Anda di halaman 1dari 11

Tugas Individu

Ringkasan Catatan Fisika Dasar

Dosen :

Abdin, S.Pd., M.T

Disusun Oleh :

SAMRAN _A1F223017
Kelajuan dan Kecepatan

Kelajuan adalah besarnya kecepatan suatu objek. Kelajuan tidak memiliki arah sehingga
termasuk besaran skalar. Rumus kelajuan adalah sebagai berikut:

Keterangan:
v = kelajuan rata-rata (m/s)
s = jarak (m)
t = waktu tempuh (s)

Satuan diatas menggunakan SI. Sedangkan jika anda ingin menggunakan satuan km/h. Maka
rubah saja satuan jarak menjadi ‘k’ dan waktu tempuh menjadi ‘h’.

Kecepatan adalah besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda berpindah.
Kecepatan juga bisa berarti kelajuan yang mempunyai arah. Misal sebuah mobil bergerak ke
timur dengan kecepatan 60 km/jam. Rumus kecepatan tidak jauh berbeda dengan rumus
kelajuan bahkan bisa dikatakan sama. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan:
v = kecepatan rata-rata (m/s)
s = perpindahan (m)
t = selang waktu (s)
Gerak Lurus Beraturan

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak yang lintasannya lurus dan kecepatannya tetap.
Cara menghitung jarak dari suatu gerak beraturan. Yaitu dengan mengalikan kecepatan(m/s)
dengan selang waktu(s).

Keterangan:
v = kecepatan rata-rata (m/s)
s = perpindahan (m)
t = selang waktu (s)

Gerak Lurus Berubah Beraturan

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya lurus dan
kecepatannya berubah secara beraturan/berpola. Ada dua kemungkinan GLBB, yaitu GLBB
dipercepat dan GLBB diperlambat. Rumus GLBB dituliskan sebagai berikut.

Keterangan:
vt = kecepatan akhir atau kecepatan setelah t sekon (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = selang waktu (s)
s = jarak tempuh (m)

Selain itu, anda juga bisa menghitung jarak tempuh yang dialami benda yang bergerak lurus
berubah beraturan dengan rumus luas matematika.

Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu. Percepatan termasuk
besaran vektor. Satuan SI percepatan adalah m/s2. Percepatan bisa bernilai positif dan negatif.
Bila nilai percepatan positif, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan benda yang mengalami
percepatan positif ini bertambah (dipercepat). Sedangkan bila negatif, hal ini berarti
kecepatannya menurun (diperlambat). Jika gerak suatu benda lurus dan kecepatannya tidak
berubah, maka resultan percepatannya adalah 0. Rumus percepatan adalah sebagai berikut.

Keterangan:
a = percepatan rata-rata (m/s2)
= perubahan kecepatan (m/s)
= selang waktu (s)

GLBB dalam Kehidupan


1. Gerak Jatuh Bebas

Gerak jatuh bebas adalah gerak sebuah objek yang jatuh dari ketinggian tanpa kecepatan awal
yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Benda-benda yang jatuh bebas di ruang hampa
mendapat percepatan yang sama. Benda-benda tersebut jika di kenyataan mungkin
disebabkan karena gaya gesek dengan udara. Rumus-rumus gerak jatuh bebas adalah sebagai
berikut.

Keterangan:
vt = kecepatan saat t sekon (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)
h = jarak yang ditempuh benda (m)
t = selang waktu (s)

2. Gerak Vertikal ke Bawah

Gerak Vertikal ke bawah adalah gerak suatu benda yang dilemparkan vertikal ke bawah
dengan kecepatan awal dan dipengaruhi oleh percepatan. Rumus-rumus gerak vertikal ke
bawah adalah sebagai berikut.
Keterangan:
h = jarak/perpindahan (m)
v0 = kecepatan awal (m/s)
vt = kecepatan setelah t (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
t = selang waktu (s)

3. Gerak Vertikal ke Atas

Gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang dilempar vertikal ke atas dengan
kecepatan awal tertentu (v0) dan percepatan g saat kembali turun. Rumus gerak vertikal ke
atas adalah sebagai berikut.

Di titik tertinggi benda, kecepatan benda adalah nol. Persamaan yang berlaku di titik tertinggi
adalah sebagai berikut.

Keterangan:
tnaik = selang waktu dari titik pelemparn hingga mencapai titik tertinggi (s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
hmaks = jarak yang ditempuh hingga titik tertinggi (m)

Saat mulai turun, persamaannya sama seperti gerak jatuh bebas. Rumusnya adalah:

Jadi, dapat disimpulkan bahwa waktu saat naik sama dengan waktu saat turun.
Gerak Parabola
Gerak Parabola juga dikenal sebagai Gerak Peluru. Dinamakan Gerak parabola karena
lintasannya berbentuk parabola, bukan bergerak lurus. Contoh bentuk gerak ini dapat kita
lihat pada gerakan bola saat dilempar, gerakan pada peluru meriam yang ditembakkan,
gerakan pada benda yang dilemparkan dari pesawat dan gerakan pada seseorang yang
melompat maju.

Agar kamu memahami materi ini dengan baik, kamu harus memahami terlebih dahulu materi
berikut:

 Operasi Vektor
 Gerak Jatuh Bebas
 Gerak Lurus (GLB dan GLBB)

Untuk mempermudah pemahaman kamu, perhatikan gambar lintasan gerak parabola dan
komponennya di bawah ini.

[Sumber Gambar: Douglas C. Giancoli, 2005]


Jika kita memerhatikan gambar diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa gerak parabola
memiliki 3 titik kondisi,

Pada titik A, merupakan titik awal gerak benda. Benda memiliki kecepatan awal .

Pada titik B, benda berada di akhir lintasannya.

Pada titik C, merupakan titik tertinggi benda. Benda berada pada ketinggian maksimal
, pada titik ini kecepatan vertikal benda besarnya 0 (nol) ( ).

Komponen Gerak pada Gerak Parabola

Gerak Parabola merupakan gabungan dari dua komponen gerak, yakni komponen gerak
horizontal (sumbu x) dan komponen gerak vertikal (sumbu y).

Mari kita bahas kedua komponennya:

 Komponen gerak parabola sisi horizontal (pada sumbu X):


o Komponen gerak horizontal besarnya selalu tetap dalam setiap rentang waktu
karena tidak terdapat percepatan maupun perlambatan pada sumbu x ,
sehingga:

o Terdapat sudut (θ) antara kecepatan benda (V) dengan komponen gerak horizontal
dalam setiap rentang waktu, sehingga:

o Karena tidak terdapat percepatan maupun perlambatan pada sumbu X, maka untuk
mencari jarak yang ditempuh benda (x) pada selang waktu (t) dapat kita hitung
dengan rumus:

 Komponen gerak parabola sisi vertikal (pada sumbu y):


o Komponen gerak vertikal besarnya selalu berubah dalam setiap rentang waktu
karena benda dipengaruhi percepatan gravitasi (g) pada sumbu y. Jadi kamu harus
pahami bahwa benda mengalami perlambatan akibat gravitasi
o Terdapat sudut [θ] antara kecepatan benda (V) dengan komponen gerak vertikal
, sehingga:

o Karena dipengaruhi percepatan gravitasi, maka komponen gerak vertikal pada


selang waktu (t) dapat kita cari dengan rumus:

o Kita dapat mencari ketinggian benda (y) pada selang waktu (t) dengan rumus:

 Terdapat pula persamaan-persamaan untuk menentukan besaran gerak parabola lainnya:


o Apabila tidak diketahui komponen waktu, kita dapat langsung mencari jarak tempuh
benda terjauh ( ), yakni dari titik A hingga ke titik B, dengan menggabungkan
kedua komponen gerak.
Komponen gerak horizontal:

Komponen gerak vertikal:


Dengan mensubstitusikan kedua persamaan diatas, kita mendapatkan persamaan:

o Kita dapat pula langsung menghitung ketinggian benda maksimum dengan


persamaan:

o Selain itu, dengan dengan menggunakan teorema Pythagoras kita dapat mencari
kecepatan benda jika kedua komponen lainnya diketahui.

o Jika diketahui kedua komponen kecepatan, kita juga dapat mengetahui besarnya
sudut θ yang dibentuk, yaitu:

Hukum-hukum Newton adalah prinsip-prinsip dasar dalam fisika yang menggambarkan hubungan
antara gerakan suatu benda dengan gaya yang bekerja padanya. Hukum-hukum ini ditemukan oleh
fisikawan Isaac Newton pada abad ke-17 dan masih digunakan hingga saat ini. Berikut adalah
penjelasan singkat mengenai tiga hukum Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari:
1. Hukum Newton Pertama (Hukum Inersia):

Hukum inersia menyatakan bahwa sebuah benda akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak
lurus beraturan dengan kecepatan tetap, kecuali jika ada gaya yang bekerja padanya. Dalam kata
lain, benda cenderung mempertahankan keadaan geraknya yang sedang berlangsung.

Contoh penerapan hukum inersia dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika kendaraan berhenti
mendadak, penumpang di dalamnya akan terdorong ke depan. Hal ini terjadi karena tubuh
penumpang cenderung mempertahankan keadaan geraknya yang sedang berlangsung, sehingga
ketika kendaraan berhenti secara tiba-tiba, tubuh penumpang cenderung melanjutkan gerak ke
depan.

2. Hukum Newton Kedua (Hukum Gerak):

Hukum gerak menyatakan bahwa percepatan suatu benda adalah sebanding dengan gaya yang
bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massa benda tersebut. Rumus matematis dari
hukum ini adalah F = m × a, di mana F adalah gaya, m adalah massa benda, dan a adalah percepatan
yang dialami oleh benda.

Contoh penerapan hukum gerak dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika kita mendorong
sebuah kereta belanja yang kosong dan kereta belanja yang penuh dengan barang. Karena kereta
belanja yang penuh dengan barang memiliki massa yang lebih besar, diperlukan gaya yang lebih
besar untuk memberikan percepatan yang sama dibandingkan dengan kereta belanja yang kosong.

3. Hukum Newton Ketiga (Hukum Aksi dan Reaksi):

Hukum aksi dan reaksi menyatakan bahwa setiap aksi memiliki reaksi yang sebanding dan
berlawanan arah. Dalam kata lain, jika suatu benda memberikan gaya pada benda lain, benda yang
kedua akan memberikan gaya yang sama besar namun berlawanan arah pada benda pertama.

Contoh penerapan hukum aksi dan reaksi dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika kita
mendorong dinding. Ketika kita mendorong dinding, kita merasakan tekanan pada telapak tangan
kita. Hal ini terjadi karena ketika kita memberikan gaya pada dinding, dinding memberikan gaya yang
sama besar namun berlawanan arah pada telapak tangan kita.

Penerapan dari ketiga hukum Newton ini dapat ditemukan dalam banyak aspek kehidupan sehari-
hari, termasuk dalam transportasi, olahraga, teknologi, dan banyak lagi. Hukum-hukum ini
memberikan dasar pemahaman tentang bagaimana benda-benda berinteraksi satu sama lain dalam
berbagai situasi.
Terdapat banyak contoh penerapan hukum-hukum Newton dalam olahraga. Berikut adalah
beberapa contoh:

1. Hukum Newton Pertama (Hukum Inersia):

- Ketika seorang pemain sepak bola berlari dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba berhenti,
tubuhnya cenderung melanjutkan gerakan ke depan. Ini disebabkan oleh hukum inersia, di mana
tubuh cenderung mempertahankan keadaan geraknya yang sedang berlangsung. Pemain tersebut
mungkin perlu menyeimbangkan dirinya agar tidak terjatuh atau terdorong ke depan.

2. Hukum Newton Kedua (Hukum Gerak):

- Dalam olahraga atletik, hukum gerak dapat diterapkan dalam melompat atau melempar.
Misalnya, ketika seorang atlet lompat tinggi, semakin besar gaya yang dihasilkan oleh kaki saat
mendorong dari tanah, semakin tinggi atlet tersebut dapat melompat. Hal ini sesuai dengan hukum
gerak yang menyatakan bahwa percepatan suatu benda sebanding dengan gaya yang bekerja
padanya.

3. Hukum Newton Ketiga (Hukum Aksi dan Reaksi):

- Dalam olahraga seperti tenis atau bulu tangkis, ketika seorang pemain memukul shuttlecock atau
bola, pemukulan tersebut menghasilkan gaya pada objek yang dipukul. Pada saat yang sama, objek
yang dipukul juga memberikan gaya yang sama besar namun berlawanan arah pada pemain. Contoh
lainnya adalah pada olahraga berenang, ketika seorang perenang mendorong air dengan tangan dan
kaki, air memberikan reaksi dengan memberikan dorongan yang membantu perenang bergerak
maju.

Penerapan hukum-hukum Newton ini dapat ditemukan dalam berbagai cabang olahraga.
Pemahaman tentang prinsip-prinsip ini membantu para atlet dan pelatih dalam memahami interaksi
gaya dan gerakan dalam olahraga, sehingga mereka dapat mengoptimalkan kinerja dan strategi
mereka.

Anda mungkin juga menyukai