Disusun oleh :
Nama : Shofiyatummujahidah
NIM : 2005113284
Prodi : Pendidikan Fisika
PENDAHULUAN
Kita sudah begitu akrab dengan sedotan. Tahukah kamu bagaimana penerapan
ilmu fisika pada sedotan? Sedotan digunakan untuk menghisap Fluida. Fluida
akan bergerak dari daerah bertekanan lebih tinggi menuju daerah bertekanan
lebih rendah. Di sekitar kita terdapat udara yang bersifat menekan benda kesegala
arah termasuk air dalam gelas. Ketika meminum air menggunakan sedotan, maka
dapat mengurangi tekanan udara didalam mulut. Tekanan udara didalam mulut
lebih kecil dibanding tekanan udara diluar. Tekanan udara luar yang mendorong
air masuk ke dalam mulut.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Setelah diuraikan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah
ini adalah :
1. Apa itu sedotan?
2. Bagaimana prinsip fisika pada sedotan?
3. Bagaimana pemakaian dan cara kerja sedotan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sedotan modern dipatenkan oleh Marvin C. Stone pada tahun 1888, kala
itu sembari menikmati minuman mint julepnya dia menggulung kertas di luar
pensil dan membuatnya jadi gulungan kecil. Dia mengoleskan lem di antara
3
gulungannya dan jadilah sedotan kertas pertama. Penemuan selanjutnya
dikembangkan 40 tahun kemudian di San Francisco oleh Joseph B. Friedman
yang terinspirasi untuk membuat sedotan saat menyaksikan putrinya kesulitan
menikmati milkshake dari gelas tinggi, ia masih kesulitan meskipun sudah dibantu
dengan sedotan yang lurus. Joseph pun mengakali sedotan lurus ini dan
membuatnya jadi bengkok, sedotan tipe ini dipatenkan pada 1937. Sedotan ini pun
terkenal dan masih digunakan sampai saat ini. (Setyanti, 2017)
Pada sedotan prinsip fisika yang digunakan adalah prinsip fluida statis.
Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dan berubah bentuk (dapat
dimampatkan) jika diberi tekanan, dinamakan Fluida. Cairan adalah salah satu
jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya
lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah.
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam)
atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar
partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut
bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
(Pendidikan, 2021)
Kita dapat mengetahui sedotan memakai prinsip fluida statis dilihat dari
keadaan fluidanya. Cairan di dalam gelas atau botol merupakan fluida statis
sederhana yang tidak mendapatkan gaya darimanapun. Setelah cairan di dalam
gelas diminum menggunakan sedotan yang memberi tekanan kepada air, lalu
minuman berpindah dari wadah ke mulut, tetap dinamakan fluida statis. Hal ini
dikarenakan tekanan yang diberikan tadi membuat air di dalam gelas / botol
memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan
sampai dasar wadah. Peristiwa ini dinamakan fluida statis tidak sederhana.
4
2.3 CARA KERJA SEDOTAN
5
Besar P1 dapat dicari dengan persamaan berikut :
Kalau sedotannya didiemin aja, maka tekanan pada P2 akan sama dengan
tekanan atmosfer, yaitu P0. Dan tidak akan cukup untuk mengangkat air ke atas.
Sekarang, supaya air bisa tersedot ke atas, berapa besar tekanan di P2?
Gambar di atas merupakan kondisi di mana air bisa terangkat ke atas. Dari
gambar, kita bisa lihat kalau P2 bisa dihitung:
ΔP = P1 - P2 = ρ.ɡ.h2
Di mana h2 adalah tinggi sedotan (jarak dari dasar sedotan ke bagian atas
sedotan).
6
Dengan begitu dapat disubstitusi persamaan (1) ke P1, sehingga:
P0 + ρ.ɡ.h1 - P2 = ρ.ɡ.h2
P2 = P0 – ρ.ɡ.(h2 – h1)
Jadi, nilai P2 dipengaruhi oleh Δh, yaitu jarak antara permukaan air ke ujung atas
sedotan.
Misalnya, kita mau menyedot air di gelas dengan jarak ( Δh) = 10 cm (0,1m),
P2 = P0 – ρ.ɡ. Δh
P2 = 105 – 1000.10.0,1
P2 = 105 – 1000
P2 = 99.000
P2 = 9,9 x 104 Pa
Jadi, untuk dapat menarik air dari gelas ke mulut menggunakan sedotan ini mulut
harus memberi tekanan sekitar 9,9 x 104 Pa. (Subekti, 2014)
7
BAB III
PENUTUP
8
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan, D. (2021, Maret 27). Fluida Statis. Dipetik April 20, 2021, dari Dosen
Pendidikan: https://www.dosenpendidikan.co.id/fluida-statis/
Setyanti, C. A. (2017, April 3). Mengulik Asal-Usul Kelahiran Sedotan. Dipetik April 10,
2021, dari CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170331144630-262-204066/
mengulik-asal-usul-kelahiran-sedotan
Subekti, W. (2014, Februari 15). Fluida Statis. Dipetik April 18, 2021, dari Zenius:
https://www.zenius.net/blog/fluida-statis