Radikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi elektron yang tidak
berpasangan. radikal bebas terbentuk sebagai hasil sampingan berbagai
proses seluler atau metabolisme normal yang melibatkan oksigen. karena
elektron tidak berpasangan, secara kimiawi radikal bebas akan mencari
pasangan elektron lain dengan bereaksi dengan substansi lain terutama
dengan protein dan lemak tidak jenuh. melalui proses oksidasi, radikal bebas
yang dihasilkan selama fosforilasi oksidatif dapat menghasilkan berbagai
modifikasi makromolekul.Example:
Membran sel mengandung sejumlah lemak ,ia dapat bereaksi dengan radikal
bebas sehingga sel mengalami perubahan (mitokondria & lisosim juga
diselimuti membrane yg mengandung lemak)
Radikal bebas dapat bereaksi dengan DNA ,menyebabkan mutasi kromosom
karenanya merusak fungsi sel dengan membrane sel atau kromosom sel.
Teori radikal bebas menyatakan radikal bebas bila kadarnya melebihi
konsentrasi ambang maka mereka mungkin seringkali dikaitkan dengan penuaan.
Teori Glikosilasi,
yang menyatakan bahwa proses glikosilasi nonenzimatik yang menghasilkan
pertautan glukosa-protein yang disebut sebagai AGEs(advanced glycation end
products).
AGEs berakumulasi diberbagai jaringan, termasuk kolagen, hemoglobin, lensa
mata. karena muatan kolagennya tinggi, jaringan ikat menjadi kurang elastis dan
mengkaku. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi elastisitas dinding pembuluh
darah.
AGEs diduga juga berinteraksi dengan DNA dan karenanya mungkin mengganggu
kemampuan sel untuk memperbaiki perubahan pada DNA.
Teori DNA repair, dikemukakan oleh Hart dan Setlow. mereka menunjukkan
bahwa adanya perbedaan pola laju repair kerusakan DNA yang diinduksi sinar
ultraviolet pada berbagai fibroblas yang dikultur. Fibroblas pada spesies yang
mempunyai umur maksimum terpanjang manunjukkan laju DNA repair dapat
ditunjukkan pada berbagai mamalia dan primata.
Sumber:Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid III.Edisi IV.FKU
Teori-teori lain
Teori2 proses menua :
1. Toeri ”genetik clock”
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-
spesies tertentu. Tiap spesies (manusia, gajah, kucing dll) didalam
nuccleusnya (intisel) terdapat suatu jam genetik yang telah diputar.
yang mengontrol replikasi dan menentukan jumlah replikasi
Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tdk
diputar,
Secara teoritis dpt dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya utk
beberapa waktu dg pengaruh2 dr luar berupa peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dg obat2 / tindakan tertentu.
Pengontrolan genetik umur, rupanya dikontrol dalam tingkat seluler. Mengenai hal
mi Hayflick (1980) melakukan penelitian melalui kultur sel in vitro yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara kemampuan membelah sel dalam kultur dengan umur
spesies.
Untuk membuktikan apakah yang mengontrol replikasi tersebut nukleus atau
sitoplasma, maka dilakukanlah transplantasi silang dan nukleus. Dan hasil penelitian
tersebut jelas bahwa nukleuslah yang menentukan jumlah replikasi, kemudian menua
dan mati, bukan sitoplasmanya (Suhana, 1994).
Modifikasi cara hidup yang kurang bergerak menjadi lebih banyak bergerak
mungkin juga dapat meningkatkan umur panjang. Hal ini menyerupai hewan
yang hidup dialam bebas yang banyak bergerak dibanding dengan hewan
laboratorium yang kurang bergerak dan banyak makan. Hewan dialam bebas
lebih panjang umurnya daripada hewan laboratorium (Suhana, 1994).
A. Perubahan-perubahan Fisik
1. Sel
a. Lebih sedikit jumlahnya.
2. Sistem Persarafan.
a. Berat otak menurun 10-20%. (Setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya).
c. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.
3. Sistem Pendengaran.
a. Presbiakusis ( gangguan dalam pendengaran ). Hilangnya kemampuan
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau
nadanada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50%
terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
4. Sistem Penglihatan.
a. Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
5. Sistem Kardiovaskuler.
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
pusing mendadak.
7. Sistem Respirasi
a. Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
8. Sistem Gastrointestinal.
a. Kehilangan gigi akibat Periodontal disease, kesehatan gigi yang buruk dan
gizi yang buruk.
c. Eosephagus melebar.
9. Sistem Reproduksi.
a. Menciutnya ovari dan uterus.
b. Atrofi payudara.
d. Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia asal kondisi
kesehatan baik.
g. Kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar dan kurang bercahaya.
b. Kifosis
B. Perubahan-perubahan Mental.
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (Hereditas)
e. Lingkungan
Kenangan (Memory).
IQ (Inteligentia Quantion).
waktu.
C. Perubahan-perubahan Psikososial.
4)Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
dan family.
D. Perkembangan Spritual.
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan
(Maslow,1970)
b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam
ASPEK PSIKOLOGIS
a. Tipe konstruktif
Orang ini mempunyai integritas baik, dapat menikmati hidupnya, mempunyai
toleransi tinggi, humoristik, fleksibel (luwes) dan tahu diri. Biasanya sifat-sifat
ini dibawanya sejak muda. Mereka dapat menerima fakta-fakta proses
menua, mengalami masa pensiun dengan tenang, juga dalam menghadapi
masa akhir.
b. Tipe ketergantungan (dependent)
Orang lansia ini masih dapat diterima ditengah masyarakat, tetapi selalu
pasif, tak berambisi, masih tahu diri, tak mempunyai inisiatif dan bertindak
tidak praktis. Biasanya orang ini dikuasai istrinya. Ia senang mengalami
pensiun, malahan biasanya banyak makan dan minum, tidak suka bekerja dan
senang untuk berlibur.
c. Tipe defensife
Orang ini biasanya dulunya mempunyai pekerjaa/jabatan tak stabil, bersifat
selalu menolak bantuan, seringkali emosinya tak dapat dikontrol, memegang
teguh pad kebiasaannya, bersifat konpulsif aktif. Anehnya mereka takut
menghadapi ”menjadi tua” dan tak menyenangi masa pensiun.
d. Tipe bermusuhan
Mereka menganggap orng lain yang menyebabkan kegagalannya, selalu
mengeluh, bersifat agresif, curiga. Biasanya pekerjaan waktu dulunya tidak
stabil. Menjadi tua dianggapnya tidak ada hal-hal yang baik, takut mati, iri
hati pada orang yang muda, senang mengadu untung pada pekerjaan-
pekerjaan aktif untuk menghindari masa yang sulit/buruk.
e. Tipe membenci / menyalahkan diri sendiri
Orang ini bersifat kritis terhadap dan menyalahkan diri sendiri, tak
mempunyai ambisi, mengalami penurunan kondisi sosio-ekonomi. Biasanya
mempunyai perkawinan tak bahagia, mempunyai sedikit ”hobby”, merasa
menjadi korban dari keadaan, namun mereka menerima fakta pada proses
menua, tidak iri hati pada yang berusia muda, merasa sudah cukup
mempunyai apa yang ada. Mereka menganggap kematian sebagai suatu
kejadian yang membebaskannnya dari penderitaan. Statistik kasus bunuh diri
menunjukkan angka yang lebih tinggi persentasenya pada golongan lansia ini,
apalagi pada mereka yang hidup sendirian.
(buku ajar penyakit geriatri :Ilmu kesehatan usia lanjut,edisi 2,editor:
darmojo,boedhi,martono hadi. Balai penerbit FKUI,Jakarta,2000)
6.Penyakit2 degeneratif?
Penyakit yang timbul saat penuaan
o age dependent : katarak, degeneratif, osteoporosis
o age related : DM II, Parkinson, kanker payudara, kanker prostate.
Stieglizt telah menjelaskan secara baik sekali tentang berbagai perbedaan antara
karakteristik penyakit pada usia lanjut dan dewasa muda yang lain sebagai berikut:
Dalam sistem endokrin , ada hormon yang diproduksi dalam jumlah besar di saat stress dan
berperan penting dalam reaksi mengatasi stress. Oleh karena itu, dengan mundurnya
produksi hormon inilah lanjut usia kurang mampu menghadapi stress. Menurunnya hormon
tiroid juga menyebabkan lansia tampak lesu dan kurang bergairah.
(Darmojo Boedhi. 2000.Buku Ajar Geriatri:Ilmu Kesehatan Usia Lanjut Edisi
2.Jakarta:FKUI)
PENGLIHATAN KABUR
Penglihatan
Perubahan penglihatan dan fungsi mata yang dianggap normal dalam proses
penuaan termasuk penurunan kemampuan dalam melakukan akomodasi, konstriksi
pupil, akibat penuaan dan perubahan warna serta kekeruhan lansa mata, yaitu katarak.
Semakan bertambahnya usia, lemak akan berakumulasi di sekitar kornea dan
membentuk lingkaran berwarna putih atau kekuningan di antara iris dan sklera. Kejadian
ini disebut arkus sinilis, biasanya ditemukan pada lansia.
Berikut ini merupakan perubahan yang terjadi pada penglihatan akibat proses menua:
Terjadinya awitan presbiopi dengan kehilangan kemampuan akomodasi.
Kerusakan ini terjadi karena otot-otot siliaris menjadi lebih lemah dan kendur,
dan lensa kristalin mengalami sklerosis, dengan kehilangan elastisitas dan
kemampuan untuk memusatkan penglihatan jarak dekat. Implikasi dari hal ini
yaitu kesulitan dalam membaca huruf-huruf yang kecil dan kesukaran dalam
melihat dengan jarak pandang dekat.
Penurunan ukuran pupil atau miosis pupil terjadi karena sfingkter pupil
mengalami sklerosis. Implikasi dari hal ini yaitu penyempitan lapang pandang dan
mempengaruhi penglihatan perifer pada tingkat tertentu.
Perubahan warna dan meningkatnya kekeruhan lensa kristal yang terakumulasi
dapat menimbulkan katarak. Implikasi dari hal ini adalah penglihatan menjadi
kabur yang mengakibatkan kesukaran dalam membaca dan memfokuskan
penglihatan, peningkatan sensitivitas terhadap cahaya, berkurangnya
penglihatan pada malam hari, gangguan dalam persepsi kedalaman atau
stereopsis (masalah dalam penilaian ketinggian), perubahan dalam persepsi
warna.
Penurunan produksi air mata. Implikasi dari hal ini adalah mata berpotensi
terjadi sindrom mata kering.
Miller, Carol A. 1999. Nursing Care of Older Adults: Theory and Practice. Philadepia:
Lippincott