Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DASAR DASAR PENDIDIKAN MIPA

KETERKAITAN IPA DENGAN TEKNOLOGI

Disusun oleh :

Nama : Shofiyatummujahidah
NIM : 2005113284
Prodi : Pendidikan Fisika

Dosen Pengampu : Dra. Mitri Irianti, M. Si

Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Riau
2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata teknologi


mengandung arti metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis, ilmu pengetahuan
terapantau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang barang yang diperlukan
bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Sedotan merupakan salah
satu teknologi dan dianggap sebagai penemuan yang bermanfaat untuk kehidupan
manusia. Awalnya sedotan dibuat berbentuk sempit dan membosankan sangat
mirip dengan batang rumput, sehingga orang dulu menggunakan dua sedotan
sekaligus untuk mengurangi usaha dalam menghisap minuman. Namun sekarang
diameter sedotan modern sudah dibuat lebih besar sehingga hanya diperlukan satu
sedotan untuk minum dengan nyaman. Sedotan juga dianggap bermanfaat untuk
kesehatan gigi karena sedotan dapat membantu menurunkan kerusakan gigi yang
disebabkan oleh asam dari minuman berkarbonasi. Hal ini dikarenakan sedotan
akan langsung mengalirkan cairan minuman ke kerongkongan tanpa mengenai
gigi. Sekarang tidak hanya ada sedotan plastik sekali pakai yang dapat merusak
lingkungan, tapi ada banyak jenis sedotan yang bisa dipakai berkali kali dan
ramah lingkungan, contohnya sedotan alumunium dan sedotan kaca.

Kita sudah begitu akrab dengan sedotan. Tahukah kamu bagaimana penerapan
ilmu fisika pada sedotan? Sedotan digunakan untuk menghisap Fluida. Fluida
akan bergerak dari daerah bertekanan lebih tinggi menuju daerah bertekanan
lebih rendah. Di sekitar kita terdapat udara yang bersifat menekan benda kesegala
arah termasuk air dalam gelas. Ketika meminum air menggunakan sedotan, maka
dapat mengurangi tekanan udara didalam mulut. Tekanan udara didalam mulut
lebih kecil dibanding tekanan udara diluar. Tekanan udara luar yang mendorong
air masuk ke dalam mulut.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Setelah diuraikan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah
ini adalah :
1. Apa itu sedotan?
2. Bagaimana prinsip fisika pada sedotan?
3. Bagaimana pemakaian dan cara kerja sedotan?

1.3 RUMUSAN MASALAH


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sedotan.
2. Untuk mengetahui prinsip fisika pada sedotan.
3. Untuk mengetahui pemakaian dan cara kerja sedotan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 APA ITU SEDOTAN?

Sedotan adalah sebuah tabung yang digunakan untuk mentransfer


minuman dari wadah ke mulut, dengan penerapan kekuatan menghisap. Sedotan
awalnya berbentuk cekungan batang rumput dan benar benar terbuat dari rumput /
jerami. Sedotan merupakan tabung plastik tipis berbahan polypropylene atau
bahan lainnya, berbentuk lurus atau dengan engsel, digunakan dengan salah satu
ujungnya di mulut dan ujung yang lainnya di minuman. Tindakan ini mengurangi
tekanan udara di mulut, lalu kekuatan atmosfer minuman sampai jerami. Dalam
perkembangannya, sedotan dibuat dari berbagai bahan, termasuk rye grass. Meski
murah namun penggunaan rye grass membuat rasa minuman terasa sedikit seperti
rumput. Sedotan pertama dibuat oleh Sumeria, dan digunakan untuk minum bir
dengan maksud untuk menghindari produk sampingan padat fermentasi.
Argentina dan tetangga mereka juga menggunakan sedotan yang disebut bombila
serupa perangkat metalik yang bertindak baik sebagai jerami dan untuk saringan
minum teh.

Sedotan modern dipatenkan oleh Marvin C. Stone pada tahun 1888, kala
itu sembari menikmati minuman mint julepnya dia menggulung kertas di luar
pensil dan membuatnya jadi gulungan kecil. Dia mengoleskan lem di antara

3
gulungannya dan jadilah sedotan kertas pertama. Penemuan selanjutnya
dikembangkan 40 tahun kemudian di San Francisco oleh Joseph B. Friedman
yang terinspirasi untuk membuat sedotan saat menyaksikan putrinya kesulitan
menikmati milkshake dari gelas tinggi, ia masih kesulitan meskipun sudah dibantu
dengan sedotan yang lurus. Joseph pun mengakali sedotan lurus ini dan
membuatnya jadi bengkok, sedotan tipe ini dipatenkan pada 1937. Sedotan ini pun
terkenal dan masih digunakan sampai saat ini. (Setyanti, 2017)

2.2 PRINSIP FISIKA PADA SEDOTAN

Pada sedotan prinsip fisika yang digunakan adalah prinsip fluida statis.
Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dan berubah bentuk (dapat
dimampatkan) jika diberi tekanan, dinamakan Fluida. Cairan adalah salah satu
jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya
lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah.

Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam)
atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar
partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut
bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
(Pendidikan, 2021)

Kita dapat mengetahui sedotan memakai prinsip fluida statis dilihat dari
keadaan fluidanya. Cairan di dalam gelas atau botol merupakan fluida statis
sederhana yang tidak mendapatkan gaya darimanapun. Setelah cairan di dalam
gelas diminum menggunakan sedotan yang memberi tekanan kepada air, lalu
minuman berpindah dari wadah ke mulut, tetap dinamakan fluida statis. Hal ini
dikarenakan tekanan yang diberikan tadi membuat air di dalam gelas / botol
memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan
sampai dasar wadah. Peristiwa ini dinamakan fluida statis tidak sederhana.

4
2.3 CARA KERJA SEDOTAN

Pada umumnya, orang – orang akan beranggapan bahwa mulut memiliki


kemampuan untuk melakukan gaya sedot yang menarik cairan. Padahal manusia
sebenarnya tidak mempunyai keahlian itu dan cairan di dalam gelas juga tidak
memiliki keahlian untuk bergerak sendiri ke dalam mulut. Konsep utamanya
adalah bahwa setiap zat di alam ini cenderung bergerak dari zona bertekanan
tinggi menuju zona bertekanan rendah, demikian halnya dengan udara. Udara
pada zona tertentu akan cenderung bergerak ke zona lain yang tekanannya lebih
rendah. Udara di atmosfer akan mendorong minuman ke tempat yang lebih rendah
tekanannya yaitu mulut kita.

Sedotan bertindak sebagai pipa penghubung antara cairan minuman


dengan mulut kita. Di sekitar kita terdapat udara yang bersifat menekan benda ke
segala arah termasuk air dalam gelas. Ketika kita minum air dengan sedotan maka
kita sedang memperbesar ruangan mulut kita sehingga ada banyak ruang kosong
yang tercipta dan berdampak pada turunnya tekanan di dalam mulut. Tekanan
udara di dalam mulut menjadi lebih kecil dibanding tekanan udara di luar. Hal ini
mengundang udara untuk masuk ke mulut, akan tetapi udara tersebut terhalang
oleh cairan minuman yang ada di gelas. Jadi, udara yang ingin masuk ke dalam
mulut hanya dapat mendorong cairan minuman untuk bergerak masuk ke mulut
melalui sedotan. Dan apabila sedotan kita tiup dengan udara yang lebih besar
maka arus air akan menuju ke udara luar. Berikut perhitungan fisika pada cara
kerja sedotan.

5
Besar P1 dapat dicari dengan persamaan berikut :

Dimana P0 adalah tekanan udara, ρ massa jenis air, dan h1 adalah

kedalaman air. Bagian ρ.ɡ.h1 merupakan tekanan hidrostatis.

Kalau sedotannya didiemin aja, maka tekanan pada P2 akan sama dengan

tekanan atmosfer, yaitu P0. Dan tidak akan cukup untuk mengangkat air ke atas.

Sekarang, supaya air bisa tersedot ke atas, berapa besar tekanan di P2?

Gambar di atas merupakan kondisi di mana air bisa terangkat ke atas. Dari
gambar, kita bisa lihat kalau P2 bisa dihitung:

ΔP = P1 - P2 = ρ.ɡ.h2

Di mana h2 adalah tinggi sedotan (jarak dari dasar sedotan ke bagian atas
sedotan).

6
 Dengan begitu dapat disubstitusi persamaan (1) ke P1, sehingga:

P0 + ρ.ɡ.h1 - P2 = ρ.ɡ.h2

P2 = P0 – ρ.ɡ.(h2 – h1)

P2 = P0 – ρ.ɡ. Δh dapatlah persamaan (2)

Jadi, nilai P2 dipengaruhi oleh Δh, yaitu jarak antara permukaan air ke ujung atas
sedotan.

Misalnya, kita mau menyedot air di gelas dengan jarak ( Δh) = 10 cm (0,1m),

tekanan udara (P0) = 105 Pa dan gravitasi (g) = 10 m/s2.

Dari persamaan (2) kita bisa langsung hitung nilai P2 :

P2 = P0 – ρ.ɡ. Δh

P2 = 105 – 1000.10.0,1

P2 = 105 – 1000

P2 = 99.000

P2 = 9,9 x 104 Pa

Jadi, untuk dapat menarik air dari gelas ke mulut menggunakan sedotan ini mulut
harus memberi tekanan sekitar 9,9 x 104 Pa. (Subekti, 2014)

7
BAB III

PENUTUP

Sedotan merupakan salah satu teknologi dan dianggap sebagai penemuan


yang bermanfaat untuk kehidupan manusia. Sedotan adalah sebuah tabung yang
digunakan untuk mentransfer minuman dari wadah ke mulut, dengan penerapan
kekuatan menghisap. Pada sedotan prinsip fisika yang digunakan adalah prinsip
fluida statis. Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dan berubah
bentuk (dapat dimampatkan) jika diberi tekanan, dinamakan Fluida. Cairan adalah
salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak
partikelnya lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah.

Cara kerja sedotan adalah sedotan bertindak sebagai pipa penghubung


antara cairan minuman dengan mulut kita. Di sekitar kita terdapat udara yang
bersifat menekan benda ke segala arah termasuk air dalam gelas. Ketika kita
minum air dengan sedotan maka kita sedang memperbesar ruangan mulut kita
sehingga ada banyak ruang kosong yang tercipta dan berdampak pada turunnya
tekanan di dalam mulut. Tekanan udara di dalam mulut menjadi lebih kecil
dibanding tekanan udara di luar. Hal ini mengundang udara untuk masuk ke
mulut, akan tetapi udara tersebut terhalang oleh cairan minuman yang ada di
gelas. Jadi, udara yang ingin masuk ke dalam mulut hanya dapat mendorong
cairan minuman untuk bergerak masuk ke mulut melalui sedotan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan, D. (2021, Maret 27). Fluida Statis. Dipetik April 20, 2021, dari Dosen
Pendidikan: https://www.dosenpendidikan.co.id/fluida-statis/

Ramadhanti, A. (2019). Pengaruh kampanye terhadap kesadaran masyarakat untuk


tidak menggunakan sedotan plastik. Jakarta: UPN "VETERAN".

Setyanti, C. A. (2017, April 3). Mengulik Asal-Usul Kelahiran Sedotan. Dipetik April 10,
2021, dari CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170331144630-262-204066/
mengulik-asal-usul-kelahiran-sedotan

Subekti, W. (2014, Februari 15). Fluida Statis. Dipetik April 18, 2021, dari Zenius:
https://www.zenius.net/blog/fluida-statis

Anda mungkin juga menyukai