Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FISIKA ZAT PADAT

KRISTAL SEMIKONDUKTOR

Dosen Pengampu : Prof . Dr . Makmur Sirait M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok III

1. Aninda Suhaila (4202121004 )


2. Christina Panggabean (4203321019)
3. Desri Saragih (4203321002)
4. Natasya Audina (4202421026)
5. Three Man Saing (4203121001)

KELAS B
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
hidayahnya, tugas Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini di disusun untuk
menambah wawasan kepada para Mahasiswa. Semoga Makalah yang telah kami selesaikan ini
dapat dinilai dengan baik. Dalam Makalah ini diadakan pembahasan mengenai yang dapat
mendukung dalam kegiatan fisika Zat Padat pada materi Kristal Semikonduktor. Pada kesempatan
ini Kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada bapak Prof Dr Makmur Sirait M.Si
selaku Dosen pengampu mata kuliah Fisika zat padat yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada kami sehingga kami termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami sangat
menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karen
aitu, kami mengharapkan kritik dan saran sehingga dapat membuat makalah lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan pembaca.

Medan , 10 April 2023

Penulis

(Kelompok III)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Semikonduktor .................................................................................................... 5
2.2 Jenis Kristal Semikonduktor ................................................................................................. 5
1. Semikonduktor Intrinsik ..................................................................................................... 5
2. Semikonduktor Ekstrinsik ................................................................................................... 7
2.3 Mengukur Celah Energi 𝑬𝒈 dengan Metode Optik .............................................................. 9
2.4 Sifat-Sifat Semikonduktor .................................................................................................. 11
BAB III. PENUTUP ..................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13

3
BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ditinjau dari konduktivitas listrik, zat padat dikelompokkan kedalam 5 kelompok besar
yaitu isolator, semikonduktor, konduktor biasa, konduktor bagus, dan superkonduktor. Isolator
memiliki konduktivitas listrik paling rendah sedangkan superkonduktor memiliki konduktivitas
paling tinggi. Semikonduktor memiliki konduktivitas listrik yang tergantung pada suhu, rendah
pada suhu kamar dan naik bila suhunya bertambah tinggi.

Semikonduktor dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu semikonduktor murni


(semikonduktor intrinsik) dan semikonduktor tak murni (semikonduktor ekstrinsik). Semi
konduktor instrinsik (murni) adalah semikonduktor yang terbuat dari satu jenis unsur kimia.
Sebagai contoh semikonduktor murni yang paling banyak dikenal orang adalah: Silikon (Si), dan
Germanium (Ge). Pada prinsipnya, semua unsur yang berada pada golongan IV-A dari sistem
periodik unsur kimia merupakan semikonduktor murni. Di samping itu, unsur-unsur yang terdapat
di dalam golongan III-A dan V-A juga termasuk semikonduktor murni.

Dengan cara mengotori semikonduktor intrinsik, kita dapat memperoleh semikonduktor


yang hanya memiliki salah satu pembawa muatan listrik yang dominan. Sebagai contoh jika kita
mengotori semikonduktor intrinsik dengan atom-atom dari golongan V-A, maka hasilnya adalah
berupa semikonduktor ekstrinsik tipe-N (tipe negatif). Sebab atom-atom dari golongan V-A
tersebut akan menyebabkan setiap atom semikonduktor intrinsik kelebihan satu elektron. Oleh
karena itu, hasilnya disebut semikonduktor ekstrinsik tipe-N. Sebaliknya, jika kita mengotori
(doping) semikonduktor intrinsik dengan atom-atom dari golongan III-A maka kita akan
memperoleh semikonduktor tak murni (ekstrinsik) tipe-P (tipe positif), karena atom-atom dari
golongan III-A tersebut akan menyebabkan setiap atom semikonduktor intrinsik seolah-olah
kekurangan satu elektron. Kekurangan satu elektron ini diasumsikan sama dengan kelebihan satu
mautan listrik positif (hole). Oleh karena itu, hasilnya disebut semikonduktor ekstrinsik tipe-P.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari kristal semikonduktor?
2. Apa sajakah jenis dari kristal semikonduktor?
3. Bagaimana Mengukur Celah Energi Eg dengan Metode Optik?
4. Bagaimanakah sifat dari kristal semikonduktor?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah yaitu sebagai salah satu pemenuhan dalam salah
satu tugas pada mata kuliah pendahuluan fisika zat padat. Serta agar penulis dapat lebih memahami
lagi mengenai materi kristal semikonduktor.

4
BAB II.
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Semikonduktor

Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang berada diantara


isolator dan konduktor. Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan
konduktor murni. Semikonduktor, umumnya diklasifikasikan berdasarkan harga resistivitas
listriknya pada suhu kamar, yakni dalam rentang 10-2-109 Ωcm. Sebuah semikonduktor akan
bersifat sebagai isolator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruang akan
bersifat sebagai konduktor.

Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktivitasnya dapat


diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut doping). Semikonduktor merupakan
elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan IC (integrated circuit).
Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan, semikonduktor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.

2.2 Jenis Kristal Semikonduktor


1. Semikonduktor Intrinsik
Kristal semikonduktor intrinsik terdiri dari atom silikon, yang termasuk dalam kelompok
IV pada susunan berkala. Tiap atom silikon mempunyai empat buah elektron valensi. Atom silikon
menempati kisi-kisi dalam kristal.
Eksistensi suatu elektron valensi menjadi elektron bebas menyebabkan atom silikon yang
bersangkutan menjadi terionkan dan menjadi bermuatan positif , karena pengaruh medan listrik,
ion silikon ini dapat menangkap elektron bebas dari atom lain.
Dapat disimpulkan bahwa semikonduktor intrinsik aliran listrik disebabkan oleh gerak
elektron intrinsik dan lubang intriksik. Konsentrasi elektron dan lubang intrinsik bergantung pada
bahan dan suhu. Elektron valensi pada atom germanium lebih mudah tereksitasi ternik menjadi
elektron bebas dari pada elektron valensi pada atom silikon. Ini berhubung dengan adanya pita-
pita energi untuk elektron didalam kristal semikonduktor. Dalam atom bebas elektron hanya dapat
mempunyai nilai energi tertentu saja. Dikatakan elektron hanya dapat berada pada tingkat energi
tertentu. Dalam kristal semikonduktor, oleh karena itu atom-atom terletak berdekatan di dalam
susunan yang berkala, maka elektron berada pada pita-pita energi. (prinsip pauli) menyatakan
bahwa bahwa tiap keadaan orbital atom hanya dapat berisi dua buah elektron saja , maka untuk
semikonduktor pita-pita energi yang bawah akan terisi penuh hinga suatu pita energi tertentu.
Terbentuk dari semikonduktor murni yang memiliki ikatan kovalen sempurna seperti Si,
Ge, C dan sebagainya. Mekanisme terbentuknya semikonduktor intrinsik diperlihatkan pada
semikonduktor murni seperti Si. Pada kondisi normal atom – atom Si saling berikatan melalui 4
ikatan kovalen (masing – masing memiliki 2 elektron valensi). Ketika suhu dinaikkan maka
stimulasi panas akan mengganggu ikatan valensi ini sehingga salah satu elektron valensi akan
5
berpindah ke pita konduksi. Lokasi yang ditinggalkan oleh elektron valensi ini akan membentuk
hole. Pasangan hole dan elektron ini menjadi pembawa muatan dalam semikonduktor intrinsik.
Proses ini diperlihatkan pada gambar berikut:

Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas satu unsur saja,
misalnya Si saja atau Ge saja. Pada kristal semikonduktor Si, 1 atom Si yang memiliki 4 elektron
valensi berikatan dengan 4 atom Si lainnya, perhatikan gambar 1.

Gambar 1a Struktur Kristal 2 Gambar 1b Ikatan Kovalen


Dimensi Kristal Si S pada SemikonduktorIntrinsik
Si

Pada kristal semikonduktor instrinsik Si, sel primitifnya berbentuk kubus. Ikatan yang
terjadi antar atom Si yang berdekatan adalah ikatan kovalen. Hal ini disebabkan karena adanya
pemakaian 1 buah elektron bersama ( ) oleh dua atom Si yang berdekatan.

Elektron valensi bertanggungjawab pada proses hantaran arus listrik dalam suatu zat padat.
Artinya elktron valensi tersebut merupakan electron konduksi.

6
Gambar 2 Bagan Pita Energi untuk Semikonduktor Murni

Berdasarkan gambar 2, semikonduktor seperti yang penuh (atau hampir penuh) elektron
disebut pita valensi, dan pita diatasnya yang sedikit terisi elektron (atau kosong) disebut pita
konduksi. Dan celah antara batas atas pita valensi dengan batas bawah pita konduski disebut celah
energi (𝐸𝑔). Inisal g berasal dari kata gap atau celah.

Pada suhu kamar Si dan Ge masing-masing memiliki celah energi 1,11 eV dan 0,66 eV.
Bila mendapat cukup energi, misalnya berasal dari energi panas, elektron dapat melepaskan diri
dari ikatan kovalen dan tereksitasi menyebrangi celah energi. Elektron valensi pada atom Ge lebih
mudah tereksitasi menjadi elektron bebas daripada elektron valensi pada atom Si, karena celah
energi Si lebih besar dari pada celah energi Ge. Elektron ini bebas bergerak diantara atom.
Sedangkan tempat kekosongan elektron disebut hole. Dengan demikian dasar pita konduksi dihuni
oleh elektron, dan puncak pita valensi dihuni hole. Sekarang, kedua pita terisi sebagian, dan daat
menimbulkan arus netto bila dikenakan medan listrik.

2. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor yang telah terkotori (tidak murni lagi) oleh atom dari jenis lainnya
dinamakan semikonduktor ekstrinsik. Proses penambahan atom pengotor pada semikonduktor
murni disebut pengotoran (doping). Dengan menambahkan atom pengotor (impurities), struktur
pita dan resistivitasnya akan berubah.

Ketidakmurnian dalam semikonduktor dapat menyumbangkan elektron maupun hole


dalam pita energi. Dengan demikian, konsentrasi elektron dapat menjadi tidak sama dengan
konsentrasi hole, namun masing-masing bergantung pada konsentrasi dan jenis bahan
ketidakmurnian. Dalam aplikasi terkadang hanya diperlukan bahan dengan pembawa muatan
elektron saja, atau hole saja. Hal ini dilakukan dengan doping ketidakmurnian ke dalam
semikonduktor. Terdapat tiga jenis semikonduktor ekstrinsik yaitu semikonduktor tipe-n,
semikonduktor tipe-p, dan semikonduktor paduan.

Semikonduktor Ekstrinsik Tipe-n

Semikonduktor dengan konsentrasi elektron lebih besar dibandingkan konsentrasi hole


disebut semikonduktor ekstrinsik tipe-n. Semikonduktor tipe-n menggunakan semikoduktor

7
intrinsik dengan menambahkan atom donor yang berasal dari kelompok V pada susunan berkala,
misalnya Ar (arsenic), Sb (Antimony), phosphorus (P). Atom campuran ini akan menempati lokasi
atom intrinsik didalam kisi kristal semikonduktor.

Gambar 3Atom Pengotor untuk Menghasilkan Semikonduktor Ekstrinsik tipe-n

Konsentrasi elektron pada Si dan Ge dapat dinaikkan dengan proses doping unsur valensi
5. Sisa satu elektron akan menjadi elektron bebas, jika mendapatkan energi yang relatif kecil saja
(disebut sebagai energi ionisasi). Elektron ini akan menambah konsentrasi elektron pada pita
konduksi. Elektron yang meninggalkan atom pengotor yang menjadi ion disebut dengan elektron
ekstrinsik. Keberadan impuriti donor digambarkan dengan keadaan diskrit pada energi gap pada
posisi didekat pita konduksi.

Gambar 4a. kristal semikonduktor ekstrinsik tipe-n 2 dimensi Gambar 4b. pita energi semikonduktor ekstrinsik tipe-n

Penambahan atom donor telah menambah level energi pada pita konduksi yang berada
diatas energi gap sehingga mempermudah elektron untuk menyebrang ke pita konduksi. Pada suhu
kamar sebagian besar atom donor terionisasi dan elektronnya tereksitasi ke dalam pita konduksi.
Sehingga jumlah elektron bebas (elektron intrinsik dan elektron ekstrinsik) pada semikonduktor
tipe-n jauh lebih besar dari pada jumlah hole (hole intrinsik). Oleh sebab itu, elektron di dalam
semikonduktor tipe-n disebut pembawa muatan mayoritas, dan hole disebut sebagai pembawa
muatan minoritas.

Semikonduktor Ekstrinsik Tipe-p

Semikonduktor tipe-p, dimana konsentrasi lubang lebih tinggi dibandingkan elektron,


dapat diperoleh dengan menambahkan atom akseptor. Pada Si dan Ge, atomnya aseptor adalah
unsur bervalensi tiga (kelompok III pada susunan berkala) misalnya B (boron), Al (alumunium),
atau Ga (galium).
8
Gambar 5 atom pengotor untuk menghasilkan semikonduktor ekstrinsik tipe-p

Karena unsur tersebut hanya memiliki tiga elektron valensi, maka terdapat satu kekosongan
untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom induknya. Atom tersebut akan mengikat elektron
dari pita velensi yang berpindah ke pita konduksi. Dengan penangkapan sebuah elektron tersebut,
atom akseptor akan menjadi ion negatip. Atom akseptor akan menempati keadaan energi dalam
energi gap di dekat pita valensi.

Gambar 6a kristal semikonduktor ekstrinsik tipe-p dalam 2 dimensi Gambar 6b. pita energi semikonduktor ekstrinsik tipe-p

Pada semikonduktor tipe-p, atom dari golongan III dalam sistem periodik unsur misalnya
Ga, dibubuhkan kedalam kristal semikonduktor intrinsik. Oleh karena galium termasuk golangan
III dalam sistem periodik unsur, atom Ga memiliki tiga buah elektron valensi. Akibatnya, dalam
berikatan dengan atom silikon di dalam kristal, Ga memerlukan satu elektron lagi untuk
berpasangan dengan atom Si. Oleh sebab itu atom Ga mudah menangkap elektron, sehingga
disebut akseptor. Jika ini terjadi atom akseptor menjadi kelebihan elektron sehingga menjadi
bermuatan negatif.

Dalam hal ini dikatakan atom akseptor terionkan. Ion akseptor ini mempunyai muatan tak
bebas, oleh karena tak bergerak dibawah medan listrik luar. Ion Si yang elektronnya ditangkap
oleh atom akseptor terbentuk menjadi lubang, yang disebut lubang ekstrinsik. Jelaslah bahwa pada
semikonduktor tipe-p, lubang merupakan pembawa muatan yang utama, sehingga disebut
pembawa muatan mayoritas. Disini elektron bebas merupakan pembawa muatan minoritas.

2.3 Mengukur Celah Energi 𝑬𝒈 dengan Metode Optik


𝐸𝑔
Sifat konduktivitas dan konsentrasi ditentukan oleh factor , perbandingan celah energi
𝐾𝐵𝑇

dengan temperatur. Ketika perbandingan ini besar, konsentrasi sifat instrinsik akan rendah dan
9
konduktivitasnya juga akan rendah. Nilai terbaik dari celah energi diperoleh dari penyerapan optik.
Celah energi (Eg)merupakan selisih antara energi terendah pada pita konduksi (Ek) dengan energi
tertinggi pada pita valensi ( Ev). Atau secara matematis dapat ditulis:

𝑬𝒈 = 𝑬 𝒌 − 𝑬𝒗 (1)

Gambar 7pita energi pada semikonduktor

Untuk mengukur besarnya celah energi (Eg) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penerapan
langsung dan penyerapan tidak langsung.

1. Penyerapan langsung

Pada penyerapan langsung ini, elektron mengabsorpsi foton dan langsung meloncat ke dalam pita
konduksi. Besarnya celah energi (Eg) sama dengan besarnya energi foton (gelombang
elektromagnetik). Secara matematis dapat dituliskan

𝐸 = ℏ𝜔 = 𝐸𝑔 (2)

Dimana  merupakan frekuensi anguler dari foton (gelombang ekektromagnetik).

Gambar 8Penyerapan langsung

2. Penyerapan Tidak Langsung

Pada penyerapan tidak langsung, elektron mengabsorpsi foton sekaligus fonon. Proses ini
memenuhi hukum kekekalan energi. Sehingga selain energi foton (partikel dalam gelombang
elektromagnetik) terdapat juga fonon (partikel dalam gelombang elastik) yang dipancarkan
maupun diserap, dapat ditulis

𝐸𝑔 ± ℏΩ = ℏ𝜔 (3)

10
Dimana tanda  menunjukan bahwa dalam proses penyerapan tidak langsung ini
keberadaan fonon ada yang dipancarkan (+) atau diserap (-).

Gambar 9penentuan celah energi dengan penyerapan tidak langsung

2.4 Sifat-Sifat Semikonduktor


Sifat dari semikonduktor tidak terlepas dari isolator dan konduktor. Sifat dari kedua kelistrikan
ini tidak mudah berubah dari pengaruh suhu, cahaya, temperature hingga magnet. Hal ini
menjadikan semikonduktor memiliki sifat yang sangat sensitif. Semikonduktor memiliki hambatan
diantara 10-6 – 104 Ωm. Berikut ini merupakan sifat-sifat dari semikonduktor diantaranya:

1. Koefisien Temperatur Negatif

Semikonduktor memiliki sifat yang negatif. Hal ini berbeda dengan logam yang memiliki
resistensi koefisien temperatur positif.

2. Daya Termolistrik Tinggi

Semikonduktor mampu memberikan daya termolistrik yang tinggi. Karena sifat dari
semikonduktor berada di pertengahan sehingga memiliki tanda yang positif atau negatif pada
logam yang berkaitan.

3. Penyearahan

Semikonduktor memiliki hubungan yang bersifat penyearahan sehingga komponen didalam


semikonduktor tidak akan bertentangan satu sama lain.

11
BAB III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang berada diantara isolator
dan konduktor. Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor
murni. Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda,
transistor dan IC (integrated circuit). Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan,
semikonduktor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.

Untuk mengukur celah energi Eg dengan metode optic dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
penerapan langsung dan penyerapan tidak langsung. Pada penyerapan langsung ini, elektron
mengabsorpsi foton dan langsung meloncat ke dalam pita konduksi. Pada penyerapan tidak
langsung, elektron mengabsorpsi foton sekaligus fonon. Sifat-sifat dari kristal semikonduktor yaitu
koefisien temperatur negative, daya termolistrik yang tinggi dan bersifat penyearahan.

3.2 Saran
Diharapkan agar pembaca dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa menambah
pengetahuan dan juga wawasan. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat kami harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini dapat lebih
sempurna dan menjadi pedoman untuk kita semua.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ulvac.co.id/semikonduktor-pengertian-sifat-kegunaan-hingga-kelebihannya/

Kardiawarman, dkk. 2003. Fisika Zat Padat. Universitas Terbuka

Kittel, C.1976.Introduction to Solid State Physics.USA.John wiley & Sons.

Parno, Drs. 2002. Pendahuluan Fisika Zat Padat. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Wiendartun. Diktat Fisika Zat Padat I. UPI Bandung

13

Anda mungkin juga menyukai