Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TERMODINAMIKA

APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMANAS AIR

(WATER HEATER)

Disusun Oleh :
SHOFIYATUMMUJAHIDAH
(2005113284)

DOSEN PEMBIMBING : Dra. Hj. ZULHELMI, S. Pd, M. Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2021/2022
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa yang mana telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah termodinamika mengenai pemanas air (water heater).

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Termodinamika” di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau program studi Pendidikan Fisika. Dari
makalah yang telah dibuat, diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
mahasiswa khususnya bagi kami mengenai aplikasi termodinamika pada pemanas air
(water heater).

Untuk penyusunan makalah ini tentunya tidak luput dari bantuan beberapa pihak yang
telah membantu menyelesaikan artikel ini. Maka untuk itu saya selaku penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak - pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. Namun karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka karya tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mohon maaf dan sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk sempurnanya makalah ini.

Saya berharap semoga dengan ditulisnya karya tulis ini dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak, dan tentunya bagi mahasiswa/i Universitas Riau.

Pekanbaru, 20 Juni 2022

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................... i
Daftar Isi....................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................1
1.2 Rumusam Masalah ...............................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN........................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Pemanas Air (Water Heater) ...........................................................................2
2.2 Cara Kerja Pada Pemanas Air (Water Heater) ................................................................2
2.3 Penerapan Prinsip Termodinamika Pada Pemanas Air (Water Heater) ........................4
2.3.1 Pengertian Termodinamika............................................................................ 4
2.3.2 Hakikat Termodinamika................................................................................ 5
2.3.3 Konsep Dasar Termodinamika ...................................................................... 6
2.3.4 Prinsip Termodinamika ................................................................................. 6
2.3.5 Hukum – Hukum Termodinamika ................................................................. 7
BAB III ........................................................................................................................ 9
PENUTUP.................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................9
3.2 Saran .......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia pemanas air sangat banyak ditemukan di pasaran dengan berbagai bentuk dan
model. Kebutuhan pemanas air sangat tinggi terutama pada daerah perkotaan maupun daerah di
dataran tinggi. Pemanas air dikenalkan pertama kali oleh seorang pelukis asal Inggris, Benjamin
Waddy Maughan pada tahun 1868. Maughan menemukan semacam pemanas air dosmetik yang
sangat sederhana tanpa perlu masak di kompor, alat pemanas ini diberi nama Geyser. Bentuk dari
pemanas air ini adalah posisi air dingin ditempatkan di bagian atas wadah berupa tabung yang juga
diisi jaringan kawat-kawat tipis sebagai pengantar panas, di mana bagian bawahnya diletakan
sebuah alat pemanas berbahan bakar gas. Air panas kemudian langsung mengalir ke bak mandi
tanpa ada perantara. Pada tahun 1889 Edwin Ruud menjadi penemu mesin water heater otomatis
pertama di dunia dengan tidak sengaja menemukan blue print sederhana dari mesin geyser buatan
Maughan.

Perkembangan pemanas air ini semakin terasa oleh masyarakat bahkan sekarang digunakan
sebagai mesin utama alat pemanas air dengan teknologi modern. Karena dengan adanya mesin
pemanas air ini, jika memerlukan air hangat atau air panas untuk keperluan sehari – hari tidak
perlu memasak di kompor terlebih dahulu, berkat kemajuan teknologi kini memanaskan air dapat
lebih cepat dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu water heater?


2. Bagaimana prinsip kerja pemanas air (water heater)?
3. Bagaimana penerapan prinsip termodinamika pada pemanas air (water heater)?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami bentuk
aplikasi termodinamika dalam perkembangan teknologi, dimana dalam makalah ini membahas
mengenai penerapan termodinamika pada pemanas air (water heater).

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemanas Air (Water Heater)

Pemanas air (water heater) adalah alat yang digunakan untuk memanaskan atau
menghangatkan air di atas suhu awalnya dengan menggunakan sumber panas dari elemen
pemanas water heater tersebut sehingga dihasilkan air panas diakhir prosesnya. Pada zaman
dahulu kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan peralatan seperti panci, wajan, kompor
atau tembaga. Berkat kemajuan teknologi kini elemen pemanas water heater lebih beragam
tidak hanya berasal dari panas api, tapi dapat juga menggunakan berbagai sumber energi
panas seperti listrik, gas, tenaga surya dan lain sebagainya.

2.2 Cara Kerja Pada Pemanas Air (Water Heater)

Pada umumnya prinsip kerja alat pemanas air disesuaikan dengan sumber elemen panas
yang digunakan untuk memanaskan air.

Berikut beberapa klasifikasi dari pemanas air (water heater) :

1. Pemanas Air Listrik (electric water heater)

Seperti namanya water heater ini menggunakan listrik sebagai energi utama untuk
memanaskan air. Electric Water Heater terdiri dari 2 (dua) tipe yaitu:

a. Instan Electric Water Heater

b. Electric Water Heater dengan penampungan.

2. Solar Water Heater (SWH)

Solar Water Heater adalah pemanas air dengan memanfaatkan energi matahari yang
gratis. Sering timbul salah pengertian dengan pemanas air jenis ini. Banyak yang
menganggap energi panas matahari di tangkap lalu di simpan di batrai yang akan di
gunakan untuk memanaskan air di dalam tangki. Padahal water heater jenis ini
merupakan water heater dengan cara kerja yang paling sederhana. Air dingin yang
mengalir langsung dipanaskan oleh matahari di kolektor, lalu air tersebut disimpan di
dalam tangki sampai akhirnya dipergunakan.

2
Solar Water Heater terbagi 2, yaitu:.

 Sistem pasif sistem mesin yang cenderung untuk kapasitas kecil seperti
kapasitas untuk rumah tangga

 Sistem aktif untuk kapasitas yang lebih besar seperti hotel, perusahaan, rumah
sakit dll.

3. Air Conditioning Water Heater (ACWH)

Pemanas air jenis ini adalah dengan memanfaatkan panas freon dari AC yang biasanya
di buang. Freon yang panas dialirkan ke Heat Exchanger yang akan memanaskan air
di tangki penampungan. Dengan kata lain untuk mengaktifkan pemanas air jenis ini
harus ada juga AC sebagai alat penghasil panas freon.

4. Heat Pump Water Heater

Pada Heat Pump Water Heater cara kerjanya tidak berbeda dengan pemanas air yang
memanfaatkan AC, hanya saja di Heat Pump semua sudah menjadi satu kesatuan yang
didesain untuk air panas, sedangkan pada Air Conditioning Water Heater
memanfaatkan AC yang sudah ada, sehingga harus kita modifikasi untuk bisa di
salurkan ke tangki penampungan.

5. Gas Water Heater

Pemanas air jenis ini menggunakan gas ( baik gas elpiji ataupun gas alam ) sebagai
sumber energi untuk memanaskan air. Caranya dengan pembakaran seperti kompor
gas. Pipa yang dalamnya mengalir air dingin langsung di panasi, sehingga air yang
keluar langsung panas tanpa perlu di tampung terlebih dahulu.

6. Solar Rubber Pool Heating

Pemanas air ini di desain untuk kolam renang dengan memanfaatkan panas matahari.
cara kerjanya hampir sama dengan solar water heater, hanya untuk kolektor atau
penangkap panas menggunakan panel karet (polymer) yang tahan terhadap chlor atau
zat kimia kolam renang. Sistem pemanasan ini tidak menggunakan tangki
penampungan, justru kolam renang itu sendirilah sebagai tangki penampungan dan
disirkulasi langsung.

3
2.3 Penerapan Prinsip Termodinamika Pada Pemanas Air (Water Heater)

2.3.1 Pengertian Termodinamika

Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan')


adalah fisikaenergi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika
berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan
termodinamika berasal.Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau
pertukaran energy. Secara historis, termodinamika dikembangkan dari keinginan untuk
meningkatkan efisiensi awal mesin uap , terutama melalui karya fisikawan Perancis
Nicolas Leonard Sadi Carnot (1824) yang percaya bahwa efisiensi panas mesin adalah
kunci yang bisa membantu Prancis memenangkan Perang Napoleon . Fisikawan
Skotlandia Lord Kelvin adalah orang pertama yang merumuskan definisi ringkas
termodinamika pada tahun 1854. Termo-dinamika adalah subyek dari hubungan panas
untuk gaya yang bekerja antara bagian tubuh yang berdekatan, dan hubungan panas ke
agen listrik.

Awalnya, termodinamika mesin panas terutama berkaitan sifat termal dari mereka
'bahan kerja', seperti uap. Kekhawatiran ini kemudian dihubungkan untuk mempelajari
transfer energi dalam proses kimia, misalnya untuk penyelidikan, yang diterbitkan pada
tahun 1840, dari memanaskan reaksi kimia oleh Germain Hess , yang awalnya tidak
secara eksplisit berkaitan dengan hubungan antara pertukaran energi oleh panas dan
kerja. termodinamika kimia mempelajari peran entropi dalam reaksi kimia . Juga,
statistik termodinamika , atau statistik mekanik, memberikan penjelasan termodinamika
makroskopik dengan statistik prediksi gerakan kolektif partikel berdasarkan mekanisme
perilaku mikroskopis mereka.

Termodinamika menjelaskan bagaimana sistem berubah ketika mereka


berinteraksi dengan satu sama lain atau dengan lingkungan sekitar mereka. Hal ini dapat
diterapkan untuk berbagai topik dalam ilmu pengetahuan dan rekayasa , seperti mesin ,
transisi fasa , reaksi kimia , fenomena transportasi , dan bahkan lubang hitam . Hasil
termodinamika yang penting untuk bidang-bidang fisika dan kimia , teknik kimia ,
teknik kedirgantaraan , teknik mesin, biologi sel, teknik biomedis , ilmu material, dan
berguna untuk bidang lain seperti ekonomi .
Banyak fakta-fakta empiris termodinamika yang dipahami dalam empat hukum .
Hukum pertama menetapkan bahwa energi dapat dipertukarkan antara sistem fisik
sebagai panas dan kerja termodinamika . Hukum kedua menyangkut besaran yang
4
disebut entropi , yang mengungkapkan keterbatasan, yang timbul dari apa yang dikenal
sebagai ireversibilitas, pada jumlah kerja termodinamika yang dapat dikirimkan ke
sistem eksternal dengan proses termodinamika.. Banyak penulis menawarkan berbagai
formulasi termodinamika aksiomatik, seolah-olah subjek selesai, tapi non-ekuilibrium
proses terus membuat kesulitan untuk itu.
Sistem adalah bagian dari alam semesta yang sedang dipelajari, sedangkan
lingkungan adalah sisa alam semesta yang berinteraksi dengan sistem. Sebuah sistem
dan sekitarnya dapat sebagai besar sebagai hutan hujan di Amerika Selatan atau sekecil
isi gelas kimia di laboratorium kimia. Jenis sistem seseorang berhadapan dengan dapat
memiliki implikasi yang sangat penting dalam kimia karena mereka jenis sistem
menentukan kondisi tertentu dan hukum termodinamika terkait dengan sistem itu.
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu
proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika"
biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama
dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan".
Proses termodinamika bergantungwaktu dipelajari dalam termodinamika tak-
setimbang.
Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan
bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik. Hukum
termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung
kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat
diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecual perimbangan transfer
energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan
Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang
termodinamika benda hitam. Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang
diperhitungkan. Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan
jagat raya, yang disebut lingkungan.

2.3.2 Hakikat Termodinamika

Termodinamika adalah salah satu bidang terpenting dalam ilmu pengetahuan,


kerekayasaan. Cara kerja kebanyakan sistem dapat dijelaskan dengan termodinamika,
demikian pula, mengapa pelbagai sistem tertentu tidak bekerja seperti yang diinginkan,
serta mengapa sistem lainnya sama sekali tidak bekerja. Termodinamika adalah modal

5
utama dari seorang sarjana teknik teoretik untuk merancang motor bakar, pompa termal,
motor roket, rice cooker, AC, ginjal buatan, penyuling kimia, dll.

2.3.3 Konsep Dasar Termodinamika

Pengabstrakan dasar atas termodinamika adalah pembagian dunia menjadi sistem


dibatasi oleh kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang tidak termasuk dalam
pertimbangan digolongkan sebagai lingkungan. Dan pembagian sistem menjadi
subsistem masih mungkin terjadi, atau membentuk beberapa sistem menjadi sistem
yang lebih besar. Biasanya sistem dapat diberikan keadaan yang dirinci dengan jelas
yang dapat diuraikan menjadi beberapa parameter. Sebuah konsep penting dalam
termodinamika adalah sistem termodinamika , sebuah daerah tepat didefinisikan dari
alam semesta yang diteliti. Segala sesuatu di alam semesta, kecuali sistem ini dikenal
sebagai lingkungan . Sebuah sistem dipisahkan dari sisa alam semesta dengan batas
yang dapat nosional atau tidak, tetapi yang oleh konvensi memisahkan volume terbatas.
Pertukaran kerja , panas , atau materi antara sistem dan lingkungan mengambil
tempat di batas ini. Dalam prakteknya, batas hanyalah garis imajiner yang ditarik putus-
putus di sekitar volume ketika ada akan perubahan energi internal volume itu. Apa pun
yang melewati lintas batas yang efek perubahan energi internal perlu diperhitungkan
dalam persamaan keseimbangan energi. Volume dapat menjadi kawasan yang
mengelilingi beresonansi energi atom tunggal, seperti Max Planck didefinisikan pada
tahun 1900, bisa tubuh uap atau udara dalam mesin uap , seperti Sadi Carnot
didefinisikan pada tahun 1824, bisa tubuh seorang siklon tropis , seperti Kerry Emanuel
diteorikan pada tahun 1986 di bidang termodinamika atmosfer , bisa juga hanya satu
nuklida (yaitu sistem quark ) sebagai hipotesis dalam termodinamika kuantum .
Batas-batas dari empat jenis: tetap, bergerak, nyata, dan imajiner. Sebagai contoh,
dalam sebuah mesin, batas tetap berarti piston terkunci di posisinya, dengan demikian,
suatu proses volume konstan terjadi. Dalam mesin yang sama, batas bergerak
memungkinkan piston untuk bergerak masuk dan keluar. Untuk sistem tertutup, batas
adalah nyata sedangkan untuk batas-batas sistem terbuka seringkali imajiner.

2.3.4 Prinsip Termodinamika

Prinsip thermodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam


kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energy gelombang elektromagnetik
dari matahari, dan dibumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin,
gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses
6
alam lainnya. Proses didalam diri manusia juga merupakan proses konversi energi yang
kompleks, dari input energi kimia dalam maka nan menjadi energi gerak berupa segala
kegiatan fisik manusia, dan energi yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah


dalam berbagai proses thermodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme
untuk membantu manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin transportasi
darat, laut, maupun udara merupakan contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi
energi, yang merubah energi kimia dalam bahan bakar atau sumber energi lain menjadi
energi mekanis dalam bentuk gerak atau perpindahan diatas permukaan bumi, bahkan
sampai di luar angkasa. Pabrikpabrik dapat memproduksi berbagai jenis barang,
digerakkan oleh mesin pembangkit energi listrik yang menggunakan prinsip konversi
energy panas dan kerja. Untuk kenyamanan hidup, kita memanfaatkan mesin air
conditioning, mesin pemanas, dan refrigerators yang menggunakan prinsip dasar
thermodinamila.

Aplikasi thermodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena perkembangan


ilmu thermodinamika sejak abad 17 yang dipelopori dengan penemuan mesin uap di
Inggris, dan diikuti oleh para ilmuwan thermodinamika seperti Willian Rankine,
Rudolph Clausius, dan Lord Kelvin pada abad ke 19. Pengembangan ilmu
thermodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik, yaitu sifat thermodinamis
didekati dari perilaku umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa energi,
yang disebut pendekatan thermodinamika klasik. Pendekatan tentang sifat
thermodinamis suatu zat berdasarkan perilaku kumpulan partikel-partikel disebut
pendekatan mikroskopis yang merupakan perkembangan ilmu thermodinamika
modern, atau disebut thermodinamika statistik. Pendekatan thermodinamika statistik
dimungkinkan karena perkembangan teknologi komputer, yang sangat membantu
dalam menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar.

2.3.5 Hukum - Hukum Termodinamika

Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:

a) Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika


Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem
ketiga,maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.

7
b) Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan
energi dalamdari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari
jumlah energi kalor yangdisuplai ke dalam sistem dan Kerja yang dilakukan
terhadap sistem.

c) Hukum kedua Termodinamika


Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan
bahwa totalentropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring denganmeningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.

d) Hukum ketiga Termodinamika


Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua
proses akan berhentidan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini
juga menyatakan bahwaentropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur
nol absolut bernilai nol.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan panas, kerja
mekanik dan aspek lain energi serta perpindahan energi. Dan sifat termodinamika ini terdapat
pada pemanas air (water heater), dimana cara kerja alat ini menggunakan prinsip dasar
termodinamika. Salah satunya pada saat air dipanaskan menggunakan proses isobaric. Dan
pada saat air berada pada panel kolektor, air mengalami perpindahan panas dengan
memanfaatkan proses alamiah konveksi air yang disebut prinsip "Thermosiphon".

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini pembaca dapat menambah wawasan pada termodinamika
terutama dalam penerapan prinsip termodinamika pada pemanas air (water heater).

9
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Ady. (2018).Tugas Akhir Siatem Pemanas Air Dengan Pemanfaatan Panas Buang
Dari Outdor AC. Malang. Universitas Muhammadiyah Malang.
Morryson, G. L. (2006). Heat pump water heaters. New Zealand Journal Of Ecology, 12-16.

Dirja, Iman dkk. (2019). Rancang Bangun Pemanas Air Dengan Menggunakan Baterai
Berbasis Arduino Pro Mini. Jurnal Universitas Singaperbangsa Karawang. 91-96

10

Anda mungkin juga menyukai