Anda di halaman 1dari 25

JENIS JENIS RADIASI NUKLIR

1. RADIASI PARTIKEL ALPHA


A. Radiasi Alpha ()
Radiasi adalah energi berupa gelombang atau aliran partikel. Ada banyak jenis
radiasi di sekitar kita. Ketika orang mendengar kata radiasi, mereka sering
memikirkan energi atom, tenaga nuklir dan radioaktivitas, namun radiasi memiliki
banyak bentuk lainnya. Suara dan cahaya tampak adalah bentuk radiasi yang tidak
asing lagi; Jenis lainnya termasuk radiasi ultraviolet (yang menghasilkan warna coklat
karena berjemur), radiasi infra merah (bentuk energi panas), dan sinyal radio dan
televisi. Gambar di bawah ini menyajikan gambaran umum spektrum elektromagnetik
(Canadian Nuclear Safety Commission (CNSC), 2012).

Gambar 3.1 Spektrum Elektromagnetik ( Reproduced By Permission Of World Nuclear


Association, London, UK.)

Penggunaan radiasi buatan manusia yang tidak terkontrol membawa potensi


risiko pada kesehatan dan keselamatan pekerja dan masyarakat. Salah satu bentuk
radiasi nuklir adalah radiasi partikel alpha. Partikel Alpha (dinamakan sesuai huruf
pertama pada abjad Yunani, ) adalah bentuk radiasi partikel yang sangat
menyebabkan ionisasi, dan kemampuan penetrasinya rendah. Partikel tersebut terdiri
dari dua buah proton dan dua buah neutron yang terikat menjadi sebuah partikel yang
identik dengan nukleus helium, dan karenanya dapat ditulis juga sebagai He2+.
Partikel Alpha dipancarkan oleh nukleida yang radioaktif seperti uranium
atau radium dalam proses yang disebut dengan peluruhan alpha. Kadang-kadang
proses ini membuat nukleus berada dalam excited state dan akan memancarkan sinar
gamma untuk membuang energi yang lebih. Setelah partikel alpha
dipancarkan, massa atom elemen yang memancarkan akan turun kira-kira sebesar
4 amu. Ini dikarenakan oleh hilangnya 4 nukleon. Nomor atom dari atom yang
bersangkutan turun 2, karena hilangnya 2 proton dari atom tersebut, menjadikannya
elemen yang baru. Contohnya adalah radium yang menjadi gas radon karena
peluruhan alpha.

Gambar 3.2 Radiasi Partikel Alfa (Royal Society Of Chemistry, Radiochemical Methods
Group, London)

Rutherford menunjukkan bahwa partikel alfa adalah inti helium bermuatan


ganda dan oleh karena itu mengandung dua proton dan dua neutron. Setelah hamburan
alfa, nukleus anak memiliki dua proton yang kurang (juga dua neutron yang kurang)
dan karena itu memindahkan dua tempat ke Tabel Periodik. Hal ini dapat terjadi dalam
rantai, contoh tipikal adalah Uranium-234 (U-234), produk peluruhan U-238,
peluruhan ini dalam 4 langkah ke Polonium-218 (Po- 218):
Reaksi peluruhan alfa:
2
4
+
Contoh peluruhan partikel Alpha yang terjadi di alam adalah:
234
238 90 +
Sifat Radiasi Alpha yang dikutip dari buku pintar nuklir adalah sebagai berikut:
1. Daya ionisasi partikel sangat besar, 100 kali daya ionisasi partikel dan
10.000 kali daya ionisasi sinar
2. Partikel akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik.
3. Kecepatan partikel bervariasi antara 1/100 hingga 1/10 kecepatan tidak
stabil.
Partikel Alpha berkisar pada energi dari 4 sampai 8 MeV, dan memiliki massa
atom yang relatif tinggi 4. Karena alasan ini, partikel alfa bergerak dalam garis lurus
melalui materi dan menyimpan energinya pada jarak pendek. Ini berarti mereka
melakukan banyak kerusakan dalam jarak dekat itu. Modus utama interaksi mereka
adalah ionisasi, menjatuhkan partikel dari atom. Namun seperti yang ditunjukkan oleh
Rutherford, dalam kasus yang jarang terjadi, mereka dapat bertabrakan dan bereaksi
dengan inti atom, yaitu reaksi nuklir.
Mudah melindungi partikel alfa karena bisa dihentikan dengan lapisan tipis
seperti kertas tisu. Namun, jika mereka tertelan atau terkena luka terbuka, sangat
berbahaya karena mereka menyimpan banyak energi dalam volume kecil yang
mengakibatkan jaringan hidup menghancurkan sel. Rentang partikel alfa 4 MeV di
udara sekitar 2,5 cm dan sekitar 14 mikron dalam jaringan, sedangkan partikel alfa 8
MeV memiliki kisaran 7 cm di udara dan 42 mikron dalam jaringan.(Royal Society of
Chemistry, Radiochemical Methods Group, London)

Gambar 3.3 Daya Tembus Partikel Alfa (Royal Society Of Chemistry, Radiochemical
Methods Group, London)
Dalam beberapa keadaan terjadi radiasi alpha + gamma yaitu sebagian besar
isotop yang meluruh oleh reaksi alfa, melakukannya pada keadaan tereksitasi nukleus
anak. Inti nukleus ini kemudian meluruh ke keadaan dasarnya dengan memancarkan
satu atau lebih sinar gamma seperti pada peluruhan beta.

Gambar 3.4 Radioktif Pemancaran Alfa Dan Gamma (Royal Society Of


Chemistry, Radiochemical Methods Group, London)

Radiobiologi Partikel Alfa


Radionuklida pemancar alpha-particle untuk terapi kanker didorong oleh sifat
fisik dan radiobiologis partikel alfa dibandingkan dengan foton dan elektron. Energi
yang tersimpan di sepanjang jalur alfa-partikel per satuan panjang jalan ditunjukkan
pada grafik di bawah. Seperti yang ditunjukkan pada grafik, endapan energi sepanjang
jalur atau transfer energi linier (LET) dari partikel alfa bisa dua sampai tiga besarnya
131
lebih besar dari LET beta- partikel yang dipancarkan oleh radionuklida seperti I,
dan 90Y.
Gambar 3.4 Grafik Jarak Partikel Alfa Pada Saat Melewati Tisu (MIRD Pamphlet No. 22 -
Radiobiology and Dosimetry of Alpha- Particle Emitters for Targeted Radionuclide
Therapy)
Salah satu studi pertama yang menunjukkan efek biologis partikel bermuatan
berat adalah oleh Raymond Zirkle pada tahun 1932. Dia memeriksa efek partikel
alpha polonium pada pembelahan sel dalam spora pakis dan menunjukkan efek
biologis yang jauh lebih besar ketika inti spora ditempatkan di puncak Bragg jalur
alfa-partikel dibandingkan dengan daerah dataran tinggi lintasan. Sebagian besar
radiobiologi partikel alfa muncul dalam serangkaian studi yang dilakukan oleh
Barendsen dan rekan kerja di tahun 1960an. Studi ini pertama kali menunjukkan fitur
iradiasi alfa-partikel yang sekarang dikenal dan diterima yang diuraikan di bagian
individu, di bawah ini. Serangkaian penelitian selanjutnya mengenai mutasi dan
inaktivasi tiga jenis sel mamalia yang berbeda yang terpapar pada ion helium, boron
atau nitrogen.
Yang mencakup nilai LET di kisaran 20 sampai 470 keV / m-1 adalah kunci
dalam mengevaluasi berbagai model biofisik yang telah diajukan untuk menjelaskan
efek LET rendah vs tinggi. Karya ini juga berperan dalam memberikan hasil
eksperimen dan analisis biofisik untuk membantu memahami hubungan RBE vs LET
yang didirikan oleh Barendsen. Analisis biofisik dalam makalah terakhir dari seri
memberikan dukungan teoritis yang menarik untuk konsep dua jenis inaktivasi seluler
yang diinduksi radiasi .: 1) bahwa karena akumulasi beberapa kejadian yang dapat
diperbaiki pada dosis rendah (yaitu, Kerusakan sub-mematikan) tapi yang memenuhi
mekanisme perbaikan seluler pada dosis tinggi. Inaktivasi jenis ini menghasilkan
kurva respons dosis linier-kuadratik karakteristik untuk radiasi LET rendah, sesuai
dengan sejumlah kecil, kira-kira 3-9, (yaitu, 100 sampai 300 eV) ionisasi dalam jarak
sekitar 3 nm yang terkait dengan Probabilitas rendah menghasilkan lesi mematikan.
Jenis inaktivasi kedua muncul karena satu kejadian mematikan untuk radiasi LET
tinggi. Dalam kasus ini, sejumlah besar ionisasi,> 10, selama jarak 3 nm
menyetorkan> 300 eV menghasilkan lesi mematikan dengan probabilitas tinggi.
Namun penting untuk diingat bahwa penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
berkas eksternal partikel alfa dimana partikel alfa kejadian pada umumnya ortogonal
ke permukaan alfa-permeabel dimana sel-sel dikultur sebagai monolayer sel yang
patuh.
Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, eksperimental, oleh Fisher et al, dan
kemudian secara teoritis oleh Humm, dkk., dan terakhir oleh Kvinnsland dkk.,
distribusi spasial pemancar alfa-partikel memiliki dampak penting pada distribusi
dosis yang diserap dan, Sejalan dengan itu, pada kemiringan kurva kelangsungan
hidup sel. Neti dan Howell baru-baru ini memberikan bukti eksperimental tentang
serapan seluler log-normal dari 210Po sitrat di antara populasi sel yang secara seragam
terpapar pada Radiokimia dan menunjukkan bahwa distribusi ini dapat mengubah
kurva kelangsungan hidup sel secara substansial. Meskipun banyak hasil yang
diperoleh dari studi balok eksterna umumnya berlaku terlepas dari distribusi alfa-
partikel, parameter spesifik seperti jumlah rata-rata traversals alfa-partikel untuk
menginduksi kejadian mematikan atau nilai D0 (Yaitu, dosis terserap yang dibutuhkan
untuk mengurangi kelangsungan hidup sel menjadi 0,37) sangat sensitif terhadap
faktor eksperimental seperti geometri sel, ketebalan / diameter inti sel, distribusi DNA
di dalam nukleus (yaitu fase Siklus sel) dan jumlah dan distribusi spasial sumber alfa-
partikel relatif terhadap inti target. Perbedaan antara DNA DSB yang disebabkan oleh
jalur LET tinggi tunggal versus kerusakan DNA yang disebabkan oleh beberapa
lintasan LET rendah diilustrasikan pada Gambar 3. Pengamatan dasar ini mendasari
hampir semua radiobiologi partikel alfa (MIRD Pamphlet No. 22 - Radiobiology and
Dosimetry of Alpha- Particle Emitters for Targeted Radionuclide Therapy)

2. RADIASI BETA
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan
berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan-l e dan
bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa
sehingga dinyatakan dengan notasi -1 0 . Energi sinar beta sangat bervariasi,
mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih
lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam udara
kering dan dapat menembus kulit.
Radiasi beta terdiri dari partikel bermuatan yang dikeluarkan dari nukleus atom
dan secara fisik Identik dengan elektron. Partikel beta umumnya memiliki muatan
negatif, sangat kecil dan bisa tembus Lebih dalam dari partikel alfa. Namun,
kebanyakan radiasi beta bisa dihentikan oleh sejumlah kecil pelindung, seperti
lembaran plastik, kaca atau logam. Bila sumber radiasi ada di luar tubuh, radiasi beta
dengan energi yang cukup bisa menembus lapisan luar tubuh kulit dan menyetorkan
energinya dalam sel kulit aktif. Namun, radiasi beta sangat terbatas dalam
kemampuannya untuk menembus ke jaringan yang lebih dalam dan organ dalam
tubuh. Zat-zat nuklir pemancar radiasi beta juga bisa berbahaya jika dibawa ke dalam
tubuh. Contoh zat nuklir yang mengalami emisi beta adalah tritium (hidrogen-3), yang
mana Meluruh ke helium-3.
Partikel Beta adalah elektron atau positron yang berenergi tinggi yang
dipancarkan oleh beberapa jenis nukleus radioaktif seperti kalium-40. Partikel beta
yang dipancarkan merupakan bentuk radiasi yang menyebabkan ionisasi, yang juga
disebut sinar beta. Produksi partikel beta disebut juga peluruhan beta. Terdapat dua
macam peluruhan beta, and +, yang masing-masing adalah elektron dan positron.
Penyinaran langsung dari partikel beta adalah berbahaya karena emisi dari pemancar
beta yang kuat bisa memanaskan atau bahkan membakar kulit. Namun masuknya
pemancar beta melalui penghirupan dari udara menjadi perhatian yang serius karena
partikel beta langsung dipancarkan ke dalam jaringan hidup sehingga bisa
menyebabkan bahaya di tingkat molekuler yang dapat mengganggu fungsi sel. Karena
partikel beta begitu kecil dan memiliki muatan yang lebih kecil daripada partikel alfa
maka partikel beta secara umum akan menembus masuk ke dalam jaringan, sehingga
terjadi kerusakan sel yang lebih parah.
Radionuklida pemancar beta terdapat di alam dan juga merupakan buatan
manusia. Seperti halnya Potassium40 dan Carbon14 yang merupakan pemancar
beta lemah yang ditemukan secara alami dalam tubuh kita. Pemancar beta digunakan
untuk medical imaging, diagnosa, dan prosedur perawatan (seperti mata dan kanker
tulang), yakni technetium-99m, phosphorus-32, and iodine-131. Stronsium-90 adalah
bahan yang paling sering digunakan untuk menghasilkan partikel beta.
Partikel beta juga digunakan dalam quality control untuk menguji ketebalan
suatu item seperti kertas yang datang melalui sebuah system of rollers. Beberapa
radiasi beta diserap ketika melewati produk. Jika produk yang dibuat terlalu tebal atau
terlalu tipis maka radiasi dengan jumlah berbeda akan diserap. Radiasi beta hanya
dapat menembus kertas tipis, dan tidak dapat menembus tubuh manusia, sehingga
pengaruhnya dapat diabaikan. Demikian pula dengan radiasi alfa, yang hanya dapat
menembus beberapa milimeter udara.
Sumber:http://ristalestari16.blogspot.co.id/2015_01_01_archive.html
Gambar 3.5 Daya Tembus Sinar Alfa, Beta dan Gamma

Terdapat dua jenis radiasi beta yaitu beta positif dan beta negatif. Beta negatif
identik dengan elektron, baik massa maupun muatan listriknya sedangkan beta positif
identik dengan positron (elektron yang bermuatan positif). Elektron mempunyai
massa yang sangat ringan bila dibandingkan dengan partikel nukleonik lainnya ( 0)
sedangkan muatannya sebesar satu muatan elementer.
Radiasi beta dipancarkan oleh zat radioaktif atau inti atom yang tidak stabil.
Ketika memancarkan radiasi beta negatif, di dalam inti atomnya terjadi transformasi
neutron menjadi proton, sebaliknya pada saat memancarkan beta positif terjadi
transformasi proton menjadi neutron.
Elektron
Radiasi elektron mempunyai sifat yang sama dengan radiasi beta negatif, yang
membedakan adalah asalnya. Partikel beta berasal dari inti atom sedangkan
elektron berasal dari atom. Radiasi elektron dapat berasal dari zat radioaktif
yang meluruh dengan cara internal conversion atau dari mesin berkas elektron
(akselerator).
Proton
Radiasi proton merupakan pancaran proton yang mempunyai massa 1 sma
(satuan massa atom) dan mempunyai muatan positif sebesar satu muatan
elementer. Radiasi proton dihasilkan dari akselerator proton.
Sifat Radiasi Beta
Daya ionisasinya di udara 1/100 kali dari partikel
Jarak jangkauannya lebih jauh daripada partikel , dapat menembus beberapa
cm di udara.
Kecepatan partikel berkisar antara 1/100 hingga 99/100 kecepatan cahaya.
Karena sangat ringan, maka partikel mudah sekali dihamburkan jika
melewati medium.
Menyebabkan kenaikan tingkat energi pada atom yang dilaluinya (pengion).
Jarak tembus beta positron hampir sama dengan beta negatron.
Partikel akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik.
Memiliki energi 0,01 MeV 3 MeV, dengan daya tembus 100 kali lebih jauh
dari sinar alfa. Partikel alfa dengan energi 1 MeV dapat menembus air 0,4 Cm.
Hubungan energi dengan jarak tembus : R = 0,543 E 0,160
R : Jarak tembus (gram/cm ) E : energi maksimum (MeV)

Peluruhan Beta
Peluruhan beta terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam peluruhan
ini akan dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan negatif ( -) atau
bermuatan positif ( +). Partikel - identik dengan electron sedangkan partikel +
identik dengan electron yang bermuatan positif atau positron. Dalam proses peluruhan
- terjadi perubahan neutron menjadi proton di dalam inti atom. Proses peluruhan ini
dapat dituliskan sebagai persamaan inti berikut.
234
90 91234 + -1 0 atau 90
234
91234 +
Sedangkan dalam proses peluruhan + terjadi perubahan proton menjadi neutron
di dalam inti atom. proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai persamaan inti
berikut
15
8 715 + +1 0 atau 815 715 +

Neutrino ( ) dan antineutrino ( ) adalah partikel yg tidak bermassa tetapi

berenergi yang selalu mengiringi peluruhan .


Terdapat 3 tipe peluruhan beta, yakni
-
1. Peluruhan beta negative ( )

Peluruhan inti induk I menjadi turunan T dapat dituliskan sebagai berikut.



+1+ 10 +
Kekekalan energi menghasilkan persamaan
(mI Z me) c2 = [ mT (Z+1) me] c2 + me c2 + Ekin T + Ekin e + E kin v
m I Z me = mT (Z+1) me + me + Q/c2
dengan Q = Ekin T + Ekin e + E kin v

maka diperoleh,
mI = mT + Q/c2
Q = (mI-mT)c2

Contoh Soal
12
Pada peluruhan 5 menjadi 126 energi peluruhannya adalah
Jawab

12
5 126 + 10 +
Q = (mb-mc)c2
mb = 12,014354 u
mc = 12,000000 u
Q = (mb-mc)c2
= (12,014354 u -12,000000 u)* 931.5 MeV
= 13,37 MeV

+
2. Peluruhan beta positif ( )

Peluruhan inti induk I menjadi turunan T dapat dituliskan sebagai berikut.



1 + +10 + v

Kekekalan energi menghasilkan persamaan


mI Z me = mT (Z-1) me + me + Q/c2
dengan Q = Ekin T + Ekin e + E kin v

mI = mT + 2 me + Q/c2
Q = ( mI - mT - 2me ) c2

3. Tangkapan elektron
Kekekalan energi menghasilkan persamaan
me + (mI Z me) = mT (Z+1) me + me + Q/c2
dengan Q = Ekin e + E kin v

maka diperoleh,
mI = mT + Q/c2
Q = ( mI mT ) c2

Aplikasi Sinar Beta dalam Kehidupan sehari-hari


Sinar beta banyak digunakan untuk mengontrol jalur produksi kertas, plastik
atau terpal baja. Partikel sinar beta akan ditembakkan pada lembaran produk
dan akan dipantau jumlah partikel yang tembus. Jika partikel sinar beta lebih
banyak tembus dari standard maka produk tersebut terlalu tipis. Sebaliknya
jika jumlah partikel beta yang mampu menembus lebih sedikit dari standard
maka lempeng produk tersebut terlalu tebal.
menentukan letak kebocoran pipa saluran minyak / cairan atau gas yang
tertimbun dalam tanah
mengukur ketebalan kertas
pancaran sinar beta Karbon C-14 dari fosil dapat digunakan untuk
memperkirakan umur fosil.

CONTOH SOAL
1. Pada saat 24 ditembakkan kepada atom 7N14 dihasilkan proton sebagaimana
reakti:
24 + 7N14 1p1 + X
Berapakah proton dan neutron atom X adalah...
Pembahasan:
Pada reaksi inti berlaku hukum kekekalan nomor atom dan nomor massa
(jumlah nomor atom pereaksi = jumlah nomor atom hasil dan jumlah nomor
massa pereaksi = jumlah nomor massa hasil) sehingga nomor atom dan nomor
massa X adalah:
24 + 7N14 1p1 + 8X17
Jumlah proton X = 8
Jumlah neutron X = 17 8 = 9

12 12
2. Hitunglah energi Pada peluruhan beta 7 menjadi 6 energi peluruhannya
adalah
Pembahasan
Q = ( mn mc - 2me ) c2
mn = u
mc = 12,000000 u
me = u
Q = (mn mc - 2me ) c2
= (u -12,000000 u - )* 931.5 MeV
= MeV

3. RADIASI GAMMA

Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel
atau gelombang. Jika suatu inti tidak stabil, maka inti mempunyai kelebihan energi.
Inti itu tidak dapat bertahan, suatu saat inti akan melepaskan kelebihan energi tersebut
dan mungkin melepaskan satu atau dua atau lebih partikel atau gelombang sekaligus.

Setiap inti yang tidak stabil akan mengeluarkan energi atau partikel radiasi yang
berbeda. Pada sebagian besar kasus, inti melepaskan energi elektromagnetik yang
disebut radiasi gamma. yang dalam banyak hal mirip dengan sinar-X. Radiasi gamma
bergerak lurus dan mampu menembus sebagian besar bahan yang dilaluinya.
Radiasi gamma mempunyai sifat yang serupa dengan sinar-X, namun radiasi
gamma berasal dari inti atom. Karena berasal dari inti atom, radiasi gamma akan
memancar secara terus-menerus, dan tidak dapat dinyalakan atau dimatikan seperti
halnya sinar-X. Radiasi gamma yang terdapat di alam terutama berasal dari bahan-
bahan raioaktif alamiah, seperti radium atau kalium radioaktif. Beberapa inti atom
yang dapat memancarkan radiasi gamma juga dapat dibuat oleh manusia.

Esensi Radiasi .

Radiasi memiliki daya tembus besar dan tidak dibelokkan oleh medan magnet.
Radiasi ini diamati oleh Paul Ulrich Villard dari Perancis pada tahun 1900. Rutherford
menyebut radiasi ini radiasi (1903). Rutherford berpendapat bahwa radiasi adalah
cahaya dengan panjang gelombang pendek seperti sinar-X. Hal ini terbukti seteleh
dilakukan pengukuran panjang gelombang radiasi melalui pengamatan hamburan
sinar oleh Kristal.
Sifat-sifat radiasi Gamma
a. Sinar dipancarkan oleh nuklida tereksitasi (isomer) dengan panjang
gelombang antara 0,005 hingga 0,5
b. Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil sehingga daya tembusnya
sangat besar bila dibandingkan daya tembus partikel atau
c. Karena tidak bermuatan, sinar tidak dibelokkan oleh medan listrik
maupun medan magnet

Gambar 3.6 Peluruhan Alfa, Beta, dan Gamma

4. RADIASI SINAR-X
Menurut spectrum energi yang dihasilkan, sinar-X dibagi menjadi dua, yaitu
sinar-X Bremsstrahlung dan sinar-X Karakteristik. Berikut ini akan dijelaksan
masing-masing proses pembentukannya.
a. Sinar-X Bremsstrahlung
Pada pesawat sinar-X, metode yang digunakan dalam proses produksi sinar-X
adalah proses yang dikenal dengan bremsstrahlung, dalam bahasa Jerman yang
berarti radiasi pengereman (braking radiation). Sinar-X yang dihasilkan oleh
adanya pengereman elektron baik secara tiba-tiba atau pun secara perlahan
dinamakan sinar-X bremsstrahlung. Elektron sebagai partikel bermuatan listrik
yang bergerak dengan kecepatan tinggi, apabila melintas mendekati inti suatu
atom, maka gaya tarik elektrostatik inti atom yang kuat dapat menyebabkan arah
gerak elektron membelok dengan tajam. Peristiwa itu menyebabkan elektron
kehilangan energinya dengan memancarkan radiasi elektromagnetik yang disebut
sebagai sinar-X bremsstrahlung. Sinar-X bremsstrahlung mempunyai spektrum

energi kontinyu yang lebar. Gambaran Spektrum sinar-X bremsstrahlung dapat


dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.7 Spektrum Sinar-X Bremsstrahlung

b. Sinar-X karakteristik
Sinar-X karakteristik disebut juga sinar-X monokromatik, sinar-X
monokromatik terbentuk melalui proses perpindahan elektron atom dari tingkat
energi yang lebih tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih rendah. Sinar-X
monokhromatik (sinar-X karakteristik) ini timbul akibat adanya proses transisi
eksitasi elektron di dalam anoda. Sinar-X ini timbul secara tumpang tindih dengan
spektrum bremstrahlung. Disamping panjang gelombangnya yang
monokhromatik, inensitas sinar-X monokhromatik ini jauh lebih besar dari pada
intensitas sinar-X bremsstrahlung. Beda energi antara tingkat orbit dalam atom
target cukup besar, sehingga radiasi yang dipancarkannya memiliki frekwensi yang
cukup besar dan berada pada daerah Sinar-X. spektrum energi dari sinar-X
karakteristik adalah diskrit.

Adapun karakteristik dari sinar-X adalah sebagai berikut:


1. Sinar-X tidak dapat dilihat oleh mata, bergerak dalam lintasan lurus, dan dapat
mempengaruhi film fotografi sama seperti cahaya tampak.
2. Sinar-X memiliki daya tembusnya lebih tinggi dari pada cahaya tampak, dan
dapat menembus tubuh manusia, kayu, dan beberapa lapis logam tebal.
3. Sinar-X apat digunakan untuk membuat gambar bayangan sebuah objek pada
film fotografi (radiograf).
4. Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik dengan energi e = hf.
5. Orde panjang gelombang sinar-X adalah 0,5-2,5Ao. (sedangkan orde panjang
gelombang untuk cahaya tampak = 6000 Ao ). Sehingga letak sinar-X dalam
diagram spektrum gelombang elektromagnet adalah antara sinar UV dan sinar
gamma.
6. Satuan panjang gelombang sinar-X sering dinyatakan dalam dua jenis satuan
yaitu angstroom (A0) dan satuan sinar-X (X Unit = XU)
7. Persamaan gelombang untuk medan listrik sinar-X yang terpolarisasi bidang

yaitu = sin 2( ) = sin( )

Manfaat sinar X sering digunakan pada bidang kesehatan. Berikut ini


adalah beberapa contoh pemanfaatan sinar x dalam bidang kesehatan adalah
berikut:
1. radiasi sinar-X untuk diagnostic
2. pemeriksaan gigi menggunakn sinar-X
3. penggunaan radiasi sinar-X untuk terapi.
4. Sinar-X berfungsi untuk photo thorax, tulang tangan,kaki dan organ tubuh
yang lainnya
Manfaat sinar-X tidak hanya pada kegiatan radiodiagnosa dan radioterapi
saja. Namun penelitian yang dilakukan oleh para pakar memunculkan
pemanfaatan sinar-X secara lebih. Misalnya pancaran sinar-X karakteristik dari
suatu bahan ternyata mampu mengenali atom-atom penyusun bahan itu, sehingga
biologis yang mengandung unsur-unsur kelumit ternyata dapat diidentifikasi
lebih lanjut dengan teknik ini. Mengingat unsur-unsur dalam tubuh manusia
seringkali sulit dianalisis dengan metode konvensional maka dapat
memanfaatkan sinar-X untuk lebih memudahkannya.

Contoh soal:
Cermati gambar percobaan penyinaran suatu lempeng logam dengan cahaya berikut:

Jika fungsi kerja logam adalah 2,1 eV dan cahaya yang disinarkan memiliki panjang
gelombang 2500 dengan konstanta Planck 6,6 x 1034 Js dan 1 eV = 1,6 x 1019
joule, tentukan:
a. energi ambang logam dalam satuan joule
b. frekuensi ambang
c. panjang gelombang maksimum yang diperlukan untuk melepas elektron dari
logam
d. panjang gelombang dari cahaya yang disinarkan dalam meter
e. frekuensi dari cahaya yang disinarkan dalam Hz
f. energi foton cahaya yang disinarkan
g. energi kinetik dari elektron yang lepas dari logam
Penyelesaian:
Skema gambar dapat terlihat seperti dibawah ini
Logam yang di dalamnya terdapat elektron-elektron disinari oleh cahaya yang
memiliki energi E. Jika energi cahaya ini cukup besar, maka energi ini akan dapat
melepaskan elektron dari logam, dengan syarat, energi cahayanya lebih besar dari
energi ambang bahan. Elektron yang lepas dari logam atau istilahnya fotoelektron
akan bergerak dan memiliki energi kinetik sebesar Ek
Hubungan energi cahaya yang disinarkan E, energi ambang bahan Wo dan
energi kinetik fotoelektron Ek adalah = 0 +
a) energi ambang logam dalam satuan joule
0 = 2.1 (1.6 1019 ) = 3.36 1019
b) frekuensi ambang
0 = 0 3.36 1019 = 6.6 1034 0
0 = 0.51 1015
c) panjang gelombang maksimum yang diperlukan untuk melepas elektron
dari logam
=
0
8
= 3 10 0.51 1015

= 5.88 107
d) panjang gelombang dari cahaya yang disinarkan dalam meter
= 2500 = 2.5 107
e) e) frekuensi dari cahaya yang disinarkan dalam Hz
8
= = 3 10 2.5 107 = 1.2 1015

f) energi cahaya yang disinarkan E = hf E = (6,6 x 1034) x 1,2 x 1015 =


7,92 x 1019 joule
= = (6.6 1034) 1.2 107 = 7.29 1019
g) genergi kinetik dari elektron yang lepas dari logam
= 0 +
7.29 1019 = 3.36 1019 +
= 7.29 1019 3.36 1019
= 4.56 1019
5. Radiasi Sinar Neutron
Pada tahun 1920, Ernest Rutherford mengkonseptualisasikan kemungkinan
keberadaan neutron. Secara khusus, Rutherford menganggap bahwa adanya
perbedaan antara jumlah atom dari atom dan massa atom dapat dijelaskan oleh adanya
partikel bermuatan netral dalam atom inti. Dia menganggap neutron menjadikan netral
sebuah elektron yang mengorbit proton. Pada tahun 1930 Viktor Ambartsumian dan
Dmitri Ivanenko di Uni Soviet menemukan bahwa, bertentangan dengan pendapat
yang berlaku sebelumnya, inti tidak dapat terdiri dari proton dan elektron. Mereka
membuktikan bahwa beberapa partikel netral harus hadir selain proton.
Pada tahun 1931, Walther Bothe dan Herbert Becker di Jerman menemukan
bahwa jika partikel alpha yang penuh energi yang dipancarkan dari polonium jatuh
pada elemen cahaya tertentu, khususnya berilium, boron, atau lithium, sebuah radiasi
yang menembus secara tidak biasa telah diproduksi. Pada awalnya radiasi ini
dianggap radiasi gamma, meskipun penetrasinya lebih dari sinar gamma yang biasa
dikenal, dan rincian hasil eksperimen sangat sulit untuk menafsirkan dasar ini.
Kontribusi penting berikutnya dilaporkan tahun 1932 oleh Irne Joliot-Curie dan
Frdric Joliot di Paris. Mereka menunjukkan bahwa jika radiasi ini diketahui jatuh
pada parafin, atau senyawa yang mengandung hidrogen-lainnya, akan mengeluarkan
proton energi yang sangat tinggi.

Proses Penemuan dan Identifikasi


Pada tahun 1932, James Chadwick melakukan serangkaian eksperimen di
Universitas Cambridge, menunjukkan bahwa hipotesis sinar gamma tak bisa
dipertahankan. Dia menyarankan bahwa radiasi baru terdiri dari partikel bermuatan
yang memiliki massa hampir sama dengan proton, dan ia melakukan serangkaian
percobaan verifikasi sarannya. Partikel-partikel bermuatan tersebut disebut neutron,
yang berasal dari Bahasa Latin yang berarti netral dan berakhir dengan istilah Yunani
-on (yaitu elektron dan proton).
Pengertian
Neutron adalah partikel subatomik Hadron yang memiliki n simbol atau N0,
tidak ada muatan listrik bersih dan massa sedikit lebih besar daripada proton. Kecuali
hidrogen, inti atom terdiri dari proton dan neutron, yang oleh karena itu secara kolektif
disebut sebagai nukleon. Jumlah proton dalam inti atom adalah jumlah dan
mendefinisikan jenis elemen bentuk atom. Neutron berperan penting dalam sebuah
inti atom karena mereka mengikat proton melalui ikatan yang kuat; proton tidak dapat
mengikat satu sama lain karena daya tolakan elektromagnetik lebih kuat daripada daya
tariknya. Jumlah neutron juga nomor neutron dalam menentukan isotop elemen.
Sebagai contoh, isotop karbon-12 memiliki 6 proton berlimpah dan 6 neutron,
sedangkan karbon-14 radioaktif isotop sangat jarang memiliki 6 proton dan neutron
8.
Ketika neutron terikat dalam inti stabil stabil, neutron bebas tidak stabil, mereka
menjalani peluruhan beta (beta decay) seumur hidup dengan rata-rata hanya di bawah
15 menit (881,5 1,5 s) neutron bebas diproduksi dalam fisi dan fusi nuklir. Sumber
neutron khusus seperti reaktor riset dan sumber spallation menghasilkan neutron
bebas untuk digunakan dalam non-radiasi dan dalam eksperimen hamburan neutron.
Meski bukan unsur kimia, neutron bebas kadang-kadang dimasukkan dalam tabel
nuklida. Hal ini kemudian dianggap memiliki nomor atom nol dan nomor massa dari
satu, dan kadang-kadang disebut sebagai neutronium.
Neutron telah menjadi kunci untuk produksi listrik nuklir. Setelah neutron
ditemukan pada tahun 1932, direalisasi pada tahun 1933 bahwa ada kemungkinan
memediasi reaksi berantai nuklir. Pada tahun 1930, neutron digunakan untuk
memproduksi berbagai jenis transmutasi nuklir. Saat fisi nuklir itu ditemukan pada
tahun 1938, ia segera direalisasi bahwa ini mungkin menjadi mekanisme untuk
menghasilkan neutron untuk reaksi berantai, jika proses ini juga menghasilkan
neutron, dan ini terbukti pada tahun 1939, yang memperjelas produksi tenaga nuklir.
Beberapa perisitiwa dan penemuan ini memunculkan reaksi rantai nuklir buatan
manusia pertama (Chicago Pile-1, 1942) dan senjata-senjata nuklir pertama (1945).

Interaksi Radiasi Neutron


Berbeda dengan radiasi a, dan , radiasi neutron memang tidak dihasilkan dari
proses peluruhan spontan. Radiasi neutron dihasilkan dari proses reaksi fisi, misalnya
di reaktor nuklir, atau dari neutron generator (akselerator ataupun zat radioaktif).
Neutron merupakan partikel yang mempunyai massa tetapi tidak bermuatan listrik
sehingga interaksinya dengan materi lebih banyak bersifat mekanik, yaitu tumbukan
antara neutron dengan atom (inti atom) bahan penyerap, baik secara elastik maupun
tak elastik. Setiap tumbukan dengan materi akan menyerap energi neutron sehingga
setelah beberapa kali tumbukan maka energi neutron akan habis. Interaksi lain yang
mungkin muncul bila energi neutron sudah sangat rendahadalah reaksi inti atau
penangkapan neutron oleh inti atom bahan penyerap.

Tumbukan Elastik
Tumbukan elastik adalah tumbukan di mana total energi kinetik partikel-partikel
sebelum dan sesudah tumbukan tidak berubah. Dalam tumbukan elastik, sebagian
energi neutron diberikan ke inti atom yang ditumbuknya sehingga atom tersebut
terpental sedangkan neutronnya dibelokkan/ dihamburkan. Tumbukan elastik terjadi
bila atom yang ditumbuk neutron mempunyai massa yang sama, atau hampir sama
dengan massa neutron (misalnya atom Hidrogen), sehingga fraksi energi neutron yang
terserap oleh atom tersebut cukup besar.

Tumbukan Tak Elastik


Proses tumbukan tak elastik sebenarnya sama saja dengan tumbukan elastik,
tetapi energi kinetic sebelum dan sesudah tumbukan berbeda. Ini terjadi bila massa
atom yang ditumbuk neutron jauh lebih besar dari massa neutron. Setelah tumbukan,
atom tersebut tidak terpental, hanya bergetar, sedang neutronnya terhamburkan.
Dalam peristiwa ini, energi neutron yang diberikan ke atom yang ditumbuknya tidak
terlalu besar sehingga setelah tumbukan, energi neutron tidak banyak berkurang. Oleh
karena itu, bahan yang mengandung atom-atom dengan nomor atom besar tidak
efektif sebagai penahan radiasi neutron.

Reaksi Inti (Penangkapan Neutron)


Bila energi neutron sudah sangat rendah atau sering disebut sebagai neutron
termal (En < 0,025 eV), maka terdapat kemungkinan bahwa neutron tersebut akan
ditangkap oleh inti atom bahan penyerap sehingga membentuk inti atom baru, yang
biasanya merupakan inti atom yang tidak stabil, yang memancarkan radiasi, misalnya
a, atau . Peristiwa ini yang disebut sebagai proses aktivasi neutron, yaitu mengubah
bahan yang stabil menjadi bahan radioaktif. Sebagai contoh adalah proses aktivasi
neutron berikut.

Isotop Alumunium-27 (Al-27) dari unsur aluminium merupakan inti atom yang stabil.
Bila sebuah neutron termal mengenainya maka akan terjadi proses aktivasi yang
mengubah isotop Al-27 menjadi radioisotop Al-28 yang merupakan inti radioaktif
yang memancarkan radiasi gamma. Proses reaksi inti seperti ini juga dapat disebabkan
oleh partikel bermuatan misalnya proton tetapi dengan energi proton yang sangat
tinggi. Mekanisme ini yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi radioisotop.

Penahanan Radiasi Neutron


Sinar neutron termasuk jenis radiasi dengan daya tembus besar. Dapat dideteksi
di tempat ketinggian. Radiasi neutron terjadi dalam reaktor nuklir, tapi dapat dibuat
pelindung terhadapnya misalnya dengan menggunakan air. Netron mampu menembus
jaringan dan organ tubuh manusia saat sumber radiasi berada di luar tubuh. Netron
juga bisa berbahaya jika bahan nuklir pemancar neutron disimpan di dalam tubuh.
Radiasi neutron paling baik terlindung atau diserap oleh bahan yang mengandung
atom hidrogen, seperti lilin parafin dan plastik. Ini adalah karena neutron dan atom
hidrogen memiliki bobot atom yang sama dan mudah mengalami tabrakan antara satu
sama lain.
Sama seperti radiasi gamma, neutron berkurang energinya secara eksponensial
sebanding dengan tebal bahan penahan, oleh karena itu dapat dipakai koefisien build
up. Tampang lintang reaksi neutron bergantung pada jenis bahan penahannya. Pada
reaksi penangkapan neutron berenergi rendah, biasanya diperlukan tampang lintang
yang luas. Kadmium dan boron memiliki tampang lintang yang luas, sehingga dengan
bahan yang tipis dari unsur tersebut neutron berenergi rendah dapat ditahan. Dalam
penahanan neutron berkecepatan tinggi, digunakan cara penangkapan setelah
kecepatan neutron berkurang karena hamburan elastis. Untuk mengurangi kecepatan
neutron secara efisien, digunakan unsur ringan misalnya hidrogen dalam parafin atau
air sebagai bahan pengurang kecepatan (moderator). Perlu dipertimbangkan juga
penahanan radiasi sekunder seperti radiasi gamma yang dipancarkan saat terjadi
reaksi penangkapan neutron berenergi rendah karena telah berkurang kecepatannya.
Aplikasi Gelombang Elektromagnetik serta Dampak terhadap Kesehatan
Manusia.
Manusia telah menemukan peralatan yang menghasilkan energi
elektromagnetik untuk komunikasi, sensor dan deteksi, serta keperluan lain. Apapun
tujuannya, sebuah sistem harus menstransmisikan energi tersebut dalam cara yang
diinginkan. Beberapa cara mentransmisikan adalah melalui saluran transmisi, dengan
mengirimkannya melalui udara, atau dengan cara microwave titik ke titik.
Kemajuan teknologi komunikasi akan diikuti oleh tingkat kehidupan yang lebih
baik, yang akan menuju ke tingkat kemudahan-kemudahan dalam berkomunikasi,
dengan diciptakannya telepon seluler (ponsel). Ponsel merupakan alat komunikasi dua
arah dengan menggunakan gelombang radio yang juga dikenal dengan radio
frequency (RF), dimanapun Anda melakukan panggilan, suara akan ditulis dalam
sebuah kode tertentu ke dalam gelombang radio dan selanjutnya diteruskan melalui
antena ponsel menuju ke base station terdekat dimana anda melakukan panggilan.
Gelombang radio inilah yang menimbulkan radiasi dan banyak kontroversi dari
berbagai kalangan tentang keamanan dalam menggunakan ponsel. Secara garis besar,
radiasi total yang diserap oleh tubuh manusia adalah tergantung pada beberapa hal:
1. frekuensi dan panjang gelombang medan elektromagnetik
2. polarisasi medan elektromagnetik
3. jarak antara badan dan sumber radiasi elektromagnetik dalam hal ini handphone
4. keadaan paparan radiasi, seperti adanya benda lain disekitar sumber radiasi
5. sifat-sifat elektrik tubuh. Hal ini sangat tergantung pada kadar air didalam tubuh,
radiasi akan lebih banyak diserap pada media dengan konstan dielektri tinggi
seperti otak, otot dan jaringan lainnya dengan kadar air tinggi.

Efek yang ditimbulkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik dari telepon seluler
dibagi menjadi dua yaitu :
1. Efek fisiologis
Efek fisiologis merupakan efek yang ditimbulkan oleh radiasi gelombang
elektromagnetik tersebut yang mengakibatkan gangguan pada organ-organ tubuh
manusia berupa, kangker otak dan pendengaran, tumor, perubahan pada jaringan
mata, termasuk retina dan lensa mata, gangguan pada reproduksi, hilang ingatan,
kepala pening.
2. Efek psikologis
Merupakan efek kejiwaan yang ditimbulkan oleh radiasi tersebut misalnya timbulnya
stress dan
ketaknyamanan karena penyinaran radiasi berulang-ulang.

Radiasi Elektromagnetik Dari Telepon Seluler


Telepon seluler (ponsel) mentransmisikan dan menerima sinyal dari dan ke
substasiun yang ditempatkan di tengah kota. Substasiun yang menerima sinyal paling
jernih dari telepon seluler memberikan pesan ke jaringan telepon local jarak jauh.
Karena telepon seluler atau unit PCS harus berhubungan dengan substasiun yang
diletakkan beberapa kilometer jauhnya, pancaran dari peralatan ini harus cukup kuat
untuk memastikan sinyalnya bagus. Peralatan ini memancarkan daya sekitar 0,1
sampai dengan 1,0 W. Tingkat daya dari antena ini aman untuk kesehatan kepala.
Kerapatan daya puncak dari antena pada telepon seluler ini memdekati 4,8 W/m2 atau
0,48 mW/cm2.
Dampak gelombang elektromagnetik tegangan tinggi atau ponsel tidak
berbahaya asal pancarannya kecil. Para peneliti the Kraeftens Bekaempelse
mewawancarai 427 warga Denmark yang menderita kanker otak dan 822 orang yang
tidak menderita tumor kepala tentang penggunaan ponsel. Hasil studi jelas
menunjukkan penggunaan ponsel sama sekali tidak meningkatkan risiko kanker otak.

Radiasi Elektromagnetik dari Saluran Transmisi Tenaga Listrik


Berdasarkan hasil penelitian tentang medan magnet dan medan listrik yang ada
di daerah pemukiman jalur SUTET, seperti jalur Saguling- Cibinong, Bandung
Selatan-Ungaran dan Cirata- Cibatu II, ditemukan angka yang sangat jauh dari Nilai
Ambang Batas yang ditentukan IRPA, INIRC dan WHO 1990 yaitu sebesar 0,1 mT
(medan magnet) dan 5 kV/m (medan listrik). Untuk medan Magnet, 3 wilayah tersebut
paling tinggi hanya mencapai 0,009 mT. Sementara medan listriknya hanya mencapai
3 kV/m.). Begitu juga penelitian komprehensif lain yang dilakukan di jalur Muara
Tawar-Cibatu dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
menggunakan riset laboratorium, radiology, elektrokardiogram dan
elektroensefalogram.
Adanya gangguan mental emosional (tidak puas dan tertekan) berkorelasi
dengan meningkatnya penghasilan. Sementara adanya infeksi dan anemia, berkorelasi
dengan rendahnya tingkat penghasilan sebagaimana yang ditemukan pada masyarakat
umum lainnya. Penemuan baru yang diwacanakan sebagai Trias Anies
menyimpulkan bahwa pajanan medan elektromagnetik yang berasal dari SUTET 500
KW beresiko menimbulkan gangguan kesehatan pada penduduk, yaitu sekumpulan
gejala hipersensitivitas yang dikenal dengan electrical sensitivity, yaitu berupa
keluhan sakit kepala (headache), pening (dizziness), dan keletihan menahun (chronic
fatigue syndrome).
Menurut Anies (2006), Radiasi elektromagnetik merupakan faktor lingkungan
fisik yang perlu dicermati. Karena itu, gangguan kesehatan bukan hanya berupa
penyakit. Berbagai keluhan atau gejala fisik yang dialami oleh seseorang, merupakan
bentuk gangguan kesehatan. Bahkan berbagai fenomena yang menyebabkan
seseorang merasa tidak aman dan kurang nyaman, bahkan merasa cemas, pada
hakikatnya tidak dalam kondisi sehat atau mengalami gangguan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2006. Potensi Gangguan Kesehatan Akibat Radiasi Elektromagnetik SUTET.


Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Canadian Nuclear S.,C. 2012. Introduction to Radiation. Canada: Canadian Nuclear


Safety Comission.

Kusminarto. 2011. Esensi Fisika Modern. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Kratochwil, C., Giesel, F. 2014. 213Bi-DOTATOC Receptor-Targeted Alpha-


Radionuclide Therapy Induces Remission In Neuroendocrine Tumours
Refractory To Beta Radiation: A First-In-Human Experience. Eur J Nucl Med
Mol Imaging. Vol 41: 21062119.

Susilo. 2016. Sumber Belajar Penunjang Plpg 2016 Mata Pelajaran/Paket Keahlian
Fisika. Kemendikbud. (online: http://fkip.unri.ac.id/wp-
content/uploads/2016/09/184-Fisika-Bab-14-Efek-Foto-Listrk-dan-Sinar-
X.pdf) Diakses pada 17 Mei 2017.

Swamardika, A.,I.,B. 2009. Pengaruh Radiasi Gelombang Elektromagnetik terhadap


Kesehatan Manusia. Jurnal Teknologi Elektro. 8(1): 106-109.

Zubaidah, Alatas, dkk. 2009. Buku Pintar Nuklir. Jakarta: Badan Tenaga Nuklir
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai