Anda di halaman 1dari 36

Budi Priyanto, ST. MT.

REGANGAN-TEGANGAN
A. Pendahuluan
 Penekanan utama dalam perencanaan
bangunan-bangunan teknik sipil, seperti;
gedung, jembatan, bendung, adalah
kekuatan struktur.
 Kekuatan struktur sangat tergantung pada
kekuatan bahan pembentuknya,.
 Kekuatan bahan struktur ditentukan oleh
nilai tegangan () dan regangan ().
 Grafik tegangan-regangan dapat digunakan
untuk mengetahui beberapa karakteristik
bahan, yaitu :
 kondisi elastisitas,
 kondisi luluh,

 tegangan maksimum, dan

 kondisi patah
B. Gaya Dalam dan Tegangan
 Struktur teknik sipil, (kolom, balok, atau rangka
jembatan, rangka atap) menerima beban dan
meneruskan beban tsb kebagian struktur di
bawahnya.
 Kolom akan menyangga berat balok, tembok
atau struktur di atasnya yang diteruskan ke
bagian pondasi.
 Kolom tersebut mengalami gaya dalam dan
tengangan tekan.
TEGANGAN TARIK (TENSILE STRESS)
 Sebuah batang homogen,
salah satu ujungnya
digantung dan ujung lain
dikenai beban tarik sebesar
P.
 Gaya sebesar P tersebut
S  A
akan ditahan oleh partikel-
c c partikel yang berada dalam
tongkat.
 Gaya-gaya yang terjadi pada
(a) (b) partikel-partikel batang
disebut gaya dalam (internal
forces)
 Gaya P disebut dengan gaya
P P
luar (external forces)
 Internal forces (S) akan terdistribusi merata
pada suatu luas penampang batang (A),
 Distribusi internal forces sering disebut dengan
intensitas gaya (intensiy forces).
 Intensity forces didefinisikan sebagai gaya per
satuan luas (), sehingga
 besar internal forces
(S) sama dengan A.
 Dalam kondisi setimbang internal forces sama
dengan besar external forces, maka

P
= A
TEGANGAN TEKAN (COMPRESSIVE STRESS).

 Tegangan tekan juga P P

diperhitungkan dengan
rumus
P (a)
= A
c c (b)

S  A

Satuan Tegangan =N/m2, Pa (Pascal),


MPa (Mega Pascal), dengan 1 N/m2 = 1 Pa.
 Gaya P yang diterima pada
TEGANGAN GESER masing-masing cabang
penjepit sebear P/2
(SHEAR STRESS)  Penjepit tersebut akan
cenderung untuk terputus
sesuai potongan c-c.
 Gaya tersebut dinamakan
c P c
dengan gaya geser
(shearing forces).
P/2
c c
P/2  Luas yang terpotong
(b)
adalah As dan tegangan
(a)
geser (s)

P
s =
P

As
TEGANGAN DUKUNG (BEARING STRESS, P)

 Bearing stress secara mendasar mempunyai


sifat sama dengan compressive stress yang
disebabkan oleh external forces pada suatu
permukaan
 Nilai bearing stress adalah besar gaya beban
dibagi dengan luas area bidang tekan.

P  P= beban tekan
= A  A = Luas Permukaan
bidang tekan
APLIKASI

 Aplikasi shear stress yang terkait dengan


permasalah hidraulika, banyak dibahas dalam
aliran fluida (fluid flow), transport sedimen
(sediment transport) dan penulangan pada
struktur beton
 Bearing stress dalam bidang teknik sipil sering
dijumpai pada struktur pondasi.
CONTOH SOAL

 Sebuah gaya vertikal P sebesar 22240 N


ditahan oleh dua buah kawat baja seperti
terlihat dalam gambar. Sudut  = 30o, baja
mempunyai tegangan  = 6,895x107 N.
Tentukan luas penampang kawat baja tersebut
Berdasarkan
PENYELESAIAN 
penjumlahan gaya
dengan sistem jajaran
genjang didapatkan
bentuk segitiga sama sisi
A B seperti terlihat dalam
  gambar, sehingga gaya
dalam tiap-tiap batang,
yaitu S1 = S2 = P =
C 22240 N. Untuk  =
S1 6,895x107 N maka luas
penampang kawat baja
P = 22240 N
P S2 (A).
 A =P/σ = 0,032 cm2
 Sebuah kolom dengan
LATIHAN 2 ukuran 12,7 cm x 12,7 cm
dibebani 97,856 kN
P = 97,856 kN seperti terlihat pada
gambar berikut
 Kolom tersebut didukung
oleh pondasi telapak dari
m beton ukuran 1,2192 m x
92
1,2 1
c m 1,2192 m. Hitung bearing
2,7
12,7 cm
1
stress yang terjadi antara
da
sa r
kolom dengan permukaan
ah
Ta
n
pondasi. Hitung bearring
Tanah dasar
stress yang terjadi antara
dasar pondasi dengan
tanah di bawahnya.
1,2192 m
PENYELESAIAN

 Bearing stress antara  Bearing stress antara


kolom dengan dasar pondasi dengan
permukaan pondasi tanah di bawahnya
 P =  P =
97,856/0,1272= 97,856/1,21922 =
6067,08 kN/m2 65,83 kN/m2
LATIHAN 3 P = 80.064 N
P = 80.064 N

 Dua buah plat baja dihubung dengan dua buah


baut berdiameter 1,27 cm seperti tergambar
 Masing-masing plat baja dibebani gaya tarik
saling berlawanan arah sebesar 80.064N
sehingga baut tersebut mengalami shear
stress. Hitung shear stress yang terjadi pada
baut tersebut.
JAWABAN

 Luas penampang baut adalah luas geseran


sebesar A = ¼ x1,272 = 1,267 cm2
 Masing-masing baut menahan gaya sebesar Pb
= ½ x 80.064 = 40.032 N
 Shear stress (s) masing-masing baut =
40,032/1,267 = 31,596 N/cm2
ELASTISITAS & REGANGAN
 Batang berpenampang A dibebani gaya
tarik P dengan penambahan yang
berangsur-angsur.
 Akibat pembebanan tersebut, batang yang
semula panjangnya l bertambah panjang
sebesar . l
A
 Jika beban P dikurangi berangsur-angsur
hingga P=0 maka ada dua kemungkinan,
yaitu
 batang kembali seperti semula dengan panjang l
 Batang kembali sebagian.
 Bahan yang demikian itu apat 
diklasifikasikan bahwa batang bersifat
elastis
P
 Jika bahan kembali seperti  Pembebanan tersebut
semula secara sempurna memberikan perpanjang 
setelah tanpa pembebanan, sehingga didapatkan
maka bahan disebut dengan  ε =δ/І
bahan elastis sempurna  Persamaan ini disebut regangan
(perfectly elasticity). tarik () yang tak berdimensi
 Jika Bahan kembali sebagian yang bernilai positip.
setelah tanpa pembebanan,  Pada bahan yang mengalami
maka bahan disebut elastis tekanan sering disebut dengan
sebagian (partially elasticity). compressive strain yang bernilai
 Material-material di bidang negatip karena bahan yang
teknik sipil, misal; baja, kayu, terkena kompresi akan
beton, akan bersifat perfectly mengalami penyusutan atau
elasticity yang terbatas pemendekan
sehingga metarial-material
tersebut hanya bersifat
partially elasticity.
 Eksperimen Robert Hooke  Nilai E sebagai nilai konstan
(1678) terhadap berbagai yang disebut dengan
batang prismatik dalam modulus elatisitas (modulus
kondisi tertarik of elasticity) yang besarnya
memperlihatkan bahwa tergantung dari meterial.
 Material dalam daerah batas  Hukum Hooke dapat
bersifat elastisis dituliskan menjadi
 perpanjangan berbanding
lurus dengan beban P   = E
 dan panjang batang l secara  Nilai E disebut sebagai
aljabar dituliskan dalam modulus Young karena
persamaan dikemukakan oleh Thomas
Young (1807).
  = 1 x Pl  Modulus Young dalam satuan
 E A SI sama dengan satuan
tegangan, yaitu Pa (Pascal),
Mpa karena regangan () tak
berdimensi (undimensional).
MATERIAL MENGALAMI
P

 lat ka  lat ki TEKAN DAN TARIKAN


  long

unit kontraksi lateral



  lat ka   lat ki unit perpanjang an aksial

 long  lat

 long
P

 Material yang mengalami perpanjangan atau long


positip menyebabkan kontraksi lateral lat (lateral
contraction) bertanda negatip (S.D. Poisson
,1800).
Grafik Regangan - Tegangan

Grafik regangan-tegangan 

Tegangan

grafik hasil hubungan Daerah
plastis
regangan sebagai absis
sumbu x dengan tegangan Teg. maksimum
sebagai ordinat. Teg. patah Titik
 Diagram regangan-tegangan Teg. elastis
Daerah
patah

sangat penting , untuk luluh

mengetahui sifat suatu Daerah


material. elastis

 Setiap material mempunyai Regangan


diagram regangan-tegangan
yang berbeda, artinya tidak Regangan
elastis
Regangan
maksimum
ada dua material yang
berbeda mempuyai diagram Daerah
regangang-tegangan yang elastis Daerah
luluh
Strain
hardening
Necking

sama.
Sifat elastis Sifat palstis
 Grafik diatas menunjukkan  Elastic region,  daerah
hasil uji tarik material baja elastisitas material (elastic
yang terbagi menjadi behavior).
beberapa area, yaitu :  Pada saat material dibeban
 daerah elastis (elastic region), sehingga bahan timbul
 daerah luluh (yield region), tegangan dalam material
 daerah strain hardening, yang ditunjukkan dalam
 necking region.
diagram regangan-tegangan
membentuk garis lurus dan
 Masing-masing daerah ini regangan terhadap tegangan
akan memberikan material adalah sebanding.
karakteristik material; liat,
keras, getas.  Pada saat batas akhir dari
garis lurus menunjukkan
 Di bidang ilmu teknik sipil batas elastisitas material dan
karakteristik material merupakan tegangan
tersebut akan memberikan maksimum elastisitas (σel).
pengaruh terhadap analisis
dan sifat struktur bangunan.
YIELD REGION STRAIN HARDENING REGION
 Pembebanan dilanjut sehingga  Pada saat material luluh berhenti
menyebabkan perubahan secara dan pembebanannya dilanjutkan
permanen. akan memberikan hasil kurva naik
 Kondisi material tersebut dalam hingga mencapai suatu nilai
keadaan luluh (yielding). Tegangan tegangan maksimum
yang terjadi pada daerah luluh disebut (σmaks),naiknya kurva tersebut
dengan tegangan luluh (σl), dan dinamakan strain hardening.
perubahan yang terjadi adalah
perubahan plastis (plastic  Tegangan maksimum tersebut
deformation). Oleh karena itu daerah sering juga dinamakan tegangan
ini sifat material dalam keadaan ultimate (stress ultimate), σult.
palstis.  Pada daerah strain hardening
 Pada batas luluh terjadi naik turun terjadi penambahan panjang
sehingga terdapat 2 bagian tegangan material dan penyempitan
luluh yaitu tegangan luluh atas (σla)
dan tegangan luluh bawah (σlb). penampang hampir merata di
 Tegangan luluh atas (σla) adalah
seluruh bagian material.
tegangan tertinggi. Selama material
mengalami luluh terjadi ketika material
mengalami regangan akan tetapi tidak
terjadi penambahan tegangan.
DIAGRAM REGANGAN &
TEGANGAN DIPENGARUHI NECKING REGION
OLEH  Pada saat mencapai tegangan
ultimate (σult) pada bagian tertentu
 Jenis material, dari material akan mengalami
penyimpiatan penampang dengan
 Komposisi, bersamaan penambahan panjang.
 Cacat,  Kejadian ini disebabkan terjadi slip
mendatar yang terjadi pada
 Perilaku pembebanan, pembentuk material.
 Cara pengerjaan , dan  Kondisi ini akan akan memberikan
tegangan geser (shear stress). Hal
 Temperatur selama uji ini menyebabkan penurunan kurva
bahan. diagram regangan-tegangan
hingga material patah.
 Tegangan pada saat material
patah disebut dengan tegangan
patah (σpt).
MODULUS KENYAL

 Kuat material ditunjukkan  Modulus kenyal (Ekl)


dengan sifat liat dan ditunjukkan oleh luas daerah
getasnya material. elastik di bawah kurva
lengkungnya atau dengan
 Sifat liat apabila regangan persamaan
patah mempunyai nilai yang
besar, demikian sebaliknya  Ekl = ½ σp εp
untuk material getas.  
 Ekl= Modulus kenyal (kg/cm2)
 σp= Tegangan plastis
(kg/cm2)
 εp= Regangan plastis
MODULUS ULET (EU)

 Modulus Ulet ditunjukkan dengan  Eu = Modulus ulet (kg/cm2)


luas daerah di bawah seluruh
diagram regangan-tegangan  σ(ε) = Tegangan sebagai
sehingga persamaannya dituliskan fungsi regangan
secara matematis dalam
persamaan

 Eu =
CONTOH SOAL 1 DITANYAKAN :

 Sebuah material dengan 1. Hitung tegangan dan


panjang awal L0 = 10 cm dan regangan material tersebut.
luas penampang awal A0 = 2. Buatkan diagram regangan-
100 cm2. Material tersebut tegangan.
dilakukan pengujian desak 3. Batas sebanding dan batas
regangan 0,05.
dengan hasil sebagai berikut
4. Modulus elastisitas
5. Modulus kenyal.
Beban 6. Tegangan sesungguhnya
(ton) 10 20 30 40 45 pada beban 30 ton dan 40
ton.
Panjang
(cm) 9,99 9,85 9,98 9,97 9,96 7. Regangan plastis pada 40
ton
CONTOH SOAL 2 CONTOH SOAL 3

 Hitung tegangan yang terjadi  Sebuah batang aluminium


pada sebuah batang yang berdiameter 25 mm dan
diberikan beban tarik aksial panjang 4 m dikerjakan
sebesar 70 kN. beban tarik aksial sebesar
 Batang baja berukuran 65 kN. Jika modulus
25 mm x 50 mm elastisitas aluminium 70
 Batang kayu berdiameter
Gpa, hitung
 Tegangan.
150 mm
 Regangan.
 Batang baja berdiameter
 Perpanjangan total.
25 mm
CONTOH SOAL 4 GAMBAR

 Sambungan antara batang


diagonal dan batang horisontal
pada rangka kayu seperti
terlihat dalam gambar di bawah
ini. Gaya tekan P pada batang
diagonal sebesar 20 kN.
Tentukan tegangan tekan yang
terjadi pada batang diagonal,
tegangan dukung pada bidang
datar AB, dan tegangan geser
pada bidang datar BC. Jika
batang diagonal dan horisontal
mempunyai ukuran 150 mm x
150 mm
CONTOH SOAL 5
 Sebuah batang panjang 125 mm dengan luas
penampang 450 mm2 dikerjakan gaya tarik aksial
sebesar 40 kN. Jika batang tersebut merentang
0,05 mm hitung modulus elastisitas. Material
tersebut mempunyai perilaku linear elastisitas.
1. PERHITUNGAN REGANGAN-TEGANGAN 2. DIAGRAM TEGANGAN REGANGAN

Beban
(ton) 10 20 30 40 45

Panjang
(cm) 9,99 9,85 9,98 9,97 9,96

σ
100 200 300 400 450
(kg/cm2)
-ΔLx10-2
1 1,5 2 3 4
(cm)

-εx10-3 1 1,5 2 3 4

εkoreksix10-3 0,5 1 1,5 2,5 3,5

JAWABAN SOAL 1
PERHATIKAN
Pada uji desak regangan sebenarnya

berharga negatif Batas sebanding
Pada tegangan 100 kg/cm2 sampai
 σP = 300 kg/cm2 dan εp =

dengan 300 kg/cm2 terdapat kenaikan
tegangan yang konstan sebesar 100
kg/cm2 dan kenaikan regangan konstan
1,5x10-3
juga sebesar 0,5x10-3 (negatip), oleh Modulus elastisitas (E)
karena itu tegangan proportional
sebesar 300 kg/m2.
 E = 2x105 kg/cm2
 Berdasarkan tabel perhitungan di atas
pada saat tegangan 0 kg/cm2 diperoleh Modulus kenyal (Ekl)
regangan 0,5x10-3 (negatip) sehingga
regangan harus di kurangi 0,5x103  Ekl = ½ x 300 x 1,5 x 10-3 =
sehingga dieproleh εkoreksi. Dalam hal ini
kurva perlu digeser ke kiri sebesar
0,5x10-3
0,225 kg/cm2

JAWABAN SOAL 1
Tegangan sesungguhnya (σb)
 Pada 30 ton : σ0 = 300 kg/cm2, σb = 300 (1 – 1,5x10-3) =
299,6 kg/cm2
 Pada 40 ton : σ0 = 400 kg/cm2, σb = 400 (1 – 2,5x10-3) =
399 kg/cm2

Regangan elastisitas (εel) pada 40 ton


 εel = = = 2 x 10-3

 Regangan plastis (εpl) pada 40 ton

 εpl = εtotal – εelastis = (2,5 – 2) x 10-3 = 0,5x10-3

JAWABAN SOAL 1
JAWANAN SOAL 2 JAWABAN SOAL 3

Baja Kayu Baja Diameter 25 mm 0.025 m


Material
persegi bulat bulat
Luas
0,00049 m2
Tampang
25x50 D =150 D=25
Ukuran Panjang (M) 4
mm2 mm mm

Gaya 65 kN 65000 N
Luas 1250 17662,5 490,625
Tampang mm2 mm2 mm2
E 70 GPa 7x1010 Pa

Beban σ 1,33x108Pa
70 70 70
Tarik (kN)
ε 0,001895
σ
56.000 3.963 142.675
(kPascal) δ 0,00758 m
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai