Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ENDANG ALDILLA

NIM : 1714080061
C. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR
Kepala sekolah sebagai supervisor berarti kepala sekolah mampu meneliti,
mencari dan menentukan syarat-syarat mana yang diperlukan bagi kemajuan
sekolah sehingga tujuan pendidikan disekolah tercapai dengan maksimal.
Pelaksanaan supervisi merupakan tugas kepala sekolah untuk melakukan
pengawasan terhadap guru-guru dan pegawai sekolahnya. Kegiatan ini juga
mencakup penelitian, penentuan berbagai kebijakan yang diperlukan, pemberian
jalan keluar bagi masalah yang dihadapi oleh seluruh pegawai. 1
Kegiatan supervisi ini beraneka ragam, mulai dari meneliti gedung sekolah
hingga pengadaan tenaga-tenaga profesional dalam sekolahnya. Kepala sekolah
berhak menentukan bagian-bagian mana saja dari gedung sekolah yang harus
direnovasi dan bagian mana saja yang perlu ditambah atau dibangun kembali,
bagaimana kebersihan lingkungan,apakah perlu penambahan pohon, apakah perlu
penambahan lapangan olahraga,apakah kantin sekolah menyediakan jajanan yang
memenuhi standar kesehatan,dll. selain itu kepala sekolah juga harus
menyediakan sarana dan prasarana bagi pengembangan sekolah, seperti
penambahan laboratorium, alat-alat peraga, menyediakan tenaga pengajar andal
yang mampu mengajar dengan baik, dan mengusahakan berbagai cara untuk
mempertinggi semangat bekerja diantara para pegawainya, dan masih banyak lagi.
Semua itu berfungsi meningkatkan perkembangan sekolah yang dipimpinnya.
Semua kegiatan supervisi tersebut kepala sekolah melibatkan para stafnya
sehingga seluruh kegiatan supervisi dapat dilaksanakan dan berjalan dengan
lancar. Beberapa prinsip yang digunakan dalam mengadakan kegiatan supervisi
adalah :
1. Seorang supervisor hendaknya bersifat konstrutif dan kreatif sehingga
menimbulkan dorongan untuk semangat bekerja bagi para pegawai yang dinilai.

1
Suryobroto, B, Drs., Manajemen Pendidikan Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta,
2010
2. Seorang supervisor hendaknya bersifat sederhana, realistis dan informal dalam
pelaksanaannya.
3. Seorang supervisor harus bersifat objektif, tidak mencari kesalahan, tidak bersifat
otoriter, dan mementingkan hubungan profesional, bukan berdasarkan hubungan
pribadi, kedudukan dan pangkat pribadi.
4. Seorang supervisor bersifat preventif, yaitu mencegah timbulnya hal-hal yang
berakibat buruk.
5. Seorang supervisor bersifat korektif, yaitu memperbaiki penyimpangan-
penyimpangan dalam kegiatan organisasi sekolah.
6. Seorang supervisor bersifat kooperatif, yaitu menemui penyimpangan yang ada,
dan berusaha memperbaikinya secara bersama-sama.
7. Dan seorang supervisor harus memperhatikan kemampuan para anggota
organisasi sehingga dapat menjalankan tugas dengan baik. ( Ngalim Purwanto,
117 ).

Semua prinsip diatas sangat berperan dalam tercapainya pengembangan


sekolah. Namun tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai jika tidak didukung
oleh kemampuan kepala sekolah yang bersangkutan dalam melakukan tugas
supervisi, dukungan faktor lingkungan masyarakat sekolah, kecakapan para
pegawai yang ada, serta kemampuan guru dalam memberikan pelajaran.
Pengarahan-pengarahan yang diberikan kepala sekolah kepada guru yaitu :
a. Pembinaan kurikulum sekolah
Pembinaan kurikulum sekolah harus diperhatikan dalam kegiatan supervisi
yang dilakukan oleh kepala sekolah karena seluruh kegiatan dilakukan
berdasarkan kurikulum sekolah. Pembinaan kurikulum harus diupayakan agar
tidak tertinggal zaman serta memenuhi tuntutan seluruh organisasi dan
masyarakat. Guru ditugaskan sebagai koordinator bidang kurikulum sekolah dan
harus memiliki kecakapan dan kemampuan yang memadai dibawah pengawasan
kepala sekolah.
Kepala sekolah sebagai supervisor bertugas untuk membimbing guru
dalam menentukan bahan ajar sehingga dapat meningkatkan potensi siswa,
memilih metode yang digunakan dalam proses belajar, menyelenggarakan rapat
dewan guru, dan mengadakan kunjungan antar kelas.

b. Pembagian tugas kepada guru


Sebelum membagikan tugas-tugas kepada guru, kepala sekolah terlebih
dahulu harus mengetahui jumlah guru yang akan memberikan pelajara disekolah,
apakah perlu ditambah, apakah memerlukan guru-guru honorer. Pembagian ini
dapat dilakukan dengan cara penempatan guru dikelas. Sistem guru kelas ini
adalah menempatkan satu orang guru untuk seluruh mata pelajaran . kelemahan
dalam menggunakan sistem ini adalah menimbulkan kejenuhan bagi guru karena
hanya bertatap muka dengan siswa yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Suryobroto, B, Drs., Manajemen Pendidikan Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta,
2010
Burhanuddin. Yusak, administrasi pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 1998

Anda mungkin juga menyukai