Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA
MODUL I : GERAK PERULU

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
1. Angger Wahyu Ramadhani (20101120)
2. Aulia Arfiati Nugroho (20101121)
3. Bragiwibisana (20101122)
4. Fatikh Aminulloh Ahmad (20101124)
5. Theodore Bizta Forrest (20101225)
Praktikum Tanggal : 9 April 2021
Dosen Pengampu: Muhammad Yusro, S.T., M.Biotech
Asisten Praktikum :
1. Ailsa Salsabila Rysa Putri (19106049)
2. Nabila Zulfika Hemadewi (19101018)

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO (FTTE)
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2021
MODUL I
PERCOBAAN GERAK PELURU

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :
1. Dapat memahami konsep gerak parabola/peluru.
2. Dapat menghitung waktu, jarak dan ketinggian peluru yang
ditembakkan dengan variasi kecepatan awal, sudut tembakan dan jenis
benda.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Modul Eksperimen “Projectile Motion”.
2. Website PhET Simulations “Projectile Motion”.
3. Komputer atau Laptop .

III. DASAR TEORI


Gerak Parabola (Perpaduan GLB dan GLBB) Gerak parabola adalah
gerak yang membentuk sudut tertentu terhadap bidang horizontal. Pada
gerak parabola, gesekannya diabaikan, dan gaya yang bekerja padanya
hanyalah gaya berat atau percepatan gravitasinya saja [1].
Gerak yang lintasannya berbentuk parabola disebut gerak
parabola. Contoh umum gerak parabola adalah gerak benda yang
dilemparkan ke atas membentuk sudut tertentu terhadap permukaan tanah.
Gerak parabola dapat dipandang dalam dua arah, yaitu arah vertikal (sumbu-
y) yang merupakan gerak lurus berubah beraturan (GLBB),dengan arah
horizontal (sumbu-x) yang merupakan gerak lurus beraturan (GLB).Siapa
saja waktu SMA pernah belajar fisika kinematika, tentu masih ingat tentang
Gerak Parabola. Biasanya yang paling sering ditanya dalam ujian adalah
jarak dan tinggi maksimum dari benda yang dilempar. Namun bagaimana
jika yang ditanya adalah panjang lintasan maksimum yang dilalui benda?
Gerak peluru merupakan suatu jenis gerakan benda yang pada awalnya
diberi kecepatan awal lalu menempuh lintasan yang arahnya sepenuhnya
dipengaruhi oleh gravitasi. Karena gerak peluru termasuk dalam pokok
bahasan kinematika (ilmu fisika yang membahas tentang gerak benda tanpa
mempersoalkan penyebabnya),maka pada pembahasan ini, gaya sebagai
penyebab gerakan benda diabaikan, demikian juga gaya gesekan udara
yang menghambat gerak benda. Kita hanya meninjau gerakan benda
tersebut setelah diberikan kecepatan awal dan bergerak dalam lintasan
melengkung di mana hanya terdapat pengaruh gravitasi. Mengapa
dikatakan gerak peluru ? kata peluru yang dimaksudkan di sini hanya
istilah, bukan peluru pistol, senapan atau senjata lainnya. Dinamakan gerak
peluru karena mungkin jenis gerakan ini mirip gerakan peluru yang
ditembakkan [1].
Pada pokok bahasan Gerak Lurus, baik GLB, GLBB dan GJB, telah
membahas gerak benda dalam satu dimensi, ditinjau dari perpindahan,
kecepatan dan percepatan. Kali ini kita mempelajari gerak dua dimensi di
dekat permukaan bumi yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Pernakah anda menonton pertandingan sepak bola ? mudahmudahan
pernah walaupun hanya melalui Televisi. Gerakan bola yang ditendang oleh
para pemain sepak bola kadang berbentuk melengkung. Mengapa bola
bergerak dengan cara demikian? [2].
Selain gerakan bola sepak, banyak sekali contoh gerakan
peluru/parabola yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya
adalah gerak bola volly, gerakan bola basket, bola tenis, bom yang
dijatuhkan, peluru yang dtembakkan, gerakan lompat jauh yang dilakukan
atlet dan sebagainya. Anda dapat menambahkan sendiri. Apabila diamati
secara saksama, benda-benda yang melakukan gerak peluru selalu memiliki
lintasan berupa lengkungan dan seolah-olah dipanggil kembali ke
permukaan tanah (bumi) setelah mencapai titik tertinggi. Mengapa
demikian? [2].
Benda-benda yang melakukan gerakan peluru dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Pertama, benda tersebut bergerak karena ada gaya yang
diberikan. Mengenai Gaya, selengkapnya kita pelajari pada pokok bahasan
Dinamika (Dinamika adalah ilmu fisika yang menjelaskan gaya sebagai
penyebab gerakan benda dan membahas mengapa benda bergerak
demikian). Pada kesempatan ini, belum menjelaskan bagaimana proses
benda-benda tersebut dilemparkan, ditendang dan sebagainya. Hanya
memandang gerakan benda tersebut setelah dilemparkan dan bergerak
bebas di udara hanya dengan pengaruh gravitasi. Kedua, seperti pada Gerak
Jatuh Bebas, benda-benda yang melakukan gerak peluru dipengaruhi oleh
gravitasi, yang berarah ke bawah (pusat bumi) dengan besar g = 9,8 m/s2 .
Ketiga, hambatan atau gesekan udara. Setelah benda tersebut ditendang,
dilempar, ditembakkan atau dengan kata lain benda tersebut diberikan
kecepatan awal hingga bergerak, maka selanjutnya gerakannya bergantung
pada gravitasi dan gesekan alias hambatan udara. Karena menggunakan
model ideal, maka dalam menganalisis gerak peluru, gesekan udara
diabaikan [2].

Gerak Parabola merupakan gabungan dari dua komponen gerak, yakni


komponen gerak horizontal (sumbu x) dan komponen gerak vertikal (sumbu
y). Mari kita bahas kedua komponennya:
Komponen gerak parabola sisi horizontal (pada sumbu X):
▪ Komponen gerak horizontal besarnya selalu tetap dalam setiap rentang
waktu karena tidak terdapat percepatan maupun perlambatan pada
sumbu x , sehingga:

▪ Terdapat sudut (θ) antara kecepatan benda (V) dengan komponen gerak
horizontal dalam setiap rentang waktu, sehingga:

▪ Karena tidak terdapat percepatan maupun perlambatan pada sumbu X,


maka untuk mencari jarak yang ditempuh benda (x) pada selang waktu
(t) dapat kita hitung dengan rumus:
[3]
▪ Komponen gerak parabola sisi vertikal (pada sumbu y):
▪ Komponen gerak vertikal besarnya selalu berubah dalam setiap rentang
waktu karena benda dipengaruhi percepatan gravitasi (g) pada sumbu y.
Jadi kamu harus pahami bahwa benda mengalami perlambatan akibat
gravitasi
▪ Terdapat sudut [θ] antara kecepatan benda (V) dengan komponen gerak

vertikal , sehingga:

▪ Karena dipengaruhi percepatan gravitasi, maka komponen gerak

vertikal pada selang waktu (t) dapat kita cari dengan rumus:

▪ Kita dapat mencari ketinggian benda (y) pada selang waktu (t) dengan
rumus:

[3]
IV. HASIL DATA
Tabel 1. Hasil data waktu saat peluru mencapai titik puncak, jarak maksimum
peluru dan ketinggian maksimum pada saat vo = 10 m/s dengan variasi sudut
awal tembakan
Waktu Jarak Ketinggian
Kecepatan
No Sudut titik Maksimum maksimum
awal
puncak (s) (m) (m)

1. 30° 0,51 8,83 1.27

2. 45° 0,72 10,19 2,55

3. 10 m/s 60° 0,88 8,83 3,82

4. 75° 0,98 5,1 4,75

5. 90° 1,02 0 5,1

Perhitungan Waktu Titik Puncak


𝑣𝑜 sin 𝜃 10 𝑥 sin 30
1. 𝑡𝑝 = = = 0,51
𝑔 9,81
𝑣𝑜 sin 𝜃 10 𝑥 sin 45
2. 𝑡𝑝 = = = 0,72
𝑔 9,81
𝑣𝑜 sin 𝜃 10 𝑥 sin 60
3. 𝑡𝑝 = = = 0,88
𝑔 9,81
𝑣𝑜 sin 𝜃 10 𝑥 sin 75
4. 𝑡𝑝 = = = 0,98
𝑔 9,81
𝑣𝑜 sin 𝜃 10 𝑥 sin 90
5. 𝑡𝑝 = = = 1,02
𝑔 9,81

Perhitungan Ketinggian Maksimum


𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 102 𝑠𝑖𝑛2 30 100 𝑠𝑖𝑛2 30
1. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = = 1,27
2𝑔 2 𝑥 9,8 19,6

𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 102 𝑠𝑖𝑛2 45 100 𝑠𝑖𝑛2 45


2. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = = 2,55
2𝑔 2 𝑥 9,8 19,6

𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 102 𝑠𝑖𝑛2 60 100 𝑠𝑖𝑛2 60


3. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = = 3,82
2𝑔 2 𝑥 9,8 19,6

𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 102 𝑠𝑖𝑛2 75 100 𝑠𝑖𝑛2 75


4. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = = 4,75
2𝑔 2 𝑥 9,8 19,6

𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 102 𝑠𝑖𝑛2 90 100 𝑠𝑖𝑛2 90


5. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = = 5,1
2𝑔 2 𝑥 9,8 19,6
Perhitungan Jarak Maksimum
𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 102 sin 2 30
1. 𝑅 = = = 8,83
𝑔 9,8

𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 102 sin 2 45


2. 𝑅 = = = 10,19
𝑔 9,8

𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 102 sin 2 60


3. 𝑅 = = = 8,83
𝑔 9,8

𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 102 sin 2 75


4. 𝑅 = = = 5,1
𝑔 9,8

𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 102 sin 2 90


5. 𝑅 = = = 0
𝑔 9,8

Tabel 2. Hasil data waktu saat peluru mencapai titik puncak, jarak
maksimum peluru dan ketinggian maksimum pada saat θ = 45° dengan
variasi kecepatan tembakan
Waktu Jarak Ketinggian
Kecepatan
No Sudut titik Maksimum maksimum
awal (m/s)
puncak (s) (m) (m)

1. 5 0.36 2.55 0.64

2. 10 0.72 10.19 2.55

3. 15 45° 1.08 22.94 5.73

4. 20 1.44 40.77 10.19

5. 25 1.8 63.64 15.93

Perhitungan Waktu Titik Puncak


𝑣𝑜 sin 𝜃 5 𝑥 sin 45°
1. 𝑡𝑝 = = = 0.36
𝑔 9.81
𝑣𝑜 sin 𝜃 10 𝑥 sin 45°
2. 𝑡𝑝 = = = 0.72
𝑔 9.81
𝑣𝑜 sin 𝜃 15 𝑥 sin 45°
3. 𝑡𝑝 = = = 1.08
𝑔 9.81
𝑣𝑜 sin 𝜃 20 𝑥 sin 45°
4. 𝑡𝑝 = = = 1. 44
𝑔 9.81
𝑣𝑜 sin 𝜃 25 𝑥 sin 45°
5. 𝑡𝑝 = = = 1.8
𝑔 9.81
Perhitungan Ketinggian Maksimum
𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 52 𝑥 𝑠𝑖𝑛2 45°
1. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = 0.64
2𝑔 2(9.81)
𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 102 𝑥 𝑠𝑖𝑛2 45°
2. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = 2.55
2𝑔 2(9.81)
𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 152 𝑥 𝑠𝑖𝑛2 45°
3. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = 5.73
2𝑔 2(9.81)
𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 20 𝑥 𝑠𝑖𝑛2 45°
4. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = 10.19
2𝑔 2(9.81)
𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 252 𝑥 𝑠𝑖𝑛2 45°
5. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = 15.93
2𝑔 2(9.81)

Perhitungan Jarak Maksimum


𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 52 sin 2(45°)
1. 𝑅 = = = 2.55
𝑔 9.81
𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 102 sin 2(45°)
2. 𝑅 = = = 10.19
𝑔 9.81
𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 152 sin 2(45°)
3. 𝑅 = = = 22.94
𝑔 9.81
𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 202 sin 2(45°)
4. 𝑅 = = = 40.77
𝑔 9.81
𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 252 sin 2(45°)
5. 𝑅 = = = 63.64
𝑔 9.81

Tabel 3. Hasil data waktu saat peluru mencapai titik puncak, jarak
maksimum peluru dan ketinggian maksimum pada saat θ = 45°, kecepatan
awal vo = 10 m/s terhadap variasi jenis benda
Waktu Jarak Ketinggian
Jenis
No Massa (kg) titik Maksimum maksimum
Benda
puncak (s) (m) (m)

1. Cannonball 17,60 0,72 10,19 2,55

2. Golf Ball 0,05 0,72 10,19 2,55

3. Base Ball 0,15 0,72 10,19 2,55

4. Foot Ball 0,41 0,72 10,19 2,55

5. Tank Shell 42 0,72 10,19 2,55


Perhitungan Waktu Titik Puncak
𝑣𝑜 sin 𝜃 10 𝑥 sin 45
1. 𝑡𝑝 = = = 0,72
𝑔 9,81
𝑣𝑜 sin 𝜃 10 𝑥 sin 45
2. 𝑡𝑝 = = = 0,72
𝑔 9,81
𝑣𝑜 sin 𝜃 10 𝑥 sin 45
3. 𝑡𝑝 = = = 0,72
𝑔 9,81
𝑣𝑜 sin 𝜃 10 𝑥 sin 45
4. 𝑡𝑝 = = = 0,72
𝑔 9,81
𝑣𝑜 sin 𝜃 10 𝑥 sin 45
5. 𝑡𝑝 = = = 0,72
𝑔 9,81

Perhitunagn Ketinggian Maksimmum


𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 102 𝑠𝑖𝑛2 30 100 𝑠𝑖𝑛2 45
1. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = = 2,55
2𝑔 2 𝑥 9,8 19,6

𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 102 𝑠𝑖𝑛2 45 100 𝑠𝑖𝑛2 45


2. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = = 2,55
2𝑔 2 𝑥 9,8 19,6

𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 102 𝑠𝑖𝑛2 60 100 𝑠𝑖𝑛2 45


3. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = = 2,55
2𝑔 2 𝑥 9,8 19,6

𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 102 𝑠𝑖𝑛2 75 100 𝑠𝑖𝑛2 45


4. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = = 2,55
2𝑔 2 𝑥 9,8 19,6

𝑣𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 102 𝑠𝑖𝑛2 90 100 𝑠𝑖𝑛2 45


5. ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = = 2,55
2𝑔 2 𝑥 9,8 19,6

Perhitungan Jarak Maksimum


𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 102 sin 2 45
1. 𝑅= 𝑔
= 9,8
= 10,19
𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 102 sin 2 45
2. 𝑅= = = 10,19
𝑔 9,8

𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 102 sin 2 45


3. 𝑅= = = 10,19
𝑔 9,8

𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 102 sin 2 45


4. 𝑅= = = 10,19
𝑔 9,8

𝑣𝑜 2 sin 2𝜃 102 sin 2 45


5. 𝑅= = = 10,19
𝑔 9,8
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum ini modul yang akan kita bahas berjudul Gerak Peluru.
Praktikum ini juga memiliki tujuan menentukan menghitung waktu, jarak dan
ketinggian peluru yang ditembakkan dengan variasi kecepatan awal, sudut
tembakan dan jenis benda. Praktikan saat melakukan praktikum ini
menggunakan Software PhET Simulations. Setelah praktikan melakukan
praktikum ini, maka praktikan akan mendapatkan hasil yang berbeda-beda
sesuai dengan sajian data tersebut. Pada tabel 1, tabel 2 dan tabel 3 yaitu
tentang menentukanwaktu pada titik puncak, menetukan ketinggian
maksimum dan jarak makasimum.

Pada Tabel pertama yang di hitung adalah waktu titik puncak, ketinggian
maksimum dan juga jarak maksimum. Hasil data waktu saat peluru
mencapai titik puncak, jarak maksimum peluru dan ketinggian maksimum
pada saat vo = 10 m/s dengan variasi sudut awal tembakan. Yang pertama
yaitu dengan sudut awal tembakan 30° yang mencapai titk puncak dengan
waktu 0,51 sekon, dengan ketinggian maksimum 1,27 meter, dengan jarak
maksimum 3,83 meter. Kemudian pada sudut awal 45° yang mencapai titk
puncak dengan waktu 0,72 sekon, dengan ketinggian maksimum 2,55
meter, dengan jarak maksimum 10,19 meter. Selanjutnya pada sudut awal
60° yang mencapai titk puncak dengan waktu 0,88 sekon, dengan
ketinggian maksimum 3,82 meter, dengan jarak maksimum 8,83 meter.
Pada sudut awal 75° yang mencapai titk puncak dengan waktu 0,98 sekon,
dengan ketinggian maksimum 4,75 meter, dengan jarak maksimum 5,1
meter. Pada sudut awal 90° yang mencapai titk puncak dengan waktu 1,2
sekon, dengan ketinggian maksimum 5,1 meter, dengan jarak maksimum 0
meter.
Pada tabel kedua yang di hitung adalah waktu titik puncak, ketinggian
maksimum dan juga jarak maksimum. Hasil data waktu saat peluru
mencapai titik puncak, jarak maksimum peluru dan ketinggian maksimum
pada saat θ = 45° dengan variasi kecepatan tembakan. Yang pertama yaitu
dengan kecepatan awal tembakan 5 m/s yang mencapai titik puncak dengan
waktu 0,36 sekon, dengan ketinggian maksimum 0,64 meter, dengan jarak
maksimum 2,55 meter. Kemudian pada kecepatan awal tembakan 10 m/s
yang mencapai titik puncak dengan waktu 0,72 sekon, dengan ketinggian
maksimum 2,55 meter, dengan jarak maksimum 10,19 meter. Selanjutnya
kecepatan awal tembakan 15 m/s yang mencapai titik puncak dengan waktu
1,08 sekon, dengan ketinggian maksimum 5,73 meter, dengan jarak
maksimum 22,94 meter. Pada kecepatan awal tembakan 20 m/s yang
mencapai titik puncak dengan waktu 1,44 sekon, dengan ketinggian
maksimum 10.19 meter, dengan jarak maksimum 40,77 meter. Pada
kecepatan awal tembakan 25 m/s yang mencapai titik puncak dengan waktu
1,8 sekon, dengan ketinggian maksimum 15,93 meter, dengan jarak
maksimum 63,64 meter.
Pada tabel ketiga yang di hitung adalah waktu titik puncak, ketinggian
maksimum dan juga jarak maksimum. Hasil data waktu saat peluru
mencapai titik puncak, jarak maksimum peluru dan ketinggian maksimum
pada saat θ = 45° dengan variasi jenis . Yang pertama yaitu dengan jenis
benda cannonball dengan massa 17,60 kg yang mencapai titik puncak
dengan waktu 0,72 sekon, dengan ketinggian maksimum 2,55 meter, dengan
jarak maksimum 10,19 meter. Kemudian pada jenis benda golfball dengan
massa 0,05 kg yang mencapai titik puncak dengan waktu 0,72 sekon, dengan
ketinggian maksimum 2,55 meter, dengan jarak maksimum 10,19 meter.
Selanjutnya jenis benda baseball dengan massa 0,15 kg yang mencapai titik
puncak dengan waktu 0,72 sekon, dengan ketinggian maksimum 2,55 meter,
dengan jarak maksimum 10,19 meter. Pada jenis benda football dengan
massa 0,41 yang mencapai titik puncak dengan waktu 0,72 sekon, dengan
ketinggian maksimum 2,55 meter, dengan jarak maksimum 10,19 meter.
Pada tankshell dengan massa 42 kg yang mencapai titik puncak dengan
waktu 0,72 sekon, dengan ketinggian maksimum 2,55 meter, dengan jarak
maksimum 10,19 meter. Walaupun massa jenis benda berbeda, namun jika
jarak dan tinggi maksimum sama dan kecepatan awal yang sama. Untuk
hasil akhirnya tetap sama.
VI. KESIMPULAN
1. Besar sudut berpengaruh terhadap ketinggian maksimum, waktu dan
jarak maksimum yang dapat dicapai
2. Kecepatan awal berpengaruh terhadap ketinggian maksimum, waktu dan
jarak maksimum yang dapat dicapai
3. Walaupun massa jenis benda berbeda, namun jika jarak dan tinggi
maksimum sama dan kecepatan awal yang sama. Untuk hasil akhirnya
tetap sama.
VII. DAFTAR PUSTAKA
[1] Bitar, “Gerak Parabola : Pengertian, Jenis, Dan Rumus Beserta Contoh
Soalnya Secara Lengkap,” gurupendidikan.co.id, 31 Maret 2021.
[Online]. Available: https://www.gurupendidikan.co.id/gerak-
parabola/. [Diakses 13 April 2021].
[2] Asnal, "Gerak Parabola," sisfo.itp.ac.id, 30 Oktober 2015. [Online].
Available:
https://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/Asnal/Fisika/BAB%206%
20Gerak%20Parabola.pdf. [Accessed 13 April 2021].
[3] S. Muhammad Adi Nugroho, “Gerak Parabola,” studiobelajar.com,
2021. [Online]. Available: https://www.studiobelajar.com/. [Diakses
13 April 2021].
VIII. LAMPIRAN

Gambar 1.8.1 Pengukuran Tabel 1

Gambar 1.8.2 Pengukuran Tabel 1

Gambar 1.8.3 Pengukuran Tabel 1


Gambar 1.8.4 Pengukuran Tabel 1

Gambar 1.8.5 Pengukuran Tabel 1

Gambar 1.8.6 Pengukuran Tabel 1


Gambar 1.8.7 Pengukuran Tabel 1

Gambar 1.8.8 Pengukuran Tabel 1

Gambar 1.8.9 Pengukuran Tabel 1


Gambar 1.8.10 Pengukuran Tabel 1

Gambar 1.8.11 Pengukuran Tabel 2

Gambar 1.8.12 Pengukuran Tabel 2


Gambar 1.8.13 Pengukuran Tabel 2

Gambar 1.8.14 Pengukuran Tabel 2

Gambar 1.8.15 Pengukuran Tabel 2


Gambar 1.8.16 Pengukuran Tabel 2

Gambar 1.8.17 Pengukuran Tabel 2

Gambar 1.8.18 Pengukuran Tabel 2


Gambar 1.8.19 Pengukuran Tabel 2

Gambar 1.8.20 Pengukuran Tabel 2

Gambar 1.8.21 Pengukuran Tabel 3


Gambar 1.8.22 Pengukuran Tabel 3

Gambar 1.8.23 Pengukuran Tabel 3

Gambar 1.8.24 Pengukuran Tabel 3


Gambar 1.8.25 Pengukuran Tabel 3

Gambar 1.8.26 Pengukuran Tabel 3

Gambar 1.8.27 Pengukuran Tabel 3


Gambar 1.8.28 Pengukuran Tabel 3

Gambar 1.8.29 Pengukuran Tabel 3

Gambar 1.8.30 Pengukuran Tabel 3

Anda mungkin juga menyukai