FISIKA DASAR
Disusun Oleh:
JOMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bab ini kita akan terus melihat aspek fisika yang menganalisis gerakan,
tetapi sekarang gerakannya bisa dalam dua atau tiga dimensi. Sebagai contoh, para
peneliti medis dan insinyur penerbangan mungkin berkonsentrasi pada fisika
belokan dua dan tiga dimensi yang diambil oleh pilot pesawat tempur dalam
perkelahian anjing karena jet berperforma tinggi modern dapat mengambil
tikungan yang sangat cepat sehingga pilot segera kehilangan kesadaran. . Seorang
insinyur olahraga mungkin fokus pada fisika bola basket. Misalnya, dalam
lemparan bebas (di mana seorang pemain mendapat tembakan tidak terbantahkan
di keranjang dari jarak sekitar 4,3 m), seorang pemain mungkin menggunakan
tembakan push overhand, di mana bola didorong menjauh dari ketinggian sebahu
dan kemudian dilepaskan. Atau pemain mungkin menggunakan tembakan loop di
bawah tangan, di mana bola dibawa ke atas dari sekitar level belt-line dan
dilepaskan. Teknik pertama adalah pilihan luar biasa di antara para pemain
profesional, tetapi Rick Barry yang legendaris menetapkan rekor untuk
pemotretan lemparan bebas dengan teknik di bawah tangan.
Gerakan dalam tiga dimensi tidak mudah dipahami. Misalnya, Anda mungkin
pandai mengendarai mobil di sepanjang jalan bebas hambatan (gerakan satu
dimensi) tetapi mungkin akan mengalami kesulitan dalam pendaratan pesawat di
landasan pacu (gerakan tiga dimensi) tanpa banyak pelatihan.
Dalam studi kami tentang gerakan dua dan tiga dimensi, kita mulai dengan posisi
dan perpindahan.
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja yang termasuk dalam gerak dua dan tiga dimensi.?
C. Tujuan
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam gerak dua dan tiga
dimensi.
PEMBAHASAN
Selain dapat bergerak secara 1-Dimensi, benda juga dapat bergerak secara
2-Dimensi atau 3-Dimensi. Contoh gerak dalam 2-Dimensi diantaranya gerak
peluru dan gerak meingkar, Gerak dua dimensi dapat diuraikan menjadi dua arah
yang saling tegak lurus (misalnya dalam arah X dan Y). contoh gerak dalam
3-Dimensi diantaranya adalah gerakan melingkar seperti pegas, atau gerak
parabola yang tertiup angin dari arah tegak lurus bidang parabola. Gerak dalam
3-Dimensi dapat diuraikan menjadi kombinasi dalam tiga arah yang dalam arah
(X, Y dan Z).
Salah satu cara umum untuk menemukan partikel (atau objek seperti partikel)
adalah dengan posisi
A. Vektor Posisi
Merupakan besaran vektor suatu posisi tertentu yang diukur dari titik
pusat (titik acuan).
Contoh :
Suatu benda berada 6 satuan pada sumbu x positif dan 8 satuan dari y positif.
Maka vektor posisi dan besar jarak posisi dari pusat sumbu koordinat adalah ?
Jawab :
diketahui x = 6 satuan dan y = 8 satuan, maka :
Vektor posisi : r = 6 i + 8 j
B. Vektor Perpindahan
Suatu vektor posisi dapat pula dinyatakan dalam sebuah persamaan yang
mengandung unsur waktu (t), contoh
A. Kecepatan Rata-Rata
Rumus :
dengan:
v = kecepatan rata-rata (m/s)
Δr = perpindahan (m)
Δt = selang waktu (s)
dengan:
v = kecepatan rata-rata
vx = Δx/Δy =komponen kecepatan rata-rata pada sumbu x
vy = Δy/Δt = komponen kecepatan rata-rata pada sumbu y
Tanda garis di atas besaran v menyatakan harga rata-rata, arah kecepatan rata-rata
v searah dengan perpindahan Δr.
B. Kecepatan Sesaat
Percepatan sesaat adalah limit dari percepatan rata-rata per interval waktu
yang amat kecil. Dalam kalculus, percepatan sesaat merupakan turunan
vektor kecepatan terhadap waktu. Kecepataan sesaat sama dengan besarnya
perubahan sesaat dari posisi terhadap waktu.
Rumus :
maka,
v = vx i + vy j
dengan:
Arah kecepatan sesaat merupakan arah garis singgung lintasan di titik tersebut.
Rumus :
a = Δv / Δt
a = (v2 - v1) / (t2 - t1)
Keterangan:
a : perceptan rata-rata (m/s2)
Δv : perubahan kecepatan (m/s)
Δt : selang waktu (s)
v1 : kecepatan awal (m/s)
v2 : kecepatan akhir (m/s)
t1 : waktu awal (s)
t2 : waktu akhir (s)
B. Percepatan Sesaat
Misalkan besar kecepatan gerak benda berubah tiap saat sesuai grafik v-t
pada gambar diatas. Dengan mengacu pengertian percepatan sesaat di atas
maka dapat dituliskan rumus percepatannya yaitu:
4. Gerakan Proyektil
Dari gambar di atas bisa kita lihat, setidaknya ada 3 titik kondisi dalam gerak
parabola, yaitu:
Pada titik A, merupakan titik awal gerak benda. Benda memiliki kecepatan
awal .
Pada titik B, benda berada di akhir lintasannya.
Pada titik C, merupakan titik tertinggi benda. Benda berada pada
ketinggian maksimal , pada titik ini kecepatan vertikal benda
besarnya 0 (nol) ( ).
o Kita dapat mencari ketinggian benda (y) pada selang waktu (t)
dengan rumus:
Contoh Soal :
1. Joko menendang bola dengan sudut elevasi 45o. Bola jatuh dengan jarak
mendatar sejauh 5 m. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2, kecepatan awal bola
adalah ?
Jawaban :
2. Ali melempar bola basket dengan kecepatan 20 m/s dan sudut elevasi 30o.
Waktu yang dibutuhkan bola basket untuk sampai dititik tertinggi adalah…? (g =
10 m/s2)
Jawaban :