Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA KLASIK

KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA AYUNAN MATEMATIK


BERBANTUAN TRACKER

Disusun Oleh :

Nama : Rinanda Kurnia Aji


NIM : 21302241011

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021
I. Judul
Praktikum Kekekalan Energi Mekanik pada Ayunan Matematik Berbantuan
Tracker

II. Tujuan
1. Dapat menghitung energi kinetik pada berbagai posisi ayunan
matematik.
2. Dapat menghitung energi potensial pada berbagai posisi ayunan
matematik.
3. Dapat menghitung energi mekanik pada berbagai posisi ayunan
matematik.

III. Dasar Teori


Energi adalah sebagai kemampuan melakukan usaha, melepaskan
energi dan melakukan usaha pada sesuatu berarti menambah energi sesuatu
itu (Mujadi, 2010)
Hukum kekekalan energi mekanik terjadi pada sistem yang bekerja
gaya berat dan tidak ada gaya luar yang bekerja dan selalu berlaku pada
energi mekanik total. Energi total yang dimaksud jumlah antara energi
potensial dengan energi kinetik. Ketika terjadi perubahan energi dari energi
potensial menjadi energi kinetik atau sebaliknya walaupun salah satunya
berkurang, bentuk energi lainnya akan bertambah. (Giancoli, 2001)
Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya
pengaruh gaya gravitasi. Jika benda tersebut bergerak, maka benda tersebut
akan mengalami perubahan energi potensial menjadi energi gerak. Besar
energi potensial sebanding dengan massa, percepatan gravitasi dan
ketinggian, sehingga energi potensial dapat dirumuskan menjadi
EP=m. g . h . (David & Robert, 1999)
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena
benda tersebut dalam keadaan bergerak (Bueche, 2006). Rumus yang

1 2
digunakan dalam menghitung energi kinetik yaitu EK= m V .
2
Energi mekanik adalah penjumlahan energi kinetik dan energi potensial
(Young, 2002). Biaanya dirumuskan menjadi EM =EP+ EK. Menurut
hukum kekekalan energi mekanik bahwa jumlah energi mekanik adalah
selalu tetap.

IV. Alat dan Bahan


1. 1 buah bola bekel dengan massa (0,0200 ± 0,0005) kg dan diameter
(0,0200 ± 0,0005) m (Tidak bermerk)
2. 1 buah penggaris besi ukuran 30 cm (Butterfly)
3. 1 buah busur derajat (Butterfly)
4. 1 buah tali kenur 30 cm
5. 1 buah neraca digital (Nankai)
6. 1 buah tripod (Yunte)
7. 1 buah Laptop (Asus)
8. 1 buah smartphone (Oppo)
9. Software tracker versi 6.0.1

V. Prosedur Penelitian
A. Metodologi
 Energi Potensial
EP=mgh=mg( L−L cos θ)

 Energi Kinetik
1
Ek= mv ²
2
Dengan :
v=ωr=ωL
Maka,
1
Ek= m(ωL)²
2

 Energi Mekanik
EM =EP+ EK
Keterangan :

m=massa ( kg )

m
g= percepatan gravitasi bumi=9,8

L= panjang tali (m)

θ=sudut (rad )

rad
ω=kecepatan sudut
s

B. Langkah Kerja
1. Persiapan
a. Memahami konsep dari kekekalan energi mekanik pada ayunan
matematik
b. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
c. Mempersiapkan device yang akan digunakan untuk merekam
video pada praktikum ini
2. Pengukuran
a. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam
praktikum kekekalan energi mekanik pada ayunan matematik
b. Membuat sebuah video ayunan menggunakan sebuah tali yang
panjangnya 30cm dan dengan sudut 60°
c. Merekam gerakan mengayunkan ayunan setengah gelombang
d. Menginput dan menganalisis video yang telah direkam
menggunakan aplikasi tracker kemudian memahami hukum
kekekalan energi mekanik pada ayunan matematik dan
menghitung besarnya energi potensial, energi kinetik, dan energi
mekanik pada berbagai posisi ayunan matematik
e. Mengolah data percobaan untuk mendapatkan tujuan yang
diinginkan
f. Menyusun laporan praktikum dari kegiatan yang telah dilakukan
VI. Hasil dan Pembahasan
A. Data Percobaan
m=20 g=0,020 kg
L=30 cm=0,300 m

Posisi ¿ ω
X 0,180 0
Y 0,300 4,622
Z 0,198 0

B. Analisis Data
1. Posisi X (posisi bola bekel pada jangkauan terjauh)
a. Energi Potensial
EP=mgh
EP=mg( L−Lcos θ)
EP=0,02 0 × 9,800×(0,300−0,18 0)
EP=0,02 0 × 9,800× 0,120
EP=0 ,02 352 ≈ 0,02 Joule

b. Energi Kinetik
1
EK = m ¿
2
1
EK = × 0,020× ¿
2
EK =0 Joule

c. Energi Mekanik
EM =EP+ EK
EM =0,02352+0
EM =0,02352 ≈ 0,02Joule

2. Posisi Y (posisi bola bekel pada titik setimbang)


a. Energi Potensial
EP=mgh
EP=mg( L−Lcos θ)
EP=0,020 × 9,800 ×(0,300−0,300)
EP=0,020 × 9,800 ×0
EP=0 Joule

b. Energi Kinetik
1
EK = m ¿
2
1
EK = × 0,020× ¿
2
EK =0,019227 ≈ 0,02 Joule
c. Energi Mekanik
EM =EP + EK
EM =0+ 0,019227
EM =0,0 19227 ≈ 0,02 Joule

3. Posisi Z (posisi bola bekel pada titik tertentu)


a. Energi Potensial
EP=mgh
EP=mg( L−Lcos θ)
EP=0,020 × 9,800 ×( 0,300−0 , 198)
EP=0,020 × 9,800 ×0 , 102
EP=0 ,01 9992 ≈ 0,02 Joule

b. Energi Kinetik
1
EK = m ¿
2
1
EK = × 0,020× ¿
2
EK =0 Joule
c. Energi Mekanik
EM =EP+ EK
EM =0,019992+0
EM =0,019992 ≈ 0,02 Joule

Didapatkan hasil perhitungan energi potensial, kinetik, dan mekanik dari


ketiga posisi bola bekel (X, Y, Z) sebagai berikut :

Posisi Energi Potensial Energi Kinetik Energi Mekanik


(Joule) (Joule) (Joule)
X 0,02 0 0,02
Y 0 0,02 0,02
Z 0,02 0 0,02

C. Pembahasan
Pada praktikum ini yaitu kekekalan energi mekanik pada ayunan
matematik yang bertujuan agar mampu menghitung besar energi
potensial, energi kinetik, dan energi mekanik pada berbagai posisi
ayunan matematik. Pada praktikum ini digunakan bola bekel bermassa
0,020 kg yang diikatkan dengan tali kenur sepanjang 0,300 m.
Pada posisi X (posisi bola bekel jangkauan terjauh), benda ditarik
ke kiri dengan sudut 60° sehingga ada di posisi X. Sebelum dilepaskan
benda dalam keadaan diam. Dalam hal ini energi potensial benda
bernilai maksimum karena posisi benda berada pada simpangan terjauh
dengan ketinggian paling tinggi. Sedangkan energi kinetik pada posisi
ini bernilai 0 karena benda dalam keadaan diam belum dilepaskan.
Sehingga diperoleh besarnya energi mekanik pada posisi ini dengan
rumus EM =EP + EK. Karena dalam posisi tersebut energi kinetik
bandul bernilai 0 maka besarnya EM = EP. Berdasarkan percobaan
praktikum, EP pada posisi X (posisi bola bekel dengan jangkauan
terjauh) dapat dicari menggunakan rumus EP=mg( L−Lcos θ) dan
didapat hasil EP = 0,02 Joule. Selanjutnya EK dapat dicari
1
menggunakan rumus EK = m ¿ dan didapat hasil EK = 0 Joule.
2
Terakhir mencari nilai EM dengan rumus EM =EP+ EK dan didapat
hasil EM = 0,02 Joule. Berdasarkan percobaan ini maka diperoleh hasil
penghitungan sesuai dengan teori yang ada yaitu EP bernilai maksimum,
EK = 0 (minimum), dan EM = EP dikarenakan EK bernilai 0.
Setelah melepaskan benda dari posisi X maka benda akan bergerak
menuju posisi Y (posisi setimbang). Ketika benda berada pada posisi Y
maka besarnya nilai EP akan berkurang dikarenan h (ketinggian)
semakin renda tetapi EK akan bernilai semakin besar karena benda yang
semula berada pada posisi diam kini menjadi bergerak. Sehingga pada
saat benda mencapai posisi Y maka kecepatan benda bernilai maksimum
yang mengakibatkan EK dalam posisi Y bernilai maksimum sedangkan
EP bernilai 0 (minimum) karena ketinggian bandul pada posisi Y (posisi
setimbang) paling rendah. Berdasarkan rumus energi mekanik
EM =EP+ EK maka besarnya energi mekanik pada posisi Y (setimbang)
maka EM =EK. Berdasarkan percobaan praktikum, EP pada posisi Y
(posisi setimbang) dapat dicari menggunakan rumus
EP=mg( L−Lcos θ)dan didapat hasil EP = 0 Joule. Selanjutnya

1
mencari EK menggunakan rumus EK = m ¿dan didapat hasil EK = 0,02
2
Joule. Terakhir mencari nilai EM dengan rumus EM =EP + EK dan
didapat hasil EM = 0,02 Joule. Berdasarkan percobaan ini maka
diperoleh hasil penghitungan sesuai dengan teori yang ada yaitu EP
bernilai minimum, EK = 0,02 (maksimum), dan EM = EK dikarenakan
EP bernilai 0.
Benda dari posisi Y (posisi setimbang) akan bergerak menuju
posisi Z. Ketika benda dai posisi Y mendekati posisi Z maka kecepatan
benda akan berkurang tetapi h (ketinggian benda) semakin tinggi.
Setelah benda berada di titik Z benda berhenti sesaat, sehingga
kecepatan benda bernilai 0 karena kecepatan benda bernilai 0 maka
besarnya EK = 0. Sedangkan EP pada posisi Z akan bernilai maksimum
karena h (ketinggian benda) bernilai maksimum. Energi mekanik pada
posisi Z dapat dituliskan EM = EP karena EK benda pada posisi ini
bernilai 0. Berdasarkan percobaan praktikum, EP pada posisi Z dapat
dicari menggunakan rumus EP=mg(L−Lcos θ)dan didapat hasil EP =

1
0,02 Joule. Selanjutnya mencari EK menggunakan rumus EK = m ¿dan
2
didapat hasil EK = 0 Joule. Terakhir mencari nilai EM dengan rumus
EM =EP+ EK dan didapat hasil EM = 0,02 Joule. Berdasarkan
percobaan ini maka diperoleh hasil penghitungan sesuai dengan teori
yang ada yaitu EP bernilai maksimum, EK = 0 (minimum), dan EM =
EP dikarenakan EK bernilai 0.
Berdasarkan analisis data, maka dalam percobaan ini berlaku
hukum kekekalan energi mekanik pada berbagai posisi yang sesuai
dengan teori, dan dapat dibuktikan bahwa perolehan hasil penghitungan
besarnya energi mekanik (EM) pada posisi X, Y, dan Z selalu tetap yaitu
EM = 0,02 Joule.

VII. Kesimpulan
Didapatkan kesimpulan berdasarkan hasil percobaan sebagai berikut :
1. Posisi X (posisi bola bekel pada jangkauan terjauh)
a. Nilai energi potensial sebesar 0,02 Joule.
b. Nilai energi kinetik sebesar 0 Joule.
c. Nilai energi mekanik sebesar 0,02 Joule.
2. Posisi Y (posisi bola bekel pada titik setimbang)
a. Nilai energi potensial sebesar 0 Joule.
b. Nilai energi kinetik sebesar 0,02 Joule.
c. Nilai energi mekanik sebesar 0,02 Joule.
3. Posisi Z (posisi bola bekel pada titik tertentu)
a. Nilai energi potensial sebesar 0,02 Joule.
b. Nilai energi kinetik sebesar 0 Joule.
c. Nilai energi mekanik sebesar 0,02 Joule.
VIII. Daftar Pustaka
Bueche, F, J. 2006, Teori dan soal Fisika Universitas, Jakarta: Erlangga
David Halliday, Robert Resnick. 1999. Fisika. Ciracas – Jakarta: Erlangga.
Giancoli. 2001. Fisika Edisi Kelima, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Mujadi. 2010, Fisika Dasar 1, Jakarta: Universitas Terbuka.
Young, H, D. 2002, Fisika Universitas, Jakarta: Erlangga

IX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai