Anda di halaman 1dari 10

KINEMATIKA DUA DIMENSI

Kinematika adalah cabang dari mekanika klasik yang mendeskripsikan gerak


dari titik, objek, atau sistem (kelompok objek) tanpa mempertimbangkan
penyebab dari gerak tersebut. Gerak translasional adalah gerak yang
melibatkan pergeseran objek pada satu dimensi atau lebih (sumbu x, y, atau z).

Bab ini membahas gerak translasi hanya pada bidang (dua dimensi), yaitu
sumbu-x dan sumbu-y, termasuk (1) vektor posisi; (2) perpindahan;
(3) kecepatan rata-rata; (4) kecepatan sesaat; (5) percepatan rata-rata; dan
(6) percepatan sesaat.

1. Vektor Posisi
Penulisan vektor dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi yang umumnya
digunakan dalam kinematika adalah penulisan dengan vektor satuan.

r=xi+yj

Sehingga gambar di atas dapat dituliskan dengan r=2i+3j


2. Perpindahan
Perubahan posisi pada gerak dua dimensi dapat dicari menggunakan
rumus berikut ini:
Δr = r2 – r1

 r1 = posisi awal
 r2 = posisi akhir

contoh soal
Sebuah partikel bergerak dalam bidang-XY dari suatu titik dengan
koordinat (-3,5) m menuju titik dengan koordinat (-1,-8). Tuliskan (a)
vektor posisi dan (b) vektor perpindahannya.

a) Vektor Posisi
r1 = (−3i + 5j) m
r2 = (−1i – 8j) m

b) Perpindahan
Δr = r2 – r1
Δr = (−1 − (−3) )i + (−8 − 5)j
Δr = (2i – 13j) m

3. Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata pada gerak dua dimensi dapat dicari menggunakan
rumus :
v¯ = Δr/Δt = r2–r1/t2–t1
maka persamaan dapat dituliskan menjadi
v¯= v¯xi + v¯yj
Dari persamaan ini,
carilah vektor kecepatan rata-rata apabila dalam contoh soal
sebelumnya waktu yang diperlukan untuk berpindah adalah 2 sekon.
v¯= 2i–13j/2 = i – 6,5j m/s

4. Kecepatan sesaat
Misalkan seseorang berlari dengan lintasan lurus 100 meter, dan waktu
yang diperlukan untuk orang tersebut sampai ke garis finish adalah 20
sekon. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa kecepatan
rata-ratanya adalah 5 m/s, lalu bagaimana cara menghitung kecepatan
pada saat t ? Kita bisa mengatakan kecepatan sesaat pada t=4 s adalah
juga 5 m/s bila orang tersebut berlari dengan kecepatan konstan
(tetap).

Diperlukan kalkulus untuk menghitung kecepatan sesaat:


V = limΔt→0 Δr/Δt = dr/dt
Dalam gerak dua dimensi ini, posisi juga dapat dinyatakan dalam fungsi
posisi terhadap waktu.
5. Percepatan rata-rata
Percepatan rata-rata pada gerak dua dimensi dapat dicari
menggunakan rumus:
a¯ = Δv/Δt = v2–v1/t2–t1
maka persamaan dapat dituliskan menjadi,
a¯ = a¯xi + a¯yj

6. Percepatan sesaat
Dengan konsep yang sama dengan kecepatan sesaat, diperlukan
kalkulus untuk menghitung percepatan sesaat:
a = limΔt→0 Δv/Δs = dv/dt

contoh soal

Posisi sebuah partikel yang bergerak pada bidang-XY dinyatakan


dalam r=(t3–2t2)i+(3t2)j, r dalam meter dan t dalam sekon. Carilah (a)
vektor percepatan partikel dan (b) besar percepatannya pada saat t=2 s.

a) Vektor perpcepatan partikel dapat dicari dengan menggunakan turunan.


dr/dt = (3t2 – 4t)i + (6t)j
dv/dt = (6t – 4)i + (6)j
a(2) = (12 – 4)i + (6)j
a(2) = 8i + 6j
b) Besar percepatan dapat dicari dengan rumus besar resultan vektor.

a = √Σx2 + Σy2
a(2) = √82 + 62
a(2) = √64 + 36 = √100 = 10 m/s2

Gerak Peluru/Parabola

Gerak peluru atau parabola pada dasarnya merupakan perpaduan


antara gerak horizontal (searah dengan sumbu x) dengan vertikal
(searah sumbu y). Pada gerak horizontal bersifat GLB (Gerak Lurus
Beraturan) karena gesekan udara diabaikan. Sedangkan pada serak
vertikal bersifat GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan) karena
pengaruh percepatan gravitasi bumi (g).
A. Kecepatan

Disebabkan gerak parabola merupakan perpaduan antara dua gerak


maka masing-masing elemen gerak kita cari secara terpisah.
Rumusnya sebagai berikut :

Jadi vx merupakan peruraian kecepatan awal (vo) terhadap sumbu x


sedangkan vy merupakan peruraian kecepatan awal (vo) terhadap
sumbu y. Nilai vx sepanjang waktu terjadinya gerak parabola bersifat
tetap (konstan) karena merupakan GLB. Namun nilai vy berubah
karena pengaruh percepatan gravitasi bumi (g), sehingga saat peluru
naik merupakan GLBB diperlambat dan saat peluru turun merupakan
GLBB dipercepat.
Setelah kita mendapatkan nilai vx dan vy, dapat dicari kecepatan
gabungannya dengan menggunakan rumus :

disaat peluru mencapai titik tertinggi maka vy = 0 ,maka v = vx . Selain


itu rumus vy di atas hanya berlaku untuk awal peluru bergerak sampai
mencapai titik tertinggi. apakah waktu yang diketahui kurang dari
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik tertinggi atau justru
melebihinya. namun untuk mengantisipasinya kita tidak perlu mencari
besar waktu saat mencapai titik tertinggi ..... saat nilai vy < 0 atau
negatif (-vy) maka rumus tersebut tidak berlaku lagi.

Vy kita cari dengan menggunakan rumus Gerak Jatuh Bebas. tentu saja
waktu yang dimasukkan dalam rumus telah dikurang terlebih dahulu
dengan waktu saat mencapai titik tertinggi. karena saat melewati titik
tertinggi kita menggunakan rumus baru, jadi waktunya pun dimulai
dari titik ini juga, bukan dari waktu peluru mulai bergerak.

B. Jarak Tempuh

Jarak tempuh Peluru juga terdiri atas dua jenis yakni ketinggian peluru
(y) dan jarak horizontal/mendatar peluru (x). adapun rumus jarak
tempuh sebagai berikut :

Seperti halnya kecepatan peluru, rumus di atas untuk yang bagian


ketinggian peluru (y) hanya berlaku untuk setengah gerakan awal
yakni awal peluru bergerak hingga titik tertinggi. Saat melampaui titik
tertinggi maka gerakan vertikalnya sama halnya dengan gerak jatuh
bebas, baik kecepatannya (vy) maupun ketinggiannya (y atau h)
C. ketinggian Maksimal (hmaks) dan Jarak Tempuh Maksimal
(xmaks)

Rumus ketinggian maksimum adalah :

dan waktu saat ketinggian maksimum terjadi :

bila diketahui ketinggan maksimumnya juga dapat dicari waktunya


dengan rumus :

demikian pula bila waktu saat ketinggian maksimum diketahui maka


ketinggian maksimumnya dapat dicari dengan rumus :
Sedangkan jarak tempuh horizontal terjauh/maksimalnya dapat dicari
dengan rumus :

waktu untuk mencapai jarak tempuh terjauh sama dengan dua kali
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik tertinggi :

Keterangan :

hmaks = Ketinggian maksimum (m)

Xmaks = Jarak tempuh mendatar/horizontal terjauh (m)

t = Waktu (s)

sebagai tambahan.... untuk memperoleh jarak tempuh horizontal


terjauh dengankecepatan awal yang sama adalah dengan sudut
elevasi sebesar 45o.

Anda mungkin juga menyukai