Anda di halaman 1dari 37

FISIKA

ANGGOTA KELOMPOK XII MIPA 6

10 Difa Khoffiyah
Shelly Hermawati 31
Septi Amelia 30 11 Dinda Fadila

13 Fauzya Aulia
Nadhifa Detiany 22
17 Mela Widiani
M. Iqbal Ghimnasty 19
PETA KONSEP
Apa yang Akan Dipelajari?

Iptek Nuklir

Radioaktivitas

Karakteristik Inti
Atom
Kata Kunci

• Inti atom • Iptek nuklir


• Deret Lyman • Bom atom
• Deret Balmer • Reaktor nuklir
• Deret Paschen • Reaksi fusi
• Deret Bracket • Reaksi fisi
• Deret Pfund • Radiasi nuklir
• Eksitasi elektron • Dampak radiasi
• Radioaktif • Proteksi radiasi
A. Karakteristik Inti Atom
Berdasarkan teori atom Bohr, sebuah atom tersusun atas elektron dan inti atom.
Sebagian besar massa atom terpusat di inti atom. Pada perkembangan selanjutnya
ditemukan bahwa inti atom terdiri atas muatan positif (proton) dan muatan netral
(netron).

99% massa atom terkonsentrasi pada inti atom dan 99% volume atom adalah ruang
kosong.

Jadi, bisa kita katakan bahwa:

“Inti atom adalah area yang sangat padat dan terkonsentrasi yang
terletak di dalam atom.”
1. Struktur Inti Atom
Dalam tabel periodik, atom suatu unsur secara umum dilambangkan dengan :

Keterangan:
X = nama unsur atom
Z = nomor atom
A = nomor massa
A–Z = jumlah neutron

Nomor atom suatu unsur (Z) menyatakan jumlah proton dalam atom.
Pada atom netral, Z juga menyatakan jumlah elektron dalam atom. Nilai
(A – Z) menyatakan jumlah neutron dalam atom. Dengan demikian,
jumlah proton dan neutron = Z + (A – Z) = A.
a. Defek Massa
Oleh karena itu masa inti lebih kecil dari jumlah masa partikel penyusunnya, terjadi
penyusutan massa yang selanjutnya disebut susut massa atau defek massa. Defek massa
dinyatakan dengan persamaan berikut.

Keterangan:
∆m = defek massa
mp = massa proton = 1,007825 sma
mn = massa neutron = 1,008665 sma
minti = massa inti
Z = jumlah proton (nomor atom)
A – Z = jumlah neutron
1 sma atau 1 u = 1,6605402 × 10 –27 kg
b. Konversi Defek Massa Menjadi Energi Ikat Inti
Penyusutan massa (defek massa) pada inti terhadap massa partikel penyusunnya berubah
menjadi energi untuk mengikat proton dan neutron menjadi inti atom yang dinamakan
energi ikat inti.
Energi ikat inti dalam SI: Energi ikat inti dalam MeV: Keterangan:
Ei = energi ikat (J atau MeV)
∆m = defek massa (sma)
c = cepat rambat gelombang
elektromagnetik (3 × 108 m/s)

Untuk memecah inti atom diperlukan energi minimal sebesar energi ikatnya. Energi ikat
yang dibagi dengan jumlah nukleon yang dikandung dalam sebuah inti atom akan
diperoleh energi ikat pernukleon. Persamaannya sebagai berikut.
Contoh Soal
Hitunglah energi ikat rata-rata setiap nukleon untuk inti 147N. Diketahui massa inti 147N
= 14,003074 sma, massa proton = 1,007825 sma, dan massa neutron = 1,008665 sma.
Penyelesaian:
Inti 147N terdiri atas Z = 7 proton dan A – Z = 14 – 7 = 7 neutron, sehingga massa defeknya:
∆m = Zmp + (A – Z)mn – minti
∆m = (7) (1,007825 sma) + (7) (1,008665 sma) – (14,003074 sma)
∆m = (7,054775 + 7,060655 – 14,003074) sma
∆m = 0,112356 sma
Dengan demikian, energi ikat rata-rata
Energi ikat intinya dapat dicari dengan: setiap nukleon:
E = ∆m (931,5) MeV Ei = E/A
E = (0,112356)(931,5) MeV Ei = 104,7 MeV / 14
E ≈ 104,7 MeV
Ei = 7,48 MeV
Jadi, energi ikat rata-rata tiap elektron
sebesar 7,48 MeV
2. Spektrum Atom Hidrogen
Spektrum atom hidrogen berbentuk garis yang Panjang gelombang spektrum garis
khas. Pada tahun 1885 John Jacob Balmer atom hidrogen seperti tampak pada
menemukan perumusan secara empiris tentang gambar dapat ditentukan dengan
panjang gelombang pada garis spektrum atom memasukkan harga na = 3, 4, 5,... ke
hidrogen. Bentuk persamaan Balmer sebagai persamaan di samping.
berikut.

Keterangan:
λ = panjang gelombang spektrum atom Spektrum garis ini disebut deret
hidrogen Balmer yang diperoleh dari
R = konstanta rydberg = 1,097 × 10 7 m–1 spektrum cahaya yang dihasilkan
n = bilangan kuantum utama = 3, 4, 5,... oleh atom hidrogen.
2. Spektrum Atom Hidrogen

Beberapa spektrum lain yang dihasilkan oleh atom hidrogen adalah deret Lyman
(didapatkan dalam daerah ultraungu), deret Paschen, deret Bracket, dan deret Pfund
(ketiganya ditemukan dalam daerah inframerah). Bentuk persamaannya sebagai
berikut.
2. Spektrum Atom Hidrogen
Frekuensi radiasi yang dipancarkan dan diserap dalam suatu transisi dapat ditentukan
dengan postulat kedua Bohr. Bohr menyatakan bahwa elektron dapat berpindah dari satu
orbit ke orbit lainnya. Jika elektron berpindah dari orbit (lintasan) yang lebih luar ke orbit
yang lebih dalam, elektron akan melepas energi sebesar hf. Jika elektron berpindah dari
orbit yang lebih dalam ke orbit yang lebih luar, elektron akan menyerap energi sebesar hf.
Besar energi foton yang dilepas atau diserap elektron saat berpindah lintasan:
Keterangan:
λ = panjang gelombang cahaya
E1 = energi ground state, yaitu energi elektron
pada kulit terendah (n = 1) sebesar –13,6 eV
h = konstanta Planck (6,626 × 10 –34 J s)
En = energi elektron pada kulit ke-n, yaitu
sebesar –13,6/n2 eV
Contoh Soal

Hitunglah panjang gelombang pola garis spektral ultraviolet (n = 6) atom Hidrogen


pada deret Balmer! (R = 1,097 × 107 m–1)
Penyelesaian:
Diketahui: n = 6
R = 1,097 × 107 m–1
Ditanyakan: λ (panjang gelombang)
Jawab:

Jadi, panjang gelombang garis ultraviolet


sebesar 4,1 × 10–7m
3. Reaksi Inti
"Reaksi inti sangat berbeda dengan reaksi kimia, karena pada dasarnya reaksi inti ini terjadi
karena tumbukan (penembakan) inti sasaran (target) dengan suatu proyektil (peluru). Secara
skematik reaksi inti dapat digambarkan:

Pada reaksi inti berlaku hukum:


1. kekekalan momentum linier dan momentum sudut,
2. kekekalan energi,
3. kekekalan jumlah muatan (nomor atom),
4. kekekalan jumlah nukleon (nomor massa).
Dengan demikian, momentum, energi, nomor atom, dan nomor massa inti-inti sebelum reaksi
harus sama dengan momentum, energi, nomor atom, dan nomor massa inti- inti setelah
reaksi.
Contoh soal
B. Radioaktivitas
Radioaktivitas pertama kali ditemukan oleh Henri Becquerel (1852-1908).
Radioaktivitas adalah gejala terpancarnya partikel-partikel radioaktif akibat
peluruhan (disintegrasi) inti dalam rangka menuju inti stabil. Inti-inti yang
mengalami peluruhan ini disebut inti radioaktif.

1. Sinar-sinar Radioaktif
a. Radiasi Alfa (a)
Radiasi terbentuk saat suatu unsur radioaktif memancarkan alfa dan membentuk unsur baru
dalam proses yang disebut peluruhan alfa (alpa decay).
Persamaan reaksi atom yang mengalami peluruhan alfa
B. Radioaktivitas
Contoh soal Radiasi alfa Penyelesaiannya:
b. Radiasi Beta (B)
c. Radiasi Gamma
Sinar Gamma merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh inti atom
tereksitasi. Inti yang memancarkan sinar y memiliki nomor massa dan nomor atom tetap.

Contoh soal :
Jelaskan mekanisme peluruhan yang terjadi pada inti jika ia memancarkan sinar alfa sebanyak 2
kali, beta 1 kali, dan positron 1 kali. Anggaplah inti transmutasinya adalah A,B,C,D!

Penyelesaianya:
Peluruhan alfa mengakibatkan pengurangan dua nomor atom dan 4 nomor massa.
Misalnya inti mula-mula AZX, Peluruhannya menjadi,
c. Radiasi Gamma
Peluruhan alfa kedua terjadi hal yang sama , sehingga:

Peluruhan beta mengakibatkan nomor atom bertambah 1 dan nomor massa tetap, sehingga:

Peluruhan positron mengakibatkan nomor atom berkurang 1 dan nomor massa tetap
sehingga:
2. Interaksi Sinar Radioaktif dengan Bahan
a. Serapan atau Pelemahan b. Ketebalan Paruh (Half-Thickness)
Jika seberkas sinar radioaktif dengan atau HVL
intensitas Io dilewatkan pada sebuah Tebal keping bahan yang mengakibatkan
keping dengan tebal x, intensitas sinar intensitas yang keluar setengah dari semula
radioaktif tersebut akan melemah secara dinamakan lapisan harga paruh (half value
eksponensial sesuai persamaan layer = HVL) atau ketebalan paruh (half-
thickness) Persamaanya sebagai berikut:
Contoh Soal
3. Peluruhan Radioaktif
Peluruhan radioaktif adalah kemampuan inti atom yang tidak stabil menjadi stabil melalui
pemancaran radiasi. Kemampuan ini melibatkan proses pemecahan inti atom yang tidak stabil
sehingga terjadi kehilangan energi dengan memancarkan radiasi, seperti partikel alfa, partikel
beta dengan neutrino dan sinar gamma.

a. Aktivitas radioaktif
Proses peluruhan radioaktif akan terus berlangsung
hingga dihasilkan inti yang stabil. Laju peluruhan inti
radioaktif disebut sebagai aktivitas radioaktif yang
dirumuskan sebagai berikut :
b. Peluruhan Inti
Aktivitas radioaktif menyebabkan perbedaan jumlah partikel sebelum dan sesudah reaksi
peluruhan. Hubungan antara jumlah partikel sebelum dan sesudah peluruhan dirumuskan
sebagai berikut :
c. Waktu paruh
Pada suatu kondisi tertentu jumlah Contoh soal
partikel menjadi setengah partikel mula-
mula. Waktu yang diperlukan dalam
proses tersebut disebut waktu paruh.

d. Umur rata-rata
Umur rata-rata merupakan kebalikan
dari peluang untuk meluruh persatuan
waktu.
4. Deret Radioaktif

Deret radioaktif adalah rangkaian peluruhan radioaktif dari produk peluruhan radioaktif yang
berbeda sebagai serangkaian transformasi berurutan.
C. Iptek Nuklir
1. Pembangkit listrik tenaga nuklir
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
adalah stasiun pembangkit listrik termal
tempat panas yang dihasilkan diperoleh dari
satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit
listrik.

Typical PWR Containment

Schematic of Reactor Coolant


System for PWR
PLTN termasuk dalam pembangkit daya yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan,
meskipun reaktor air didih dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari. Daya yang
dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 12 MWe hingga 1400 MWe. Unit baru yang sedang
dibangun pada tahun 2019 mempunyai daya 29-1400 MWe. PLTN komersial pertama mulai beroperasi
pada 1950-an, dan hingga saat ini terdapat 450 PLTN berlisensi di dunia yang beroperasi di 30 negara.
Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 10% daya listrik dunia. PLTN adalah sumber tenaga rendah
karbon terbesar kedua di dunia (29% dari total pada tahun 2017). Saat ini terdapat 48 PLTN sedang
dibangun.
2. Senjata Nuklir
Bom nuklir atau bom atom adalah sebuah senjata pemusnah massal yang mendapat tenaga dari reaksi
nuklir dan mempunyai daya ledak yang sangat tinggi. Senjata nuklir mampu menghancurkan sebuah kota
atau bahkan sebuah daerah dari satu negara, tergantung dari jenis dan kekuatan senjata tersebut. Senjata
nuklir telah digunakan beberapa kali dalam pertempuran - semasa Perang Dunia II oleh Amerika Serikat
terhadap kota-kota di Jepang, yakni Hiroshima dan Nagasaki.
Pada masa itu daya ledak bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki sebesar 20 kilo ton
dan 15 kilo ton TNT. Sedangkan bom nuklir sekarang ini berdaya ledak lebih dari 50 mega ton TNT.
Bom nuklir terus menjadi ancaman yang serius bagi dunia internasional apabila tidak dikendalikan.
Berdasarkan hal tersebut, dibuatlah seatu perjanjian untuk membatasi kepemilikan senjata nuklir yang
disebut Traktat Nonploriferasi Nuklir/NPT. Perjanjian tersebut ditandatangani pada 1 Juli 1968
bertujuan untuk membatasi kepemilikan senjata nuklir. Terdapat 189 negara berdaulat yang menjadi
negara pihak NPT dan dibagi menjadi dua kategori, yaitu Negara-negara Nuklir ( Nuclear Neapson
States/NPS) dan Negara-negara non-nuklir (Non-Nuclear Neapon States/NNWS).

3. Penelitian Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) merupakan lembaga pemerintah nonkementrian yang
membidangi urusan pemerintah dibidang penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk meningkatkan penguasaan dibidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoprasian
reaktor atom pertama (Triga Mark II) di bandung. Kemudian berturut turut dibangun pula beberapa
fasilitas litbangyasa ( penelitian, pengembangan, dan perekayasaan) yang tersebar diberbagai pusat
penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian
Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW(1967) disertai fasilitas
penunjangnya.
4. pengolahan limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah jenis limbah yang mengandung atau terkontaminasi radionuklida pada
konsentrasi atau aktivitas yang melebihi batas yang diizinkan (Clearance level) yang ditetapkan oleh
Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Pengertian limbah radioaktif yang lain mendefinisikan sebagai zat
radioaktif yang sudah tidak dapat digunakan lagi, dan/atau bahan serta peralatan yang terkena zat
radioaktif atau menjadi radioaktif dan sudah tidak dapat difungsikan/dimanfaatkan. Bahan atau
peralatan tersebut terkena atau menjadi radioaktif kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir
atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.
Limbah radioaktif umumnya berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk
pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan radiasi untuk
keperluan penelitian, industri dan rumah sakit.

Pengolahan Limbah Radioaktif adalah proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi Limbah
Radioaktif sehingga apabila disimpan dan/atau dibuang tidak membahayakan masyarakat dan
lingkungan hidup.

Pengolahan limbah radioaktif fasa gas, cair dan padat berturut-turut adalah melalui proses filtrasi
(penyaringan), evaporasi (penguapan) dan pemampatan. Tahap selanjutnya adalah sementasi untuk
imobilisasi material limbah dalam padatan untuk memudahkan dalam transportasi, penyimpanan dan
monitoring.
D. Dampak dan Proteksi Radiasi
Proteksi Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi
yang merusak akibat Paparan Radiasi.
Dampak positif dari radiasi terhadap keselamatan manusia diantaranya adalah
digunakan sebagai pengobatan dan dampak negatifnya adalah tergantung dari besar
dosis yang diterima diantaranya adalah mulai dari mual, muntah, pusing-pusing,
rambut rontok, menyebabkan kanker, diturunkan secara genetik, dan yang lebih
berbahaya lagi adalah menyebabkan kematian.
Sumber utama radiasi alam adalah radiasi kosmik yang berasal dari benda langit di
dalam dan luar tata surya, radiasi terrestrial yang berasal dari kerak bumi/tanah, dan
radiasi internal yang berasal dari sejumlah radio-nuklida yang ada di dalam tubuh
manusia.
1. Nilai Batas Dosis

Dosis radiasi yang diserap manusia mengakibatkan efek biologis berbeda. Oleh karena itu,
digunakan besaran dosis lain yang tidak tergantung pada jenis radiasi, yaitu dosis ekuivalen
yang memiliki satuan rem (roentgen equivalent in man) atau mrem (milli roentgen
equivalent in man).

Dosis radiasi yang diterima oleh seseorang dalam menjalankan suatu kegiatan tidak boleh
melebihi nilai batas dosis yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang. Dengan
menggunakan program proteksi radiasi yang disusun dan dikelola secara baik, maka semua
kegiatan yang mengandung risiko paparan radiasi cukup tinggi dapat ditangani. Dengan
demikian, nilai batas dosis yang telah ditetapkan tidak akan terlampaui.
2. Asas Proteksi Radiasi

a. Asas Justifikasi atau Pembenaran


Menghendaki agar setiap kegiatan yang mengakibatkan paparan radiasi
hanya boleh dilaksanakan setelah dilakukan pengkajian yang cukup mendalam dan
diketahui bahwa manfaat dari kegiatan tersebut cukup besar dibandingkan dengan
kerugian yang dapat ditimbulkannya.
b. Asas Optimisasi (ALARA atau As Law As Reasonably Achieveble)
Menghendaki agar paparan radiasi yang berasal ari suatu kegiatan harus
ditekan serendah mungkin dengan mempertimbangkan factor ekonomi dan sosial.
c. Asas Pembatasan Dosis Perorangan
Menghendaki agar dosis radiasi yang diterima oleh seseorang dalam
menjalankan suatu kegiatan tidak boleh melebihi nilai batas yang telah ditetapkan
oleh instansi yang berwenang.
3. Proteksi Radiasi pada Manusia
a. Pemantauan Dosis Radiasi, dengan program pemantauan dosis pekerja secara ketat,
penerimaan dosis oleh para pekerja radiasi akan tetap terkontrol dan dapat diambil tindakan
proteksi secepat mungkin apabila jumlah penerimaan dosis melampaui NBD yang telah
ditetapkan.
b. Proteksi terhadap Sumber Eskternal, setiap fasilitas nuklir harus selalu dilengkapi
dengan perangkat proteksi radiasi dan keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan dan peraturan
yang berlaku untuk menghilangkan atau enekan timbulnya ancaman bahaya radiasi dan
kantaminasi baik terhadap pekerja maupun masyarakat. Bangunan fasilitas nuklir dirancang
khusus sehingga mampu mengungkung bahan-bahan radioaktif yang ada di dalamnya. Ada tiga
prinsip dasar proteksi radiasi, yaitu pengaturan waktu (semakin lama seseorang berada di tempat
itu, akan semakin besar dosis radiasi yang diterimanya), pengaturan jarak (fluks radiasi pada suatu
titik akan berkurang berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik tersebut dengan sumber
radiasi) dan penggunaan perisai radiasi (sifat dari bahan perisai radiasi harus mempu menyerap
energy radiasi untuk sinar (beta dan neutron) atau melemahkan intensitas radiasi (untuk sinar X
dan gamma) perisai radiasi gamma secara kualitatif maupun kuantitatif berbeda dengan perisai
untuk sinar beta maupun neutron).
4. Proteksi Radiasi pada Lingkungan
Pemantauan radioaktivitas lingkungan dilakukan untuk mengetahui tingkat kontaminasi
radioaktif baik di daerah kerja maupun lingkungan di sekitar kawasan instalasi nuklir. Terdapat
tiga jenis penggunaan Instrumentasi radiasi utuk pemantauan radiasi dan radioaktivitas
lingkungan, yaitu:
1) Surveymeter radiasi, untuk mengukur tingkat radiasi dan memberikan data hasil pengukuran
dalam laju dosis (dosis radiasi persatuan waktu)
2) Surveymeter radioaktif permukaan, untuk mengukur tingkat kontaminasi radoaktif pada
suatu permukaan dan biasanya memberikan data dalam bentuk hasil cacahan per satuan
waktu yang dapat diolah lebih lanjut dan dikonversikan menjadi tingkat kontaminasi
persatuan luas.
3) Alat cacah radiasi, untuk mengukur aktivitas zat radioaktif dan memberikan data hasil
pengukuran dalam bentuk cacahan per satuan waktu yang dapat diolah lebih lanjut sehingga
diperoleh hasil pengukuran dalam bentuk aktivitas per satuan berat atau volume bahan,
missal dalam Bacquerel per gram (Bq/g) atau Bq/m³. Alat ini dapat digunakan untuk
mengukur kandungan zat radioaktif dalam suatu bahan.

Anda mungkin juga menyukai