Anda di halaman 1dari 50

KINEMATIKA

Budi Priyanto, ST. MT.


Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Standar Kompetensi :
Setelah mempelajari materi dalam bab keempat ini, mahasiswa
diharapkan memahami dan menganalisis kinematika gerak

Kompetensi Dasar :
Mahasiswa memahami konsep dasar kinematika suatu benda yang bergerak
Mahasiswa memahami gerak satu dimensi, yaitu; gerak lurus, gerak jatuh bebas, getaran
selaras
Mahasiswa memahami aplikasi getaran selaras terpaksa dalam bidang ketekniksipilan
Mahasiswa memahami superposisi getaran selaras
Mahasiswa memahami grafik superposisi getaran selaras

Indikator :
Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kinematika suatu benda yang bergerak
Mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisis percepatan dan kecepatan gerak benda
Mahasiswa dapat menjelaskan gerak lurus, gerak jatuh bebas, gerak parabolik, gerak
melingkar, getaran selaras
Mahasiswa dapat mengaplikasikan gerak lurus, gerak jatuh bebas, gerak parabolok, gerak
melingkar, dan getaran selaras.
Deskripsi :

Kinematika mempelajari variabel-variabel gerak


tanpa memperhatikan penyebab gerak tersebut.
Variabel-variabel penting dalam gerak suatu materi
meliputi percepatan dan kecepatan.
Kedua variabel tersebut banyak membentuk
persamaan-persamaan gerak materi.
Aplikasi kinematika dalam bidang ilmu Teknik Sipil
banyak terkait dalam konsentrasi hidro, transport.
A. Pendahuluan
 Kinematika merupakan cabang mekanika yang
membahas gerak benda tanpa memperhatikan
penyebabnya
 Gerak dalam fisika diklasifikasi dalam besaran
vektor, karena gerak mempunyai besar dan juga
arah tujuan.
 Gerak materi ditunjukkan dalam vektor posisi
yang sering disingkat .
 Penggambaran secara fisik lebih lanjut tentang
pergerakan suatu materi dapat dinyatakan dengan
varibel-variabel gerak, yaitu kecepatan (laju
perubahan vektor posisi) dan percepatan (laju
perubahan kecepatan).
 Berdasarkan kecepatan dan percepatannya, gerak suatu
materi dapat bedakan menjadi : gerak lurus (beraturan,
berubah beraturan), gerak jatuh bebas, getaran selaras,
gerak melingkar (beraturan, berubah beraturan), dan gerak
parabolik.
 Tiga gerak pertama termasuk dalam analisis gerak satu
dimensi, sedang dua terakhir gerak dua dimensi.
 Peran percepatan dalam gerak materi adalah memperlambat
atau mempercepat gerak materi. Oleh karenta itu,
percepatan mempengaruhi nilai dari kecepatan gerak.
Percepatan bernilai positip memberikan arti bahwa
kecepatan gerak materi bertambah atau semakin cepat
gerak materi, sedangkan percepatan bernilai negatip
memberikan arti bahwa kecepatan gerak materi berkurang
atau gerakan materi mengalami perlambatan.
B. Kecepatan dan Percepatan
 Kecepatan merupakan satuan panjang per
satuan waktu
 Kecepatan ditampilkan dengan besaran
vektor kecepatan rata-rata, . Apabila
gerakan materi diekspresikan dengan
perubahan posisi materi, ∆ r , dan selang
waktu tempuh dituliskan sebagai ∆t.
 V = ∆r / ∆t
Kecepatan sesaat
 Kecepatan sesaat yang dilambangkan sebagai v
adalah kecepatan rata-rata pada selang waktu
hampir mendekati harga nol sehingga
hubungan secara matematis adalah
Limit
V = ∆t 0 ∆r / ∆t = dr / dt
Percepatan
 Seorang pembalap motor bergerak dengan kecepatan vt,
untuk mendahului pembalap lain di depannya
membutuhkan waktu selama t dengan menambah
kecepatan menjadi v(t+t). Pertambahan kecepatan selama
selang waktu t sebesar  v=v (t+t)–v t atau secara
matematis dapat dituliskan v(t+t)= vt+  v.

 Penambahan kecepatan yang dilakukan oleh


pembalap tersebut memberikan arti bahwa
pembalap tersebut melakukan percepatan.
Percepatan rata-rata dapat didefinisikan sebagai
=
perubahan kecepatan sesaatnya ∆v selama waktu ∆t per
=
satu satuan waktu
  
Δv v ( t  t )  v ( t )
a = =
Δt t

Δv dv d r =

a= Limit =
t0
Δt dt
2
d t
Percepatan yang terjadi di setiap selang waktu t
tersebut dinamakan sebagai percepatan sesaat yang
diekspresikan dalam persamaan diatas
C. Gerak Satu dimensi
 Materi melakukan gerak satu dimensi apabila arah variabel-
variabel gerak seperti kecepatan dan percepatan mengikuti
satu sumbu

 Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerakan suatu benda


dengan membentuk garis lurus yang setiap saat
kecepatannya konstan (tetap). Kecepatan rata-rata GLB
pada setiap sembarang waktu adalah sama sehingga
kecepatan rata-ratanya sama dengan kecepatan sesaatnya
atau juga dapat dikatakan percepatan sama dengan 0 (nol).
 S = v . t atau v = S / t
Contoh Soal
 Seorang kakak tinggal di solo, disuruh
oang tuanya mengantar uang ke adiknya.
Jarak tempat tinggal mereka adalah 60 km.
Kakak menelpon, meminta adiknya
meluncur ke arah solo, berharap bertemu
diantara jogja dan solo. Jika kakak melaju
dengan kecepatan rata2 60 km/jam dan
adiknya berangkat 30 menit setelah
kakaknya berangkat, dengan kecepatan 30
km/jam, dimana merea bertemu?
Contoh Soal
 Dua orang berkecepatan tetap berjalan
melintasi lintasan sepanjang PQ dengan jarak
520 m dari P ke Q. Orang pertama dengan
kecepatan v1 = 6 m/dt dan berangkat 10 detik
lebih dahulu dari orang kedua yang
berkecepatan v2 = 8 m/dt. Apabila orang kedua
sampai di Q kembali ke P dengan kecepatan
tetap
a). Dimana orang kedua menyusul orang pertama?
b). Dimana orang kedua bertemu orang pertama
setelah kembali dari Q?
Gerak Lurus Berubah Beraturan
 Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak
benda yang mengikuti garis lurus dengan
kecepatan yang berubah secara beraturan pada
setiap saat.
 Perubahan kecepatan secara beraturan
tersebut disebabkan adanya percepatan yang
konstan di setiap saatnya.

v t  v 0  at
Grafik hubungan kecepatan dengan waktu
tempuh pada GLBB
Analisis statistik untuk kecepatan dengan perubahan
yang konstan terhadap waktu memberikan kecepatan
rata-ratanya merupakan nilai median dari data tersebut

x  vt
1
v  (v 0  v t )
2

x  v 0 t  at 1
2
2

v t  v 0  2ax
2 2
Rumus Pokok

v t  v 0  at
1
v  (v 0  v t )
2
x  v 0 t  at1
2
2

v t  v 0  2ax
2 2
Contoh Soal
 Sebuah kereta api berjalan dengan
kecepatan 90 km/j. Pada suatu saat kereta
api tersebut direm dan setelah t detik
baru berhenti. Dalam t detik tersebut
kereta api menempuh jarak 250 m. Hitung
t dan perlambatannya pada waktu terjadi
pengereman.
Gerak jatuh bebas
 Benda melakukan gerak jatuh bebas jika
benda jatuh ke bumi tanpa kecepatan awal
dan dianggap tidak mendapatkan gesekan
dari udara.
 Percepatannya selama jatuh dapat
dianggap konstan tidak berubah.
 Percepatan yang dialami benda yang jatuh
bebas disebabkan oleh grafitasi bumi
 Gerak jatuh bebas didefinisikan sebagi gerak
lurus vertikal yang menuju pusat bumi
sehingga persamaan gerak yang berlaku pada
gerak jatuh bebas identik dengan persamaan
gerak lurus berubah beraturan dipercepat
oleh gravitasi bumi (g).

vty  v0 y  gt

v ty  v 0 y  2gy
2 2

y  v 0y t  1
2 gt 2
Rumus Gerak dalam Bidang

v t  v 0  at vty  v0 y  gt
v t  v 0  2ax v ty  v 0 y  2gy
2 2 2 2

x  v 0 t  at 2
y  v 0y t 
1 2
2
1
2 gt
Contoh Soal
 Sebuah benda dijatuhkan dari tempat dengan
ketinggian 20 m di atas tanah. Hitunglah
waktu yang diperlukan dan kecepatan benda
tersebut untuk mencapai tanah.
 Dari suatu tempat 20 m di atas tanah
dilempar bola tegaklurus ke atas dengan
kecepatan awal v0 = 5m/dt, g = 10 m/dt2
◦ a)Hitung waktu dan kecepatan benda sampai di
permukaan tanah
◦ b)Hitung kecepatan benda saat melalui titik
awalnya
Gerak selaras (Getaran
harmonis)
 Sebuah benda yang bergerak bolak balik
dalam waktu yang sama disebut dengan
gerak periodik.
 Benda yang bergerak secara perodik
tersebut sering disebut dengan getaran
harmonis atau getaran selaras.
 Akibat gerakan yang periodik tersebut,
maka getaran selaras dapat dianalogkan
sebagai hasil proyeksi dari gerak melingkar
suatu benda pada garis tengahnya.
P

B P''
A
O P'

 Apabila benda P dengan proyeksi P’


berjalan melintasi P’-O-P”-O-P’ dapat
dikatakan benda tersebut melakukan satu
getaran dengan sudut yang ditempuh
sebesar 2 rad atau benda telah
melakukan satu periode getaran
Contoh & Aplikasi Getaran selaras
 Benda yang mengalami getaran selaras
sering dijumpai sebagai contoh antara lain
bandul yang berayun, dawai gitar, gerakan
per, dan sebagainya.
 Aplikasi getaran selaras pada bidang ilmu
teknik sipil adalah sebagai ilmu dasar
mempelajari mata kuliah teknik gempa
dan analisis dinamika struktur.
 Analog dengan Hukum III Newton, apabila benda
mengalami gangguan akan mengadakan reaksi
sebesar nilai gangguannya.
 Gerak harmonis dapat diasumsikan sebagai
gangguan seperti pada per yang mengalami
pertambahan panjang (x) akibat gaya tarik. Sesuai
dengan Hukum III Newton mengenai Aksi reaksi,
 Gaya reaksi yang ditimbulkan oleh per yang
disebut dengan gaya pemulih sama besar dengan
gaya tarik yang mengakibat pertambahan panjang
tersebut. Gaya pemulih tersebut dalam Hukum
Hooke dinyatakan dalam persamaan :
F = -kx
Persamaan getaran harmonis
(gerak harmonis) sederhana
 Gaya pemulih sebesar –kx merupakan gaya
dalam yang terjadi pada per atau pegas

Apabila benda bermassa M ditempatkan pada pegas


seperti terlihat dalam gambar maka menurut
Hukum II Newton, nilai gaya pemulih –kx akan
memberikan gerak lurus bolak-balik dengan
percepatan sebesar a=F/M.
 Diasumsikan bahwa gerak harmonis
bergerak bolak balik terus menerus dengan
percepatan konstan tanpa kecepatan awal,
meskipun pada kenyataannya terjadi
perlambatan akibat peredaman oleh nilai
konstanta pegas (k).
 Besar jarak yang ditempuh sepanjang x
mengikuti persamaan GLBB tanpa kecepatan
awal (v0=0).
 Penggunaan Hukum II Newton tentang
massa dalam persamaan dasar getaran
harmonis dengan subtitusi didapatkan
persamaan berikut
d2x dv
 kx  0
M 2  kx  0 Mv
dx
dt

 Pengintegralan persamaan kedua diatas


dengan integral tak tentu dihasilkan
◦ ½ Mv2 + ½ kx2 = C
 Suku-suku ruas kiri dalam persamaan di
atas, ½ mv2 adalah energi kinetik (Ek), ½
kx2 adalah energi potensial elastik (Ep).
 Pada saat gerak harmonis telah mencapai
simpangan maksimum atau amplitudonya
maka energi total yang terjadi adalah
energi potensial, ½ kx2 . Nilai xmaks dan V
dalam gerak harmonis dapat dinyatakan
dengan persamaan
2E
x maks 
k

2E  kx2
v
M
Persamaan Getaran Selaras
 k 
x  A sin t   0 
 M 

 x = simpangan
A = amplitudo
k = konstanta pemulih
M = massa
 0 = sudut fase
Periode (T) getaran didefinisikan sebagai waktu yang
diperlukan suatu benda untuk melakukan gerakan
bolak balik atau osilasi dengan nilai simpangan yang
sama besar
M
T  2π
k
Frekwensi getaran Frekwensi Sudut

1 k k
f ω
2π M M

T

x  Asin (t   o )
ω
Contoh Soal :
 Sebuah pegas mendatar salah satu ujungnya diberi massa 50
gm. Jika sistem disimpangkan dengan gaya 2000 dyne, pegas
tersebut memanjang 5 cm. Kemudian massa disimpangkan
sejauh 10 cm dengan gaya F dan dilepaskan pada bidang
mendatar tanpa gesekan, dan sistem melakukan getaran
selaras.
 Hitung :
◦ 1). Besar gaya F
◦ 2). Periode getaran yang terjadi
◦ 3). Frekwensi sudut
◦ 4). Amplitudo getaran
◦ 5). Simpangan pada t = 0,3 dt sesudah dilepaskan.
◦ 6). Kecepatan pada t = 0,3 dt sesudah dilepaskan
◦ 7). Kecepatan maksimum
◦ 8). Waktu yang diperlukan untuk mencapai kecepatan maksimum
pertama
Jawaban
sebelum sesudah
ditarik ditarik

2000 dyne

5 cm

 Persamaan dasar gaya tarik pegas


 F = kx
 k = = 400 dyne/cm
 F = 400 . 10 = 4000 dyne2).
Periode getaran (T)

T = 2 M = 50
2 =½ 8 dt
k 400
Gerak Dua Dimensi
 Gerak dua dimensi yang dimaksud adalah
gerakan dengan variabel-variabel geraknya
mempunyai komponen x dan sumbu y.
 Contoh gerakan dua dimensi adalah gerak
parabolik, gerak melingkar
Rumus Gerak Dua Dimensi

v t  v 0  at vty  v0 y  gt
v t  v 0  2ax v ty  v 0 y  2gy
2 2 2 2

x  v 0 t  at 2 y  v 0y t  2
1 1
2 gt
2
1. Gerak parabolik
y

vx
vy v0
ymax

 B vx
A x
vx
vy vB
xmax

 Pada komponen sumbu x merupakan gerak


lurus beraturan dengan kecepatan vx sebesar
vx = v0 cos 
 Jarak yang ditempuh arah sumbu x adalah
x = v0 cos  t
 Komponen arah sumbu y merupakan
gerak diperlambat akibat gravitasi bumi g
dengan kecepatan vy sebesar
vy = v0 sin 
 Ketinggian yang dapat dicapai pada gerak
parabolik adalah
y = v0 sin  t – ½ gt2
 Pada setiap titik dalam daerah lintasan
gerak parabolik berlaku
vy
V  vx  v y tg 
2 2

vx
Nilai waktu yang digunakan untuk mencapai titik maksimum.

v0 sin  v0 sin 2 
2

t Ymaks 
2g
g
Jarak mendatar untuk menempuh posisi tinggi maksimum (x’)

2
v0
X cos  sin  Nilai cos sin = ½ sin2 maka
g

2
v0
X sin 2
2g
Xmaks tercapai saat Y=0 kembali
2
v0
Xmaks  2 sin  cos 
g

2
v0
 sin 2
g
Contoh Soal
1. Sebuah gedung bertingkat terjadi
kebakaran pada lantai 5 pada ketinggian
20 m di atas permukaan tanah. Sebuah
mobil kebakaran menembakkan air pada
jarak 40 m arah sumbu x dari sasaran
dengan kecepatan pancaran air 40 m/dt.
Hitung sudut yang harus nozle agar
supaya air mencapai sasaran. Apabila g =
10 m/dt2
2. Seorang menembak dari sebuah balon
udara yang mempunyai kecepatan 5 m/dt
vertikal. Tembakkan dilakukan pada saat
ketinggian 100 m di atas permukaan tanah
dengan arah mendatar peluru ditembakkan
berkecepatan 50 m/dt. Jika g = 10 m/dt2.
◦ Hitung waktu yang dibutuhkan peluru sampai di
tanah.
◦ Hitung jarak mendatar peluru sampai di tanah.
◦ Hitung kecepatan peluru sampai di tanah.
◦ Hitung tinggi maksimum yang dicapai peluru di
atas permukaan tanah.
2. Gerak melingkar
 Suatu materi akan
A melakukan gerak melingkar
R apabila arah vektor
O rad

v
kecepatan materi tersebut
selalu berubah-ubah
dengan titik pangkal vektor
B kecepatannya menyinggung

lintasan gerak.
 Apabila besar kecepatan
v

setiap saat tidak berubah


maka disebut dengan gerak
melingkar beraturan.
 Waktu tempuh satu kali putaran, disebut
periode (T) dengan satuan detik.
 Jarak untuk menempuh satu putaran
penuh sama besar dengan nilai keliling
lintasan berjari-jari R (2πR)
 Kecepatan yang terjadi adalah :

V = kecepatan linear (m/dt)


2π R
v T=periode (dt)
T
R=jari-jari (m)
Kecepatan sudut dapat dituliskan secara
-5
matematis berikut
360 2
 
T T
ω=kecepatan sudut (rad/dt)

v=ωR
(
)=

A Percepatan radial
vA
M
 vD
vD
ar 
vB

B

vC
t
vD 2
v
D vB

B
vC ar 
F E R
Contoh Soal
 Dua buah roda bersinggungan di luar
mempunyai jari-jari yang berbeda. Roda
dengan jari-jari kecil berputar maka roda
berjari-jari besar juga ikut berputar. Jari-
jari roda kecil sebesar 2 cm dan berputar
20 kali tiap menit yang menyebabkan roda
berjari-jari besar berputar 40/3 kali.
◦ Hitung kecepatan sudut roda kecil dan besar.
◦ Hitung jari jari roda besar.
 Tiga buah roda A,B, dan C saling
berhubungan. Roda B menempel roda A
dengan pusat yang sama kemudian roda B
dihubungkan dengan rantai dengan roda
C. Jari-jari masing-masing roda sebgai
berikut RA = 40 cm, RB = 20 cm, dan RC =
30 cm. Perputaran roda C sebesar 30 kali
per menit
 Hitung kecepatan sudut roda A
 Hitung percepatan radial suatu titik di tepi roda A
 Sebuah mobil dengan berat w kgf melaju
pada suatu tikungan berjari-jari R m
dengan kecepatan v m/dt.
 a) Tentukan koefisien gesek statis (μs)
apabila tikungan datar
 b) Tentukan kemiringan tikungan agar
supaya gaya gesek tersebut tidak
diperlukan F N

FS
FR1
FR2

w
Terima Kasih – Sukses Untukmu

Anda mungkin juga menyukai