Anda di halaman 1dari 27

RINGKASAN CHAPTER 4,5,6,7

KELOMPOK 3

1. Cristina Panggabean
2. Noel Situmeang
3. Restina Tiolenta Sihombing
4. Siska Yulianti Br Maurung
Kelas : PSPF B 2020

BAB IV
STRUKTUR ATOM
4.1. Atom Nuklir
Sebagian besar ilmuwan akhir abad ke-19 menerima gagasan bahwa unsur-unsur
kimia terdiri dari atom, tetapi mereka hampir tidak tahu apa-apa tentang atom itu sendiri.
Salah satu petunjuknya adalah penemuan bahwa semua atom mengandung elektron. Karena
elektron membawa muatan negatif sedangkan atom netral, materi bermuatan positif dari
beberapa jenis harus ada dalam atom.

Salah satu saran, yang diajukan oleh fisikawan Inggris J. J. Thomson pada tahun
1898, adalah bahwa atom hanyalah gumpalan materi bermuatan positif dengan elektron
tertanam di dalamnya, seperti kismis dalam kue buah. Karena Thomson telah memainkan
peran penting dalam penemuan elektron, idenya dianggap serius. Tapi atom sebenarnya
ternyata sangat berbeda.

Menurut temuan Rutherford, adalah menggambarkan sebuah atom yang terdiri dari
sebuah nukleus kecil yang muatan positifnya dan hampir semua massanya terkonsentrasi,
dengan elektron-elektron agak jauh. Dengan atom yang sebagian besar merupakan ruang
kosong, mudah untuk melihat mengapa sebagian besar partikel alfa menembus kertas tipis.
Namun, ketika sebuah partikel alfa kebetulan mendekati inti, medan listrik yang kuat di sana
menyebarkannya melalui sudut yang besar. Elektron atom, yang sangat ringan, tidak
mempengaruhi partikel alfa.

Eksperimen-eksperimen Geiger dan Marsden dan kemudian karya serupa juga


memberikan informasi tentang inti atom yang menyusun berbagai target foil. Pembelokan
partikel alfa ketika melewati dekat inti bergantung pada besarnya muatan inti.
Membandingkan hamburan relatif partikel alfa dengan foil yang berbeda memberikan cara
untuk menemukan muatan nuklir atom yang terlibat.

Semua atom dari salah satu unsur ternyata memiliki muatan nuklir unik yang sama,
dan muatan ini meningkat secara teratur dari unsur ke unsur dalam tabel periodik. Muatan
nuklir selalu menjadi kelipatan ; jumlah muatan positif satuan dalam inti suatu unsur
sekarang disebut nomor atom unsur tersebut. Kita tahu sekarang bahwa proton, masing-

1
masing dengan muatan +e, memberikan muatan pada inti, sehingga nomor atom suatu unsur
sama dengan jumlah proton dalam inti atomnya.

Rumus Hamburan Rutherford


Rumus yang diperoleh Rutherford untuk hamburan partikel alfa oleh foil tipis
berdasarkan model nuklir atom adalah

Rumus hamburan rutherford ( ) ( ) ( )

Rumus ini diturunkan dalam Lampiran bab ini. Simbol dalam Persamaan memiliki
arti sebagai berikut:
( ) = jumlah partikel alfa per satuan luas yang mencapai layar dengan sudut
hamburan sebesar

= jumlah total partikel alfa yang mencapai layar

= jumlah atom per satuan volume dalam foil

= nomor atom atom foil

= jarak layar dari foil

= energi kinetik partikel alfa

= ketebalan foil

Dimensi Nuklir
Dalam derivasinya dari Persamaan Rutherford berasumsi bahwa ukuran inti target
lebih kecil dibandingkan dengan jarak minimum ke mana partikel alfa mendekati inti
sebelum dibelokkan. Oleh karena itu, hamburan Rutherford memberi kita cara untuk
menemukan batas atas dimensi nuklir.

Mari kita lihat berapa jarak pendekatan terdekat R untuk partikel alfa paling energik
yang digunakan dalam percobaan awal. Partikel alfa akan memiliki terkecil ketika
mendekati inti inti, yang akan diikuti oleh hamburan . Pada saat pendekatan terdekat,
energi kinetik awal dari partikel seluruhnya diubah menjadi energi potensial listrik, dan
demikian juga pada saat itu

karena muatan partikel alfa adalah dan muatan inti adalah .

Jarak pendekatan terdekat :

4.2 ORBIT ELEKTRON

2
Model atom Rutherford, yang secara meyakinkan dikonfirmasi oleh eksperimen,
menggambarkan sebuah inti kecil, masif, bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron
yang cukup jauh pada jarak yang relatif jauh untuk menjadikan atom netral secara
keseluruhan. Elektron tidak dapat diam dalam model ini, karena tidak ada yang dapat
mempertahankannya melawan gaya listrik yang menariknya ke inti. Akan tetapi, jika elektron
bergerak, orbit yang stabil secara dinamis seperti planet-planet yang mengelilingi matahari
dimungkinkan.

Mari kita lihat dinamika klasik atom hidrogen, yang satu elektronnya menjadikannya
paling sederhana dari semua atom. Kami mengasumsikan orbit elektron melingkar untuk
kenyamanan, meskipun mungkin secara masuk akal diasumsikan berbentuk elips. Gaya
sentripetal

memegang elektron dalam orbit r dari inti disediakan oleh gaya listrik

diantara mereka. Kondisi orbit yang stabil secara dinamis adalah

Oleh karena itu, kecepatan elektron v terkait dengan jari-jari orbitnya dengan rumus

Kecepatan elektron :

Energi total elektron dalam atom hidrogen adalah jumlah energi kinetik dan energi
potensialnya, yaitu

(Tanda minus mengikuti dari pilihan pada , yaitu, ketika elektron dan proton
terpisah jauh tak terhingga.) Oleh karena itu

Mengganti dari Persamaan diatas memberi

Energi total atom hidrogen :

3
4.3 SPEKTRA ATOM
Stabilitas atom bukanlah satu-satunya hal yang harus diperhitungkan oleh teori atom
yang sukses. Keberadaan garis spektral merupakan aspek penting lain dari atom yang tidak
dapat dijelaskan dalam fisika klasik.

Kami melihat di Bab. 2 bahwa benda yang terkondensasi (padat dan cair) pada semua
suhu memancarkan radiasi em yang memiliki semua panjang gelombang, meskipun dengan
intensitas yang berbeda. Ciri-ciri yang teramati dari radiasi ini dijelaskan oleh Planck tanpa
mengacu pada bagaimana ia diproduksi oleh bahan yang memancar atau sifat bahan tersebut.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa kita menyaksikan perilaku kolektif dari banyak sekali
atom yang berinteraksi daripada perilaku karakteristik atom-atom unsur tertentu.

Di sisi ekstrim lainnya, atom atau molekul dalam gas yang dijernihkan rata-rata
berjarak sangat jauh sehingga mereka hanya berinteraksi selama tumbukan sesekali. Dalam
keadaan ini kita akan mengharapkan setiap radiasi yang dipancarkan menjadi karakteristik
dari atom atau molekul tertentu yang ada, yang ternyata menjadi kasusnya.

Ketika gas atom atau uap pada tekanan kurang dari atmosfer "bersemangat", biasanya
dengan melewatkan arus listrik melaluinya, radiasi yang dipancarkan memiliki spektrum
yang hanya mengandung panjang gelombang spesifik tertentu. Spektrometer sebenarnya
menggunakan difraksi

Gambar. spektrometer ideal

Seri Spektral
Satu abad yang lalu, panjang gelombang dalam spektrum suatu unsur ditemukan jatuh
ke dalam himpunan yang disebut deret spektral. Seri pertama seperti itu ditemukan oleh J. J.
Balmer pada tahun 1885 dalam rangka mempelajari bagian spektrum hidrogen yang terlihat.
Gambar diatas menunjukkan deret Balmer. Garis dengan panjang gelombang terpanjang,
656,3 nm, dilambangkan berikutnya, dengan panjang gelombang 486,3 nm,
dilambangkan dan seterusnya. Ketika panjang gelombang berkurang, garis ditemukan
lebih dekat bersama dan intensitasnya lebih lemah sampai batas seri pada 364,6 nm tercapai,
di luar itu tidak ada lagi garis yang terpisah tetapi hanya spektrum kontinu yang redup.
Rumus Balmer untuk panjang gelombang deret ini adalah

4
Balmer : ( ) n = 3,4,5,.........

Kuantitas R, dikenal sebagai konstanta Rydberg, memiliki nilai

konstanta Rydberg :

Baris sesuai dengan n = 3 , baris sesuai dengan , dan seterusnya. Batas seri
sesuai dengan sehingga terjadi pada panjang gelombang , sesuai dengan
percobaan.

Deret Balmer mengandung panjang gelombang di bagian tampak spektrum hidrogen.


Garis spektral hidrogen di daerah ultraviolet dan inframerah terbagi menjadi beberapa deret
lainnya. Dalam ultraviolet, deret Lyman mengandung panjang gelombang yang ditentukan
oleh rumus

Lyman : ( ) n = 2,3,4,.........

Dalam inframerah, telah ditemukan tiga deret spektral yang garis-garisnya memiliki panjang
gelombang yang ditentukan oleh rumus

Paschen : ( ) n = 4,5,6,.........

Brackett : ( ) n = 5,6,7,.........

Pfund : ( ) n = 6,7,8,.........

4.4 ATOM BOHR


Teori atom pertama yang berhasil dikemukakan pada tahun 1913 oleh Niels Bohr.
Konsep gelombang materi secara alami mengarah pada teori ini, seperti yang ditemukan de
Broglie, dan inilah rute yang akan diikuti di sini. Bohr sendiri menggunakan pendekatan yang
berbeda, karena karya de Broglie datang satu dekade kemudian, yang membuat
pencapaiannya semakin luar biasa. Namun, hasilnya persis sama.
Kita mulai dengan memeriksa perilaku gelombang elektron di orbit sekitar inti
hidrogen. (Dalam bab ini, karena kecepatan elektron jauh lebih kecil daripada , kita akan
mengasumsikan bahwa γ = 1 dan untuk memudahkan menghilangkan dari berbagai
persamaan.) Panjang gelombang de Broglie dari elektron ini adalah

di mana kecepatan elektron adalah yang diberikan oleh diatas :

Karena itu

5
Panjang gelombang elektron orbit : √

4.5 TINGKAT ENERGI DAN SPEKTRA


Berbagai orbit yang diizinkan melibatkan energi elektron yang berbeda. Energi
elektron diberikan dalam radius orbit oleh Persamaan diatas sebagai

Mengganti dari Persamaan diatas, kita melihatnya

tingkat energi : ( ) n = 1,2,3,...........

4.6 PRINSIP KORESPONDENSI


Fisika kuantum, sangat berbeda dari fisika klasik di dunia mikro di luar jangkauan
indra kita, bagaimanapun juga harus memberikan hasil yang sama dengan fisika klasik di
dunia makro di mana percobaan menunjukkan bahwa yang terakhir itu valid. Kita telah
melihat bahwa persyaratan dasar ini berlaku untuk teori gelombang benda bergerak. Kita
sekarang akan menemukan bahwa itu juga berlaku untuk model atom hidrogen Bohr.
Menurut teori elektromagnetik, sebuah elektron yang bergerak dalam orbit melingkar
memakan gelombang yang frekuensinya sama dengan frekuensi revolusinya dan untuk
menangkap monics (yaitu, kelipatan integral) dari frekuensi itu. Dalam atom hidrogen
elektron kecepatan adalah

menurut Persamaan diatas, di mana r adalah jari-jari orbitnya. Oleh karena itu frekuensi
revolusi f elektron adalah

Jari-jari dari orbit stabil diberikan dalam bentuk bilangan kuantumnya n oleh Persamaan.
diatas sebagai

4.7 GERAK NUKLIR


Sejauh ini kita telah mengasumsikan bahwa inti hidrogen (proton) tetap diam
sementara elektron orbit mengelilinginya. Apa yang sebenarnya harus terjadi, tentu saja, baik

6
nukleus maupun elektron berputar mengelilingi pusat massa mereka yang sama, yang
sangat dekat dengan nukleus karena massa nuklir jauh lebih besar daripada massa elektron
(Gambar dibawah). Sistem semacam ini ekuivalen dengan satu partikel bermassa yang
berputar mengelilingi posisi partikel yang lebih berat. (kesetaraan ini adalah

Gambar. Baik elektron maupun inti atom hidrogen berputar mengelilingi pusat massa yang
sama (tidak sampai skala 1).

ditunjukkan bahwa Jika m adalah massa elektron dan M adalah massa inti, maka
diberikan oleh

Massa berkurang :

Kuantitas m' disebut massa tereduksi elektron karena nilainya kurang dari m.

Untuk memperhitungkan gerak inti dalam atom hidrogen, maka yang perlu kita
lakukan hanyalah mengganti elektron dengan partikel bermassa . Tingkat energi atom
kemudian menjadi

tingkat dikoreksi untuk gerakan nuklir : ( ) ( )( )

Karena gerak inti, semua tingkat energi hidrogen diubah oleh fraksi.

( )

Ini merupakan peningkatan sebesar 0,055 persen karena energi menjadi lebih kecil dalam
nilai absolut, oleh karena itu kurang negatif.

4.8 EKSITASI ATOM


Ada dua cara utama di mana sebuah atom dapat tereksitasi ke energi di atas keadaan
dasarnya dan dengan demikian menjadi dapat memancar. Salah satu caranya adalah dengan
tumbukan dengan partikel lain yang sebagian energi kinetik gabungannya diserap oleh atom.
Atom yang tereksitasi tersebut akan kembali ke keadaan dasarnya dalam waktu rata-rata 10-8
detik dengan memancarkan satu atau lebih foton.

7
Untuk menghasilkan pelepasan bercahaya dalam gas yang dijernihkan, medan listrik
dibuat yang mempercepat elektron dan ion atom hingga energi kinetiknya cukup untuk
membangkitkan atom yang bertabrakan dengannya

Gambar. Bagaimana garis spektral emisi dan serapan berasal

Eksperimen Franck-Hertz
Spektrum atom bukan satu-satunya cara untuk menyelidiki tingkat energi di dalam
atom. Serangkaian percobaan berdasarkan eksitasi oleh tumbukan dilakukan oleh James
Franck dan Gustav Hertz (keponakan Heinrich Hertz) mulai tahun 1914. Percobaan ini
menunjukkan bahwa tingkat energi atom memang ada dan, lebih jauh lagi, yang ditemukan
dengan cara ini sama dengan yang disarankan oleh spektrum garis.
Franck dan Hertz membombardir uap berbagai unsur dengan elektron dengan energi
yang diketahui. Perbedaan potensial kecil antara kisi dan pelat pengumpul mencegah
elektron yang memiliki energi kurang dari minimum tertentu untuk berkontribusi pada arus I
melalui ammeter.

Gambar. Peralatan untuk percobaan Franck-Hertz

4.9 LASER
Laser adalah perangkat yang menghasilkan sinar dengan beberapa sifat luar biasa:

1. Cahaya hampir monokromatik.


2. Cahaya itu koheren, dengan semua gelombang persis sefase satu sama lain

8
Gambar. Sebuah atom dapat eksis pada tingkat energi metastabil untuk waktu yang lebih
lama sebelum memancar daripada pada tingkat energi biasa.

3 Sinar laser hampir tidak menyimpang sama sekali. Sinar seperti itu yang dikirim
dari bumi ke cermin yang ditinggalkan di bulan oleh ekspedisi Apollo 11 tetap cukup sempit
untuk dideteksi saat kembali ke bumi, dengan total jarak lebih dari tiga perempat juta
kilometer. Sinar cahaya yang dihasilkan dengan cara lain akan menyebar terlalu banyak
untuk dilakukan.

9
BAB 5 MEKANIKA KUANTUM
5.1 Pendahuluan Mekanika Kuantum
Perbedaan pokok antara mekanika nowton dan mekanika kuantum terletak pada cara
menggambarkannya (describe). Dalam mekanika newton, masa depan partikel telah
ditentukan oleh kedudukan awal momentum awal serta gaya-gaya yang berlaku padanya.
Dalam dunia makroskopik kuantitas ini semuanya dapat ditentukan dengan ketelitian yang
cukup sehingga mendapatkan ramalan mekanika newton yang cocok dengan pengamatan.

Mekanika kuantum juga menghasilkan hubungan antara kuantitas yang ter amati, tetapi
prinsip keraktentuan menyarankan bahwa kuantitas teramati bensfat berbeda dalam kawasan
atomik Sebab dan akibat masih berhubungan dalam meka- nika kuantum tetapt memerlukan
tafsiran yang hati-hati. Dalam mekanika kuantum ketentuan tentang karakteristik masa depan
seperti pada mekanika newton tidak mungkin diperoleh, karena kedudukan dan momentum
awal partikel tidak dapat di peroleh dengan ketelitian yang cukup masa depan tak diketahui
karena masa kini tak terketahui. Ini adalah suatu contoh yang menjelaskan hal tersebut.

5.2 Persamaan Gelombang


Fungsi gelombang yang memenuhi dikatakan orang ternormalisasi. Setiap fungsi gelombang
yang bisa dipakai dapat dinormalisasikan dengan mengalihkannya dengan tetapan yang
sesuai.
Persamaan Schrödinger yang merupakan persamaan pokok dalam mekanika kuantum serupa
dengan hukum gerak kedua merupakan persamaan pokok dalam mekanika newton, adalah
persamaan gelombang dalam variabel .

Persamaan gelombang yang menentukan gelombang dengan kuantitas variabel y yang


menjalar dalam arah x dengan kelajuan v. Dalam kasus gelombang pada fali terpentang, y
menyatakan pergeseran tali dari sumbu x, dalam kasus gelombang bunyi y menyatakan
perbedaan tekanan, dalam kasus gelombang cahaya, y bisa menyatakan besarnya medan
listrik atau magnetik. Persamaan gelombang seperti di atas diturunkan dalam buku mekanika

10
untuk gelombang mekanis dan dalam buku kelistrikan dan kemagnetan gelombang
elektromagnetik.

5.3 Persamaan Schrödinger: Bergantung Waktu

Persamaan Schrödinger diperoleh mulai dari fungsi gelombang partikel yang bergerak bebas
Perluasan persamaan Schrödinge: untuk kasus khusus partikel bebas (potensial V konstan) ke
kasus umum dengan sebuah partikel yang meng alami gaya sembarang yang berubah
terhadap ruang dan waktu [V = V(x. y. 1, 7) merupakan suatu kemungkinan yang bisa
ditempuh, tetapi tidak ada suatu cara "a prion" yang membuktikan bahwa perluasan itu benar
Yang bisa kita lakukan hanyalah mengambil postulat bahwa persamaan Schrödinger berlaku
pecahkan untuk berbagai situasi fisis dan membandingkan hasilnya dengan hasil ekspermen
Jika hasilnya cocok, maka postulat yang terkait dalam persamaan Schrödinger sah jika tidak
cocok, postulatnya harus dibuang dan pendekatan yang lain harus di jajaki Dengan perkataan
lain, persamaan Schrödinger tidak bisa diturunkan dan "prinsip pertama, tetapi persamaan itu
merupakan prinsip pertama.

5.4 Harga Ekspektasi


Marilah kita hitung harga ekspektasi <x> dan posisi partikel yang bergerak dalam sumbu
x yang diberikan oleh fungsi gelombang (x,t). Ini merupakan harga x yang akan kita
dapatkan jika kita menentukan secara ekspermen posisi banyak sekali partikel yang diperikan
oleh fungsi gelomnhang yang sama pada saat / dan kemudian meratakan hasilnya.
Prosedur yang sama dengan yang dilakukan diatas dapat dipakai untuk memperoleh
harga ekspektasi (G(x)) dari suatu kuantitas (misalnya. energi potensial V(x)] yang
merupakan fungsi dari kedudukan partikel x dari partikel yang diberikan oleh fungsi
gelombang . Hasilnya ialah

11
5.5 Persamaan Schrödinger Bentuk Keadaan Tunak
Dalam banyak situasi energi potensial sebuah partikel tidak bergantung dari waktu secara
eksplisit: gaya yang beraksi padanya, jadi juga V, hanya berubah terhadap kedudukan partikel
Jika hal itu benar, persamaan Schrödinger dapat disederhana kan dengan meniadakan
kebergantungan terhadap waktu t.

5.6 Partikel Dalam Kotak


Partikel tidak bisa memiliki energi tak berhingga, maka partikel itu tidak m berada di luar
kotak, sehingga fungsi gelombangnya ialah 0.

Jelas bahwa energi yang dapat dimiliki partikel mempunyai harga tertentu, yaitu harga-eigen
yang telah diterangkan dalam pasal yang lalu. Harga-eigen ini yang membentuk tingkat
energi sistem besarnya ialah

12
5.7 Pemantulan dan Transmisi Oleh Perintang
Walau pun partikel itu tidak memiliki energi cukup untuk memanjatkan perintang, namun
partikel itu dapat menerobos melaluinya. Lebih tinggi perintangnya dan lebih tebal
perintangnya, lebih kecil peluang partikel untuk menembusnya.
Efek terobosan dapat dimengerti dengan memakai prinsip ketaktentuan. Jika kita
mengatakan bahwa partikel yang datang tidak dapat memasuki perintang. Ketaktentuan tak
berhingga dalam p berarti bahwa p serta E harus ak berhingga hal ini tidak cocok dengan
kenyataan bahwa partikel itu bermo- mentum dan berenergi berhingga. Jadi partikel itu
mampu untuk memasuki perin- rang, dan sekali ada di dalamnya, partikel itu mempunyai
peluang untuk menerus kan pergerakannya. Efek terobosan betul-betul bisa terjadi, yaitu
dalam kasus partikel alfa yang dipancarkan oleh inti radioaktif tertentu.

5.8 Efek Terobosan


Ini berarti bahwa kuantitas dalam tanda kurung berubah lambat terhadap V dibandingkan
dengan bagian berpangkat. Lebih lanjut lagi, kuantitas dalam kurung harganya tidak pernah
jauh dari 1, sehingga aproksimasi yang cukup baik untuk peluang transmisi T ialah

13
5.9 Osilator Harmonik
Gerak harmonik terjadi jika suatu sistem jenis tertentu bergetar di sekitar konfi gurasi
setimbangnya. Sistemnya bisa terdiri dari benda yang digantung pada sebuah pegas atau
terapung pada zat cair, molekul deviatom, sebuah atom dalam kisi kristal terdapat contoh
banyak sekali dalam dunia mikroskopik dan juga makroskopik. Persyaratan supaya gerak
harmonik terjadi adalah terdapatnya gaya pemulih yang beraksi untuk mengembalikan ke
konfigurasi setimbangnya jika sistem itu diganggu kelembaman massa yang bersangkutan
menyebabkan benda melampaui kedudukan setimbangnya, sehingga sistem itu berosilasi
terus-menerus jika tidak terdapat proses disipatif.
Dalam kasus khusus gerak harmonik sederhana, gaya pemulih F pada partikel ber-massa
m ialah linear; ini berarti F berbanding-lurus pada pergeseran partikel x dari kedudukan
setimbangnya dan arahnya berlawanan.

Pentingnya osilator harmonik sederhana dalam fisika klasik dan modern tidak terletak
pada persyaratan ketat bahwa gaya pemulih yang sebenarnya memenuhi hukum Hooke yang
jarang dijumpai, tetapi pada kenyataan bahwa gaya pemulih nya tereduksi menjadi memenuhi
hukum Hooke untuk pergeseran yang kecil. Sebagai hasilnya, setiap sistem yang melakukan
getaran kecil terhadap kedudukan setimbangnya berkelakuan seperti osilator harmonik
sederhana. Untuk membukti kan butir penting ini, kita ingat bahwa setiap gaya pemulih yang
merupakan fungsi x dapat diuraikan menjadi deret Maclaurin di sekitar kedudukan setimbang
x=0 sebagai berikut:

14
15
Bab 6

Teori Kuantum Atom Hidrogen

1. Schrödinger’s Equation untuk atom hidrogen adalah sebagai berikut:

Ψ(r,θ,φ) = R(r) Y(θ,φ)

Dengan:

R(r) = [2/na^3 * (n!/(n-l-1)!)^2 * exp(-r/na) * (2r/na)^l * L(n-l-


1)^{2l+1}(2r/na)]^(1/2)

dan

Y(θ,φ) = P(θ) * Q(φ) = (-1)^m * sqrt((2l+1)/(4π) * (l-m)!/(l+m)!) * P(l-m)^(m)(cos θ)


* exp(imφ)

Dalam persamaan ini, Ψ adalah fungsi gelombang yang merepresentasikan


keadaan kuantum dari elektron di atom hidrogen. r, θ, dan φ adalah koordinat bola,
dengan r adalah jarak dari inti, θ adalah sudut polar, dan φ adalah sudut azimutal. n, l,
dan m adalah bilangan kuantum utama, kuantum orbital, dan kuantum magnetik,
masing-masing. L(n-l-1)^{2l+1}(2r/na) adalah Polinomial Laguerre, dan P(l-
m)^(m)(cos θ) adalah Fungsi Asosiasi Legendre. na adalah radius Bohr, dan π adalah
konstanta matematika.

2. Separation of Variables
Separation of Variables dalam matematika merujuk pada teknik pemisahan variabel
dalam persamaan diferensial parsial yang melibatkan lebih dari satu variabel. Teknik ini
digunakan untuk mencari solusi dari persamaan diferensial parsial dengan memisahkan
variabel-variabelnya ke dalam fungsi-fungsi yang hanya bergantung pada satu variabel.
Teknik ini sering digunakan dalam pemecahan persamaan diferensial parsial, terutama
dalam persamaan yang melibatkan variabel koordinat seperti persamaan Laplace,
persamaan gelombang, dan persamaan Schrödinger. Dalam teknik Separation of
Variables, fungsi gelombang kuantum, misalnya, dipecah menjadi produk dari fungsi-
fungsi terpisah yang hanya bergantung pada satu variabel koordinat.
Dengan teknik ini, persamaan diferensial parsial menjadi lebih mudah untuk
diselesaikan karena masing-masing variabel dapat dipertimbangkan secara terpisah.
Setelah variabel terpisah, solusi persamaan diferensial parsial dapat ditemukan dengan

16
menerapkan teknik matematika yang tepat pada masing-masing variabel secara terpisah
dan kemudian menggabungkan solusi-solusi ini kembali menjadi satu kesatuan solusi dari
persamaan diferensial parsial.
3. Quantum numbers atau bilangan kuantum
Quantum numbers atau bilangan kuantum adalah angka-angka yang digunakan dalam
fisika kuantum untuk menggambarkan keadaan kuantum dari suatu partikel. Terdapat
beberapa jenis bilangan kuantum, yang masing-masing memberikan informasi tentang
karakteristik partikel yang berbeda.

Beberapa jenis bilangan kuantum tersebut antara lain:

1. Bilangan kuantum utama (n): Bilangan kuantum utama menunjukkan energi


keseluruhan dari suatu partikel, serta ukuran dan jarak orbital dari inti atom.
2. Bilangan kuantum orbital (l): Bilangan kuantum orbital menunjukkan bentuk orbital
suatu partikel. Nilai l berkisar dari 0 hingga n-1, dan menentukan jenis subkulit
elektron dalam suatu kulit.
3. Bilangan kuantum magnetik (m): Bilangan kuantum magnetik menunjukkan orientasi
dari orbital suatu partikel dalam medan magnet. Nilai m berkisar dari -l hingga l.
4. Bilangan kuantum spin (s): Bilangan kuantum spin menunjukkan arah spin partikel,
seperti elektron atau proton. Nilai s dapat berupa 1/2 atau -1/2.

Bilangan kuantum ini sangat penting dalam menjelaskan keadaan kuantum suatu
partikel dan memberikan informasi yang penting dalam banyak aspek fisika kuantum,
seperti dalam menjelaskan spektrum atom dan struktur molekul.

4. Bilangan kuantum utama (principal quantum number)


Bilangan kuantum utama (principal quantum number) adalah salah satu jenis bilangan
kuantum dalam fisika kuantum yang digunakan untuk menggambarkan keadaan kuantum
sebuah partikel, seperti elektron dalam suatu atom. Bilangan kuantum utama ini
dinyatakan dengan huruf n.
Bilangan kuantum utama menunjukkan tingkat energi total elektron dalam suatu
atom, serta ukuran dan jarak relatif elektron terhadap inti atom. Nilai n dapat berupa
bilangan bulat positif, mulai dari 1, yang mewakili tingkat energi terendah, hingga tak
terhingga yang mewakili elektron yang sangat jauh dari inti atom.

17
Semakin besar nilai n, semakin tinggi tingkat energi elektron, sehingga elektron
tersebut akan semakin jauh dari inti atom. Dalam hal ini, bilangan kuantum utama dapat
digunakan untuk menggambarkan kulit elektron dalam sebuah atom. Misalnya, n = 1
menunjukkan kulit terdalam atau kulit dasar, sedangkan n = 2, 3, 4, dan seterusnya
menunjukkan kulit-kulit yang semakin jauh dari inti atom.
Bilangan kuantum utama ini juga sangat penting dalam menjelaskan sifat spektrum
atom dan dalam memahami struktur atom dan molekul secara keseluruhan.

5. Bilangan kuantum orbital (orbital quantum number)


Bilangan kuantum orbital (orbital quantum number) adalah salah satu jenis bilangan
kuantum dalam fisika kuantum yang digunakan untuk menggambarkan keadaan kuantum
sebuah partikel, seperti elektron dalam suatu atom. Bilangan kuantum orbital ini
dinyatakan dengan huruf l.
Bilangan kuantum orbital menunjukkan bentuk orbital elektron dalam suatu atom,
yaitu orbital-orbital subkulit elektron. Nilai l dapat berupa bilangan bulat positif, mulai
dari 0 hingga (n-1), di mana n adalah bilangan kuantum utama yang menyatakan tingkat
energi total elektron.
Jenis-jenis subkulit elektron yang mungkin terbentuk dalam suatu kulit tergantung
pada nilai l, yaitu: subkulit s jika l=0, subkulit p jika l=1, subkulit d jika l=2, subkulit f
jika l=3, dan seterusnya. Misalnya, pada kulit pertama dengan bilangan kuantum utama
n=1, hanya terdapat satu jenis subkulit yaitu subkulit s (l=0), sedangkan pada kulit kedua
dengan bilangan kuantum utama n=2, terdapat dua jenis subkulit yaitu subkulit s (l=0)
dan subkulit p (l=1).
Bilangan kuantum orbital ini juga sangat penting dalam menjelaskan sifat spektrum
atom dan dalam memahami struktur atom dan molekul secara keseluruhan.
6. Magnetic Quantum Number:
Bilangan kuantum magnetik (magnetic quantum number) adalah salah satu jenis
bilangan kuantum dalam fisika kuantum yang digunakan untuk menggambarkan orientasi
orbital elektron dalam medan magnet. Bilangan kuantum magnetik ini dinyatakan dengan
huruf m.
Bilangan kuantum magnetik menunjukkan jumlah kemungkinan orientasi yang dapat
ditemukan dari sebuah orbital elektron dalam medan magnet. Nilai m berkisar dari -l
hingga l, di mana l adalah bilangan kuantum orbital. Dalam hal ini, bilangan kuantum

18
magnetik dapat digunakan untuk menggambarkan berapa banyak arah orientasi yang
mungkin ditemukan dari sebuah subkulit elektron.
7. Electron Probability Density:
Kepadatan probabilitas elektron (electron probability density) adalah ukuran seberapa
besar kemungkinan untuk menemukan sebuah elektron dalam suatu daerah tertentu di
sekitar atom. Ini berkaitan dengan fungsi gelombang Schrödinger dan dapat dihitung
dengan mengkuadratkan fungsi gelombang.
8. Radiative Transitions:
Transisi radiasi (radiative transitions) adalah perpindahan energi yang terjadi ketika
suatu partikel, seperti atom atau molekul, berpindah dari satu keadaan kuantum ke
keadaan kuantum lain dengan memancarkan atau menyerap radiasi elektromagnetik,
seperti sinar gamma, cahaya ultraviolet, atau cahaya tampak.
9. Selection Rules:
Aturan seleksi (selection rules) adalah serangkaian kriteria yang menentukan apakah
suatu transisi kuantum antara dua keadaan kuantum dalam suatu partikel diperbolehkan
atau tidak diperbolehkan dalam fisika kuantum. Aturan seleksi biasanya berhubungan
dengan konservasi momen linear dan momen sudut, serta sifat-sifat simetri sistem.
10. Zeeman Effect:
Efek Zeeman (Zeeman effect) adalah pembelahan energi dan garis spektrum atom
yang terjadi ketika atom ditempatkan dalam medan magnet eksternal. Efek ini ditemukan
oleh fisikawan Belanda, Pieter Zeeman, pada tahun 1896 dan terbukti penting dalam
memahami sifat struktur atom dan spektrum atom.

19
BAB 7

BANYA-ELEKTRON ATOM

7.1 PUTAR ELEKTRON

Teori atom yang dikembangkan di bab sebelumnya tidak dapat menjelaskan sejumlah
pengamatan eksperimental yang terkenal. Salah satunya adalah fakta bahwa banyak garis
spektral sebenarnya terdiri dari dua garis terpisah yang sangat berdekatan. Contoh dari
struktur halus ini adalah baris pertama dari deret hidrogen Balmer, yang muncul dari transisi
antara tingkat n 3 dan n 2 dalam atom hidrogen. Di sini prediksi teoretisnya adalah untuk satu
garis dengan panjang gelombang 656,3 nm sementara pada kenyataannya ada dua garis yang
terpisah 0,14 nm — efek kecil, tetapi kegagalan teori yang mencolok.

Untuk memperhitungkan struktur halus dalam garis spektral dan efek Zeeman
anomali, dua mahasiswa pascasarjana Belanda, Samuel Goudsmit dan George Uhlenbeck,
mengusulkan pada tahun 1925 bahwa :

Setiap elektron memiliki momentum sudut intrinsik, yang disebut spin, yang besarnya
sama untuk semua elektron. Terkait dengan momentum sudut ini adalah momen magnetik.

7.2 PRINSIP PENGECUALIAN

20
Eksperimen Stern-Gerlach

Secara klasik, semua orientasi harus ada dalam seberkas atom. Hasilnya hanya berupa
jejak lebar pada pelat fotografi, bukan garis tipis yang terbentuk tanpa medan magnet apa
pun. Stern dan Gerlach menemukan, bagaimanapun, bahwa sinar awal terbelah menjadi dua
bagian berbeda yang sesuai dengan dua orientasi putaran berlawanan dalam medan magnet
yang diizinkan oleh kuantisasi ruang.

Tidak ada dua elektron dalam sebuah atom yang berada dalam keadaan kuantum yang
sama. Setiap elektron harus memiliki himpunan bilangan kuantum yang berbeda n, l, ml , ms

Pauli dituntun ke prinsip eksklusi oleh studi spektrum atom. Berbagai keadaan atom
dapat ditentukan dari spektrumnya, dan bilangan kuantum dari keadaan ini dapat
disimpulkan. Dalam spektrum setiap unsur kecuali hidrogen sejumlah garis hilang yang
berhubungan dengan transisi ke dan dari keadaan yang memiliki kombinasi bilangan
kuantum tertentu. Misalnya, tidak ada transisi yang teramati dalam helium ke atau dari
konfigurasi keadaan dasar di mana spin kedua elektron berada pada arah yang sama. Namun,
transisi diamati ke dan dari konfigurasi keadaan dasar lainnya, di mana putarannya
berlawanan arah.

7.3 FUNGSI GELOMBANG SIMETRIK DAN ANTISIMETRIK

Fungsi gelombang lengkap (1, 2, 3, ...n) dari sistem dengan n par yang tidak berinteraksi
partikel dapat dinyatakan sebagai produk dari fungsi gelombang (1), (2), (3), . (n)
dari masingmasing partikel. Itu adalah :

(1, 2, 3, ...n)= (1), (2), (3), . (n) (7.5)

Mari kita gunakan Persamaan. (7.5) untuk melihat jenis-jenis fungsi gelombang yang dapat
digunakan untuk menggambarkan sistem dua partikel yang identik.

Misalkan salah satu partikel berada dalam keadaan kuantum a dan yang lainnya dalam
keadaan b. Karena partikel identik, seharusnya tidak a da perbedaan dalam kerapakatan
probabilitas sistem jika partikel dipertukarka dengan yang di keadaan a menggantikan yang
keadaan b dan sebaliknya secara simbolis kami membutuhkan itu :

( ) ( ) (7.6)

Fungsi gelombang (2, 1) yang mewakili partikel yang dipertukarkan dapat berupa salah
satu

Simetris ( ) ( )

Antisimetris ( ) ( )

21
Fermion dan Boson

Partikel yang putarannya 0 atau bilangan bulat memiliki fungsi gelombang yang simetris
dengan pertukaran pasangannya. Partikel-partikel ini, yang meliputi foton, partikel alfa, dan
atom helium, tidak mematuhi prinsip eksklusi. Partikel 0 atau spin integral sering disebut
sebagai boson karena perilaku sistemnya (seperti foton dalam rongga) diatur oleh hukum
distribusi statistik yang ditemukan oleh Bose dan Einstein.

7.4 TABEL PERIODIK

Ketika unsur-unsur dicantumkan dalam urutan nomor atom, unsur-unsur dengan sifat kimia
dan fisik yang serupa berulang secara berkala.

Unsur-unsur dengan sifat yang mirip membentuk kelompok yang ditunjukkan sebagai kolom
vertikal pada Tabel 7.2 (Gambar 7.4). Jadi golongan 1 terdiri dari hidrogen ditambah logam
alkali, yang semuanya lunak, memiliki titik leleh rendah, dan sangat aktif secara kimiawi.
Litium, natrium, dan kalium adalah contohnya. Hidrogen, meskipun secara fisik bukan
logam, secara kimia berperilaku seperti logam aktif. Kelompok 7 terdiri dari halogen, non
logam yang mudah menguap yang membentuk molekul diatomik dalam keadaan gas. Seperti
logam alkali, halogen aktif secara kimiawi, tetapi sebagai zat pengoksidasi dan bukan sebagai
zat pereduksi.

Baris horizontal pada Tabel 7.2 disebut periode. Tiga periode pertama dipecah agar
anggotanya tetap selaras dengan unsur-unsur yang paling terkait erat dari periode panjang di
bawah ini. Sebagian besar unsurnya adalah logam (Gbr. 7.5). Sepanjang setiap periode
terdapat transisi yang kurang lebih stabil dari logam aktif melalui logam yang kurang aktif
dan nonlogam yang aktif lemah menjadi nonlogam yang sangat aktif dan akhirnya menjadi
gas inert (Gbr. 7.6). Tabel periodik adalah susunan unsur-unsur menurut nomor atom dalam
suatu deret baris sedemikian rupa sehingga unsur-unsur dengan sifat yang mirip membentuk
kolom vertikal. Di dalam setiap kolom juga terdapat perubahan properti yang teratur, tetapi
perubahan tersebut jauh lebih tidak mencolok dibandingkan dengan yang ada di setiap
periode. Misalnya, peningkatan nomor atom dalam logam alkali disertai dengan aktivitas
kimia yang lebih besar, sedangkan halogen sebaliknya.

22
7.5 STRUKTUR ATOM

Dua prinsip dasar menentukan struktur atom dengan lebih dari satu elektron :

1. Sistem partikel stabil ketika energi totalnya minimum


2. Hanya satu elektron yang dapat eksis dalam keadaan kuantum tertentu dalam sebuah
atom
Sementara berbagai elektron dalam atom kompleks pasti berinteraksi langsung satu sama
lain, banyak tentang struktur atom dapat dipahami hanya dengan menganggap setiap elektron
seolah-olah ada dalam medan listrik rata-rata yang konstan. Untuk elektron tertentu, medan
efektif ini kira-kira sama dengan muatan inti Ze yang dikurangi oleh perisai parsial elektron
lain yang lebih dekat ke nukleus

Elektron yang memiliki bilangan kuantum utama n yang sama biasanya (walaupun tidak
selalu) memiliki jarak rata-rata yang kira-kira sama dari inti. Oleh karena itu,
elektronelektron ini berinteraksi dengan medan listrik yang kira-kira sama dan memiliki
energi yang serupa. Adalah konvensional untuk berbicara tentang elektron-elektron yang
menempati kulit atom yang sama. Kerang dilambangkan dengan huruf kapital sesuai dengan
skema berikut:

Cangkang Atom

N=1 2 3 4 5 ...

K LM N O.......

Elektron yang berbagi nilai l tertentu dalam sebuah kulit dikatakan menempati subkulit yang
sama. Semua elektron dalam subkulit memiliki energi yang hampir sama, karena
ketergantungan energi elektron pada ml dan ms relatif kecil. 2 detik 2, l 2p 6 3 detik
Kedudukan berbagai subkulit dalam sebuah atom biasanya dinyatakan dengan bantuan notasi
yang diperkenalkan pada bab sebelumnya untuk berbagai keadaan kuantum atom hidrogen.
Seperti ditunjukkan pada Tabel 6.2, setiap subkulit diidentifikasi dengan bilangan kuantum
utamanya n diikuti dengan huruf yang sesuai dengan bilangan kuantum orbitalnya.

23
7.6 MENJELASKAN TABEL PERIODIK

Total momentum sudut orbital dan spin elektron dalam subkulit tertutup adalah nol, dan
distribusi muatan efektifnya simetris sempurna (lihat Latihan 23 Bab 6). Elektron dalam kulit
tertutup semuanya terikat sangat erat, karena muatan inti positif relatif besar terhadap muatan
negatif elektron pelindung bagian dalam (Gbr. 7.9). Karena atom dengan kulit tertutup saja
tidak memiliki momen di kutub, ia tidak menarik elektron lain, dan elektronnya tidak dapat
dengan mudah ditarik

Energi Ionisasi

Gambar 7.10 menunjukkan bagaimana energi ionisasi unsur-unsur bervariasi dengan nomor
atom. Seperti yang kita duga, gas inert memiliki energi ionisasi tertinggi dan logam alkali
terendah. Semakin besar atom, semakin jauh elektron terluar dari inti dan semakin lemah
gaya yang menahannya ke atom. Inilah sebabnya mengapa energi ionisasi umumnya
berkurang saat kita turun satu golongan dalam tabel periodik. Kenaikan energi ionisasi dari
kiri ke kanan pada setiap periode disebabkan oleh kenaikan muatan inti sementara jumlah
elektron pelindung bagian dalam tetap konstan. Dalam periode 2, misalnya, elektron terluar
dalam atom lithium dipegang oleh muatan efektif sekitar e, sedangkan setiap elektron terluar
dalam berilium, boron, karbon, dan seterusnya, dipegang oleh muatan efektif sekitar 2e, 3e. ,
4e, dan seterusnya. Energi ionisasi litium adalah 5,4 eV sedangkan neon, yang mengakhiri
periode, adalah 21,6 eV.

24
Meskipun, tegasnya, sebuah atom dari jenis tertentu tidak dapat dikatakan memiliki ukuran
yang pasti, dari sudut pandang praktis ukuran yang cukup pasti biasanya dapat dikaitkan
dengannya berdasarkan jarak interatomik yang diamati dalam kisi-kisi kristal yang padat. .
Gambar 7.11 menunjukkan bagaimana jari-jari yang dihasilkan bervariasi dengan nomor
atom. Periodisitas di sini sama mencoloknya dengan energi ionisasi dan memiliki asal yang
sama dalam pelindungan parsial oleh elektron dalam muatan inti penuh. Semakin besar
perisai, semakin rendah energi ikat elektron terluar dan semakin jauh rata-ratanya dari inti.

7.7 KOPLING SPIN-ORBIT

Kopling spin-orbit dapat di pahami dalam kerangka model klasik langsung . Elektron yang
berputar di sekitar inti menemukan dirinya dalam medan magnet karena dalam kerangka
acuannya sendiri, inti berputar di sekitarnya Gambar 7.13. Medan magnet ini kemudian
bekerja pada momen magnet spin elektron itu sendiri untuk menghasilkan semacam efek
Zeeman internal.

7.8 MOMENTUM SUDUT JUMLAH

Setiap elektron dalam sebuah atom memiliki momentum sudut orbital tertentu L dan
momentum sudut spin tertentu S, keduanya berkontribusi pada total momen sudut atom J.
Mari kita perhatikan sebuah atom yang momentum sudut totalnya disediakan oleh satu
elektron.

Kopling LS

Ketika lebih dari satu elektron menyumbangkan momentum sudut orbital dan spin ke total
momentum sudut J atom, J masih merupakan jumlah vektor dari momentum individu . pola
umum untuk semua kecuali atom terberat adalah momentum sudut orbilas .

7.9 SPEKTRA SINAR X

Transisi elektron terluar atom biasanya hanya melibatkan beberapa elektronvolt energi, dan
bahkan melepas elektron terluar membutuhkan paling banyak 24,6 eV (untuk helium).
Transisi semacam itu terkait dengan foton yang panjang gelombangnya berada di atau dekat
25
bagian yang terlihat dari spektrum elektromagnetik. Elektron bagian dalam dari unsur yang
lebih berat adalah masalah yang sangat berbeda, karena elektron ini tidak terlindung dengan
baik dari muatan nuklir penuh dengan mengintervensi kulit elektron sehingga terikat sangat
erat. Dalam natrium, misalnya, hanya 5,13 eV diperlukan untuk menghilangkan elektron 3s
terluar , sedangkan angka yang sesuai untuk elektron dalam adalah 31 eV untuk setiap
elektron 2p , 63 eV untuk setiap elektron 2s , dan 1041 eV untuk setiap elektron 1s . Transisi
yang melibatkan elektron terdalam dalam sebuah atom adalah yang menimbulkan spektrum
garis sinar-x karena tingginya energi foton yang terlibat.

Efek Auger

Proses Auger bersaing dengan emisi sinar-x disebagian besar atom, tetapi elektron yang
dihasilkan biasanya diserap dalam bahan target sementara sinar-x muncul untuk di deteksi.

Elektron Auger yang muncul berasal dari atom di permukaan material atau tepat di bawah
permukaan. Karena tingkat energi atom dipengaruhi oleh partisipasinya dalam ikatan kimia,
energi elektron Auger memberikan wawasan tentang lingkungan kimiawi atom yang terlibat.
Spektroskopi auger ternyata menjadi metode yang berharga untuk mempelajari sifat-sifat
permukaan, informasi yang sangat dibutuhkan oleh produsen perangkat semikonduktor yang
terdiri dari lapisan tipis bahan berbeda yang diendapkan satu sama lain

26
27

Anda mungkin juga menyukai