Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR KERJA MAHASISWA BERBASIS PERMASALAHAN PROBLEMATIK

PADA PBL-MULTIREPRESENTASI
Matakuliah MATERI DAN PEMBELAJARAN FISIKA II

Pertemuan 6: Inti Atom

Tahun Akademik / Semester : 2019/ 6


No. Kelompok :1
Nama / NIM : Amaliyah Tazkiyah / 160321605010
Annisa Ulfa Yana / 160321605008
Atik Nur Aminah/ 160321605072
Lady El Rida/ 160321605046

A. PERMASALAHAN PROBLEMATIK KONTEKSTUAL 1

Titik-titik adalah data hamburan partikel alpha untuk sampel aluminium foil sebuah emas
yang diperoleh Geiger dan Marsden dengan peralatan laboratorium Rutherford 1911-1913

Sumber: Halliday et al. (2014) h. 1277

B. PENULISAN ULANG SECARA VERBAL PERMASALAHAN PROBLEMATIK


KONTEKSTUAL DENGAN ELABORASI YANG MELIBATKAN PEMAHAMAN
AWAL MAHASISWA
Titik-titik pada kurva tersebut merupakan data eksperimen hamburan partikel alfa
pada logam emas yang sangat tipis. Kurva eksponensial didapatkan merupakan kurva teoritis
yang dihasilkan dari rumus hamburan partikel alfa oleh Rutherford. Eksperimen ini dilakukan
oleh Geiger dan Marsden dengan menggunakan peralatan Rutherford untuk membuktikan
model atom pulm pudding J.J. Thomson dengan menembakkan partikel alfa bermuatan
positif dengan energi kinetik yang besar pada logam emas tipis dengan 1 susunan atom
sejajar. Berdasarkan hasil eksperimen, partikel alfa mengalami hamburan dengan
penyimpangan sudut. Penyimpangan sudut yang dihasilkan dikarenakan partikel alfa
mendekati partikel bermuatan yang terpusat pada atom dan semakin dekat dengan partikel
tersebut, penyimbangannya semakin besar secara ekponensial. Sehingga disimpulkan bahwa
atom memiliki inti yang terpusat pada atom, bersifat masif dan bermuatan positif yang teori
model Atom Rutherford.
C. IDENTIFIKASI KONSEP-KONSEP DAN ATAU PRINSIP-PRINSIP PENTING
DAN PENJELASANNYA

Sebuah partikel yang tidak bisa lagi dibagi lebih lanjut yang terdiri dari
Atom
proton, electron dan neutron
Elektron Partikel sub atomic yang bermuatan negatif
Inti atom Ukuran sangat kecil dan bermuatan positif
Sinar-α Radiasi partikel yang bermuatan positif
Partikel bermutan listrik positif yang berasal dari sinar α ditembakkan
Partikel α
ke arah logam tipis
Lempengan/ lembaran emas yang sangat tipis yang akan ditembus oleh
Lapisan emas
partikel α
Gas Radon Gas radioaktif yang memancarkan partikel alfa
Tabung Kaca Tabung gelas tertutup berdinding tipis berisi gas radon
Sudut yang dihasilkan partikel alfa pada saat ditembakkan ke lempengan
Sudut hambur
emas
Layar yang digunakan untuk mendeteksi partikel alfa yang melewati
Detector
lempengan logam emas

D. PERUMUSAN BEBERAPA SUBPERMASALAHAN YANG DIDASARKAN ATAS


HUBUNGAN ANTARKONSEP DAN ATAU ANTARPRINSIP
1. Model Atom Rutherford
2. Hamburan Partikel Alfa
3. Rumus Hamburan Rutherford
2 4
N i nt Z e
N (θ )=
θ
( 8 π ε 0 )2 r 2 K 2 sin4 ( )
2

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Rutherford

Kelebihan Kelemahan
1. Menemukan inti atom yang 1. Model atom tidak bersifat stabil
bermuatan positif 2. Tidak dapat menjelaskan mengapa
2. Menerangkan fenomena electron tidak jatuh ke dalam inti
penghamburan partikel alfa pada atom
lapisan emas 3. Tidak dapat menjelaskan spektrum
3. Menemukan kulit atom garis pada atom H
4. Model atom Rutherfod tidak
mampu menjelaskan bagaimana
electron mengorbit inti

E. PENYELESAIAN SETIAP SUBPERMASALAHAN (4 REPRESENTASI:


VERBAL, DIAGRAM (GAMBAR), GRAFIK, DAN MATEMATIK)
1. Model Atom Rutherford (Penemuan Inti Atom)
Pada tahun 1898 J.J Thomson telah merumuskan mengenai model atom yang dikenal
dengan model pulm pudding. Berdasarkan model atom tersebut, Thomson
menyatakan bahwa atom terdiri atas muatan positif dan muatan negatif yang tersebar
merata di seluruh bagian atom. Tiga belas tahun setelah model atom J.J Thomson
diterima, tahun 1911 Ernest Rutherford mengusulkan eksperimen yang dilakukan oleh
Geiger dan Marsden untuk membuktikan model atom J.J Thomson.

Gambar 1. Eksperimen Hamburan Rutherford

Eksperimen yang dilakukan adalah dengan menembakkan partikel alfa (bermuatan


positif) dengan kecepatan tinggi pada logam emas tipis (0,00004 cm). Partikel alfa
yang melewati lapisan emas tipis selanjutnya diamati dengan mikroskop yang
dilengkapi lapisan tipis dari bahan Zink Sulfida (ZnS). Jika model atom J.J Thomson
benar, hanya gaya listrik lemah saja yang bereaksi pada partikel alfa, sehingga
partikel alfa akan langsung menembus lapisan emas tipis dengan penyimpangan 1 o
atau kurang. Namun hasil eksperimen menunjukkan bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa
akan membelok (menyimpang) 90o bahkan lebih. Sehingga Rutherfor selanjutnya
merumuskan bahwa terdapat bagian atom bermuatan positif yang sebagian besar
massa atom terkonsentrasi ditempat kecil dalam ruang atom. Bagian ini bersifat masif
tapi memiliki jari-jari lebih kecil dari jari-jari atom yang kemudian dinamakan
sebagai inti atom. Sehingga penyimpangan yang terjadi pada partikel alfa disebabkan
jika partikel alfa mendekati inti, maka partikel alfa akan mengalami medan listrik
yang kuat sehingga dihamburkan dengan sudut yang besar. Model atom Rutherford
menunjukkan bahwa atom memiliki inti yang bermuatan positif yang dikelilingi
elektron yang bermuatan negatif dan sebagian besar atom adalah ruang hampa.
2. Hamburan Partikel Alfa
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa sebagian besar partikel alfa diteruskan dan
hanya megalami penyimpangan kurang dari 1o dan sebagian kecil yang lain
menyimpang dengan sudut yang besar dan ada yang memantul.
Gambar 2. Hamburan partikel alfa

Dalam menganalisis hamburan partikel alfa, Rutherford menyimpulkan bahwa cara


partikel alfa (m = 4 u) yang paling mungkin dapat dibelokkan melalui sudut besar
adalah dengan tabrakan tunggal dengan objek yang lebih masif. Karena itu Rutherford
mengusulkan bahwa muatan dan massa atom terkonsentrasi di pusatnya, di daerah
yang disebut nukleus. Gambar 6.4 mengilustrasikan geometri hamburan dalam kasus
ini. Proyektil, dari muatan ze, mengalami gaya tolak karena muatan positif inti:
q q 2 Ze
2
F= 1 2 2 = 2 dengan r 2=2 m v 2 b
4 π ε0 r 4 π ε0 r
Dan
4 π ε0 m v2 b θ θ
2
sin =2cot
Ze 2 2

Massa elektron yang kecil, tidak cukup untuk mempengaruhi penyimpangan partikel
alfa sehingga dapat diabaikan. karena tidak ada gerakan mundur diberikan ke inti
yang masif, energi kinetik awal dan akhir partikel alfa adalah sama. Seperti yang
ditunjukkan Gambar 6.4 untuk setiap parameter dampak b, ada sudut hamburan
tertentu θ, sehingga dibutuhkan hubungan antara b dan θ secara matematis adalah
2
θ 2 π ε0 m v b
cot = 2
2 Ze
Sehingga
Z e2 θ
b= cot
4 π ε0 K 2

berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa terjadi penurunan yang


cepat dari θ ketika b bertambah. Sehingga jika parameter dampak kecil maka sudut
penyimpangannya dapat bernilai sangat besar.

3. Rumus Hamburan Rutherfod


Partikel alfa yang mendekati inti target dengan parameter dampak dari 0 ke b akan
dihambur dengan sudut θ atau lebih, dengan θ dinyatakan dalam b seperti persamaan
θ 4 π ε0 K
cot = 2
2 Ze
Partikel alfa yang mula-mula berarah sedemikian sehingga berada dalam bidang
seluas π b 2 sekitar inti akan dihambur dengan sudut θ atau lebih

Gambar 4.6 Sudut hamburan berkurang ketika parameter dampak bertambah


2
Bidang seluas π b biasa disebut penampang hamburan interaksi tersebut.
Lambang yang biasa dipakai oleh penampang hamburan ialah σ, sehingga
Penampang Hamburan σ = π b2
Partikel alfa yang datang sebenarnya akan dihambur sebelum partikel itu mendekati
daerah sekitar inti, jadi partikel tersebut tidak perlu melewati dalam jarak b dari inti.
Pada selaput setebal t yang berisi n atom per satuan voume. Banyaknya inti target per
satuan luas adalah nt, dan berkas partikel alfa yang datang pada bidang seluas A akan
berinteraksi dengan ntA inti. Penampang hamburan kumpulan untuk sudut θ atau
lebih sama dengan banyaknya inti target ntA dikalikan dengan penampang σ untuk
hamburan seperti itu per inti, atau sama dengan ntAσ. Jadi besar fraksi f dari
banyaknya partikel alfa datang yang dihambur dengan sudut θ atau lebih merupakan
rasio antara penmapang kumpulan ntAσ untuk hamburan seperti itu dan luas target
energi total A
banyaknya partikel alfa terhambur dengan sudut θ atau lebih
f=
jumlah partikel alfa datang
penampang kumpulan ntAσ
= =ntπ b2
luastarget A
2 2
Ze θ
f =πnt( ) cot 2 (4.8)
4 π ε0 K 2
Dengan menganggap selaput sangat tipis sehingga penampang inti yang berdekatan
tidak saling-tindih dan partikel alfa yang dihambur menerima seluruh defleksinya dari
interaksinya dengan inti tunggal.
Dalam eksperimen sebenarnya, detector mencatat partikel yang terhambur antara
sudut θ dan θ + dθ. Fraksi jumlah partikel alfa yang terhambur seperti itu diperoleh
dengan mendiferensialkan pers. (4.8) terhadap θ, menghasilkan:
2 2
Ze θ θ
df =−πnt ( ) cot csc 2 dθ
4 π ε0 K 2 2
(4.9)
Tanda minus menyatakan fakta bahwa f menurun jika θ bertambah besar.
Dalam eksperimen ini, layar fluoresen ditempatkan pada jarak r dari selaput, dan
partikel alfa yang dihambur dideteksi melalui kelipan (skintilasi) yang
ditimbulkannya. Partikel alfa yan terhambur antara sudut θ dan θ + dθ mencapai
daerah bola berjari-jari r yang tebalnya ialah rdθ. Jari-jari daerah itu ialah r sin θ,
sehingga bidang seluas dS dari layar yang ditubruk partikel ini

Gambar 4.7 dalam eksperimen Rutherfod, partikel yang iddeteksi telah dihambur
dengan sudut antara θ dan θ+dθ

θ
2
2 πr sin ¿ ( rdθ )=2 π r sinθdθ
dS=¿
θ θ
¿ 4 π r 2 sin cos dθ
2 2
Jika sebanyak Ni partikel alfa menumbuk selaput selama partikel ini berlangsung,
banyaknya partikel yang terhambur ke dalam sudut dθ pada sudut θ ialah N i df.
Banyaknya N(θ) per satuan luas yang sampai ke layar pada sudut θ yang merupakan
kuantitas yang terukur adalah
Z e2 2 θ θ
N i πnt ( ) cot csc 2 dθ
4 π ϵ K 2 2
N i∨df ∨ ¿ = 0
dS θ θ
4 π r 2 sin cos dθ
2 2
N ( θ )=¿
2 4
N i nt Z e
N (θ )=
θ
( 8 π ϵ 0 )2 r 2 K 2 sin 2 ( )
2
(4.10)

Persamaan di atas menghasilkan kurva teoritis yang menunjukkan adanya inti atom
yang bermuatan positif yang menghamburkan partikel alfa. Banyaknya partikel alfa
per satuan luas yang tiba pada layar kelip berjarak r dari selaput penghambur harus
berbanding lurus dengan tebal selaput τ, dengan banyaknya atom dalam selaput per
satuan volume n dan dengan kuadrat bilangan atomik dari atom selaput itu, dan harus
berbanding terbalik dengan kuadrat energi kinetik K dari partikel alfa dan dengan
sin4(θ/2), dengan θ menyatakan sudut hambur. Ramalan ini sesuai dengan hasil
pengukuran Geiger dan Marsden seperti telah disebutkan didepan, sehingga Rutherfod
menyimpulkan bahwa anggapan yang dipakainya, terutama hipotesis mengenai inti
atom sudah betul. Rutherfod diakui telah “menemukan” inti.

4. Kelebihan dan Kelemahan


Kelebihan atom Rutherfod yaitu membuat hipotesis bahwa atom tersusun dari
inti atom dan electron yang mengelilingi inti dan Rutherfod telah memperkenalkan
lintasan/ kedudukan electron yang nanti disebut dengan kulit. Atom memiliki inti
atom yang bermuatan positif dan disekelilingnya terdapat electron yang
mengelilinginya. Dapat menenrangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh
selaput tipis emas. Jari-jari inti atom dan jari-jari atom sudah dapat ditemukan. Dapat
menggambarkan gerak electron disekitar inti. Elektron dapat bergerak dalam lintasan
apapun, dari lintasan yang tak terhingga jumlahnya.
Kelemahan atom Rutherfod yaitu model atom rutherfod bersifat tidak stabil
karena bertentangan dengan hukum fisika klasik Maxwell. Jika ada partikel
bermuatan (electron) mengelilingi inti atom yang memiliki muatan yang berlawanan
(proton) maka electron akan memiliki percepatan dan memancarkan energi berupa
gelombang elektromagnetik, dengan demikian lama-kelamaan electron akan
kehilangan energinya. Akibatnya, jari-jari lintasan semakin kecil, hingga suatu saat
electron akan bergabung inti atom. Namun faktanya, atom bersifat stabil sehingga
electron tidak bergabung dengan inti atom. Meramalkan spektrum kontinu, padahal
dari percobaan diperoleh spektrum garis pada atom hydrogen (H).

F. LAMAN DAN RINGKASAN (1 ALINEA) PPT YANG SESUAI DENGAN


PERMASALAHAN PROBLEMATIK KONTEKSTUAL DI ATAS.
Laman PPT http://zuhdiismail.blog.uns.ac.id/files/2010/10/presentasi-atom.pptx
Ringkasan :
Partikel alpha yang ditembakkan tidak mengenai inti atom karena partikel alpha
dan inti atom sama-sama bermuatan positif. Partikel Alfa yang mendekati inti target
dengan parameter Akibat impuls ∫F dt yang diberikan oleh inti pada partikel alpha.
Karena inti diam selama gerak partikel alfa, maka energi kinetik tetap dan momentum
θ
juga tetap, maka akan didapatkan ∆ p=2mv sin . Karena impuls ∫F dt berarah
2
sama dengan arah perubahan momentum Δp dengan Torka pada partikel alfa konstan.
Ekperimen Geiger dan Marsden 2, Geiger menunukan bahwa banyak partikel alpha
yang terhambur dari target thin gold-leaf dan berbalik arah dengan sudut θ4 atau
lebih. besarnya fraksi dari banyaknya partikel alpha yang dihamburkan dengan sudut
θ, maka rumus hamburan Rutherfod:

G. LAMAN DAN RINGKASAN (1 ALINEA) SIMULASI (MISALNYA PHET


SIMULATION) YANG SESUAI DENGAN PERMASALAHAN PROBLEMATIK
KONTEKSTUAL DI ATAS.
Laman https://phet.colorado.edu/sims/html/rutherford-
simulasi scattering/latest/rutherford-scattering_in.html
Ringkasan
Percobaan hamburan sinar alfa merupakan cikal bakal dari teori model atom
Rutherford. Dalam simulasi ini ketika sinar alfa memancarkan sinar ke alfa detektor
dan menyentuh lapisan emas tipis, maka partikel-partikel alfa akan menyebar.
Berdasarkan hasil dari percobaan Rutherford sendiri, sebagian sinar alfa akan
diteruskan setelah melewati lapisan emas tipis, dan sebagian kecil lainnya akan
dibelokkan. Hal ini dapat berarti bahwa sebagian besar dari atom adalah ruang
hampa, dan ketika sinar alfa tepat atau di dekat inti atom maka dia akan dibelokkan
arahnya.

H. LAMAN DAN RINGKASAN (1 ALINEA) VIDEO YANG SESUAI DENGAN


PERMASALAHAN PROBLEMATIK KONTEKSTUAL DI ATAS.
Laman https://www.youtube.com/watch?v=mdF6-c8R6so
video
Ringkasan
Sekitar tahun 1904, JJ Thomson mengemukaan model atom baru yang dikenal
sebagai Model "Roti Kismis", atau "Plum Pudding". Secara tersirat, model ini
menyatakan bahwa muatan positif bersifat tidak solid. Untuk membuktian hal ini,
Ernest Rutherford yang dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marden melakukan
percobaan, menembakkan partikel alpha menuju lembaran emas yang sangat tipis,
hanya setebal 0.00004 cm. Sinar alfa adalah salah satu jenis radiasi yang dihasilkan
oleh zat radioaktif. Partikel sinar bermuatan +2 dan bermassa 4 sma. Mereka
menemukan bahwa sebagian besar partikel alfa dapat menembus lempeng emas tanpa
pembelokan yang berarti, seolah-olah lempeng emas itu tidak ada. Akan tetapi,
kemudian mereka menemukan bahwa sebagian kecil dari partikel alfa mengalami
pembelokan yang cukup besar, bahkan beberapa di antaranya dipantulkan.
Berdasarkan data pengamatan Rutherford mulai merumuskan model atom yang baru
sesuai pengamatannya.

I. LAMAN DAN RINGKASAN (1 ALINEA) HASIL PENELITIAN DAN ATAU


ARTIKEL YANG SESUAI DENGAN PERMASALAHAN PROBLEMATIK
KONTEKSTUAL DI ATAS (MISKONSEPSI DAN ATAU PEMBELAJARANNYA)
Laman hasil http://www.ffn.ub.es/luisnavarro/nuevo_maletin/Rutherford%20(1911),
penelitian %20Structure%20atom%20.pdf
Ringkasan
Artikel 1 di atas merupakan artikel asli hasil penelitian Rutherford yang
berjudul “The Scattering of α and β Particles by Matter and the Structure of the
Atom”. Pada artikel tersebut dijelaskan bahwa Geiger dan Marsden melakukan
eksperimen tentang struktur atom pada tahun 1911 dengan menggunakan 2 partikel
yaitu partikel alfa dan partikel beta pada lapisan foil emas setebal 0,00004cm.
Bedasarkan hasil penelitian tersebut 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan
dengan sudut yang besar. Berdasarkan perhitungan sederhana dari Rutherford
menunjukkan bahwa atom tersebut memiliki medan listrik yang intens untuk
menghasilkan pembelokan yang besar pada satu pertemuan antara partikel alfa dan
bagian atom tersebut. Sedangkan dengan sinar beta yang memiliki kecepatan lebih
besar dari partikel alfa menunjukkan hasil yang sama dengan partikel alfa, dan data
hamburan untuk sinar β, serta untuk sinar α menunjukkan bahwa muatan pusat dalam
atom kira-kira sebanding dengan berat atomnya. Sehingga disimpulkan seluruh
muatan positif yang merupakan bagian besar dari massa atom terpusat di tempat kecil
dalam ruang atom dan memiliki jari-jari yang lebih kecil dari jari-jari atom tersebut
dinamakan sebagai inti atom.

J. KAIDAH FISIKA YANG MENAUNGI PERMASALAHAN PROBLEMATIK


KONTEKSTUAL DI ATAS.
Percobaan penghamburan sinar alfa dilakukan oleh Ernest Rutherford, dan dua orang
asistennya, yaitu Hans Geiger dan Ernest Marden, pada tahun 1910 untuk mengetahui
lebih banyak tentang susunan atom dibandingkan model atom Thomson. Percobaan ini
dilakukan dengan menembakkan sinar alfa yang berasal dari sumber zat radioaktif,
menuju lempeng logam emas. Pengamatan yang diperoleh dari percobaan penghamburan
sinar alfa adalah sebagian besar partikel alfa dapat menembus lempeng logam emas tanpa
pembelokan yang berarti. Namun sebagian kecil dari partikel alfa mengalami pembelokan
yang cukup besar dan beberapa partikel alfa dipantulkan oleh lempeng logam emas.
Penjelasan penghamburan sinar alfa oleh lempeng logam emas adalah partikel alfa yang
lewat tanpa pembelokan atau dapat tembus karena melalui ruang hampa dan jauh dari inti
atom, yang dibelokkan adalah yang mendekati inti atom karena mengalami gaya tolak
inti, yang terpantul adalah yang menuju dan menabrak inti atom yang bermuatan positif
dan sangat masif (pejal atau padat). Dari analisis data, Rutherford menyimpulkan bahwa
jari-jari nukleus harus lebih kecil dari jari-jari atom dengan faktor sekitar 104. Dengan
kata lain, atom sebagian besar merupakan ruang kosong.
K. PETA KONSEP GLOBAL DAN LETAK PERMASALAHAN PROBLEMATIK
KONTEKSTUAL DI ATAS.

L. PENCARIAN DAN PENYELESAIAN BEBERAPA SOAL HOTS DARI UAN


FISIKA SMA, SBMPTN, DAN ATAU 10 FUNDAMENTAL PHYSICS TEXTBOOK
(4 REPRESENTASI: VERBAL, DIAGRAM (GAMBAR), GRAFIK, DAN
MATEMATIK)
1. Perhatikan peryataan-pernyataan berikut:
(1) Atom terdiri dari elektron yang bermuatan negatif dan inti atom yang bermuatan
positif
(2) Elektron mengorbit inti atom seperti planet mengorbit matahari
(3) Elektron mengorbit inti atom pada orbit yang stasioner tanpa memancarkan energi
Yang membedakan model atom Rutherford dan model atom Thomson adalah
pernyataan...
A. (1), (2), dan (3)
B. (1) saja
C. (2) saja
D. (3) saja
E. (1) dan (3) saja

PEMBAHASAN (UN Fisika 2010)


Yang membedakan atom Thomson dengan atom Rutherford adalah no. 1 saja
sedangkan no. 2 dan 3 adalah kesamaan dan perbedaan atom Rutherford dengan atom
Bohr.
Jawaban: B
2. Dalam eksperimen hamburan Rutherford, asumsikan bahwa partikel alpha (dengan
jari-jari 1,80 fm) langsung menuju inti emas target (dengan jari-jari 6,23 fm). Berapa
energi yang harus dimiliki partikel alfa untuk nyaris “menyentuh” inti emas?
Penyelesaian :
Agar partikel alfa menembus inti emas, maka pemisahan antara pusat massa dua
partikel harus tidak lebih besar dari hasil penjumlahan jari – jari kedua partikel
terebut. Sehingga :
r=r Au+ r α =6,23 ×10−15 m+1,80 ×10−15 m=8,03 ×10−15 m
Dengan demikian, energi kinetik minimum partikel alfa adalah :
K α =U

1 q Au qα
K α=
4 π ε0 r
(79 e)(2 e)
K α =8,99 ×10 9 V·m /C
8,03 × 10−15 m
(1,58 ×102 )(1,6 ×10−19 C )(e)
K α =8,99 ×10 9 V·m /C
8,03 ×10−15 m
(2,53 ×10−17 C )(e)
K α =8,99 ×10 9 V·m /C
8,03 ×10−15 m
9 −2
K α =8,99 ×10 V·m /C (0,32 ×10 Ce/m)
K α =2,88 ×10 7 eV =28,8 ×106 eV =28,8 MeV
Jadi, untuk menembus inti emas, setidaknya partikel alfa harus memiliki energi
sebesar 28,8 MeV.

M. PENULISAN DRAF PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI SALAH SATU


SUBPERMASALAHAN
PERCOBAAN CACAH RADIASI

A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan counting rate (cacah radiasi) dari bahan radioaktif
2. Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung

B. Alat dan Bahan


1. Satu set GM Counter beserta counter
2. Sumber radioaktif (Amersium, Barium, dan kaos lampu)
3. Kabel penghubung
4. Aluminium foil
5. Timah hitam
6. Stopwatch
C. Langkah-langkah Percobaan
1. Percobaan 1 (menentukan counting rate (cacah radiasi) dari bahan radioaktif)
a. Menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam percobaan dan sekaliat di set
seperti Gambar 1

Gambar 1. Set-up Percobaan

b. Menyalakan Geiger Counter dan detektor


c. Meletakkan bahan radioaktif (Barium) tanpa pelindung didekat detektor
d. Mengoperasikan alat pencacah radiasi bersamaan dengan pencatat waktu
e. Mencatat radiasi selama selang waktu satu menit
f. Melakukan prosedur 1 sampai 4 dengan menggunakan bahan radioaktif
Amersium, dan kaos lampu

2. Percobaan 2 (menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung)


a. Set-up alat seperti Gambar 1
b. Letakkan sumber radioaktif barium, kemudian lakukan cacah radiasi dalam
waktu satu menit
c. Bahan radioaktif dibungkus dengan aluminum foil atau timah hitam
d. Mencatat cacah radiasi selama selang waktu satu menit

D. Data Pengamatan
1. Percobaan 1
Bahan Radiaktif: .......................
No Cacah Radiasi/Menit (N)

2. Percobaan 2
No Sumber Radioaktif Bahan Pelindung Cacah Radiasi/Menit
E. Diskusi
1. Percobaan 1
a. Hitung rata-rata cacah radiasi N1 dan N2 serta N12, nyatakan dalam satuan
radioaktivitas
b. Hitung Dead Timer r (waktu mati)
c. Tentukan cacah radiasi yang sebenarnya (n) dari kedua bahan radioaktif, yaitu
Barium dan Amersium, nyatakan dalam satuan radioaktif

2. Percobaan 2
Buat hubungan antara tebalnya pelindung dengan cacah radiasi

F. Kesimpulan

N. IDENTIFIKASI PENERAPAN KONTEKSTUAL KOMPLEKS SETIAP


SUBPERMASALAHAN
1. Miniatur sistem tata surya
2. Radioisotop
3. PLTN
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Anda mungkin juga menyukai