Anda di halaman 1dari 32

Kinematika adalah cabang fisika yang mempelajari gerak dengan menghiraukan penyebab gerak.

Mengenai penyebab gerak akan dibahas dalam Dinamika.


Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari titik keseimbangan
awal.Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda itu berpindah kedudukan terhadap benda
lainnya baik perubahan kedudukan yang menjauhi maupun yang mendekati.
A. GERAK LURUS
Perpindahan adalah besaran vektor, sedangkan jarak adalah besaran skalar. Jika suatu benda
melakukan gerakan dari kedudukan yang satu ke kedudukan yang lain, maka benda tersebut
mengalami suatu perpindahan. Nilai perpindahan suatu benda tergantung dari arah gerak tersebut
yaitu perpindahan positif bila arah gerak benda ke kanan, dan negatif bila gerak benda ke kiri.
Kelajuan merupakan suatu besaran scalar yang hanya ditentukan oleh beratnya saja dan tidak
tergantung pada arah geraknya. Untuk menentukan kelajuan suatu benda dapat digunakan
persamaan sebagai berikut :
v= s/t
Dengan v = kelajuan (ms-1) , s = jarak tempuh (m), t = waktu tempuh (s).
Dalam kehidupan sehari-hari benda tidak selalu bergerak dengan kelajuan tetap, tetapi
selalu berubah-ubah.Untuk menghitung kelajuan yang demikian dapat ditentukan kelajuan rata-
rata dari benda tersebut. Dapat ditulis dengan rumus :
v ̅= Σs/Σt
Dengan v ̅= kelajuan rata-rata (ms-1) , Σs = jumlah jarak tempuh (m), Σt = jumlah waktu tempuh
(s).
Kecepatan adalah merupakan suatu besaran vector yang ditentukan oleh besar dan arahnya.
Kecepatan mempunyai bentuk persamaan yang sama dengan kelajuan.

v= x/t
Dengan v = kecepatan (ms-1) , x = perpindahan (m), t = waktu tempuh (s).
Percepatan adalah perubahan kecepatan.Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan
kecepatan Δv dalam selang waktu Δt.

a ̅= Δv/Δt
Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus.Dapat pula jenis gerak
ini disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan
yang besarnya sama.
Gerak lurus dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
a. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan (GLB), jika lintasannya merupakan
garis lurus dan kecepatannya tetap setiap saat. Persamaan yang berlaku pada gerak lurus
beraturan adalah sebagai berikut :
s=v×t
Misalnya sebuah mobil bergerak dengan kecepatan tetap 75 km/jam atau 1,25km/menit, berarti
setiap menit mobil itu menempuh jarak 1,25 km. Karena kecepatan benda tetap, maka kata
kecepatan pada gerak lurus beraturan dapat diganti dengan kata kelajuan.
Grafik perpindahan terhadap waktu (s-t) pada Gerak Lurus Beraturan
Grafik perpindahan terhadap waktu pada GLB ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Tampak
pada gambar bahwa grafik jarak/perpindahan (s) terhadap waktu (t) berbentuk garis lurus miring
ke atas melalui titik asalkoordinat O (0,0). Apabila ditinjau dari kemiringan grafik, maka tan α =
v
Dengan demikian jika grafik jarak terhadap waktu (s-t) dari dua benda yang bergerak
beraturanberbeda kemiringannya, maka grafik dengan sudut kemiringan besar menunjukkan
kecepatan lebih besar.
Grafik Kecepatan terhadap Waktu (v-t) pada Gerak Lurus Beraturan
Grafik kecepatan terhadap waktu pada GLB ditunjukkan pada gambar di bawah ini.Tampak pada
gambar bahwa grafik v-t berbentuk garis lurus mendatar.Bentuk ini menunjukkan bahwa pada
GLB, kecepatan suatu benda selalu tetap untuk selang waktu kapanpun.

Hubungan jarak, kecepatan, dan selang waktu pada GLB


Pada gerak lurus beraturan kecepatan suatu benda selalu tetap.Jika diperhatikan kembali grafik
v-t pada GLB, maka jarak/perpindahan (s) merupakan luas daerah yang dibatasi oleh v dan t.
Contoh :
Yanto mampu berlari dengan kelajuan tetap 18 km/jam dalam selang waktu 10 menit. Berapa
meter jarak yang ditempuhnya dalam selang waktu tersebut ?
Jawab :
Diketahui : v = 18 km/jam = 5 m/s ; t = 10 menit = 600 s
Diperoleh, s = v × t = 5 m/s × 600 s = 3000 m
Jadi, jarak yang ditempuh dalam selang waktu 10 menit adalah 3000 m.

b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


GLBB didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan garis lurus dengan kecepatan selalu
berubah-ubah secara beraturan (percepatan tetap).Maksud dari percepatan tetap yaitu percepatan
percepatan yang besar dan arahnya tetap.
Grafik Percepatan Terhadap Waktu
Benda yang melakukan GLBB memiliki percepatan yang tetap, sehingga grafik percepatan
terhadap waktu (a-t) berbentuk garis mendatar sejajar sumbu waktu t.

Persamaan yang berlaku pada gerak lurus berubah beraturan adalah sebagai berikut :
S = v0t + ½ at2
Vt= v0 + at
Vt2 = v02+ 2as
Jika benda mengalami percepatan maka a bernilai positif.Sedangkan, jika benda mengalami
perlambatan maka a bernilai negative.
Contoh :
Pada suatu perlombaan becak, sebuah becak dikayuh dengan kecepatan awal 2 m/s dan
percepatan 2 m/s2.Tentukan kecepatan becak setelah menempuh jarak 15 m.
Jawab :
Diketahui : v0 = 2 m/s , s = 15 m, a = 2 m/s2
Vt2 = v02+ 2as
= (2 m/s)2 + 2(2 m/s2) (15 m)
= 4 m2/s2 + 60 m2/s2 = 64 m2/s2
Vt = √(64 m^2 s^2 ) = 8 m/s
Jadi, kecepatan becak setelah menempuh jarak 15 m adalah 8 m/s.
Gerak Jatuh Bebas
Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin pernah melihat jatuhnya benda dari ketinggian tertentu
tanpa kecepatan awal.Misalnya, buah kelapa tua yang jatuh dari pohonnya.Gerakjatuh benda dari
suatu ketinggian tanpa kecepatan awal disebut gerak jatuh bebas.
Gerak jatuh bebas merupakan gerak lurus berubah beraturan. Akan tetapi, karena pada gerak
jatuh bebeas kecepatan awal benda adalah bol, percepatan benda a = g, dan jarak tempuh benda
arah vertical adalah ∆y, maka persamaan dalam gerak jatuh bebas akan menjadi :
Vt = gt
∆y = ½ gt2
Vt2 = 2g ∆y
Contoh :
Sebuah bola dijatuhkan dari sebuah tugu dengan ketinggian 100 m. berapa ketinggian bola dari
permukaan tanah setelah 1 s? (g = 9,8 ms-2)
Jawab :
Diketahui : g = 9,8 ms-2 , v0 = 0, h = 100 m
∆y = ½ gt2
∆y = ½ (9,8 ms-2 ) (1 s)2 = 4,9 m
Jadi ketinggian bola dari tanah setelah 1 sekon adalah 100 m – 4.9 m = 95,1 meter
Gerak Vertikal Ke Atas Dan Gerak Vertikal Ke Bawah
Perbedaan gerak vertical dengan gerak jatuh bebas yaitu gerak vertical memiliki kecepatan awal
sedangkah gerak jatuh bebas tidak memiliki kecepatan awal.
Pada gerak vertical ke atas,semakin ke atas, kecepatan benda akan berkurang sehingga pada titik
tertinggi, kecepatan benda sama dengan nol. Di titik puncak, benda berhenti sesaat kemudian
berbalik arah ke bawah dan mengalami gerak jatuh bebas, yaitu dari titik puncak benda bergerak
jatuh dengan kecepatan awal nol. Pada gerak vertical ke atas berlaku persamaan berikut :
∆y = v0t – ½ gt2
t = 2v0/g
Sedangkan pada gerak vertical ke bawah berlaku persamaan berikut
∆y = v0t + ½ gt2

B. GERAK PARABOLA
Jika suatu gerak lurus beraturan dipadukan dengan gerak lurus berubah beraturan yang
berkedudukan saling tegak lurus, maka akan didapat lintasan yang berbentuk parabola. Gerak
parabola juga bisa disebut dengan gerak beraturan dengan gerak berubah beraturan.
Bearnya kecepatan yang searah dengan sumbu x dapat diketahui dengan persamaan sebgai
berikut :
Vx = V0 cos α
Dimana Vx = kecepatan searah sumbu x, V0 = kecepatan awal benda; dan α = sudut elevasi.
Sedangkan kecepatan yang searah dengan sumbu y dapat diketahui dengan persamaan sebagai
berikut :
Vy = V0sin α g t
Besar lintasan gerak parabola yang searah atau dalam sumbu x dapat diketahui dengan
persamaan sebagai berikut
x = V0cos α t
Sedangkan besarnya lintasan gerak parabola yang searah dengan sumbu y dapat diketahui
dengan persamaan sebagai berikut :
y = V0 sin α t – ½ gt2
Apabila suatu benda dilempar ke atas, maka kecepatannya yang searah dengan sumbu y, makin
keatas semakin berkurang akhirnya kecepatan sama dengan nol (Vy = 0), sedangkan
kecepatannya searah denan sumbu x (Vx) tetap. Untuk mengetahui waktu yang digunakn untuk
mencapai titik puncak dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
t = (V0 sin⁡α)/g
Untuk menentukan titik maksimum yang dapat dicapai suatu benda dan titik terjauh yang dapat
dicapai oleh suatu benda yang dilempar dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
Hm = V02 sin2α / 2g
x = V02 sin2α / g

C. GERAK MELINGKAR
Gerak melingkar adalah suatu gerak yang menempuh lintasan
berbentuk lingkaran.Gerakmelingkar dibagi menjadi dua yaitu gerak melingkar beraturan dan
gerak melingkar berubah beraturan.
Kecepatan linier (v) adalh kecepatan yang arahnya selalu menyinggung dan tegak lurus dengan
jari-jari lintasannya. Dan besar kecepatannya dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
v= 2πR/T
Dimana v = kecepatan linier (m/s), R = jari-jari lingkaran (m) dan T = periode (s). suaut
kecepatan anguler (ω) atau kecepatan sudut adlah kecepatan berimpit dengan lintasannya dan
tergantung dengan jari-jari lintasannya dan besarnya dapat dicari dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
ω= 2π/T
Dari kedua persamaan diatas dapat dihubungkan sehingga diperoleh dua persamaan sebagai
berikut :
V=ωR
Frekuensi (f) adalah banyak putaran yang dilakukan oleh suatu benda per satu detik. Perioda (T)
adalah selang waktu yang digunakan oleh suatu benda untuk mengelilingi sati lingkaran penuh.
Hubungan antara frekuensi dengan periode adalah sebagai berikut :
f= 1/T atau T= 1/f
Dimana T = perioda (s), dan f = frekuensi (Hz). Dari persamaan diatas dapat dihubungkan
dengan kecepatan anguler, sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:
ω=2π/T atau ω=2πf
Percepatan sentripetal dari gerak melingkar beraturan adalah percepatan yang arahnya selalu
menuju ke pusat lingkaran. Percepatan sentripetal mempunyai fungsi untuk mengubah arah
kecepatan benda, sehingga tetap mengikuti lintasan berupa lingkaran. Besarnya percepatan
sentripetal mempunyai persamaan sebagai berikut :
asp = ω2R
Sebuah benda dikatakan melakukan gerak melingkar berubah beraturan jika selama bergerak
melingkar kecepatan sudut benda tersebut besarnya berubah secara beraturan. Hal ini berarti,
dalam selang waktu (∆t) yang sama , perubahan kecepatan sudut benda adalah tetap.
Secara matematis, persamaan perccepatan sudut dapat dituliskan sebagai berikut :
ωt = ω0 + αt
Dan persamaan posisi dan kecepatan pada gerak melingkar berubah beraturan yaitu
θ = ω0t + ½ αt2
ωt2 = ω02 + 2αθ
Contoh
Roda sepeda berputar dengan percepatan anguler konstan 2 rads-2.Jika roda awalnya dalam
keadaan diam, berapakah jumlah putaran yang dihasilkan dalam 8 s?
Jawab :
Diketahui : α = 2 rads-2; t = 8 s
Oleh karena ω0 = 0 (roda mulai dari keadaan diam) sehingga θ = ω0t + ½ αt2
→ θ = 0 + ½ (2 rads-2) (8 s)2 = 64 radian. Jadi jumlah putarannya adalah
n = 64 radian × 1 putaran/ 2π radian = 32/π putaran = 10,2 putaran.
Pengertian Kinematika

Kinematika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak suatu benda tanpa melihat gaya yang
bekerja pada benda tersebut. Kinematika merupakan bagian dari cabang ilmu fisika yaitu
mekanika.

Dalam Kinemetika, gaya-gaya yang bekerja pada benda diabaikan (seperti: gaya berat, gaya
gesek udara, dll), sehingga jarak yang ditempuh benda selama bergerak hanya ditentukan oleh
kecepatan dan atau percepatan dari benda tersebut.

Gerak Yang di Pelajari dalam Kinematika

1. Gerak Lurus
a. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
2. Gerak Parabola
3. Gerak Melingkar
a. Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
b. Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)

Penerapan Kinematika dalam Kehidupan

1. Perancangan gerak suatu benda:

Jadwal kereta api, jadwal Pesawat, dll.

2. Menentukan peristiwa astronomi:

Gerhana matahari, gerhana bulan, kalender, awal bulan puasa, dll.

3. Analogi dalam bidang ilmu di luar fisika

Pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan tinggi tanaman, dll.

Istilah-Istilah Yang Digunakan dalam Kinematika

Untuk mempelajari kinematika kalian harus terlebih dahulu memahami definisi dari besaran-
besaran yang digunakan.
Jarak dan Perpindahan

Jarak dan perpindahan bagi kalian mungkin dua besaran yang terlihat sama, tetapi memiliki
definisi yang jelas berbeda.
Jarak adalah besaran skalar yang mengacu pada "berapa panjang jalan yang telah dilalui"
selama gerakannya.
Perpindahan adalah besaran vektor yang mengacu pada "seberapa jauh benda berpindah dari
tempat semula"; itu adalah perubahan keseluruhan benda dalam posisi.
Untuk mempermudah pemahaman perbedaanya, coba kalian bayangkan: andaikan kalian
berjalan 6 meter ke Timur, 4 meter ke Selatan, 6 meter ke Barat, dan akhirnya 4 meter ke Utara.
Meskipun kamu telah berjalan jarak total 20 meter, perpindahanmu adalah 0 meter. Selama
gerak, kamu telah "berjalan 20 meter" (jarak = 20 m). Namun ketika kamu selesai berjalan, kamu
tidak "berpindah dari tempat semula" - yaitu, tidak ada perpindahan gerakmu (perpindahan = 0
m).

Perpindahan, merupakan besaran vektor, harus memiliki arah. Gerak 6 meter ke Timur
membatalkan 6 meter ke Barat; dan 4 meter ke Selatan membatalkan 4 meter ke Utara. Jumlah
vektor seperti perpindahan harus menyertakan arah. Jumlah skalar seperti jarak tidak memiliki
arah. Dalam menentukan jarak keseluruhan yang kamu lalui, berbagai arah gerak dapat
diabaikan.

Kelajuan dan Kecepatan

kecepatan dan kelajuan juga memiliki arti yang jelas berbeda (meskipun memiliki kesamaan).

Kelajuan adalah besaran skalar yang mengacu pada "seberapa cepat suatu benda bergerak."
Kelajuan dapat dianggap sebagai tingkat di mana benda menempuh jarak. Sebuah benda yang
bergerak cepat memiliki Kelajuan tinggi dan menempuh jarak yang relatif besar dalam waktu
singkat. Demikian juga benda bergerak lambat yang memiliki Kelajuan rendah; menempuh
jumlah yang relatif kecil dari jarak dalam jumlah waktu yang sama. Sebuah benda dengan tidak
ada gerakan sama sekali (diam) memiliki kelajuan nol.

Bayangkan kamu bergerak cepat - satu langkah ke depan dan satu langkah ke belakang - selalu
kembali ke posisi semula. Karena kamu selalu kembali ke posisi semula, itu berarti gerak tidak
akan pernah menghasilkan perubahan posisi sehingga menghasilkan kecepatan nol. Jika kamu
ingin mendapatkan nilai kecepatan, maka kamu harus melakukan upaya agar tidak kembali ke
posisi semula.

Kecepatan adalah besaran vektor. Kecepatan (Velocity) adalah besaran vektor yang mengacu
pada "tingkat di mana sebuah benda berubah posisinya”. Dengan demikian, kecepatan memiliki
arah. Ketika mempelajari kecepatan suatu benda, kamu harus memperhatikan arahnya. Jadi tidak
cukup untuk mengatakan bahwa sebuah benda memiliki kecepatan 72km/jam, karena tidak
sepenuhnya menggambarkan kecepatan benda itu. Tetapi kamu, harus mengatakan kecepatan
benda sebagai 55km/jam, ke Timur. Ini adalah salah satu perbedaan penting antara kecepatan
dan kelajuan. Kecepatan adalah besaran vektor dan memiliki arah sedangkan kelajuan adalah
besaran skalar dan TIDAK memiliki arah.
Vektor Kecepatan

Menggambarkan arah vektor kecepatan yaitu arah vektor kecepatan sama dengan arah gerak
benda, tidak peduli apakah benda tersebut dipercepat atau diperlambat. Jika suatu benda bergerak
ke sebelah kanan, maka kecepatannya digambarkan ke sebelah kanan. Jika suatu benda bergerak
ke bawah, maka kecepatannya digambarkan ke bawah.

Ketika sebuah benda bergerak, sering mengalami perubahan dalam kecepatan. Sebagai contoh,
selama perjalanan ke sekolah, ada banyak perubahan dalam kecepatan. Dari keadaan kecepatan 0
km/jam ( berhenti atau diam) penunjukan speedometer terus bergerak naik (dipercepat) dan turun
(diperlambat). Satu saat, mobil dapat bergerak dengan 50 km / jam dan disaat yang lain, mungkin
akan berhenti (yaitu, 0 km / jam) di samping jalan yang dilalui juga tidak selalu lurus.

Kelajuan Rata-Rata

Sekarang mari kita perhatikan gerakan kamu lagi. Kamu berjalan 6 meter ke Timur, 4 meter
Selatan, 6 meter ke Barat, dan akhirnya 4 meter ke Utara. Seluruh gerak berlangsung selama 24
detik. Tentukan kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata.

Kamu berjalan jarak 20 meter dalam 24 detik; dengan demikian, kamu memiliki kelajuan rata-
rata 20/24 = 1,8 m/s. Namun, karena perpindahanmu adalah 0 meter, kecepatan rata- rata kamu
adalah 0 m / s. Sebagai kesimpulan, kelajuan dan kecepatan adalah jumlah kinematika yang
memiliki definisi yang jelas berbeda.

Kelajuan (Speed) adalah besaran skalar, adalah tingkat di mana suatu benda mencakup jarak.
Kelajuan rata-rata adalah jarak (besaran skalar) per rasio waktu. Kelajuan tidak mempunyai arah.
Di sisi lain, kecepatan adalah besaran vektor; dan memiliki arah. Kecepatan adalah keadaan di
mana posisi berubah. Kecepatan rata-rata adalah perpindahan atau perubahan posisi (besaran
vektor) per satuan waktu.
Kinematika Gerak
Berikut ini ditampilkan beberapa contoh soal dan pembahasan dari materi Kinematika.
kinematika gerak lurus, penggunaan turunan dan integral untuk menentukan posisi, kecepatan
dan percepatan benda serta kinematika gerak melingkar.
Soal No. 1
Sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi terhadap waktu :
r(t) = 3t2 − 2t + 1
dengan t dalam sekon dan rdalam meter.
Tentukan:

a. Kecepatan partikel saat t = 2 sekon

b. Kecepatan rata-rata partikel antara t = 0 sekon hingga t= 2 sekon

Pembahasan

a. Kecepatan partikel saat t = 2 sekon (kecepatan sesaat)

b. Kecepatan rata-rata partikel saat t = 0 sekon hingga t = 2 sekon

Soal No. 2
Sebuah benda bergerak lurus dengan persamaan kecepatan :

Jika posisi benda mula-mula di pusat koordinat, maka perpindahan benda selama 3 sekon
adalah...
A. 10 m
B. 20 m
C. 30 m
D. 40 m
E. 50 m
(Sumber soal: Marthen Kanginan 2A, Kinematika dengan Analisis Vektor)

Pembahasan
Jika diketahui persamaan kecepatan, untuk mencari persamaan posisi integralkan persamaan
kecepatan tersebut terlebih dahulu, di pusat koordinat artinya posisi awalnya diisi angka nol (xo =
0 meter).

Masukkan waktu yang diminta

Masih dalam bentuk i dan j, cari besarnya (modulusnya) dan perpindahannya

Soal No. 3
Grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) berikut ini menginformasikan gerak suatu benda.

Kecepatan rata-rata benda dari awal gerak hingga detik ke 18 adalah....


A. 3 m/s.
B. 6 m/s.
C. 9 m/s.
D. 12 m/s
E. 15 m/s

Pembahasan
Kecepatan rata-rata adalah perpindahan dibagi dengan selang waktu. Jika disediakan grafik v
terhadap t seperti soal diatas, perpindahan bisa dicari dengan mencari luas di bawah kurva
dengan memberi tanda positif jika diatas sumbu t dan tanda negatif untuk dibawah sumbu t. Luas
= perpindahan = Luas segitiga + luas trapesium

Soal No. 4
Persamaan posisi sudut suatu benda yang bergerak melingkar dinyatakan sebagai berikut:

Tentukan:
a) Posisi awal
b) Posisi saat t=2 sekon
c) Kecepatan sudut rata-rata dari t = 1 sekon hingga t = 2 sekon
d) Kecepatan sudut awal
e) Kecepatan sudut saat t = 1 sekon
f) Waktu saat partikel berhenti bergerak
g) Percepatan sudut rata-rata antara t = 1 sekon hingga t = 2 sekon
h) Percepatan sudut awal
i) Percepatan sudut saat t = 1 sekon

Pembahasan
a) Posisi awal adalah posisi saat t = 0 sekon, masukkan ke persamaan posisi

b) Posisi saat t = 2 sekon

c) Kecepatan sudut rata-rata dari t = 1 sekon hingga t = 2 sekon

d) Kecepatan sudut awal


Kecepatan sudut awal masukkan t = 0 sekon pada persamaan kecepatan sudut. Karena belum
diketahui turunkan persamaan posisi sudut untuk mendapatkan persamaan kecepatan sudut.
e) Kecepatan sudut saat t = 1 sekon

f) Waktu saat partikel berhenti bergerak


Berhenti berarti kecepatan sudutnya NOL.

g) Percepatan sudut rata-rata antara t = 1 sekon hingga t = 2 sekon

h) Percepatan sudut awal


Turunkan persamaan kecepatan sudut untuk mendapatkan persamaan percepatan sudut.

i) Percepatan sudut saat t = 1 sekon

Soal No. 5
Sebuah partikel bergerak dari atas tanah dengan persamaan posisi Y = (−3t2 + 12t + 6 ) meter.
Tentukan :
a) Posisi awal partikel
b) Posisi partikel saat t = 1 sekon
c) Kecepatan awal partikel
d) Percepatan partikel
e) Waktu yang diperlukan partikel untuk mencapai titik tertinggi
f) Lama partikel berada di udara
g) Tinggi maksimum yang bisa dicapai partikel

Pembahasan
a) Posisi awal partikel

b) Posisi partikel saat t = 1 sekon


c) Kecepatan awal partikel

d) Percepatan partikel. Turunkan persamaan kecepatan untuk mendapatkan persamaan


percepatan:

e) Waktu yang diperlukan partikel untuk mencapai titik tertinggi


Saat mencapai titik tertinggi kecepatan partikel adalah NOL.

f) Lama partikel berada di udara


Partikel berada diudara selama dua kali waktu untuk mencapai titik tertinggi yaitu 4 sekon.
g) Tinggi maksimum yang bisa dicapai partikel
Tinggi maksimum tercapai saat 2 sekon, masukkan ke persamaan posisi.

Soal No. 6
Sebuah benda bergerak sesuai persamaan berikut

r dalam meter dan t dalam sekon. Tentukan kecepatan benda untuk t = 2 sekon!

Pembahasan
Turunkan persamaan posisinya (r) untuk mendapatkan persamaan v. Biarkan i dan j nya, setelah
itu masukkan waktu yang diminta.
Bank Soal Semester Kinematika
Yang masih belum faham tentang fungsi turunan, mungkin belum dijelaskan di sekolah, silakan
cermati rumus turunan untuk fungsi aljabar berikut, beserta contohnya:
Rumus Turunan Fungsi Aljabar
Jika y adalah fungsi yang hendak diturunkan, dan y' adalah fungsi turunannya, maka hubungan
keduanya

Contoh
1) y = 4x3
y' =....

y' = 3 ⋅ 4x3 − 1 = 12x2

2) y = 2x4
y' =....

y' = 4 ⋅ 2x4 − 1 = 8x3

3) y =5x2
y' =....

y' = 2 ⋅ 5x2 − 1 = 10x1 = 10x

4) y =5x
y' =....

y' = 5

Kenapa 5 hasilnya?
y = 5x tidak lain adalah y = 5x1, sehingga jika diturunkan ikut rumus di atas, y' = 1 ⋅ 5x1 − 1 =
5x0 = 5 (1) = 5

ingat bilangan yang dipangkatkan nol hasilnya adalah 1.

5) y = 8
y' =....

y' = 0

Kenapa 0?
y = 8 tidak lain adalah y = 8x0, sehingga jika diturunkan ikut rumus di atas, y' = 0 ⋅ 8x0 − 1 = 0

ingat bilangan yang dikalikan nol hasilnya adalah nol.


Untuk soal-soal kinematika yang berkaitan dengan integral (kebalikan dari turunan), misalnya
diketahui percepatan kemudian harus mencari kecepatan, atau diketahui kecepatan kemudian
harus menemukan posisinya, ada bagusnya dipelajari dasar-dasar teknik pengintegralan
berikut. Pada pelajaran matematika, topik integral ini biasanya diajarkan di kelas 3 SMA (12).
Soal No. 7
Sebuah partikel bermuatan listrik mula-mula bergerak lurus dengan kecepatan 100 m/s. Karena
pengaruh gaya listrik, partikel mengalami percepatan yang dinyatakan dengan persamaan a = (2
− 10t) m/s2, t adalah waktu lamanya gaya listrik bekerja. Kecepatan partikel setelah gaya bekerja
selama 4 sekon adalah....
A. 24 m/s
B. 28 m/s
C. 32 m/s
D. 36 m/s
E. 40 m/s
(Dari soal Ebtanas 1997)

Pembahasan
Data soal yang diambil:
Kecepatan awal partikelnya vo = 100 m/s
Persamaan percepatannya a = (2 − 10t) m/s2
Waktu yang diminta t = 4 sekon
Yang ditanya v =......

Menggunakan integral, karena dari a mau cari v. Setelah dapat integralnya, masukkan waktu
yang sesuai:
Contoh Soal Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Rumus pokok pada GLB adalah sebagai berikut.

s
v =
t

s
= s0 + v.t
t

Keterangan:

s = jarak (m)

s0 = jarak awal (m)

st = jarak pada waktu t detik (m)

v = kelajuan (m/s)

t = waktu (s)

Contoh Soal:

Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 72 km/jam. Pada jarak 18 km dari arah yang
berlawanan, sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 90 km. kapan dan dimana kedua mobil
akan berpapasan?

Penyelesaian

v1 = 72 km/jam = 20 m/s

v1 = 90 km/jam = 25 m/s

Jarak kedua mobil = PQ = 18 km = 18.000 m

Misalkan titik R merupakan titik dimana kedua mobil berpapasan, maka

PQ = PR + QR
Dengan:

PR = jarak tempuh mobil 1 (hijau)

QR = jarak tempuh mobil 2 (merah)

Sehingga:

PQ = v1t + v2t

18.000 = (20t + 25t)

18.000 = 45t

45 t = 18.000

t = 400 s

PQ = v1t = (20 m/s)(400 s) = 8.000 m = 8 km

QR = v2t = (25 m/s)(400 s) = 10.000 m = 10 km

Jadi kedua mobil tersebut berpapasan setelah 400 s bergerak, dan setelah mobil pertama
menempuh 8 km atau setelah mobil kedua menempuh jarak 10 km.

Contoh Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Rumus pokok pada GLBB adalah sebagai berikut.

v = v0 ± at

s = s0 + v0t ± ½ at2

v2 = v02 ± 2as

Keterangan:

s = jarak (m)

s0 = jarak awal (m)

s = jarak akhir (m)

v0 = kecepatan awal (m/s)

v = kecepatan akhir (m/s)


a = percepatan (m/s2)

t = waktu (s)

Contoh Soal:

1. Sebuah mobil bergerak dari keadaan diam. Jika percepatan mobil 20 m/s2, tentukan kecepatan
mobil tersebut setelah 5 sekon.

Penyelesaian:

Diketahui:

V0 = 0 (diam)

a = 20 m/s2

t=5s

Ditanya: v setelah 5 s, maka

v = v0 + at

v = 0 + (20)(5)

v = 100 m/s2

jadi kecepatan mobil setelah 5 sekon adalah 100 m/s2

2. Muhammad Zeni seorang atlet balap sepeda Lampung dapat mengayuh sepedanya dengan
kecepatan awal 10 km/jam pada suatu perlombaan. Atlet tersebut dapat mencapai garis finish
dalam waktu 2 jam dengan percepatan 20 km/jam. Tentukan panjang lintasan yang ditempuh
atlet tersebut.

Penyelesaian:

Diketahui:

s0 = 0 (perlombaan dimulai dari garis start)

V0 = 10 km/jam

a = 20 km/jam

t = 2 jam

Ditanya: s, maka
s = s0 + v0t + ½ at2

s = 0 + (10)(2) + (½)(20)(2)2

s = 20 + 40

s = 60 km

jadi jarak yang ditempuh Zeni selama perlombaan adalah 60 km.

3. Sebuah benda bergerak dengan percepatan 8 m/s2. Jika kecepatan awal benda 6 m/s, tentukan
kecepatan benda setelah menempuh jarak 4 m.

Penyelesaian:

Diketahui:

s=4m

V0 = 6 m/s

a = 8 m/s2

Ditanya: v, maka

v2 = v02 + 2as

v2 = (6)2 + 2(8)(4)

v2 = 36 + 64

v2 = 100

v = 10 m/s

jadi kecepatan akhir benda setelah menempuh jarak 4 m adalah 10 m/s.

Contoh Soal Gerak Jatuh Bebas (GJB)

Rumus pokok pada GJB adalah sebagai berikut.


h = ½ g.t2 → perpindahan setelah t detik

vt = g.t
→ kecepatan setelah t detik
vt = √(2gh)

h' = h0 – ½ g.t2 → ketinggian setelah t detik

t = √(2h0/g) → waktu mencapai lantai

Keterangan:

h’ = ketinggian benda setelah t detik (m)

h = perpindahan benda (m)

h0 = ketinggian mula-mula benda (m)

vt = kecepatan benda setelah t detik (m/s)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

t = waktu (s)

Contoh Soal:

Buah mangga (m = 0,3 kg) jatuh dari pohonnya dengan ketinggian 2 m. Sedangkan buah kelapa
(m = 0,3 kg) jatuh dari pohonnya berketinggian 8 m. tentukan:

a) perbandingan waktu jatuh buah mangga dan buah kelapa

b) perbandingan kecepatan jatuh buah mangga dan kelapa

Penyelesaian:

h1 = 2 m (mangga)

h2 = 8 m (kelapa)

g = 10 m/s2 (tidak diketahui dalam soal)

a) waktu jatuh
waktu jatuh buah mangga memenuhi:

t1 = √(2h1/g)

t1 = √(2×2/10)

t1 = √(4/10)

t1 = 2/√10 → dengan menggunakan teknik perasionalan penyebut pecahan bentuk akar maka:

t1 = (2/10) √10

t1 = (1/5) √10 detik

waktu jatuh buah kelapa memenuhi:

t2 = √(2h2/g)

t2 = √(2×8/10)

t2 = √(16/10)

t2 = 4/√10

t2 = (4/10) √10

t2 = (2/5) √10 detik

jadi perbandingan waktu jatuh buah mangga dengan kelapa adalah:

t1/t2 = [(1/5) √10]/[ (2/5) √10]

t1/t2 = 1/2

b) kecepatan jatuh

kecepatan jatuh buah mangga:

v1 = √(2gh1)

v1 = √(2×10×2)

v1 = √40
v1 = 2√10 m/s

kecepatan jatuh buah kelapa:

v2 = √(2gh2)

v2 = √(2×10×8)

v2 = √160

v2 = 4√10

jadi perbandingan kecepatan jatuh buah mangga dengan kelapa adalah:

v1/v2 = (2√10)/(4 √10)

v1/v2 = 1/2

Soal di atas dapat diselesaikan dengan lebih cepat menggunakan konsep kesebandingan berikut
ini. Coba kalian gunakan sendiri konsep ini untuk mengerjakan soal di atas. Jika hasil
perhitungan sama berarti perhitungan kalian benar.

Konsep kesebandingan

Waktu jatuh: t ~ √h

Berarti: t1/t2 = √h1/√h2

Kecepatan jatuh: v ~ √h

Berarti: v1/v2 = √h1/√h2

Contoh Soal Gerak Vertikal ke Bawah (GVB)

Rumus pokok pada GVB adalah sebagai berikut.

h = v0t + ½ g.t2 → perpindahan setelah t detik

vt = v0 + g.t
→ kecepatan setelah t detik
2 2
vt = v0 + 2gh
h' = h0 – ½ g.t2 → ketinggian setelah t detik

Keterangan:

h' = ketinggian benda setelah t detik (m)

h = perpindahan benda (m)

h0 = ketinggian mula-mula benda (m)

vt = kecepatan benda setelah t detik (m/s)

v0 = kecepatan awal benda (m/s)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

t = waktu (s)

Contoh Soal:

Sebuah benda dilemparkan dari sebuah gedung yang tingginya 20 m. benda tersebut tiba di tanah
pada selang waktu 5 sekon (g = 10 m/s2). Tentukan kecepatan yang diberikan kepada benda
tersebut.

Penyelesaian:

h = 20 m

t = 5 sekon

Dengan menggunakan persamaan 6, diperoleh:

h = v0t + ½ g.t2

v0 = (h – ½ gt2)/t

v0 = [20 – (½ × 10 × 52)]/5

v0 = (20 – 125)/5

v0 = – 21 m/s

Jadi kecepatan yang diberikan pada benda adalah – 20 m/s2. Tanda negatif menyatakan bahwa
kecepatan bergerak ke bawah. Kecepatan merupakan besaran vektor jadi selain memiliki nilai
juga memiliki arah.
Contoh Soal Gerak Vertikal ke Atas (GVA)
Baca Juga:

 Contoh Soal Katrol Gabungan dan Jawabannya Lengkap


 Contoh Soal Sistem Katrol Pada Bidang Miring Kasar dan Jawabannya Lengkap
 Contoh Soal Sistem Katrol Pada Bidang Miring Licin dan Jawabannya Lengkap

Rumus pokok pada GVA adalah sebagai berikut.

h = v0t − ½ g.t2 → perpindahan atau ketinggian

vt = v0 − gt
→ kecepatan setelah t detik
vt2 = v02 − 2gh

v02
hmax = → ketinggian maksimum
2g

v0
tmax = → waktu mencapai titik tertinggi
g

Keterangan:

tmax = waktu untuk mencapai titik tertinggi (s)

hmax = ketinggian maksimum yang dapat dicapai benda (m)

v = kecepatan benda di titik tertinggi (m/s)

v0 = kecepatan awal benda (m/s)

h = perpindahan benda (m)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

t = waktu (s)
Contoh Soal:

Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 20 m/s. Jika percepatan
gravitasi 10 m/s2, hitunglah:

a) waktu yang dibutuhkan bola sampai di titik tertinggi.

b) tinggi maksimum yang dicapai bola.

penyelesaian

vo = 20 m/s

g = 10 m/s2

vt = 0 (di titik tertinggi)

a) untuk menghitung waktu yang dibutuhkan bola untuk sampai di titik tertinggi, kita gunakan
persamaan berikut.

t max = v0/g

t max = 20/10

t max = 2 s

jadi waktu yang diperlukan bola untuk sampai di titik tertinggi adalah 2 s.

b) tinggi maksimum yang dicapai bola dapat diselesaikan dengan dua cara yaitu dengan
menggunakan dua persamaan berikut.

Persamaan 1:

h = v0t − ½ gt2

h = (20)(2) – (½)(10)(22)

h = 40 – 20

h = 20 m
Persamaan 2:

hmax = v02/2g

hmax = 202/(2×10)

hmax = 400/20

hmax = 20 m

Jadi, tinggi maksimum yang dicapai bola adalah 20 m.

Contoh Soal Gerak Vertikal (GV)

Rumus-rumus penting pada gerak vertikal (GVA + GJB) adalah sebagai berikut.

v02
hmax =
2g

v0
tmax =
g

2vo
tAG = atau tAG = 2tmax
g

Keterangan:

hmax = ketinggian maksimum yang dapat dicapai benda (m)

tmax = waktu untuk mencapai titik tertinggi (s)

tAG = waktu melayang di udara (s)

v0 = kecepatan awal (m/s)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

Contoh Soal:
Sebuah bola dilempar vertikal ke atas dengan percepatan 60 m/s. jika percepatan gravitasi g = 10
m/s2, tentukan:

a) waktu yang diperlukan bola untuk mencapai tinggi maksimum

b) ketinggian maksimum yang dapat dicapai bola

c) kecepatan bola saat tiba di tanah

d) waktu yang diperlukan bola untuk kembali ke tanah

Penyelesaian:

diketahui:

v0 = 60 m/s

g = 10 m/s2

a) waktu untuk mencapai titik tertinggi (tmax) dapat dicari dengan menggunakan persaman 2 di
atas.

tmax = v0/g

tmax = 60/10

tmax = 6 sekon

jadi waktu yang diperlukan bola untuk mencapai titik tertinggi adalah 60 detik.

b) ketinggian maksimum (hmax) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 1 di atas.

hmax = v02/2g

hmax = (60)2/[2(10)]

hmax = 3600/20

hmax = 180 m

jadi ketinggian maksimal yang mampu dicapai bola adalah 180 meter dari permukaan tanah.
c) kecepatan pada saat tiba di tanah (vt) sama dengan kecepatan bola saat di lempar dari tanah
(v0), hanya saja tandanya negatif (-)

vt = -v0 = -60 m/s

jadi kecepatan bola saat tiba di tanah adalah -60 m/s.

d) waktu yang diperlukan bola untuk kembali ke tanah atau bisa kita sebut lama benda melayang
di udara dapat dicari dengan menggunakan persamaan3.

tAG = 2tmax

tAG = 2 × 6 sekon

tAG = 12 sekon

jadi waktu yang diperlukan bola untuk mencapai tanah adalah 12 detik.

Contoh Soal Gerak Melingkar Beraturan (GMB)

Rumus pokok pada GMB adalah sebagai berikut.

θ = θ0 + ωt

Keterangan:

θ = posisi sudut (rad)

θ0 = posisi sudut awal (rad)

ω = kecepatan sudut pada (rad/s) = besarnya tetap

t = waktu (s)
Contoh Soal:

1. Sebuah partikel bergerak melingkar beraturan dengan posisi sudut awal 5 rad. Jika partikel
bergerak dengan kecepatan sudut 10 rad/s, tentukan posisi sudut akhir pada saat t = 5 s.

Penyelesaian:

θ0 = 5 rad

ω = 10 rad/s

t=5s

maka:

θ = θ0 + ωt

θ = 5 + (10 × 5)

θ = 55 rad

jadi, posisi sudut akhir partikel tersebut adalah 55 rad.

2. Sebuah roda berputar dengan kecepatan sudut tetap 120 rpm. Jari-jari roda 50 cm. Maka
tentukanlah :

a) sudut yang ditempuh roda dalam waktu 5 sekon

b) panjang lintasan yang dilalui benda yang berada di tepi roda dalam waktu 5 detik

c) kecepatan linear benda yang berada di tepi roda

penyelesaian:

ω = 120 rpm = 120 × 2π/60 = 4π rad/s

R = 50 cm = 0,5 m

t=5s

maka:

a) sudut yang ditempuh (θ)

θ = θ0 + ωt
θ = 0 + (4π × 5)

θ = 20π rad

b) panjang lintasan (s)

s = θR

s = 20π × 0,5

s = 10π m

c) kecepatan linear benda (v)

v = ωR

v = 4π × 0,5

v = 2π m/s

Contoh Soal Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)

Rumus pada GMBB adalah sebagai berikut.

Besaran Gerak melingkar keterangan

ω0 + ω t
Kecepatan sudut rata-rata ωrerata =
2

ωt − ω 0
Percepatan sudut α = a = αR
t – t0

Perpindahan sudut θ = ω0t + ½ αt2 s = θR

ωt = ω0 + αt
Kecepatan sudut v = ωR
ωt2 = ω02 + 2αθ
Keterangan:

θ = posisi sudut (rad)

ω = kecepatan sudut pada (rad/s)

α = percepatan sudut (rad/s2)

s = perpindahan/jarak (m)

v = kecepatan linear (m/s)

a = percepatan linear (m/s2)

t = waktu (s)

Contoh Soal:

Sebuah Roller Coaster bergerak melewati rel berbentuk lingkaran. Di titik teratas kecepatannya
10 rad/s sedangkan di titik paling bawah, kecepatannya 40 rad/s. waktu yang dibutuhkan untuk
berpindah dari titik atas ke titik bawah adalah 2 sekon, tentukan:

a) percepatan sudut

b) percepatan sudut saat t = 1 sekon

c) perpindahan sudut saat t = 1 sekon

Penyelesaian:

ω0 = 10 rad/s

ωt = 40 rad/s

t=2s

maka:

a) percepatan sudut dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

α = (ωt – ω0)

α = (40 – 10)/2

α = 15 rad/s2
b) kecepatan sudut pada saat t = 1 s, dapat dicari dengan persamaan:

ωt = ω0 + αt

ωt = 10 + (15 × 1)

ωt = 25 rad/s

c) perpindahan sudut pada saat t = 1 s, dapat dicari dengan persamaan:

θ = ω0t + ½ αt2

θ = (10 × 1) + (½ × 15 × 12)

θ = 17,5 radian

Anda mungkin juga menyukai