Anda di halaman 1dari 34

BAB VI USAHA DAN ENERGI

PETA KONSEP
A. Energi dalam Fisika

Energi merupakan konsep fisika dan juga mempunyai aspek ekonomis dan
politis. Hal ini keberlangsungan hidup modern bergantung pada cadangan minyak
bumi dan energi listrik. Kebergantungan terhadap energi meluas ke berbagai aspek
kehidupan dan konservasi sumber energi menjadi masalah global. Nuklir sebagai
energi yang memungkinkan, walaupun saat ini hanya digunakan untuk menghasilkan
energi listrik, mengalami berbagai pengembangan oleh para ilmuwan. Namun
demikian, belum ada solusi yang telah dikembangkan untuk menggantikan bahan
bakar minyak yang digunakan oleh kendaraan yang semakin tidak terhitung.

Kita dapat memahami betapa kita sangat bergantung pada energi dengan
memperhatikan aktivitas sehari-hari. Untuk menyiapkan sarapan, kita menggunakan
energi minyak bumi atau energi gas alam. Sebagian besar dari kita bersekolah
menggunakan kendaraan yang berbahan bakar minyak bumi. Buku yang kit abaca
dicetak oleh mesin yang digerakkan oleh energi listrik. Jika buku-buku dicetak oleh
tangan dan mesin tua yang manual mengakibatkan jumlah buku sedikit sehingga buku
menjadi sangat mahal.
Jika tidak ada lampu listrik, dapat dibayangkan betapa sulitnya belajar dengan
bantuan cahaya obor atau lilin. Contoh-contoh tersebut merupakan sebagian kecil
contoh kebutuhan sehari-hari kita. Bahkan, masih banyak contoh kegiatan sehari-hari
yang bergantung pada berbagai macam jenis energi. Dari hiburan ke transportasu dan
produksi berbagai bidang manusia sangat bergantung pada sumber energi.

Gambar 6.1 Energi mekanik pada gambar diperoleh dari penambahan uap yang
dihasilkan oleh bantuan energi kalor.
Energi tidak tergantikan dalam kehidupan manusia modern, tetapi juga
memegang peranan penting dalam fisika. Energi dapat kita pelajari. Namun, tidak
mungkin untuk mengartikan energi secara langsung karena begitu banyak jenis energi
dengan karakteristik yang berbeda-beda pula. Contohnya, energi kalor seperti yang
diperolah dari pemanasan batu bara, diubah menjadi energi mekanik untuk
menggerakkan roda. Meskipun jenis kedua energi tersebut berbeda, namun kalor dan
gerakan roda keduanya merupakan bentuk energi.

Gambar 6.2 Bendungan air yang besar digunakan untuk menghasilkan energi
listrik.
Pada gambar di atas, ketika air yang dikumpulkan di belakang bendungan,
kemudian dialirkan melalui saluran khusus, air menjadi sumber energi yang tidak
terbendung. Saluran air tersebut terhubung ke turbin dan mengakibatkan turbin
berputar sehingga menghasilkan lostrok yang dialirkan ke rumah-rumah. Dalam proses
ini, energi potensial air pertama kali diubah menjadi energi mekanik ketika memutar
turbin dan kemudian diubah menjadi energi listrik yang menghasilkan cahaya lampu.
Ketidakmampuan untuk melakukan generalisir (menyamaratakan) konsep energi
adalah akibat luasnya jenis-jenis energi yang ada. Namun, hal ini tidak menimbulkan
kesulitan ketika mempelajari jenis-jenis energi dan perubahannya. Para ilmuwan
Fisika mengkhususkan untuk mempelajari jenis dan perubahan energi daripada konsep
energi secara umum. Berbagai penelitian menunjukkan energi adalah besaran scalar
yang berarti bahwa energi tidak mempunyai arah seperti vector pada umumnya.
Dengan demikian, sebuah angka pun dapat membuat semua informasi mengenai
energi yang dimiliki oleh sebuah benda.
Energi bukanlah sebuah konsep fisika yang konkret (berwujud, dapat diraba atau
dirasa), seperti massa atau panjang. Namun begitu, setiap jenis energi mempunyai ciri-
ciri tersendiri seperti gerakan, panas, cahaya, suara, atau posisi yang menunjukkan
keberadaan dan besar energi dalam kehidupan sehari-hari.
Sistem yang dapat menahan energi untuk keluar disebut sistem tertutup atau
terisolasi. Jumlah aljabar energi yang ada dalam sistem tersebut disebut energi total
sistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan energi dalam sistem tertutup
akan mempunyai energi total yang tetap. Hukum ini berlaku untuk semua jenis energi
dan disebut hukum kekekalan energi.
Hukum perubahan energi menyatakan bahwa berbagai jenis energi yang berbeda
dapat berubah menjadi bentuk energi lainnya dan begitu sebaliknya. Namun, jika
perubahan ini terjadi pada sistem tertutup, maka energi totalnya adalah tetap. Ketika
hukum perubahan energi belum ditemukan, banyak mesin dirancang untuk
menghasilkan gerak secara terus menerus. Seperti pada mesin lainnya, gaya gesekan
mesin tersebut menyebabkan sebagian energi mekanik berubah menjadi energi kalor.
Itulah sebabnya mengapa tidak ada mesin yang dapat bekerja secara terus menerus.

Gambar 6.3 Kecepatan anak panah dapat dicari dari atlet dengan menggunakan
hukum kekekalan energi.
Penetapan hukum kekekalan energi ini memberikan cara yang sesuai untuk
mempelajari gerakan dengan gaya yang tidak tetap. Pada gambar 3, seorang atlet
merentangkan busur dan menembakkan anak panah. Ketika busur diluruskan, gaya
yang bekerja pada busur terhadap anak panah berubah-ubah sehingga percepatan
panah tidak tetap.
Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Namun, ada
juga benda yang memiliki energi akan tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk
melakukan kerja. Misalkan, benda yang memiliki energi kalor. Energi ini dapat
dikonversi menjadi bentuk lain sehingga benda mempunyai kemampuan untuk
melakukan kerja.
a) Energi kinetik
Energi kinetik dimiliki oleh benda saat benda tersebut bergerak. Benda
yang mempunyai energi kinetik dapat melakukan kerja terhadap benda.sebuah
truk yang sedang bergerak akan menyebabkan mobil lain bergerak apabila truk
truk menabrak mobil tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa benda yang sedang
bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan kerja dan benda tersebut
dikatakan memiliki energi yang dinamakan energi kinetik.

Gambar 6.4 Kerja yang diberikan pada benda digunakan untuk mengubah
energi kinetik.
Sebuah benda yang bermassa m yang bergerak dengan kecepatan v 1.
Kemudian benda diberi usaha sebesar W sehungga kecepatan benda berubah
menjadi v2. Usaha yang diberikan kepada benda ini berwujud gaya F yang
menyebabkan benda bergerak sejauh s. sesuai dengan hukum Newton dan
dengan menggunakan hubungan v 22=v 21 +2 as akan diperoleh hubungan:

v 22−v 21 1 1
W =Fs=m a s=m (
2s )
s= mv 22− mv 21
2 2
1 2
Sehingga didefinisikan persamaan mv sebagai energi kinetik translasi
2

1 2
dari partikel Ek = mv . Persamaan tersebut merupakan kesimpulan yang sangat
2
penting. Dari persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kerja total yang
diberikan kepada benda sama dengan perubahan energi kinetiknya. Pernyataan
ini dikenal dengan teorema usaha-energi.
W =Fs=∆ Ek
b) Energi potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena posisinya
terhadap benda di sekelilingnya. Cukup banyak jenis energi potensial yang
masing-masing berkaitan dengan gaya yang khas yang menyebabkannya.
Gulungan spiral di dalam jam tangan mekanik merupakan contoh dari energi
potensial. Ketika gulungan spiral berusaha untuk mengendorkan diri, spiral akan
memutar jarum jam.
Contoh umum dari energi potensial adalah energi potensial gravitasi.
Sebuah benda yang berada pada ketinggian h dari permukaan tanah dikatakan
memiliki energi potensial gravitasi (biasanya hanya disebut energi potensial
saja), ketika benda jatuh dan menimpa pasak yang ada di tanah, pasak akan
bergerak menembus tanah. Bayangkan benda terletak di tanah. Untuk
mengangkat benda dengan percepatan nol dibutuhkan usaha W =Fs=mgh.
Apabila kemudian benda dijatuhkan dari ketinggian itu benda akan memiliki
kecepatan v=√ 2 gh ketika sampai di permukaan tanah. Sehingga energi kinetik

1 2 1
benda sewaktu sampai di tanah sebesar E K = mv = m ( 2 gh )=mgh
2 2
Jadi, benda bermassa m yang berada pada ketinggian h akan melepaskan
energi sebesar Ep=mgh. Energi potensial yang dimiliki oleh benda bergantung
pada ketinggian benda terhadap titik acuan tertentu dalam hal ini permukaan
tanah. Dari persamaan energi potensial disimpulkan, untuk mengangkat benda
sampai setinggi h hanya bergantung pada ketinggiannya dan tidak bergantung
pada lintasan benda ketika dibawa ke titik tersebut.
Secara umum, apabila benda dipindahkan dari suatu tempat yang
ketinggiannya h1 dari titik acuan ke posisi yang ketinggiannya h2 , perubahan
energi potensialnya adalah
∆ E P =mgh 2−mg h1
Perubahan energi potensial ini sama dengan usaha yang diperlukan untuk
mengubah posisi benda dari ketinggian h1 ke ketinggian h2 . Perubahan energi
potensial ini juga sama dengan usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi pada
benda tersebut apabila jatuh dari ketinggian h2 ke ketinggian h1.
Jenis energi potensial yang lain, yaitu energi potensial elastic atau sering
disebut juga dengan energi potensial pegas karena dimiliki oleh benda yang
elastic seperti pegas.
Gambar 6.5 Energi potensial elastik dimiliki oleh pegas yang ditekan ataupun
ditarik.

Gambar di atas menunjukkan sebuah pegas, pada mulanya pegas dalam


keadaan tanpa teregang. Kemudian sebuah bola diletakkan pada ujung pegas dan
pegas ditekan. Bola dilepaskan dan ternyata bola akan bergerak. Percobaan ini
menunjukkan bahwa pegas yang tertekan (ataupun ditarik) dari keadaan
seimbang mempunyai energi.
Untuk menahan pegas agar teregang sejauh x dari posisi seimbangnya
dibutuhkan gaya sebesar F=kx dengan k adalah konstanta pegas. Pegas sendiri
akan memberikan gaya yang berlawanan dengan gaya yang diberikan sehingga
dapat dituliskan F=−kx. Gaya ini sering dinamakn gaya pemulih yang selalu
mempunyai arah yang berlawanan dengan perubahan posisi pegas. Persamaan
ini berlaku asalkan nilai x tidak terlalu besar. Usaha yang diperlukan untuk
menekan pegas ataupun menarik pegas sejauh x adalah:
W =Fx

Nilai F berubah terhadap x. Pada saat pegas tidak teregang gaya yang
diperlukan sama dengan nol dan akan mencapai maksimum pada saat ditekan
sejauh x. Nilai rata-rata gaya yang bekerja untuk menekan pegas sejauh x dapat
dituliskan dengan:

1
W = k x2
2
Jadi, nilai energi potensial elastic pegas sebanding dengan kuadrat simpangan
pegas. Satu hal yang perlu diingat adalah masalah energi potensial merupakan
energi potensial sistem dan bukan energi potensial partikel atau benda tunggal.
Gaya yang menyebabkan adanya energi potensial tidak akan muncul jika
partikel berdiri sendiri atau terisolasi. Jika benda dinaikkan setinggi h akan
memiliki energi potensial mgh, energi ini adalah energi sistem benda dan bumi
bukan energi milik benda itu saja.

Berdasarkan hukum gravitasi Newton, dua benda yang terpisah sejauh


jarak r juga menghasilkan gaya gravitasi atau gaya tarik-menarik antara dua
benda tersebut.
m 1 m2
F=G
r2
Apabila hukum gravitasi Newton diterapkan pada kedudukan benda
terhadap suatu planet, maka semakin jauh jarak r benda terhadap planet tersebut
maka gaya gravitasi semakin kecil atau mendekati nol.
Akibat gaya gravitasi, ruang di sekitar gravitasi atau medan gravitasi
menimbulkan energi potensial gravitasi. Semakin jauh kedudukan benda
terhadap benda lain, semakin kecil gaya gravitasi, berarti gaya potensial
mendekati nol. Hal ini bukan berarti energi potensial semakin kecil, melainkan
dibutuhkan sejumlah energi untuk melawan gaya gravitasi dari suatu benda.
Oleh karena itu, pada perumusan energi potensial melawan medan gravitasi
diberi tanda minus atau bernilai negative.
m1 m 2
E P=−G
r
Persamaan tersebut dinamakan energi potensial gravitasi Newton.

Contoh Soal
Gaya gesek yang bekerja pada lantai dapat menghentikan benda yang bergerak
dengan laju 10 m/s setelah menempuh jarak 5 m. Hitunglah jarak yang ditempu
benda sampai berhenti apabila kecepatan awal benda 20 m/ s!

Penyelesaian:
Hubungan antara usaha oleh gaya gesek dan perubahan energi kinetiknya dapat
ditulis
W =∆ E K
1 1
−Fs= mv 2− mv 20, v=0
2 2
1
Fs= mv20
2
Terlihat bahwa jarak tempuh s sebanding dengan kuadrat kecepatan awal benda
(v 20).

v 2B SB
( )( )
v 2
A
=
SA

vB 2
S B=
vA ( )
SA

20 2
S B= ( )
10
x5

S B=20 m
Jadi, benda akan berhenti setelah menempuh jarak 20 m apabila kecepatan awal
benda 20 m/s.

B. ENERGI KINETIK
1. Pengertian Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak. Kata
kinetik berasal dari bahasa Yunani yaitu kinetikos, yang artinya bergerak. Oleh
karena itu, semua benda yang bergerak sudah pasti memiliki energi kinetik. Nilai
energi kinetik berkaitan erat dengan massa dan kecepatan dari suatu benda. Besarnya
energi kinetik berbanding lurus dengan besarnya massa dan kuadrat kecepatan gerak
benda. Benda yang massa dan kecepatannya besar, pasti memiliki energi kinetik
yang besar ketika bergerak. Begitu juga sebaliknya, benda yang memiliki massa dan
kecepatan kecil maka energi kinetiknya juga kecil.
Gambar 6.6 Energi kinetik merupakan energi yang jelas terlihat dan mudah
untuk diteliti

Gottfried Wilhelm Leibnitz merupakan ilmuwan yang pertama kali melakukan


percobaan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi energi.
Setelah melakukan penelitian atas tumbukan dua benda, ia berpendapat bahwa
jumlah dari benda baik sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama.

1
(massa) (kelajuan)2
2

Ia menamakannya vis viva yang artinya gaya yang hidup. Dengan kata lain,
Leibnitz menemukan bahwa energi kinetik sebuah benda berbanding lurus dengan
massa dan pangkat dua kelajuannya. Pada akhir abad ke 18, fisikawan yang bernama
Thomas Young mulai menggunakan istilah energi kinetik daripada istilah gaya
hidup. Energi kinetik sebuah benda bermassa m, bergerak pada kelajuan v. Sehingga
didapat rumus sebagai berikut.

1
Ek = 2 mv2

Dimana:

Ek = energi kinetik (J)

m = massa benda (kg)

v = kelajuan benda (m/s)

2. Hubungan antara Energi Kinetik dengan Usaha

Hubungan antara energi kinetik dengan usaha yang dilakukan oleh gaya
dapat dirumuskan sebagai berikut.

W = F.s F = m.a

W = m.a.s Vt2 = V02 + 2a.s

1
W = m. (Vt2-V02)
2

1
W= m.(Vt2-V02)
2

W = ∆Ek
Jadi, usaha merupakan perubahan energi kinetik akibat perubahan gerak suatu
benda.

Contoh Soal 1
Perhatikan gambar disamping.
Energi kinetik untuk benda-benda tersebut dari
atas ke bawah adalah E1, E2, dan E3. Tentukanlah
hubungan antara E1, E2, dan E3!

Penyelesaian:

Energi kinetik benda-benda tersebut adalah


1 1
E1 = m1v12 = (2m) (v)2 = mv2
2 2
1 1 m
E2 = m2v22 = ( ) (2v)2 = mv2
2 2 2
1 1 v mv 2
E3 = m3v32 = (m) ( )2 =
2 2 2 8
Dengan demikian, hubungan ketiga besaran tersebut dituliskan E1 = E2 > E3.

Contoh Soal 2
Sebuah benda 4 kg semula dalam keadaan diam, kemudian padanya diberikan gaya 8
N. Berapakah besarnya energi kinetik benda jika gaya diberikan selama 2 sekon?

Penyelesaian:
Kita dapat mencari energi kinetik yang dimiliki benda jika kita mengetahui
kecepatan benda bergerak. Dengan menerapkan hukum II Newton pada kasus ini
kecepatan benda tersebut dapat diketahui:
F = m.a
a = 8/4 = 2 m/s2
Setelah 2 sekon kecepatan benda menjadi:
Vt = V0 + a.t = 0 + 2 (2) = 4 m/s

Jadi, energi kinetik benda:


Ek = 1/2 mv2 = 1/2.4.(4)2 = 32 Joule

C. USAHA DALAM FISIKA


1. Pengertian Usaha

Dalam kehidupan sehari-hari, usaha didefinisikan sebagai pekerjaan yang


dilakukan untuk memperoleh tujuan yang diinginkan. Lalu, apakah usaha dalam
Fisika sama dengan pengertian usaha dalam kehidupan sehari-hari tersebut? Usaha
dalam fisika selalu berhubungan dengan transfer energi dan gaya.

Gambar 6.7 Pino mendorong mobil mogok dengan mentransfer energi melalui
gaya dorong F sehingga mobil berpindah sejauh s.
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa Pino mendorong mobilnya yang
mogok dengan gaya sebesar F sehingga mobil berpindah tempat sejauh s dari posisi
awalnya. Ketika Pino mendorong mobil tersebut sehingga mobil bergerak, Pino
melakukan usaha, yaitu mentransfer energi melalui gaya dorong pada mobil sehingga
mobil bergerak dan berpindah sejauh s. Besar usaha (W) yang dilakukan Pino untuk
mendorong mobil oleh gaya sama dengan hasil kali gaya F dengan perpindahan s.

W =F ∙ s
Keterangan:
W = usaha (Joule)
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
Gambar 6.8 Usaha oleh gaya F membentuk sudut α terhadap perpindahan
benda s
Usaha adalah besaran skalar, walaupun gaya F dan perpindahan s merupakan
vektor. Menurut perkalian vektor (∙), hasilnya harus berupa skalar. Usaha yang
dilakukan oleh gaya konstan F yang membentuk sudut α terhadap arah perpindahan
benda pada gambar 2, besar usahanya adalah

W =F s cos α

Jika F dan s searah, cos α = cos 0⁰ dan W = Fs. Tetapi, jika F dan s berlawanan
arah, maka cos α = cos 180⁰ = -1 dan W = -Fs; yaitu usaha negatif. Gaya seperti
gesekan seringkali memperlambat benda, maka arahnya berlawanan dengan arah
perpindahan. Gaya semacam ini biasanya melakukan usaha negatif. Karena gaya
gesekan berlawanan dengan gerakan benda, usaha yang dilakukan untuk mengatasi
gaya gesekan (pada lintasan apapun, melengkung atau lurus) setara dengan hasil kali
dari Ff dengan panjang lintasan yang ditempuh. Jadi, jika suatu benda ditarik
melawan gaya gesekan, hingga kembali pada titik dimana perjalanan dimulai, ada
usaha yang dilakukan meskipun perpindahan total adalah nol.

Usaha adalah perpindahan energi dari satu benda ke benda lain melalui suatu
gaya yang diberikan pada suatu jarak. Titik gaya harus berpindah jika usaha ingin
ada. Satuan usaa dalam SI adalah newon-meter, yang disebut Joule (J). Satu joule
adalah usaha yang dilakukan suatu gaya sebesar 1 N ketika memindahkn suatu benda
1 m searah dengan gaya. Satuan lain yang kadang digunakan untuk usaha adalah erg,
dimana 1 erg = 10-7 J, dan foot-pound (ft-lb), dimana 1 ft-lb = 1,355 J.

2. Menentukan Usaha dari Grafik Gaya dan Perpindahan


Gambar 6.9 pada besar F konstan, W = luas daerah dibawah kurva
Grafik pada gambar diatas diperoleh dari grafik F(t) terhadap s (perpindahan)
pada gaya konstan F. Berdasarkan grafik tersebut, besar usaha yang dihasilkan oleh
gaya konstan F sehingga berpindah sejauh ∆s sama dengan luas daerah di bwah
kurva F(t).

Gambar 6.10 grafik gaya (F) terhadap perpindahan (s) dengan gaya (F) tidak
konstan atau berubah-ubah
Untuk usaha yang dihasilkan gaya F yang besarnya berubah-ubah, akan
didapatkan sebuah grafik pada Gambar 6.10. Luas daerah yang diarsir berada
diantara garis sumbu-s dan garis sumbu-F. Usaha total yang terjadi pada Gambar
6.10 merupakan penjumlahan setiap usaha dari s1 sampai dengan s2. Jadi, dapat
dituliskan dengan
s2
W total =∑ F ∆ s
s1

Pendekatan terbaik adalah dengan cara memperkecil ∆s sampai mendekati nol.


Oleh karena itu, secara matematis persamaan diatas menjadi
s2
W total = lim ∑ F ∆s
∆s→0 s1

atau

s2 s2

lim ∑ F ∆ s=∫ F d s
∆ s →0 s s1
1
Arti dari integral pada persamaan diatas adalah luas daerah yang diarsir
diantara kurva besar gaya F dan besar perpindahan s. Dengan demikian, dapat
disimpulkan dari diagram F–s bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya F sama dengan
luas bangun yang dibatasi garis grafik dengan sumbu mendatar s.

3. Usaha Negatif dan Usaha Total


Usaha dapat bernilai positif atau negatif bergantung kepada sudut yang
dibentuk oleh gaya dan perpindahannya. Berikut adalah kemungkinan-kemungkinan
nilai usaha.
a. Usaha bernilai positif jika gaya memiliki komponen pada arah perpindahan (-90⁰
< θ < 90⁰).
b. Usaha bernilai nol jika gaya tidak memiliki komponen pada arah perpindahan ( θ
= ± 90⁰ ).
c. Usaha bernilai negatif jika gaya memiliki komponen arah yang berlawanan arah
dengan arah perpindahan (90⁰ < θ < 270⁰).

Jika gaya yang bekerja pada sebuah benda lebih dari satu, total usaha pada
benda tersebut adalah jumlah dari usaha-usaha yang bekerja pada benda tersebut.

W total =( Ftotal cos θ ) s=Ftotal s cos θ

dengan θ adalah sudut yang dibentuk oleh gaya total dan perpindahan.

Contoh Soal 1
Sebuah gaya tetap sebesar 25 N bekerja pada sebuah benda yang bermassa 4 kg. Jika
sudut yang dibentuk antara gaya F dan bidang datar adalah 37⁰, berapa usaha yang
dilakukan gaya itu terhadap benda selama 4 detik?

Penyelesaian:

Diketahui: F = 25 N; m = 4kg; α = 37⁰.


F cos α =ma
Fcos α ( 25 N ) cos 37 °
a= = =5 m/s 2
m 4 kg
1 1
s= a t 2= ¿m/s2) (4s)2 = 40 m
2 2
W =F s cos a = (25 N) (40 m) (0,8) = 800 J
Jadi, usaha yang dilakukan gaya F adalah 800 Joule.

Contoh Soal 2
Massa seorang pengendara motor dan sepeda motornya adalah 200 kg. Sepeda motor
ini meluncur dengan kelajuan 40 m/s. Kemudian, motor direm hingga berhenti
setelah 8 detik. Tentukan usaha yang dilakukan selama pengereman berlangsung!

Penyelesaian:
Diketahui: m = 200 kg; v0 = 40 m/s; t = 8 s.
Sepeda motor berhenti: vt = 0
vt = v0 + a t
0 = 40 m/s + a (8 s)
a = -5 m/s2
1 2
s = v0 t + at
2
1
s = (40 m/s) (8 s) + (-5 m/s2) (8 s)2 = (320 m – 160 m) = 160 m
2
W = F s (karena arah gaya sejajar dengan perpindahan benda)
W=mas
W = (200 kg) (-5 m/s) (160 s) = -160.000 J.
Jadi, usaha yang dilakukan selama pengereman adalah -160 kJ.

D. ENERGI POTENSIAL
Secara umum energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam sebuah benda
atau dalam suatu keadaan tertentu. Dengan demikian dalam air terjun terdapat energi
potensial, dalam batubara terdapat energi potensial, dalam tubuh kita pun terdapat energi
potensial. Energi potensial yang tersiampan dalam air yang berada diatas suatu tebing
baru bermanfaat ketika diubah menjadi energi panas melalui pembakaran. Begitupun
energi potensial dalam tuuh kita akan bermanfaat jika kita mengubahnya menjadi energi
gerak yang dilakukan oleh otot-otot tubuh kita.
Dalam pengertian yang lebih sempit yakni dalam mekanika, bahwa energi
potensial adalah energi yang dimiliki benda karena kedudukan atau keadaan benda
tersebut. Contoh energi potesial dalam pengertian ini adalah energi potensial gravitasi
dan energi potensial elastik. Energi potensial gravitasi dimiliki oleh benda yang berada
pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah. Sedangkan energi potensial elastik
dimiliki oleh misalnya karet ketapel yang direnggangkan. Energi potensial elastik pada
karet ketapel ini baru bermanfaat ketika regangan tersebut dilepaskan sehingga
menyebabkan berubahnya energi potensial elastik menjadi kinetik (kerikil dalam ketapel
terlontar).

1. Energi Potensial Gravitasi dalam Medan Gravitasi Homogen


Konsep medan gaya gravitasi atau medan gravitasi digunakan untuk
menyatakan ruang pada setiap titik di dalamnya. Massa dari suatu benda mengalami
gaya gravitasi. Medan gravitasi dari bumi berpengaruh pada semua massa yang
terletak di permukaan atau di sekitar bumi. Medan gravitasi bumi dianggap homogen
apabila kedudukan benda pada ketinggian h jauh lebih kecil daripada jari-jari bumi
(h<R). Dalam medan gravitasi bumi yang homogen, energi potensial gravitasi
terhadap suatu bidang horizontal sebanding dengan massa benda dan sebanding
dengan jarak benda ke bidang tersebut. Misalnya sebuah benda yang massanya m
diangkat vertikal keatas dari kedudukan A (y1) di tanah ke kedudukan B (y2) pada
ketinggian h dari tanah.
Perhatikan gambar

y2

y1
W=m.g

Gambar 6.11 benda bergerak vertikal ke atas setinggi h


Jika percepatan gravitasi bumi g, sehingga untuk mengangkat benda tersebut
diperlukan F untuk mengangkat benda sampai ketinggian h adalah (keatas
dinyatakan positif):

Wf = F . ∆ y = m . g (y2 – y1)

Ww = -m . g . h

Jika benda tersebut jatuh kembali ke tanah, usaha yang dilakukan oleh W
sebesar:

Ww = W . ∆ y = m . g (y2 – y1) = -m . g (y2 – y1)

Wf = m . g . h

semakin tinggi kedudukan benda dari tanah, maka semakin besar energi
potensialnya. Jadi, benda yang berada pada ketinggian h mempunyai potensi untuk
melakukan usaha sebesar m.g.h. Oleh karena itu, dikatakan bahwa benda itu
mempunyai energi potensial gravitasi. Dengan demikian, kita definisikan bahwa
energi potensial gravitasi suatu benda adalah hasil kali beratnya dan ketinggian,
sehingga dapat ditulis:

Ep = m . g . h
Atau

Ep = m . g . y

Keterangan:

Ep = energi potensial gravitasi (J)

m = massa benda (kg)

g = percepatan gravitasi (ms-2)

h = ketinggian benda dari acuan (tanah) (m)

Bagaimana jika lintasan benda tidak vertikal (seperti gambar pertama)?. Untuk
memudahkan persoalan, kita misalkan pengangkatan benda itu melalui lintasan lurus
dari A ke B.

W=F.s

W = m . g . sin θ . s

s B

m.g.sin F
θ h
θ

Gambar 6.12 benda bergerak dengan lintasan miring

Dari gambar diatas diperoleh persamaan :

sin θ = h : s atau h = s . sin θ

Sehingga :
W=m.g.h

Persamaan tersebut sama dengan persamaan Ep = m.g.h. Dengan demikian,


energi potensial gravitasi tidak tergantung oleh bentuk lintasan, melainkan hanya
bergantung pada kedudukan akhirnya. Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa energi
potensial gravitasi yang dimiliki oleh suatu benda jika ditinjau terhadap kedudukan
tertentu yang hanya tergantung pada selisih tinggi kedudukan yang dimaksud.

Sekarang kita tinjau sebuah benda bermassa m, mula-mula berada di titik A


pada ketinggian h dari bidang acuan. Jika benda dilepaskan, akan bergerak vertikal
ke bawah karena gaya beratnya.
Untuk mencapai titik B yang ketinggiannya h2 (h2 < h1), gaya berat benda
melakukan usaha sebesar :

W = m . g (h1 – h2)

W = - (m . g . h2 – m . g . h1)

Keterangan:

m . g . h1 = energi potensial gravitasi pada saat kedudukan di A (J)

m . g . h2 = energi potensial gravitasi pada saat kedudukan di B (J)

Persamaan diatas pada hakikatnya dapat dinyatakan bahwa usaha yang


dilakukan oleh gaya berat sebuah benda sama dengan pengurangan energi
potensialnya.

Secara lebih singkat, pernyataan diatas dapat dirumuskan :

W = -(Ep1 – Ep2)

W = - ∆ Ep

Dalam hal ini, ada tiga kemungkinan harga W, yaitu sebagai berikut :
1. W > 0 (positif), Ep < 0 (negatif), berarti usaha sama dengan pengurangan
energi potensial.
2. W < 0 (negatif), Ep > 0 (positif), berarti usaha sama dengan pertambahan
energi potensial.
3. W = 0, ∆ Ep = 0 (negatif), berarti energi potensial benda tetap. Hal itu dapat
terjadi jika perpindahan benda dalam satu bidang horizontal.

2. Energi Potensial Elastik Pegas


1 2
Dari persamaan Welastik = - k ( x ¿ ¿ 2 ¿ ¿ 2−x 1 )¿ ¿ telah kita peroleh bahwa usaha
2
yang dilakukan oleh gaya pegas untuk benda yang berpindah dari posisi 1 dengan
simpangan = x1 ke posisi 2 dengan simpangan = x2 adalah:
1 2
Welastik = - k ( x ¿ ¿ 2 ¿ ¿ 2−x 1 )¿ ¿
2

Gaya pegas termasuk gaya konservatif, sehingga usaha yang dilakukan


memenuhi persamaan berikut :

Welastik = - ∆ Ep = - (Ep2 – Ep1)

Jika kedua persamaan usaha ini kita samakan, kita peroleh :

−1
- (Ep2 – Ep1) = k (x ¿ ¿ 2 ¿ ¿ 2−x 12) ¿ ¿
2

Secara umum kita dapat menyatakan rumus energi potensial elastik pegas
(Epelastik) sebagai :

1 2
Epelastik = kx
2

Disini x adalah simpangan, yaitu perpindahan yang diukur dari posisi acuan x
= 0 (disebut juga sebagai posisi keseimbangan pegas). Jadi sebagai acuan Epelastik =
0 kita tetapkan pada posisi x = 0.

Ep elastik

Grafik energi potensial elastik terhadap simpangan, berebntuk parabola


karena energi potensial elastik merupakan fungsi kuadrat dari simpangan.

Gaya-Gaya Konservatif dan Non Konservatif

Pada saat memindahkan benda yang berlawanan arah dengan gaya gravitasi
hingga benda berpindah setinggi h bahwa besarnya gaya tidak tergantung pada model
lintasannya, melainkan hanya ditentukan oleh kedudukan awal dan akhirnya saja,
yaitu m . g . h.
Gaya-gaya yang bekerja seperti gaya gravitasi, dimana gaya bekerja tidak
bergantung pada model lintasan, melainkan hanya pada posisi awal dan akhir,
disebut gaya-gaya konservatif, yaitu gaya gesekan. Misalnya, sewaktu memindahkan
kotak diatas lantai dari A ke B maka harus memperhatikan lintasannya, lurus,
melengkung, atau zig-zag. Hal ini perlu dipertimbangkan karena semakin jauh
lintasan menggeser kotak, akan membutuhkan usaha yang lebih besar mengatasi
gaya gesekan. Karena arah gaya gesekan selalu berlawanan dengan arah perpindahan
benda.
a. Gaya Gravitasi (gaya konservatif)
- Usahanya ditentukan oleh posisi awal dan akhir

- Usaha dari A ke B

WAB = m . g (hB – hA)

= m . g (h – 0)

= m.g.h

- Usaha dari B ke A

WBA = m . g (hA – hB)

= m . g (0 – h)

= m.g.h

- Usaha total dari A ke B kembali ke A

Wtotal = WAB + WBA

=m.g.h–m.g.h=0

Usaha total dalam satu siklus yang dipengaruhi gaya konservatif adalah nol.

b. Gaya Gesekan (gaya non konservatif)

- Usaha dari A ke B

WAB = - f . s
- Usaha dari B ke A

WBA = - f . s

- Usaha total dari A ke B kembali ke A


Wtotal = WAB + WBA
= - f . s + ( -f . s )
= -2f . s
Usaha total dalam satu siklus yang dipengaruhi gaya non konservatif
ditentukan oleh panjang lintasan s.

Contoh Soal 1
Sebuah balok bermassa 8 kg didorong dari dasar bidang miring licin yang
panjangnya 4 meter. Jika puncak bidang miring berada pada ketinggian 2 meter
diatas permukaan lantai dan percepatan gravitasi 10 m/s2, maka usaha yang
dibutuhkan untuk memindahkan balok ke pucak adalah ...
a. 120 J
b. 160 J
c. 180 J
d. 200 J

Penyelesaian:

Diketahui: m = 8 kg , h1 = 0 , h2 = 2m , g = 10 m/s2
Ditanya : W = ?
Jawab:
W = Δep
W = m.g.Δh
W = m.g.(h2 – h1)
W = 8.10.(2 – 0)
W = 160 J (jawaban : B)

Contoh Soal 2
Jika energi sebesar 4000 Joule digunakan untuk mengangkat vertikal sebuah benda
yang massanya 50 kg, maka benda tersebut akan naik setinggi…
a. 10 meter
b. 8 meter
c. 6 meter
d. 5 meter

Penyelesaian:
Diketahui: W = 2000 J, m = 50 kg, g = 10 m/s2
Ditanya: Δh = ...?
Jawab:

W = ΔEp
W = m.g. Δh
4000 = 50.10. Δh
4000 = 500. Δh
Δh = 8 m (jawaban : B)

E. KEKEKALAN ENERGI MEKANIK


1. Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Energi mekanik adalah hasil penjumlahan energi potensial dan energi kinetik.
Dalam konsep energi terdapat hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa
energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Hal tersebut berlaku pula
untuk energi mekanik sehingga energi mekanik suatu benda tidak akan mengalami
perubahan. Hukum kekekalan energi mekanik menyatakan:
“Jika pada suatu sistem hanya bekerja gaya-gaya dalam yang bersifat
konservatif, maka energi mekanik sistem pada posisi apa saja selalu tetap (kekal). Hal
ini berarti energi mekanik sistem pada posisi akhir sama dengan energi mekanik pada
posisi awal.”
Akibatnya akan berlaku persamaan hukum kekekalan energi mekanik seperti
berikut:

EM1 = EM2
Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2
1 1
mv12 + mgh1 = mv 22 + mgh1
2 2
Keterangan:
EM1 = energi mekanik awal (Joule)
EM2 = energi mekanik akhir (Joule)
Ek1 = energi kinetik awal (Joule)
Ek2 = energi kinetik akhir (Joule)
Ep1 = energi potensial awal (Joule)
Ep2 = energi potensial akhir (Joule)
m = massa benda (kg)
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s2 atau 10 m/s2)
v = kecepatan (m/s)
h = ketinggian benda (m)

Suatu kasus menarik muncul jika pada benda hanya bekerja gaya konservatif dan
tidak ada gaya non konservatif. Dalam kondisi ini, maka W non-konservatuf = 0 sehingga
berdasarkan persamaan EM1 - EM2 = 0 atau EM1 = EM2. Hubungan ini adalah
ungkapan hukum kekekalan energi mekanik. Jadi, jika tidak ada gaya non konservatif
yang bekerja pada benda maka energi mekanik benda kekal.
Contoh gaya konservatif adalah gaya gravitasi konstan, gaya gravitasi Newton,
dan gaya pegas. Pada sebuah benda jatuh bebas terjadi perubahan energi, yaitu
perubahan energi potensial menjadi energi kinetik.

Contoh Soal 1
Sebuah bola yang massanya 2 kg jatuh bebas dari posisi A seperti pada gambar.
Ketika sampai di titik B besar energi kinetik sama dengan 2 kali energi potensial,
maka tinggi titik B dari tanah adalah... (g = 10 m/s2)
a. 380 m
b. 70 m
c. 60 m
d. 40 m
e. 30 m

Penyelesaian:
Diketahui:
m = 2 kg
va = 0 m/s
Ekb = 2 Epb
Ditanyakan: hb ?
Jawab:
EMA = EMB
EkA + EpA = EkB + EpB
mgha + 0 = Epb + 2 Epb
mgha = 3 Epb
ha = 3hb
90 = 3hb
hb = 30m
Jadi ketinggian titik B dari tanah adalah 30m.

Contoh Soal 2
Sebuah benda ditembakkan miring ke atas dengan sudut elevasi 60°. Benda tersebut
memiliki energi kinetik 400 J. Jika g = 10 m/s 2, maka energi konetik benda pada saat
mencapai titik tertinggi adalah...
a. 25 J d. 150 J
b. 50 J e. 200 J
c. 100 J

Penyelesaian:
Diketahui: sudut elevasi 60°
Energi kinetik mula-mula benda, Ek1 = 400 J
Percepatan gravitasi, g = 10 m/s2
Energi potensial mula-mula, Ep1 = 0
Ditanya: Ek2 ?
Jawab: Pada kasus ini Ek2 dapat dicari menggunakan rumus hukum kekekalan energi:
EM1 = EM2

Energi kinetik mula-mula yang diberikan pada benda adalah:


1
Ek1 = mv12
2
2 Ek 1
v12 =
m
Tinggi maksimum yang dapat dicapai benda adalah:
v 21 sin 2 α 2 Ek 1 sin2 α Ek1 sin 2 α
y2 = = =
2g 2 mg mg
Energi kinetik benda pada titik tertinggi didapat dari hukum kekekalan energi
mekanik, yaitu:
EM1 = EM2
Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2
Ek1 + 0 = Ek2 + mgy2
Ek2 = Ek1 - mgy2
= Ek1 - Ek 1 sin 2 α
= Ek1 (1 - sin2 α )
= Ek1 cos 2 α
= (400) (cos 60°)2
= (400) (0,5)2
= 100 J

F. DAYA
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memakai kata daya untuk
menunjukkan kekuatan seseorang. Misalnya seorang atlet catur harus mempunyai
daya konsentrasi yang baik untuk memenangkan pertandingan. Kata daya juga kita
temukan dalam satuan listrik yang tercantum pada lampu. Misalnya pak andi
membeli lapu neon dengan daya 14 watt. Naun daya dalam mekanika tidak berarti
kekuatan, malainkan rata-rata dalam melakukan usaha. Anggap ada dua gaya yang
melakuka usaha yang sama pada sebuah sistem. Dalam hal ini energi yang
dipindahkan akan sama. Namun demikian, jika pemindahan energi terjadi pada
waktu yang berbeda, maka daya dari gaya-gaya tersebut tidak sama. Kita dapat
katakana, bahwa daya yang melakukan usaha dalam waktu yang singkat berarti
gayanya lebih kuat dan mempunyai daya yang besar.
Gambar 6.13 daya seorang atlet dihitung sebagai jumlah energy otot yang
dipindahkan menjadi energi kinetik persatuan waktu

Dengan demikian, daya dalam mekanika didefinisikan sebagai tingkatan dalam


melakukan sebuah usaha atau usaha yang dilakukan per satuan waktu dan
disimbolkan dengan P. jika usah W dilakukan pada selang wkatu t, maka daya yang
dilakukan usaha rata-rata adalah sbg berikut:

W
P= t

Oleh karena gaya bersifat tidak tetap. Jika tingkatan dalam melakukan usaha
juga tidak tetap, maka rumus tersebut akan memeberikan daya rata-rata. Dalam SI,
satuan usaha adalas J/s atau watt sehingga 1 watt (W) daya adalah usaha sebesar 1 J
yang dilakukan dalam 1 sekon.

Gambar 6.14 Lampu bohla menghasilkan daya yang berbeda tergantung jenis
lapu yang digunakan.

Pada uraian sebelumnya telah kamu ketahui bahwa ada 2 cara untuk
memindahkan energi. Oleh karena itu, walaupun daya didefinisikan sebagai usaha
rata-rata, secara umum daya juga berarti tingkat energi yang dipindahkan
antarsistem. Terkadang eneri yang dipindahkan tanpa melakukan usaha. Jadi jika
sistem memindahkan energi E dalam waktu t, daya sistem tersebut adalah

∆E
P= ∆ t
Rumus umum tersebut biasanya digunakan dalam energi listrik. Alat-alat
listrik mencantumkan besar daya, seperti 75 W, 20 W, atau 1,5 kW. Meskipun kita
menggunakan peralatan tersebut, pada beberapa alat, energi dipindahkan tanpa
melakukan usaha. Conto lapu bohlam 75 W tidak menimbulkan usaha, namun
memindahkan 75 J energi kesekelilingnya sebagai cahaya dan panas. Dari energi
lampu tersebut, kira-kira 5%nya dipindahkan sebagai cahaya dan 95% nya
dipindahkan sebagai panas ke ruangan.
Satuan energi adalah joule dan satuan untuk daya adalah watt, besarnya daya
dan energi dapat dihitung dalam satuan lain, yaitu sebagi beikut:
1 hp (horse power) = 765 W=0,75kW untuk daya dan
1 kilowatt perjam = 1kWh =(1000 W) (3.600s) = 3,6 x 106 J untuk energi.

Efisiensi
Ketika energi diubah dari suatu bentuk ke bentuk lain dalam sebuah sistem.
Sejumlah energi diubah menjadi energi dalam yan tidak terpakai. Oeleh karena itu,
secara teori kita harus menambahkan lebih banyak energi sistem daripada energi
yang diperlukan untuk melakukan usaha. Contoh, untuk menaikkan lift yang mapu
membawa beban hingga 200 kg setinggi 10 secara teori diperlukan energi yang
besar.
Ep= mgh = (200kg)(10 m/s) = 2 × 104 J

Namun demikian, dala praktiknya, lift tidak akan melakukan usaha melawan
gaya gravitasi terhadap beban. Naun juga melakukan usaha melawan gaya gesekan.
Dengan demikian, jumlah energi yang sebenarnya diperlukan untuk menaikkan lift
dapat lebih besar dari jumlah energi secara perhitungan tadi.

Nilai konstanta tanpa satuan digunakan untuk menghitung tingkat


penggunaan energi secara teori ataupun parktik yang disebut koefisien efesiensi
atau presentase efisiensi. Contoh, dalam praktik, kita membawa beban 200kg
setinggi 10 m menggunakan lift dengan nergi 4 x 104 J sehingga efisiemsi lift ini
adalah

2 ×10 4 J
=0,5 atau 50 %
4 × 104 J
Dengan demikian, efisiensi dapat dihitung dengan persamaan berikut.

EnergiOutput DayaOutput
Efisiensi = =
Energi Input daya input

Nilai efisiensi akan berlalu lebih kecil dari 1 karena tidak ada mesin yang
mampu mengubah dri satu bentu energi ke bentuk energi lainnya tanpa ada energi
yang tidak termanfaatkan, seperti menjadi energi kalor karena adanya gesekan.

Contoh Soal 1

Sebuah mesin dapat mengangkat beban 50 kg setinggi 5 m dengan kecepatan tetap


dala waktu 4s. hirunglah daya mekanik mesin dalam watt dan tenaa kuda (hp)

Penyelesaian:
Usaha yang dilakukan oleh mesin akan dipindahkan menjadi energi potensial beban.
Dengan menaikkan setinggi 5m. beban 50 kg memperoleh energi sebesar
E= mgh = (50 kg) (10m/s2) = 2.500 J

Mesin memindahkan energi sebesar 2.500 J dala waktu 4s

E 2.500 J
P= t
=
4s
=625 W

Oleh karena W= 0,25 kW dan 1 hP=0,75 kW , maka jumlah energi dalam satuan
tenaga kuda (hP) adalah P=0,83 hp.

RANGKUMAN

 Energi kinetik berasal dari gerakan sebuah benda dan mempunyai hubungan
sebagai berikut
1
E= mv2
2
 Pemindahan energi, dengan menggunakan gaya, kesistem mekanik berupa
gerak disebut usaha. Agar gaya dikatakan untuk melakukan usaha, gaya harus
berada searah dengan gerakan atau mempunyai komponen gaya yang sejajar
terhadap arah gerakan. Usaha yang dilakukan pada benda setelah dipindahkan
sejauh x akibat pengaruh gaya adalah
W=f x cos 𝜃
 Penjumlahan energi kinetik dan energi potensial, sistem disebut energi mekanik.
Enrgi mekanik tetap dalam sistem yang tanpa gesekan atau tanpa energi luar.
Fakta tersebut didefinisikan dengan hukum kekekalan energi dan dinyatakan
sebagai Eawal = Eakhir
 Energi yang dipindahkan oleh sisitem gerak persatuan waktu disebut daya.

Daya sistem yang memindahkan E dalam waktu t dihitung


denganmenggunakan persamaan
∆E
P=
∆t
 Efisiensi sistem gerak yang didefinisikan sebgai koefisien efisiensi yang
memounyai hubungan sebagai berikut
EnergiOutput DayaOutput
Efisiensi = =
Energi Input daya input
Latihan Soal
A. Pilihlah jawaban yang tepat sesuai dan benar!
1. Pesawat bermassa m mengudara pada ketinggian h memiliki Ep = 1200 kJ.
Pesawat kemudian mengubah ketinggiannya menjadi 1,2h, maka Ep pesawat
sekarang adalah sebesar...
a. 1420 kJ
b. 1430 kJ
c. 1440 kJ
d. 1450 kJ
2. Sebuah pegas yang tergantung tanpa beban mempunyai panjang 30cm, kemudian
ujung bawah pegas digantungi beban 100 gram sehingga panjang pegas menjadi
35 cm. jika beban tersebut ditarik ke bawah 5cm dan percepatan gravitasi bumi
10m/s2, tentukanlah energi potensial elastik pegas!
a. 0,025 J
b. 0,05 J
c. 0,25 J
d. 0,50 J
3. Sebuah partikel bermassa 10 gram bergetar harmonis dengan frekuensi 100Hz dan
amplitudo 8cm. Energi potensial pada saat sudut fasenya 300° adalah...
a. 0,48π2
b. 0,96π2
c. 0,36π2
d. 0,24π2
4. Benda bermassa 5 kg dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal 10m/s.
Kecepatan benda pada ketinggian 2,5 m diatas posisi saat melempar adalah...
a. √ 2 m/s
b. 3 √ 2 m/s
c. 4 √ 2 m/s
d. 5 √ 2 m/s
e. 10√ 2 m/s

5. Sebuah bola bermassa 2 kg mula-mula diam, kemudian meluncur ke bawah pada


bidang miring dengan kemiringan bidang 30° dan panjangnya 10 m. Selama
bergerak bola mengalami gesekan 2N. Kecepatan bola saat sampai pada dasar
bidang adalah...
a. 4 √ 2 m/s
b. 4 √ 5 m/s
c. 5 √ 2 m/s
d. 5 √ 5 m/s
e. 6 √ 2 m/s

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat!


1. Sebuah benda yang massanya 2 kg meluncur dengan kecepatan 10 m/s. Oleh
karena ada pengaruh gaya gesek antara lantai dan benda, benda berhenti setelah
bergerak 5 detik. Tentukan usaha yang dilakukan oleh gaya gesek pada benda
tersebut!
2. Seorang siswa mendorong sebuah meja dengan gaya 80 N. Berapakah usaha yang
dilakukan oleh gaya dorong agar meja berpindah sejauh 2 m?
3. Dua buah benda A dan B yang bermassa masing-masing m, jatuh bebas dari
ketinggian h meter dan 2h meter. Jika A menyentuh tanah dengan kecepatan v
m/s. Maka benda B akan menyentuh tanah dengan energi kinetik sebesar...
4. Sebuah benda dengan massa 1kg, dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan
awal 40 m/s. Bila g = 10 m/s2, besarnya energi kinetik saat ketinggian benda
mencapai 20 meter adalah..
5. Sebuah benda jatuh dari ketinggian h diatas permukaan tanah dengan laju awal 0
m/s. Berapa laju benda saat menyentuh tanah?
6. Sebuah batu yang memiliki massa 50 kg jatuh dari sebuah tebing ke pantai yang
berada 30 meter di bawah. Berapakah energi kinetik dan laju batu saat tepat akan
menyentuh pantai?
7. Sebuah batu yang massanya 120 gram dilemparkan ke atas dengan laju awal 8
m/s. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik maka berapa laju
batu saat ketinggianya mencapai 3 meter dan berapa ketinggian maksimum yang
dicapai batu?

Anda mungkin juga menyukai