Disusun oleh :
Nama : Vira Aulia Ramadhani
NPM: 4820120170
Prodi: Farmasi
Kelas: B2 Ambon
Di panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat serta kasih-Nya sehingga makalah
Peluruhan radiasi beta, radiasi alfa, dan sinar gamma ini dapat
terselesaikan dengan baik..Dengan segala upaya yang saya mililki,
saya maksimalkan kemampuan saya untuk menyusun makalah ini.
Makalah ini di buat dengan tujuan untuk melengkapi tugas Mata
Kuliah Radiofarmasi. Saya berharap semoga makalah yang telah saya
buat ini dapat diterima .Says menyadari makalah ini masih jauh dari
kata sempurna jadi saya mengucapkan mohon maaf atas kesalahan
yang di lakukan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
BAB II PEMBAHASAN...………………………………………..IV
A. Skema dan Reaksi peluruhan alfa…………...……………………
1. Energi peluruhan alfa ………………………….…………………………
2. Spektrum alfa
…………………………………………………………….
3. Teori peluruhan alfa secara kuantum………………….………………….
B. Peluruhan beta…………………….………………………………….
1. Pemancaran beta…………….…………………………………………
2. Sifat radiasi beta……...………………………………………………..
A. LATAR BELAKANG
B. Rumusan Masalah
Radiasi alfa
1. Bagaimana proses terjadinya peluruhan alfa?
2. Bagaimana energi peluruhanalfa?
3. Bagaimana spektrum dari partikel alfa yang dihasilkan dari
proses peluruhan?
Radiasi beta
1. Bagaimana peluruhan beta itu terjadi?
Sinar gamma
1. Apa pengertian dari sinar gamma ?
2. Bagaimana sejarah penemuan sinar gamma ?
3. Apa Pengaruh dari Radiasi Gamma ?
B.Tujuan
Radiasi alfa
1. Memahami konsep terjadinya peluruhanalfa.
2. Mengetahui energi peluruhanalfa.
3. Mengetahui spektrum partikel alfa yang dihasilkan dari
proses peluruhan.
4. Memahami teori peluruhan alfa secarakuantum
Radiasi beta
1. Untuk mengetahui proses terjadinya peluruhan beta (b).
2. Sinar gamma
3. Untuk mengetahui pengertian dari sinar gamma
4. Untuk mengetahui sejarah penemuan sinar gamma
5. Untuk mengetahui Pengaruh dari Radiasi Gamma
6. Untuk mengetahui cara peluruhan dari sinar gamma
7. Untuk mengetahui manfaat sinar gamma dalam kehidupan sehari –
hari
3.Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan tentang proses terjadinya peluruhan alfa,
peluruhan beta, dan sinar gamma.
BAB II
PEMBAHASAN
Peluruhan radioaktif adalah peristiwa hilangnya energi dari inti
atom yang tidak stabil dengan memancarkan radiasi dan partikel‐
partikel pengion. Peluruhan, atau hilangnya energi, ini akan
menghasilkan jenis atom lain yang stabil. Atom baru yang
dihasilkan ini dinamakan inti anak (daughter nuclide), sedangkan
atom yang meluruh dinamakan inti ibu (parent nuclide). Satuan SI
untuk peluruhan radiokatif adalah becquerel (Bq). Satu Bq
didefinisikan sebagai satu perubahan (atau peluruhan) per detik.
Karena suatu sampel bahan radioaktif berisi banyak atom,satu Bq
adalah ukuran aktivitas yang sangat kecil. Satuan radioaktivitas
yang lain adalah curie (Ci), yang pada awalnya didefinisikan
sebagai aktivitas satu gram radium murni,isotopRa‐226.
Sekarang ini satu dfinisikan sebagai aktivitas sebarang radio
nuklida yang meluruh dengan laju disintegrasi sebesar 3.7 ×
1010Bq.
Ditinjau dari jenis dan besar energinya, radiasi radiokatif
dibedakan menjadi tiga macam (yang dinamakan sesuai dengan
urutan alphabet Yunani), yaitu radiasi alfa, beta, dan gamma.
Peluruhan alfa hanya terjadi pada unsur-unsur berat saja
(dengannomoratom≥52),sedangkan dua jenis peluruhan yang lain
bisa terjadi pada semua unsur. Inti-inti yang tidak stabil kadang-
kadang memancarkan partikel alfa (pada peristiwa peluruhan
spontan) dari hasil eksperimen diketahui bahwa partikel alfa adalah
inti Helium.
Massa
inti X Mp (induk);
A
Z
Y = Md(anak) dan massa
A4
Massainti partikel
Z2
adalah Ma.
K Md M
Kd Q
MMd MMd
Q
Contoh sumber pemancar :
210
Po (E= 5,3MeV)
214
Po (E= 7,7MeV)
238
U (E= 4,13 MeV dan 4,18 MeV)
212
Bi memiliki 6 macam E
2. SpektrumAlfa
caca
4,1
h
4,1 8
3
Spektrum partikel
Me
diskrit
Me V
V
AY
AY
4
Z 4
Z
2
2
Apabila pemancaran diikuti pemancaran sinar , maka
transisi terjadi
daridasarZA X ketingkat eksitasi dariZ inti
2
A4
Y
(Efek Terobosan)
Berdasarkan mekanika klasik, tidak dapat dipahami partikel alfa
yang �
�
berenergi 4,2 MeV dapat terpancar keluar dari 23
8 yangpotensial
inti
92
Coulomb nya lebih dari 8,6 MeV. Tahun 1928, secara terpisah
Gamow, Gurney, dan Condon berhasil menjelaskan peristiwa
peluruhan dengan perhitungan mekanika kuantum. Dalam
mekanika kuantum penerowongan kuantum merupakan salah satu
fenomena berskala nano dimana sebuah partikel melanggar asas
mekanika klasik dengan menembus melanggar penghalang
potensial maupun impedansi yang lebih tinggi dari energi
kinetispartikelnya.
datang
Apabila potensial barrier berbentuk seperti pada
P ~ exp (-2)
b
Dengan 2m(V (x)E)dx
a
2m(V K )
k
h2
Menghitung P e2
b 1
ln P 2
2
2m(V(r)
2
h RR
E) dr
(intiinduk – alfa)
V 2e
(r) Ze 2 Ze2
4o r 4o r
1 1
b
2 2
2m
Ze2 2
ln P 4 r K dr
2 2
h
R o
2Ze2
ketika r = b, V = ………….(*)
K=
4
ob
1
b
2 2 2Ze 2 Ze
2m 2
ln P 4
2 2 r4 b dr
h
R o o
1 1
2mK 2 bb 2
2 2 1dr
h r
R
1 1 1 1
2mK2 1R2 R2 R2
2 b cos 1
2
h b b b
karena b >> R,
R1 1
2 1
Cos R 2
b
2 b
R12
1 1
b
2 1 1
2mK
sehingga
2 ln P R
2
2 b
h 2 b
2 Ze2
dari Pers (*)
b=
4oK
1 1 1
K = energi kinetik
(MeV) R = jari-jari
inti fm
B. Peluruhan Beta
Seperti peluruhan alfa, peluruhan beta merupakan suatu cara untuk
inti dapat merubah komposisinya supaya mencapai kemantapan yang
lebih besar atau peluruhan beta adalah peluruhan sebuah proton berubah
menjadi neutron atau sebuah neutron menjadi proton. Peluruhan beta
terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam peluruhan ini akan
dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan negatif (b-) atau
bermuatan positif (b+). Partikel b- identik dengan elektron sedangkan
partikel b+ identik dengan elektron yang bermuatan positif (positron).
Pada diagram N-Z, peluruhan b- terjadi bila nuklida tidak stabil berada di
atas kurva kestabilan sedangkan peluruhan b+ terjadi bila nuklidanya
berada di bawah kurva kestabilan. Dalam proses peluruhan b- terjadi
perubahan neutron menjadi proton di dalam inti atom sehingga proses
peluruhan ini dapat dituliskan sebagai persamaan inti berikut :
zXA →Z-1YA + â- + í
contohnya adalah:
8O15 →7Y15 + â- + í
Ada tiga jenis peluruhan b, yaitu :
1. Pemancaran negatron (b-)
2. Pemancaran positron (b+) dan
3. Tangkapan elektron (EC)
Bila suatu inti mempunyai kelebihan netron, relatif terhadap isobar
yang lebih stabil, kestabilan yang lebih besar akan dicapai dengan
perubahan satu netron menjadi proton. Pemancaran negatron atau
peluruhan negatron 1n → 1p + -1e + v
Bila suatu inti mempunyai kelebihan proton relatif terhadap isobar
yang lebih stabil, kestabilan yang lebih besar dicapai dengan pengubahan
suatu proton menjadi netron, pengubahan ini dapat dilakukan dengan
pemancaran positron (peluruhan positron) atau dengan penangkapan
elektron.
Pemancaran positron 1p → 1n + +1e + v
Bila dua inti saling berdekatan, penyusunan kembali nukleon dapat
terjadi sehingga terbentuk satu atau lebih inti baru. Proses seperti ini
disebut reaksi nuklir. Inti bermuatan positif dan gaya tolak antara
keduanya cukup besar untuk mencegah keduanya untuk berdekatan
sehingga bereaksi, kecuali jika keduanya saling mendekati dengan
kecepatan tinggi. Dalam laboratorium, orang mudah menimbulkan reaksi
nuklir dalam skala kecil yaitu dengan memakai partikel alpa yang
dipancarkan oleh radionuklida atau proton atau inti lebih berat yang
dipercepat dengan berbagai cara. Akan tetapi hanya satu reaksi nuklir
yang terbukti merupakan sumber energi yang praktis dibumi, yaitu fisi
inti tertentu bila ditumbuk oleh neutron.
Dalam reaksi nuklir sebenarnya berkaitan dengan dua langkah
terpisah. Pertama partikel datang menumbuk inti target dan keduanya
bergabung untuk membentuk inti baru yang disebut inti majemuk yang
nomor atomik dan nomor massanya merupakan penjumlahan dari nomor
atomik partikel-partikel semula dan penjumlahan nomor-nomor
massanya.
Inti majemuk tidak memiliki “ingatan” bagaimana terbentuknya,
karena nukleonnya tercampur tidak tergantung pada asalnya dan energi
yang membawanya menjadi keadaan tersebut oleh partikel datang dibagi-
bagi diantara nukleon-nukleon tersebut. Dibawah ini beberapa reaksi
yang menghasilkan inti majemuk 147N* (tanda bintang menyatakan
keadaan eksitasi; inti mjemuk biasanya tereksitasi dengan jumlah energi
sekurang-kurangnya sama dengan energi ikat partikel-partikel yang
datang)
137N + 10n ®147N* (10,5 MeV)
136N + 11H ®147N* (7,5 MeV)
126C + 21H ®147N* (10,3 MeV)
116C + 31H ®147N* (22,7 MeV)
Pembentukan dan peluruhan inti majemuk mempunyai tafsiran yang
sangat menarik berdasarkan model nuklir tetes-cairan. Menurut model
ini, inti tereksitasi memiliki keserupaan dengan tetes cairan panas dengan
energi ikat partikel yang dipancarkan bersesuaian dengan kalor
penguapan molekul cairan. Tetes cairan seperti itu pada akhirnya akan
menguapkan sebuah atau lebih molekulnya, sehingga mendinginkannya.
Proses penguapan terjadi jika fluktusi acak dalam distribusi energi dalam
tetesan menyebabkan molekul tertentu memiliki energi cukup untuk
melepaskan diri. Demikian juga, inti majemuk mempertahankan
eksitasinya, sampai suatu nukleon tertentu atau sekelompok nukleon
tertentu dalam sesaat ternyata bisa memiliki fraksi yang cukup besar dari
energi eksitasi untuk melepaskan diri dari inti tersebut.
Peluruhan beta pada hakekatnya merupakan konversi spontandari
netron nukril menjadi proton dan elektron, kesukaran tersebut dapat
diatasi dengan mengnggap bahwa elektron meninggalkan inti setelah
elekron itu tercipta. Energi elektron yang teramamati secara malar dari 0
hingga harga maksimum Kmaks = yang merupakan karakteristik
nukluidenya. Dalam setiap kasus , energi maksimumnya ialah
Emaks = m0 c2 + Kmaks
Yang dibawa oleh elektron peluruhan sama dengan energi setara dari
beda massa antara inti induk dan inti anak. Hanya saja, sangat jarang
elektron didapatkan terpancar dengan energi Kmaks .pada suatu ketika,
diduga bahwa energi yang hilang terjadi ketika tumbukan antara elektron
yang dipancarkan dan dan elektron atomik yang mengelilingi inti.
Momentum linier dan momentum sudut didapatkan tidak kekal dalam
peluruhan beta. Dalam peluruhan beta nuklide tertentu arah elektron yang
terpancar dan inti rekoil dapat diamati, ternyata arah tersebut tidak selalu
tepat berlawanan seperti yang diramalkan oleh hukum kekekalan
momentum linier. Ketakkekekalan momentum sudut diturunkan dari spin
½ dari elektron, proton dan netron. Peluruhan beta menyangkut konversi
netron nuklir menjadi proton :
n → p + e-
Karena spin masing – masing partikel yang tersangkut ialah ½ ,
reaksi tersebut tidak dapat terjadi jika spin ( jadi momentum sudutnya )
harus kekal. Dalam tahun 1930, paulimengusulkan jika sebuah partikel
bermuatan dengan massa kecil atau nol dan spin ½ dipancarkan bersama
– sama dengan elektron ketika terjadi peluruhan beta, penyimpanan
momentum linier dan momentum sudut, sehingga diduga sebagai
neutrino , membawa energi yang sama dengan selisih antara Kmaks dan
energi kinetik elektron yang sebenarnya. Kemudian ditemukan terdapat
dua neutrino yang tersangkut dalam peluruhan beta, neutrino itu sendiri ʋ
dan anti neutrino anti ʋ. Dalam peluruhan beta yang biasa neutrinolah
yang dipancarkan
n → p + e- + ʋ ( peluruhan beta )
hipotesis neutrino ternyata berhasil. Massa neutrino diduga tidak
lebih dari fraksi kecil dari massa elektron, karena Tmaks teramati sama,
sekarang massa neutrino diperkirakan sama dengan nol atau paling besar
setara dengan beberapa volt. Penyebab tak terdeteksinya neutrino secara
eksperimental ialah interaksinya denagn materi yang sangat lemah.
Neutrino yang tak bermuatan dan tak bermassa, dan tidak memiliki
sifat elektromagnetik seperti foton, dapat melalui materi yang jumlahnya
besar tak terhalang. Sebuah neutrino bisa melintasi rata – rata lebih dari
100 tahun cahaya dalam besi sebelum berinteraksi.
Elektron positif baiasanya disebut positron. Sifat positron identik
dengan elektron, kecuali muatan yang dibawanya adalah +e sebagai
pengganti –e. Pemancaran positron sebagai bersesuaian dengan konversi
proton proton nuklir menjadi neutron, positron dan neutrino.
p → n + e+ + ʋ ( pemancaran positron.)
Neutron di luar inti mengalami peluruhan beta negatif menjadi
proton karena massanya lebih besar daripada proton yang lebih ringan
tidak dapat bertransformasi menjadi neutron, kecuali didalam inti.
Pemancaran positron menghasilkan inti – anak yang nomor atomiknya
lebih rendah dari Z, sedangkan nomor massaya tak berubah. Dekat
hubungannya dengan pemancaran positron yaitu penangkapan elektron.
Dalam elektron sebuah inti menyerap sebuah orbital elektron orbitalnya,
sehingga hasilnya ialah sebuah proton nuklir menjadi sebuah neutron dan
sebuah neutrino terpancar. Jadi reaksi pokok dari penangkapan elektron
ialah P + e- → n + ʋ
Biasanya elektron diserap oleh kulit K, dan foton sinar – x terpancar,
ketika elektron atomik yang lebih luar jatuh mengisi keadaan yang
kosong. Panjang gelombang foton merupakan karakteristik dari unsur inti
– anak, bukan inti asalnya, dan proses itu dapat dikenal atas dasar itu.
Penangkapan elektron bersaing dengan pemancaran positron, karena
kedua proses itu menghasilkan transformasi nuklir yang sama.
Penangkapan elektron terjadi lebih sering daripada pemancaran positron
dalam unsur berat karena orbit elektron unsur seperti itu memiliki jari –
jari yang lebih kecil; elektron yang lebih dekat ini memungkinkan
interaksi yang lebih kuat dari intinya. Karena hampir semua inti tak
mantab dalam alam Z – nya tinggi. Peluruhan beta proton dalam inti
mengikuti skema sebagai berikut:
p → n + e+ + ʋ
karena penyerapan elektron oleh inti setara dengan pemancaran
positron, reaksi penangkapan elektron adalah :
P + e- → n + ʋ
Pada intinya antineutrino setara dengan pemancaran neutrino,
sehingga reaksi
P + ʋ → n + e+
Menyangkut proses fisis yang sama dengan peluruhan beta. Reaksi
yang kedua ini, disebut peluruhan beta balik. Dua reaksi peluruhan beta
balik
P + ύ → n + e+
n + ʋ → p + e-
mempunyai peluang yang sangat rendah, sehingga neutrino mampu
menembus sejumlah materi besar. Jumlah fluks neutrino yang sangat
besar diahsilkan dalam matahari dan bintang lain ketikaka terjadi badai
nuklir didalamnya, dan fluks ini kelihatannya dapat bergerak bebas
kesegala penjuru semesta. Beberapa persen dari energi yang dilepaskan
dalam reaksi seperti itu dibawa neitrino.
Interaksi nuklir yang kuat yang mengikat nukleon bersama untuk
membentuk inti tidak bisa menerangkan peluruhan beta. Interaksi
berjangkauan pendek yang lain ternyata bertanggung jawab untuk gejala
itu : interaksi lemah. Sejumlah struktur materi yang dipersoalkan,
peranan interaksi lemah kelihatannya terbatas pada penyebab peluruhan
beta didalam inti yang rasio neutron/proton tidak memadai untuk
menjaga kemantapan. Interaksi ini juga mempengaruhi partikel elementer
yang bukan merupakan bagian dari inti dan dapat menyebabkan
transformasi menjadi partikel lain. Nama “ interaksi lemah “ timbul
karena gaya berjangkauan pendek lain yang mempengaruhi nukleon
sangat kuat seperti yang ditunjukan oleh energi ikat yang sangat tinggi
dari inti. Interaksi gravitasional lebuh lemah dari pada interaksi lemah
pada jarak di mana yang kedua merupakan faktor penting.
Jadi ada empat interaksi pokok yang dipandang cukup untuk
mengatur struktur dan perilaku seluruh alam semesta fisis, dari atom
sampai galaksi bintang : gravitasional, elektromagnetik, nuklir kuat,
nuklir lemah.
1. Pemancaran Beta
Sebagian besar pemancar beta ini dihasilkan melalui penembakan
partikel neutron pada nuklida stabil. Oleh karena itu di dalam reaktor
nuklir didapatkan berbagai macam pemancar beta. Energi radiasi beta
bersifat kontinu. Pemancar beta sering digunakan dalam kedokteran dan
juga dalam industri untuk mengukur ketebalan materi. Pemancar beta
yang sering digunakan dalam kedokteran misalnya Sr-90, Y-90, P-32,
Re-188, sedangkan untuk industri sering digunakan Sr-90, P-32, Tl-208.
Contoh reaksi inti untuk menghasilkan pemancar beta adalah :
13Si31 + 0n1 → à + 15P32 + b-
2. Sifat Radiasi Beta
Daya ionisasinya di udara 1/100 kali dari partikel a.
Jarak jangkauannya lebih jauh daripada partikel a, di udara dapat
beberapa cm.
Kecepatan partikel b berkisar antara 1/100 hingga 99/100 kecepatan
cahaya.
Karena sangat ringan, maka partikel b mudah sekali dihamburkan jika
melewati medium.
Partikel b akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peluruhan alpha adalah jenis peluruhan radioaktif
dimana inti atom yang memancarkan partikel alpha, dan
dengan demikian mengubah (meluruh) menjadi atom dengan
nomor massa 4 dan nomor atom2.
B. SARAN
Apabila dalam penulisan dan penyusunan makalah ini ada
kesalahan, saya atas nama Vira Aulia Ramadhani selaku penyusun
makalah ini memohon untuk memberikan kritik, saran dan
masukannya yang bersifat membangun demi menuju kesempurnaan
makalah ini.
Menyadari masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu,
saya sangat mengharapkan kritik serta saran dari pembaca-pembaca
semuanya demi untuk perbaikan makalah saya yang berikutnya.
Sekian dan Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA