Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

BAHAN PIEZOELEKTRIK, SEMIKONDUKTOR DAN BAHAN


OPTIK

Prof. Dr. Motlan, M.Sc.,Ph.D


Dr. Nurdin Siregar, M. Si

Disusun Oleh
Kelompok 2:
Desiana Sitorus(4193540003 )
Erlanda Y Simamora 4192240002
Kelas : Fisika A 2019
Strata : S-1
Mata Kuliah : Fisika Material

Jurusan Fisika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(The Character Building University)
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Material.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Motlan,
M.Sc.,Ph.D dan bapak Dr. Nurdin Siregar, M. Si, selaku dosen pengampu mata
kuliah Fisika Material atas bimbingannya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai bahan piezoelektrik, semikonduktor dan bahan
optik dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang mendukung dari
para pembaca untuk makalah ke depannya yang lebih baik lagi. Akhir kata kami
mengucapkan terimakasih.

Medan, November 2021

Penulis
Kelompok 2

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I.PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1.Latar Belakang...........................................................................................................4
1.2.Tujuan........................................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................................4
BAB III. PENUTUP........................................................................................................28
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................28
3.2.Saran.........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................29

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Piezoelektrik adalah suatu material yang dapat menghasilkan


perbedaan muatan listrik antara kedua sisinya apabila mengalami
deformasi atau perubahan dimensi. Piezoelektrik atau biasa disebut juga
dengan efek piezoelektrik adalah muatan listrik yang terakumulasi dalam
bahan padat tertentu, seperti kristal dan keramik akibat dari mechanical
pressure (tekanan).
Semikonduktor adalah bahan yang terletak di antara konduktor dan
isolator. Contoh, silikon, germanium, antimon, dll. Sifat bahan, baik
konduktor, isolator, maupun semikonduktor terletak pada struktur jalur
atau pita energi atom-atomnya. Pita energi adalah kelompok tingkat energi
elektron dalam kristal. Sifat-sifat kelistrikan sebuah kristal tergantung
pada struktur pita energi dan cara elektron menempati pita energi tersebut.
Serat optik merupakan media transmisi atau pandu gelombang
cahaya berbentuk silinder yang dikembangkan diakhir tahun 1960-an
sebagai jawaban atas perkembangan sistem komunikasi yang semakin
lama membutuhkan bandwidh yang besar dengan laju transmisi yang
tinggi. Serat optik terbuat dari bahan dielektrik berbentuk seperti kaca.

1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:
1. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan bahan piezodielektrik.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bahan semikonduktor.
3. Untuk mengetahui mengenai bahan optik.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Piezoelektrik
A. Sejarah Piezoelektrik
Kata piezoelektrik berasal bahasa Latin, piezein yang berarti diperas atau
ditekan dan piezo yang bermakna didorong. Bahan piezoelektrik ditemukan
pertama kali pada tahun 1880‐an oleh Jacques dan Pierre Curie. Kata piezo berarti
tekanan, sehingga efek piezoelektrik terjadi jika medan listrik terbentuk ketika
material dikenai tekanan mekanik.
Jacques dan Pierre Curie mengombinasikan pengetahuan akan piroelektrisitas
(kemampuan bahan - bahan tertentu untuk menghasilkan sebuah potensial listrik
saat bahan‐bahan itu dipanaskan atau didinginkan) dengan pemahaman akan
struktur dan perilaku sebuah kristal pada kristal turmalin, kuarsa, ratna cempaka,
dan garam rossel. Dari uji coba tersebut diketahui bahwa kristal kuarsa dan garam
rossel memperlihatkan kemampuan piezoelektrisitas paling besar saat itu.

B. Pengertian Piezoelektrik
Piezoelektrik adalah suatu material yang dapat menghasilkan perbedaan
muatan listrik antara kedua sisinya apabila mengalami deformasi atau perubahan
dimensi. Piezoelektrik atau biasa disebut juga dengan efek piezoelektrik adalah
muatan listrik yang terakumulasi dalam bahan padat tertentu, seperti kristal dan
keramik akibat dari mechanical pressure (tekanan).
Piezoelektrik digunakan untuk mengukur tekanan, percepatan, regangan, etc.
dan biasa digunakan dalam alat-alat seperti: mikrofon, jam quartz, pengubah suara
menjadi tulisan pada laptop, mesin pembakaran dalam, printer, oscillator
elektronik, hingga bisa dijadikan sebagai sumber energi alternatif ditempat
keramaian seperti di station ataupun di bandara. Dan ini sedang diterapkan di
negara maju seperti Jepang dan Amerika.
C. Bahan Piezoelektrik
Bahan piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan listrik ketika
dikenai regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan listrik diterapkan,
maka material tersebut akan mengalami regangan atau tekanan mekanis. Bahan

5
piezoelektrik alami diantaranya: Kuarsa (Quartz, SiO2), berlinite, turmalin dan
garam rossel. Bahan piezoelektrik buatan diantaranya: Barium titanate (BaTiO3),
Lead zirconium titanate (PZT), Lead titanate (PbTiO3) dsb.
Bahan Piezoelektrik terbentuk oleh keramik yang terpolarisasi sehingga
beberapa bagian molekul bermuatan positif dan sebagian yang lain bermuatan
negative membentuk elektroda‐elektroda yang menempel pada dua sisi yang
berlawanan dan menghasilkan medan listrik material yang dapat berubah akibat
gaya mekanik. Pada saat medan listrik melewati material, molekul yang
terpolarisasi akan menyesuaikan dengan medan listrik, dihasilkan dipole yang
terinduksi dengan molekul atau struktur Kristal materi. Penyesuaian molekul akan
mengakibatkan material berubah dimensi. Fenomena ini disebut electrostriction
(efek piezoelektrik).

D. Pemanfaatan Bahan Piezoelektrik


1. Penghasil listrik tegangan tinggi
Bahan piezoelektrik dapat menghasilkan beda potensial hingga
ribuan volt sehingga banyak digunakan sebagai sumber tegangan
tinggi.
2. Transduser
Transduser adalah alat yang mengubah suatu bentuk energi
kedalam bentuk energi yang lain. Transduser ultrasonic mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk suara dan
sebaliknya. Transduser akan mengeluarkan gelombang ultrasonik
dengan frekuensi di atas 20 kHz. Transduser ultrasonik 40 kHz akan
membangkitkan gelombang dengan frekuensi 40 kHz, transduser akan
aktif jika diberi sinyal dengan frekuensi dengan 40 kHz.
Transduser ultrasonik terdiri atas dua macam yaitu pengirim
(transmitter) Tx dan penerima (receiver) Rx. Transduser ultrasonik
terbuat dari material piezoeletrik, yaitu terbuat dari material quartz
(SiO3) atau barium titanat (BaTiO3) yang akan menghasilkan medan
listrik pada saat material berubah bentuk atau dimensinya sebagai
akibat gaya mekanik.

6
Cara kerja transducer adalah dengan mengubah energi menjadi
bentuk sinyal elektronik dan begitu pula sebaliknya. Jika sebelumnya
sudah dikatakan bahwa sensor merupakan transducer maka kita akan
melihat kenapa pernyataan tersebut betul melalui pembagian jenis
transduser. Transducer terbagi menjadi dua jenis yaitu input dan output
transducer .
 Transduser input mengubah energi yang diterima menjadi sinyal
elektronik. Itulah sebabnya mengapa sensor adalah bagian dari
transducer. Sebab sensor menerima trigger berupa bentuk bentuk
energi dan kemudian menerjemahkannya menjadi sinyal baik itu
analog maupun digital. Perbedaan antara keduanya lebih
ditekankan ke fungsi dari komponen itu sendiri. Sensor hanya
mengubah energi dan trigger yang diterima menjadi suatu nilai
yang dapat dibaca dan diolah, sementara transducer lebih
menekankan ke perubahan energi. Akselerometer, barometer,
giroskop adalah contoh sensor sedangkan termistor, dan
termokopel adalah contoh transducer .
 Transduser ouput mengubah sinyal listrik menjadi energi dalam
bentuk lainnya. Contoh paling mudah, sebuah lampu dapat
dikatakan sebagai sebuah transducer sebab lampu dapat mengubah
energi listrik menjadi energi cahaya dan panas. Transducer ouput
mentransfer sinyal keluar dari domain listrik dan ke domain yang
dapat dirasakan oleh salah satu dari lima indera manusia. Sejumlah
besar daya biasanya diperlukan untuk mentransfer informasi keluar
dari domain listrik.

E. Efek Piezoelektrik
Efek piezoelektrik terjadi jika medan listrik tebentuk ketika material dikenai
tekanan mekanik. Pada saat medan listrik melewati material, molekul yang
terpolarisasi akan menyesuaikan dengan medan listrik, dihasilkan dipole yang
terinduksi dengan molekul atau struktur kristal materi. Penyesuaian molekul akan

7
mengakibatkan material berubah dimensi. Fenomena tersebut dikenal dengan
electrostriction.

Fenomena efek piezoelektrik dapat digambarkan sebagai berikut:

(A) Sebelum diberi tekanan atau medan listrik.


(B) Ketika diberi medan listrik, bahan memanjang.
(C) Diberi medan listrik berlawanan, bahan memendek.
(D) Ketika diberi tekanan, induksi polarisasi dan tegangan luar terjadi.

F. Prinsip Kerja Piezoelektrik


Bila material dikenai tekanan maka akan terjadi distorsi dan tekanan listrik
akan dihasilkan dari kedua permukaannya. Pada prinsipnya, efek piezoelektrik
diperoleh dari ketidakseimbangan distribusi arus listrik pada material
piezoelektrik yang disebabkan oleh terjadinya tegangan pada bahan tersebut
dan mengakibatkan terjadinya regangan. Bila kedua permukaan bahan tersebut
dilapisi dengan bahan logam dan lempengan tembaga, maka perubahan arus

8
listrik ini akan mengakibatkan terjadinya sinyal tegangan listrik pada lempeng
tembaga tersebut.

G. Kelebihan Piezoelektrik
Elemen piezoelektrik mempunyai beberapa kelebihan penting
dibandingkan mekanisme sensing yang lain. Pertama dan yang utama adalah fakta
bahwa piranti tersebut membangkitkan sendiri tegangannya. Karena itu elemen ini
tidak memerlukan daya dari luar untuk operasionalnya. Untuk suatu aplikasi di
mana konsumsi daya sangat terbatas, piranti piezoelektrik sangat berguna.
Tambahan lagi, efek piezoelektrik memiliki hokum penyekalaan yang menarik
sehingga bermanfaat pada piranti yang kecil.

H. Kelemahan Piezoelektrik
Piezoelektrik bukanlah suatu dielektrik yang bagus. Ada sedikit kebocoran
muatan pada material piezoelektrik. Karena fenomena ini, ada suatu konstanta
waktu penyimpanan tegangan pada piezoelektrik setelah diberikan suatu gaya.
Konstanta waktu ini tergantung pada kapasitansi elemennya dan pada resistansi
kebocorannya. Konstanta waktunya berada pada orde 1 detik. Karena efek ini,
piezoelektrik kurang bermanfaat untuk mendeteksi besaran static seperti berat
suatu benda.
Aspek penting lainnya dalam penggunaan piezoelektrik adalah adanya
kenyataan bahwa material piezoelektrik dibuat melalui proses kristalisasi kisi ‐kisi
(laticce) dalam susunan tertentu. Hal tersebut dilakukan dengan memanskan
Kristal sampai diatas suhu Curie sambil menerapkan tegangan pada elektrodanya.
Jika kristal telah dipanaskan mendekati suhu Curie, material tersebut dapat
menjadi “ de pole “ yang dapat menghasilkan pengurangan sensitifitas
piezoelektrik. Untuk beragam material, suhu curie ini berada antara 50 – 600 ° C.
Pemanasan dibawah suhu Curie dapat membatasi penggunaan sensor ini.
Kekurangan utama sensing piezoelektrik ini adalah sensitifitasnya hanya bagus
untuk sinyal yang berubah‐ubah terhadap waktu. Sensing piezoelektrik tidak dapat
beoperasi untuk aplikasi‐aplikasi yang membutuhkan sensitifitas terhadap besaran

9
statik. Meskipun demikian, jika ada sinyal yang berubah terhadap waktu, perlu
adanya pemikiran yang serius pada penggunaan elemen sensing piezoelektrik.

2.2. Bahan Semikonduktor


A. Pengertian

Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan
konduktor murni. Bahan ini sifatnya berada diantara insulator (isolator) dan
konduktor. Bahan-bahan logam seperti tembaga, besi, timah, disebut sebagai
konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa
sehingga elektronnya dapat bergerak bebas.
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada diantara insulator (isolator) dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat
sebagai insulator (isolator) pada temperature yang sangat rendah, namun pada
temperatur ruangan bersifat sebagai konduktor.
Semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator dan konduktor. Konduktivitas semikonduktor berkisar antara 103
sampai 10-8 siemens per sentimeter dan memiliki dan celah energinya lebih kecil
dari 6 eV .
Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor
karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan ini lebih kecil dari celah
energi bahan isolator tetapi lebih besar dari celah energi bahan konduktor,
sehingga memungkinkan elektron berpindah dari satu atom penyusun ke atom
penyusun lain dengan perlakuan tertentu terhadap bahan tersebut (pemberian
tegangan, perubahan suhu dan sebagainya). Oleh karena itu semikonduktor bisa
bersifat setengah menghantar.
Bahan semikonduktor dapat berubah sifat kelistrikannya apabila
temperatunya berubah. Dalam keadaan murninya mempunyai sifat sebagai
penyekat ;sedangkan pada temperatur kamar ( 27 ° C ) dapat berubah sifatnya
menjadi bahan penghantar. Sifat-sifat kelistrikan konduktor maupun isolator tidak
mudah berubah oleh pengaruh temperatur, cahaya atau medan magnet, tetapi pada
semikonduktor sifat-sifat tersebut sangat sensitif.-

10
B. Jenis-Jenis atau Klasifikasi Semikonduktor

Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan, semikonduktor


dibedakan menjadi dua jenis, yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.
1. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas
satu unsur saja, misalnya Si saja atau Ge saja. Pada Kristal semikonduktor
Si, 1 atom Si yang memiliki 4 elektron valensi berikatan dengan 4 atom Si
lainnya. Perhatikan gambar berikut :

Pada kristal semikonduktor instrinsik Si, sel primitifnya


berbentuk kubus. Ikatan yang terjadi antar atom Si yang berdekatan adalah
ikatan kovalen. Hal ini disebabkan karena adanya pemakaian 1 buah
electron bersama () oleh dua atom Si yang berdekatan.
Menurut teori pita energi, pada T = 0 K pita valensi
semikonduktor terisi penuh elektron, sedangkan pita konduksi kosong.
Kedua pita tersebut dipisahkan oleh celah energi kecil, yakni dalam rentang
0,18 - 3,7.
Silikon dan germanium merupakan dua jenis semikonduktor yang
sangat penting dalam elektronika. Keduanya terletak pada kolom empat
dalam tabel periodik dan mempunyai elektron valensi empat. Struktur
kristal silikon dan germanium berbentuk tetrahedral dengan setiap atom
memakai bersama sebuah elektron valensi dengan atom-atom tetangganya.
Gambar 2.1 memperlihatkan bentuk ikatan kovalen dalam dua dimensi.
Pada temperatur mendekati harga nol mutlak, elektron pada kulit terluar

11
terikat dengan erat sehingga tidak terdapat elektron bebas atau silikon
bersifat sebagai insulator.

Ikatan kovalen silikon dalam dua dimensi


Energi yang diperlukan mtuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah
sebesar 1,1 eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperatur
ruang (300K), sejumlah elektron mempunyai energi yang cukup besar untuk
melepaskan diri dariikatan dan tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi
menjadi elektron bebas (gambar 2.2). Besarya energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron dari pita valensi ke pita konduksi ini disebut energi
terlarang (energy gap). Jika sebuah ikatan kovalen terputus, maka akan
terjadi kekosongan atau lubang (hole). Pada daerah dimana terjadi
kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif, dan daerah yang
ditempati elektron bebas mempunyai kelebihan muatan negatif. Kedua
muatan inilah yang memberikan kontribusi adanya aliran listrik pada
semikonduktor murni. Jika elektron valensi dari ikatan kovalen yang lain
mengisi lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru di tempat yang lain
dan seolah-olah sebuah muatan positif bergerak dari lubang yang lama ke
lubang baru.

12
Struktur kristal silikon memperlihatkan adanya sebuah ikatan kovalen
yang terputus.
Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus drift” dapat
dituliskan sebagai berikut “Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor
adalah akibat adanya dua partikel masing-masing bermuatan positif dan
negatif yang bergerak dengan arah yang berlawanan akibat adanya pengaruh
medan listrik”.
Akibat adanya dua pembawa muatan tersebut, besarnya rapat arus
dinyatakan sebagai:
J npqn p
Dimana:
n dan p = konnsentrasi elektron dan lubang (m-3)
n lubang (m2 V-1 s-1) p = mobilitas elektron dandan
n p q n p konduktivitas (S cm-1)=
Karena timbulnya lubang dan elektron terjadi secara serentak, maka
pada semikonduktor murni, jumlah lubang sama dengan jumlah elektron.
Beberapa properti dasar silikon dan germanium diperlihatkan pada tabel
dibawah ini :
Properti Silikon Germanium
Energi terlarang/gap (eV) 1,1 0,67
Mobilitas elektron, (m2V-1s-1 ) 0,135 0,39

13
Mobilitas lubang, (m2V-1s-1 ) 0,048 0,19
Konsentrasi intrinsik, ni (m-3 ) 1,5 ´ 1016 2,4 ´ 1019
Resistivitas intrinsik, ( 9 m) 2300 0,46

2. Semikonduktor Ekstrinsik (Tak Murni)

Silikon yang didoping dengan phosphor


Terbentuk dari semikonduktor murni yang dikotori oleh atom dopping
sebagai penghasil elektron konduksi atau hole. Terdiri atas dua tipe: Tipe –
N (Silikon + Phospor atau Arsenic) dan Tipe – P (Silikon + Boron, Galium
atau Indium). Semikonduktor ekstrinsik terbentuk melalui mekanisme
doping, yang dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas
dalam jumlah lebih banyak dan permanen sehingga diharapkan akan dapat
menghantarkan listrik. Mekanisme ini dilakukan dengan jalan memberikan
atom pengotor ke bahan semikonduktor murni sehingga apabila atom
pengotor memiliki kelebihan elektron valensi (valensi 5) akan terdapat
elektron bebas yang dapat berpindah. Karena mengandung atom-atom
pengotor, pembawa muatan didominasi oleh elektron saja atau lubang saja.
Apabila semikonduktor murni diberikan pengotor dengan valensi kurang
(valensi 3) maka akan terbentuk area kosong (hole) yang menjadi pembawa

14
muatan. Mekanisme ini menentukan jenis semikonduktor yang dibentuk
(tipe – N atau tipe – P).
a. Semikonduktor tipe-n

Dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom pengotor


pentavalen (antimony, phosphorus atau arsenic) pada silikon murni. Atom-atom
pengotor (dopan) ini mempunyai lima elektron valensi sehingga secara efektif
memiliki muatan sebesar +5q.
Saat sebuah atom pentavalen menempati posisi atom silikon dalam kisi
kristal, hanya empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalen
lengkap, dan tersisa sebuah elektron yang tidak berpasangan (lihat gambar 2.3).
Dengan adanya energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan menjadi
elektron bebas dan siap menjadi pembawa muatan dalam proses hantaran listrik.
Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-n
karena menghasilkan pembawa muatan negatif dari kristal yang netral. Karena
atom pengotor memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai
atom donor.
Secara skematik semikonduktor tipe-n digambarkan seperti terlihat pada
gambar dibawah ini :

b. Semikonduktor tipe-p

15
Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe-n, semikonduktor
tipe-p dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom pengotor trivalen
(aluminium, boron, galium atau indium) pada semikonduktor murni, misalnya
silikon murni.
Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi sehingga
secara efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen. Saat sebuah atom
trivalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga ikatan
kovalen lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak
berpasangan yang disebut lubang (hole). Material yang dihasilkan dari proses
pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-p karena menghasilkan pembawa
muatan negatif pada kristal yang netral. Karena atom pengotor menerima elektron,
maka atom pengotor ini disebut sebagai atom aseptor (acceptor).
Pada bahan semikonduktor yang bertindak sebagai pembawa muatan
dengan sebagian terbesar berupa lubang-lubang yang dihasilkan dengan
pemasukan tak murni, dan sebagian kecil berupa electron-elektron bebas yang
dihasilkan oleh energi terminal. Dipihak lain, dalam semikonduktor tipe-n ,
sebagian terbesar dari pembawa muatan adalah electron-elektron bebas dan hanya
mengandung lubang-lubang yang berjumlah kecil. Jika dipakai secara terpisah,
baik semikonduktor tipe n maupun semikonduktor tipe p, masing-masing tidak
lebih berguna dari sebuah penghambat (resistor) karbon. Tetapi, dengan

16
memasukkan tak-murnian kedalam suatu kristalsedemikian rupa hingga bertipe p,
maka hasilnya berupa suatu penghantar satu arah. Pembahasan berikut ini akan
menjelaskan mengapa demikian.
Kita tinjau suatu atom netral. Atom ini mempunyai elektron dan proton
yang sama jumlahnya. Misalkan bahwa ialah satu elektronnya disingkirkan.
Sebagai akibatnya, atom tersebut mempunyai suatu muatan positif dan disebut ion
positif. Sebaliknya, jika suatu atom netral diberi satu elektron tambahan, atom
akan bermuatan negatif dan dikenal sebagai ion negatif.

Pembawa-pembawa mayoritas dan ion-ion. Gb.1.lubang-lubang dan


ion-ion negative. Gb.2. elektron-elektron bebas dan ion-ion positif
Gambar tersebut menunjukkan suatu semikonduktor tipe p. Masing-masing
tanda plus lambang dari suatu lubang, sedangkan masing-masing tanda minus
yang dilingkari itu merupakan representasi suatu atom akseptor yang mengandung
bahan lubang-lubang tersebut. Secara bersama lubang dan atom akseptor
merupakan satuan yang netral. Namun bila suatu lubang menghilang karena
terjadi rekombinasi dengan suatu elektron, maka atom akseptor bersangkutan akan
mengandung muatan negatif yang berlebihan dan menjadi ion negative. Dalam
keadaan yang ditunjukkan gambar1, bahan tipe p tersebut netral karena jumlah
tanda plus sama dengan jumlah tanda minus.
Begitu pula dalam gambar 2 telah ditunjukkan semikonduktor tipe n. Disini
tanda minus melambangkan elektron bebas, tanda plus melambangkan elektron
bebas, sedangkan tanda yang dilingkari itu melambangkan atom donor yang
mengandung elektron bebas dalam orbitnya. Setiap elektron bebas bersama
dengan atom donor bersangkutan merupakan satuan yang netral. Jika salah satu
elektron tersebut meninggalkan orbitnyadari sekeliling atom donor dan pindah ke

17
orbit atom lain, maka atom donor itu menjadi ion positif. Berbeda dari elektron-
elektron bebas, ion-ion positif ini tidak dapat bergerak leluasa karena terikat
dalam struktur kristalnya. Tipe n itu bersifat netral karena mengandung tanda
minus dan tanda plus yang jumlahnya sama.
Kita dapat memasukkan pengotor berupa atom-atom dari kolom tiga atau lima
dalam tabel periodik (memberi doping) ke dalam silikon atau germanium murni.
Elemen semikonduktor beserta atom pengotor yang biasa digunakan
diperlihatkan pada berikut:

Elemen semikonduktor pada tabel periodik


c. Resistansi
Semikonduktor tipe-p atau tipe-n jika berdiri sendiri tidak lain adalah
sebuah resistor. Sama seperti resistor karbon, semikonduktor memiliki resistansi.
Cara ini dipakai untuk membuat resistor di dalam sebuah komponen
semikonduktor. Namun besar resistansi yang bisa didapat kecil karena terbatas
pada volume semikonduktor itu sendiri.

C. Sifat Bahan Semikonduktor

Semikonduktor adalah bahan yang terletak di antara konduktor dan


isolator. Contoh, silikon, germanium, antimon, dll. Sifat bahan, baik konduktor,
isolator, maupun semikonduktor terletak pada struktur jalur atau pita energi atom-
atomnya. Pita energi adalah kelompok tingkat energi elektron dalam kristal. Sifat-

18
sifat kelistrikan sebuah kristal tergantung pada struktur pita energi dan cara
elektron menempati pita energi tersebut. Pita energi dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. pita valensi
Penyebab terbentuknya jalur valensi adalah adanya ikatan ato-
atom yang membangun kristal. Pada jalur ini elektron dapat lepas dari
ikatan atomnya jika mendapat energi.

2. pita konduksi
Jalur konduksi adalah tempat elektron-elektron dapat bergerak
bebas karena pengaruh gaya tarik inti tidak diperhatikan lagi. Dengan
demikian elektron dapat bebas menghantarkan listrik.

3. Pita celah energi


Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi dengan
jalur konduksi.Yang membedakan apakah bahan itu termasuk
konduktor, isolator, atau semikonduktor adalah energi Gap (Eg). Satuan
energi gap adalah elektron volt (eV). Satu elektron volt adalah energi
yang diperlukan sebuah elektron untuk berpindah pada beda potensial
sebesar 1 volt. Satu elektron volt setara dengan 1,60 x 10-19 Joule.

Gambar pita energi pada Germanium dan Silikon


Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk
memecahkan ikatan kovalen sehingga dapat berpindah jalur dari jalur valensi
ke jalur konduksi. Energi gap germanium pada suhu ruang (300K) adalah 0,72

19
eV, sedangkan silikon adalah 1,1 eV. Bahan-bahan semikonduktor dengan
energi gap yang rendah biasanya dipakai sebagai bahan komponen elektronika
yang dioperasikan pada suhu kerja yang rendah pula.

D. Karakteristik Bahan Semikonduktor

Semikonduktor elemental terdiri atas unsur – unsur pada system periodik


golongan IV A seperti silikon (Si), Germanium (Ge) dan Karbon (C).Karbon
semikonduktor ditemukan dalam bentuk Kristal intan.Semikonduktor intan
memiliki konduktivitas panas yang tinggi sehingga dapat digunakan dengan
efektif untuk mengurangi efek panas pada pembuatan semikonduktor laser.
Semikonduktor gabungan (kompon) terdiri atas senyawa yang dibentuk dari
logam unsur periodik golongan IIB dan IIIA (valensi 2 dan 3) dengan non logam
pada golongan VA dan VIA (valensi 5 dan 6) sehingga membentuk ikatan yang
stabil (valensi 8). Semikonduktor gabungan III dan V misalnya GaAs dan InP,
sedangakan gabungan II dan VI misalnya CdTe dan ZnS.
E. Penggunaan Bahan Semikonduktor

Semikonduktor merupakan terobosan dalam teknologi bahan listrik yang


memungkinkan pembuatan komponen elektronik dalam wujud mikro, sehingga
peralatan elektronik dapat dibuat dalam ukuran yang lebih kecil. Beberapa
komponen elektronik yang menggunakan bahan semikonduktor yaitu:
1. Transistor

Transistor merupakan komponen elektronik yang dibuat dari materi


semikonduktor yang dapat mengatur tegangan dan arus yang mengalir
melewatinya dan dapat berfungsi sebagai saklar elektronik dan gerbang
elektronik.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor
(E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor
dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada
arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

20
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam
amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber
listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-
rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.
Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga
berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian
lainnya.

2. Thermistor

Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen atau


sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari
termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan atau werstan atau
resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini berubah.
Termistor ini merupakan gabungan antara kata termo (suhu)
dan resistor (alat pengukur tahanan).
3. SR (Silicon Control Rectifier)

SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang


mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk
keluarga semikonduktordengan karateristik yang serupa dengan
tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalahgate (G). SCR sering
disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR
terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut
PNPNTrioda.

21
4. IC (Integrated Circuit)

Sirkuit terpadu (bahasa Inggris: integrated circuit atau IC) adalah


komponen dasar yang terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. IC adalah
komponen yang dipakai sebagai otak peralatan elektronika.
5. Dioda

Pengertian Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua kutub dan
bersifat semikonduktor. Dioda juga bisa dialiri arus listrik ke satu arah dan
menghambat arus dari arah sebaliknya.

Gambar Dioda
Dioda sebenarnya tidak memiliki karakter yang sempurna, melainkan
memiliki karakter yang berhubungan dengan arus dan tegangan komplek
yang tidak linier dan seringkali tergantung pada teknologi yang digunakan
serta parameter penggunaannya.

2.3. Serat Optik


Serat optik merupakan media transmisi atau pandu gelombang cahaya
berbentuk silinder yang dikembangkan diakhir tahun 1960-an sebagai jawaban
atas perkembangan sistem komunikasi yang semakin lama membutuhkan
bandwidh yang besar dengan laju transmisi yang tinggi. Serat optik terbuat dari
bahan dielektrik berbentuk seperti kaca. Di dalam serat inilah energi cahaya yang
dibangkitkan oleh sumber cahaya disalurkan sehingga dapat diterima di ujung unit
penerima (receiver).

22
Gambar Serat Optik
Serat optik terdiri dari dua jenis yaitu serat optik kabel dan serat optik
plastik. Serat optik kabel banyak digunakan untuk transmisi jarak jauh sementara
untuk serat optik plastik hanya digunakan untuk komunikasi jarak pendek. Serat
optik banyak dibuat dari kaca atau bahan silika (SiO2), yang biasanya diberi
doping untuk menaikkan indeks biasnya. Serat optik plastik tidak jauh berbeda
dengan serat optik kabel, hanya saja untuk serat optik kabel dilengkapi dengan
kevlar untuk penguat serat optik.
A. Serat Optik Plastik
Serat optik plastik adalah jenis serat optik yang terbuat dari jenis plastik
tertentu dengan indeks bias tertentu. Serat optik plastik kurang banyak digunakan
sebagai media transmisi jarak jauh karena memiliki atenuasi yang besar. Serat
optik plastik banyak dikembangkan sebagai sensor karena mudah diubah-ubah
dan diberi perlakuan, sedangkan serat optik kaca terlalu rapuh dan ukurannya
yang kecil sehingga sulit untuk diberi perlakuan.
Serat optik plastik terdiri dari teras (core), selongsong (cladding), dan
jaket pelindung. Teras dan selongsong dibuat berbeda indeks bias, agar bisa
terjadi pemantulan internal total. Pemantulan internal total inilah yang
menyebabkan cahaya tetap berada dalam serat optik. Sementara jaket digunakan
untuk melindungi serat optik dari kondisi lingkungan yang merusak.
B. Karakteristik Serat Optik
a. Pemantulan Internal Total
Ketika cahaya yang menjalar di dalam bahan transparan yang memiliki
perbedaan indeks bias, sehingga menemui permukaan bahan transparan lainnya,
maka dua hal akan terjadi, yaitu:
1) Sebagian cahaya dipantulkan, dan
2) Sebagian cahaya diteruskan ke dalam bahan transparan kedua.

23
Cahaya yang diteruskan biasanya berubah arah ketika memasuki bahan kedua,
yaitu jika cahaya masuk dengan sebuah sudut terhadap garis normal permukaan
bahan. Pembelokan cahaya ini timbul karena pembiasan yang bergantung pada
kecepatan cahaya di dalam suatu bahan, dan kecepatannya berbeda di dalam
bahan dengan indeks bias berbeda.
b. Numerical Aperture
Sinar cahaya yang masuk ke dalam inti serat optik membentuk sudut datang
tertentu terhadap poros serat optik. Sudut yang menuju ke arah permukaan serat
optik, tidak semua akan diteruskan. Tetapi ada syarat tertentu agar sinar yang
datang tersebut dapat diteruskan. Sinar tidak dapat melewati serat optik jika
datang dengan sudut lebih besar dari θmax. Sinar ini bisa masuk ke serat optik
tetapi tidak dapat melewati serat optik karena sinar telah diserap oleh cladding.
Sedangkan semua sinar dengan sudut datang kurang dari θmax dapat masuk dan
melewati serat optik, sinar ini akan mengalami pematulan internal total yang
menyebabkan sinar tetap berada dalam serat optik.

24
Besarnya nilai numerical aperture (NA) ditentukan dengan persamaan berikut:

NA = n sin θmaks = √(n21−n22 )


Dengan n adalah indeks bias udara = 1, n1 adalah indeks bias inti, n2 adalah
indeks bias selubung (cladding. Nilai numerical aperture adalah suatu ukuran
kemampuan serat optik untuk menangkap sinar yang berasal dari sumber optik.
Semakin besar nilai NA menandai semakin tinggi efisiensi dari suatu sumber optik
dalam mengkopling sinar-sinar ke dalam serat optik.

c. Rugi-Rugi Daya Serat Optik


Daya yang dibawa oleh cahaya akan mengalami pelemahan (rugirugi/ loss)
akibat terjadinya kebocoran atau karena kurangnya kejernihan bahan serat optik.
Besaran pelemahan daya pada serat optik dinyatakan sebagai perbandingan antara
daya pancaran awal terhadap daya yang diterima dan dinyatakan dalam deci-Bell
(dB). Pelemahan daya disebabkan oleh 3 faktor utama yaitu absorpsi, hamburan
(scattering) dan lekukan (bending losses).
Gelas yang merupakan bahan pembuat serat optik biasanya terbentuk dari
silicon-dioksida (SiO2) yang memiliki indeks bias tertentu. Variasi indeks bias
diperoleh dengan menambahkan bahan lain seperti oksida titanium, thallium,
germanium atau boron. Dengan susunan bahan yang tepat maka akan didapatkan
atenuasi yang kecil. Pelemahan energi yang mengakibatkan pelemahan amplitudo
gelombang yang sampai pada penerima menjadi lebih kecil dari pada amplitudo
yang dikirimkan oleh pemancar.
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya atenuasi( Atenuasi ialah
penurunan intensitas cahaya pada serat optik yang disebabkan oleh adanya
pembengkokan mikro (microbending) dan pembengkokan makro
(macrobending).) dalam serat optik yaitu absorbsi, pancaran Reyleigh,
pemantulan Fresnel, rugi-rugi karena pembengkokan. Penjabaran dari masing-
masing adalah sebagai berikut :
1) Absorpsi
Zat pengotor (impurity) apapun yang masih tersisa di dalam bahan inti
akan menyerap sebagian dari energi cahaya yang merambat di dalam serat optik.
Kontaminan yang menimbulkan efek paling serius adalah ion-ion hidroksil (-OH)

25
dan zat-zat logam. Ion-ion hidroksil yang merupakan wujud lain dari air akan
menyerap energi gelombang dengan panjang gelombang 1380 nm, sedangkan zat-
zat logam akan menyerap energi gelombang dengan berbagai nilai panjang
gelombang tertentu.
2) Hamburan Rayleigh
Hamburan Rayleigh (Rayleigh scatter) adalah efek terpencarnya cahaya
akibat terjadinya perubahan kecil yang bersifat lokal pada indeks bias bahan inti
dan bahan core. Dikatakan bersifat lokal karena perubahan hanya terjadi di lokasi-
lokasi tertentu saja di dalam bahan, dan ukuran daerah yang terkena pengaruh
perubahan ini sangat kecil, yaitu kurang dari satu panjang gelombang cahaya yang
terhambur.
3) Pemantulan Fresnel
Ketika sinar cahaya menumbuk sebuah titik perubahan indeks bias dan
terpencar ke segala arah, komponen pancaran yang merambat dengan sudut
datang mendekati garis normal (90°) akan langsung lewat menembus bidang
perbatasan. Akan tetapi tidak semua bagian dari cahaya yang datang dengan sudut
mendekati garis normal akan menembus bidang perbatasan.
Sebagian kecil dari cahaya itu akan terpantul balik di bidang perbatasan.
Efek ini dapat menjadi masalah untuk cahaya yang meninggalkan ujung output
serat optik. Di titik ini, terjadi perubahan seketika dari indeks bias core ke indeks
bias udara yang ada di luar serat optik. Efek yang sama juga terjadi pada arah
yang berlawanan. Sebagian sangat kecil cahaya yang datang dan hendak
memasuki serat optik akan terpantul balik oleh bidang perbatasan udara dan core.
Seberapa besar proporsi cahaya yang menembus bidang perbatasan dan seberapa
besar yang terpantul balik ditentukan oleh besarnya perubahan indeks bias di
bidang perbatasan, dan dapat ditentukan menggunakan rumus :
2
n −n
Daya pantul = ( 1 2 )
n1 +n2

d. Penyambungan Serat Optik


Jika penyambungan sebuah serat optik modus jamak dengan core berukuran
besar ke serat lainnya yang memiliki ukuran yang lebih kecil, maka hanya

26
sebagian kecil dari cahaya yang datang dari core berukuran besar dapat masuk ke
core berukuran kecil, dan akibatnya sebagian daya cahaya akan hilang. Besarnya
rugi-rugi daya ini dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:

Rugi-rugi Penggandengan Ragam (Mode Coupling Losses)


Daya yang sudah dilepaskan dengan baik ke dalam suatu ragam yang
merambat mungkin kemudian digandengkan ke dalam suatu ragam bocor atau
ragam radiasi pada sebuah titik yang relatif jauh pada fiber. Efek penggandengan
ini dapat terjadi karena rugi-rugi ini timbul pada saat serat optik
dikopel/disambungkan dengan sumber cahaya atau photo detector. Rugirugi
coupling dapat diperkecil dengan penambahan lensa di depan sumber cahaya atau
pembentukan permukaan tertentu (misalnya spherical-surface) pada sumber
cahaya atau ujung fiber. Rugi-rugi penggandengan ragam secara umum sebagai
berikut:
P¿
μ=
P out
L = - 10 log μ
dengan : L adalah rugi – rugi daya
P¿ adalah daya yang dimasukkan ke dalam serat optik (Watt)
Pout adalah daya yang dipancarkan oleh sumber (Watt)
μ adalah Efisiensi penyambungan
1. Rugi-rugi Penyambungan
Rugi-rugi penyambungan dengan fusion splice. Rugi-rugi ini ditimbulkan
sebagai akibat tidak sempurnanya kegiatan penyambungan sehingga sinar dari
serat optik yang satu tidak dapat dirambatkan seluruhnya ke dalam serat yang
lainnya. Beberapa kesalahan penyambungan yang menimbulkan rugi-rugi:
 Sambungan kedua serat optik membentuk sudut.
 Sumbu kedua serat optik tidak sejajar.
 Sumbu kedua serat optik berimpit tetapi ada celah diantaranya.

27
 Ada perbedaan ukuran antara kedua serat optik yang disambung.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan

Piezoelektrik adalah suatu material yang dapat menghasilkan


perbedaan muatan listrik antara kedua sisinya apabila mengalami
deformasi atau perubahan dimensi. Piezoelektrik atau biasa disebut juga
dengan efek piezoelektrik adalah muatan listrik yang terakumulasi dalam
bahan padat tertentu, seperti kristal dan keramik akibat dari mechanical
pressure (tekanan).
Piezoelektrik digunakan untuk mengukur tekanan, percepatan,
regangan, etc. dan biasa digunakan dalam alat-alat seperti: mikrofon, jam
quartz, pengubah suara menjadi tulisan pada laptop, mesin pembakaran
dalam, printer, oscillator elektronik, hingga bisa dijadikan sebagai sumber
energi alternatif ditempat keramaian seperti di station ataupun di bandara.
Dan ini sedang diterapkan di negara maju seperti Jepang dan Amerika.
Semikonduktor merupakan terobosan dalam teknologi bahan listrik
yang memungkinkan pembuatan komponen elektronik dalam wujud
mikro, sehingga peralatan elektronik dapat dibuat dalam ukuran yang lebih
kecil.Serat optik terdiri dari dua jenis yaitu serat optik kabel dan serat
optik plastik. Serat optik kabel banyak digunakan untuk transmisi jarak
jauh sementara untuk serat optik plastik hanya digunakan untuk
komunikasi jarak pendek. Serat optik banyak dibuat dari kaca atau bahan
silika (SiO2), yang biasanya diberi doping untuk menaikkan indeks
biasnya. Serat optik plastik tidak jauh berbeda dengan serat optik kabel,
hanya saja untuk serat optik kabel dilengkapi dengan kevlar untuk penguat
serat optik.

28
3.2.Saran
Adapun makalah yang disusun oleh kelompok kami masih sangat kurang
dalam hal penyampaian materi maupun isi, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA

https://firmansyahahmadhotim13.blogspot.com/2014/12/normal-0-false-false-false-en-
us-x-none.html
https://www.academia.edu/17992916/Makalah_Semikonduktor
https://dokumen.tips/download/link/makalah-piezoelektrik

29

Anda mungkin juga menyukai