Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH FISIKA INTI

TENTANG
PELURUHAN ALFA, BETA DAN GAMMA

OLEH :
KELOPOK 2
ELA RANIYATI : 1714080042
DINA ENGGRAINI : 1714080043
RISKA ALDANIA : 1714080058
AFIFAH : 1714080062
RAHMI HAYATI : 1714080076
SINDI AFRILIANI ANJLINA : 1714080080
JEFRI CANDRA : 1614080088

Dosen Pembimbing
Sylivina Tebriani, S.Si, M.Si.

JURUSAN TADRIS IPA FISIKA B


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
1441 H/ 2020 M
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Radioaktivitas merupakan pemancaran spontan partikel-partikel radioaktif
oleh inti-inti atom yang tidak stabil. Radioaktivitas ditemukan pertama kali oleh
Henri Becquerel. Radioaktivitas ini digolongkan menjadi unsur-unsur radioaktif
dan partikel-partikel radioaktif. Unsur radioaktif adalah unsur-unsur yang
memancarkan partikel-partikel radioaktif secara spontan. Dalam setiap proses
peluruhan akan dipancarkan radiasi. Bila ketidakstabilan inti disebabkan karena
komposisi jumlah proton dan neutronnya yang tidak seimbang, maka inti tersebut
akan berubah dengan memancarkan radiasi alfa (α) atau radiasi beta (β).
Sedangkan bila ketidakstabilannya disebabkan karena tingkat energinya yang tidak
berada pada keadaan dasar, maka akan berubah dengan memancarkan radiasi
gamma (γ).
Terdapat tiga jenis peluruhan radioaktif secara spontan yaitu peluruhan alfa
(α), peluruhan beta (β), dan peluruhan gamma (γ). Jenis peluruhan atau jenis
radiasi yang dipancarkan dari suatu proses peluruhan ditentukan dari posisi inti
atom yang tidak stabil tersebut dalam diagram N-Z. Jika jumlah proton lebih besar
dari jumlah netron (N < P), maka gaya elektrostatis akan lebih besar dari gaya inti,
hal ini akan menyebabkan inti atom berada dalam keadan tidak stabil. Jika jumlah
netron sama dengan jumlah protonnya (N = P) akan membuat inti berada dalam
keadaan stabil.
Untuk lebih memahami tentang alfa, beta dan gamma yang erat kaitannya
dengan peristiwa radioaktivitas. Berikut akan dikaji tentang peluruhan Alfa,
peluruhan Beta dan Peluruhan Gamma dengan lebih mendalam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan peluruhan alfa ?
2. Apa yang dimaksud dengan peluruhan beta ?
3. Apa yang dimaksud dengan peluruhan gamma ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan peluruhan alfa
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan peluruhan beta
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan peluruhan gamma
BAB II

PEBAHASAN

A. Peluruhan Alfa
1. Pengertian Partikel Alfa
Pada tahun 1896, Becquerel telah menentukan gejala radioaktivitas pada
bahan radioaktif alam.Curie dan Rutherford menemukan bahan pemancar radiasi
alfa. Strukrur nuklir pada peluruhan alfa ini mempresentasi keadaan inti atau
disebut juga sebagai partikel alfa.
Partikel alfa adalah inti helium yang dipancarkan oleh suatu inti yang tidak
stabil. Partikel alfa pada dasarnya terdiri dari 2 proton dan 2 neutron atau identik
dengan inti helium. Partikel ini sangat masif dan bernergi tinggi serta dipancarkan
dari inti isotop radioaktif yang memiliki rasio neutron terhadap proton yang terlalu
rendah. Oleh karena itu lambang partikel α sama dengan 42He lambang inti helium
atau terkadang ditulis 42a. Partikel α bermuatan positif (+2e), dan ketika bergerak
diudara akan menimbulkaan ionisasi yang cukup besar dan paling besar
dibandingkan partikel βdan γ . Bahkan partikel α dituliskan dalam bentuk
persamaan reaksi inti sebagai berikut:

A
A 4 4
X→ →Y + 2¿ He+ 2¿ Q ¿ ¿
Z Z

Reaksi tersebut menunjukkan bahwa inti X meluruh menjadi inti Y


dengan memancarkan partikel α dan membebaskan energi sebesar Q.

2. Karakteristik partikel alfa


Karakteristik partikel alfa dapat dijelaskan beberapa hal yaitu Bahwa kecepatan
gerak partikel alfa berkisar antara 0,o54 c hingga 0,07 c. Karena massa partikel
alfa cukup besar, yaitu 4µ, maka:
a. Daya jangkau partikel alfa
Berdasarkan hasil eksperimen diketahui bahwa kecepatan gerak partikel
alfa berkisar antara 0,054 c hingga 0,07 c. Karena massa partikel alfa cukup
besar, yaitu 4µ, maka jangkauan partikel alfa sangat pendek. Partikel alfa cukup
dengan energi paling tinggi, jangkauannya diudara hanya beberapa cm.
Sedangkan dalam bahan hanyabeberapa mikron. Partikel alfa yang dipancarkan
oleh sumber radioaktif memiliki energi tunggal (mono- energetic). Bertambah
tebalnya bahan hanya akan mengurangi energi partikel alfa yang melintas,
tetapi tidak megurangi jumlah partikel alfa itu sendiri. Pengujian jejak partikel
alfa dengan kamar kabut wilson, menunjukkan bahwa sebagian besar partikel
alfa memiliki jangkauan yang sama didalam gas dan bergerak dengan jejak
lurus. Jangkauan partikel alfa biasanya diukur diudara pada suhu 0 C dan
tekanan 70 mmHg dan dapat didekati dengan persamaan sebagai berikut:

d (mc) = 0,56Xe (meV) E<4 MeV


d (cm) = 1,24xE (MeV) -2,62 4 < E < 8 MeV

Sedangkanjangkauannya dalam medium ¿) selain udara didefenisikan


dengan pendekatan persamaan Bragg- kleeman sebagai berikut:

−4
3,3 x 10 √ AM
dm = d
ρm
n1 A1 +n 2 A2
dengan √ A m =
n1 √ A1 +n 2 √ A 2

Dengan :

ρm = adalah massa jenis medium (gr/cm 3)


N I = fraksi atom dari unsur i
N i = berat atom unsur i
a. Daya ionisasi
Makanisme utama hilangnya energi partikel alfa adalah melalui
ionisasi dan eksitas. Dalam udara partikel alfa rata- rata kehilangan energi
sebesar 3,5 eV untuk menghasilkan pasangan ion (p, e). Sementara eksitas
terjadi ketika energi yang ditrasfer ke elektron atom medium, tidak cukup
untuk melepaskan elektron dari pengaruh ikatan inti.
Partikel alfa bergerak cukup pelan karena massanya yang relatif besar.
Karena muatannya juga besar (2e), maka ionisasi spesifik sangat tinggi.
Ionisasi sepisifik adalah banyaknya pasangan ion yang berbentuk per satuan
panjang lintasan. Pasangan ion yang tebentuk dalam orde puluhan ribu
pasangan ion per centimeter lintasan di udara.

Ionisasi spesifik (I) dirumuskan:

I s= ∑ pasangan ion =
ka
( pasangan ion/ cm)
jangkauan a(cm) w.d

800

400

2 4 6

Energi partikel alfa (MeV)

Gambar 1 kurva bragg untuk ionisasi spesifik partikel alfa di udara.


Ka = energi partikel alfa (Ev),

W = energi yang diperlukan untuk membentuk 1 pasang ion diudara 35eV/


pasangan Energi

3. Peluruh partikel alfa


Peluruh alfa adalah emisi partikel alfa ( inti helium) yang dapat dituliskan
sebagai 42He atau 42a . ketika sebuah inti tak stabil mengeluarkan sebuah partikel
alfa maka nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang empat.
Peluruhan alfa dapat ditulis sebagai berikut:

A
X → A →Y + 42¿ 42a ¿
Z Z

Peluruh alfa ini diasumsikan dua netron dan dua proton yang berada dalaminti
yang membentuk partikel alfa. Dua proton dan dua neutron ini bergerak trus di
dalam inti, yang kadang- kadang bergabung dan terkadang terpisah. Didalam inti
partikel alfa terikat oleh gaya inti yang sangat kuat. Tetapi jika partikel alfa inti
bergerak lebih jauh dari jari- jari inti ia akan segera merasakan tolakan gaya
Coulomb.

Jenis peluruhan seperti ini dapat membebaskan energi, karena inti hasil
peluruhan terikat lebih erat daripada inti semula. Energi yang terbebaskan dan
muncul sebagai energi kinetik partikel alfa dan inti anak, dapat dihitung dari massa
semua inti yang terlibat menurut persamaan di bawah ini:

Q= ⌊ m¿ c 2
tabel jangkauan energy waktu paruh & konstanta peluruhan dari pengemisi partikel α
dapat dilahat pada tabel berikut:

Nuclide Mean range, Cm Alfa Half- life Disintegration


of standard air disentergration constant,
energy, MeV Sec−1
Th
232
2.49 4.06 1.39 x 1010y 1.58x 10−18
Ra226 ( Ra) 3.30 4.86 1.62 x 103y 1.36 x 10−11
228
Th (RdTh) 3.98 5.52 1.9 y 1.16 x 10−8
Em222 ( Rn) 4.05 5.59 3.83 d 2.10 x 10−6

Po218 (RaA) 4.66 6.11 3.05 m 3.78 x 10−3


Po
216
(Tha) 5.64 6. 90 0,16 s 4.33

Th214 (RaC) 6.91 7.83 1.64 x 10−4s 4.23 x 103


Po212 (ThC ) 8.57 8.95 3.0 x 10−7 s 2.31 x 106

Dari tabel diatas waktu paruh bervariasi dari 1.39 x 1010 tahun pada nuklida yang
berumur paling lama sampai 3.0 x 10−7 detik pada nuklida yang berumur paling
pendek, konstanta peluruhan bervariasi dari 1.58 x 103/dt s.d 2.31x 103/dt, dengan
kata lainkonstanta peluruh bervariasi sangatbesar dengan sedikit beda energy,
dimana:

 Nuklida berumur panjan memancarkan partikelalfaberenergi kecil.


 Nuklidaberumur pendek memancarkan partikel alfa berenergi terbesar.

Hal ini sesuai dengan hukum Geiger- Nuttal:


v −k(r −r )
Λ= e
2R

Dengan:

K = √ ¿ ¿(V b - K a /2

Dimana :

V b = Tinggi maksimum penghalang atau merupakanenergi coulumb


partikel alfa pada permukaan inti atom yang besarnya

V b = 2 (Z-2)e 2/4 π ε 0R, dan R= 2 (Z-2)e 2 /¿4 π ε 0 K a .

4. Manfaat partikel alfa


Partikel alfa ini menghasilkan ionisasi, dimana ionisasi ini dapat digunakan
dalam bidang biologi yaitu dapat menggantikan sel- sel yang rusak secara total.
Partikel alfa tersebut ditembakkan pada inti suatu atom maka akan menghasilkan
radioisotope ( yang lebih dansering digunakan untuk menembak adalah neutron).
Adapun muatan positif dari partikel alfa sangat berguna dalam
industri,misalnya:
a. Radium-226 dapat digunakan untuk pengobatan kanker, yaknidengan
memasukan jumlah kecil radium ke daerah yang terkena tumor.
b. Polonium-210 berfungsi sebagai alat static eliminator dari paper mills
di pabrik kertas dan industri lainnya.
c. Beberapa Detektor asap memanfaatkan emisi alfa dari americium-241
untuk membantu menghasilkan arus listrik sehingga mampu
membunyikan alaram saat kebakaran.
5. Interaksi zarah alfa dengan bahan
Sinar alfa tidak lain adalah inti atom helium (2He4 ), bermuatan 2 e dan
bermassa 4 sma. Sinar  dapat menghitamkam film. Jejak partikel dalam bahan
radioaktif berupa sinar lurus, dimana radiasi sinar  mempunyai daya tembus
terlemah dibandingkan dengan sinar  dan sinar . Radiasi sinar ini mempunyai
jangkauan beberapa cm di udara dan di sekitar 10-2mm dan logam tipis, selain itu
radiasi sinar ini mempunyai daya ionisasi paling kuat. Sinar  dibelokkan oleh
medan magnetic, dimana berdasarkan percobaan dalam medan magnet dan medan
lintrik dapat ditentukan kecepatan dan muatan sinar , yakni kecepatannya
berharga antara 0,054 c dengan c = kecepatan cahaya dalam vakum.

Interaksi radiasi dengan materi melibatkan suatu pemindahan energi dari


radiasi ke dalam materi. Diasumsikan materi terdiri atas inti-inti atom dan elektron-
elektron ekstra nuklir. Daya tembus radiasi pada materi bergantung pada jenis energi
radiasi dan sifat medium materi Di udara energi partikel alfa yang terbesar hanya
mampu menembus beberapa sentimeter saja Karena massa dan muatan partikel alfa
cukup besar, maka gerak partikel alfa cukup lambat sehingga pengionan spesifik
partikel alfa sangat tinggi, yaitu mencapai orde puluhan ribu pasangan ion per cm
Ionisasi partikel alfa terdiri atas ionisasi primer dan sekunder. Ionisasi primer 30%,
dan sisanya merupakan ionisasi sekunder, yaitu ionisasi yang ditimbulkan oleh
elektron-elektron yang ditumbuk oleh partikel datang. Pemindahan energi dari
partikel bermuatan ke materi berlangsung melalui tumbukan tak elastis dengan
elektron-elektron terluar dari atom-atom materi Akibat dari tumbukan tak elastis
tersebut terjadi ionisasi, yaitu terbentuk pasangan elektron bebas dan ion positip
(pengion) Misal, di udara energi untuk pembentukan pasangan 35,0 eV. Gerak
partikel bermuatan di dalam bahan, mengalami interaksi dengan materi dengan tiga
macam cara :

a. Tumbukan dengan atom secara keseluruhan


b. Tumbukan dengan electron
c. Tumbukan dengan inti atom dengan memancarkan foton
6. Spektrum zarah Alfa
(Mostavan, 1999:62) Energi dan jangkauan partikel α dari suatu nuklida radio
aktif pada awalnya sama namun kenyataannya tidak setelah dipelajari dengan
chould chamber danmagnetic spectografh dapat ditunjukkan seperti ThC memiliki
dua group energi yang lebih besaratau disebut sebagai Long Range Particle bahkan
lebih dari dua yaitu 9,492 sebanyak 40 partikel,10,422 MeV sebanyak 20 Partikel
dan 10,543 MeV sebanyak 170 partikel untuk tiap juta partikelThC. Begitu juga
dengan RaC. Pada tahun tersebut Rosenblum dengan defleksi magnetiknya
menemukkan bahwa partikel α normal yang dipancarkan nuklida radioaktif jatuh
pada beberapadaerah dengan kecepatan grup yang berdekatan. Beberapa
komponen daerah yang berdekatandari sinar α tadi dikatakan membentuk struktur
yang benar (fine struktur). Sehingga dapatdiketahui bahwa beberapa sumber
radioaktif alami memiliki spektrum yang berbeda-beda.Spektrum partikel alfa
terdiri dari tiga hal yaitu:
a. Spektrum terdiri dari single group atau lintas contoh Rn dan RnA yang
membentukstruktur yang benar( fine structure).
b. Spektrum terdiri dari grup utama dan grup yang berenergi besar (long-Range
Particle)
c. Spektrum terdiri dari dua atau lebih ciri khas, daerah dekat / closely spaced(V
dan E) memiliki intensitas sama atau sedikit beda(rare-earth alpha emitters).
7. Peluruhan Alpha (Alpha Decay)
Inti-inti radioaktif secara spontan menjadi inti turunan yang kadang-kadang
memancarkan partikel α. Pada umumnya diikuti pula dengan peluruhan radiasi gamma.
Radiasi alpha mempunyai spektrum energi yang diskrit. Radioisotop yang memancarkan
radiasi alpha maka nomor massa akan berkurang 4 dan nomor atomnya berkurang 2,
sehingga radiasi alpha disamakan dengan pembentukan inti Helium yang bermuatan +2 (
4
He 2 ). Berdasarkan hukum kekekalan jumlah muatan dan nucleon maka peluruhan partikel
α memenuhi hubungan yang dapat dinyatakan sebagai berikut: X adalah unsur induk dan
Y adalah unsur turunan. Contoh peluruhan α terjadi pada peluruhan Plutonium: Energi
yang dilepaskan pada saat peluruhan, disebut energi disintegrasi atau energi peluruhan
yaitu: Q = (m x -m Y -m α )c 2 Fraksi Energi Peluruhan KY = energi kinetik inti (inti
anak) Kα = energi kinetik partikel α Pada gambar dibawah ini merupakan gambar
spektrum energi peluruhan alpha yang berbentuk diskrit.

Gambar 2. Spektrum energi peluruhan alfa

B. Peluruhan Beta
1. Karakteristik Beta
Sinar beta, baik elektron atau positron, keduanya termasuk kelompok partikel
ringan bermuatan. Besar massa diam dan muatan elektriknya juga sama, hanya
tandanya saja yang berlawanan. Jejak partikel beta ini berbelok-belok. Energi rata-
rata elektron ini (1/3) K max , sedangkan untuk positron 0,4 K max . Perumusan
matematis yang menunjukkan hubungan antara jangkauan d t dan energi
maksimum K m (MeV) adalah sebagai berikut :
d t (mg/cm 2) = 412 K 1,265−0,0954∈(K
m
m )
untuk 0,01 ≤ K m ≤ 2,5 MeV
d t (mg/cm 2) = 530 K m −¿ 106 untuk K m ¿ 2,5 MeV
Adapun karakteristik beta yaitu :

a. Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif yang identik


dengan elektron
b. Sinar beta bermassa sangat kecil
c. Memiliki daya tembus yang jauh lebih besar dari pada sinar alfa
d. Bermuatan listrik negatif, sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke
arah kutub positif
e. Dapat mengionisasi atom-atom yang dilewatinya tapi tidak sekuat daya
ionisasi alfa
f. Dapat menembus lembaran aluminium tipis
g. Di dalam bahan radioaktif, lintasan sinar beta berbelok-belok karena
hamburan elektron dalam atom
h. Mekanisme hilangnya partikel beta sama dengan mekanisme pada
partikel alfa, yaitu diserap bahan yang dilewati untuk proses ionisasi.

Contoh :

Berapakah jangkauan linier partikel beta (dalam cm) dengan energi maksimum 2,86
MeV yang dipancarkan dari inti Mn56
25 yang melewati aluminium

Jawab :

d t = 530 x 2,86 −¿106 = 1410 mg/cm 2 = 1,41 g/cm2


dt 1,41 g/cm
2
d= = = 0,52 cm
ρ Al 2,7 gr /cm3

2. Peluruhan beta
Dalam peluruhan beta, sebuah proton berubah menjadi inti atau sebaliknya.
Jadi Z dan N masing-masing berubah satu satuan, tetapi jumlah nomor massa (A)
tidak berubah. Pada peluruhan beta, yang paling utama adalah sebuah netron
meluruh menjadi sebuah proton dan sebuah elektron.
n→p+e

ketika proses peluruhan ini pertama kali di pelajari, partikel yang dipancarkan
disebut partikel beta, kemudian baru diketahui bahwa partikel itu adalah elektron.
Elektron yang dipancarkan pada peluruhan beta bukanlah elektron kulit atom dan
juga bukan elektron yang semula berada dalam inti. Tetapi elektron ini diciptakan
oleh inti dari energi yang ada.

Pada peluruhan beta inti anak mempunyai jumlah nukleon yang sama dengan
inti induk, tetapi nomor atomnya berbeda 1. Sebuah inti yang meluruh secara
spontan dengan memancarkan sebuah elektron (baik yang positif maupun negatif)
dikatakan mengalami peluruhan beta. Energi partikel beta dalam peluruhan
umumnya kurang dari 1 MeV sehingga elektron dengan energi 20 MeV tidak
dapat berada di dalam inti dan diemisikan sebagai radiasi yang disebut sinar beta.

Pada kasus pemancaran sebuah elektron, peluruhan beta disebut sebagai


peluruhan beta minus, sementara pada pemancaran positron disebut sebagai
peluruhan beta plus. Peluruhan negatron, perubahan neutron menjadi proton
dengan pemancaran elektron negatif/negatron. Peluruhan positron disebabkan
karena ini terlalu mengandung banyak proton sehingga untuk mencapai kestabilan
proton di transformasikan menjadi neutron disertai pemancaran beta positif.

3. Neutrino
Neutrino adalah suatu partikel dasar. Neutrino mempunyai spin 1/2 dan oleh
sebab itu merupakan fermion. Massanya sangat kecil, walaupun eksperimen yang
terbaru menunjukkan bahwa massanya ternyata tidak sama dengan nol. Neutrino
hanya berinteraksi lewat interaksi lemah dan gravitasi, tak satu pun lewat interaksi
kuat atau interaksi elektromagnetik. Neutrino tercipta sebagai hasil dari beberapa
jenis peluruhan radioaktif tertentu atau sebagai karena reaksi nuklir seperti yang
terjadi di Matahari, pada reaktor nuklir, atau ketika sinar kosmik membentur
sekelompok atom. Terdapat tiga jenis (atau “cita rasa)” dari neutrino:
a. neutrino elektron
b. neutrino muon
c. neutrino tauon (atau tau neutrino)

Masing-masing jenis juga memiliki antipartikel yang sesuai, yang disebut


antineutrino. Elektron neutrino (atau antineutrino) dihasilkan ketika suatu proton
berubah menjadi neutron (atau suatu neutron menjadi proton), yaitu dua bentuk
dari peluruhan beta. Interaksi yang melibatkan neutrino dimediasi melalui proses
interaksi lemah. Karena dalam proses interaksi lemah penampang nuklir sangat
kecil, neutrino dapat melewati materi nyaris tanpa halangan. Untuk neutrino-
neutrino tipikal yang dihasilkan di dalam Matahari (dengan energi beberapa MeV)
diperlukan kira-kira satu tahun cahaya (~1016m) timbal untuk memblok setengah
dari jumlahnya.

1) Sejarah
Neutrino pertama kali dipostulatkan pada Desember, 1930 oleh
Wolfgang Pauli untuk menjelaskan spektrum energi dari peluruhan beta, yaitu
peluruhan sebuah netron menjadi sebuah proton dan sebuah elektron. Pauli
berteori bahwa sebuah partikel yang tak terdeteksi menjadi penyebab
perbedaan antara energi dan momentum sudut dari partikel-partikel di awal
dan di akhir peluruhan. Karena sifat “hantunya”, deteksi eksperimental
pertama dari neutrino harus menunggu hingga 25 tahun sejak pertama kali
didiskusikan.
Pada 1956, Clyde Cowan, Frederick Reines, F. B. Harrison, H. W.
Kruse, dan A. D. McGuire mempublikasikan artikel “Detection of the Free
Neutrino: a Confirmation” dalam jurnal Science (lihat percobaan neutrino),
sebuah hasil yang diganjar dengan Hadiah Nobel 1995.
2) Percobaan Neutrino
yang merupakan partikel sub-atomik diklaim oleh para ilmuwan pusat
penelitian nuklir CERN, berdasarkan penelitian terbaru di Jenewa, bahwa
neutrino bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya, sehingga dengan temuan
ini mendobrak hukum fisika yang telah mapan selama lebih dari 100 tahun,
Einstein dengan teori relativitasnya pernah berkata bila suatu saat nanti
ditemukan satu partikel baru yang mampu melebihi kecepatan cahaya maka
teori relativitasnya otomatis gugur.
Percobaan neutrino dilakukan dengan jarak 730 km antara sumber di
Jenewa dan Detektor yang terletak di Laboratorium bawah tanah di Italia.
Dario Autiro Peneliti CNRS, Ahli Fisika Partikel mengatakan : “Di jarak
tersebut kami menemukan bahwa Neutrino lebih cepat 60 nanodetik atau
seper 60 miliar detik lebih cepat dari waktu yang dihabiskan cahaya untuk
menempuh jarak yang sama. Dalam hitungan jarak mereka lebih maju 20
meter di jarak 730 km”.
Para peneliti CERN telah menguji teori ini sejak tahun 2008,
penemuan awalnya adalah di bulan Maret dan mereka mengetesnya selama
enam bulan hasilnya sangat konsisten sehingga mereka memutuskan untuk
menyerahkannya ke Komunitas Internasional.
C. Peluruhan Gamma
1. Karakteristik Gamma
Sinar gama adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang
diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya
seperti penghancuran elektron-positron. Sinar gama membentuk spektrum
elektromagnetik energi-tertinggi. Mereka sering kali didefinisikan bermulai dari
energi 10 keV/ 2,42 EHz/ 124 pm, meskipun radiasi elektromagnetik dari sekitar
10 keV sampai beberapa ratus keV juga dapat menunjuk kepada sinar X keras.
Penting untuk diingat bahwa tidak ada perbedaan fisikal antara sinar gama dan
sinar X dari energi yang sama—mereka adalah dua nama untuk radiasi
elektromagnetik yang sama, sama seperti sinar matahari dan sinar bulan adalah
dua nama untuk cahaya tampak. Namun, gama dibedakan dengan sinar X dari
sumber mereka. Sinar gama adalah istilah untuk radiasi elektromagnetik energi-
tinggi yang diproduksi oleh transisi energi karena percepatan elektron. Karena
beberapa transisi elektron memungkinkan untuk memiliki energi lebih tinggi dari
beberapa transisi nuklir, ada tumpang-tindih antara apa yang kita sebut sinar gama
energi rendah dan sinar-X energi tinggi.
Sinar gama merupakan sebuah bentuk radiasi mengionisasi; mereka lebih
menembus dari radiasi alfa atau beta (keduanya bukan radiasi elektromagnetik),
tetapi kurang mengionisasi. Perlindungan untuk sinar γ membutuhkan banyak
massa. Bahan yang digunakan untuk perisai harus diperhitungkan bahwa sinar
gama diserap lebih banyak oleh bahan dengan nomor atom tinggi dan kepadatan
tinggi. Juga, semakin tinggi energi sinar gama, makin tebal perisai yang
dibutuhkan. Bahan untuk menahan sinar gama biasanya diilustrasikan dengan
ketebalan yang dibutuhkan untuk mengurangi intensitas dari sinar gama
setengahnya. Misalnya, sinar gama yang membutuhkan 1 cm (0,4 inci) "lead"
untuk mengurangi intensitasnya sebesar 50% juga akan mengurangi setengah
intensitasnya dengan konkrit 6 cm (2,4 inci) atau debut paketan 9 cm (3,6 inci).

Sinar gama dari fallout nuklir kemungkinan akan menyebabkan jumlah


kematian terbesar dalam penggunaan senjata nuklir dalam sebuah perang nuklir.
Sebuah perlindungan fallout yang efektif akan mengurangi terkenanya manusia
1000 kali. Sinar gama memang kurang mengionisasi dari sinar alfa atau beta.
Namun, mengurangi bahaya terhadap manusia membutuhkan perlindungan yang
lebih tebal. Mereka menghasilkan kerusakan yang mirip dengan yang disebabkan
oleh sinarX, seperti terbakar, kanker, dan mutasi genetika. Dalam hal ionisasi, radi
asi gama berinteraksi dengan bahan melalui tiga proses utama efek fotoelektrik, pe
nyebaran Compton, dan produksi pasangan.

2. Peluruh Sinal Gamma


Sinar gamma merupakan elombang elektromagnetik, serupakan sinar X tetapi
sinar gamma memiliki panjang geombang yang lebh pendek dibandingkan dengan
sinar X. Kita tidak dapat bisa membedakan sifat-sifat sinar X dengan siar gamma.
Kita mengunakan dua istilah yang berbeda hanya untuk membedakan sumber
radiasi keduanya. Radiasi sinar gamma berasal dari inti sedangkan radiasi sinar X
berasal dari transisi antara level energi elektron. Sinar gamma berhubungan
dengan transisi level enegi nuklir. Sinar gamma menyertai perubahan radioaktif
intiyaitu pada proses peluruhan partikel alfa dan partikel beta.

a. Proses Peluruhan Sinar Gamma


Setelah peluruhan alfa dan beta, inti biasanya dalam keadaan
tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar (stabil)
dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal
dengan sinar gamma (γ). Dalam proses pemancaran ini, baik nomor atom atau
nomor massa inti tidak berubah.

( AX ) * → AAX + γ

Energi gelombang ini ditentukan oleh panjang gelombang (λ) atau


oleh frekuensinya (f) sesuai persamaan
E=hf= hc / λ (7.1)

Gambar 3. proses peluruhan gamma.

Energi tiap foton adalah beda energi antara keadaan awal dan keadaan
akhir inti, dikurangi dengan sejumlah koreksi kecil untuk energi pental inti.
Energi ini berada pada kisaran 100 KeV hingga beberapa MeV.

b. Absorbsi Sinar Gamma


Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik yang membawa
energi dalam bentuk paket-paket yang disebut foton. Jika sinar gamma masuk
ke dalam suatu bahan, juga mengahsilkan ionisasi, hanya saja ionisasi yang
dihasilkan sebagian besar melalui proses ionisasi sekunder. Jadi, sinar gamma
berinteraksi dengan materi hanya beberapa pasang ion primer saja yang
terbentuk. Ion-ion primer itu selanjutnya melakukan proses ionisasi sekunder
sehingga diperoleh pasangan ion yang lebih banyak dibandingkan yang
terbentuk pada proses ionisasi primer.
Jika berkas sinar gamma homogeny melintas melalui keeping tipis
bahan maka intensitas radiasinya akan berkurang secara eksponensial. Ketika
berkas sinar gamma dengan intensitas I menumbuk keeping yang tebalnya ∆x,
perubahan intensitas berkas saat melewati keeping tersebut sebanding dengan
ketebalan dan intensitas berkas datangnya
∆I = - µI∆x

Dimana :

µ = koefisien absorbsi
∆I = perubahan intensitas
I = Intensitas berkas
∆x = tebal keeping bahan

Jika masing-masing foton sinar gamma memiliki energy yang sama,


maka µ tidak tergantung pada x. dengan mengintegrasikan persamaan (1)
diperoleh

I = I0e-µx. (2)

Persamaan (2) memberikan informasi mengenai intensitas radiasi I


setelah intensitas awal I0 melewati ketebalan bahan yang diberikan. Intensitas
sendiri dapat dituliskan.

I - Bhf. (3)

Dimana :
B = fluks fotonsinar gamma

h = konstnta plank

f = frekuensi sina gamma

3. Interaksi Sinar Gamma dengan Materi


Ada tiga proses utama yang dapat terjadi apabila radiasi gamma melewati
bahan, yaitu efek fololistrik, hamburan Compton dan produksi pasangan. Ketiga
proses tersebut melepaskan elektron yang selanjutnya dapat mengionisasi atom-
atom lain dalam bahan. Peluang terjadinya interaksi antara radiasi gamma dengan
bahan ditentukan oleh koefisien absorbsi linier (μ). Karena penyerapan intensitas
gelombang elektromagnetik melalui tiga proses utama, maka nilai μ juga
ditentukan oleh peluang terjadinya ketiga proses tersebut, yaitu μf untuk foto
listrik, μc untuk hamburan Compton dan μpp untuk produksi pasangan Koefisien
absorbsi total (μt) dari ketiga koefisien tersebut

μt = μf + μc + μpp

Jika koefisien absorbsi dinyatakan atau maka perubahan nilainya


menunjukkan nilai perubahan terkecil dari unsur satu ke unsur lain. Interaksi sinar
gamma dengan bahan sangat berbeda dengan yang terjadi pada partikel alfa dan
partikel beta. Perbedaan ini nampak dari daya tembus sinar gamma yang jauh lebih
besar dan hukum absorbsinya. Sinar gamma yang merupakan radiasi gelombang
elektromagnetik menunjukkan karakteristik absorbsi eksponensial terhadap bahan
dan tidak mempunyai range tertentu tidak seperti yang terdapat pada partikel
partikel bermuatan. Partikel-partikel bermuatan terutama partikel berat akan
kehilangan energinya saat terjadi tumbukan dengan atom-atom elektron
bahan.Proses kehilangan energi terjadi dalam beberapa tahapan kecil dan partikel
secara teratur menjadi lambat sampai akhirnya berhenti bersama dan diserap. Akan
tetapi saat berkas sinar gamma hanya menumbuk keping penyerapan yang tipis,
maka setiap foton yang dipindahkan dari berkas akan berpindah-pindah sendiri
dalam satu kejadian.Kejadian tersebut dapat berupa peoses absorbsi sebenarnya
diman dalam hal itu foton hilang atau foton dihamburkan keluar berkas. Sifat
inilah yang menyebabkan mengapa proses absorbsinya terjadi secara
eksponensial.Tiga proses penting yang menyebabkan terjadi absorbsi sinar gamma
yaitu efek fotolistrik, hambatan Compton oleh elektron dalam atom dan
pembentukan pasang elektron dalam atom dan pembentukan pasangan elektron-
positron sebagai hasil interaksi antara sinar gamma dengan medan listrikinti atom.

Dengan mekanika kuantum, probabilitas kejadian dari setiap proses dapat


ditentukan dan biasanya dinnyatakan dalam koefisien absorbsi. Jadi koefisien
absorbsi merupakan penjumlahan koefisien absorbi masing-masing proses.
Masalahnya koefisien absorbi tidak dapat dinyatakan dalam suatu persamaan saja
atau oleh satu kurva range energi saja. Karena koefisien absorbsi setiap
prosestergantung pada energi sinar gamma yang datang dan sifat bahan yang
menyerapnya. Koefisien absorbsi sebagai fungsi nenergi dapat dinyatakan dengan:

µ(E) = τ (E) +σ (E) + K (E)

Dimana :

µ (E) = koefisien absorbsi total

τ (E) = koefisien absorbsi akibat efek foto listrik

σ (E) = koefisien absorbsi akibat efek hamburan compton

K ( E) = koefisien absorbsi akibat efek pembentukan pasangan

Pada proses fotolistrik hf dari foton yang datang ditransfer ke elektron terikat
sehingga eektron tersebut keluar dari atom dengan energi kinetic

T = hƒ- I
Dimana I adalah potensial ionisasi elektron. Elektron keluar dari penyerap
atau segera diserap kembali jika penyerapnya tebal. Untuk energi foton kecil
dibawah untuk aluminium 50keV dan 500keV untuk timbal. Efek foto listrik
memberikan kontribusi utama dalam koefesien absorbi total. Jika energi foton
naik,hamburan compton menggantikan posisi fotolistrik. Dalam hamburan
compton foton yang datang dihamburkan oleh satu elektron. foton menyimpang
dari arah gerakan awalnya dengan energi yang lebih rendah akibatnya foton
dipindahkan dari berkas sinar gamma yang datang.

Hamburan compton memberikan kontribusi yang utama pada koefisien


absorbsi total jika energi sinar gamma yang datang berkisar diantara 50 keV dan
15 keV untuk aluminium dan 0,5 MeV sampai dengan 5 MeV untuk timbal. Pada
energi sinar gamma yang cukup tinggi, absorbsi fotolistrik dan absorbsi hamburan
Compton menjadi tidak penting bila dibandingkan dengan pembentukan pasangan
elektron-positron. Pada akhir proses dalam medan coulomb inti atom, sinar gamma
dengan energy yang cukup tinggi hilang dan pasangan elektron-positron terbentuk.
Total energi pasangan sama dengan energi hf sinar gamma yang datang. Energi
kinetik T pasangan sebesar,

T = hƒ – m₀c²......(9)
Dimana :
T : energi kinetik pasangan
m₀c² : energi yang dibutuhkan untuk meloncat dari keadaan energi negatif
menuju keadaan energi positif.
hf : energi sinar gamma per foton.
Agar pembentukan pasangan elektron-positron dapat terjadi, maka hf harus
lebih besar dari 2 m₀c² atau 1,02 MeV. Pembentukan pasangan tidak akan terjadi
jika hf < 2 m₀c² karena jumlah energi ini dibutuhkan untuk mengganti energi diam
kedua partikel. Untuk energi foton > 5 Mev untuk timbal dan 15 MeV untuk
Alumunium kemungkinan terjadinya pembentukan pasangan lebih besar
disbanding hamburan Compton dan terus bertambah dengan naiknya energi sinar
gamma yang datang.
Selain tiga proses diatas, sebenarnya ada beberapa efek atau kejadian yang
juga memberikan kontribusi pada pengurangan berkas gamma. Yang paling
berpengaruh dari semua efek tambahan diatas adalah hamburan coherent oleh
seluruh atom atau molekul pada bahan yang memiliki nilai Z besar dan energi
sinar gamma datang yang kecil. Efek lainnya yaitu :
a. Efek fotolistrik nuklir, dimana pada proses tersebut foton dengan energi tinggi
mengusir netron dari inti bahan yang memiliki nomor atom (Z) besar
b. Thomson and Compton scattering oleh inti. Biasanya semua efek tambahan
diatas dalam praktek diabaikan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peluruhan Radioaktif atau biasa disebut juga Radioaktivitas adalah
pemancaran sinar radioaktif secara spontan yang dilakukan oleh inti atom yang
tidak stabil agar menjadi inti atom yang stabil. Suatu inti atom yang tidak stabil
terjadi ketika jumlah proton jauh lebih besar dari jumlah neutron. Pada keadaan
inilah gaya elektrostatis jauh lebih besar dari gaya inti sehingga ikatan atom-atom
menjadi lemah dan inti berada dalam keadaan tidak stabil. Peluruhan Radioaktif
ada 3, yaitu: peluruhan alpha, peluruhan beta dan peluruhan gamma.
Dimana peluruh alfa adalah emisi partikel alfa ( inti helium) yang dapat
dituliskan sebagai 42He atau 42a . ketika sebuah inti tak stabil mengeluarkan sebuah
partikel alfa maka nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang empat.
Peluruhan alfa dapat ditulis sebagai berikut:

A
A 4 4
X→ →Y + 2¿ 2a ¿
Z Z

Dalam peluruhan beta, sebuah proton berubah menjadi inti atau sebaliknya.
Jadi Z dan N masing-masing berubah satu satuan, tetapi jumlah nomor massa (A)
tidak berubah. Pada peluruhan beta, yang paling utama adalah sebuah netron
meluruh menjadi sebuah proton dan sebuah elektron.
n→p+e
Setelah peluruhan alfa dan beta, inti biasanya dalam keadaan tereksitasi.
Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar (stabil) dengan
memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar
gamma (γ). Dalam proses pemancaran ini, baik nomor atom atau nomor massa inti
tidak berubah.

( AX ) * → AAX + γ

B. Saran
Kepada pembaca hanya ini yang dapat penulis rangkum. Agar lebih
memperluas dan memperdalam pengetahuan bagi pembaca, maka penulis
menyarankan untuk mencari referensi/sumber lain yang relevan dengan
pembahasan makalah ini dan teruslah menggali ilmu pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Muljono. 2003. Fisika modern. Jakarta: Universitas pelita Harapan.
Beiser, Athur. 1999. Konsep Fisika Modern. Erlangga: Jakarta
Krane, Irving. 1992. Fisika modern. Jakarta: UL
Mostavan. 1999. Fisika inti, Bandung: UPL
Diktat mata kuliah pendahuluan fisika inti Mostavan, Aman. 1999. Fisika Inti. ITB:
Bandung.
Vicka tamara. Peluruhan Beta New(https://www.academia.edu/21118129/
Peluruhan_Beta_New diakses pada 21 Januari 2018
Wiyatmon, Yusman. 2009. Fisika Nuklir. Yogyakarta: pustaka pelajar.
Annisa larasati. Peluruhan Partikel Beta (https://www.slideshare.net/mobile/
thisismee3/peluruhan-partikel-beta) diakses pada 6 November 2012
Emma yuliono. Peluruhan Beta (https://id.scribd.com/doc/80507275/06-Peluruhan-
Beta)diakses pada 05 Februari 2012
https://www.scribd.com/document/76006450/Interaksi-Partikel-Alfa-Dengan-Materi
Interaksi Partikel Alfa Dengan MateriUploaded byWayan Dedi Juniawan Date
uploadeon Dec 18, 2011
http://www.basistik.com/2011/05/fisika- percobaan- hamburan- partikel alfa.html
https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-neutrino/8832
https://docplayer.info/72543478-Peluruhan-radioaktif.html
https://www.slideshare.net/Aulia20/partikel-alfa
https://id.wikipedia.org/wiki/Sinar_gama

Anda mungkin juga menyukai