Anda di halaman 1dari 30

2.

VEKTOR
Budi Priyanto, ST. MT.
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
UMS
Standar Kompetensi:
Setelah mempelajari materi bab 3 ini, mahasiswa mengaplikasikan
operasi vektor dalam bidang ilmu ketekniksipilan.
Kompetensi Dasar:
Memahami pengertian skalar, vektor
Memahami sifat-sifat skalar dan vektor
Memahami operasional(metode penjmlahan dan perkalian)
vektor
memahami sifat-sifat operasional vektor

Indikator:
Mahasiswa dapat mendefinisikan besaran-besaran vektor dan skalar
Mahasiswa dapat menerapakan operasi besaran vektor
Mahasiswa dapat memahami sifat-sifat operasi vektor
Mahasiswa dapat mendefinisikan besaran-besaran yang terdapat dalam fisika
Mahasiswa dapat menerapkan operasi-operasi vektor pada besaran-besaran fisi
Diskripsi:
Besaran vektor = besaran yang memerlukan besar dan arah
untuk menyatakan dan menjelaskan secara fisik.
Besaran vektor dituliskan dengan cetak tebal atau memberikan
tanda anak panah di atas simbul besaran.
 Secara matematis besaran vektor mempunyai aturan tertentu
dalam operasionalnya, penjumlahan dan perkalian, tidak
seperti dalam operasional aljabar biasa.
Penjumlahan besaran vektor dapat dilakukan dengan secara
grafis yang disebut dengan metode geometrik ataupun analitis.
Hasil perkalian vektor dapat berupa vektor atau skalar.
A. Vektor dan Skalar
Besaran fisika dapat dikelompokkan
berdasar nilai dan arahnya, yaitu besaran
skalar dan besaran vektor.
Besaran skalar hanya memiliki nilai saja
Besaran vektor memiliki nilai dan arah
Vektor akan tetap sama jika letak vektor
digeser atau dipindah, asalkan panjang dan
arahnya tetap sama.
Vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yg
bagian ujungnya diberi simbol besaran yang terkait.
Panjang anak panah melambangkan nilai atau
besarnya, dan arah anak panah melambangkan arah
besaran vektor tersebut.
V

Perhitungan vektor berbeda dengan perhitungan


aljabar karena dalam perhitungan tersebut arah juga
harus dipertimbangkan
B. Penjumlahan
a + b = r,
Vektor dengan
 Letakkan vektor
pertama, (a)
Metode Geometris
Letakkan pangkal vektor
kedua (b) di ujung vektor a

pertama,(a) r
Tarik garis dari pangkal
vektor pertama ke ujung b

vektor kedua yang


merupakan resultan, r
(jumlah vektor).
Pada operasi pengurangan,
vektor negatif sama dengan
vektor positifnya, hanya C. Pengurangan Vektor
arahnya dibalik a
Urutan pengelompokan
vektor dalam penjumlahan
-d
tidak akan mempengaruhi a-d
hasil.
a + b = b + a
(hukum komulatif) -d
d + (e + f) = (d + e) + f d
(hukum asosiatif)
Bagaimana
Bagaimana mengetahui
cara besarnya
mengetahui nilai sudut R
besarnya nilai
Resultan
Vektor ?
Penjumlahan Vektor dgn cara analitis
Metode analitis salah satu ax = a cos α
metode penjumlahan vektor ay = a sin α
yang dapat digunakan pada
a = √ (ay+ax )
vektor-vektor yang bekerja
dalam tiga dimensi. α = ay/ax
Vektor a diproyeksikan
pada sumbu x, didapatkan a

vektor sejajar sumbu x (ax). ay

Proyeksi vektor a pada α


sumbu y menghasilkan
vektor baru sejajar sumbu y a x

(ay.)
Penjumlahan Vektor dgn cara analitis

ay a rx = ax + bx
ry = ay + by
bx
ax r = √ (ry2 +rx2 )
β = tan-1 (ry /rx )
by Persyaratan matematika yang harus
b
dipenuhi dalam penjumlahan vektor,
yaitu besaran vektor merupakan
besaran vektor yang sejenis
Soal latihan 4m

2m
130 o
1. Dua buah vektor perpindahan berturut-turut 2 45 o
m dengan sudut 45o dengan dan 4 m dengan
sudut 130o, sudut tersebut terhadap sumbu x
positip. Hitung resultan dengan menggunakan truk U
truk
cara grafis dan komponen-komponennya. 70 km/j 70 km/j

Bandingkan arah resultan gaya terhadap sumbu

20 o
asap
x positip dari kedua perhitungan tersebut.
angin
2. Sebuah truk berjalan ke arah Utara dengan

20 o
asap
kecepatan 70 km/j. Asap knalpot tertiup angin
dengan membentuk sudut 20o (terhitung dari
arah Selatan). Apabila angin bertiup tepat ke U v?
arah Timur, hitung kecepatan angin tersebut. Arah kapal II
3. Kapal berlayar ke arah Timur dengan laju 10 30 o
km/j. Kapal lain berlayar dalam arah 30o
dengan arah Utara ke arah Timur. Hitung laju 60 o 10 km/j

kapal kedua agar tepat selalu di sebelah Utara Arah kapal I

kapal pertama.
X Y
b
2 Ac0s45=1.414 Asin45=1,414

ay 4 Bcos130=-2,57 Bsin 130=3.06


a
R -1,156 4,474
bx ax

R=√((-1.156)2 +4,4742)
Tgn ∂ =y/x Tgn 20 = Va/70
Va = 70. tgn20 = 25,5 km/jam
Perkalian Vektor
Pada perkalian vektor dapat Ada 3 macam perkalian
terjadi perkalian dua vektor yang melibatkan vektor,
yang tidak sejenis yang akan yaitu:
menghasilkan vektor baru
baik dalam arah maupun 1. Perkalian antara vektor
besarnya dengan skalar,
 Besaran vektor juga dapat 2. Perkalian antara dua
dikalikan dengan besaran vektor dengan hasil
skalar yang hasilnya dapat skalar,
berupa vektor arah yang sama
dengan vektor semula, akan 3. Perkalian antara dua
tetapi juga dapat berlawanan vektor dengan hasil
arah dengan vektor semula. vektor lain.
Perkalian Vektor & Skalar
Perkalian antara vektor dengan skalar
artinya hasil kali suatu skalar k Contoh
dengan vektor a adalah ka. F = m.a
Hasil perkalian tersebut G = m.g
menghasilkan sebuah vektor yang I = F.t
searah atau vektor berlawanan dengan M=m.v
vektor a yang bernilai sebesar k kali
V = S/t
vektor semula.
Arah vektor hasil sama dengan vektor
awal jika k bilangan positif, dan
berlawanan arah jika k bilangan
negatif.
Perkalian Vektor & Vektor
Jika suatu besaran vektor dikalikan dengan vektor
lain, harus dibedakan antara perkalian skalar
dengan perkalian vektor
Perkalian skalar antara dua vektor a dan b ditulis
a.b = ab cos θ, dengan θ adalah sudut terkecil di
antara a dan b.
Hasil kali dari perkalian dua buah vektor tersebut
menghasilkan skalar
Pada Gambar diperlihatkan dua
buah vektor a dan b membentuk
sudut θ.
 Ujung a ditarik tegaklurus hingga
Perkalian 2 Vektor
memotong b yang merupakan dgn hasil skalar
komponen a dengan panjang a
cosθ
Ujung b juga ditarik tegaklurus b cos θ
a
hingga memotong a yang
merupakan komponen b dengan
panjang b cosθ,
θ
Perkalian skalar dua vektor sebagai
perkalian antara besar salah satu a cosθ
vektor dengan komponen vektor
lain dalam arah vektor pertama.
Perkalian ini juga disebut perkalian b

dot (perkalian titik) atau a . b.


Contoh
Usaha  W = F.S
Daya  P = F.v
Energi  E = 1/2mV.V
Perkalian 2 Vektor dgn hasil Vektor
Perkalian dua buah vektor Arah c didefinisikan tegaklurus pada
menghasilkan vektor baru yang bidang yang dibentuk oleh a dan b.
besarnya tidak sama dengan perkalian Untuk menentukan arah vektor c, dapat
skalar terhadap vektor. dilihat Gambar berikut.
Hasil vektor baru tersebut berubah a x b = b x a. Arah perkalian a x b sama
dalam arah dan besar vektor hasil. Arah dengan arah pergerakan sekrup yang
dari vektor baru tersebut diberikan diputar dari a ke b melalui sudut
tanda vektor arah. terkecil.
Perkalian antara dua vektor yang Besar hasil kali tetap sama jika urutan
menghasilkan vektor baru atau disebut perkalian dibalik menjadi b x a, tetapi
perkalian vektor dituliskan sebagai a x arah hasil perkalian menjadi berlawanan
b dan hasilnya adalah vektor lain c, arah dengan arah hasil semula. Secara
jelas dapat dikatakan bahwa perkalian
dengan c= a x b.
vektor, a x b b x a meskipun kedua hasil
Besar c sama dengan ab sinθ dengan θ
perkalian tersebut sama besar,
adalah sudut terkecil di antara kedua sedangkan perkalian a x b = -b x a.
vektor.
Perkalian Vektor
Operasi ini sangat
bermanfaat dalam fisika
karena banyak besaran
fisik yang berupa vektor
dan mengalami
perkalian vektor
menghasilkan vektor
baru, misalnya momen
Γ = F.d
gaya, momentum sudut,
dsb
1 2t 3t
q = 2 t/m’
60 o

1 m 1 m 1,5 m 4,5 m 1m

Sebuah tumpuan sederhana (simple beam)


dibebani sebagai berikut
Hitung beban vertikal maupun horisontal pada
simple beam tersebut.
Jawaban
Pada sendi ada gaya vertical ke atas dan horizontal ke
kanan
Hs = 3cos 60 = 1,5 t
Mr = 0  Vs.9 = 2x8+3sin60x7+2x4,5x3,25 =0
Vs = 7,05 t dan Vr = 2+2,6+9-7,05 = 5,45 t
2 2 t

A q = 3 t/m’

 B 1,5 t
4 m
2,5 m

8 m

Struktur portal seperti tergambar menerima beban


titik vertikal, horisontal, dan beban merata dengan
besar berturut-turut 1,5 t, 2 t, dan 3 t/m’. Hitung
besar resultan gaya beban sejajar dan tegaklurus
balok AB. Struktur portal dianggap dalam kondisi
kaku.
6. Seekor lalat terbang meninggalkan biji buah kates
menuju sekerat roti. Jalur terbang lalat untuk
mencapai sekerat roti tersebut mengikuti vektor arah
sebagai berikut; 2 m ke arah Utara, 1,5 m ke arah
Timur, 4 m ke arah Selatan, dan 0,5 m ke arah barat.
Hitung perpindahan (jarak maupun arah) lalat
tersebut hingga mencapai roti. Tentukan jarak
perpindahan lalat terhadap arah Utara dan Timur.
7, Sebuah perahu berlayar memotong tegaklurus aliran
air sungai dengan kecepatan 2 m/dt. Apabila aliran air
sungai sungai 0,75 m/dt. Hitung kecepatan perahu dan
arahnya terhadap arah tegaklurus aliran air sungai
tersebut.
2 m/s

0,75 m/s
Jawaban 1.
y

R 4m
130 o

2m

45 o
x

y y
o
4 sin 50
Ry
R
4m
2 sin 45 o
2m
104,5 o
o 130 o o
50 45
x
x
4 cos 50 o 2 cos 45 o Rx

Anda mungkin juga menyukai