Anda di halaman 1dari 18

FENOMENA INDUKSI ELEKTROMAGNETIK PADA

METAL DETECTOR, GENERATOR LISTRIK AC,


DAN TRANSFORMATOR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Medan Elektromagnetis

Disusun Oleh:
Muhammad Gistha Alevio Farazdaq (5311421086)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI


SEMARANG 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga tugas pada Mata Kuliah Medan Elektromagnetis dengan judul
“Fenomena Induksi Elektromagnetik pada Metal Detector, Generator Listrik AC, dan
Transformator” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta
salam tercurah kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam yang syafa’atnya kita nantikan
di hari kiamat kelak, Aamiin.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas individu
Mata Kuliah Medan Elektromagnetis. Selain itu, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
menambah wawasan tentang penerapan medan elektromagnetis bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Dwi Purwanti, M.S. dan Bapak
Syahroni Hidayat, S.T., M.Eng. selaku dosen Mata Kuliah Medan Elektromagnetis yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang,

Muhammad Gistha Alevio Farazdaq

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
BAB I.................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 2
2.1 Metal Detector............................................................................................................................ 2
2.1.1 Bagian pada Metal Detector .................................................................................................... 2
2.1.2 Prinsip Kerja Metal Detector .................................................................................................. 3
2.1.3 Induksi Elektromagnetik pada Metal Detector........................................................................ 3
2.2 Generator Listrik AC ................................................................................................................. 4
2.2.1 Bagian pada Generator Listrik AC .......................................................................................... 4
2.2.2 Prinsip Kerja Generator Listrik AC ........................................................................................ 5
2.2.3 Induksi Elektromagnetik pada Generator Listrik AC ............................................................. 6
2.3 Transformator............................................................................................................................. 7
2.3.1 Bagian pada Transformator ..................................................................................................... 8
2.3.2 Prinsip Kerja dari Transformator .......................................................................................... 10
2.3.3 Induksi Elektromagnetik pada Transformator....................................................................... 11
BAB III .............................................................................................................................................. 14
PENUTUP ......................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Induksi elektromagnetik adalah gejala timbulnya arus listrik pada yang
diakibatkan oleh adanya perubahan medan magnet di sekeliling penghantar. Konsep induksi
elektromagnetik didasarkan pada penemuan Michael Faraday dan Joseph Henry pada 1831.
Perubahan medan magnetik menghasilkan beda potensial yang disebut gaya gerak listrik
(GGL) induksi dan arus listrik yang ditimbulkannya disebut arus listrik induksi.
Adanya konsep induksi elektromagnetik sangat berperan penting bagi kemajuan
teknologi di dunia ini. Dengan penemuan ini, beberapa peralatan yang memudahkan
pekerjaan manusia dapat tercipta dengan mengaplikasikan konsep induksi elektromagnetik
ini. Beberapa peralatan yang menerapkan konsep induksi elektromagnetis ini yaitu metal
detector, generator listrik, dan transformator.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara kerja pada metal detector, generator listrik, dan transformator sesuai
dengan teori induksi elektromagnetik?
2. Kapan dan di mana terjadinya fenomena medan elektromagnetik pada metal detector,
generator listrik, dan transformator?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui cara kerja pada metal detector, generator listrik, dan transformator sesuai
dengan teori induksi elektromagnetik.
2. Mengetahui kapan dan di mana terjadinya fenomena medan elektromagnetik pada metal
detector, generator listrik, dan transformator.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metal Detector

Berdasarkan namanya, metal detector adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mendeteksi keberadaan logam. Pada pembahasan lebih expert, setiap logam dan ukuran akan
memerlukan metode yang khusus khusus supaya logam tersebut dapat terdeteksi.
Metal detector ditemukan oleh ilmuwan bernama Gerard Fischer pada tahun 1925.
Pada awalnya, metal detector merupakan pengembangan dari alat yang ditemukan oleh Paris
Gustave Trouvé pada 1874 berupa perangkat genggam untuk menemukan dan mengekstrak
benda logam seperti peluru dari pasien manusia.

2.1.1 Bagian pada Metal Detector


1. Osilator
Osilator (Oscillator) adalah suatu rangkaian elektronika yang menghasilkan sejumlah
getaran atau sinyal listrik secara periodik dengan amplitudo yang konstan atau tetap.
Gelombang sinyal yang dihasilkan ada yang berbentuk gelombang sinusoidal
(sinusoide wave), gelombang kotak (square wave) dan gelombang gigi gergaji (saw
tooth wave). Pada metal detector sendiri memiliki 2 buah osilator.
2. Mixer
Mixer pada metal detector ini memiliki fungsi untuk menggabungkan dua frekuensi dari
kedua osilator. Mixer dibuat dengan menggunakan transistor T2.
3. Search Coil
Search coil mentransmisikan medan elektromagnetik ke tanah dan menerima medan
elektromagnetik kembali dari target.
4. Penguat Audio
Bagian ini berfungsi sebagai penguat sinyal dari detektor untuk menyalakan sebuah
loud speaker kecil yang berfungsi sebagai penanda ada tidaknya logam disekitar
sensor.

2
2.1.2 Prinsip Kerja Metal Detector
Metal detector dioperasikan menggunakan sumber tegangan DC sebesar 9V yang
berasal dari baterai. Pada metal detector terdapat satu atau beberapa koil yang membentuk
medan elektromagnet pada satu atau beberapa koil. Ada beberapa buah koil yang
dimanfaatkan sebagai pemancar (transceiver) gelombang dan penerima (receiver). Pada
kondisi standar, gelombang yang diterima mempunyai standar tertentu yang disebut
“balance”.
Jika benda logam melewati metal detector, maka gelombang yang ada menjadi
terganggu dan standart wave analyzer akan memberikan informasi bahwa ada
ketidakseimbangan gelombang. Metal detector akan memberikan informasi kepada kita
bahwa ada benda yang bersifat logam yang lewat. Untuk logam yang bersifat magnetic
metal, maka medan elektromagnet yang diterima receiver akan bertambah. Sementara itu,
apabila metal detector mendeteksi logam yang bersifat non-magnetic metal, maka medan
elektromagnet yang diterima receiver akan berkurang.

2.1.3 Induksi Elektromagnetik pada Metal Detector


Ketika arus mengalir pada sebuah konduktor, maka akan membentuk sebuah
medan magnet pada sekitar konduktor dengan arah yang bergantung pada arah arus. Arah
garis-garis gaya magnet disekitar arus listrik dapat dinyatakan menggunakan kaidah tangan
kanan pertama yang berbunyi: "Jika kita menggenggam konduktor berarus listrik dengan
tangan kanan, maka ibu jari akan menunjukkan arah arus listrik dan arah lipatan keempat
jari lainnya menyatakan arah putaran garis-garis gaya magnet". Kekuatan dari suatu medan
magnet memperlihatkan seberapa besar kerapatan fluks medan magnet tersebut pada suatu
titik tertentu.
Perubahan apapun yang dilakukan terhadap perubahan arus yang mengalir pada
suatu kumparan akan menghasilkan suatu tegangan terinduksi pada kumparan itu.
Dinyatakan dengan L = NΦ
𝑖

Selain jumlah lilitan dan tingkat perubahan fluks, induktansi suatu kumparan
tergantung dari dimensi kumparan dan karakteristik magnetik dari bahan yang digunakan
sebagai inti induktor. Untuk menghitung besamya induktansi digunakan persamaan:

L= 𝜇𝐴𝑁2
𝑙

dengan:

3
L = Induktansi (henry)
𝜇= Permeabilitas = 𝜇𝑜𝜇𝑟
𝜇𝑜= Permeabilitas udara (4𝜋 𝑥 10−7 𝑊𝑏 𝐴−1𝑚−1)

𝜇𝑟= Permeabilitas relatif (tergantung jenis bahan)


A = Luas penampang kumparan (𝑚2) l = Panjang
kumparan

2.2 Generator Listrik AC

Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik
dari putaran rotor menjadi energi listrik. Generator arus AC sering disebut juga sebagai
alternator. Generator listrik ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris bernama Michael
Faraday pada 1831. Generator listrik menggunakan prinsip dasar dari Hukum Faraday dimana
apabila sebuah konduktor listrik dilewatkan ke sebuah medan magnet, akan timbul tegangan
listrik yang terinduksi pada konduktor tersebut.

2.2.1 Bagian pada Generator Listrik AC


Generator terdiri dari 2 bagian utama, yaitu stator dan rotor:
1. Stator
Stator yaitu bagian yang diam menempel ke rangka generator. Pada stator terdapat
lilitan yang berfungsi sebagai induksi gaya gerak listrik (GGL). Stator sendiri terbuat
dari bahan Ferromagnetik yang tersusun berlapis dan terdapat alur untuk lilitan di stator
tersebut. Pada stator terdapat beberapa bagian lagi, yaitu: a. Rumah stator
b. Inti stator
c. Lilitan stator
d. Alur stator
e. Kontak hubung

4
f. Sikat
2. Rotor
Rotor yaitu bagian pada generator yang berputar. Pada rotor terdapat kutub magnet
dengan lilitanya yang terbuat dari tembaga. a. Kutub magnet
b. Lilitan penguat magnet
c. Cincin seret
d. Slip Ring
e. Poros

2.2.2 Prinsip Kerja Generator Listrik AC


Generator membangkitkan tenaga listrik dengan cara memutarkan sebuah
kumparan di dalam medan listrik. Apabila kedua ujung dari dua buah penghantar
disambung, maka akan menimbulkan munculnya gaya gerak listrik. Jadi, apabila dalam
generator tersebut memiliki banyak penghantar, maka listrik yang dihasilkan juga semakin
banyak.
Pada mesin yang bertenaga kecil (dengan rating kurang dari 50kW), kumparan
pembangkit (jangkar) terletak pada rotor dan kumparan medan terletak pada stator. Akan
tetapi, pada mesin dengan rating dalam Megawatt (sampai 800MW atau lebih), jangkar
terletak pada stator dan kumparan medan terletak pada rotor.
Apabila rotor diputar oleh suatu penggerak utama (misalnya turbin naр) dan
kumparan medan diberi sumber tegangan DC sehingga kumparan medan akan
membangkitkan medan magnet. Hasil interaksi kawat-kawat jangkar dengan garis- garis
gaya maka di dalam kawat jangka akan timbul tegangan induksi yang sinusoidal (atau
berbentuk grafik sinus).
Bila suatu mesin (alternator) mempunyai jumlah kutub P, tegangan induksi yang
timbul dalam kawat jangkar tiap perputaran menjadi P/2 periode. Jadi, sebuah alternator
yang mempunyai jumlah kutub P untuk nenghasilkan tegangan induksi dengan frekuensi f,
harus membuat putaran 𝑓 per detik atau 60 𝑓. Sehingga, untuk putaran n berlaku
𝑃/2 𝑃/2

hubungan: n = 60𝑓

= 120 𝑟𝑝𝑚
𝑃/2 𝑃

F = 𝑛 . 𝑃 𝐻𝑧
120

5
Dimana P = Jumlah kutub (U+S).
Rating kecepatan putaran tergantung tipe primovemya. Apabila primover dari
suatu alternator mempunyai kecepatan rendah maka alternator tersebut membutuhkan
banyak kutub agar dapat tercapai besar frekuensi yang telah ditentukan. Altenator yang tipe
primovernya mempunyai kecepatan tinggi biasanya generator tersebut mempunyai jumlah
kutub 2, 4, atau 6 buah.

2.2.3 Induksi Elektromagnetik pada Generator Listrik AC


Garis gaya magnet dipotong oleh pengantar listrik yang bergerak diantara medan
magnet akan timbul gaya gerak listrik (tegangan induksi) pada penghantar dan arus akan
mengalir apabila penghantar tersebut merupakan bagian dari sirkuit lengkap. Generator
menghasilkan gaya gerak listrik dengan cara induksi elektro magnet dan mengubahnya
menjadi tenaga listrik (tegangan arus). Penghantar dilewatkan melalui garis gaya magnet,
dari hal tersebut, maka pada penghantar membangkitkan gaya gerak listrik (GGL).
Fenomena inilah yang disebut dengan induksi electromagnet. Jadi, generator menghasilkan
gaya gerak listrik dengan cara induksi elektromagnetik dan mengubahnya menjadi tenaga
listrik (tegangan arus).
Bila suatu mesin (alternator) mempunyai jumlah kutub P, tegangan induksi yang
timbul dalam kawat jangkar tiap perputaran menjadi P/2 periode. Jadi, sebuah alternator
yang mempunyai jumlah kutub P untuk nenghasilkan tegangan induksi dengan frekuensi f,
harus membuat putaran 𝑓 per detik atau 60 𝑓. Sehingga, untuk putaran n berlaku
𝑃/2 𝑃/2

hubungan: n = 60𝑓

= 120 𝑟𝑝𝑚
𝑃/2 𝑃

F = 𝑛 . 𝑃 𝐻𝑧
120

Dimana P = Jumlah kutub (U+S).


Rating kecepatan putaran tergantung tipe primovemya. Apabila primover dari
suatu alternator mempunyai kecepatan rendah maka alternator tersebut membutuhkan
banyak kutub agar dapat tercapai besar frekuensi yang telah ditentukan. Altenator yang tipe
primovernya mempunyai kecepatan tinggi biasanya generator tersebut mempunyai jumlah
kutub 2, 4, atau 6 buah.
Jika z = jumlah kawat atau sisi kumparan dalam seri fasa = 2T, dimana T =

6
jumlah kumparan atau lilitan/fasa (1 lilitan = 2 sisi kumparan)
P = jumlah kutub
F = frekuensi ggl yang timbul
Φ = fluks kutub
n = kecepatan putar rotor (rpm)
Jika rotor berputar satu kali (yaitu 60'n detik), maka setiap kawat stator terpotong oleh fluks
Φ P weber. Sehingga dΦ = ΦP dan dt = 60/n detik.
Harga GGL rata-rata yang timbul per konduktor =
𝑑∅ ∅𝑃 ∅𝑛𝑃
𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑑𝑡
GGL per kawat =
∅𝑃 120𝑓
𝐸𝑟 = × = 2𝑓∅𝑣𝑜𝑙𝑡
60 𝑝

Jika kawat stator terdiri dari Z kawat per fasa, maka


Er per fasa = 2𝑓∅𝑍 volt = 4𝑓∅𝑍 volt
Harga efektif dari GGL yang timbul adalah
𝐸𝑒𝑓𝑓 = 4𝑘𝑏𝑓∅𝑃𝑇 𝑣𝑜𝑙𝑡

Dimana: faktor bentuk 𝑘𝑏 = ℎ 𝑎𝑟𝑔𝑎ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 00,,763607 =


1,11

Jadi, 𝐸𝑒𝑓𝑓 = 4,44𝑓∅𝑇 𝑣𝑜𝑙𝑡

2.3 Transformator

7
Transformator atau yang biasa disebut dengan trafo adalah alat yang digunakan
untuk menaikkan maupun menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Berdasarkan frekuensi,
transformator dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Frekuensi daya, 50-60 c/s.
2. Frekuensi pendengaran 50 c/s – 20 kc/s.
3. Frekuensi radio, di atas 30 kc/s.
Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi:
1. Transformator daya
2. Transformator distribusi
3. Transformator pengukuran: yang terdiri dari transformator arus dan transformator
tegangan.

2.3.1 Bagian pada Transformator


Transformator terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:
1. Kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input.
2. Kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output.
3. Inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
Sementara itu, untuk bagian-bagian yang ada di trafo yaitu:
1. Electromagnetic circuit (inti besi).
Inti besi digunakan sebagai media mengalirnya fluks yang timbul akibat induksi arus
bolak-balik pada kumparan yang mengelilingi inti besi sehingga dapat menginduksi
kembali ke kumparan yang lain.

2. Current carrying circuit (winding)


Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang mengelilingi inti besi, dimana saat
arus bolak-balik mengalir pada belitan tembaga tersebut, inti besi akan terinduksi dan
menimbulkan fluks magnetik.

8
3. Bushing
Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan jaringan luar.

4. Pendingin
Minyak isolasi trafo selain merupakan media isolasi juga berfungsi sebagai pendingin.
Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan akan dibawa oleh
minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip-sirip radiator.
Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi
guna meningkatkan efisiensi pendinginan.

5. Oil preservation & expansion (konservator)


Konservator digunakan untuk menampung minyak pada saat trafo mengalami kenaikan
suhu.
6. Dielectric (minyak isolasi trafo & isolasi kertas)
9
Minyak isolasi pada trafo berfungsi sebagai media isolasi, pendingin dan pelindung
belitan dari oksidasi.

7. Tap Changer
Trafo dituntut memiliki nilai tegangan output yang stabil sedangkan besarnya
tegangan input tidak selalu sama. Dengan mengubah banyaknya belitan sehingga
dapat merubah ratio antara belitan primer dan sekunder dan dengan demikian
tegangan output/sekunder pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem berapapun
tegangan input/ primernya. Penyesuaian ratio belitan ini disebut Tap changer.
8. NGR (Neutral Grounding Resistor)
NGR adalah sebuah tahanan yang dipasang serial dengan neutral sekunder pada trafo
sebelum terhubung ke ground/tanah.

9. Proteksi trafo
Terdapat 4 jenis proteksi pada trafo, yaitu Rele Bucholz, Rele Jansen, Rele Sudden
Pressure, dan Rele Thermal.

2.3.2 Prinsip Kerja dari Transformator


Prinsip kerja trafo menggunakan asas induksi resonansi antar kumparan primer
dan sekunder. Apabila pada kumparan primer dialiri arus AC, maka akan timbul medan
magnet yang berubah-ubah fluktansinya, akibatnya kumparan sekunder yang berada pada
daerah medan magnet akan membangkitkan gaya gerak listrik (GGL) atau tegangan induksi.
Hal ini apabila tegangan primer diputus, maka akan hilang tegangan sekundernya. Apabila
tegangan sekunder lebih besar dari tegangan primernya, maka Transformator tersebut
berfungsi sebagai penaik tegangan (step up), akan tetapi apabila tegangan sekunder lebih

10
kecil dari tegangan primernya maka transformator berfungsi sebagai penurun tegangan (step
down).

2.3.3 Induksi Elektromagnetik pada Transformator


Secara induksi elektromagnetik, mentransformasikan daya (arus dan tegangan)
sistem AC ke sistem arus dan tegangan lain pada frekuensi yang sama. Trafo menggunakan
prinsip elektromagnetik yaitu hukum Hukum Ampere dan Induksi Faraday, dimana
perubahan arus atau medan listrik dapat membangkitkan medan magnet dan perubahan
medan magnet/fluks medan magnet dapat membangkitkan tegangan induksi.
Arus yang mengalir pada belitan primer akan menginduksi inti besi
transformator sehingga di dalam inti besi akan mengalir fluks magnet dan fluks magnet ini
akan menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat
beda potensial.

11
Arus AC yang mengalir pada belitan primer membangkitkan fluks magnet yang
mengalir melalui inti besi yang terdapat diantara dua belitan, flux magnet tersebut
menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat beda
potensial/tegangan induksi.

Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah:


δΦ = Є x δt
dan untuk rumus GGL induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah
Є = N δΦ/δt karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks
yang sama, maka δΦ/δt = Vp/Np = Vs/Ns

12
dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat
Vp/Np = Vs/Ns
Sedemikian sehingga
Vp.Ip = Vs.Is
Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tegangan primer
dengan tegangan sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer
dengan lilitan sekunder.

13
BAB III
PENUTUP

Penemuan konsep induksi elekromagnetik sangat bermanfaat pada perkembangan


dunia teknologi sekarang. Berkat penemuan konsep ini, alat-alat canggih yang dapat membantu
kehidupan bisa tercipta.
Pada makalah kaliini, saya membahas tentang induksi elektromagnetik pada metal
detector, generator listrik AC, dan transformator. 3 hal tersebut adalah contoh dari
pengaplikasian konsep induksi elektromagnetik. Di luar dari tiga contoh tersebut, saya rasa
masih cukup banyak sesuatu lain yang mengaplikasikan konsep induksi elektromagnetik ini.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan saya dan juga pembaca dapat lebih memahami
tentang induksi elektromagnetik beserta pengaplikasiannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

[1] Syahbana, M.A. (2022). Pengaruh Kerja Metal Detector Terhadap Arus dan Tegangan.
[2] PT PLN (2014). Buku Pedoman Pemeliharaan Transformator Tenaga. Jakarta: PT PLN.
[3] Stevenson JR, W.D. (1994). Power System Analysis. United States: North Carolina State
University.
[4] Rosi, A.F.D. (2016). Analisis Kinerja Mesin Induksi Tiga Fasa sebagai Generator
Induksi Satu Fasa dengan Variasi Beban. Jember: Universitas Negeri Jember.
[5] Juhari. (2014). Generator. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
[6] Balaji, S (2020). Electromagnetics Made Easy. Kalpakkam: Indira Gandhi Centre for
Atomic Research
[7] Ramadhan, A. (2017). Analisis Perbandingan Generator Sinkron Tiga Fasa Daya Kecil
dengan Eksitasi Sendiri dan Eksitasi Terpisah. Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makassar.
[8] Aalaam, A.F. (2021). AC Generator dan AC Motor. Tangerang: Politeknik Penerbangan
Indonesia Curug.

15

Anda mungkin juga menyukai