Disusun Oleh:
Muhammad Gistha Alevio Farazdaq (5311421086)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga tugas pada Mata Kuliah Medan Elektromagnetis dengan judul
“Fenomena Induksi Elektromagnetik pada Metal Detector, Generator Listrik AC, dan
Transformator” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta
salam tercurah kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam yang syafa’atnya kita nantikan
di hari kiamat kelak, Aamiin.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas individu
Mata Kuliah Medan Elektromagnetis. Selain itu, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
menambah wawasan tentang penerapan medan elektromagnetis bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Dwi Purwanti, M.S. dan Bapak
Syahroni Hidayat, S.T., M.Eng. selaku dosen Mata Kuliah Medan Elektromagnetis yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Semarang,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
BAB I.................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 2
2.1 Metal Detector............................................................................................................................ 2
2.1.1 Bagian pada Metal Detector .................................................................................................... 2
2.1.2 Prinsip Kerja Metal Detector .................................................................................................. 3
2.1.3 Induksi Elektromagnetik pada Metal Detector........................................................................ 3
2.2 Generator Listrik AC ................................................................................................................. 4
2.2.1 Bagian pada Generator Listrik AC .......................................................................................... 4
2.2.2 Prinsip Kerja Generator Listrik AC ........................................................................................ 5
2.2.3 Induksi Elektromagnetik pada Generator Listrik AC ............................................................. 6
2.3 Transformator............................................................................................................................. 7
2.3.1 Bagian pada Transformator ..................................................................................................... 8
2.3.2 Prinsip Kerja dari Transformator .......................................................................................... 10
2.3.3 Induksi Elektromagnetik pada Transformator....................................................................... 11
BAB III .............................................................................................................................................. 14
PENUTUP ......................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan namanya, metal detector adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mendeteksi keberadaan logam. Pada pembahasan lebih expert, setiap logam dan ukuran akan
memerlukan metode yang khusus khusus supaya logam tersebut dapat terdeteksi.
Metal detector ditemukan oleh ilmuwan bernama Gerard Fischer pada tahun 1925.
Pada awalnya, metal detector merupakan pengembangan dari alat yang ditemukan oleh Paris
Gustave Trouvé pada 1874 berupa perangkat genggam untuk menemukan dan mengekstrak
benda logam seperti peluru dari pasien manusia.
2
2.1.2 Prinsip Kerja Metal Detector
Metal detector dioperasikan menggunakan sumber tegangan DC sebesar 9V yang
berasal dari baterai. Pada metal detector terdapat satu atau beberapa koil yang membentuk
medan elektromagnet pada satu atau beberapa koil. Ada beberapa buah koil yang
dimanfaatkan sebagai pemancar (transceiver) gelombang dan penerima (receiver). Pada
kondisi standar, gelombang yang diterima mempunyai standar tertentu yang disebut
“balance”.
Jika benda logam melewati metal detector, maka gelombang yang ada menjadi
terganggu dan standart wave analyzer akan memberikan informasi bahwa ada
ketidakseimbangan gelombang. Metal detector akan memberikan informasi kepada kita
bahwa ada benda yang bersifat logam yang lewat. Untuk logam yang bersifat magnetic
metal, maka medan elektromagnet yang diterima receiver akan bertambah. Sementara itu,
apabila metal detector mendeteksi logam yang bersifat non-magnetic metal, maka medan
elektromagnet yang diterima receiver akan berkurang.
Selain jumlah lilitan dan tingkat perubahan fluks, induktansi suatu kumparan
tergantung dari dimensi kumparan dan karakteristik magnetik dari bahan yang digunakan
sebagai inti induktor. Untuk menghitung besamya induktansi digunakan persamaan:
L= 𝜇𝐴𝑁2
𝑙
dengan:
3
L = Induktansi (henry)
𝜇= Permeabilitas = 𝜇𝑜𝜇𝑟
𝜇𝑜= Permeabilitas udara (4𝜋 𝑥 10−7 𝑊𝑏 𝐴−1𝑚−1)
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik
dari putaran rotor menjadi energi listrik. Generator arus AC sering disebut juga sebagai
alternator. Generator listrik ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris bernama Michael
Faraday pada 1831. Generator listrik menggunakan prinsip dasar dari Hukum Faraday dimana
apabila sebuah konduktor listrik dilewatkan ke sebuah medan magnet, akan timbul tegangan
listrik yang terinduksi pada konduktor tersebut.
4
f. Sikat
2. Rotor
Rotor yaitu bagian pada generator yang berputar. Pada rotor terdapat kutub magnet
dengan lilitanya yang terbuat dari tembaga. a. Kutub magnet
b. Lilitan penguat magnet
c. Cincin seret
d. Slip Ring
e. Poros
hubungan: n = 60𝑓
= 120 𝑟𝑝𝑚
𝑃/2 𝑃
F = 𝑛 . 𝑃 𝐻𝑧
120
5
Dimana P = Jumlah kutub (U+S).
Rating kecepatan putaran tergantung tipe primovemya. Apabila primover dari
suatu alternator mempunyai kecepatan rendah maka alternator tersebut membutuhkan
banyak kutub agar dapat tercapai besar frekuensi yang telah ditentukan. Altenator yang tipe
primovernya mempunyai kecepatan tinggi biasanya generator tersebut mempunyai jumlah
kutub 2, 4, atau 6 buah.
hubungan: n = 60𝑓
= 120 𝑟𝑝𝑚
𝑃/2 𝑃
F = 𝑛 . 𝑃 𝐻𝑧
120
6
jumlah kumparan atau lilitan/fasa (1 lilitan = 2 sisi kumparan)
P = jumlah kutub
F = frekuensi ggl yang timbul
Φ = fluks kutub
n = kecepatan putar rotor (rpm)
Jika rotor berputar satu kali (yaitu 60'n detik), maka setiap kawat stator terpotong oleh fluks
Φ P weber. Sehingga dΦ = ΦP dan dt = 60/n detik.
Harga GGL rata-rata yang timbul per konduktor =
𝑑∅ ∅𝑃 ∅𝑛𝑃
𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑑𝑡
GGL per kawat =
∅𝑃 120𝑓
𝐸𝑟 = × = 2𝑓∅𝑣𝑜𝑙𝑡
60 𝑝
2.3 Transformator
7
Transformator atau yang biasa disebut dengan trafo adalah alat yang digunakan
untuk menaikkan maupun menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Berdasarkan frekuensi,
transformator dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Frekuensi daya, 50-60 c/s.
2. Frekuensi pendengaran 50 c/s – 20 kc/s.
3. Frekuensi radio, di atas 30 kc/s.
Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi:
1. Transformator daya
2. Transformator distribusi
3. Transformator pengukuran: yang terdiri dari transformator arus dan transformator
tegangan.
8
3. Bushing
Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan jaringan luar.
4. Pendingin
Minyak isolasi trafo selain merupakan media isolasi juga berfungsi sebagai pendingin.
Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan akan dibawa oleh
minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip-sirip radiator.
Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi
guna meningkatkan efisiensi pendinginan.
7. Tap Changer
Trafo dituntut memiliki nilai tegangan output yang stabil sedangkan besarnya
tegangan input tidak selalu sama. Dengan mengubah banyaknya belitan sehingga
dapat merubah ratio antara belitan primer dan sekunder dan dengan demikian
tegangan output/sekunder pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem berapapun
tegangan input/ primernya. Penyesuaian ratio belitan ini disebut Tap changer.
8. NGR (Neutral Grounding Resistor)
NGR adalah sebuah tahanan yang dipasang serial dengan neutral sekunder pada trafo
sebelum terhubung ke ground/tanah.
9. Proteksi trafo
Terdapat 4 jenis proteksi pada trafo, yaitu Rele Bucholz, Rele Jansen, Rele Sudden
Pressure, dan Rele Thermal.
10
kecil dari tegangan primernya maka transformator berfungsi sebagai penurun tegangan (step
down).
11
Arus AC yang mengalir pada belitan primer membangkitkan fluks magnet yang
mengalir melalui inti besi yang terdapat diantara dua belitan, flux magnet tersebut
menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat beda
potensial/tegangan induksi.
12
dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat
Vp/Np = Vs/Ns
Sedemikian sehingga
Vp.Ip = Vs.Is
Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tegangan primer
dengan tegangan sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer
dengan lilitan sekunder.
13
BAB III
PENUTUP
14
DAFTAR PUSTAKA
[1] Syahbana, M.A. (2022). Pengaruh Kerja Metal Detector Terhadap Arus dan Tegangan.
[2] PT PLN (2014). Buku Pedoman Pemeliharaan Transformator Tenaga. Jakarta: PT PLN.
[3] Stevenson JR, W.D. (1994). Power System Analysis. United States: North Carolina State
University.
[4] Rosi, A.F.D. (2016). Analisis Kinerja Mesin Induksi Tiga Fasa sebagai Generator
Induksi Satu Fasa dengan Variasi Beban. Jember: Universitas Negeri Jember.
[5] Juhari. (2014). Generator. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
[6] Balaji, S (2020). Electromagnetics Made Easy. Kalpakkam: Indira Gandhi Centre for
Atomic Research
[7] Ramadhan, A. (2017). Analisis Perbandingan Generator Sinkron Tiga Fasa Daya Kecil
dengan Eksitasi Sendiri dan Eksitasi Terpisah. Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makassar.
[8] Aalaam, A.F. (2021). AC Generator dan AC Motor. Tangerang: Politeknik Penerbangan
Indonesia Curug.
15