Anda di halaman 1dari 10

1.

Gerak Lurus

Gerak lurus merupakan gerak suatu obyek yang lintasannya berupa guris lurus. Dapat
pula jenis gerak ini disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama
terjadi perpindahan yang besarnya sama.

Jarak dan Perpindahan

Jarak dan perpindahan mempunyai definisi yang berbeda. Jarak adalah panjang
lintasan yang ditempuh benda tanpa memperhatikan arah. Perpindahan adalah panjang
lintasan yang ditempuh benda beserta dengan arah geraknya. Perpindahan dirumuskan
dengan posisi akhir - posisi mula-mula.

A. Perpindahan dan Jarak

Dalam keseharian kita sulit membedakan antara perpindahan dan jarak. Kali ini kita
akan mengetahui apa perbedaan antara perpindahan dan jarak. Perpindahan adalah besarnya
jarak yang diukur dari titik awal menuju titik akhir sedangkan Jarak tempuh adalah Panjang
lintasan yang ditempuh benda selama bergerak.

B. Kelajuan dan Kecepatan

Dalam keseharian kita tidak membedakan antara kecepatan dan kelajuan, namun
dalam fisika kelajuan dan percepatan dibedakan. Perbedaannya adalah sebagai berikut ini.
Kelajuan yaitu perbandingan antara jarak yang ditempuh dengan selang waktu yang
diperlukan benda. Sedangkan Kecepatan adalah perpindahan suatu benda dibagi selang
waktunya. Jadi kelajuan adalah besaran skalar yaitu besaran yang hanya memiliki nilai
sedangkan kecepatan adalah besaran vector yaitu selain memiliki nilai juga memiliki arah.
Kelajuan hanya mempunyai nilai tapi tidak mempunyai arah.

Dalam fisika kecepatan dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut ini :

V = s/t

v = kecepatan benda, satuan m/s

s = perpindahan yang ditempuh benda, satuan m

t = waktu yang diperlukan, satuan sekon (s) atau detik

C. Kecepatan rata-rata

Kecepatan rata-rata yaitu hasil bagi/perbandingan antara jarak total yang ditempuh
benda dengan selang waktu untuk menempuh jarak tersebut. Kecepatan rata-rata dirumuskan
sebagai berikut ini :
V = jarak total/ waktu total

D. Percepatan

Suatu benda akan mengalami percepatan apabila benda tersebut bergerak dengan
kecepatan yang tidak konstan dalam selang waktu tertentu. Misalnya, ada sepeda yang
bergerak menuruni sebuah bukit memiliki suatu kecepatan yang semakin lama semakin
bertambah selama geraknya. Gerak sepeda tersebut dikatakan dipercepat. Jadi percepatan
adalah kecepatan tiap satuan waktu. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.:

∆v
a=
∆t

a : percepatan, satuan m/s2

∆v : perubahan kecepatan, satuan m/s

∆t : perubahan waktu, satuan (s)

Percepatan merupakan besaran vektor. Percepatan dapat bernilai positif (+a) dan
bernilai negatif (-a). bergantung pada arah perpindahan dari gerak tersebut. Percepatan yang
bernilai negatif (-a) sering disebut dengan perlambatan. Pada kasus perlambatan, kecepatan v
dan percepatan a mempunyai arah yang berlawanan.

1.1 Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus dengan
kecepatan tetap.

Grafik di atas menyatakan hubungan antara kecepatan (v) dan waktu tempuh (t) suatu
benda yang bergerak lurus. Berdasarkan grafik tersebut cobalah Anda tentukan berapa besar
kecepatan benda pada saat t = 0 s, t = 1 s, t = 2 s, t = 3 s?
Tampak dari grafik kecepatan benda sama dari waktu ke waktu yakni 5 m/s. Semua benda
yang bergerak lurus beraturan akan memiliki grafik v - t yang bentuknya seperti gambar 6 itu.
Anda dapat menghitung jarak yang ditempuh oleh benda dengan cara menghitung luas daerah
di bawah kurva bila diketahui grafik (v - t).
Jarak yang ditempuh = luas daerah yang diarsir pada grafik v – t

Contoh soal:

Jarak kota X dan Y sebesar 800 km, mobil 1 bergerak dari kota X dengan kecepatan
tetap 88 km/jam menuju kota Y.Pada saat bersamaan mobil 2 bergerak dari kota Y menuju
kota X dgn kecepatan tetap 72 km/jam. Tentukan waktu kedua mobil ketika berpapasan!
Diketahui:

Jarak kota X dan Y (s) = 800 km

Kecepatan mobil 1 (V1) = 88 km/jam (dari kota X menuju kota Y)

Kecepatan mobil 1 (V2) = 72 km/jam (dari kota Y menuju kota X)

Ditanyakan: Waktu kedua mobil ketika berpapasan?

Penyelesaian:

Pertama-tama kita harus menentukan kecepatan relatif mendekat mobil 1 dan 2.

vr = v1 + v2

v = 88 + 72

v = 160 km/jam

Kemudian waktu kedua mobil berpapasan dapat dicari dengan persamaan GLB.

S = vr t

800 = 160 t

t = 5 jam

1.2 Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus
dengan percepatan tetap. Jadi, ciri utama GLBB adalah bahwa dari waktu ke waktu kecepatan
benda berubah, semakin lama semakin cepat.
Dengan kata lain gerak benda dipercepat. Namun demikian, GLBB juga dapat berarti,
bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lambat hingga akhirnya
berhenti. Dalam hal ini benda mengalami perlambatan tetap. Dalam modul ini, kita tidak,
menggunakan istilah perlambatan untuk gerak benda diperlambat. Kita tetap saja,
menamakannya percepatan, hanya saja nilainya negatif. Jadi perlambatan sama dengan,
percepatan negatif.
Contoh sehari-hari GLBB dipercepat adalah peristiwa jatuh bebas. Benda jatuh dari
ketinggian tertentu di atas. Semakin lama benda bergerak semakin cepat.

Hubungan antara kecepatan, (v) dan waktu (t) sebuah benda yang bergerak
lurus berubah beraturan dipercepat.

Besar percepatan:

Dengan:

Atau:
Contoh-Contoh Gerak Lurus Berubah Beraturan

1. Jatuh Bebas
Pada jatuh bebas ketiga persamaan GLBB dipercepat yang kita bicarakan pada kegiatan
sebelumnya tetap berlaku, hanya saja v=0 kita hilangkan dari persamaan karena harganya nol
dan lambang s pada persamaan-persamaan tersebut kita ganti dengan h yang menyatakan
ketinggian dan a kita ganti dengan g.

Jadi, ketiga persamaan itu sekarang adalah:


Perhatikan persamaan jatuh bebas yang kedua. Bila ruas kiri dan kanan sama-sama kita
kalikan dengan 2, kita dapatkan:

Atau

sehingga,

dari persamaan waktu jatuh, terlihat bahwa waktu jatuh benda bebas hanya dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu h = ketinggian dan g = percepatan gravitasi bumi. Jadi berat dan besaran-
besaran lain tidak mempengaruhi waktu jatuh. Artinya meskipun berbeda beratnya, dua
benda yang jatuh dari ketinggian yang sama di tempat yang sama akan jatuh dalam waktu
yang bersamaan. Dalam kehidupan kita sehari-hari mungkin kejadiannya lain. Benda yang
berbeda beratnya, akan jatuh dalam waktu yang tidak bersamaan. Hal ini dapat terjadi karena
adanya gesekan udara. Percobaan di dalam tabung hampa udara membuktikan bahwa sehelai
bulu ayam dan satu buah koin jatuh dalam waktu bersamaan.

Contoh soal:
Gito berada di balkon lantai 3 sebuah gedung yang terletak 21,8 m dari tanah. Gito
menjatuhkan handuk ke arah Rudi yang berada di halaman gedung. Rudi berhasil menangkap
handuk pada jarak 1,8 m yang diukur dari tanah. Jarak Rudi terhadap gedung 2 m. Jika
kecepatan Rudi 60 cm/s, tentukan dimana posisi Rudi saat berhasil menangkap handuk yang
dijatuhkan Gito! (g=10m/s²)

Waktu yang dibutuhkan handuk untuk jatuh dari ketinggian 21,8 m sampai 1,8 m:

h = ½ g t²

21,8 - 1,8 = (1/2)(10)(t²)

20 = 5t²

t² = 4

t=2s

Kita dapat mengetahui bahwa dalam waktu 2 s, Rudi telah mengalami pergerakan yang dapat
dinyatakan sebagai berikut:

x=vt

x = (0,6)(2)

x = 1,2 m

Maka posisi handuk ditinjau dari gedung adalah:

2 – 1,2 = 0,8 m dari gedung

2. Gerak Vertikal Ke Atas


Lemparkan bola vertikal ke atas, amati gerakannya. Bagaimana kecepatan bola dari
waktu ke waktu! Selama bola bergerak ke atas, gerakan bola melawan gaya gravitasi yang
menariknya ke bumi. Akhirnya bola bergerak diperlambat. Akhirnya setelah mencapai
ketinggian tertentu yang disebut tinggi maksimum, bola tak dapat naik lagi. Pada saat ini
kecepatan bola nol. Oleh karena tarikan gaya gravitasi bumi tak pernah berhenti bekerja pada
bola, menyebabkan bola bergerak turun. Pada saat ini bola mengalami jatuh bebas, bergerak
turun dipercepat.
Jadi bola mengalami dua fase gerakan. Saat bergerak ke atas bola bergerak GLBB
diperlambat (a = g) dengan kecepatan awal tertentu lalu setelah mencapai tinggi maksimum
bola jatuh bebas yang merupakan GLBB dipercepat dengan kecepatan awal nol.

Pada saat benda bergerak naik berlaku persamaan :

Contoh soal:

Sebuah batu dilemparkan secara vertikal ke atas dengan kecepatan awal (V0) 20 m/s.
Ketinggian maksimum bola adalah (g = 10 m/s2) ……. ?

Pembahasan: Ketika sebuah objek mencapai ketinggian maksimum, maka Vt = 0. Dengan


demikian kita dapat mencari ketinggian maksimum dengan persamaan :

Vt2 = V02 – 2 . g . h

02 = 202 – 2 . 10 . h

0 = 400 – 20h

20h = 400

h = 400/20

= 20 m

3. Gerak Vertikal Ke Bawah

Berbeda dengan jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah yang dimaksudkan


adalah gerak benda-benda yang dilemparkan vertikal ke bawah dengan kecepatan
awal tertentu. Jadi seperti gerak vertikal ke atas hanya saja arahnya ke bawah.
Sehingga persamaan- persamaannya sama dengan persamaan-persamaan pada
gerak vertikal ke atas, kecuali tanda negatif pada persamaan-persamaan gerak
vertikal ke atas diganti dengan tanda positif. Sebab gerak vertikal ke bawah adalah
GLBB yang dipercepat dengan percepatan yang sama untuk setiap benda yakni g.
Jadi,
Bila Anda berkesimpulan bahwa gerak vertikal ke bawah ini sama dengan
gerak GLBB pada arah mendatar, Anda benar. Beda antara keduanya adalah bahwa
pada gerak vertikal ke bawah benda selalu dipercepat, sedangkan gerak GLBB pada
arah mendatar dapat pula diperlambat. Selain itu pada gerak vertikal ke bawah besar
percepatan selalu sama dengan percepatan gravitasi g. Sedangkan percepatan pada
GLBB arah mendatar dapat berharga berapa saja.

Contoh soal:
Sebuah bola dilemparkan vertikal ke bawah dari jendela hotel dengan kecepatan awal
4 m/s. Pada jarak berapakan dibawah jendela hotel kecepatan bola menjadi dua kali
kecepatan awal ?

Pembahasan:

Vt2 = V02 + 2 . g . h

Karena ditanya pada jarak berapakah (tinggi), kecepatan bola menjadi dua kali kecepatan
awal, maka persamaannya menjadi :

(2V0)2 = V02 + 2 . g . h

(2.4)2 = 42 + 2 . 10 . h

(8)2 = 16 + 20h

20h = 64 – 16

20 h = 48

h = 48/20

h = 2,4 m
Referensi :

1. Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit


Erlangga.
2. Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit
Erlangga.
3. Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I
(terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga.
4. Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas
(terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai