suatu kelompok untuk belajar, atau membantu suatu
kelompok agar memperlancar proses belajar. Adapun pengertian pembelajaran menurut UU
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar. Berdasarkan beberapa
pengertian atau definisi pembelajaran di atas dapat diidentifikasi bahwa pembelajaran
memiliki ciri-ciri:
1) Merupakan upaya sadar dan disengaja
2) Pembelajaran harus membuat siswa belajar
3) Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4) Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya
proses belajar pada siswa.
2.2 Ciri-ciri Perubahan Perilaku
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan
bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Crow
& Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan
sikap baru”. Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah
perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan
perilaku, yaitu :
1.Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu
yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan
menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin
bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti
suatu proses belajar.
2.Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya
merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya.
Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi
dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya.
3.Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup
individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa
mendatang.
4. Perubahan yang fungsional.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.
5. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan
perubahan.
6. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi
bagian yang melekat dalam dirinya.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi
termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya.

2.3 Perbedaan dari ciri-ciri perilaku hasil belajar maupun ciri-ciri perilaku yang diperoleh
bukan dari belajar

Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku yang merupakan
hasil belajar dapat berbentuk :

1. Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis
maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan
sebagainya.
2. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi
dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan
simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan
dalam membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak,
aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan
masalah.
3. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan
keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu
kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang
efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan
strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.
4. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih
macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam
diri individu yang akan memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi
suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang
menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang
dikontrol oleh otot dan fisik.

Sedangkan perubahan perilaku yang merupakan tidak berdasarkan hasil belajar dapat
terlihat dari kematangan fisik seseorang atau perubahan yang juga dipengaruhi oleh factor
factor lingkungan yang menimbulkan beberapa kebiasaan atau perilaku. Beberapa contoh
perubahan yang dihasilkan tanpa belajar berikaut adalah hal hal yang tampak seperti :

 Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang
masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai
pengertian yang benar.

 Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya
dengan menggunakan daya ingat.

 Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian
dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).

 Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau
buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.

 Inhibisi (menghindari hal yang mubazir).

 Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu).

 Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih,
gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.

2.4 Empat (4) Pilar Belajar UNESCO


Hakikat pendidikan sesungguhnya adalah belajar. Selanjutnya dikemukakan bahwa
pendidikan bertumpu pada empat pilar, yaitu :

1. Learning To Know, adalah upaya memahami instrumen-instrumen pengetahuan


baik sebagai alat maupun sebagai tujuan, maksudnya sebagai alat, pengetahuan tersebut
diharapakan akan memberikan kemampuan setiap orang untuk memahami berbagai aspek
lingkungan agar mereka dapat hidup dengan harkat dan martabatnya, dalam rangka
mengembangkan keterampilan kerja dan berkomunukasi dengan berbagai pihak yang
diperlukan Sedangkan sebagai tujuan, pengetahuan akan bermanfaat dalam rangka
peningkatan pemahaman, pengetahuan, serta penemuan di dalam kehidupan.
Belajar bukan saja berasal dari bangku sekolahan saja tetapi belajar dapat terjadi
melalui interaksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya dinilai dari segi hasilnya saja,
melainkan dinilai dari segi proses, bagaimana cara anak tersebut memperoleh pengetahuan,
bukan apa yang diperoleh anak tersebut. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan di sekolah
merupakan kelanjutan dalam keluarga. Sekolah merupakan lembaga tempat dimana terjadi
proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan
perkembangan sosialnya. Sekolah diselenggarakan

2. Learnig To Do, adalah lebih ditekankan pada bagaimana mengajarkan anak-anak


untuk mempraktikkan segala sesuatu yang telah dipelajarinya dan dapat mengadaptasikan
pengetahuan-pengetahuan yang telah diperolehnya tersebut dengan pekerjaan- pekerjaan di
masa depan. Sebgaimana juga pada pilar pertama, belajar menerapakan sesuatu yang telah
diketahui juga harus dilakukan secara terus-menerus, karena proses perubahan juga akan
berjalan tanpa hentinya.
Pilar kedua menekankan pentingnya interaksi dan bertindak. “di sini para peserta
didik diajak untuk ikut serta dalam memecahkan permasalahan yang ada di sekitarnya
melalui sebuah tindakan nyata”. Belajar untuk menerapkan ilmu yang didapat, bekerja sama
dalam sebuah tim guna untuk memecahkan masalah dalam berbagai situasi dan kondisi.
Learning to doberkaitan dengan kemampuan hard skilldan soft skill. Soft skilldan hard
skillsangat penting dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan, karena sesungguhnya pendidikan
merupakan bagian terpenting dari proses penyiapan SDM (Sumber Daya Manusia) yang
berkualitas, tangguh, dan terampil dan siap untuk mengikuti tuntutan zaman. Peserta didik
sebagai hasil dari produk pendidikan memang harus dituntut memiliki kemampuan soft
skilldan hard skill.

3. Learning to live together, Learning to live with others, pada dasarnya adalah
mengajarkan melatih dan membimbing peserta didik agar mereka dapat menciptakan
hubungan melalui prasangka-prasangka buruk terhadap orang lain serta menjauhi dan
menghindari terjadinya perselisihan dan konflik.
Pada pilar ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan
menerima perlu dikembangkan disekolah. Dengan kemampuan yang dimilikioleh peserta
didik, sebagai hasil dari proses pembelajaran, dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu
berperan dalam lingkungan di mana individu tersebut berada, dan sekaligus mampu
menempatkan diri sesuai dengan perannya. Pemahaman tentang peran diri dan orang lain
dalam kelompok belajar merupakan bekaldalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live
together). Untuk itu,pembelajaran di lembaga formal dan non formalharus diarahkan pada
peningkatan kualitasdankemampuan intelektual dan profesional serta sikapdalam hal ini
adalah kemampuan hard skilldan soft skill.

4. Learning to be, Sebagaimana diungkapakan secara tegas oleh komisi pendidikan


bahwa prinsip fundamental pendidikan hendakalah mampu memberikan konstribusi untuk
perkembangan seutuhnya setiap orang, jiwa dan raga, intelegensi, kepekaan, rasa etika,
tanggung jawab pribadi dan nilai-nilai spiritual. Ke empat pilar pendidikan sebagaimana
dipaparkan diatas, sekaligus merupakan misi dan tanggung jawab yang harus di emban oleh
pendidikan. Melalui kegiatan belajar mengetahui, belajar berbuat, belajar hidup bersama dan
belajar menjadi seseorang yang didasari keinginan secara sungguh-sungguh maka akan
semakin luas wawasan seseorang tentang pengetahuan, tentang nilai-nilai positif serta
berbagai dinamaika perubahan yang terjadi. Kesemuanya ini diharapakan menjadi modal
fundamental bagi seseorang untuk mampu mengarahkan diri dalam berperilku positf berpijak
pada nilai-nilai yang dia yakini kebenarannya dan pada giliran akan semakin terbuka pikiran
untuk melihat fakta-fakta yang benara dan salah.
Pilar ini mengingangatkan betapa pentingnya untuk mendidik dan melatih agar
terciptantanya penguasaan pengetahuan dan keterampilan (soft skilldan hard skill)
merupakan bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be). Menjadi diri sendiri dapat
diartikan 50 sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri.
Belajaruntukberperilaku sesuai dengan norma-normadan kaidah yang berlaku di masyarakat,
belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi
diri.
Selain itu, pendidikan harus memiliki peran ganda seperti :
(1) Pendidikan berfungsi untuk membina kemanusiaan (human being), berarti pendidikan
pada akhirnya untuk mengembangkan seluruh pribadi manusia, termasuk mempersiapkan
manusia sebagai anggota masyarakatnya, warga negara yang baik, dan rasa persatuan
(2) Pendidikan berfungsi sebagai pengembangan sumber daya manusia (human resources),
yaitu mengembangkan kemampuannya memasuki era kehidupan baru.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesipulan
1. Belajar adalah adanya perubahan dalam diri seseorang baik tingkah laku maupun
kepribadian dan penampilan dari kegiatan mengamati melalui pendengaran, penglihatan,
membaca, mengamati, meniru dan kegiatan sebagainya, dan Pembelajaran dapat diartikan
sebagai kegiatan membantu suatu kelompok untuk belajar, atau membantu suatu kelompok
agar memperlancar proses belajar.
2. , Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
1.Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
3. Perubahan yang fungsional.
4. Perubahan yang fungsional.
5. Perubahan yang bersifat aktif.
6. Perubahan yang bersifat pemanen.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.

3. Ciri-ciri perubahan perilaku sebagai hasil belajar cenderung lebih bernilai positif
seperti mengerti tentang Informasi Verbal, Strategi kognitif, Sikap dan Kecakapan Motorik,
sedangkan, Ciri-ciri perubahan perilaku yang bukan hasil dari pembelajaran cenderung
bersifat negative walaupun tidak menutup kemungkinan adanya timbul sifat positif, perilaku
ini biasanya bersifat emosional dan telah menjadi kebiasaan yang disebabkan banyak factor
lingkungan dan telah terjadi berulang kali.

4. Empat (4) Pilar Belahjar UNESCO yaitu Learning To Know, Learning To Do,
Learning To Be, and Learning To Lives With Other, bermakna

1. Belajar bukan saja berasal dari bangku sekolahan saja tetapi belajar dapat terjadi
melalui interaksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya dinilai dari segi hasilnya
saja, melainkan dinilai dari segi proses, bagaimana cara anak tersebut memperoleh
pengetahuan, bukan apa yang diperoleh anak tersebut.

2. Pilar kedua menekankan pentingnya interaksi dan bertindak. “di sini para peserta
didik diajak untuk ikut serta dalam memecahkan permasalahan yang ada di sekitarnya
melalui sebuah tindakan nyata”. Belajar untuk menerapkan ilmu yang didapat, bekerja
sama dalam sebuah tim guna untuk memecahkan masalah dalam berbagai situasi dan
kondisi.

3. Pada pilar ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan
menerima perlu dikembangkan disekolah. Dengan kemampuan yang dimilikioleh
peserta didik, sebagai hasil dari proses pembelajaran, dapat dijadikan sebagai bekal
untuk mampu berperan dalam lingkungan di mana individu tersebut berada, dan
sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya. Pemahaman tentang
peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekaldalam
bersosialisasi di masyarakat (learning to live together).

4. Sebagaimana diungkapakan secara tegas oleh komisi pendidikan bahwa prinsip


fundamental pendidikan hendakalah mampu memberikan konstribusi untuk
perkembangan seutuhnya setiap orang, jiwa dan raga, intelegensi, kepekaan, rasa
etika, tanggung jawab pribadi dan nilai-nilai spiritual.
Daftar Pustaka

Anggun. “Pengertian belajar dan pembelajaran”. (dalam


http://edukasi.kompasiana.com) diakses tanggal 24 november 2011 jam
20.05
Anonim. “Pengertian belajar”. (http://duniabaca.com). Diakses tanggal 24 November 2011
jam 20.00
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Fitriana, Khoiriyatin. 2010. “Peningkatan Kemampuan Berfikir Ilmiah Dalam
Pembelajaran IPA Tentang Gaya, Gerak Dan Energi Melalui Model Pembelajaran
Toys Dan Trick Siswa Kelas V SDN Bangkle 05 Kecamatan Blora Kabupaten
Blora Tahun Pelajaran 2009/2010” (Skripsi S-1 Progdi pgsd). Surakarta: FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta (tidak diterbitkan).
Raflengerungan. “pengertian pendidikan”. (dalam http://raflengerungan.wordpress.com)
diakses tanggal 24 november 2011 jam 20.15
Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta:
Muhammadiyah University Press
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta
Samino dan Saring Marsudi. 2011. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta: Fairuz Media
Slamet Riyadi. Pengertian data. (dalam
http://carapedia.com/pengertian_definisi_data_menurut_para_ahli_info505.html )
diakses tanggal 07 Desember 2011 jam 16.10
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai