BIOFISIKA
Tentang
FLUIDA PADA SISTEM BIOLOGI
Oleh :
Dosen Pembimbing :
1
PROGRAM STUDI TADRIS IPA FISIKA B
PADANG
1941 H/2019 M
2
Makalah
BIOFISIKA
Tentang
PRINSIP ARCHIMEDES DAN KONSEKUENSI STATIK (HUKUM
PASCAL)
Oleh :
Dosen Pembimbing :
3
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PADANG
1941 H/2019 M
4
PENGANTAR
Fluida merupakan zat yang dapat mengalir. Fluida mengalir di bawah
pengaruh tekanan gravitasi bumi yang bekerja terhadapnya. Darah dalam
tubuh manusia termasuk dalam fluida. Jati dan Priyambodo (2008)
menyatakan bahwa meskipun fluida berbeda dengan partikel yang
merupakan zat yang tidak dapat mengalir, fluida juga memiliki sifat
mekanika seperti halnya partikel, hanya saja untuk alasan praktis
ditampilkan berbeda dengan mekanika partikel.
Fisika fluida merupakan bagian dasar ilmu fisika yang penting, karena
fluida merupakan bagian yang tak terpisahkan pada kehidupan makhluk di atas
bumi. Misalnya saja fluida pada tubuh manusia yang mana termasuk didalamnya
fluida pada darah, fluida pada cairan serebrospina di otak. Selanjutnya pada
makhluk lainya, contonya fluida pada burung, dan fotosintesis tumbuhan.
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam makalah ini kita berbicara tentang konsep umum pascal dan
hukum archimedes dimana di dalam fluida hukum pascal dan hukum
archimedes mempunyai arti dan kosep-konsep tersendiri mengernai
pengertian, fungsi dan keguanaan serta implementasi untuk kehidupan kita
sehari-hari. Sebelum masuk kedalam pembahasan yang lebih jauh terlebih
dahulu kita harus memahami konsep umum dari fluida terlebih dahulu,
karena pada makalah ini substansi yang akan dibicarakan mengacu pada
pelajaran mekanika fluida yang termasuk Hukum Pascal dan Hukum
Archimedes.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fluida ?
2. Apa yang dimaksud dengan tekanan?
6
3. Bagaimana prinsip hukum pascal?
4. Apa contoh tekanan dalam tubuh manusia ?
5. Bagaimana prinsip hukum Archimedes?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian fluida
2. Untuk mengetahui pengertian tekanan
3. Dapat mengetahui contoh tekanan dalam tubuh manusia
4. Untuk mengetahui prinsip hukum pascal
5. Untuk mengetahui prinsip hukum Archimedes
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fluida
Tiga keadaan umum dari materi adalah padat, cair dan gas. Kita dapat
membedakan ketiga fase ini sebagai berikut. Benda padat mempertahankan
bentuk dan ukuran yang tetap, bahkan jika sebuah gaya yang besar diberikan
pada sebuah benda padat, benda tersebut tidak langsung berubah bentuk atau
volumenya. Benda cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap melainkan
mengambil bentuk tempat yang ditempatinya tetapi seperti benda padat,
benda cair tidak langsung dapat ditekan, dan perubahan volume yang cukup
signifikan terjadi jika diberikan gaya yang besar. Gas tidak memiliki bentuk
maupun volume yang tetap gas akan menyebar untuk memenuhi tempatya.
(Giancoli, 2001)
Zat cair dan gas mempunyai banyak karakteristik yang sama. Namun
demikian, zat cair dan gas dapat dibedakan dalam beberapa hal. Misalnya zat
cair hampir tidak dapat dimampatkan, sedangkan gas dapat dimampatkan
dengan mudah. Zat cair cenderung mempunyai massa jenis yang lebih besar
7
daripada gas. Gas mampu melepaskan diri dari wadah yang terbuka,
sedangkan zat cair tidak bisa. Zat cair dan gas secara bersama disebut fluida
yang artinya kemampuan untuk mengalir. (Sumardi, 2008)
B. Tekanan
Tekanan merupakan konsep yang paling utama dalam fluida. Tekanan
didefinisikan sebagai gaya yang diberikan per satuan luas, yang dapat ditulis
sebagai:
𝐹
𝑃=𝐴 .... (1)
Dengan F adalah gaya yang diberikan, A adalah luas tempat gaya itu
bekerja, dan P adalah tekanan. Defenisi tekanan ini berlaku umum, pada
zat padat, zat cair, dan gas. Satuan tekanan dalam Sistem Internasional
adalah Pascal (Pa), atau Newton per meter persegi (𝑁/𝑚2 ), 1 𝑁/𝑚2 =
1 𝑃𝑎 .
Gambar 1. Gaya yang bekerja pada luas yang berbeda. (Lubis, 2016)
(a) Luas yang besar menghasilkan tekanan kecil, (b) luas yang kecil
menghasilkan tekanan yang besar.
8
Tekanan sering kali sama pentingnya dengan gaya yang
menimbulkanya. Jika seseorang menusuk Anda dengan jari, Anda akan
merasakanya. Tetapi jika seorang perawat menusuk anda dengan jarum
suntik yang sama , jarum itu akan merobek kulit Anda. Gaya sama yang
diberikan pada luasan lebih kecil akan menghasilkan tekanan lebih besar dan
mempunyai pengaruh jauh berbeda.
Bila kita berada di dalam air, kita akan mendapat tekanan yang
dinamakan tekanan hidrostatis. Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang
dihasilkan oleh fluida setinggi kedalaman h tempat kita berada diukur dari
permukaan. Tekanan hidrostatis fluida pada kedalaman h dari suatu bidang
acuan: (Washudi, 2016)
𝑃 = 𝑃0 + 𝜌𝑔ℎ ......(2)
P = tekanan hidrostatis,
g = gravitasi (𝑚/𝑠 2 )
9
1. Tekanan kandung kemih
Tekanan kandung kemih bervariasi dengan jangkauan yang cukup
besar. Tekanan itu nol ketika kandung kemih kosong dan naik sampai
kira-kira 25 mmHg ketika kandung kemih mancapai kapasitas normalnya
sekitar 500 𝑐𝑚3 .
Refleks mikturisi dipicu oleh tekanan kandung kemih kira-kira 25
mmHg. Refleks ini merangsang rasa ingin kencing, dan selanjutnya
kontraksi otot disekitar kandung kemih yang dpat menaikkan tekanan
kandung kemih sampai 110 mmHg, sehingga menonjolkan rasa ingin
kencing.
10
pembengkakkan kelenjer prostat, dapat memaksa tekanan sampai 70
mmHg. Makin besar hambatan saluran, makin besar perbedaan tekanan
yang diperlukan untuk menimbulkan laju aliran yang sama.
2. Tekanan Serebrospina
11
kematian. Ketika hidrosepalus diketahui secara dini, tekanan dan
pengaruhnya dapat diminimalkan dengan pembedahan.
3. Tekanan Gastrointensial
12
Gambar 4. Sistem pencernaan manusia.
(http://gratisptk.blogspot.com/2018/11/ptk-biologi-imlementasi-metode.html,
diakses 5 Oktober 2019 )
13
Gambar 5. Makan dan pemberian obat dapat dilakukan tabung nasogastrik.
(http://gratisptk.blogspot.com/2018/11/ptk-biologi-imlementasi-metode.html,
diakses 5 Oktober 2019 )
D. Prinsip Pascal
Salah satu prinsip pascal adalah tekanan total pada dasar kolam
adalah jumlah tekanan yang disebabkan oleh berat air ditambah dengan
tekanan atmosfer. Menurut asas pascal tekanan atmosfer diteruskan ke dasar
kolam.
14
Tekanan karena berat atmosfer bumi dilakukan pada semua benda
termasuk tubuh manusia. Tubuh kita dapat menahan tekanan yang begitu
besar, karena sel-sel hidup mempertahankan tekanan internal yang mendekati
sama dengan tekanan eksternal, sedikit lebih besar daripada tekanan atmosfer
eksternal. (Sumardi, 2008)
(a) (b)
E. Prinsip Archimedes
15
karena setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda-beda. (Luh Ari
Anjarsari, 2015)
Contoh hukum Archimedes yaitu batu terasa lebih ringan ketika berada
di dalam air dibandingkan ketika berada di udara. Berat di dalam air
sesungguhnya tetap, tetapi air melakukan gaya yang arahnya ke atas. Hal ini
menyebabkan berat batu akan berkurang, sehingga batu terasa lebih ringan.
dengan:
16
FA= gaya tekan ke atas (N)
BAB III
PENUTUP
17
A. Kesimpulan
Zat yang tersebar di alam dibedakan dalam tiga keadaan (fase), yaitu fase
padat, cair, dan gas. Beberapa perbedaan diantara ketiganya adalah fase
padat, zat mempertahankan bentuk dan ukuran yang tetap, meskipun suatu
gaya yang besar dikerjakan pada benda tersebut. Fase cair dan gas memiliki
karakter tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap, maka keduanya
mempunyai kemampuan untuk mengalir dengan demikian keduanya disebut
fluida. Fluida adalah zat alir, yaitu zat yang dalam keadaan biasa dapat
mengalir.
Tekanan merupakan konsep yang paling utama dalam fluida. Tekanan
didefinisikan sebagai gaya yang diberikan per satuan luas, adapun contoh
tekanan dalam tubuh manusia yaitu: tekanan pada kandung kemih, tekanan
serebrospina, dan tekanan gastrointestinal.
Kemudian hukum yang menjelaskan sifat fluida yang mampu
memindahkan tekanan dari satu titik ke titik lain di dalam fluida adalah
hukum pascal. Pada prinsip Archimedes, sebuah benda akan mengapung
dalam fluida jika massa jenis suatu benda lebih kecil daripada massa jenis zat
cair. Massa jenis merupakan salah satu sifat dari suatu zat karena setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda-beda.
B. Saran
Kepada pembaca, hanya ini yang dpat penulis rangkum, agar lebih
memperluas pengetahuan dan memperdalam pemahaman bagi pembaca,
maka penulis menyarankan agar pembaca dapat mencari sumber bacaan lain
yang relevan dengan pembahasan makalah ini dan teruslah menggali ilmu
pengetahuan dengan selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anjarsari, Luh Ari dkk. (2015). Desain Dan Realisasi Alat Ukur Massa Jenis Zat
Cair Berdasarkan Hukum Archimedes Menggunakan Sensor Fotodioda,
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika, Vol.03, No. 02.
http://gratisptk.blogspot.com/2018/11/ptk-biologi-imlementasi-metode.html
[diakses 5 Oktober 2019]
Kanginan, Marthen. (2006) Fisika 2 untuk SMA/MA kelas XI, Jakarta: Erlangga.
https://obatibuhamildanmenyusui.com/cara-agar-tidak-kencing-terus-saat-hamil/
[diakses 5 Oktober 2019]
19
Makalah
BIOFISIKA
Tentang
PERSAMAAN BERNOULLI DAN PERSAMAAN BERNOULLI PADA
DARAH
Oleh :
Diah Anshari
1714080053
Dosen Pembimbing :
20
PROGRAM STUDI TADRIS IPA FISIKA B
PADANG
1941 H/2019 M
21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam tubuh manusia darah mengalir keseluruh bagian tubuh secara terus
menerus untuk menjamin suplai zat-zat Nutrisi dan oksigen agar organ-organ
tubuh dapat berfungsi dengan baik. Darah adalah cairan yang terdiri dari plasma
(cairan bening) dan sel-sel darah (sel darah merah, sel darah putih dan sel
pembeku darah).
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
22
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persamaan Bernoulli
1 2
gh v konstan
2 (1)
Atau
1 2 1
p1 v1 gh1 p2 v22 gh2
2 2 (2)
23
B. Persamaan Bernoulli pada aliran darah
Pada darah yang mengalir seperti fluida dinamis, telah dijabarkan bahwa
aliran fluida tidak kental, konstan, tak termampatkan, dan tunak. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa debit darah (Q) yang mengalir dengan kecepatan
v dalam sistem peredaran darah manusia melewati pembuluh darah
berpenampang A adalah konstan. Pada aliran darah berlangsung sifat kontinuitas
fluida yang dapat dituliskan dalam persamaan berikut.
Q = Av = konstan (3)
1. Viskositas Fluida
24
Istilah viskositas digunakan untuk gesekan dalam suatu fluida yang
mencegah fluida itu mengalir secara bebas, yang merupakan gaya gesekan
antara lapisan-lapisan fluida yang berdekatan selama lapisan-lapisan itu
bergerak satu sama lain. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena
adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).
Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara
molekul.
Sifat viskositas ini juga dimiliki oleh darah. Darah yang lebih cair
biasanya lebih mudah mengalir. Semakin kental maka gaya tarik yang
dibutuhkan juga makin besar. Dalam hal ini, gaya tarik (F) berbanding
lurus dengan koofisien kekentalan (η). Gaya tarik juga bergantung pada
luas penmpang A, kecepatan darah mengalir v, dan jarak l.
Persamaannya :
v
F A (4)
l
Dimana :
F = gaya tarik
l= jarak (m)
A= luas penampang
25
20 1,0 x 10-3
60 0,65 x 10-3
Darah
(keseluruhan) 37 4,0 x 10-3
b. Kadar protein plasma: bila kadarnya naik maka viskositas naik dan
sebaliknya.
Bila diameter pembuluh darah kurang dari 1,5 mm, maka viskositas
darah turun. Hal ini dikenal sebagai Fahreus-Lindquist effect. Di dalam
26
pembuluh darah kecil dimana darah mengalir lambat, maka kecepatan
dan diameter bekerja saling berlawanan.
2. Hukum Poiseuille
Keterangan :
R = jari-jari pipa/tabung
27
Darah sebagai fluida riil mempunyai viskositas, sehingga ketika
mengalir dalam pembuluh darah, laju setiap bagian darah berbeda-beda.
Lapisan darah yang berada tengah-tengah bergerak lebih cepat, dan
semakin lambat menuju dinding pembuluh, hingga tak bergerak pada
bagian yang menempel dengan dinding pembuluh. Gambar 2
menunjukkan perbedaan laju aliran fluida pada pipa. Lohat (2009) agar
laju aliran setiap bagian fluida sama, maka perlu ada perbedaan tekanan
pada kedua ujung pipa atau tabung apapun yang dilalui fluida. Selain
membantu suatu fluida riil mengalir dengan lancar, perbedaan tekanan
juga bisa membuat fluida bisa mengalir pada pipa yang ketinggiannya
berbeda. Persamaan laju aliran volume fluida dalam tabung dapat
dinyatakan berikut ini.
V R 4 p1 p2 V
Q Debit
t 8 L t
(5)
R 4 p p2
Q 1 persamaan poiseuille
8 L
keterangan :
Q = Debit
η = koefisien viskositas
L = panjang pipa
p1 p2
= gradien tekanan (aliran fluida selalu menuju arah
L
tekanan)
28
Berdasarkan Persamaan (5) , tampak bahwa laju aliran volume
fluida atau debit aliran (Q) sebanding dengan pangkat empat jari-jari
p p2
tabung (R4), gradien tekanan 1 dan berbanding terbalik dengan
L
viskositas (η). Jika jari-jari tabung ditambahkan (koofisien viskositas dan
gradien tekanan tetap), maka debit fluida meningkat 16 kali. Pada jarum
suntik juga digunakan persamaan ini. Debit fluida sebanding dengan jari-
jari tabung, maka jari-jari jarum suntik atau jari-jari pipa perlu
diperhitungkan terhadapa gaya tekan ibu jari saat menyuntik.
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
30
31
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Dwiria. 2018. Sifat Fisis Aliran Darah Manusia. Makalah. Pontianak
Universitas Tanjung Pura.
32
MAKALAH BIOFISIKA
Tentang
ALIRAN LAMINER PADA FLUIDA
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Dosen Pembimbing:
Dr. Milya Sari,M.Si
33
PADANG
1441 H / 2019 M
34
Kata pengantar
Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha esa yang telah
memberi rahmat dan karunia-nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “fluida dalam system biofisika”.
Dalam penulisan makalah ini kami mendapat banyak ilmu yang berguna,
bagi diri sendiri dan pembaca untuk kedepannya.
Pemakalah
35
36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aliran laminer adalah aliran kelancaran arus cairan atau gas.ini
berbeda dengan aliran turbulen, dimana tersusun melingkar, berbentuk
pusaran, arus melintas, dan gangguan lainnya muncul dalam sungai.
Perbedaan antara keduannyajenis gerakan dapat menjadi penting, karena
meraka menghasilkan prilaku yang sangat berbeda dari cairan dan gas.
Berbagai taktik dapat menggunakan untuk mendorong pengembangan
pola aliran laminer, atau untuk membuat turbulensi apabila hal ini yang
dikehendak.
Faktor yang mempengaruhi aliran laminer dan turbulen adalah
bilangan reynolds. Dalam mekanika fluida, bilangan reynolds adalah
rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskon yang mengkuantifikasikan
hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran.
Aliran cairan laminer dan terbentuknya, misalnya di pembuluh
darah sempit makhluk hidup, kapiler tanamanan dan dalam kondisi yang
sebanding, dengan cairan yang sangat kental (bahan bakar minyak
melalui pipa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aliran laminer
2. Bagaimana sifat aliran pipa
3. Bagaimana aliran laminer pada makhluk hidup
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian aliran laminer
2. Untuk mengetahui sifat aliran laminer
3. Untuk mengetahui aliran laminer dalam makhluk hidup
37
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aliran laminer
aliran dimana partikel- partikel aliran bergerak secara teratur
membentuk garis lintasan yang kontinyu dan tidak saling berpotongan.
Terjadi apabila kekentalan besar atau aliran sangat lambat.
38
yang bersifat aliran fluida. Aliran laminer adalah aliran fluida tanpa arus
turbulent (pusaran air). Laminer adalah ciri dari arus yang berkecepatan
rendah, dan partikel sedimen dalam zona aliran berpindah dengan
mengelinding (rolling) ataupun terangkat (saltation).
Pengaduk jenis (a), (b), (c) Hellical- ribbon, (d) semi- spiral.
NRc= (
NRc >2100 (laminer)
Aliran laminer biasanya membutuhkan pengaduk yang ukurannya
hampir sebesar tangki itu sendiri. Hal ini disebabkan karena aliran
laminer tidak memindahkan momentum sebaik aliran turbulen (walas,
1988).
Pada prinsipnya besar aliran fluida dapat diukur melalui :
1. Kecepatan (velocity)
2. Berat (massa)
3. Luas bidang yang dilaluinya
4. Volumenya
39
Aliran laminer dengan aliran fluida yang bergerak dalam lapisan-
lapisan, atau lamina- lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar.
Dalam aliran laminer visosin berfungsi untuk meredam kecendrungan
terjadinya gerak relatif antara lapisan.
kerugian.
40
pelat data dapat laminer atau turbulen, tergantung pada nilai bilangan
reynolds harus kurang dari kira-kira 2100 sedangkan untuk aliran turbulen
yaitu lebih besar dari kira- kira 4000.
Jenis aliran yang terjadi dalam fluida dalam saluran adalah penting
dalam masalah dinamika fluida dan selanjutnya mempengaruhi
perpindahan panas dan massa dalam sistem fluida. Angka reynolds yang
tidak berdimensi adalah parameter penting dalam persamaan yang
menggambarkan apakah kondisi aliran yang berkembang sepenuhnya
mengarah pada aliran laminer atau turbulen. Angka reynolds adalah rasio
41
gaya inersia terhadap gaya geser fluida: seberapa cepat fluida bergerak
relatif terhadap seberapa kentalnya, terlepas dari skala sistem fluida.
Aliran laminer umumnya terjadi ketika cairan bergerak lambat atau cairan
sangat.
Re = = =
Dimana:
v= (
42
4. Hambatan aliran laminer
43
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aliran laminer adalah aliran kelancaran arus cairan atau gas.ini
berbeda dengan aliran turbulen, dimana tersusun melingkar, berbentuk
pusaran, arus melintas, dan gangguan lainnya muncul dalam sungai.
Perbedaan antara keduannyajenis gerakan dapat menjadi penting, karena
meraka menghasilkan prilaku yang sangat berbeda dari cairan dan gas.
Fluida dapat menunjukkan aliran laminer seperti udara. Dalam
tabung dan pipa, rangkaian lingkaran konsentris efektif dapat dibuat.
Lingkaran ditengah bergerak sangat cepat, mengarah aliran fluida dalam
pipa, sedangkan fluida pada sisi hampir tidak bergerak sama sekali.
B. Saran
44
DAFTAR PUSTAKA
45
Makalah
BIOFISIKA
Tentang
FLUIDA PADA BURUNG
Oleh :
Afifah
1714080062
Dosen Pembimbing :
Dr. Milya Sari,M.Si
46
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu fluida ?
2. Jelaskan penerapan fluida pada burung terbang?
3. Bagaimana burung bisa terbang ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui hukum hukum yang terdapat pada burung terbang
2. Mengetahui prinsip burung terbang
47
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fluida
Fluida adalah sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut
zat alir. Fluida adalah yang dapat digolongkan dalam dua macam yaitu
fluida statis (hidrostatis) yang mempelajari tentang fluida yang tak
bergerak dan fluida dinamis (hidrodinamis) mempelajari tentangg fluida
bergerak. Kata fluida mencakup fluida cair, air dan gas karena kedua zat
ini mengalir, dan juga bisa digolongkan tidak mengalir.
1. Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak
bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak
da perbedaan kcepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel partikel fluida tersebut bergerak
dengan kecepatan sehingga tidak memliki gaya geser.
2. Fluida dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair,gas) yang
bergerak. Untuk memudahkan dalam mempelajari fase benda
yang bergerak atau fluida dalam keadaan bergerak contohnya
pada burung terbang.
B. Penerapan fluida pada burung
Fluida pada burung dapat dijelaskan dengan menerapkan hukum
Bernaouli. Bentuk umum sayap burung terbang tanpak seperti gambar
dibawah ini. Pada bagian sayap burung tidak ada pemampatan garis arus,
tetapi pada bagian atas terdapat penampatan garis arus. Udara dibagian
atas bergerak lebih cepat dari bagian bawah sayap burung.
48
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang yang memiliki bulu
dan sayap. Burung ada yang dapat terbang dan juga tidak. Mengapa demikian ?
Pada artikel ini kita akan membahas sedikit alasan mengapa burung dapat
terbang, khususnya dalam ilmu fisika.
Agar sebuah benda bisa terbang, tekanan udara yang berada di atas
permukaan benda tersebut harus lebih kecil dari pada bagin bawah. Jika
diperhatikan airfoil yang dimiliki oleh burung, kita bisa melihat bahwa telanan di
bagian atasnya lebih kecil di banding di bawahnya. semakin cepat gerakan
burung maka akan semakin tinggi terbangnya. Cara untuk mempercepat
gerakannya adalah dengan mengepakkan sayapnya lebih cepat.
49
Dari persamaan yang berlaku untuk kasus fluida dinamis tersebut kita
mendapatkan prinsip-prinsip penting mengenai hubungan antara tekanan fluida
dengan kecepatan aliran fluida, yakni :
Bentuk sayap burung didesain sedemikian rupa oleh Sang Pencipta agar
bisa mengambil keuntungan dari prinsip di atas. Bentuknya yang aerodinamis
memungkinkan aliran fluida (dalam hal ini udara atau angin) di bagian atas lebih
tinggi daripada aliran fluida di bagian bawah. Hasilnya, tekanan udara di bagian
bawah sayap akan lebih besar dibanding tekanan udara di bagian atas sayap.
Burung pun akan terangkat ke atas karena sayapnya.
50
sayapnya secara bersamaan, mereka baru bisa terbang. Sayapnya berbentuk
melengkung, seperti sendok terbalik. Bentuk ini membuat burung bisa terbang ke
atas, ke bawah, dan membantu burung tetap bisa di udara. Bulu burung juga
berpengaruh dalam hal ini agar gaya angkatnya semakin besar. Burung juga tidak
harus mengepakkan sayap mereka untuk terbang. Setelah mereka berada di atas,
mereka bisa meluncur dengan mudah. Burung hanya butuh mengepakkan sayap
sekali-kali saja. Berbeda jenis burung, bisa jadi cara terbangnya juga berbeda.
51
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada bagian sayap burung tidak ada pemampatan garis arus, tetapi pada bagian
atas terdapat penampatan garis arus. Udara dibagian atas bergerak lebih cepat dari
bagian bawah sayap burung. kin rendah kecepaatan aliran fluida, tekanannya
akan semakin tinggi”
Bentuk sayap burung didesain sedemikian rupa oleh Sang Pencipta agar
bisa mengambil keuntungan dari prinsip di atas. Bentuknya yang aerodinamis
memungkinkan aliran fluida (dalam hal ini udara atau angin) di bagian atas lebih
tinggi daripada aliran fluida di bagian bawah. Hasilnya, tekanan udara di bagian
bawah sayap akan lebih besar dibanding tekanan udara di bagian atas sayap.
Burung pun akan terangkat ke atas karena sayapnya.
B. Saran
Dalam makalah ini pemakalah meminta ma’af jika ada kesalahan dalam
pembuatan baik itu isi mauapn tata cara penyusunan makalah. Disaran kepada
teman teman agar dapat melestarikan citptaan allah. Dan menjaganya agar tidak
punah
52
Daftar Perpustaka
53
Makalah Biofisika
Tentang
Disusun Oleh:
Wetri Yesmoneca
1714080063
Dosen Pembimbing:
54
JURUSAN TADRIS IPA (FISIKA) B
1441 H / 2019 M
Gambar 1: aliran fluida melalui sebuah pipa yang garis tengahnya bervariasi
Dimana:
55
△ℓ1 : jarak perpidahan (jarak tempuh) fluida
△ t: waktu
△𝑚1 𝜌1 △1 △ℓ1
= = 𝜌1 A1v1………………………………...pers.1.1
△t △𝑡
△𝑚1 △𝑚1
= …………………………….pers.1.2
△t △𝑡
Dan
𝜌1 A1v1 = 𝝆2A2v2…………………………….....pers.1.3
Dengan:
56
karena A1 lebih besar daripada A2, maka V2 lebih besar daripada
V1. (Sumardi, Rosada: 2008)
57
a. Habitat ikan sumpit/pemanah
Ikan yang memiliki nama latin Toxotes Jaculatrix ini memiliki
Bentuk tubuh yang dari ujung moncong hingga punggung hampir
lurus. Warna ikan ini adalah putih keperakan dengan punggung
memiliki garis-garis hitam, biasanya terdiri dari lima sampai tujuh
garis. Ikan ini memiliki mulut yang kecil dengan bentuk protractile,
yaitu rahang bawah menonjol ke depan sehingga memudahkan nya
menerima mangsa yang sudah jatuh dari atas permukaan air dan
kemudian memakannya.
b. Pertahanan hidup ikan sumpit/pemanah
Urutan proses ikan sumpit memangsa target adalah sebagai
berikut:
1) Air dimasukkan ke dalam mulut dan disimpan di dekat insang
2) Air yang berada di dalam mulut, kemudian diluncurkan
dengan menekan insang
3) Air akan mengalir melewati saluran di rongga mulutnya
4) Lidah ikan yang berfungsi sebagai katup akan melesatkan air
dengan kuat menuju target
5) Mangsa yang terkena semburan akan jatuh dan masuk ke
dalam mulut ikan sumpit
58
hidup bagi ikan sumpit dalam mencari makanan yang berada di luar
permukaan air.
59
Di tahun 1930 an C.B. Vanniel melakuka eksperimen yang
menunjukan bahwa oksigen yang dievolusikan selama fotosintesis
beasal dari air, bukan karbon dioksida seperti yang diyakini
sebelumnya. Di tahun 1940 an, sebuah isotop radioaktif khusu dari
karbon, digunakan untuk melacak co2 yang dilabeli dengan karbon
isotopik tersebut. Di akhir tahun 1940 an, Melvin Calvin dan
kelompoknya memanfaatkan karbon untuk memecahkan mekanisme-
mekanisme yang terlibat dalam konfersi CO2 menjadi karbohidrat
(siklus Calvin-Benson). (Fried dan Hademenos, 2005:73)
60
tepatnya di bagian kloroplas. Kloroplas mengandung klorofil yaitu
pigmen hijau yang terdapat di daun pada tumbuhan.
3. Reaksi-reaksi fotosintesis
61
Menurut Ardra (2019), Fotosintesis yang dilakukan oleh
tumbuhan, berlangsung dalam dua tahap yaitu reaksi terang dan
reaksi gelap. Gambar berikut dapat memberikan penjelasan
mengenai dua reaksi tersebut.
62
Fotosistem 1
Fotosistem II
63
stomata pada siang hari, tumbuhan gurun tidak akan kehabisan
cadangan air. (https://biologi sel: 2013)
64
keadaan dasar kekeadaan tereksitasi. Apabila pigmen kembali
menyerap cahaya maka electron akan kembali jatuh kekeadaan
dasar dan melepaskan kembali energy dalam bentuk panas dan
cahaya (fluoresensi).
65
66
Kesimpulan
A1v1 = A2v2
persamaan tersebut berarti bahwa saat luas bidang penampang besar, maka
kecepatan aliran akan rendah, dan bila luas bidang penampang kecil, maka
kecepatan aliran akan tinggi.
2. contoh persamaan kontinuitas pada makhluk hidup yaitu dapat kita lihat pada
Ikan Sumpit/Pemanah. Ikan sumpit memiliki mulut yang kecil, mulut pada
ikan sumpit ini berperan sebagai luas penampang. Dengan ukuran mulut
yang kecil membuat air yang tersimpan di dalam mulut ikan tersebut
memiliki aliran yang besar, sehingga mangsa yang terkena semburan air dari
mulutnya akan jatuh dan ikan tersebut akan langsung memangsanya. Dengan
demikian, hal ini menjadi salah satu bentuk pertahanan hidup bagi ikan
sumpit dalam mencari makanan yang berada di atas permukaan air.
3. Fotosintesis adalah proses mengubah energi cahaya matahari menjadi energi
kimia kemudian menyimpannya dalam bentuk glukosa (gula dan
karbohidrat). Fotosintesis hanya tejadi pada tumbuhan yang mengandung
klorofil (zat hijau daun). Reaksi keseluruhan yang terlibat dalam proses
fotosintesis adalah:
6C02 + 6H2O + (Cahaya Matahari) C6H12 + 6O2
67
Fotosintesis berlansung dalam 2 tahap, yaitu reaksi Terang dan Reaksi Gelap.
Reaksi terang terjadi di grana, proses fotosintesis pada reaksi terang ini
tergantung atau memerlukan cahaya matahari, hasil dari reaksi terang berupa
ATP dan NADPH. Sedangkan reaksi gelap, adalah proses fotosintesis yang
terjadi pada bagian stroma kloroplas pada daun. Reaksi ini disebut reaksi
gelap, karena dalam prosesnya tidak bergantung atau tidak memerlukan
cahaya matahari. Reaksi ini berlansung dengan bantuan ATP dan NADPH
yang dihasilkan dari reaksi terang. Hasil dari reaksi gelap adalah molekul
karbon yang berenergi tinggi seperti, glukosa, frukosa, an amilum.
4. Jika ditinjau dari ilmu fisika, maka sangat jelas bahwa fotosintesis
berhubungan dengan ilmu fisika. Dimana dalam proses fotosintesis ini
memerlukan cahaya matahari, cahaya di sini berupa energi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Pada proses fotosintesis energi radiasi sinar
matahari ditangkap oleh klorofil dan diubah menjadi energi kimia. Di sini
berlaku hukum kekekalan energy, yaitu energy tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan, tetapi energy hanya bisa dirubah dari satu bentuk energy ke
bentuk lainnya.
68
DAFTAR PUSTAKA
69