15308141055
Biologi E 2015
KINEMATIKA
1. Pergeseran
Posisi dari suatu partikel di dalam suatu sistem koordinat dapat dinyatakan
dengan vektor posisi:
Jika posisi suatu partikel pada koordinat kartesian terdapat pada titik (x,y),
maka vektor posisi dapat dinyatakan sebagai berikut :
Sebagai contoh: sebuah partikel pada saat t 1 berada pada posisi bergerak
pada suatu lintasan hingga pada saat t2 sudah berada pada posisi . Maka
perpindahan/ pergeseran partikel tersebut dinyatakan oleh
2. Kecepatan
Pertikel bergerak dengan suatu lintasan tertentu. Pada saat t1, partikel berada
pada posisi dan pada saat t2 partikel berada pada posisi . Kecepatan
adalah pergeseran partikel tiap satuan waktu.
a. Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan posisi
(perpindahan/pergeseran) suatu partikel selama selang waktu tertentu. Secara
matematis dirumuskan :
b. Kecepatan sesaat.
Kita dapat menghitung kecepatan pada saat tertentu dari sebuah partikel yang
sedang bergerak. Kecepatan semacam itu kita beri nama sebagai kecepatan
sesaat. Lihat persamaan 2.3 di atas, jika selang waktu pengukuran t dibuat
mendekati harga nol maka diperoleh kecepatan sesaat, yaitu kecepatan pada
saat t tertentu. Sehingga kecepatan sesaat dapat dirumuskan :
Secara lebih umum jika kita menganalisis gerak dalam 2 dimensi, kecepatan
sesaat v dinyatakan :
3. Percepatan
Sebuah partikel seringkali mengalami perubahan kecepatan selama
pergerakannya. Percepatan adalah sebuah besaran yang digunakan untuk
menjelaskan kenyataan tersebut. Kita mendefinisikan percepatan sebagai
perubahan kecepatan tiap satuan waktu.
a. Percepatan rata-rata
Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu t.
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
b. Percepatan sesaat
Kita dapat menghitung percepatan pada saat tertentu dari sebuah partikel yang
sedang bergerak. Percepatan semacam itu kita beri nama sebagai percepatan
sesaat. Lihat persamaan 2.7 di atas, jika selang waktu pengukuran t dibuat
mendekati harga nol maka diperoleh percepatan sesaat, yaitu percepatan pada
saat t tertentu. Sehingga percepatan sesaat dapat dirumuskan :
Secara lebih umum jika kita menganalisis gerak dalam 2 dimensi, percepatan
sesaat a dinyatakan :
yang bila diintegralkan dari saat awal t0 dengan posisi ke saat akhir
t dengan posisi
atau
Grafik hubungan posisi dan waktu membentuk garis lurus dengan nilai gradien grafik
(kemiringan grafik) sama dengan nilai kecepatan yang
konstan.
atau
yang bila diintegralkan dari saat awal t0 dengan posisi ke saat akhir
t dengan posisi , diperoleh :
dan diperoleh :
3. Perumusan Lain
Dengan meninjau gerak satu dimensi, dapat juga dituliskan :
yang bila diintegralkan dari posisi dan kecepatan awal r(0) dan v(0) ke
posisi dan kecepatan akhir r(t) dan v(t) maka diperoleh :
Hasilnya :
4. Gerak Jatuh Bebas
Gerak jatuh bebas adalah kondisi khusus dari gerak dalam arah sumbu
y.
Suatu partikel dikatakan mengalami Gerak Jatuh Bebas ketika partikel
tersebut
jatuh dari ketinggian tertentu (yo) dengan kecepatan awal vo = 0 dan
dipercepat
ke bawah oleh percepatan gravitasi bumi (g). Dengan kata lain, pada
Gerak
Jatuh Bebas diberlakukan vo = 0, yo = 0 dan ay = g. Karena arah gerak
selalu
ke bawah, maka arah ke bawah diberi tanda positip. Dengan
memasukan
batasan-batasan tersebut dalam 4 persamaan pokok gerak 1 dimensi
diperoleh
persamaan-persamaan untuk Gerak Jatuh Bebas sebagai berikut :
vy gt
y 1/2 vyt
y gt2
vy 2 2gy
1. Gerak Peluru
Gerak peluru merupakan gerak dalam 2 dimensi (bidang). Contoh kongkrit
dari gerak ini adalah gerak peluru yang dilepaskan dari sebuah pemicu
(misalnya: pistol) dengan membentuk sudut tertentu dari arah horisontalnya.
Lintasan yang terbentuk adalah sebuah kurva parabolik.
Diperoleh :
dengan adalah sudut dalam satuan radian. Dalam selang waktu tersebut, karena vektor
kecepatan selalu tegak lurus terhadap jejari lingkaran, arah vektor kecepatan juga sudah
berubah sebesar (lihat gambar), Sehingga untuk selang waktu yang cukup kecil
v = v. (6)
Arah percepatannya searah dengan arah perubahan kecepatan , untuk t yang sangat
kecil, akan tegak lurus terhadap arah kecepatan mengarah ke pusat lingkaran.
Percepatan ini disebut sebagai percepatan sentripetal, dengan besar yang konstan dan
selalu mengarah ke pusat lingkaran. Untuk gerak melingkar dengan kelajuan yang tidak
konstan, dapat dianalisa dengan menuliskan vektor kecepatan sebagai , dengan
adalah vektor satuan searah dengan arah kecepatan, dan menyinggung (tangensial
terhadap) lintasan. Dengan menderivatifkan vector kecepatan ini, diperoleh :
dengan r^ adalah vektor satuan arah radial. Maka suku kedua ini tidak
lain adalah percepatan radial atau sentripetal
D. GERAK RELATIF
Ketika menganalisa gerak suatu partikel, kita meninjaunya relatif terhadap suatu titik acuan
dan sistem koordinat tertentu, yang secara bersama-sama disebut sebagai kerangka acuan.
Besaran-besaran gerak partikel tersebut, seperti posisi, kecepatan dan percepatan dapat
bernilai berbeda bila dilihat dari kerangka acuan yang berbeda. Dalam analisa ini, kita
memakai pendekatan klasik di mana waktu dianggap sama di semua kerangka acuan.
Ditinjau misalnya suatu kerangka acuan A dan kerangka acuan kedua B. Posisi titik asal B
dlihat dari titik asal A, diberikan oleh vektor . Posisi sebuah partikel C menurut
kerangka A dan B secara berturutan adalah dan . Hubungan antara dan
diberikan oleh (lihat gambar) :
13
Dari persamaan ini, dengan derivatif terhadap waktu, diperoleh hubungan kecepatan partikel
menurut A dan B
14
atau
15
16
atau
17
CONTOH SOAL
1. Sebuah benda jatuh dari ketinggian 100 m. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 tentukan:
a) kecepatan benda saat t = 2 sekon
b) jarak tempuh benda selama 2 sekon
c) ketinggian benda saat t = 2 sekon
d) kecepatan benda saat tiba di tanah
e) waktu yang diperlukan benda hingga tiba di tanah
Pembahasan :
a) kecepatan benda saat t = 2 sekon
a) t = 2 s
a = g = 10 m/s2
Vo = 0 m/s
Vt = .....?
Vt = Vo + at
Vt = 0 + (10)(2) = 20 m/s
b) jarak tempuh benda selama 2 sekon
S = Vot + 1/2at2
S = (0)(t) + 1/2 (10)(2)2
S = 20 meter
c) ketinggian benda saat t = 2 sekon
ketinggian benda saat t = 2 sekon adalah tinggi mula-mula dikurangi jarak yang telah
ditempuh benda.
S = 100 20 = 80 meter
d) kecepatan benda saat tiba di tanah
Vt2 = Vo2 + 2aS
Vt2 = (0) + 2 aS
Vt = (2aS) = [(2)(10)(100)] = 205 m/s
e) waktu yang diperlukan benda hingga tiba di tanah
Vt = V0 + at
205 = (0) + (10) t
t = 25 sekon
2. Persamaan posisi sudut suatu benda yang bergerak melingkar dinyatakan sebagai berikut:
Tentukan:
a) Posisi awal
b) Posisi saat t=2 sekon
c) Kecepatan sudut rata-rata dari t = 1 sekon hingga t = 2 sekon
d) Kecepatan sudut awal
e) Kecepatan sudut saat t = 1 sekon
f) Waktu saat partikel berhenti bergerak
g) Percepatan sudut rata-rata antara t = 1 sekon hingga t = 2 sekon
h) Percepatan sudut awal
i) Percepatan sudut saat t = 1 sekon
Pembahasan :
a) Posisi awal adalah posisi saat t = 0 sekon, masukkan ke persamaan posisi