PETA KONSEP
A. Energi dalam Fisika
Energi merupakan konsep fisika dan juga mempunyai aspek ekonomis dan
politis. Hal ini keberlangsungan hidup modern bergantung pada cadangan minyak
bumi dan energi listrik. Kebergantungan terhadap energi meluas ke berbagai aspek
kehidupan dan konservasi sumber energi menjadi masalah global. Nuklir sebagai
energi yang memungkinkan, walaupun saat ini hanya digunakan untuk menghasilkan
energi listrik, mengalami berbagai pengembangan oleh para ilmuwan. Namun
demikian, belum ada solusi yang telah dikembangkan untuk menggantikan bahan
bakar minyak yang digunakan oleh kendaraan yang semakin tidak terhitung.
Kita dapat memahami betapa kita sangat bergantung pada energi dengan
memperhatikan aktivitas sehari-hari. Untuk menyiapkan sarapan, kita menggunakan
energi minyak bumi atau energi gas alam. Sebagian besar dari kita bersekolah
menggunakan kendaraan yang berbahan bakar minyak bumi. Buku yang kit abaca
dicetak oleh mesin yang digerakkan oleh energi listrik. Jika buku-buku dicetak oleh
tangan dan mesin tua yang manual mengakibatkan jumlah buku sedikit sehingga buku
menjadi sangat mahal.
Jika tidak ada lampu listrik, dapat dibayangkan betapa sulitnya belajar dengan
bantuan cahaya obor atau lilin. Contoh-contoh tersebut merupakan sebagian kecil
contoh kebutuhan sehari-hari kita. Bahkan, masih banyak contoh kegiatan sehari-hari
yang bergantung pada berbagai macam jenis energi. Dari hiburan ke transportasu dan
produksi berbagai bidang manusia sangat bergantung pada sumber energi.
Gambar 6.1 Energi mekanik pada gambar diperoleh dari penambahan uap yang
dihasilkan oleh bantuan energi kalor.
Energi tidak tergantikan dalam kehidupan manusia modern, tetapi juga
memegang peranan penting dalam fisika. Energi dapat kita pelajari. Namun, tidak
mungkin untuk mengartikan energi secara langsung karena begitu banyak jenis energi
dengan karakteristik yang berbeda-beda pula. Contohnya, energi kalor seperti yang
diperolah dari pemanasan batu bara, diubah menjadi energi mekanik untuk
menggerakkan roda. Meskipun jenis kedua energi tersebut berbeda, namun kalor dan
gerakan roda keduanya merupakan bentuk energi.
Gambar 6.2 Bendungan air yang besar digunakan untuk menghasilkan energi
listrik.
Pada gambar di atas, ketika air yang dikumpulkan di belakang bendungan,
kemudian dialirkan melalui saluran khusus, air menjadi sumber energi yang tidak
terbendung. Saluran air tersebut terhubung ke turbin dan mengakibatkan turbin
berputar sehingga menghasilkan lostrok yang dialirkan ke rumah-rumah. Dalam proses
ini, energi potensial air pertama kali diubah menjadi energi mekanik ketika memutar
turbin dan kemudian diubah menjadi energi listrik yang menghasilkan cahaya lampu.
Ketidakmampuan untuk melakukan generalisir (menyamaratakan) konsep energi
adalah akibat luasnya jenis-jenis energi yang ada. Namun, hal ini tidak menimbulkan
kesulitan ketika mempelajari jenis-jenis energi dan perubahannya. Para ilmuwan
Fisika mengkhususkan untuk mempelajari jenis dan perubahan energi daripada konsep
energi secara umum. Berbagai penelitian menunjukkan energi adalah besaran scalar
yang berarti bahwa energi tidak mempunyai arah seperti vector pada umumnya.
Dengan demikian, sebuah angka pun dapat membuat semua informasi mengenai
energi yang dimiliki oleh sebuah benda.
Energi bukanlah sebuah konsep fisika yang konkret (berwujud, dapat diraba atau
dirasa), seperti massa atau panjang. Namun begitu, setiap jenis energi mempunyai ciri-
ciri tersendiri seperti gerakan, panas, cahaya, suara, atau posisi yang menunjukkan
keberadaan dan besar energi dalam kehidupan sehari-hari.
Sistem yang dapat menahan energi untuk keluar disebut sistem tertutup atau
terisolasi. Jumlah aljabar energi yang ada dalam sistem tersebut disebut energi total
sistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan energi dalam sistem tertutup
akan mempunyai energi total yang tetap. Hukum ini berlaku untuk semua jenis energi
dan disebut hukum kekekalan energi.
Hukum perubahan energi menyatakan bahwa berbagai jenis energi yang berbeda
dapat berubah menjadi bentuk energi lainnya dan begitu sebaliknya. Namun, jika
perubahan ini terjadi pada sistem tertutup, maka energi totalnya adalah tetap. Ketika
hukum perubahan energi belum ditemukan, banyak mesin dirancang untuk
menghasilkan gerak secara terus menerus. Seperti pada mesin lainnya, gaya gesekan
mesin tersebut menyebabkan sebagian energi mekanik berubah menjadi energi kalor.
Itulah sebabnya mengapa tidak ada mesin yang dapat bekerja secara terus menerus.
Gambar 6.3 Kecepatan anak panah dapat dicari dari atlet dengan menggunakan
hukum kekekalan energi.
Penetapan hukum kekekalan energi ini memberikan cara yang sesuai untuk
mempelajari gerakan dengan gaya yang tidak tetap. Pada gambar 3, seorang atlet
merentangkan busur dan menembakkan anak panah. Ketika busur diluruskan, gaya
yang bekerja pada busur terhadap anak panah berubah-ubah sehingga percepatan
panah tidak tetap.
Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Namun, ada
juga benda yang memiliki energi akan tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk
melakukan kerja. Misalkan, benda yang memiliki energi kalor. Energi ini dapat
dikonversi menjadi bentuk lain sehingga benda mempunyai kemampuan untuk
melakukan kerja.
a) Energi kinetik
Energi kinetik dimiliki oleh benda saat benda tersebut bergerak. Benda
yang mempunyai energi kinetik dapat melakukan kerja terhadap benda.sebuah
truk yang sedang bergerak akan menyebabkan mobil lain bergerak apabila truk
truk menabrak mobil tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa benda yang sedang
bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan kerja dan benda tersebut
dikatakan memiliki energi yang dinamakan energi kinetik.
Gambar 6.4 Kerja yang diberikan pada benda digunakan untuk mengubah
energi kinetik.
Sebuah benda yang bermassa m yang bergerak dengan kecepatan v 1.
Kemudian benda diberi usaha sebesar W sehungga kecepatan benda berubah
menjadi v2. Usaha yang diberikan kepada benda ini berwujud gaya F yang
menyebabkan benda bergerak sejauh s. sesuai dengan hukum Newton dan
dengan menggunakan hubungan v 22=v 21 +2 as akan diperoleh hubungan:
v 22−v 21 1 1
W =Fs=m a s=m (
2s )
s= mv 22− mv 21
2 2
1 2
Sehingga didefinisikan persamaan mv sebagai energi kinetik translasi
2
1 2
dari partikel Ek = mv . Persamaan tersebut merupakan kesimpulan yang sangat
2
penting. Dari persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kerja total yang
diberikan kepada benda sama dengan perubahan energi kinetiknya. Pernyataan
ini dikenal dengan teorema usaha-energi.
W =Fs=∆ Ek
b) Energi potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena posisinya
terhadap benda di sekelilingnya. Cukup banyak jenis energi potensial yang
masing-masing berkaitan dengan gaya yang khas yang menyebabkannya.
Gulungan spiral di dalam jam tangan mekanik merupakan contoh dari energi
potensial. Ketika gulungan spiral berusaha untuk mengendorkan diri, spiral akan
memutar jarum jam.
Contoh umum dari energi potensial adalah energi potensial gravitasi.
Sebuah benda yang berada pada ketinggian h dari permukaan tanah dikatakan
memiliki energi potensial gravitasi (biasanya hanya disebut energi potensial
saja), ketika benda jatuh dan menimpa pasak yang ada di tanah, pasak akan
bergerak menembus tanah. Bayangkan benda terletak di tanah. Untuk
mengangkat benda dengan percepatan nol dibutuhkan usaha W =Fs=mgh.
Apabila kemudian benda dijatuhkan dari ketinggian itu benda akan memiliki
kecepatan v=√ 2 gh ketika sampai di permukaan tanah. Sehingga energi kinetik
1 2 1
benda sewaktu sampai di tanah sebesar E K = mv = m ( 2 gh )=mgh
2 2
Jadi, benda bermassa m yang berada pada ketinggian h akan melepaskan
energi sebesar Ep=mgh. Energi potensial yang dimiliki oleh benda bergantung
pada ketinggian benda terhadap titik acuan tertentu dalam hal ini permukaan
tanah. Dari persamaan energi potensial disimpulkan, untuk mengangkat benda
sampai setinggi h hanya bergantung pada ketinggiannya dan tidak bergantung
pada lintasan benda ketika dibawa ke titik tersebut.
Secara umum, apabila benda dipindahkan dari suatu tempat yang
ketinggiannya h1 dari titik acuan ke posisi yang ketinggiannya h2 , perubahan
energi potensialnya adalah
∆ E P =mgh 2−mg h1
Perubahan energi potensial ini sama dengan usaha yang diperlukan untuk
mengubah posisi benda dari ketinggian h1 ke ketinggian h2 . Perubahan energi
potensial ini juga sama dengan usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi pada
benda tersebut apabila jatuh dari ketinggian h2 ke ketinggian h1.
Jenis energi potensial yang lain, yaitu energi potensial elastic atau sering
disebut juga dengan energi potensial pegas karena dimiliki oleh benda yang
elastic seperti pegas.
Gambar 6.5 Energi potensial elastik dimiliki oleh pegas yang ditekan ataupun
ditarik.
Nilai F berubah terhadap x. Pada saat pegas tidak teregang gaya yang
diperlukan sama dengan nol dan akan mencapai maksimum pada saat ditekan
sejauh x. Nilai rata-rata gaya yang bekerja untuk menekan pegas sejauh x dapat
dituliskan dengan:
1
W = k x2
2
Jadi, nilai energi potensial elastic pegas sebanding dengan kuadrat simpangan
pegas. Satu hal yang perlu diingat adalah masalah energi potensial merupakan
energi potensial sistem dan bukan energi potensial partikel atau benda tunggal.
Gaya yang menyebabkan adanya energi potensial tidak akan muncul jika
partikel berdiri sendiri atau terisolasi. Jika benda dinaikkan setinggi h akan
memiliki energi potensial mgh, energi ini adalah energi sistem benda dan bumi
bukan energi milik benda itu saja.
Contoh Soal
Gaya gesek yang bekerja pada lantai dapat menghentikan benda yang bergerak
dengan laju 10 m/s setelah menempuh jarak 5 m. Hitunglah jarak yang ditempu
benda sampai berhenti apabila kecepatan awal benda 20 m/ s!
Penyelesaian:
Hubungan antara usaha oleh gaya gesek dan perubahan energi kinetiknya dapat
ditulis
W =∆ E K
1 1
−Fs= mv 2− mv 20, v=0
2 2
1
Fs= mv20
2
Terlihat bahwa jarak tempuh s sebanding dengan kuadrat kecepatan awal benda
(v 20).
v 2B SB
( )( )
v 2
A
=
SA
vB 2
S B=
vA ( )
SA
20 2
S B= ( )
10
x5
S B=20 m
Jadi, benda akan berhenti setelah menempuh jarak 20 m apabila kecepatan awal
benda 20 m/s.
B. ENERGI KINETIK
1. Pengertian Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak. Kata
kinetik berasal dari bahasa Yunani yaitu kinetikos, yang artinya bergerak. Oleh
karena itu, semua benda yang bergerak sudah pasti memiliki energi kinetik. Nilai
energi kinetik berkaitan erat dengan massa dan kecepatan dari suatu benda. Besarnya
energi kinetik berbanding lurus dengan besarnya massa dan kuadrat kecepatan gerak
benda. Benda yang massa dan kecepatannya besar, pasti memiliki energi kinetik
yang besar ketika bergerak. Begitu juga sebaliknya, benda yang memiliki massa dan
kecepatan kecil maka energi kinetiknya juga kecil.
Gambar 6.6 Energi kinetik merupakan energi yang jelas terlihat dan mudah
untuk diteliti
1
(massa) (kelajuan)2
2
Ia menamakannya vis viva yang artinya gaya yang hidup. Dengan kata lain,
Leibnitz menemukan bahwa energi kinetik sebuah benda berbanding lurus dengan
massa dan pangkat dua kelajuannya. Pada akhir abad ke 18, fisikawan yang bernama
Thomas Young mulai menggunakan istilah energi kinetik daripada istilah gaya
hidup. Energi kinetik sebuah benda bermassa m, bergerak pada kelajuan v. Sehingga
didapat rumus sebagai berikut.
1
Ek = 2 mv2
Dimana:
Hubungan antara energi kinetik dengan usaha yang dilakukan oleh gaya
dapat dirumuskan sebagai berikut.
W = F.s F = m.a
1
W = m. (Vt2-V02)
2
1
W= m.(Vt2-V02)
2
W = ∆Ek
Jadi, usaha merupakan perubahan energi kinetik akibat perubahan gerak suatu
benda.
Contoh Soal 1
Perhatikan gambar disamping.
Energi kinetik untuk benda-benda tersebut dari
atas ke bawah adalah E1, E2, dan E3. Tentukanlah
hubungan antara E1, E2, dan E3!
Penyelesaian:
Contoh Soal 2
Sebuah benda 4 kg semula dalam keadaan diam, kemudian padanya diberikan gaya 8
N. Berapakah besarnya energi kinetik benda jika gaya diberikan selama 2 sekon?
Penyelesaian:
Kita dapat mencari energi kinetik yang dimiliki benda jika kita mengetahui
kecepatan benda bergerak. Dengan menerapkan hukum II Newton pada kasus ini
kecepatan benda tersebut dapat diketahui:
F = m.a
a = 8/4 = 2 m/s2
Setelah 2 sekon kecepatan benda menjadi:
Vt = V0 + a.t = 0 + 2 (2) = 4 m/s
Gambar 6.7 Pino mendorong mobil mogok dengan mentransfer energi melalui
gaya dorong F sehingga mobil berpindah sejauh s.
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa Pino mendorong mobilnya yang
mogok dengan gaya sebesar F sehingga mobil berpindah tempat sejauh s dari posisi
awalnya. Ketika Pino mendorong mobil tersebut sehingga mobil bergerak, Pino
melakukan usaha, yaitu mentransfer energi melalui gaya dorong pada mobil sehingga
mobil bergerak dan berpindah sejauh s. Besar usaha (W) yang dilakukan Pino untuk
mendorong mobil oleh gaya sama dengan hasil kali gaya F dengan perpindahan s.
W =F ∙ s
Keterangan:
W = usaha (Joule)
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
Gambar 6.8 Usaha oleh gaya F membentuk sudut α terhadap perpindahan
benda s
Usaha adalah besaran skalar, walaupun gaya F dan perpindahan s merupakan
vektor. Menurut perkalian vektor (∙), hasilnya harus berupa skalar. Usaha yang
dilakukan oleh gaya konstan F yang membentuk sudut α terhadap arah perpindahan
benda pada gambar 2, besar usahanya adalah
W =F s cos α
Jika F dan s searah, cos α = cos 0⁰ dan W = Fs. Tetapi, jika F dan s berlawanan
arah, maka cos α = cos 180⁰ = -1 dan W = -Fs; yaitu usaha negatif. Gaya seperti
gesekan seringkali memperlambat benda, maka arahnya berlawanan dengan arah
perpindahan. Gaya semacam ini biasanya melakukan usaha negatif. Karena gaya
gesekan berlawanan dengan gerakan benda, usaha yang dilakukan untuk mengatasi
gaya gesekan (pada lintasan apapun, melengkung atau lurus) setara dengan hasil kali
dari Ff dengan panjang lintasan yang ditempuh. Jadi, jika suatu benda ditarik
melawan gaya gesekan, hingga kembali pada titik dimana perjalanan dimulai, ada
usaha yang dilakukan meskipun perpindahan total adalah nol.
Usaha adalah perpindahan energi dari satu benda ke benda lain melalui suatu
gaya yang diberikan pada suatu jarak. Titik gaya harus berpindah jika usaha ingin
ada. Satuan usaa dalam SI adalah newon-meter, yang disebut Joule (J). Satu joule
adalah usaha yang dilakukan suatu gaya sebesar 1 N ketika memindahkn suatu benda
1 m searah dengan gaya. Satuan lain yang kadang digunakan untuk usaha adalah erg,
dimana 1 erg = 10-7 J, dan foot-pound (ft-lb), dimana 1 ft-lb = 1,355 J.
Gambar 6.10 grafik gaya (F) terhadap perpindahan (s) dengan gaya (F) tidak
konstan atau berubah-ubah
Untuk usaha yang dihasilkan gaya F yang besarnya berubah-ubah, akan
didapatkan sebuah grafik pada Gambar 6.10. Luas daerah yang diarsir berada
diantara garis sumbu-s dan garis sumbu-F. Usaha total yang terjadi pada Gambar
6.10 merupakan penjumlahan setiap usaha dari s1 sampai dengan s2. Jadi, dapat
dituliskan dengan
s2
W total =∑ F ∆ s
s1
atau
s2 s2
lim ∑ F ∆ s=∫ F d s
∆ s →0 s s1
1
Arti dari integral pada persamaan diatas adalah luas daerah yang diarsir
diantara kurva besar gaya F dan besar perpindahan s. Dengan demikian, dapat
disimpulkan dari diagram F–s bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya F sama dengan
luas bangun yang dibatasi garis grafik dengan sumbu mendatar s.
Jika gaya yang bekerja pada sebuah benda lebih dari satu, total usaha pada
benda tersebut adalah jumlah dari usaha-usaha yang bekerja pada benda tersebut.
dengan θ adalah sudut yang dibentuk oleh gaya total dan perpindahan.
Contoh Soal 1
Sebuah gaya tetap sebesar 25 N bekerja pada sebuah benda yang bermassa 4 kg. Jika
sudut yang dibentuk antara gaya F dan bidang datar adalah 37⁰, berapa usaha yang
dilakukan gaya itu terhadap benda selama 4 detik?
Penyelesaian:
Contoh Soal 2
Massa seorang pengendara motor dan sepeda motornya adalah 200 kg. Sepeda motor
ini meluncur dengan kelajuan 40 m/s. Kemudian, motor direm hingga berhenti
setelah 8 detik. Tentukan usaha yang dilakukan selama pengereman berlangsung!
Penyelesaian:
Diketahui: m = 200 kg; v0 = 40 m/s; t = 8 s.
Sepeda motor berhenti: vt = 0
vt = v0 + a t
0 = 40 m/s + a (8 s)
a = -5 m/s2
1 2
s = v0 t + at
2
1
s = (40 m/s) (8 s) + (-5 m/s2) (8 s)2 = (320 m – 160 m) = 160 m
2
W = F s (karena arah gaya sejajar dengan perpindahan benda)
W=mas
W = (200 kg) (-5 m/s) (160 s) = -160.000 J.
Jadi, usaha yang dilakukan selama pengereman adalah -160 kJ.
D. ENERGI POTENSIAL
Secara umum energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam sebuah benda
atau dalam suatu keadaan tertentu. Dengan demikian dalam air terjun terdapat energi
potensial, dalam batubara terdapat energi potensial, dalam tubuh kita pun terdapat energi
potensial. Energi potensial yang tersiampan dalam air yang berada diatas suatu tebing
baru bermanfaat ketika diubah menjadi energi panas melalui pembakaran. Begitupun
energi potensial dalam tuuh kita akan bermanfaat jika kita mengubahnya menjadi energi
gerak yang dilakukan oleh otot-otot tubuh kita.
Dalam pengertian yang lebih sempit yakni dalam mekanika, bahwa energi
potensial adalah energi yang dimiliki benda karena kedudukan atau keadaan benda
tersebut. Contoh energi potesial dalam pengertian ini adalah energi potensial gravitasi
dan energi potensial elastik. Energi potensial gravitasi dimiliki oleh benda yang berada
pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah. Sedangkan energi potensial elastik
dimiliki oleh misalnya karet ketapel yang direnggangkan. Energi potensial elastik pada
karet ketapel ini baru bermanfaat ketika regangan tersebut dilepaskan sehingga
menyebabkan berubahnya energi potensial elastik menjadi kinetik (kerikil dalam ketapel
terlontar).
y2
y1
W=m.g
Wf = F . ∆ y = m . g (y2 – y1)
Ww = -m . g . h
Jika benda tersebut jatuh kembali ke tanah, usaha yang dilakukan oleh W
sebesar:
Wf = m . g . h
semakin tinggi kedudukan benda dari tanah, maka semakin besar energi
potensialnya. Jadi, benda yang berada pada ketinggian h mempunyai potensi untuk
melakukan usaha sebesar m.g.h. Oleh karena itu, dikatakan bahwa benda itu
mempunyai energi potensial gravitasi. Dengan demikian, kita definisikan bahwa
energi potensial gravitasi suatu benda adalah hasil kali beratnya dan ketinggian,
sehingga dapat ditulis:
Ep = m . g . h
Atau
Ep = m . g . y
Keterangan:
Bagaimana jika lintasan benda tidak vertikal (seperti gambar pertama)?. Untuk
memudahkan persoalan, kita misalkan pengangkatan benda itu melalui lintasan lurus
dari A ke B.
W=F.s
W = m . g . sin θ . s
s B
m.g.sin F
θ h
θ
Sehingga :
W=m.g.h
W = m . g (h1 – h2)
W = - (m . g . h2 – m . g . h1)
Keterangan:
W = -(Ep1 – Ep2)
W = - ∆ Ep
Dalam hal ini, ada tiga kemungkinan harga W, yaitu sebagai berikut :
1. W > 0 (positif), Ep < 0 (negatif), berarti usaha sama dengan pengurangan
energi potensial.
2. W < 0 (negatif), Ep > 0 (positif), berarti usaha sama dengan pertambahan
energi potensial.
3. W = 0, ∆ Ep = 0 (negatif), berarti energi potensial benda tetap. Hal itu dapat
terjadi jika perpindahan benda dalam satu bidang horizontal.
−1
- (Ep2 – Ep1) = k (x ¿ ¿ 2 ¿ ¿ 2−x 12) ¿ ¿
2
Secara umum kita dapat menyatakan rumus energi potensial elastik pegas
(Epelastik) sebagai :
1 2
Epelastik = kx
2
Disini x adalah simpangan, yaitu perpindahan yang diukur dari posisi acuan x
= 0 (disebut juga sebagai posisi keseimbangan pegas). Jadi sebagai acuan Epelastik =
0 kita tetapkan pada posisi x = 0.
Ep elastik
Pada saat memindahkan benda yang berlawanan arah dengan gaya gravitasi
hingga benda berpindah setinggi h bahwa besarnya gaya tidak tergantung pada model
lintasannya, melainkan hanya ditentukan oleh kedudukan awal dan akhirnya saja,
yaitu m . g . h.
Gaya-gaya yang bekerja seperti gaya gravitasi, dimana gaya bekerja tidak
bergantung pada model lintasan, melainkan hanya pada posisi awal dan akhir,
disebut gaya-gaya konservatif, yaitu gaya gesekan. Misalnya, sewaktu memindahkan
kotak diatas lantai dari A ke B maka harus memperhatikan lintasannya, lurus,
melengkung, atau zig-zag. Hal ini perlu dipertimbangkan karena semakin jauh
lintasan menggeser kotak, akan membutuhkan usaha yang lebih besar mengatasi
gaya gesekan. Karena arah gaya gesekan selalu berlawanan dengan arah perpindahan
benda.
a. Gaya Gravitasi (gaya konservatif)
- Usahanya ditentukan oleh posisi awal dan akhir
- Usaha dari A ke B
= m . g (h – 0)
= m.g.h
- Usaha dari B ke A
= m . g (0 – h)
= m.g.h
=m.g.h–m.g.h=0
Usaha total dalam satu siklus yang dipengaruhi gaya konservatif adalah nol.
- Usaha dari A ke B
WAB = - f . s
- Usaha dari B ke A
WBA = - f . s
Contoh Soal 1
Sebuah balok bermassa 8 kg didorong dari dasar bidang miring licin yang
panjangnya 4 meter. Jika puncak bidang miring berada pada ketinggian 2 meter
diatas permukaan lantai dan percepatan gravitasi 10 m/s2, maka usaha yang
dibutuhkan untuk memindahkan balok ke pucak adalah ...
a. 120 J
b. 160 J
c. 180 J
d. 200 J
Penyelesaian:
Diketahui: m = 8 kg , h1 = 0 , h2 = 2m , g = 10 m/s2
Ditanya : W = ?
Jawab:
W = Δep
W = m.g.Δh
W = m.g.(h2 – h1)
W = 8.10.(2 – 0)
W = 160 J (jawaban : B)
Contoh Soal 2
Jika energi sebesar 4000 Joule digunakan untuk mengangkat vertikal sebuah benda
yang massanya 50 kg, maka benda tersebut akan naik setinggi…
a. 10 meter
b. 8 meter
c. 6 meter
d. 5 meter
Penyelesaian:
Diketahui: W = 2000 J, m = 50 kg, g = 10 m/s2
Ditanya: Δh = ...?
Jawab:
W = ΔEp
W = m.g. Δh
4000 = 50.10. Δh
4000 = 500. Δh
Δh = 8 m (jawaban : B)
EM1 = EM2
Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2
1 1
mv12 + mgh1 = mv 22 + mgh1
2 2
Keterangan:
EM1 = energi mekanik awal (Joule)
EM2 = energi mekanik akhir (Joule)
Ek1 = energi kinetik awal (Joule)
Ek2 = energi kinetik akhir (Joule)
Ep1 = energi potensial awal (Joule)
Ep2 = energi potensial akhir (Joule)
m = massa benda (kg)
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s2 atau 10 m/s2)
v = kecepatan (m/s)
h = ketinggian benda (m)
Suatu kasus menarik muncul jika pada benda hanya bekerja gaya konservatif dan
tidak ada gaya non konservatif. Dalam kondisi ini, maka W non-konservatuf = 0 sehingga
berdasarkan persamaan EM1 - EM2 = 0 atau EM1 = EM2. Hubungan ini adalah
ungkapan hukum kekekalan energi mekanik. Jadi, jika tidak ada gaya non konservatif
yang bekerja pada benda maka energi mekanik benda kekal.
Contoh gaya konservatif adalah gaya gravitasi konstan, gaya gravitasi Newton,
dan gaya pegas. Pada sebuah benda jatuh bebas terjadi perubahan energi, yaitu
perubahan energi potensial menjadi energi kinetik.
Contoh Soal 1
Sebuah bola yang massanya 2 kg jatuh bebas dari posisi A seperti pada gambar.
Ketika sampai di titik B besar energi kinetik sama dengan 2 kali energi potensial,
maka tinggi titik B dari tanah adalah... (g = 10 m/s2)
a. 380 m
b. 70 m
c. 60 m
d. 40 m
e. 30 m
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 2 kg
va = 0 m/s
Ekb = 2 Epb
Ditanyakan: hb ?
Jawab:
EMA = EMB
EkA + EpA = EkB + EpB
mgha + 0 = Epb + 2 Epb
mgha = 3 Epb
ha = 3hb
90 = 3hb
hb = 30m
Jadi ketinggian titik B dari tanah adalah 30m.
Contoh Soal 2
Sebuah benda ditembakkan miring ke atas dengan sudut elevasi 60°. Benda tersebut
memiliki energi kinetik 400 J. Jika g = 10 m/s 2, maka energi konetik benda pada saat
mencapai titik tertinggi adalah...
a. 25 J d. 150 J
b. 50 J e. 200 J
c. 100 J
Penyelesaian:
Diketahui: sudut elevasi 60°
Energi kinetik mula-mula benda, Ek1 = 400 J
Percepatan gravitasi, g = 10 m/s2
Energi potensial mula-mula, Ep1 = 0
Ditanya: Ek2 ?
Jawab: Pada kasus ini Ek2 dapat dicari menggunakan rumus hukum kekekalan energi:
EM1 = EM2
F. DAYA
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memakai kata daya untuk
menunjukkan kekuatan seseorang. Misalnya seorang atlet catur harus mempunyai
daya konsentrasi yang baik untuk memenangkan pertandingan. Kata daya juga kita
temukan dalam satuan listrik yang tercantum pada lampu. Misalnya pak andi
membeli lapu neon dengan daya 14 watt. Naun daya dalam mekanika tidak berarti
kekuatan, malainkan rata-rata dalam melakukan usaha. Anggap ada dua gaya yang
melakuka usaha yang sama pada sebuah sistem. Dalam hal ini energi yang
dipindahkan akan sama. Namun demikian, jika pemindahan energi terjadi pada
waktu yang berbeda, maka daya dari gaya-gaya tersebut tidak sama. Kita dapat
katakana, bahwa daya yang melakukan usaha dalam waktu yang singkat berarti
gayanya lebih kuat dan mempunyai daya yang besar.
Gambar 6.13 daya seorang atlet dihitung sebagai jumlah energy otot yang
dipindahkan menjadi energi kinetik persatuan waktu
W
P= t
Oleh karena gaya bersifat tidak tetap. Jika tingkatan dalam melakukan usaha
juga tidak tetap, maka rumus tersebut akan memeberikan daya rata-rata. Dalam SI,
satuan usaha adalas J/s atau watt sehingga 1 watt (W) daya adalah usaha sebesar 1 J
yang dilakukan dalam 1 sekon.
Gambar 6.14 Lampu bohla menghasilkan daya yang berbeda tergantung jenis
lapu yang digunakan.
Pada uraian sebelumnya telah kamu ketahui bahwa ada 2 cara untuk
memindahkan energi. Oleh karena itu, walaupun daya didefinisikan sebagai usaha
rata-rata, secara umum daya juga berarti tingkat energi yang dipindahkan
antarsistem. Terkadang eneri yang dipindahkan tanpa melakukan usaha. Jadi jika
sistem memindahkan energi E dalam waktu t, daya sistem tersebut adalah
∆E
P= ∆ t
Rumus umum tersebut biasanya digunakan dalam energi listrik. Alat-alat
listrik mencantumkan besar daya, seperti 75 W, 20 W, atau 1,5 kW. Meskipun kita
menggunakan peralatan tersebut, pada beberapa alat, energi dipindahkan tanpa
melakukan usaha. Conto lapu bohlam 75 W tidak menimbulkan usaha, namun
memindahkan 75 J energi kesekelilingnya sebagai cahaya dan panas. Dari energi
lampu tersebut, kira-kira 5%nya dipindahkan sebagai cahaya dan 95% nya
dipindahkan sebagai panas ke ruangan.
Satuan energi adalah joule dan satuan untuk daya adalah watt, besarnya daya
dan energi dapat dihitung dalam satuan lain, yaitu sebagi beikut:
1 hp (horse power) = 765 W=0,75kW untuk daya dan
1 kilowatt perjam = 1kWh =(1000 W) (3.600s) = 3,6 x 106 J untuk energi.
Efisiensi
Ketika energi diubah dari suatu bentuk ke bentuk lain dalam sebuah sistem.
Sejumlah energi diubah menjadi energi dalam yan tidak terpakai. Oeleh karena itu,
secara teori kita harus menambahkan lebih banyak energi sistem daripada energi
yang diperlukan untuk melakukan usaha. Contoh, untuk menaikkan lift yang mapu
membawa beban hingga 200 kg setinggi 10 secara teori diperlukan energi yang
besar.
Ep= mgh = (200kg)(10 m/s) = 2 × 104 J
Namun demikian, dala praktiknya, lift tidak akan melakukan usaha melawan
gaya gravitasi terhadap beban. Naun juga melakukan usaha melawan gaya gesekan.
Dengan demikian, jumlah energi yang sebenarnya diperlukan untuk menaikkan lift
dapat lebih besar dari jumlah energi secara perhitungan tadi.
2 ×10 4 J
=0,5 atau 50 %
4 × 104 J
Dengan demikian, efisiensi dapat dihitung dengan persamaan berikut.
EnergiOutput DayaOutput
Efisiensi = =
Energi Input daya input
Nilai efisiensi akan berlalu lebih kecil dari 1 karena tidak ada mesin yang
mampu mengubah dri satu bentu energi ke bentuk energi lainnya tanpa ada energi
yang tidak termanfaatkan, seperti menjadi energi kalor karena adanya gesekan.
Contoh Soal 1
Penyelesaian:
Usaha yang dilakukan oleh mesin akan dipindahkan menjadi energi potensial beban.
Dengan menaikkan setinggi 5m. beban 50 kg memperoleh energi sebesar
E= mgh = (50 kg) (10m/s2) = 2.500 J
E 2.500 J
P= t
=
4s
=625 W
Oleh karena W= 0,25 kW dan 1 hP=0,75 kW , maka jumlah energi dalam satuan
tenaga kuda (hP) adalah P=0,83 hp.
RANGKUMAN
Energi kinetik berasal dari gerakan sebuah benda dan mempunyai hubungan
sebagai berikut
1
E= mv2
2
Pemindahan energi, dengan menggunakan gaya, kesistem mekanik berupa
gerak disebut usaha. Agar gaya dikatakan untuk melakukan usaha, gaya harus
berada searah dengan gerakan atau mempunyai komponen gaya yang sejajar
terhadap arah gerakan. Usaha yang dilakukan pada benda setelah dipindahkan
sejauh x akibat pengaruh gaya adalah
W=f x cos 𝜃
Penjumlahan energi kinetik dan energi potensial, sistem disebut energi mekanik.
Enrgi mekanik tetap dalam sistem yang tanpa gesekan atau tanpa energi luar.
Fakta tersebut didefinisikan dengan hukum kekekalan energi dan dinyatakan
sebagai Eawal = Eakhir
Energi yang dipindahkan oleh sisitem gerak persatuan waktu disebut daya.