KRISTAL SEMIKONDUKTOR
Disusun Oleh :
Kelompok III
KELAS B
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
hidayahnya, tugas Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini di disusun untuk
menambah wawasan kepada para Mahasiswa. Semoga Makalah yang telah kami selesaikan ini
dapat dinilai dengan baik. Dalam Makalah ini diadakan pembahasan mengenai yang dapat
mendukung dalam kegiatan fisika Zat Padat pada materi Kristal Semikonduktor. Pada kesempatan
ini Kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada bapak Prof Dr Makmur Sirait M.Si
selaku Dosen pengampu mata kuliah Fisika zat padat yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada kami sehingga kami termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami sangat
menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karen
aitu, kami mengharapkan kritik dan saran sehingga dapat membuat makalah lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan pembaca.
Penulis
(Kelompok III)
2
DAFTAR ISI
3
BAB I.
PENDAHULUAN
Ditinjau dari konduktivitas listrik, zat padat dikelompokkan kedalam 5 kelompok besar
yaitu isolator, semikonduktor, konduktor biasa, konduktor bagus, dan superkonduktor. Isolator
memiliki konduktivitas listrik paling rendah sedangkan superkonduktor memiliki konduktivitas
paling tinggi. Semikonduktor memiliki konduktivitas listrik yang tergantung pada suhu, rendah
pada suhu kamar dan naik bila suhunya bertambah tinggi.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah yaitu sebagai salah satu pemenuhan dalam salah
satu tugas pada mata kuliah pendahuluan fisika zat padat. Serta agar penulis dapat lebih memahami
lagi mengenai materi kristal semikonduktor.
4
BAB II.
PEMBAHASAN
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas satu unsur saja,
misalnya Si saja atau Ge saja. Pada kristal semikonduktor Si, 1 atom Si yang memiliki 4 elektron
valensi berikatan dengan 4 atom Si lainnya, perhatikan gambar 1.
Pada kristal semikonduktor instrinsik Si, sel primitifnya berbentuk kubus. Ikatan yang
terjadi antar atom Si yang berdekatan adalah ikatan kovalen. Hal ini disebabkan karena adanya
pemakaian 1 buah elektron bersama ( ) oleh dua atom Si yang berdekatan.
Elektron valensi bertanggungjawab pada proses hantaran arus listrik dalam suatu zat padat.
Artinya elktron valensi tersebut merupakan electron konduksi.
6
Gambar 2 Bagan Pita Energi untuk Semikonduktor Murni
Berdasarkan gambar 2, semikonduktor seperti yang penuh (atau hampir penuh) elektron
disebut pita valensi, dan pita diatasnya yang sedikit terisi elektron (atau kosong) disebut pita
konduksi. Dan celah antara batas atas pita valensi dengan batas bawah pita konduski disebut celah
energi (𝐸𝑔). Inisal g berasal dari kata gap atau celah.
Pada suhu kamar Si dan Ge masing-masing memiliki celah energi 1,11 eV dan 0,66 eV.
Bila mendapat cukup energi, misalnya berasal dari energi panas, elektron dapat melepaskan diri
dari ikatan kovalen dan tereksitasi menyebrangi celah energi. Elektron valensi pada atom Ge lebih
mudah tereksitasi menjadi elektron bebas daripada elektron valensi pada atom Si, karena celah
energi Si lebih besar dari pada celah energi Ge. Elektron ini bebas bergerak diantara atom.
Sedangkan tempat kekosongan elektron disebut hole. Dengan demikian dasar pita konduksi dihuni
oleh elektron, dan puncak pita valensi dihuni hole. Sekarang, kedua pita terisi sebagian, dan daat
menimbulkan arus netto bila dikenakan medan listrik.
2. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor yang telah terkotori (tidak murni lagi) oleh atom dari jenis lainnya
dinamakan semikonduktor ekstrinsik. Proses penambahan atom pengotor pada semikonduktor
murni disebut pengotoran (doping). Dengan menambahkan atom pengotor (impurities), struktur
pita dan resistivitasnya akan berubah.
7
intrinsik dengan menambahkan atom donor yang berasal dari kelompok V pada susunan berkala,
misalnya Ar (arsenic), Sb (Antimony), phosphorus (P). Atom campuran ini akan menempati lokasi
atom intrinsik didalam kisi kristal semikonduktor.
Konsentrasi elektron pada Si dan Ge dapat dinaikkan dengan proses doping unsur valensi
5. Sisa satu elektron akan menjadi elektron bebas, jika mendapatkan energi yang relatif kecil saja
(disebut sebagai energi ionisasi). Elektron ini akan menambah konsentrasi elektron pada pita
konduksi. Elektron yang meninggalkan atom pengotor yang menjadi ion disebut dengan elektron
ekstrinsik. Keberadan impuriti donor digambarkan dengan keadaan diskrit pada energi gap pada
posisi didekat pita konduksi.
Gambar 4a. kristal semikonduktor ekstrinsik tipe-n 2 dimensi Gambar 4b. pita energi semikonduktor ekstrinsik tipe-n
Penambahan atom donor telah menambah level energi pada pita konduksi yang berada
diatas energi gap sehingga mempermudah elektron untuk menyebrang ke pita konduksi. Pada suhu
kamar sebagian besar atom donor terionisasi dan elektronnya tereksitasi ke dalam pita konduksi.
Sehingga jumlah elektron bebas (elektron intrinsik dan elektron ekstrinsik) pada semikonduktor
tipe-n jauh lebih besar dari pada jumlah hole (hole intrinsik). Oleh sebab itu, elektron di dalam
semikonduktor tipe-n disebut pembawa muatan mayoritas, dan hole disebut sebagai pembawa
muatan minoritas.
Karena unsur tersebut hanya memiliki tiga elektron valensi, maka terdapat satu kekosongan
untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom induknya. Atom tersebut akan mengikat elektron
dari pita velensi yang berpindah ke pita konduksi. Dengan penangkapan sebuah elektron tersebut,
atom akseptor akan menjadi ion negatip. Atom akseptor akan menempati keadaan energi dalam
energi gap di dekat pita valensi.
Gambar 6a kristal semikonduktor ekstrinsik tipe-p dalam 2 dimensi Gambar 6b. pita energi semikonduktor ekstrinsik tipe-p
Pada semikonduktor tipe-p, atom dari golongan III dalam sistem periodik unsur misalnya
Ga, dibubuhkan kedalam kristal semikonduktor intrinsik. Oleh karena galium termasuk golangan
III dalam sistem periodik unsur, atom Ga memiliki tiga buah elektron valensi. Akibatnya, dalam
berikatan dengan atom silikon di dalam kristal, Ga memerlukan satu elektron lagi untuk
berpasangan dengan atom Si. Oleh sebab itu atom Ga mudah menangkap elektron, sehingga
disebut akseptor. Jika ini terjadi atom akseptor menjadi kelebihan elektron sehingga menjadi
bermuatan negatif.
Dalam hal ini dikatakan atom akseptor terionkan. Ion akseptor ini mempunyai muatan tak
bebas, oleh karena tak bergerak dibawah medan listrik luar. Ion Si yang elektronnya ditangkap
oleh atom akseptor terbentuk menjadi lubang, yang disebut lubang ekstrinsik. Jelaslah bahwa pada
semikonduktor tipe-p, lubang merupakan pembawa muatan yang utama, sehingga disebut
pembawa muatan mayoritas. Disini elektron bebas merupakan pembawa muatan minoritas.
dengan temperatur. Ketika perbandingan ini besar, konsentrasi sifat instrinsik akan rendah dan
9
konduktivitasnya juga akan rendah. Nilai terbaik dari celah energi diperoleh dari penyerapan optik.
Celah energi (Eg)merupakan selisih antara energi terendah pada pita konduksi (Ek) dengan energi
tertinggi pada pita valensi ( Ev). Atau secara matematis dapat ditulis:
𝑬𝒈 = 𝑬 𝒌 − 𝑬𝒗 (1)
Untuk mengukur besarnya celah energi (Eg) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penerapan
langsung dan penyerapan tidak langsung.
1. Penyerapan langsung
Pada penyerapan langsung ini, elektron mengabsorpsi foton dan langsung meloncat ke dalam pita
konduksi. Besarnya celah energi (Eg) sama dengan besarnya energi foton (gelombang
elektromagnetik). Secara matematis dapat dituliskan
𝐸 = ℏ𝜔 = 𝐸𝑔 (2)
Pada penyerapan tidak langsung, elektron mengabsorpsi foton sekaligus fonon. Proses ini
memenuhi hukum kekekalan energi. Sehingga selain energi foton (partikel dalam gelombang
elektromagnetik) terdapat juga fonon (partikel dalam gelombang elastik) yang dipancarkan
maupun diserap, dapat ditulis
𝐸𝑔 ± ℏΩ = ℏ𝜔 (3)
10
Dimana tanda menunjukan bahwa dalam proses penyerapan tidak langsung ini
keberadaan fonon ada yang dipancarkan (+) atau diserap (-).
Semikonduktor memiliki sifat yang negatif. Hal ini berbeda dengan logam yang memiliki
resistensi koefisien temperatur positif.
Semikonduktor mampu memberikan daya termolistrik yang tinggi. Karena sifat dari
semikonduktor berada di pertengahan sehingga memiliki tanda yang positif atau negatif pada
logam yang berkaitan.
3. Penyearahan
11
BAB III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang berada diantara isolator
dan konduktor. Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor
murni. Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda,
transistor dan IC (integrated circuit). Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan,
semikonduktor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.
Untuk mengukur celah energi Eg dengan metode optic dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
penerapan langsung dan penyerapan tidak langsung. Pada penyerapan langsung ini, elektron
mengabsorpsi foton dan langsung meloncat ke dalam pita konduksi. Pada penyerapan tidak
langsung, elektron mengabsorpsi foton sekaligus fonon. Sifat-sifat dari kristal semikonduktor yaitu
koefisien temperatur negative, daya termolistrik yang tinggi dan bersifat penyearahan.
3.2 Saran
Diharapkan agar pembaca dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa menambah
pengetahuan dan juga wawasan. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat kami harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini dapat lebih
sempurna dan menjadi pedoman untuk kita semua.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ulvac.co.id/semikonduktor-pengertian-sifat-kegunaan-hingga-kelebihannya/
Parno, Drs. 2002. Pendahuluan Fisika Zat Padat. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
13