Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“RADIASI PENGION SINAR ALFA”

OLEH :

KELOMPOK 11

1. YENI NOPPOE 2001050045


2. MARIA O.M. NAIKTEAS 2001050032
3. YANA D. PUNUF 2001050044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya penulis mampu
menyelesaikan makalah dengan judul  Sinar Alfa . Makalah Sinar Alfa ini merupakan tugas mata
kuliah Fisika Radiasi.
Melalui makalah yang berjudul Sinar Alfa  ini yang diharapkan dapat menunjang nilai
penulis di dalam mata kuliah Fisika Radiasi. Selain itu, dengan hadirnya makalah ini dapat
memberikan informasi yang dapat menjadi pengetahuan baru bagi pembacanya.
Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................


KATA PENGANTAR ................................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................
1.3 Tujuan .......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................
3.2 Saran .........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika jumlah proton lebih besar dari jumlah netron (N < P), maka gaya elektrostatis
akan lebih besar dari gaya inti, hal ini akan menyebabkan inti atom berada dalam keadan
tidak stabil. Jika jumlah netron sama dengan jumlah protonnya (N = P) akan membuat
inti berada dalam keadaan stabil. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa inti atom paling
berat yang stabil adalah Bismuth yaitu yang mempunyai 83 proton dan 126 netron. Inti
atom yang mempunyai jumlah proton lebih besar dari 83 akan berada dalam keadaan
tidak stabil. Inti yang tidak stabil ini akan berusaha menjadi inti stabil dengan cara
melepaskan partikel bisa berupa proton murni , partikel helium yang memiliki 2 proton
atau partikel lainnya seperti ditunjukkan oleh Gambar 2. Inti atom yang tidak stabil ini
memiliki sifat dapat melakukan radiasi spontan atau mampu melakukan aktivitas radiasi
sehingga dinamakan inti radioaktif. Unsur yang inti atomnya mampu melakukan aktivitas
radiasi spontan berupa pemancaran sinar-sinar radioaktif dinamakan unsur (zat)
radioaktif. Pemancaran sinar-sinar radioaktif (berupa partikel atau gelombang
elektromagnetik) secara spontan oleh inti-inti berat yang tidak stabil menjadi inti-inti
yang stabil disebut Radioaktivitas. Inti yang memancarkan sinar radioaktif disebut inti
induk dan inti baru yang terjadi disebut inti anak.

Partikel α ialah inti atom helium yang bernomor atom 2 dan bernomor massa 4.
Jenis inti yang memancarkan radiasi α disebut inti pemancar α. Selain dipancarkan oleh
radionuklida (inti radioaktif) alam, misalnya radium, uranium dan torium, partikel α
dapat juga dipancarkan oleh radionuklida buatan. Proses pemancaran partikel α oleh inti
atom disertai perubahannya inti menjadi inti atom lain, disebut peluruhan α.

Partikel alfa sebenarnya adalah sebuah inti helium. Inti helium merupakan inti
stabil dengan nomor massa dan nomor atom yang kekal. Peluruhan alfa dapat dianggap
sebagai sebuah reaksi fisi nuklir sebab inti induk terpecah menjadi dua inti “anak”
(daughter). Peluruhan alfa adalah salah satu contoh dari efek terowongan dalam
mekanika kuantum. Tidak seperti peluruhan beta, peluruhan alfa diatur oleh gaya nuklir
kuat.

Untuk lebih memahami tentang alfa yang erat kaitannya dengan peristiwa
radioaktivitas. Berikut akan dikaji tentang peluruhan Alfa dengan lebih mendalam.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik partikel alfa?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari partikel alfa ?
3. Jelaskan dan hitunglah daya jangkauan partikel alfa di udara ?
4. Jelaskan dan hitunglah daya ionisasi partikel alfa di udara ?
5. Bagaimana konsep peluruhan alfa ?
6. Jelaskan dan hitung berapa energy pada peluruhan alfa ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui karakteristik partikel alfa


2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari partikel alfa
3. Untuk mengetahui daya jangkauan partikel alfa di udara
4. Untuk mengetahui daya ionisasi partikel alfa di udara
5. Untuk mengetahui konsep peluruhan alfa
6. Untuk mengetahui berapa energy pada peluruhan alfa
BAB II
PEMBAHASAN

1. KARAKTERISTIK PARTIKEL ALFA

2. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PARTIKEL


ALFA
Kerugian Partikel Alfa
§ Jika isotop-isotop pemancar alfa tersebut terendap secara internal (di dalam tubuh)
seperti terhirup, tertelan, atau bahkan terserap ke dalam aliran darah. Sehingga tidak ada
lagi shielding effect berupa lapisan terluar kulit mati. Ini dapat menyebabkan radiasi alfa
tersebut dihamburkan pada jaringan hidup, sehingga berakibat toksin, yakni
menimbulkan resiko kanker, khususnya setelah diketahui bahwa radiasi alfa dapat
menyebabkan kanker paru-paru ketika sumber radiasi alfa tak sengaja terhisap.

Kegunaan Partikel Alfa

© Radium-226 dapat digunakan untuk pengobatan kanker, yakni dengan


memasukkan jumlah kecil radium ke daerah yang terkena tumor.

© Polonium-210 berfungsi sebagai alat static eliminator dari paper mills di pabrik
kertas dan industri lainnya.
© Americium-241 berfungsi sebagai detektor asap memanfaatkan emisi alfa untuk
membantu menghasilkan arus listrik sehingga mampu membunyikan alarm saat
kebakaran.

3. DAYA JANGKAUAN PARTIKEL ALFA

Jangkauan partikel alfa biasanya diukur di udara pada suhu 0 C dan tekanan 70 mmHg
dan dapat didekati dengan persamaan sebagai berikut.

Sedangkan jangkauan dalam medium (dm) selain udara didefinisikan dengan pendekatan
persamaan Bragg-Kleeman sebagai berikut:

4. DAYA IONISASI PARTIKEL


ALFA
Ionisasi spesifik (Is) dirumuskan :
Ka adalah energy partikel alfa (eV) dan W adalah energy yang diperlukan untuk
membentuk 1 pasang ion di udara, 35 eV/pasang.

5. KONSEP PELURUHAN ALFA

Partikel Alfa (α) adalah bentuk radiasi partikel yang dapat menyebabkan ionisasi dan daya
tembusnya rendah. Partikel tersebut terdiri dari dua proton dan dua netron yang terikat menjadi
sebuah partikel yang identik dengan inti Helium (2He4).

Partikel alfa sebenarnya adalah sebuah inti helium. Inti helium merupakan inti stabil
dengan nomor massa dan nomor atom yang kekal. Peluruhan alfa dapat dianggap sebagai sebuah
reaksi fisi nuklir sebab inti induk terpecah menjadi dua inti "anak" (daughter).

Peluruhan alfa adalah salah satu bentuk peluruhan radioaktifdimana sebuah inti
atom berat tidak stabil melepaskan sebuahpartikel alfa dan meluruh menjadi inti yang lebih
ringan dengannomor massa empat lebih kecil dan nomor atom dua lebih kecil dari semula,
menurut reaksi:

Peluruhan alfa adalah salah satu contoh dari efek terowongan dalammekanika kuantum. Tidak
seperti peluruhan beta, peluruhan alfa diatur oleh gaya nuklir kuat.
Peluruhan alfa dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat (Z > 80).
Contoh Radium yang menjadi gas Radon karena peluruhan alfa.

Proses puluruhan alfa dapat dituliskan secara simbolik melalui reaksi inti sebagai berikut:

Contoh peluruhan partikel alfa yang terjadi di alam adalah:


238 234
1. 92U --> 90Th +α
2. 88Ra --> 86Rn + α
222 218

1. Energi partikel alfa paling rendah 7,5 MeV diperlukan untuk penetrasi lapisan pelindung
nominal pada kulit
(7 mg/cm2 atau 0,07 mm).
2. Jangkauan partikel alfa di udara 1
atm Ra = 0,56 E (E <>
Ra = 1,24 E – 2,62 (E ≥ 4 MeV)
Pada kondisi STP, setiap 1 mm udara, energi partikel alfa berkurang sebesar 60 keV.
3. Ketebalan jendela detektor menyebabkan energi partikel alfa berkurang sekitar 0,8 MeV per
mg/cm2 ketebalan jendela. Oleh karena itu detektor yang mempunyai jendela dengan tebal 3
mg/cm2(seperti pada proposional gas untuk deteksi alfa/beta dan detektor GM) tidak akan dapat
mendeteksi emisi alfa yang lebih rendah dari 3 MeV. Detektor ini mempunyai efisiensi yang
sangat rendah untuk partikel alfa yang berenergi rendah atau partikel alfa teratenuasi.
4. Detektor alfa proposional udara mempunyai energi dan respon efisiensi yang lebih tinggi dari
pada detektor proposional gas atau GM.
5. Transfer energi partikel alfa ke udara.
Partikel alfa 6 MeV memproduksi 40.000 pasangan ion per
cm. Partikel alfa 4 MeV memproduksi 55.000 pasangan ion
per cm. Karena ω udara 34 eV per pasangan ion. Maka:
a. Partikel alfa berenergi 6 MeV turun 1,18 MeV per cm udara
b. Partikel alfa berenergi 4 MeV turun 1,87 MeV per cm udara
6. Energi partikel alfa turun 0,8 MeV per mg/cm2 ketebalan kerapatan pada material
penganetuasi.
7. HVT (Half Value Thickness) = Ketebalan yang meyebabkan energi alfa tinggal setengahnya.
Sifat Radiasi Alfa
a. Daya ionisasi partikel alfa sangat besar, kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel beta dan
10.000 kali daya ionisasi sinar gamma.
b. Jarak tembusnya sangat pendek, hanya beberapa mm udara, tergantung energinya.
c. Partikel alfa akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik.
d. Kecepatan partikel alfa bervariasi antara 1/100 sampai 1/10 kecepatan cahaya

Peluruhan alfa merupakan salah satu peristiwa efek trobosan (tunneling effect),seperti
dibahas dalam mekanika kuantum.
Diasumsikan dua netron dan dua proton yang berada dalam inti membentuk partikel alfa. Dua
proton dan dua netron ini bergerak terus di dalam inti, yang kadang-kadang bergabung dan
terkadang berpisah. Di dalam inti partikel alfa terikat oleh gaya inti yang sangat kuat. Tetapi jika
partikel alfa inti bergerak lebih jauh dari jari-jari inti ia akan segera merasakan tolakan gaya
Coulomb.
Probabilitas persatuan waktu λ.bagi partikel alfa untuk muncul adalah probabilitas
menerobos potensial halang dikalikan banyaknya partikel alfa menumbuk penghalang per detik
dalam usahanya untuk keluar. Jika partkel alfa bergerak dengan laju ν di dalam sebuah inti
berjari-jari R, maka selang waktu yang dibutuhkan untuk menumbuk penghalang bolak-balik
dalam inti sebesar ν/2R. Inti berat nilai R sekitar 6 fm, maka partikel alfa menumbuk dinding inti
berat sebesar 1022 kali per detik.
Taksiran kasar probabiltas peluruhan alfa, berdasarkan mekanika kuantum adalah Energi x R
EαPartikel α
Berdasarkan data eksperimen, usia paro peluruhan alfa ada ketergantungan dengan energi
artikel alfa. Semakin besar energi partikel alfa, waktu paro nya semakin cepat dan sebaliknya.

6. ENERGI PADA PELURUHAN ALFA

Dalam peluruhan dibebaskan energi, karena inti hasil peluruhan terikat lebih erat dari pada
inti semula. Energi yang dibebaskan muncul sebagai energi kinetik partikel alfa dan energi
kinetik inti anak (inti hasil) ,

Partikel alfa pada dasarnya terdiri dari 2 proton dan 2 netron atau identik dengan inti helium.
Partikel ini sangat masif dan berenergi tinggi serta dipancarkan dari inti isotop radioaktif yang
memiliki rasio netron terhadap proton yang terlalu rendah.

84210Po----------------> 24He + 82206Pb


Pada contoh tentang peluruhan Polonium diatas dapat dilihat bahwa rasio netron terhadap
proton dari polonium adalah 1.5 : 1 . Namun setelah mengalami peluruhan dengan
menembakkan partikel alfa, maka dihasilkan unsur Pb-82 yang stabil dengan rasio netron
terhadap proton 1,51 : 1
Suatu inti yang memancarkan partikel alfa, terkadang meninggalkan keadaan eksitasi pada
inti anakan, yang kemudian menghasilkan emisi sinar gamma untuk mengembalikan inti pada
keadaan dasar (stabil). Seperti contoh yang terjadi pada tranformasi inti 226Ra menjadi 222Rn
dimana energi partikel alfa sebesar 7.77 MeV dipancarkan sehingga mengghasilkan inti 222Rn
yang stabil. dan energi partikel alfa sebesar 4,591 MeV dipancarkan dan meninggalkan keadaan
tereksitasi yang kemudian kembali ke keadaan stabil dengan sebelumnya memancarkan sinar
gamma sebesar 0.186 MeV.
Yang menjadi misteri menurut Fisika Klasik, partikel alfa tidaklah memiliki cukup energi
untuk keluar dari potensial barier inti. Hal ini diketahui setelah radius inti dapat ditentukan
melalui Eksperimen Hamburan Rutherford sehingga memungkinkan diketahuinya tinggi
potensial barier pada inti atom yang ternyata memiliki energi yang lebih tinggi dari energi
partikel alfa yang mampu diamati dalam eksperimen. Pemecahan atas masalah ini muncul dalam
mekanika kuantum yakni sebuah partikel alfa dapat terlepas dari sumur potensialnya melalui
efek terobosan kuantum.
Partikel alfa, karena memiliki muatan listrik dan massa yang relatif besar menyebabkan
partikel ini memiliki kemampuan yang sangat terbatas dalam menembus bahan dan menjadi
cepat kehilangan energi di udara. Sehelai kertas tisu bahkan kulit mati tsudah cukup tebal untuk
menyerap semua radiasi alfa yang keluar dari bahan - bahan radioaktif.
Ini mengakibatkan radiasi alfa yang berasal dari sumber - sumber di luar tubuh bukan
merupakan sebuah bahaya. Namun akan menjadi bahaya jika isotop-isotop pemancar alfa
tersebut terendap secara internal (di dalam tubuh) seperti terhirup, tertelan, atau bahkan terserap
ke dalam aliran darah. Sehingga tidak ada lagi shielding effect berupa lapisan terluar kulit mati.
Ini dapat menyebabkan radiasi alfa tersebut dihamburkan pada jaringan hidup, sehingga
berakibat toksin, yakni menimbulkan resiko kanker, khususnya setelah diketahui bahwa radiasi
alfa dapat menyebabkan kanker paru - paru ketika sumber radiasi alfa tak sengaja terhisap.
Muatan positif dari partikel alfa sangat berguna dalam industri. Misalnya, radium-226
dapat digunakan untuk pengobatan kanker, yakni dengan memasukkan jumlah kecil radium ke
daerah yang terkena tumor. Polonium-210 berfungsi sebagai alat static eliminator dari paper
mills di pabrik kertas dan industri lainnya. Beberapa Detektor asap memanfaatkan emisi alfa dari
americium-241untuk membantu menghasilkan arus listrik sehingga mampu membunyikan alarm
saat kebakaran.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

« Partikel alfa adalah bentuk radiasi partikel yang sangat menyebabkan ionisasi, dan
kemampuan penetrasinya rendah.
« Muatan positif dari partikel alfa sangat berguna dalam bidang industri serta dalam bidang
kedokteran.
« Peluruhan partikel alfa adalah salah satu bentuk peluruhan radioaktif dimana sebuah inti atom
berat tidak stabil melepaskan sebuah partikel alfa dan meluruh menjadi inti yang lebih ringan
dengan nomor massa empat lebih kecil dan nomor atom dua lebih kecil dari semula.

« Sifat Radiasi Alfa


a. Daya ionisasi partikel alfa sangat besar, kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel beta dan
10.000 kali daya ionisasi sinar gamma.
b. Jarak tembusnya sangat pendek, hanya beberapa mm udara, tergantung energinya.
c. Partikel alfa akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik.
d. Kecepatan partikel alfa bervariasi antara 1/100 sampai 1/10 kecepatan cahaya
DAFTAR PUSTAKA

http://adeikasusan.students-blog.undip.ac.id/2009/12/02/peluruhan- alfa/
http://www.dronce.com/tag/makalah+peluruhan+alfa/
http://alifasintyagatri.blogspot.com/2011/04/makalah-radioisotop.html

Anda mungkin juga menyukai